laporan praktikum iden, pengawetan, dan bedah ovarium

34
LAPORAN PRAKTIKUM Nama pengujian / Analisis/ Materi : Identifikasi, Pengawetan dan Pembedahan Ovarium Nyamuk Mata Kuliah : Entomologi Kesehatan Dan Teknik Entomologi Semester : VI PJMK / Dosen Praktikum : Dra. Retno Hestiningsih, M.Kes Asisten Praktikum : Ika Dina Amin Disusun oleh NAMA : Dewi Mustikawati NIM : 25010112130146 i

Upload: dewi-mustikawati

Post on 08-Nov-2015

361 views

Category:

Documents


48 download

DESCRIPTION

identifikasi nyamuk. bedah ovarium nyamuk

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMNama pengujian / Analisis/ Materi:Identifikasi, Pengawetan dan Pembedahan Ovarium Nyamuk Mata Kuliah: Entomologi Kesehatan Dan Teknik EntomologiSemester: VIPJMK / Dosen Praktikum: Dra. Retno Hestiningsih, M.KesAsisten Praktikum: Ika Dina Amin

Disusun olehNAMA : Dewi MustikawatiNIM : 25010112130146

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2015

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Identifikasi, Pengawetan dan Pembedahan Ovarium Nyamuk2. Materi : a. Identifikasi Nyamukb. Pengawtan Nyamuk Dewasac. Pembedahan Ovarium Nyamuk3. Penyusun : Nama : Dewi Mustikawati NIM : 250101121301464. Lokasi Kegiatan: Laboratorium FKM Undip

Semarang, 10 Mei 2015

Mengetahui,Asisten PraktikumPraktikan

Ika Dina AminDewi MustikawatiNIM. 25010111120005NIM. 25010112130146

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan kurnia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Praktikum seperti penulis harapkan.Tujuan penulisan Laporan Praktikum dengan judul Identifikasi, Pengawetan dan Pembedahan Ovarium Nyamuk adalah untuk memenuhi dan melengkapi salah satu nilai mata kuliah Entomologi Kesehatan Dan Teknik entomologi.Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga Laporan Praktikum ini bisa terselesaikan. Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada Laporan Praktikum ini maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membantu dari semua pihak.

Semarang, 10 Mei 2015

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER iHALAMAN PENGESAHAN iiKATA PENGANTARiiiDAFTAR ISIivDAFTAR GAMBARviBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang11.2 Tujuan Praktikum11.3 Manfaat Praktikum2BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Identifikasi Nyamuk32.1.1 Dasar Teori 32.1.2 Alat dan Bahan42.1.3 Diagram Alur Kerja 52.2 Pengawetan Nyamuk Dewasa52.2.1 Dasar Teori 52.2.2 Alat dan Bahan 62.2.3 Diagram Alur Kerja 72.3 Pembedahan Ovarium Nyamuk82.3.1 Dasar Teori 82.3.2 Alat dan Bahan112.3.3 Diagram Alur Kerja11BAB III HASIL3.1 Identifikasi Nyamuk123.2 Pengawetan Nyamuk Dewasa133.3 Pembedahan Ovarium Nyamuk13BAB IV PEMBAHASAN4.1 Identifikasi Nyamuk154.2 Pengawetan Nyamuk Dewasa164.3 Pembedahan Ovarium Nyamuk16BAB V PENUTUP5.1 Kesimpulan175.2 Saran17DAFTAR PUSTAKA18DOKUMENTASI19

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Alur Kerja Identifikasi Nyamuk5Gambar 2.Diagram Alur Kerja Pengawetan Nyamuk Dewasa7Gambar 3. Ovarium nyamuk nulliparous9Gambar 4. Ovarium nyamuk parous10Gambar 5. Ovarium Nyamuk dengan Dilatasi10Gambar 6. Diagram Alur Kerja Pembedahan Ovarium Nyamuk11Gambar 7. pinning nyamuk13Gambar 8. nulliparous14Gambar 9. Parous14

