iden - sekretariat kabinet republik indonesia

85
Menimbang Mengingat Menetapkan SALINAN PRES IDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2021 TENTANG PENYELENGGARAAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 20 dan Pasal 185 huruf b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Informasi Geospasial; 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 52la\ 3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2O2O Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573); MEMUTUSKAN: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENYELENGGARAAN INFORMASI GEOSPASIAL. SK No 086180 A BABI.

Upload: others

Post on 19-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

Menimbang

Mengingat

Menetapkan

SALINAN

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 45 TAHUN 2021

TENTANG

PENYELENGGARAAN INFORMASI GEOSPASIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 20 danPasal 185 huruf b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2Otentang Cipta Kerja, perlu menetapkan Peraturan Pemerintahtentang Penyelenggaraan Informasi Geospasial;

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang InformasiGeospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2011 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 52la\

3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2O2O Nomor245, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 6573);

MEMUTUSKAN:

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENYELENGGARAANINFORMASI GEOSPASIAL.

SK No 086180 A

BABI.

Page 2: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

1

2

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-2-

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan:

Geospasial atau ruang kebumian adalah aspekkeruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisisuatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada,

atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalamsistem koordinat tertentu.

Data Geospasial yang selztnjutnya disingkat DG adalahdata tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran,dan/atau karakteristik objek alam cian/atau buatanmanusia yang berada di bawah, pada, atau di ataspermukaan bumi.

Informasi Geospasial yang selanjutnya disingkat IGadalah DG yang sudah diolah sehingga dapatdigunakan sebagai alat bantu dalam perumusankebijakan, perlgambilan keputusan, dan/ataupelaksanaan kegiatan yang berhubungan denganrLlang kebumian.

Informasi Geospasial Dasar yang selanjutnya disingkatIGD adalah IG yang berisi tentang objek yang dapatdiiihat secara langsung atau diukur dari kenampakanfisik di muka bumi dan yang tidak berubah dalamwaktu yang relatif lama.

Informasi Geospasial Tematik yang selanjutnyadisingkat IGT adalah IG ],ang menggambarkan satuatau lebih tema tertentu yartg dibuat mengacu padaIGD.

3

4

5

SK No 089002A

6. Infrastruktur...

Page 3: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESTA

-3-

6. Infrastruktur Informasi Geospasial yang selanjutnyadisingkat Infrastruktur IG adalah sarana danprasarana yang digunakan untuk memperlancarpenyelenggaraan IG.

7. Pemutakhiran adalah pembaharuan data daninformasi.

8. Jaring Kontrol Geodesi adaiah sebaran titik kontrolge<ldesi yang terintegrasi dalam satu kerangkareferensi.

9. Jaring Kontrol Horizontal Nasional yang seianjutnyadisingkat JKHN adalah sebaran titik kontrol geodesihorizontal yang terhubung satu sama lain dalam satukerangka referensi.

10. Jaring Kontrol Vertikal Nasional yang selanjutnyadisingkat JKVN adalah sebaran titik kontrol geodesivertikal yang terhubung satu sama lain dalam satukerangka referensi.

1 1. Jaring Kontrol Gayaberat Nasion'al yang selanjutnyadisingkat JKGN adalah sebaran titik kontrol geodesigayaberat yang terhubung satu sama lain dalam satukerangka referensi.

12. Sistem Referensi Geospasial Indonesia yangselanjutnya disingkat SRGI adalah sistem referensikoordinat yang digunakan secara nasional dankonsisten untuk seluruh wilayah Negara KesatuanRepublik Indonesia serta kompatibel dengan sistemreferensi geospasial global.

13. Peta Rupabumi Indonesia adalah peta dasar yangmemberikan informasi yang mencakup wilayah darat,pantai, dan laut.

14. Skala adalah angka perbandingan antara jarak dalamsuatu IG dengan jarak sebenarnya di muka bumi.

SK No 089003 A

15. Rencana

Page 4: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-4-

15. Rencana Induk Penyelenggaraan IG adalah daftarprogram dan kegiatan penyelenggaraan IG yang akandilaksanakan oleh Instansi Pemerintah danPemerintah Daerah secara menyeluruh Can sinkrondalam kurun waktu dan wilayah tertentu sesuaidengan prioritas kebutuhan pembangunan nasional.

16. Bahaya adalah kondisi yang dapat menimbulkanancaman keselamatan atau mendatangkankecelakaan atau kerugian pada manusia atau barang.

17. Wahana adalah sarana angkut yang dilengkapi denganperalatan pengumpulan DG.

18. Perangkat Lunak adalah kode pemrograman yangdigunakan untuk menjalankan suatu sistem atauaplikasi pada sebuah perangkat keras.

19. Perangkat Lunak Pengolah DG dan IG yang BersifatBebas dan Terbuka adalah Perangkat Lunak PengolahDG dan IG yang didapatkan tanpa mengeluarkan biayaserta dapat diakses oleh Setiap Orang untukdigunakan, dimodifikasi, dan disebarluaskan kembali.

20. Format adalah standar satuan/ukuran yangdigunakan secara umum oleh masyarakat luas.

21. Duplikat IGT adalah salinan IGT baik berupa Formatcetak atau digital.

22. Penyelenggara IG adalah Instansi Pemerintah,Pemerintah Daerah, dan Setiap Orang.

23. Badan adalah lembaga pemerintah nonkementerianyang mempunyai tugas, fungsi, dan kewenangan yangmembidangi urusan tertentu dalam hal ini bidangpenyelenggaraan IGD.

24. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesiayang memegang kekuasaan pemerintahan negaraRepublik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presidendan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahunt945.

25. Instansi Pemerintah adalah kementerian dan lembagapemerintah nonkementerian.

SK No 089004 A

26. Pernerintah

Page 5: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-5-

26. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagaiunsur penyelenggara pemerintahan daerah yangmcmimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yangmenjadi kewenangan daerah otonom.

27. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepaladaerah dan Dewan Perwakilan Ralryat Daerah dalampenyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadikewenangan daerah.

28. Lembaga Pemberi adalah lnstansi Pemerintah atauPemerintah Daerah yang menyelenggarakan IGT.

29. Lembaga Penerima adalah Instansi Pemerintah atauPerangkat Daerah yang bertanggung jawab di bidangperpustakaan dan/atau di bidang kearsipan.

30. Setiap Orang adalah orang perseorangan, kelompokorang, atau Badan Usaha.

31. Pembangun Perangkat Lunak adalah Setiap Orangyang membuat suatu Perangkat Lunak pengolah DGdan IG yang Bersifat Bebas dan Terbuka.

32. Pengembang Perangkat Lunak adalah Setiap Orangyang mengembangkan suatu Perangkat Lunak yangsudah ada untuk mengolah DG dan IG yang bersifatbebas dan terbuka.

33. Pengguna Perangkat Lunak adalah Setiap Orang yangmenggunakan Perangkat Lunak pengolah DG dan IGyang Bersifat Bebas dan Terbuka.

34. Pengguna IG adalah Instansi Pcmertntah, PemerintahDaerah, dan Setiap Orang yang menggunakan IG.

35. Tim Verifikasi adalah tim penilai yang melakukanpengecekan dan penyaringan usulan pemberianinsentif.

36. Wahana Milik Asing adalah sarana angkut berbenderaatau teregistrasi selain Indonesia yang dilengkapidengan peralatan pengumpulan DG.

SK No 089005 A

37. Badan

Page 6: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-6-

37. Badan Usaha adalah badan usatra milik negara, badanusaha milik daerah, atau badan trsaha yang berbadanhukum.

38. Tenaga Profesional yang Tersertifikasi di Bidang IGadalah profesi, tenaga ahli, atau tenaga terampil yangmemenuhi kualilikasi akademik tertentu dankompetensi tertentu di bidang IG.

39. Hari adalah hari kerja sesuai dengan yang ditetapkanoleh Pemerintah Pusat.

Pasal 2

Ruang lirrgkup Peraturan Pemerintah ini meliputi

a. jenis IG;

b. Penyelenggara IG;

c. penyelenggaraan IG;

d. pelaksana di bidang IG;

e. penyele garaan dan Pemut.akhiran IGD;

f. pembinaan IG; dan

g. sanksi administratif.

BAB II

JENIS INFORMASI GEOSPASIAL

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 3

Jenis IG terdiri atas:

a. IGD; dan

b. IGT.

SK No 089006 A

Bagian

Page 7: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-7

Bagian Kedua

Informasi Geospasial Dasar

Pasal 4

IGD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a terdiriatas:

a. Jaring Kontrol Geodesi; dan

b. peta dasar.

Pasal 5

(1) Jaring Kontrol Geodesi sebagaimana dimaksud dalamPasal 4 huruf a meliputi:

a, JKHN;

b. JKVN; dan

c. JKGN.

(2) Jaring Kontrol Geodesi sebagaimana dimaksud padaayat (1) merupakan realisasi SRGI.

(3) SRGI sebagaimana dimaksud pada ayat (21terdiri atas:

a. SRGI horizontal; dan

b. SRGI vertikal.

(4) SRGI horizontal sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

huruf a meliputi:

a. sistem referensi koordinat;

b. kerangka referensi koordinat;

c. datum geodetik; dan

d. perubahan nilai koordinat sebagai fungsi waktu.

(5) SRGI vertikal sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

huruf b berupa geoid.

SK No 089007 A

(6) Ketentuan

Page 8: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK ]NDONESIA

-8-

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai SRGI sebagaimanadimaksud pada ayat (3) diatur dengan PeraturanKepala Badan.

Pasal 6

(1) Peta dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4huruf b terdiri atas unsur:

a. garis pantai;

b. hipsografi;

c. perairan;

d. nama rupabumi;

e. batas wilayah;

f. transportasi dan utilitas;g. bangunan dan fasilitas umum; dan

h. penutup lahan.

(2\ Peta dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berupa Peta Rupabumi Indonesia.

(3) Peta Rupabumi Indonesia sebagaimana dimaksudpada ayat (21 mengintegrasikan seluruh unsur petadasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yangterletak di wilayah darat, pantai, dan laut.

Pasal 7

(1) Garis pantai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6ayat (1) huruf a merupakan garis pertemuan antaradaratan dengan lautan yang dipengaruhi oleh pasangsurut air laut.

(2) Garis pantai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri atas:

a. garis pantai pasang tertinggi;

b. garis pantai muka air laut rata-rata; dan

c. garis pantai surut terendah.

SK No 086179 A

(3) Garis. . .

Page 9: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-9-

(3) Garis pantai sebagaimana dimaksud pada ayat (21

digambarkan secara terintegrasi dalam Peta RupabumiIndonesia.

(4) Penentuan garis pantai sebagaimana dimaksud padaayat (3) mengacu pada JKVN.

(5) Dalam hal tidak tersedia JKVN sebagaimana dimaksudpada ayat (4), garis pantai mengacu pada geoid.

Pasal 8

(1) Hipsografi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat(1) huruf b merupakan garis khayal untukmenggambarkan semua titik yang mempunyaiketinggian yang sama di permukaan bumi ataukedalaman yang sama di dasar laut.

(21 Hipsografi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

digambarkan secara terintegrasi pada Peta RupabumiIndonesia.

(3) Hipsografi sebagaimana dimaksud pada ayat (21

mengacu pada geoid.

Pasal 9

(1) Nama rupabumi sebagaimana dimaksud dalam Pasal6 ayat (1) huruf d merupakan nama yang diberikanpada unsur rupabumi.

(21 Nama rupabumi digambarkan secara terintegrasi padaPeta Rupabumi Indonesia.

(3) Nama rupabumi mencakup nama rupabumi dariunsur rupabumi yang berada di wilayah darat, pantai,dan laut.

(4) Nama rupabumi diselenggarakan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

SK No 089009 A

Pasal 10

Page 10: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-10-

Pasal 10

(1) Batas wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6ayat (1) huruf e terdiri atas:

a. batas negara; dan

b. batas wilayah administrasi.

(2) Batas negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a terdiri atas:

a. batas darat; dan

b. batas maritim.

(3) Batas wilayah administrasi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b terdiri atas:

a. batas provinsi;

b. bataskabupaten/kota;

c. batas kecamatan; dan

d. batasdesa/kelurahan.

(4) Batas negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) danbatas wilayah administrasi sebagaimana dimaksudpada ayat (3) digambarkan pada Peta RupabunriIndonesia berdasarkan dokumen yang mengikat secarahukum yang diterbitkan oleh Instansi Pemerintah yangberwenang.

(5) Dalam hal belum tcrdapat dokumen yang mengikatsecara hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (4),digunakan batas wilayah sementara yangpenggambarannya dibedakan dengan menggunakansimbol dan/atau warna khusus.