vii

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangNyamuk merupakan serangga berukuran kecil dengan tiga pasang kaki, mempunyai dua sayap bersisik dan mempunyai bagian mulut (proboscis) untuk menusuk dan menghisap darah. Nyamuk termasuk ke dalam ordo Diptera, famili Culicidae, dengan tiga subfamili yaitu Toxorhynchitinae (Toxorhyncites), Culicinae (Aedes, Culex, Mansonia, Armigeres) dan Anophelinae. Terdapat sekitar 3100 spesies dari 34 genus di seluruh dunia. Anopheles, Culex, Aedes, Mansonia, Armigeres, Haemagogus, Sabethes, Culiseta dan Psorophora adalah genus nyamuk yang menghisap darah manusia dan berperan sebagai vektor (Dewi Marbawati dan Zumrotus Sholichah, 2009).Di Indonesia telah ditemukan berbagai jenis nyamuk dari berbagai genus, banyak diantaranya yang menjadi vektor penyakit, diantaranya Ae. agypti dan Ae. albopictus menyebabkan DBD dan chikungunya, 19 jenis nyamuk dari genus Anopheles menyebabkan malaria, 27 jenis nyamuk dari genus Culex, Anopheles, Aedes dan Mansonia penyebab filariasis dan lain sebagainya (Dewi Marbawati dan Zumrotus Sholichah, 2009).Untuk mengetahui keanaekaragaman nyamuk di Tembalang dan sebagai pembelajaran lebih lanjut mengenai nyamuk serta guna mendapatkan koleksi spesies nyamuk maka perlu dilakukan kegiatan koleksi referensi nyamuk meliputi kegiatan pengawetan nyamuk dewasa, mengidentifikasi nyamuk dewasa dan melakukan pembedahan ovarium. Diharapkan dari kegiatan ini akan diperoleh koleksi nyamuk sebagai referensi dan dapat menambah data fauna nyamuk yang ada di Tembalang.

1.2 Tujuan Paktikum1. Mehasiswa terampil mengidentifikasi berbagai genus dan spesies nyamuk dewasa2. Mahasiswa dapat mengawetkan nyamuk dewasa untuk koleksi vektor laboratorium entomologi3. Mahasiswa terampil dalam melakukan pembedahan ovari nyamuk untuk mengetahui paritas nyamuk dan menghitung umur nyamuk dengan melihat dilatasi

1.3 Manfaat Praktikum1. Dapat mengetahui genus dan spesies nyamuk2. Dapat melakukan pengawetan atau pinning nyamuk3. Dapat melakukan pembedahan ovari nyamuk4. Dapat Menghitung umur nyamuk

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Identifikasi Nyamuk2.1.1 Dasar TeoriNyamuk adalah serangga kosmopolitan yang tersebar di sebagian besar dunia. Kebutuhan nyamuk untuk makan darah untuk pengembangan telur membuat nyamuk vektor potensial penyakit (Aynsley C. Thielman dan Fiona F. Hunter, 2007). Untuk melakukan pengendalian penyakit maka diperlukan identifikasi guna memetakan nyamuk yang dapat menjadi vektor tular penyakit. Dengan menggunakan survei entomologi nyamuk dewasa, maka akan didapatkan berbagai nyamuk dewasa.Kunci identifikasi umumnya menggunakan karakteristik yang paling umum di antara kelompok khusus spesimen diperiksa. Karena itu, ketika sejumlah besar nyamuk diidentifikasi, ada kemungkinan ada beberapa variasi dalam spesies (misalnya perbedaan ukuran, warna, morfologi, dll). Alasan yang mungkin termasuk perbedaan suhu, kondisi lingkungan, atau lokasi geografis, untuk nama hanya beberapa. Dalam mengidentifikasi adalah cara yang baik untuk memeriksa identifikasi dengan kunci lain dan / atau deskripsi yang lebih rinci dari spesies tertentu, terutama adalah spesies langka atau mungkin baru diperkenalkan. Ketika Mengidentifikasi nyamuk, yang terbaik adalah untuk selalu mulai dari awal kunci, pada tingkat genus, dan ikuti langkah sampai suatu identifikasi yang benar tercapai. Asumsi berdasarkan penampilan umum sering menyebabkan kesalahan identifikasi (Aynsley C. Thielman dan Fiona F. Hunter, 2007). Identifikasi morfologi yang tepat dapat berguna untuk mengetahui karakter dan jumlah spesies sehingga dapat memberikan gambaran keanekaragaman. Nyamuk di suatu daerah, sehingga di harapkan dapat digunakan sebagai landasan ilmiah dalam penanganan kasus penyakit sesuai dengan daerah/geografi penyebarannya (Fahmi, dkk., 2014).Nyamuk genus Culex merupakan nyamuk yang banyak terdapat di sekitar kita. Nyamuk ini termasuk serangga yang beberapa spesiesnya sudah dibuktikan sebagai vektor penyakit, disamping dapat mengganggu manusia karena gigitannya. Di Indonesia ada 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Aedes, Culex, Armigeres dan Mansonia sebagai vektor penyakit filariasis diantaranya Culex quinquefasciatus dan Culex bitaeniorrhynchus dan pada umumnya genus Culex ini menyukai tempat-tempat buangan limbah rumah tangga (Upik Kesumawati Hadi, 2011).Jenis-jenis nyamuk yang diduga berpotensi sebagai vektor JE adalah Cx. tritaeniorhynchus, Cx. fuscocephalus dan Cx. quiquefasciatus. Di Indonesia, vektor utama JE pertama kali dilaporkan adalah Cx. tritaenoirhynchus dan babi sebagai inang amplifer di Jakarta (Hadi et al., 2011).2.1.2 Alat Dan Bahan Mikroskop : digunakan dalam pengamatan untuk mengidentifikasi nyamuk Musquito holder : tempat meletakkan spesimen yang akan diamati Buku kunci identifikasi : untuk melihat genus dan spesies dari nyamuk yang di identifikasi Spesimen nyamuk : nyamuk untuk di identifikasi Alat tulis : digunakan untuk menuliskan hasil identifikasi