Pasal 1 1

(1) Peta Rupabumi Indonesia diselenggarakan pada Skala1: 1.OOO, 1:5.OOO, 1:25.000, 1:50.OO0, 1:250.O0O,1: 1.000.000.

SK No 089010 A

(2) Peta

Page 11: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

- 11-

(21 Peta Rupabumi Indonesia pada Skala 1: 1.000sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakandi wilayah tertentu sesuai dengan kebutuhan.

(3) Peta Rupabumi Indonesia selain padasebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diselenggarakan pada Skala lain sesuaikebutuhan.

Skaladapat

dengan

Bagian Ketiga

Informasi Geospasial Tematik

Pasal 12

(1) IGT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf bwajib mengacu pada IGD.

(21 Dalam hal terdapat IGD yang paling mutakhir,penyelenggara IGT wajib menyelaraskan IGT yangmenjadi tanggung jawabnya dengan IGD yang palingmutakhir.

(3) Dalam hal IGD belum tersedia, penyelenggara IGTdapat:

a. menggunakan IGD yang paling sesuai yangpernah dibuat untuk kepentingan sendiri; atau

b. bekerja sama dengan Badan dalam membuat IGDuntuk kepentingan sendiri, dengan mengikutistandar dan spesifikasi teknis yang ditetapkanoleh Badan.

(4) Penggunaan IGD dan pembuatan IGD olehpenyelenggara IGT sebagaimana dimaksud pada ayat(3) harus mendapat persetujuan Badan.

(5) Permohonan persetujuan penggunaan IGDsebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a harusdilengkapi dengan paling sedikit:

a. surat permohonan;

b. spesifikasi teknis IGT yang akan dibuat;

SK No 08901 I A

c cakupan

Page 12: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK ]NDONESIA

-t2-c. cakupan area pembuatan IGT; dan

d. IGD yang akan digunakan disertai denganmetadata yang paling sedikit memuat informasitentang tahun pembuatan, sumber data, metodepembuatan, dan informasi kualitas.

(6) Permohonan persetujuan pembuatan IGDsebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b harusdilengkapi dengan paling sedikit:

a. surat permohonan;

b. spesifikasi teknis IGT yang akan dibuat; dan

c. cakupan area pembuatan IGT.

(71 Pemberian persetujuan penggunaan IGD sebagaimanadimaksud pada ayat (5) dilaksanakan paling lama 10(sepuluh) Hari terhitung sejak permohonanpersetujuan dinyatakan lengkap oleh Badan.

(8) Pemberian persetujuan pembuatan IGD sebagaimanadimaksud pada ayat (6) dilaksanakan paling lama 5(lima) Hari terhitung sejak permohonan persetujuandinyatakan lengkap oleh Badan.

(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberianpersetujuan Badan sebagaimana dimaksud pada ayat(4) diatur dengan Peraturan Kepala Badan.

Pasal 13

(1) Salinan IGD yang dibuat oleh penyelenggara IGT wajibdiserahkan ke Badan.

(21 Badan dapat menyebarluaskan salinan IGDsebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dibuat olehpenyelenggara IGT.

SK No 086178 A

BABIII ...

Page 13: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-13-

BAB III

PENYELENGGARA INFORMASI GEOSPASIAL

(1)

(2)

Pasal 14

IGD diselenggarakan oleh Badan.

IGT diselenggarakan oleh:

a. Instansi Pemerintah;

b. Pemerintah Daerah; atau

c. Setiap Orang.

Instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerahmenyelenggarakan IGT berdasarkan tugas, fungsi, dankewenangan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Instansi Pemerintah yang bertanggung jawab terhadappenyelenggaraan IGT sebagaimana dimaksud padaayat (3) ditetapkan oleh kepala Badan.

Badan dapat menyelenggarakan IGT berdasarkanpenugasan dari Pemerintah Pusat.

(3)

(4)

(s)

BAB IV

PENYELENGGARAAN INFORMASI GEOSPASIAL

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 15

(1) Penyelenggaraan IG mengacu pada Rencana IndukPenyelenggaraan IG.

(21 Rencana Induk Penyelenggaraan IG sebagaimanadimaksrrd pada ayat (1) disusun denganmemperhatikan paling sedikit:

a. ketersediaan IG yang mutakhir;

SK No 089013 A

b. kebutuhan

Page 14: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESlA

-14-

b. kebutuhanpembangunannasional;

c. kebijakan prioritas nasional; dan

d. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(3) Pen5rusunan Rencana Induk Penlrslsrggaraan IGsebagaimana dimaksud pada ayat (21 dikoordinasikanbersama oleh Badan dan kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangperencanaan pembangunan nasional denganmelibatkan Instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan Setiap Orang.

(4) Rencana Induk Penyelenggaraan IG disusun untukjangka waktu 25 (dua puluh lima) tahun dan ditinjauulang setiap 5 (lima) tahun atau sewaktu-waktu sesuaidengan perkembangan kebutuhan pembangunannasional.

(5) Rencana Induk Penyelenggaraan IG ditetapkan olehkepala Badan.

Pasal 16

Penyelenggaraan IG dilakukan melalui kegiatan:

a. pengumpulan DG;

b. pengolahan DG dan IG;

c. penyimpanan dan pengamanan DG dan IG;

d. penyebarluasan DG dan IG; dan

e. penggunaan IG.

Bagian Kedua

Pengumpulan Data Geospasial

Pasal 17

(1) Pengumpulan DG sebagaimana dimaksud dalam Pasal16 huruf a dilakukan pada seluruh ruang di wilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia dan wilayahyurisdiksinya.

SK No 089014 A

(2) Pengumpulan...

Page 15: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-15-

(2\ Pengumpulan DG sebagaimana dimaksud pada ayat(1) terdiri atas:

a. DG Dasar; dan

b. DG Tematik.

(3) Pengumpulan DG sebagaimana dimaksud pada ayat(2) harus sesuai dengan standar pengumpulan DG.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai standarpengumpulan DG diatur dengan Peraturan KepalaBadan.

Pasal 18

Pengumpul DG wajib melaporkan kegiatan pengumpulanDG yang dilaksanakan kepada Pemerintah Pusat melaluiBadan.

Pasal 19

(1) Pengumpul DG wajib menyerahkan salinan DG kepadaPemerintah Pusat.

(21 Penyerahan salinan DG sebagaimana dimaksud padaayat (1) dikoordinasikan oleh Badan.

Pasal 20

(1) Pengumpulan DG sebagaimana dimaksud dalam Pasal17 dilakukan dengan:

a. survei dengan menggunakan instrumentasi ukurdan/atau rekam, yang dilakukan di darat, padaWahana air, pada Wahana udara, dan/atau padaWahana angkasa;

b. pencacahan; danf atau

c. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi.

(21 Dalam melakukan pengumpulan DG sebagaimanadimaksud pada ayat (1), posisi DG harus mengacupada SRGI.

SK No 086177 A

Pasal2l...

Page 16: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 16-

Pasal 21

Pengumpulan DG dapat dilakukan melalui kerja samaantar Penyelenggara IG.

Pasal 22

Kerja sama pengurnpulan DG yang dilakukan oleh InstansiPemerintah dan/atau Pemerintah Daerah harus dilakukansecara efektif dan efisien.

Pasal 23

Pengumpulan DG harus memperoleh persetujuan dariPemerintah Pusat apabila:

a. dilakukan di daerah terlarang;

b. berpotensi menimbulkan Bahaya;

c. menggunakan Wahana Milik Asing selain satelit; atau

d. menggunakan tenaga asing.

Pasal24

Pengumpulan DG yang dilakukan di daerah terlarangsebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf a dapatberupa pengumpulan DG yang dilaksanakan di:

a. kawasan keamanan; atau

b. wilayah pertahanan.

Pasal 25

Pengumpulan DG yang berpotensi menimbulkan Bahayasebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf b meliputipengumpulan DG yang dilaksanakan di wilayah yangberpotensi mengakibatkan Bahaya untuk:a. pengumpul DG;

b. objek pengumpulan DG; dan/atauc. lingkungan di sekitar objek pengumpulan DG.

SK No 089016 A

Pasal26...

Page 17: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-17-

Pasal 26

Pengumpulan DG yang menggunakan Wahana Milik Asingselain satelit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 hurufc meliputi kegiatan pengumpulan DG yang menggunakan:

a. Wahana darat milik asing;

b. Wahana air milik asing; dan/atauc. Wahana udara rnilil, asing.

Pasal 27

(1) Pengumpulan DG yang menggunakan tenaga asingsebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf dmeliputi kegiatan pengumpulan DG yang dilaksanakanoleh warga negara selain warga negara Indonesia,lembaga asing, atau Badan Usaha asing.

(21 Penggunaan tenaga asing sebagaimana dimaksudpada ayat (1) hanya dapat dilakukan dalanr rangka alihpengetahuan/teknologi atau dalam hal kualifikasiyang dibutuhkan belum dapat dipenuhi oleh warganegara Indonesia, lernbaga nasional, dan Badan Usahanasional.

Pasal 28

(1) Pengumpul DG dapat melaksanakan pengumpulan DGsebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 setelahmemperoleh persetujuan dari Pemerintah Pusat.

(21 Badan mengoordinasikan perolehan persetujuan dariInstansi Pemerintah di lingkungan Pemerintah Pusatyang terkait dengan pengumpulan DG.

Pasal 29

(1) Untuk memperoleh persetujuan pengumpulan DGsebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, pengumpulDG harus mengajukan permohonan persetujuan.

SK No 089017 A

(2) Untuk

Page 18: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 18-

(2) Untuk pengumpulan DG yang dilakukan di daerahterlarang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ataumenimbulkan Bahaya sebagaimana dimaksud dalamPasal 25, permohonan persetujuan paling sedikitmemuat:

a. identitas pemohon;

b. maksud dan tujuan;

c. rencana daerah yang akan dilakukanpengumpulan DG;

d. rencana waktu kegiatan pengumpulan DG;

e. rencana aktivitas yang akan dilakukan dalamkegiatan pengumpulan DG;

f. potensi Bahaya;

g. daftar personil pengumpulan DG; dan

h. spesifikasi alat dan Wahana yang akan digunakandalam pengumpulan DG.

(3) Untuk pengumpulan DG yang menggunakan WahanaMilik Asing selain satelit sebagaimana dimaksud dalamPasal 26, permohonan persetujuan paling sedikitmemuat:

a. identitas pemohon;

b. maksud dan tujuan;

c. rencana daerah yang akan dilakukanpengumpulan;

d. rencana waktu kegiatan pengumpulan;

e. rencana aktivitas yang akan dilakukan dalamkegiatan pengumpulan DG;

f. alasan penggunaan Wahana Milik Asing;

g. spesifikasi Wahana Milik Asing yang digunakan;dan

h. jangka waktu penggunaan Wahana Milik Asing.

SK No 089018 A

(4) Untuk...

Page 19: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUELIK INDONESIA

-19-

(41 Untuk pengumpulan DG yang menggunakan tenagaasing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27,permohonan persetujuan paling sedikit memuat:

a. identitas pemohon;

b. maksud dan tujuan;

c. rencana daerah yang akan dilakukanpengumpulan;

d. rencana waktu kegiatan pengumpulan;

e. aktivitas yang akan dilakukan dalam kegiatanpengumpulan;

f. alasan penggunaan tenaga asing;

g. jabatan dan/atau kedudukan tenaga asing dalamstruktur organisasi perusahaan yangbersangkutan;

h. jangka waktu penggunaan tenaga asing; dan

i. penunjukan tenaga kerja Indonesia sebagaipendamping tenaga asing yang dipekerjakan.

Pasal 30

(1) Permohonan persetujuan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 29 diajukan melalui sistem perolehanpersetujuan secara elektronik.

(21 Sistem perolehan persetujuan secara elektroniksebagaimana dimaksud pada ayat (l) dibangun dandikelola oleh Badan.

Pasal 31

Badan mengeluarkan tanda penerimaan permohonanterhadap permohonan persetujuan yang diterima secaralengkap dan benar.

SK No 089019 A

Pasal32...

Page 20: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-20-

Pasal 32

(1) Keputusan berupa menyetujui atau menolakpermohonan yang telah mendapat tanda penerimaanpermohonan dikeluarkan oleh Instansi Pemerintahyang terkait dengan pengumpulan DG palinglama 20(dua puluh) Hari sejak diterbitkannya tandapenerimaan permohonan.

(2) Dalam hal semua Instansi Pemerintah yang terkaitdengan pengumpulan DG mcnyetujui permohonanpersetujuan, Badan menerbitkan persetujuanpengumpulan DG.

(3) Dalam hal Instansi Pemerintah yang terkait denganpengumpulan DG tidak menerbitkan persetujuan ataupenolakan permohonan selama jangka waktusebagaimana dimaksud pada ayat (1), makapermohonan dianggap disetujui.

(41 Dalam hal terdapat Instansi Pemerintah yang terkaitdengan pengumpulan DG yang menolak permohonanpersetujuan, keterangan penolakan harus disertaidengan alasan penolakan.

(5) Badan meneruskan keterangan penolakan dan alasanpenolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (41

kepada pemohon persetujuan.

Pasal 33

(1) Pengumpulan DG wajib dilaksanakan sesuai denganpersetujuan pengumpulan DG yang telah diterbitkan.

(2) Badan menunjuk petugas untuk mengawasipelaksanaan pengumpulan DG sebagaimanadimaksud pada ayat (1).

(3) Petugas sebagaimana dimaksud pada ayat (21 dapatberasal dari Badan atau Instansi Pemerintah yangterkait dengan pengumpulan DG.

SK No 089020 A

(4) Ketentuan

Page 21: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-2t-(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara

penunjukan, tugas, wewenang, dan pengawasankinerja petugas diatur dengan Peraturan KepalaBadan.

Pasal 34

(1) Pengumpul DG yang telah memperoleh persetujuanwajib melakukan pelaporan kepada pemberipersetujuan.

(21 Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatdilakukan secara berkala dan/atau setelah kegiatanpengumpulan DG selesai dilakukan.

Pasal 35

(1) Pengumpul DG wajib menyerahkan salinan DG yangtelah dikumpulkan beserta metadata kepada Badan.

(21 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyerahansalinan DG dan metadata sebagaimana dimaksud padaayat (1) diatur dengan Peraturan Kepala Badan.

Pasa1 36

(1) Pengumpul DG yang tidak melaksanakan ketentuandalam persetujuan pengumpulan DG atau tidakmenyerahkan salinan DG yang dikumpulkan besertametadatanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35ayat (1), dikenakan sanksi administratif.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat(1) berupa:

a. penghentian kegiatan;

b. pencabutanpersetujuankegiatan;

c. pencantuman dalam daftar hitam pemberianpersetujuan; danf atau

d. denda administratif.

SK No 086176 A

(3) Ketentuan .

Page 22: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-22-

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaansanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat(2) diatur dengan Peraturan Kepala Badan.

Bagian Ketiga

Pengolahan Data Geospasial dan Informasi Geospasiai

Pasal 37

Pengolahan DG dan IG sebagaimana dimaksud dalam Pasal16 huruf b merupakan proses atau cara mengolah DG danIG.

Pasal 38

Pengolahan DG dan IG sebagaimana dimaksud dalam Pasal37 harus dilakukan di dalam negeri.

Pasal 39

(1) Dalam hal tertentu, pengolahan DG dan IG dapatdilakukan di luar negeri.

(21 Pengolahan DG dan IG di luar negeri sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila sumberdaya manusia dan/atau peralatan yang dibutuhkanbelum tersedia di dalam negeri.

Pasal 40

Dalam hal pengolahan DG dan IG dilakukan di luar negerisebagaimana dimaksud dalam Pasal 39, harusmempertimbangkan aspek paling sedikit:

a. alih teknologi;

b. peningkatan sumber daya manusia; dan

c. keamanan.

SK No 086175 A

Pasal 41 .

Page 23: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-23-

Pasal 41

Pengolahan DG dan IG yang dilakukan di luar negeri har-usmendapat persetujuan dari Badan.

Pasal42

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberianpersetujuan pengolahan DG dan IG di luar negeri diaturdengan Peraturan Kepala Badan.

Pasal 43

Pengolahan DG dan IG dilakukan dengan menggunakanPerangkat Lunak yang berlisensi danlatau Bersifat Bebasdan Terbuka.

Pasal 44

(1) Pemerintah Pusat memberikan insentif kepada SetiapOrang yang membangun, mengembangkan, dan lataumenggunakan Perangkat Lunak pengolah DG dan IGyang Bersifat Bebas dan Terbuka.

12) Pemerintah Daerah dapat memberikan insentif kepadaSetiap Orang yang membangun, mengembangkan,danf atau menggunakan Perangkat Lunak PengolahDG dan IG yang Bersifat Bebas dan Terbuka yangmemberikan kontribusi kepada Pemerintah Daerahyang bersangkutan.

Pasal 45

Bentuk insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal' 44berupa:

a. penghargaan;

b. penilaian khusus dalam proses pengadaanbarang/jasa;

c. pemberian kegiatan peningkatan sumber dayamanusia di bidang Perangkat Lunak;

SK No 086174 A

d. penyediaan

Page 24: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-24-

d. penyediaan sarana pengolahan DG dan IG; dan/atau

e. penghargaan lain yang ditetapkan oleh kepala Badan'

(1)

Pasal 46

Penghargaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45huruf a berupa piagam atau sertifikat.

Penilaian khusus dalam proses pengadaanbarangljasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45huruf b berupa penambahan nilai dalam evaluasiteknis dalam proses pengadaan barang/jasa.

Pemberian kegiatan peningkatan sumber dayamanusia di bidang Perangkat Lunak sebagaimanadimaksud dalam Pasal 45 huruf c berupa pelatihandan/atau lokakarya.

Penyediaan sarana pengolahan DG dan IGsebagaimana dimaksud dalam Pasal45 huruf d berupapenyediaan penyimpanan Perangkat Lunak pengolahDG dan IG dan penyediaan server.

Pasal4T

Pemberian insentif dilakukan melalui prosespengusulan.

Pengusulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dapat dilakukan oleh Instansi Pemerintah, PemerintahDaerah, atau Setiap Orang.

Usulan calon penerima insentif sebagaimanadimaksud pada ayat (21 disampaikan secara tertuliskepada menteri/kepala lembaga pemerintahnonkementerian, gubernur, atau bupati/wali kotacalon pemberi insentif untuk dilakukan penilaian.

Pasal 48

Dalam proses penilaian pemberian insentif,menteri/kepala lembaga pemerintah nonkementerian,gubernur, atau bupati/wali kota membentuk TimVerifikasi.

(2t

(3)

(4)

(1)

(21

(3)

SK No 089024 A

(1)

(2) Tim

Page 25: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-25-

(2) Tim Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)terdiri atas perwakilan instansi calon pemberi insentif,akademisi, dunia usaha, dan masyarakat.

Pasal 49

(1) Tim Verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48bertugas:

a. melakukan verifikasi terhadap usulan calonpenerima insentif;

b. menentukan hasil verifikasi calon penerimainsentif dan rekomendasi jenis insentif; dan

c. memberikan hasil verifikasi calon penerimaInsentif dan rekomendasi jenis insentif kepadamenteri/kepala lembaga pemerintahnonkementerian, gubernur, atau bupati/walikota.

(21 Tim Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berjumlah ganjil.

Pasal 50

Menteri/kepala lembaga pemerintah nonkementerian,gubernur, atau bupati/wali kota sebagaimana dimaksuddalam Pasal 49 ayat (1) huruf c, dalam memberikanpersetujuan atau penolakan harus berdasarkan pada hasilverifikasi calon penerima insentif dan rekomendasi jenisinsentif yang disampaikan Tim Verifikasi.

Pasal 51

Pemberian insentif berupa penilaian khusus dalam prosespengadaan barang/jasa sebagaimana dimaksud dalamPasal 46 ayat (21 dilakukan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan .

SK No 089025 A

Pasal 52 . .

Page 26: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-26-

Pasal 52

pemberian insentif berupa kegiatan peningkatan sumberdaya manusia di bidang Perangkat Lunak sebagaimanadimaksud dalam Pasal 46 ayat (3) dilakukan untuk tingkatPembangun Perangkat Lunak, Pengembang PerangkatLunak, dan Pengglrna Perangkat Lunak'

Pasal 53

Pemberian insentif berupa penyediaan sarana pengolahanDG dair IG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (4)

dilakukan dengan:

a. penyediaan sarana untuk menyimpan PerangkatLunak pengolah DG dan IG yang bebas dan terbuka;darn

b. penyediaan server yang dapat diakses dengan mudaholeh Pengguna Perangkat Lunak.

Pasal 54

Dalam hal insentif diberikan oleh selain Badan, pemberianinsentif diinformasikan kepada Badan.

Pasal 55

Kriteria penerima penghargaan seba.gaimana dimaksuddalam Pasal 45 huruf a kepada Pembangun PerangkatLunak meliputi:

a. membuat Perangkat Lunak baru yang belum pernahdibuat sebelumnya;

b. Perangkat Lunak telah digunakan oleh paling sedikit50 (lima puluh) Pengguna Perangkat Lunak yangdibuktikan dengan tanda bukti perolehan secara sah;

c. Perangkat Lunak dirasakan manfaatnya olehPengguna Perangkat Lunak yal)g dibuktikan dengantanda bukti kemanfaatan secara sah; dan

d. kriteria lain yang ditentukan oleh Tim Verifikasi.

SK No 089026 A

Pasal 56

Page 27: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESTA

-27 -

Pasal 56

Kriteria penerima penghargaan sehagaimana dimaksuddalam Pasal 45 huruf a kepada Pengembang PerangkatLunak meliputi:

a. Pengembang Perangkat Lunak mengembangkanPerangkat Lunak yang telah ada sehingga lebihbermanfaat dan mudah untuk digunakan;

b. Perangkat Lunak dirasakan manfaatnya oleh palingsedikit 50 (lima puluh) Pengguna Perangkat Lunakyang dibuktikan dengan tanda brrkti kemanfaatansecara sah; dan

c. kriteria lain yang ditentukan oleh Tim Verifikasi'

Pasal 57

Kriteria penerima penghargaan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 45 huruf a kepada Pengguna Perangkat Lunakmeliputi:

a. Pengguna Perangkat Lunak menggunakan PerangkatLunak pengolah DG dan IG yang Bersifat Bebas danTerbuka dalam jangka waktu paling singkat 1 (satu)tahun;

b. Pengguna Perangkat Lunak menunjukkan DGdan/atau IG yang dihasilkan dengan menggunakanPerangkat Lunak sebagaimana dimaksud pada hurufa; dan

c. kriteria lain yang ditentukan oleh Tim Verifikasi.

Pasal 58

Kriteria penerima penilaian khusus. dalam prosespengaCaan barang/jasa sebagaimana dimaksud dalamPasal 45 huruf b kepada Pembangun Perangkat Lunakmeliputi:

a. Pembangun Perangkat Lunak membuat PerangkatLunak baru yang belum pernah dibuat sebelumnyadan akan memiliki nama yang baru;

SK No 089027 A

b. Perangkat

Page 28: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

b

c

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-28-

Perangkat Lunak akarr bermanfaat bagi paling sedikit100 (seratus) Pengguna Perangkat Lunak yangdibuktikan dengan tanda bukti kemanfaatan secarasah; dan

kriteria lain yang ditentukan oleh Tim Verifikasi

Pasal 59

Kriteria penerima penilaian khusus dalam prosespengadaan barang/jasa sebagaimana dimaksud dalamPasal 45 huruf b kepada Pengembang Perangkat Lunakmeliputi:

a. Pengembang Perangkat Lunak mengembangkanPerangkat Lunak yang telah ada sehingga lebihbermanfaat dan mudah untuk digunakan;

b. Perangkat Lunak digunakan oleh paling sedikit 100(seratus) Pengguna Perangkat Lunak yang dibuktikandengan tanda bukti perolehan secara sah; dan

c. kriteria lain yang ditentukan oleh Tim Verifikasi.

Pasal 60

Kriteria penerima pemberian kegiatan peningkatan sumberdaya manusia di bidang Perangkat Lunak sebagaimanadimaksud dalam Pasal 45 huruf c meliputi:

a. Instansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah yangmenggunakan Perangkat Lunak IG yang bebas danterbuka; dan

b. Pengembang Perangkat Lunak yang mengembangkanPerangkat Lunak IG yang bebas dan terbuka.

Pasal 61

Kriteria penerima penyediaan sarana pengolahan DG danIG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 huruf d meliputi:

SK No 089028 A

a. Pcnyelenggara

Page 29: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-29-

a. Penyelen ggara IG yang memiliki komitmenpembangunan, pengembangan, dan penggunaanPerangkat Lunak pengolah DG dan IG yang bebas danterbuka; danPembangun Perangkat Lunak dan PengembangPerangkat Lunak pengolah DG dan IG yang bebas danterbuka.

Pasal 62

(1) Selain Setiap Orang yang membangun,mengembangkan, dan/atau menggunakan PerangkatLunak pengolah DG dan IG yang Bersifat Bebas danTerbuka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44,Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dapatmemberikan insentif kepada Setiap Orang yangmenemukan inovasi dalam penyelenggaraan IG.