2.1.3 Diagram Alur Kerja

Mulai

Spesimen nyamuk di tempelkan pada alas (mosquitoes holder) lalu diletakkan di bawah lensa obyektif mikroskop

Atur perbesaran dan karometer untuk mendapatkan gambar yang baik

Gunakan buku kunci identifikasi yang tersedia, cocokkan ciri morfologi nyamuk dengan pernyataan yang ada pada buku kunci identifikasi

Tuliskan genus, spesies serta informasi tentang spesimen yang telah teridentifikasi.

Sajikan dan laporkan

Selesai

Gambar 1. Diagram Alur Kerja Identifikasi Nyamuk

2.2 Pengawetan Nyamuk2.2.1 Dasar TeoriPengawetan nyamuk dewasa (pinning) merupakan kegiatan untuk mendapatkan koleksi referensi berbagai spesies nyamuk dewasa. Untuk melakukan pinning terlebih dahulu dilakukan survey entomologi nyamuk dewasa. Nyamuk dewasa sebaiknya dimatikan dengan eter atau etil asetat uap. Hal ini dilakukan dengan menempatkan sepotong kecil kapas, yang telah menyerap beberapa tetes agen pembunuhan, menjadi bejana kaca yang berisi nyamuk. Beberapa pekerja lapangan juga menggunakan asap rokok atau botol dengan lapisan plester dari paris mengandung sianida, di bagian bawah. Nyamuk mati yang disematkan dan tetap kering. Untuk alasan ini, spesimen kering harus aman dalam ruang kelembaban sebelum menjepit. Nyamuk yang dikeringkan harus tersebar terpisah dari yang lain pada kertas filter dalam petri-dish dan disimpan selama 12-24 jam dalam desikator yang berisi air untuk melunakkan spesimen. Perawatan harus diambil untuk tidak menggunakan ruang lembab di mana tetes air terkondensasi dapat jatuh pada spesimen (Norbert Becker et. al., 2003).Sebuah metode yang lebih sederhana dan banyak digunakan menjamin juga perlindungan yang baik dari nyamuk dan penanganan mudah dari nyamuk dipasang. Nyamuk yang baru saja dibunuh, beku atau baru santai nyamuk diserang dalam posisi horizontal dengan pleuron kiri untuk setetes cat kuku yang jelas di ujung kardus atau gabus jalur segitiga, minimal 7 mm panjang, yang terletak di atas sebuah kaki menuju pin. Tameng harus menghadapi pergi, dan kaki menuju pin. Kemudian, kardus atau gabus strip ditarik ke sekitar 2/3 dari panjang pin, untuk meninggalkan ruang yang cukup untuk dua label (Norbert Becker et. al., 2003).Setelah pengeringan selama sekitar 1-2 hari serangga harus ditransfer ke dalam kotak penyimpanan gabus berlapis kayu dengan fumigan anti-hama (misalnya kristal naftalena) untuk menghindari kerusakan hama (Norbert Becker et. al., 2003).2.2.2 Alat Dan Bahan Nyamuk dewasa : nyamuk yang akan di awetkan Kloroform : untuk membuat nyamuk pingsan Kertas pinning : untuk menempelkan nyamuk yang diawetkan Ponches : digunakan untuk membuat kertas pinning Jarum pin : untuk menusuk keras pinning Label : untuk memberi label pada awetan nyamuk2.2.3 Mulai Diagram Alur Kerja

Nyamuk yang telah ditangkap dan dikumpulkan dalam cangkir kertas dimatikan dengan kloroform atau eter

Nyamuk di tempelkan pada kertas segitiga yang sebelumnya kertas tersebut telah di tusukkan dengan jarum pin.