(21 Ketentuan dalam Pasal 45 sampai dengan Pasal 54berlaku mutatis mutandis terhadap pemberian insentifkepada Setiap Orang yang menemukan inovasi dalampenyelenggaraan IG sebagaimana dimaksud pada ayat( 1).

Bagian Keempat

Penyimpanan dan Pengamanan Data Geospasial

dan Informasi Geospasial

Pasal 63

(1) Penyimpanan dan pengamanan DG dan IGsebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf cmerupakan cara menempatkan DG dan IG padatempat yang aman dan tidak rusak atau hilang untukmenjamin ketersediaan IG.

(2) Penyimpanan dan pengamanan DG dan IGsebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukanoleh Penyelenggara IG.

(3) Selain oleh Penyelenggara IG, penyimpanan danpengamanan DG dan IG sebagaimana dimaksud padaayat (1) harus dilakukan oleh Lembaga Penerima.

b

SK No 089029 A

Pasal 64

Page 30: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDEI..IREPUBLIK INDONESIA

-30-

Pasal 64

(1) Untuk menjamin ketersediaan IGT nasional, LembagaPemberi wajib membuat Duplikat IGT yangdiselenggarakannya.

(2) Duplikat IGT sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

wajib diserahkan kepada Lembaga Penerima.

(3) Duplikat IGT yang telah diserahkan kepada LembagaPenerima sebagaimana dimaksud pada ayat (21 harusdapat diakses kembali oleh Lembaga Pemberi.

Duplikatmeliputi:

Pasal 65

IGT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64

a. Duplikat IGT sebagai bahan perpustakaan; dan

b. Duplikat IGT sebagai arsip.

Pasal 66

(1) Duplikat IGT sebagai bahan perpustakaan yangdiselenggarakan oleh Insta.nsi Pemerintah diserahkankepada Instansi Pemerintah yang bertanggung jawabdi bidang perpustakaan.

(21 Duplikat IGT sebagai bahan perpustakaan yangdiselenggarakan oleh Pemerintah Daerah diserahkankepada Perangkat Daerah yang bertanggung jawab dibidang perpustakaan.

Pasal 67

(1) Duplikat IGT sebagai arsip yang diselenggarakan olehInstansi Pemerintah diserahkan kepada InstansiPemerintah yang bertanggung jawab di bidangkearsipan.

SK No 089030 A

(2) Duplikat

Page 31: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-31 -

(21 Duplikat IGT sebagai arsip yang diselenggarakan olehPemerintah Daerah diserahkan kepada FerangkatDaerah yang bcrtanggung jawab di bidang kearsipan.

Pasal 68

(1) Penyerahan Duplikat IGT dari Lembaga Pemberikepada Lembaga Penerinta clicatat dalam berita acaraserah terima.

(2) Berita acara serah terima sebagaimana dimaksud padaayat (1) disepakati oleh Lembaga Pemberi dan LembagaPenerima.

(3) Dalam hal Duplikat IGT sebagai arsip, Duplikat IGTyang diserahkan kepada Lembaga Penerima disertaidokumen autentikasi dari penyelenggara IGT.

Pasal 69

(1) Duplikat IGT sebagai bahan perpustakaansebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 huruf adiserahkan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak hasilpenyelenggaraan IGT diterbitka-n.

(2) Duplikat IGT sebagai arsip sebagaimana dimaksuddalam Pasal 65 huruf b diserahkan paling lambat 2(dua) tahun sejak penyelenggaraan IGT selesai sesuaidengan ketentuan peraturan perundang"undangan.

Pasal 70

Lembaga Penerima wajib melaksanakan:

a. penyimpanan dan pengamanan Duplikat IGT;

b. penyediaan akses terhadap Duplikat IGT bagi InstansiPemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau SetiapOrang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

c. pembuatan sarana bantu penemuan kembali DuplikatIGT.

SK No 089031 A

Pasal 71

Page 32: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-32-

Pasal 71

Duplikat IGT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65memiliki bentuk penyajian berupa:

a. tabel informasi berkoordinat;

b. peta cetak dalam bentuk lembaran atau buku atlas;

c. peta digital;

d. peta interaktif; dan/atau

e. peta multimedia.

Pasal 72

Tabel informasi berkoordinat sebagaimana dimaksud dalamPasal 71 huruf a dan peta cetak dalam bentuk lembaranatau buku atlas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71huruf b diserahkan dalam bentuk:

a. cetak; dan

b. digital.

Pasal 73

(1) Tabel informasi berkoordinat sebagaimana dimaksuddalam Pasal 71 huruf a dalam bentuk digital dibuatdengan Format saji.

(2) Peta cetak dalam bentuk lembaran atau buku atlassebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 huruf b dalambentuk digital dibuat dengan Format asli dan Formatsaji.

Pasal74

Peta digital sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 huruf cdibuat dengan Format asli dan Format saji.

SK No 089032A

Pasal 75

Page 33: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONES]A

-33-

Pasal 75

(1) Peta interaktif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71huruf d dan peta multimedia sebagaimana dimaksuddalam Pasal 71 huruf e dibuat dengan Format asli danFormat saji.

(2\ Peta interaktif dan peta multimedia sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diserahkan beserta PerangkatLunaknya.

Pasal 76

Ketentuan lebih lanjut mengenai penyimpanan danpengamanan DG dan IG diatur dengan Peraturan KepalaBadan.

Bagian Kelima

Penyebarluasan Data Geospasial dan Informasi Geospasial

Pasal77

(1) Penyebarluasan DG dan IG sebagaimana dimaksuddalam Pasal 16 huruf d merupakan kegiatanpemberian akses, pendistribusian, dan pertukaran DGdan IG yang dapat dilakukan melalui media elektronikdan media cetak.

(2\ Penyebarluasan DG dan IG yang dilakukan melaluimedia elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)yang berupa jaringan IG nasional.

(3) Penyebarluasan DG dan IG sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Pasal 78

Penyelenggara IG wajib menyebarluaskan IG yangdiselenggarakannya melalui jaringan IG nasional.

SK No 086173 A

Bagian

Page 34: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-34-

Bagian Keenam

Penggunaan Informasi Geospasial

Pasal 79

(1) Penggunaan IG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16huruf e merupakan kegiatan untuk memperolehmanfaat baik langsung maupun tidak langsung.

(2) Penggunaan IG sebagaimana dimaksud pada alat (1)

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Bagian Ketujuh

Pembangun an I nfrastruktur I nformas i Geo spasial

Paragraf 1

Umum

Pasal 80

(1) Pemerintah Pusat wajib memfasilitasi pembangunanInfrastruktur IG untuk memperlancarPenYelenggaraan IG.

(2) Infrastruktur IG sebagaimana dimaksud pada ayat (1)terdiri atas:

a. kebijakan;

b. kelembagaan;

c. teknologi;

d. standar; dan

e. surnber daya manusia.

(3) Pembangunan Infrastruktur IG dilaksanakan olehPenyelenggara IG.

SK No 089034 A

(4) Fasilitasi

Page 35: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-35-

(4) Fasilitasi pembangunan Infrastruktur IG sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Badan.

(5) Dalam melakukan fasilitasi pembangunanInfrastruktur IG sebagaimana dimaksud pada ayat (4),Badan dapat melibatkan Instansi Pemerintah,Pemerintah Daerah, lembaga pendidikan, dan/atauSetiap Orang.

Paragraf 2

Kebijakan

Pasal 81

Kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 ayat (2)huruf a terdiri atas:

a. kebijakan IG nasional; dan

b. kebijakan IG Instansi Pemerintah.

Pasal 82

Kebijakan IG nasional sebagainrana dimaksud dalam Pasal81 huruf a dituangkan dalam rencana pembangunanjangka menengah nasional dan Rencana IndukPenyelenggaraan IG.

Pasal 83

(1) Kebijakan IG nasional sebagaimana dimaksud dalamPasal 82 menjadi acuan dalam penyusunan rencanaaksi penyelenggaraan IG nasional.

(2) Rencana aksi penyelenggaraan IG nasionalsebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun olehseluruh pemangku kepentingan di bidang IG melaluirapat koordinasi nasional IG.

SK No 089035 A

(3) Penyelenggaraan .

Page 36: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-36-

(3) Penyelenggaraar, rapat koordinasi nasional IGsebagaimana dimaksud pada ayat (21 dikoordinasikanoleh Badan dan kementerian yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang perencanaanpembangunan nasional.

(4) Rencana aksi penyelenggaraan IG nasionalsebagaimana dimaksud pada ayat l2l ditetapkan olehkepala Badan.

(5) Rencana aksi penyelenggaraan IG nasional digunakansebagai acuan dalam penJrusunan rencana kerjaPemerintah dan Pemerintah Daerah.

(6) Rencana aksi penyelenggaraan IG nasional dievaluasisetiap tahun melalui rapat koordinasi nasional IG.

Pasal 84

(1) Kebijakan IG Instansi Pemerintah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 81 huruf b harus disusunberdasarkan kebijakan IG nasional dan rencana aksipenyelenggaraan IG nasional.

(21 Kebijakan IG Instansi Pemerintah ditetapkan olehmasing-masing menteri/kepala lembaga pemerintahnonkementerian.

Pasal 85

(1) Instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapatmengusulkan penyelenggaraan IG di luar rencana aksipenyelenggaraan IG nasional kepada kepala Badan.

(2) Ketentuan mengenai pengusulan penyelenggaraan IGdi luar rencana aksi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) diatur dengan Peraturan Kepala Badan.

SK No 086218 A

Paragraf3. . .

Page 37: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-37 -

Paragraf 3

Kelembagaan

Pasal 86

(1) Kelembagaan sebagaimana dimaksud. dalam Pasal 80ayat (21 huruf b merupakan wadah dalampenyelenggaraan IG.

(21 Kelembagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)difasilitasi melalui forum pertemuan antar pemangkukepentingan yang terdiri atas unsur:

a. Instansi Pemerintah;

b. Pemerintah Daerah; dan

c. Setiap Orang.

(3) Forum pertemuan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) diselenggarakan secara berkala oleh Badan.

Paragraf 4

Teknologi

Pasal 87

Teknologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 ayat (2)huruf c merupakan sarana untuk mendukungpenyelenggaraan IG.

Pasal 88

(1) Instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalammelakukan pembangunan dan/atau pengembanganteknologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87harus sesuai dengan kriteria teknis.

(21 Kriteria teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan oleh kepala Badan.

SK No 089037 A

Pasal 89

Page 38: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-38-

Pasal 89

( 1 ) Dalam melakukan pembangunan dan / ataupengembangan teknologi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 88, Instansi Pemerintah dan PemerintahDaerah dapat melaksanakan kerja sama dengan pihaklain.

(21 Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajibmemuat ketentuan mengenai peningkatan kapasitassumber daya manusia dan alih teknologi.

Paragraf 5

Standar

Pasal 90

(1) Standar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 ayat(21 huruf d digunakan sebagai acuan baku dalamkegiatan penyelenggaraan IG.

(21 Standar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiriatas:

a. standar nasional indonesia; dan/atau

b. spesifikasi teknis lainnya.

Pasal 91

Standar nasional indonesia sebagaimana dimaksud dalamPasal 90 ayat (2) huruf a dapat diberlakukan secara wajiboleh Penyelenggara IG.

Pasal 92

Penyelenggara IG melakukan sosialisasi dan evaluasiberkala terhadap standar nasional indonesia dan/atauspesifikasi teknis lainnya sesuai dengan kewenangannya.

SK No 089038 A

Paragraf 6

Page 39: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-39-

Paragraf 6

Sumber Daya Manusia

Pasal 93

(1) Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalamPasal 80 ayat (2) huruf e wajib ditingkatkankapasitasnya dalam penyelenggaraan IG.

(2) Peningkatan kapasitas sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaksanakan melalui:

a. pendidikan

b. pelatihan; dan/atau

c. penelitian.

(3) Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) hurufa dilakukan oleh lembaga pendidikan formal di bidangIG.

(41 Pen5rusunan kurikulum lembaga pendidikan formal dibidang IG sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dilakukan oleh kementerian yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang pendidikan setelahmendapat masukan dari Badan.

(5) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (21 hurufb dilakukan oleh lembaga pelatihan yang telahmendapat akreditasi sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(6) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2llhurufc dilakukan oleh Penyelenggara IG sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 94

(1) Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalamPasal 93 yang merupakan tenaga profesional di bidangIG harus tersertifikasi.

SK No 089039 A

(2) Sertifikasi...

Page 40: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESTA

-40-

(2) Sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

BAB V

PELAKSANA DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL

Pasal 95

(1) Kegiatan penyelenggaraan IG oleh Instansi Pemerintahatau Pemerintah Daerah dapat dilaksanakan olehSetiap Orang.