Samping kiri nyamuk direkatkan pada point. Dengan cara ini mesonotum letaknya paling jauh dari jarum. Tanda-tanda pada punggung tampak jelas dan kaki dapat diperiksa dari atas

Ujung runcing point dibengkokkan ke bawah dengan pinset, dada kanan diletakkan pada ujung point yang membengkok, letak nyamuk dengan punggung di atas, jadi seperti lem.

Apabila sayap membujur sejajar abdomen, sayap di atur dengan jarum sehingga sayap seperti pada posisi terbang. Bila sayap tetap paada posisi semula, biarkan saja, karena bila dicoba lagi akan merusak sisik sayap

Selesai

Gambar 2. Diagram Alur Kerja Pengawetan Nyamuk

2.3 Pembedahan Kelenjar Ovarium2.3.1 Dasar TeoriStruktur umur nyamuk dinyatakan dalam perubahan system reproduksi nyamuk betina dengan mengikuti selesainya siklus gonotropik. Untuk mengetahui umur relative suatu vektor (nyamuk) adalah dengan tingkat dilatasi pada saluran telur (pedikulus) atau dengan melihat parousitas (parity rate) yang dapat dilakukan dengan pembedahan ovarium nyamuk. (Depkes, 2002)Pembedahan ovarium untuk mengetahui persen parous dari populasi vektor. Angka ini dikombinasikan dengan kepadatan nyamuk yang ditangkap dengan umpan orang (jumlah nyamuk ditangkap per orang per malam) merupakan parameter untuk mengetahui besar/kecilnya penularan yang berlangsung. Kepadatan tinggi dengan persen parous tinggi menerangkan penularan masih berlangsung. Sedangkan kepadatan tinggi/rendah dengan persen parous rendah, menerangkan bahwa penularan telah terhenti. Persen parous lebih dari 6% tergolong rendah. (Nurmaini, 2001)Untuk memperkirakan umur populasi nyamuk Anopheles, dilakukan pembedahan kandung telur (ovarium) nyamuk Anopheles betina dengan tujuan untuk mengetahui kondisi nyamuk pernah bertelur (parous) dan belum pernah bertelur (nulliparous). (Effendi, A, 2002)Misalnya dari 100 ekor nyamuk yang dibedah indung telurnya ternyata 80 ekor telah parous, maka persentase parous populasi nyamuk tersebut adalah 80%. Penentuan umur nyamuk ini sangat penting untuk mengetahui kecuali kaitannya dengan penularan malaria data umur populasi nyamuk dapat juga digunakan sebagai para meter untuk menilai dampak upaya pemberantasan vektor (penyemprotan, pengabutan dan lain-lain). (Sayono, 2008)Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perkiraan umur nyamuk secara fisiologis dapat dilihat dari kondisi ovarium nyamuk. Bila terdapat ovarium yang membesar satu berarti nyamuk pernah bertelur satu kali atau sudah pernah mengalami satu siklus gonotropik atau satu dilatasi, bila terdapat dua pembesaran ovarium berarti dua kali siklus gonotropik atau dua dilatasi, dan seterusnya.Satu siklus gonotropik atau satu dilatasi diperkirakan empat hari, sehingga untuk memperkirakan umur fisiologis nyamuk yang tertangkap yaitu dari jumlah dilatasi dikalikan empat hari (Munif, 2007).Untuk mengetahui rata-rata nyamuk di suatu wilayah, dapat dilakukan pembedahan nyamuk-nyamuk yang ditangkap untuk memeriksa keadaan ovarium dibawah mikroskop. Apabila ujung-ujung pipa udara (Tracheolus) pada ovarium masih menggulung dan ovarium belum membesar, berarti nyamuk itu belum pernah bertelur (nulli parous). Apabila pipa-pipa udara sudah terurai / terlepas gulungannya serta ovarium pernah membesar maka nyamuk itu sudah pernah bertelur (parous).(Munif, 2007).