(21 Setiap Orang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri atas:

a orang perseorangan;

kelompok orang; atau

Badan Usaha.

Pasal 96

(1) Pelaksanaan IG yang dilakukan oleh orangperseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95ayat (21 huruf a wajib memenuhi kualifikasi sebagaiTenaga Profesional yang Tersertifikasi di Bidang IG.

(21 Tenaga Profesional yang Tersertifikasi di Bidang IGsebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. profesi bidang IG;

b. tenaga ahli bidang IG; dan

c. tenaga terampil bidang IG.

Pasal 97

(1) Profesi bidang IG sebagaimana dimaksud dalam Pasal96 ayat (2) huruf a harus dilakukan seseorang yangmemiliki:

a. kualilikasi akademik di bidang IG; dan

b.

c

SK No 089040 A

b. kompetensi. . .

Page 41: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

_4t_

kompetensi tertentu di bidang IG.

(21 Profesi bidang IG sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berwenang melakukan praktik keprofesian di bidangIG tertentu.

(3) Profesi bidang IG sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

harus teregistrasi.

(4) Profesi bidang IG sebagaimana dimaksud pada ayat (21

terdiri atas:

a. geografer; dan

b. surveyor.

(5) Geografer sebagaimana dimaksud pada ayat (4) hurufa merupakan profesi bidang IG dengan kualifikasiakademik dan keahlian teknis tertentu untukmelakukan satu atau lebih dari pekerjaan yangberupa:

a. mengumpulkan DG, yang meliputi atmosfer,biosfer, litosfer, pedosfer, hidrosfer, danantroposfer yang memenuhi spesifikasi danketelitian sesuai standar pemetaan yang berlaku;

b. menganalisis DG dengan menggunakan prinsipinteraksi, interelasi, dan interdependensi melaluipendekatan keruangan (spatial approach),ekologis (ecological approach), dan komplekskewilayah an (regional complex approach) ;

c. mengintegrasikan DG dengan data tertentu; dan

d. melakukan penelitian dan pengembanganpemodelan dan teknik analisis DG untukmenjawab tantangan di masa yang akan datang.

(6) Surveyor sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf bmerupakan profesi bidang IG dengan kualifikasiakademik dan keahlian teknis tertentu untukmelakukan satu atau lebih dari pekerjaan yangberupa:

b

SK No 089041 A

a.menentukan...

Page 42: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-42-

a. menentukan, mengukur, dan' menggambarkanDG berupa permukaan bumi, objek tiga dimensi,titik di lapangan, dan jalur tertentu;

b. mengumpulkan, mengolah, menganalisis, danmenginterpretasikan DG berupa permukaan bumibeserta objek yang berada diatasnya dan IGlainnya yang terkait;

c. menggunakan DG dan IG yang dihasilkan untukkeperluan pembangunan nasional,penyelenggaraan pemerintahan yang efisien danefektif, serta mendukung berbagai aspekkehidupan masyarakat, baik di darat maupun dilaut; dan

d. melakukan penelitian dan pengembangan terkaitpraktik profesi sebagaimana dimaksud dalamhuruf a, huruf b, dan huruf c.

Pasal 98

(1) Registrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97 ayat(3) dilaksanakan oleh Badan berdasarkan rekomendasidari organisasi profesi bidang IG.

(2) Untuk dapat dilakukan registrasi, profesi bidang IGharus memenuhi persyaratan yang meliputi:

a. memiliki kualifikasi akademik setingkat sarjana dibidang IG tertentu;

b. memiliki bukti telah lulus pendidikan profesi;

c. memiliki sertifikat kompetensi tingkat ahli dibidang IG;

d. memiliki pengalaman kerja di bidang IG terkaitpaling singkat 2 (dua) tahun; dan

e. mendapat rekomendasi dari organisasi profesibidang IG terkait.

SK No 089042 A

(3) Profesi

Page 43: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-43-

(3) Profesi bidang IG yang telah diregistrasi mendapatkansurat tanda registrasi.

(4) Surat tanda registrasi sebagaimana dimaksud padaayat (3) merupakan bukti tertulis yang diterbitkan olehBadan kepada profesi bidang IG tertentu yang telahmemenuhi persyaratan registrasi sebagaimanadimaksud pada ayat (2\ dan diakui secara hukumsebagai pemberian kewenangan untuk melakukanpraktik keprofesian.

(5) Jika terjadi kesalahan praktik keprofesian danpelanggaran kode etik yang dilakukan oleh profesibidang IG yang bersangkutan, surat tanda registrasisebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dicabut.

Pasal 99

(1) Pendidikan profesi sebagaimana dimaksud dalamPasal 98 ayat (21 huruf b diselenggarakan olehperguruan tinggi yang menyelengarakan pendidikantinggi di bidang geograf,r untuk profesi geografer danpendidikan tinggi di bidang teknik geodesi dan/ataugeomatika untuk profesi surveyor.

(21 Pendidikan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dapat berupa program rekognisi pembelajaranlampau bagi calon profesi bidang IG yang sudahmemiliki pengalaman dan kompetensi yang memadai.

(3) Pendidikan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dan program rekognisi pembelajaran lampausebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 100

(1) Organisasi profesi bidang IG sebagaimana dimaksuddalam Pasal 98 ayat (2) huruf e bertanggung jawabmelakukan pembinaan keprofesian serta menetapkan,menerapkan, dan menegakkan kode etik profesi bagipara anggotanYa.

SK No 089043 A

(2) Organisasi

Page 44: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-44-

(21 Organisasi profesi bidang IG sebagaimana dimaksudpada ayat (1) hanya 1 (satu) organisasi profesi untuksetiap profesi bidang IG.

(3) Organisasi profesi bidang IG sebagaimana dimaksudpada ayat (21harus terdaftar di Badan.

Pasal 101

(1) Tenaga ahli bidang IG sebagaimana dimaksud dalamPasal 96 ayat (2) huruf b merupakan tenaga profesionalyang memiliki kualifikasi akademik setingkat sarjanadan memiliki kompetensi ahli tertentu di bidang IGselain profesi bidang IG.

(2) Tenaga ahli bidang IG sebagaimana dimaksud padaayat (1) harus memenuhi persyaratan yang meliputi:

a. memiliki sertifikat kompetensi tingkat ahli bidangIG; dan

b. memiliki pengalaman kerja di bidang IG terkaitpaling singkat 2 (dua) tahun.

(3) Kompetensi ahli tertentu di bidang IG sebagaimanadimaksud pada ayat (21 huruf a dibuktikan dengansertifikat kompetensi.

Pasal 102

(1) Tenaga terampil bidang IG sebagaimana dirnaksuddalam Pasal 96 ayat (2) huruf c merupakan seseorangyang memiliki kualifikasi akademik paling rendahsetingkat sekolah menengah atas dan memilikikemampuan kerja meliputi aspek pengetahuan,keterampilan, dan sikap kerja di bidang IG.

(2) Kemampuan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dibuktikan dengan sertifikat kompetensi tingkatterampil bidang IG.

SK No 089044 A

Pasal 103. .

Page 45: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-45-

Pasal 103

Ketentuan lebih lanjut mengenai Tenaga Profesional yangTersertifikasi di Bidang IG sebagaimana dimaksud dalamPasal 96 ayat (2) diatur dengan Peraturan Kepala Badan.

Pasal 104

(1) Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud dalamPasal 98 ayat (2) huruf c, Pasal 101 ayat (2) huruf a,dan Pasal IO2 ayat (21 merupakan bukti tertulis yangdiberikan kepada tenaga profesional di bidang IG dantelah lulus uji kompetensi.

(21 Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud padaayat (1) diterbitkan oleh lembaga yang berwenangsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaansertifikasi kompetensi diatur dengan Peraturan KepalaBadan.

Pasal 105

(1) Pelaksanaan IG yang dilakukan oleh kelompok orangsebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (2) hurufb wajib:

a. memenuhi klasifikasi dan kualifikasi sebagaipenyedia jasa di bidang IG; dan

b. memiliki Tenaga Profesional yang Tersertifikasi diBidang IG.

(21 Pemenuhan klasifikasi dan kualifikasi sebagaipenyedia jasa di bidang IG sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a dibuktikan dengan suratketerangan sebagai penyedia jasa di bidang IG.

SK No 086209 A

(3) Tenaga

Page 46: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-46-

(3) Tenaga Profesional yang Tersertifikasi di Bidang IGsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b wajibmemenuhi ketentuan pelaksanaan IG yang dilakukanoleh orang perseorangan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 96 sampai dengan Pasal 103.

Pasal 106

(1) Pelaksanaan IG yang dilakukan oleh Badan Usahasebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (2) hurufc wajib memenuhi:

a. persyaratan administratif; dan

b. persyaratan teknis.

(21 Persyaratan administratif sebagainlana dimaksudpada ayat (1) huruf a mehputi'

a. akta pendirian badan huktrm Indonesia; dan

b. izin usaha sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(3) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf b meliputi:

a. memenuhi klasifikasi dan kualifikasi sebagaipenyedia jasa di bidang IG; dan

b. memiliki Tenaga Profesional I'ang Tersertifikasi cli

Bidang IG.

(4) Pernenuhan klasifikasi dan kualifikasi sebagaipenyedia jasa di bidang IG sebagaimana dimaksudpada ayat (3) huruf a dibuktixan dengan sertifikatpenyedia jasa di bidang IG.

SK No 089046 A

(5) Tenaga

Page 47: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-47 -

(5) Tenaga Profesional yang Tersertifikasi di Bidang IGsebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b wajibmemenuhi ketentuan pelaksanaan IG yang dilakukanoleh orang perseorangan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 96 sampai dengan Pasal 1O3.

Pasal 107

(1) Surat keterangan sebagai penyedia jasa di bidang IGsebagaimana dimaksud dalam Pasal 1O5 ayat (2) dansertifikat penyedia jasa di bidang IG sebagaimanadimaksud dalam Pasal 106 ayat (a) diterbitkan olehlembaga sertifikasi yang telah mendapatkan akreditasidari lembaga yang berwenang sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(21 Dalam melaksanakan akreditasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1), lembaga yang berwenangharus melibatkan Badan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara sertifikasipenyedia jasa di bidang IG sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diatur dengan Peraturan Kepala Badan'

BAB VI

PENYELENGGARAAN DAN PEMUTAKHIRAN

INFORMASI GEOSPASIAL DASAR

Bagian Kesatu

Penyelenggaraan Informasi Geospasial Dasar

Pasal 108

(1) Penyelenggaraan IGD dilaksanakan denganmenggunakan metode dan tata cara tertentu.

(2) Metode dan tata cara sebagaimana dimaksud padaayat (1) disusun dengan memperhatikan:

a. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;dan

b. standar dan/atau spesifikasi teknis yang berlakusecara nasional dan/atau internasional.

SK No 086216 A

(3) Ketentuan

Page 48: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-48-

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai metode dan tata carasebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur denganPeraturan Kepala Badan.

Pasal 109

(1) Untuk mendukung penyelenggaraan IGD, Badanmenyelenggarakan sistem informasi IGD.

(21 Sistem informasi IGD sebagaimana dimaksud padaayat (1) memuat tingkat kemutakhiran IGD di setiapwilayah.

Pasal 1 iO

(1) Dalam penyelenggaraan IGD, Badan dapat melibatkanInstansi Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atauSetiap Orang.

(2) Badan melakukan koordinasi, supervisi, verifikasi, danvalidasi terhadap penyelenggaraan IGD sebagaimanadimaksud pada ayat (1).

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata carapenyelenggaraan IGD sebagaimana dimaksud padaayat (1) diatur dengan Peraturan Kepala Badan.

Pasal 1 1 1

(1)

(2t

IGD ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

Penetapan IGD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh kepala Badan.

SK No 086215 A

Bagian

Page 49: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-49-

Bagian Kedua

Pemutakhiran Informasi Geospasial Dasar

Pasal 1 12

Ketentuan mengenai penyelenggaraan IGD sebagaimanadimaksud dalam Pasal 108 sampai dengan Pasal 111berlaku secara nlutatis murandis terhadap PemutakhiranIGD.

Pasal 1 13

( 1) Pemutakhiran IGD dilakukan dalam jangka waktutertentu.

(2) Jangka waktu tertentu sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi:

a. Pemutakhiran dal:m jangka waktu tertentu; dan

b. Pemutakhiransewaktu-waktu.

(3) Pemutakhiran IGD dilaksanakan terhadap:

a. Jaring Kontrol Geodesi; dan

b. peta dasar.

(41 Pemutakhiran Jaring Kontrol Geodesi sebagaimanadimaksud pada ayat (3) huruf a dilakukan terhadap:

a. nilai unsur Jaring Kontrol Geodesi;

b. sarana fisik Jaring Kontrol Geodesi; dan/atau

c. SRGI.

(5) Pemutakhiran peta dasar sebagaimana dimaksud padaayat (3) huruf b dilakukan terhadap:

a. nilai koordinat; dan/atau

b. unsur peta dasar.

SK No 089049 A

Pasal Il4 .

Page 50: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-50-

Pasal 1 14

Pemutakhiran dalam jangka waktu tertentu sebagaimanadimaksud dalam Pasal 113 ayat (2) huruf a terhadap IGDdilaksanakan paling cepat setiap 1 (satu) tahun dan palinglambat setiap 5 (lima) tahun.

Pasal 1 15

(1) Pemuktahiran sewaktu-waktu sebagaimana dimaksuddalam Pasal 113 ayat (2) huruf b terhadap IGDdilaksanakan dalam hal:

a. terjadi peristiwa tertentu yang berakibatberubahnya IGD dalam suatu wilayah danmempengaruhi pola dan struktur kehidupanmasyarakat; atau

b. tersedianya IGD di wilayah yang sama denganSkala yang lebih besar atau ketelitian yang lebihtinggi.

(2) Pemutakhiran sewaktu-waktu sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilaksanakan secara menyeluruh padawilayah terdampak yang mengalami perubahan IGD.

Pasal 1 16

(1) Kepala Badan menetapkan IGD yang telah dilakukanPemutakhiran dalam jangka waktu tertentusebagaimana dimaksud dalam Pasal L14 danPemutakhiran sewaktu-waktu sebagaimana dimaksuddalam Pasal 115.

(2) Untuk hasil Pemutakhiran sewaktu-waktu terhadapIGD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 115,penetapan IGD dapat dilaksanakan kurang dari 5(lima) tahun.

Pasal 1 17

Ketentuan lebih lanjut mengenai Pemutakhiran IGD diaturdengan Peraturan Kepala Badan.

SK No 086214 A

BAB VII

Page 51: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-51 -

BAB VII

PEMBINAAN INFORMASI GEOSPASIAL

Pasal 1 18

(1) Pembinaan terhadap penyelenggaraan IG dilakukanoleh Badan.

(2) Pembinaan sebagaimana diniaksud pada ayat (1)

dilakukan kepada:

a. penyelenggara IGT; dan

b. Pengguna IG.

(3) Penyelenggara IGT dan Pengguna IG sebagaimanadimaksud pada ayat (21meliputi:

a. Instansi Pemerintah;

b. Pemerintah Daerah; dan/atau

c. Setiap Orang.

Pasal 1 19

(1) Pembinaan kepada penyelenggara IGT sebagaimanadimaksud dalam Pasal 118 ayat (2) huruf a dilakukanmelalui:

a. pengaturan dalam bentuk penerbitan peraturanperundang-undangan, pedoman, standar', danspesifikasi teknis serta sosialisasinya;

b. pemberian bimbingan, supervisi, pendidikan, danpelatihan;

c. perencanaan, penelitian, peflgembangan,pemantauan, dan evaluasi; dan/atau

d. penyelenggaraan jabatan fungsional secaranasional untuk sumber daya manusia di InstansiPemerintah dan Pemerintah Daerah.

SK No 089051 A

(2) Dalam

Page 52: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-52-

(21 Dalam melaksanakan pembinaan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) Badan berkoordinasi denganpenyelenggara IGT sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 120

Pembinaan kepada Pengguna IG sebagaimana dimaksuddalam Pasal 118 ayat (2) huruf b dilakukan melalui:

a. sosialisasi keberadaan IG beserta kemungkinanpemanfaatannya; dan / atau

b. pendidikan dan pelatihan teknis penggunaan IG.

Pasal 121

(1) Pengaturan dalam bentuk penerbitan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 119 ayat (1) huruf a dilakukandalam bentuk media cetak dan/atau elektronik sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2\ Sosialisasi sebagaimana dimaksud clalam Pasal 72Ohuruf a dapat dilakukan dengan media cetak,elektronik, dan/atau tatap muka.

Pasal 122

Pemberian bimbingan, supervisi, pendidikan, Can pelatihankepada penyelenggara IGT sebagaimana dimaksud dalamPasal 119 ayat (1) huruf b dilakukan oleh Badan dalambentuk:

a. menyelenggarakan bimbingan teknis, seminar,dan/atau lokakarya;

b. melakukan pendampingan dan pengawasanpenyelenggaraan IGT;

c. mengambil keputusan apabila terjadi permasalahanterkait penyelenggaraan IGT; dan/ atau

SK No 089052 A

d. memberikan . .

Page 53: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

d

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-53-

memberikan masukan kurikulum, menyediakanfasilitas pendidikan dan pelatihan, pemberianbeasis'ur,a, penyediaan fasilitas magang, danpembelajaran jarak jauh.

Pasal 123

Perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan, danevaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 119 ayat (1)

huruf c dilakukan oleh Badan dengan melibatkanpenyelenggara IGT.

Pasal 124

(1) Penyelenggaraan jabatan fungsional secara nasionaluntuk sumber daya manusia di Instansi Pemerintahdan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalamPasal 119 ayat (1) huruf d dilakukan oleh Badansebagai instansi pembina jabatan fungsional di bidangIG.

(2) Penyelenggaraan jabatan fungsional sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 125

Sosialisasi keberadaan IG beserta kemungkinanpemanfaatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 120huruf a dilakukan oleh Badan melalui:

a. publikasi di media cetak dan elektronik;

b. pameran;

c. lokakarya; dan/atau

d. sosialisasi lainnya.

SK No 089053 A

Pasal 126

Page 54: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-54-

Pasal 126

Pendidikan dan pelatihan teknis penggunaan IGsebagaimana dimaksud dalam Pasal 120 huruf b dilakukanoleh Badan paling sedikit melalui pemberian asistensi,konsultasi, dan/ atau pendampingan.

Pasal 127

Pembinaan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan kepadaInstansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah dilakukansecara berkala.

Pasal 128

Badan dapat bekerja sama dengan pihak lain dalammelakukan pembinaan.

BAB VIII

TATA CARA PELAKSANAAN SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 129

Setiap Orang yang melanggar ketentuan Pasal 20, Pasal 36,Pasal 46, Pasal 49 ayat (2), Pasal 50, atau Pasal 55 Undang-Undarrg Nomor 4 Tahun 2oll tentang Informasi Geospasialsebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor11 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja dikenai sanksiadministratif.

Pasai 130

Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal129 berupa:a. peringatan tertulis;b. penglrentian sementara sebagian atau seluruh

kegiatan;c. denda administratif; dan/ataud. pencabutan rzin.

SK No 089054 A

Pasal 131

Page 55: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRE S IDENREPUBLIK INDONESIA

-55-

Pasal 131

Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal130 diberikan oleh:

a. Kepala Badan sesuai dengan kewenangannya untukpelanggaran terhadap ketentuan Pasal 20, Pasal 36,Pasal 46, Pasal 49 ayat (2), Pasal 50, atau Pasal 55Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2OIl tentangInformasi Geospasial sebagaimana telah diubahdengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O

tentang Cipta Kerja; atau

b. Menteri, pimpinan lembaga pemerintahnonkementerian selain kepala Badan, gubernur, ataubupati/wali kota sesuai dengan kewenangannyauntuk pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 50Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2Oll tentangInformasi Geospasial sebagaimana telah diubahdengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O

tentang Cipta Kerja.

Pasal 132

(1) Sanksi administratif berupa peringatan tertulissebagaimana dimaksud dalam Pasal 130 huruf adikenakan kepada Setiap Orang yang melanggarketentuan Pasal 20, Pasal 36, Pasal 46, Pasal 49 ayat(2), Pasal 50, atau Pasal 55 Undang-Undang Nomor 4Tahun 2Oll tentang Informasi Geospasialsebagaimana telah diubah dengan Undang-UndangNomor 11 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja.

(21 Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pacia ayat(1) diberikan dalam bentuk surat yang memuat:

a rincian pelanggaran;

b. kewajiban untuk menyesuaikan dengan standardan/atau ketentuan teknis; dan

c. tindakan pengenaan sanksi berikutnya yang akandiberikan

(3) Peringatan tertt lis sebagaimana dimaksud pada ayat(2) diberikan paling banyak 2 (dua) kali dengan tenggatwaktu masing-rnasing 5 (lima) Hari terhitung sejakditerimanya peringatan tertulis.

SK No 089055 APasal 133.

Page 56: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPIJBLIK INDONESIA

-56-

Pasal 133

(1) Sanksi administratif berupa penghentian sementarasebagian atau selrrruh kegiatan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 130 huruf b dikenakan kepadaSetiap Orang yang tidak mengindahkan suratperingatan tertulis kedua sebagaimana dimaksuddalam Pasal 132 ayat (3).

(21 Penghentian sementara sebagian atau seluruhkegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan dengan nrenerbitkan keputusanpenghentian sementara kegiatan.

(3) Dalam hal keputusan penghentian sementara kegiatansebagaimana dimaksud pada ayat (21 tidakdilaksanakan, dapat dilakukan upaya paksa berupapenyegelan dan/atau penghentian kegiatan.

(4) Setelah kegiatan dihentikan, dilakukan pengawasanagar kegiatan yang dihentikan ticlak beroperasikembali sampai dengan terpenuhinya kewajibansebagaimana dimaksud dalam keputusan penghentiansementara kegiatan.

Pasal 134

(1) Sanksi administratif berupa denda administratifsebagaimana dimaksud dalam Pasal 130 huruf cdikenakan kepada Setiap Orang yang melanggarketentuan Pasal 46 Undang-Undang Nomor 4 Tahun2OtI tentang Informasi Geospasial sebagaimana telahdiubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O

tentang Cipta Kerja dan tidak mengindahkanperingatan t-ertulis kedua sebagaimana dimaksuddalam Pasal 132 ayat (3).

(21 Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dikenakan paling banyak Rp100.000.000,00(seratus juta rupiah).

Pasa! 135

(1) Sanksi administratif berupa pencabutan - tzinsebagaimana dimaksud dalam Pasal 13O huruf ddikenakan kepada Setiap Orang yang melanggar tidakmengindahkan peringatan tertulis kedua sebagaimanadimaksud dalam Pasal 132 ayat (3).

SK No 089056 A (2) Sanksi

Page 57: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-57-

(21 Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan dengan cara menerbitkan keputusanpencabutan izin.

(3) Keputusan pencabutan izin sebagaimana dimaksudpada ayat (2) disampaikan kepada Setiap Orang yangmelakukan pelanggaran.

(4) Setiap Orang yang melakukan pelanggaransebagaimana dimaksud pada ayat (3) r;r,ajibmenghentikan kegiatan yang telah dicabut izinnya.

(5) Apabila Setiap Orang yang melakukan pelanggarantidak menghentikan kegiatan yang telah dicabutizinnya, pejabat yang memberikan sanksi n,elakukantindakan sesuai dengan ketentuan peratrtranperundang-undangan.

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 136

(1) lzin pengumpulan DG yang sudah ter ebelumberlakunya Peraturan Pemerintah ini, dinyatakantetap berlaku sampai dengan berakhirnya masaberlaku izin pengumpulan DG.

(2) Instansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah yangmenerbitkan izin pengumpulan DG sebagaimanadimaksud pada ayat (1) wajib menyampaikan salinanizin pengumpulan DG ke Badan.

Pasal 137

(1) Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, izinpengumpulan DG . yang sedang dalam prosespermohonan disesuaikan dengan ketentuan PeraturanPemerintah ini.

SK No 089057 A

(2) Instansi

Page 58: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-58-

(21 Instansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah yangakan menerbitkan izin pengumpulan DG terhadappermohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)wajib menyampaikan perkembangan prosespermohonan rzin pengumpulan DG sebagaimanadimaksud pada ayat (1) ke Badan.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 138

IGD yang tersedia harus ditetapkan oleh kepala Badanpaling lambat 3 (tiga) bulan sejak Peraturan Pemerintah inidiundangkan.

Pasal 139

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semuaperaturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 9Tahun 2Ol4 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4Tahun 2}ll tentang Informasi Geospasial (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2OI4 Nomor 31,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5502), dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidakbertentangan dengan Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 140

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku,Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2Ol4 tentangPelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2}ll tentangInformasi Geospasial (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2Ol4 Nomor 31, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5502), dicabut dan dinyatakantidak berlaku.

Pasal 141

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

SK No 086213 A

Agar

Page 59: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-59-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Pemerintah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara RepublikIndonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 2 Februari2O2l

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 2 Februari2O2l

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2021 NOMOR 55

Salinan sesuai dengan aslinya

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARAREPUBLIK INDONESIA

Depu ti Perundang-undangan danistrasi Hukum,

ttd

SK No 086212 A

ilvanna Djaman

Page 60: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 45 TAHUN 2O2I

TENTANG

PENYELENGGARAAN INFORMASI GEOSPASIAL

I. UMUM

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2}ll tentang Informasi Geospasialsebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O

tentang Cipta Kerja mengamanatkan adanya beberapa pengaturan lebihlanjut yang menjelaskan mengenai beberapa ketentuan. Di antaranya adalahjangka waktu Pemutakhiran IGD; tata cara memperoleh izin pengumpulanDG; bentuk dan tata cara pemberian insentif bagi Setiap Orang yang dapatmembangun, mengembangkan, danf atau menggunakan Perangkat Lunakpengolah DG dan IG yang Bersifat Bebas dan Terbuka; tata cara penyerahanIGT; kebijakan, kelembagaan, teknologi, standar, dan sumber daya manusiaInfrastruktur IG; pembinaan penyelenggaraan IGT; dan tata carapelaksanaan sanksi administratif.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahtlan, teknologi, dankebijakan nasional, informasi geospasial semakin dibutuhkan oleh seluruhpemangku kepentingan pembangunan di Indonesia. Oleh sebab itu, makainformasi geospasial beserta kegiatan penyelenggaraannya dari hulu sampaidengan ke hilir, di dalamnya termasuk kegiatan survei dan pemetaan,semakin memegang peranan penting. Perumusan kebijakan, pengambilankeputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan denganruang kebumian adalah beberapa diantaranya'

IG sangat berguna sebagai salah satu pendukung utama pengambilankebijakan dalam rangka mengoptimalkan pembangunan di bidang ekonomi,sosial, budaya, dan ketahanan nasional, khususnya dalam pengelolaansumber daya alam, pen5rusunan rencana tata ruang, perencanaan lokasiinvestasi, penentuan garis batas wilayah. Selain itu, mengingat negaraIndonesia berada di dalam wilayah yang memiliki kondisi geografis, geologis,hidrologis, dan demografis yang rawan terhadap terjadinya bencana denganfrekuensi yang cukup tinggi, kebutuhan terhadap IG terkait penanggulanganbencana juga menjadi suatu kebutuhan yang primer.

SK No 086211 A

Dengan

Page 61: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-2

Dengan menyadari pentingnya IG di semua sektor kehidupan,ketersediaan IG yang mutakhir dan akurat menjadi sua*.u keharusan. Hal iniuntuk menghindari adanya kekeliruan, kesalahan, dan tumpang tindihinformasi yang berakibat pada ketidakpastian hukum, inefisiensi anggarandan inefektifitas informasi.

Namun, ketersediaan IG yang akurat dan mutakhir akan menjadi sia-sia jika tidak disampaikan kepada pihak yang membutuhkan untukdigunakan. Oleh sebab itu, Infrastruktur IG juga menjadi salah satu bagianyang tidak dapat diabaikan. Pemberian insentif adalah salah satu saranayang digunakan untuk menumbuhkembangkan penyebarluasan danpenggunaan IG di Indonesia. Selain melalui insentif, pembangunanInfrastruktur IG juga menrbutuhkan kebijakan, kelembagaan, teknologi,standar, dan sumber daya manusia. Lima hal ini menjadi pondasi utamapembangunan Infrastruktur IG.

Pengaturan lebih lanjut mengenai beberapa ketentuan di dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2OlL tentang Informasi Geospasial menjadi suatukewajiban vang harus dipenuhi agar ketersediaan IG yang mutakhir danakurat sebagaimana cita-cita Undang-Undang tersebut dapat terwujud.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

SK No 089061 A

Ayat (3) . .

Page 62: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-3-

Ayat (3)

Huruf aSRGI horizontal digunakan sebagai acuan dalampenentuan posisi horizontal suatu IG.

Huruf bSRGI vertikal digunakan sebagai acuan dalam penentuanposisi vertikal atau tinggi suatu IG.

Ayat (a)

Huruf aYang dimaksud dengan "sistem referensi koordinat"merupakan sistem koordinat geoscntrik 3 (tiga) dimensidengan ketentuan:

a. titik pusat sistem koordinat berimpit dengan pusatmassa bumi sebagaimana digunakan dalamInternational Terrestrial Reference Sy stem [l|:Rfl ;

b. satuan dari sistem koordinat berdasarkan sistemSatuan Internasional (SI); dan

c. orientasi sistem koordinat bersifat equatoial,dimana sumbu Z searah dengan sumbu rotasi bumi,sumbu X adalah perpotongan bidang (equator)dengan garis bujur yang melalui (greeruaich)(greenwich meridianl, dan sumbu Y berpotongantegak lurus terhadap sumbu X dan Z pada bidang(equator) sesuai dengan kaidah sistem koordinattangan kanan, sebagaimana digunakan dalamInternational Terre strial Reference Sy stem (I'TRS/.

Huruf bYang dimaksud dengan "kerangka referensi koordinat"menrpakan realisasi dari sistem referensi koordinat, yaituberupa Jaring Kontrol Geodesi di mana nilai koordinatawal didefinisikan pada epochtertentu dan Jaring KontrolGeodesi terikat kepada kerangka referensi globalInternational Terrestial Refereruce Franne I?RD.

SK No 089062 A

f c

Page 63: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-4-

Huruf c

Datum geodetik mendefinisikan hubungan secarageometris antara sisrem referensi koordinat- denganpermukaan bumi yang dimodelkan oleh elipsoida referensiyaitu elipsoida referensi World Geodetic System 1984(WGS84), di mana titik pusat elipsoida referensi berimpitdengan titik pusat massa bumi yang digunakan dalamInternational Terre strial Reference Sy stem ffRS/.

Huruf dPerubahan nilai koordinat sebagai fungsi waktumerupakan vektor perubahan nilai koordinat dalamkurun waktu tertentu dari suatu titik kontrol geodesi yangdiakibatkan oleh pengaruh pergerakan lempeng tektonikdan deformasi kerak bumi.

Ayat (5)

Yang dimaksud dengan "geoid' adalah bidang ekuipotensialmedan gayaberat bumi yang berimpit dengan muka laut rata-rata global, yang digunakan sebagai bidang acuan untukpenentuan posisi vertikal atau tinggi suatu titik di permukaanbumi.

Geoid yang berlaku di Indonesia disebut Geoid Indonesia atauIndone sian Geoid disin gkat I naGeoid.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 6

Ayat (1)

Penyajian peta dasar dapat berupa peta cetak atau digital, baikdua dimensi maupun tiga dimensi dengan Skala dan kaidahtertentu.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

SK No 089063 A

Pasal 8

Page 64: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-5-

Pasal 8

Ayat (1)

Hipsografi menampilkan relief atau perbedaan ketinggianpermukaan bumi baik di darat maupun di laut, yangdigambarkan dengan:

a. titik ketinggian dan/atau garis kontur ketinggian untukwilayah darat; dan

b. titik kedalaman, batimetri danlatau garis konturkedalaman untuk wilayah laut.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 9

Ayat ( 1)

Yang dimaksud dengan "unsur rupabumi" adalah bagian daripermukaan bumi beserta objek yang berada di atasnya, pada,atau di bawahnya yang dapat dikenali identitasnya berupa unsuralami maupun unsur buatan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Pasal 10

Ayat (1)

Cukup jelas.

SK No 089064A

Ayat (2)

Page 65: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-6-

Ayat (2)

Huruf aYang dimaksud dengan "batas darat" adalah batas antaraNegara Kesatuan Republik Indonesia dengan negaratetangga yang bersebelahan di darat.

Huruf bYang dimaksud dengan "batas maritim" adalah batasantara Negara Kesatuan Republik Indonesia dengannegara tetangga yang bersebelahan dan berseberangan dilaut untuk zona maritim laut teritorial, zona ekonomieksklusif, dan landas kontinen.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Yang dimaksud dengan "dokumen yang mengikat secarahukum" antara lain:

a. batas negara di darat dan maritim dalam bentuk perjanjianinternasional, baik bilateral/trila.teral, dengan negaratetangga;

b. batas maritim yang bersifat unilateral mengacu kepadaperaturan perundang-undangan dan hukum internasional;

c. batas wilayah provinsi dan kabupaten/kota dalam bentukperaturan menteri dalam negeri; dan

d. batas wilayah kecamatan, desa/kelurahan dalam bentukperattrran bupati/wali kota.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 1 1

Ayat ( 1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan "wilayah tertentu sesuai dengankebutuhan" antara lain:

SK No 089065 A

a. kota . .

Page 66: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-7

a. kota besar dan/atau kota metropolitan beserta wilayahpengembangannya;

b. wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tinggi;

c. wilayah rawan bencana terutama wilayah rawan banjirdan/atau tsunami; dan

d. wilayah lain sesuai kebutuhan prioritas pembangunannasional atau kebijakan nasional yang bersifat strategis.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan "sesuai dengan kebutuhan" antara lainkebutuhan prioritas pembangunan nasional, kebijakan nasionalyang bersifat strategis, atau penanggulangan bencana.

Pasal 12

Ayat (1)

Salah satu bentuk penyajian IGT adalah dalam bentuk peta cetakatau digital, baik dua dimensi maupun tiga dimensi denganSkala dan kaidah tertentu, yang selanjutnya disebut petatematik.

Yang dimaksud dengan "mengacu pada IGD" adalah IGDdijadikan sebagai ref'erensi posisi dan/atau geometris untukpembuatan IGT.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

SK No 089066 A

Ayat (9)

Page 67: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-8-

Ayat (e)

Cukup jelas

13

Cukup jelas.

74

Cukup jelas.

15

Cukup jelas.

16

Cukup jelas.

T7

Ayat ( 1)

Yang dimaksud dengan "wilayah Negara Kesatuan RepublikIndonesia" adalah salah satu unsur negara yang merupakan satukesatuan wilayah daratan, perairan pedalaman, perairankepulauan, dan laut teritorial beserta dasar laut dan tanahdibawahnya serta ruang udara diatasnya, termasuk seluruhsumber kekayaan yang terkandung di dalamnya.Yang dimaksud dengan "wilayah yurisdiksi" adalah wilayah diluar wilayah negara yang terdiri atas zona ekonomi eksklusif,landas kontinen, dan zona tambahan dimana negara memilikihak-hak berdaulat dan kewenangan tertentu lainnyasebagaimana diatur di dalam peraturan perundang-undangandan hukum internasional.

Ayat (2)

Huruf aYang dimaksud dengan "DG Dasar" adalah DG yangdigunakan sebagai dasar dalam pembuatan peta dasar.DG Dasar antara lain berupa foto udara/citra tegakresolusi tinggi (Orthorectified Imagery) dan Digital EleuationModel (DEM). Foto udaraf citra tegak resolusi tinggi dapatdihasilkan melalui survei udara dan/atau penginderaanjauh menggunakan sensor optis, radar. dan/atau lidar.Sedangkan Digital Eleuation Mode'|. (DEM)terdiri atas modelpermukaan bumi berikut objek yang berada diatasnya,/ Digital Surface Model (DSM) dan modelpermukaan bumi tanpa objek yang berada diatasnya/ Digital Terrain Model pf@.

SK No 089067 A

Huruf b

Page 68: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

_() _

Huruf bYang dimaksud dengan "DG tentatik" adalah DG dengantema tertentu yang digunakan dalam pembuatan petatematik.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Pasal 18

Cukup jelas.

Pasal 19

Cukup jelas.

Pasal 20

Cukup jelas.

Pasal 21

Cukup jelas.

Pasal 22

Yang dimaksud dengan "efektif dan efisien" adalah kerja samapengumpulan DG, termasuk di dalamnya kegiatan dalam rangkaPemutakhiran IG, dilakukan dengan tidak tumpang tindih, baik darisisi biaya maupun ketersediaan DG yang akan dikumpulkan.

Pasal 23

Cukup jelas.

Pasal 24

Cukup jelas.

Pasal 25

Huruf aCukup jelas.

SK No 089068 A

Huruf b

Page 69: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 10-

Huruf bYang dimaksud dengan "Bahaya untuk objek pengumpulan DG"adalah kegiatan pengumpulan DG yang memungkinkanterjadinya efek yang bersifat negatif terhadap objekpengumpulan DG, misalnya alat pengumpulan DG yangdigunakan merusak lokasi dimana alat tersebut digunakan atauDG yang dikumpulkan terkait dengan lokasi rahasiapertahanan dan keamanan negara.

Huruf c

Cukup jelas.

Pasal 26

Huruf aYang dimaksud dengan "Wahana darat milik asing" antara lainkendaraan roda dua, tiga, empat, dan enam, serta kereta api.

Huruf bYang dimaksud dengan "Wahana air milik asing" antara lainkapal layar, kapal motor, dan kapal selam.

Huruf cYang dimaksud dengan "Wahana udara milik asing" antara lainpesawat terbang, balon udara, dan UAV (Unmanned AerialVehicle).

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28

Cukup jelas.

Pasal 29

Cukup jelas.

Pasal 3O

Cukup jelas.

Pasal 31

Cukup jelas.

SK No 089069 A

Pasal 32

Page 70: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 11-

Pasal 32

Cukup jelas.

Pasal 33

Cukup jelas.

Pasal 34

Cukup jelas.

Pasal 35

Cukup jelas.

Pasal 36

Cukup jelas.

Pasal 37

Cukup jelas.

Pasal 38

Cukup jelas.

Pasal 39

Cukup jelas.

Pasal 40

Huruf aCukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf cYang dimaksud dengan "keamanan" adalah terkait dengankeamanan substansi dari data yang diolah, misalnya apabiladata yang akan diolah menyangkut masalah pertahanan dankeamanan.

Pasal 4 1

Cukup jelas.

Pasal 42

Cukup jelas.

SK No 089070 A

Pasal 43

Page 71: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-t2-Pasal 43

Cukup jelas.

Pasal 44

Cukup jelas.

Pasal 45

Cukup jelas.

Pasal 46

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan "penambahan nilai dalam evaluasiteknis" antara lain pemberian bobot penilaian berdasarkan peranpenggunaan Perangkat Lunak dalam menyelesaikan pekerjaan.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Pasal4T

Cukup jelas.

Pasal 48

Cukup jelas.

Pasal 49

Cukup jelas.

Pasal 50

Cukup jelas.

Pasal 51

Cukup jelas.

Pasal 52

Cukup jelas.

SK No 089071 A

Pasal 53

Page 72: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-13-

Pasal 53

Huruf aYang dimaksud dengan "sarana untuk menyimpan PerangkatLunak pengolah DG dan IG" antara lain berupa storage, desktop,mobile deuices atau prasarana lain yang dibutuhkan, yang dapatpula berfungsi untuk pengembangan dar, pengoperasianPerangkat Lunak pengolah DG dan IG.

Huruf bCukup jelas.

Pasal 54

Cukup jelas.

Pasal 55

Huruf aCukup jelas.

Huruf bYang dimaksud dengan "tanda bukti perolehan secara sah"antara lain dengan menunjukkan bukti pengunduhanPerangkat Lunak melalui media laman.

Huruf cYang dimaksud dengan "dirasakan manfaatnya oleh PenggunaPerangkat LunalC' antara lain dengan menunjukkan buktirekomendasi Perangkat Lunak oleh Pengguna Perangkat Lunak.

Huruf dCukup jelas.

Pasal 56

Cukup jelas.

Pasal 57

Cukup jelas.

Pasal 58

Cukup jelas. Pasal 59

Cukup jelas.

SK No 089072A

Pasal60...

Page 73: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-14-

Pasal 60

Cukup jelas.

Pasal 61

Cukup jelas.

Pasal 62

Cukup jelas.

Pasal 63

Cukup jelas.

Pasal 64

Cukup jelas.

Pasal 65

Huruf aYang dimaksud dengan "Duplikat IGT sebagai bahanperpustakaan" adalah semua hasil karya tulis, karya cetak,dan/atau karya rekam.

Huruf bYang dimaksud dengarr "Duplikat IGT sebagai arsip" adalahDuplikat IGT yang sudah drautentikasi sesuai dengan aslinyaoleh penyelenggara IGT.

Pasal 66

Cukup jelas.

Pasal 67

Cukup jelas.

Pasal 68

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "berita acara serah terima" adalah dapatmemuat di antaranya pihak yang menyerahkan, pihak yangmenerima, daftar IGT yang diserahkan, sifat kerahasiaan, danketentuan mengenai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)penyelenggara IGT.

Ayat (2)

Cukup jelas.

SK No 089073 A

Ayat (3)

Page 74: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-15-

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan "autentikasi" adalah Duplikat IGT yangtelah melewati proses penentuan bahwa Duplikat IGT tersebutdinyatakan asli.

Pasal 69

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan "peraturan perundang-undangan"antara lain peraturan perundang-undangan di bidang kearsipan.

Pasal 70

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bYang dimaksud dengan "peraturan perundang-undangan"adalah peraturan perundang-undangan di bidang keterbukaaninformasi publik.

Huruf cPembuatan sarana bantu penemuan kembali Duplikat IGTdimaksudkan untuk memudahkan penelusuran kembaliDuplikat IGT yang pernah diterima.

Pasal 71

Huruf aYang dimaksud dengan "tabel informasi berkoordinat" adalahkumpulan satu atau lebih koordinat beserta informasi yangmelekat pada koordinat tersebut.

Huruf bYang dimaksud dengan "peta cetak" adalah IG yang disajikanpada sebuah lembaran kertas dengan ukuran dan Skalatertentu yang disajikan menurut kaidah kartografis.

SK No 089074 A

Huruf c .

Page 75: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 16-

Huruf c

Yang dimaksud dengan "peta digital" adalah peta dalam Formatdigital tertentu yang ciapat diakses dengan menggunakanperangkat keras dan Perangkat Lunak tertentu.

Huruf dYang dimaksud dengan "peta interaktif' adalah peta digital yangmemberikan fasilitas interaksi antara Penggeina IG dan petatersebut.

Huruf e

Yang dimaksud dengan "peta multimedia" adalah peta digitalyang dilengkapi dengan fasilitas media audiovisual.

Pasal 72

Huruf aYang dimaksud dengan etak" antara lain buku atau dokumentertulis lainnya.

Huruf bYang dimaksuci dengan "digital" antara lain CD, DVD, atau harddisk eksternal.

Pasal 73

Ayat ( 1)

Yang dimaksud dengan "Format saji" antara lain berupa Formathtml, gml, jpeg, gif, atau PDF serta dapat diakses nlenggunakanPerangkat Lunak penyajian yang sudah lazirn dikenal atautersedia bebas biaya.

Ayat (2)

Yang dima.ksud dengan "Format asli" autara lain berupa Formatsensor (tif, rinexl atau yang memerlukan software tersendiriuntuk menggunakannya, seperti software geo-dbase, danf ataug eo -reference (auto cad, arc/ g is -format, freehand).

Pasal 74

Cukup jelas

SK No 089075 A

Pasal 75

Page 76: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

Pasal 75

Cukup jelas.

Pasal 76

Cukup jelas.

Pasal TT

Cukup jelas.

Pasal 78

Cukup jelas.

Pasal 79

Cukup jelas.

Pasal 80

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Huruf a

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-17-

Kebijakan bertujuan untuk mewujudkan integrasi IGyang tersebar pada Penyelenggara IG dan kemudahanakses data dan informasi terkini yang akurat bagiPengguna IG. Sasaran kebijakan IG adalah:

1. terintegrasinya data yang dihasilkan antarPenyelenggara IG sehingga tidak terjadi tumpangtindih kegiatan dan anggaran penyelenggaraan IG;dan

2. terpenuhinya kebutuhan Pengguna IG akan IG yangterkini, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkansecara cepat dan efisien.

Huruf bCukup jelas

Huruf cCukup jelas

Huruf dCukup jeias

SK No 089076 A

Huruf e .

Page 77: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-18-

Huruf e

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 81

Cukup jelas.

Pasal 82

Cukup jelas.

Pasal 83

Cukup jelas.

Pasal 84

Cukup jelas.

Pasal 85

Cukup jelas.

Pasal 86

Cukup jelas.

Pasal 87

Cukup jelas.

Pasal 88

Cukup jelas.

Pasal 89

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "pihak lain" antara lain swasta nasional,pemerintah negara asing, lembaga asing, atau swasta asing.

Ayat (2)

Cukup jelas.

SK No 089077 A

Pasal 90

Page 78: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-t9-

90

Cukup jelas.

91

Cukup jelas.

92

Cukup jelas.

93

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan "lembaga pendidikan formal di bidangIG" antara lain sekolah menengah kejuruan dan perguruan tinggiyang memiliki muatan kurikulum pendidikan terkait bidang IG.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

94

Cukup jelas.

95

Cukup jelas.

96

Ayat (1)

Cukup jelas.

SK No 089078 A

Ayat (2)

Page 79: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-20-

Ayat (2)

Huruf aYang dimaksud "profesi" adalah panggilan untukmelakukan pekerjaan terpelajar yang diakui, dengankompetensi dan kepakaran dari pendidikan, pelatihan,dan pengalaman.

Huruf bCukup jelas.

.Huruf c

Cukup jelas.

Pasal 97

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bJenis surveyor antara lain surveyor kadaster, surveyorterestris, surveyor fotogrametris, surveyor hidrografi,surveyor pemetaan, dan lainnya yang memenuhipersyaratan sebagai surveyor.

Ayat (5)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

SK No 089079 A

Huruf c

Page 80: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

Huruf c

Huruf d

Ayat (6)

Cukup jelas

Pasal 98

Cukup jelas.

Pasal 99

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (21

Ayat

Pasal 100

Cukup jelas

Pasal 101

Cukup jelas

PRES lDENREPUBLIK INDONESIA

-2t-

Yang dimaksud dengan "data tertentu" antara lain berupadata kependudukan dan sosial budaya, ekonomi daninfrastruktur, kehutanan dan penutup/penggunaanlahan, geomorfologi dan sumber daya lahan, sumber dayaair dan atmosfer, geopolitik dan geostrategis,kebencanaan, kemaritiman dan wilayah kepulauan,dan/ atau pengembangan wilayah.

Cukup jelas.

Yang dimaksud dengan "rekognisi pembelajaran lampau" adalahpengakuan atas capaian pembelajaran seseorang yang diperolehdari pendidikan formal atau nonformal atau informal, dan/ataupengalaman kerja ke dalam pendidikan iormal.

Capaian pembelajaran sebagaimana dimaksud di atas adalahkemampuan yang diperoleh melalui internalisasi pengetahuan,sikap, keterampilan, kompetensi, dan/atau akumulasipengalaman kerja.

(3)

Cukup jelas.

SK No 089080 A

Pasal 102

Page 81: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK ]NDONESIA

-2'2-

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal 1 10

Cukup jelas.

Pasal 1 1 ICukup jelas.

Pasal 1 12

Cukup jelas.

r02Cukup jelas.

103

Cukup jelas.

104

Cukup jelas.

105

Cukup jelas.

106

Cukup jelas.

t07Cukup jelas.

108

Cukup jelas.

109

Ayat ( 1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan "wilayah" adalah ruang yang merupakankesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya, yangbatas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspekadministratif dan / atau fungsional.

SK No 089081 A

Pasal 113. . .

Page 82: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-23-

Pasal 1 13

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (a)

Huruf aYang dimaksud dengan "nilai unsur Jaring KontrolGeodesi" terdiri atas:

a. nilai koordinat horizontal;

b. nilai koordinat vertikal; dan/atauc. nilai gayaberat.

Huruf bYang dimaksud dengan "sarana fisik Jaring KontrolGeodesi" antara lain berupa pilar, bangunarr, alatpengamatan/pengukuran, peralatan pendukung,komunikasi data, dan sarana fisik lainnya yangdibutuhkan untuk menjaga xesLabilan nilai unsur sertakeberlangsungan pengamatan/pengukuran pada JaringKontrol Geodesi.

Huruf c

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal I 14

Cukup jelas.

Pasal 1 15

Ayat (1)

Huruf aYang dimaksud dengan "peristiwa tertentu" antara 1ain

SK No 089082A

a. bencana

Page 83: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

a.

b.

c.

d.

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-24-

bencana alam;

perang;

pemekaran atau perubahan wilayah administratif;atau

kejadian lainnya yang berakibat berubahnya unsurIGD.

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Huruf bCukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas.

116

Cukup jelas.

1t7

Cukup jelas.

118

Cukup jelas.

119

Cukup jelas.

r20Cukup jelas.

t2tCukup jelas.

122

Cukup jelas.

t23Cukup jelas.

t24Cukup jelas.

r25Cukup jelas.

SK No 089083 A

Pasal 126..

Page 84: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-25-

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

PasaI

Pasal

Pasal

Pasal

Pasal

r26Cukup jelas.

t27

Cukup jelas.

t28Cukup jelas.

r29

Cukup jelas.

130

Cukup jelas.

131

Cukup jelas.

r32Cukup jelas.

133

Cukup jelas.

r34

Cukup jelas.

135

Cukup jelas.

136

Cukup jelas.

r37

Cukup jelas.

138

Cukup jelas.

139

Cukup jelas.

SK No 089084 A

Pasal 140

Page 85: IDEN - Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

PRES IDENREPUBLIK ]NDONESIA

-26-

Pasal 140

Cukup jelas

Pasal 141

Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6657

SK No 086210 A