Gambar 3. Ovarium nyamuk nulliparous

Gambar 4. Ovarium nyamuk parousNyamuk betina parous (kenyang darah) yang telah melengkapi satu atau lebih siklus gonotropik dan memiliki peluang lebih besar terinfeksi parasit daripada nyamuk betina yang baru pertama kali menghisap darah (nulliparous) Darah yang dihisap, seberapa pun banyaknya, menimbulkan kematangan telur. Nyamuk menghisap mulai menunjukkan suatu penurunan aktifitas pencarian host dalam 30 jam, maksimum 48 72 jam. Mekanisme ini melibatkan sel-sel neurosekretori dari otak, ovarium, lemak tubuh, dan substansi kelenjar aksesori jantan yang telah dipindahkan ke betina yang dikawini. (Arian, H. 2009)Untuk memperkirakan rata-rata umur suatu populasi nyamuk secara lebih tepat perlu dilakukan pembedahan ovarium dari nyamuk-nyamuk yang parous yaitu dengan menghitung jumlah dilatasi pada saluran telur (pedikulus). Umur rata-rata populasi nyamuk dapat ditunjukkan dengan melihat rata-rata jumlah dilatasi dikalikan siklus gonotropik. Semakin banyak jumlah dilatasi menunjukkan umur nyamuk tersebut adalah semakin lama. Dengan semakin lama umur nyamuk berarti semakin besar pula potensi terjadinya penularan di suatu wilayah karena sesuai dengan kebutuhan waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan virus dengue dalam tubuh nyamuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 5. Ovarium Nyamuk dengan Dilatasi2.3.2 Alat Dan Bahan Mikroskop : untuk memperbesar objek pengamatan Cawan pantri : Untuk menyimpan atau menampung sementara nyamuk dewasa sebelum dilakukan pembedahan ovarium Nyamuk dewasa : sebagai bahan yang akan di amati atau di bedah Kloroform : untuk memingsankan nyamuk Larutan garam : untuk membasahi nyamuk agar tetap lunak dan menjaga kelembabannya. Jarum bedah serangga : untuk merobek dan membedah ovarium nyamuk. 2.3.3 Diagram Alur Kerja

Mulai

Nyamuk yang akan dibedah dileyakkan di atas kaca yang telah ditetesi air garam. Bagian atas perut nyamuk berada disebelah kanan.

Jarum seksi di tangan kiri ditusukkan ke bagian dada nyamuk untuk menahan tubuh nyamuk agar tidak bergerak

Kedua sisi ujung ruang perut ke-7 dirobek sedikit dengan jarum seksi ditangan kanan

Ujung abdomen di tarik perlahan-lahan ke belakang. Di tarik lagi perlahan-lahan sampai indung telur keluar

Kandung telur dan sisi perut lainnya di periksa

Selesai

Gambar 6. Diagram Alur Kerja Pembedahan Ovarium NyamukBAB IIIHASIL

3.1 Identifikasi NyamukDari pengamatan identifikasi nyamuk di peroleh hasil sebagai berikut :1. Culex pseudosinensisDengan kunci identifikasi :1. b. Probosis dengan gelang putih, lower. Mesipemeron tanpa bulu kasar4. a. Tergit abdomen dengan gelang pucat apical yang bagian atasnya mirip segitiga dan gelang basal atau bagian ujung abdomen tertutup oleh sisik-sisik pucat5. b. Sayap tanpa sisik-sisik pucat, scutum dengan sisik-sisik keperakan6. b. Tergit abdomen dengan gelang-gelang pucat apikal dengan bercak mirip segitiga, gelang pucat basal agak lebar.2. Culex bitaeniorhynchusDengan menggunakan kunci identifikasi :1. b. Probosis dengan gelang putih, lower. Mesipemeron tanpa bulu kasar4. a. Tergit abdomen dengan gelang pucat apical yang bagian atasnya mirip segitiga dan gelang basal atau bagian ujung abdomen tertutup oleh sisik-sisik pucat5. a. Sayap dengan sisik-sisik pucat yang tersebar di antara sisik-sisik gelap, terutama pada costa dan subcosta, scutum tanpa sisik-sisik keperakan3. Culex tritaeniorhynchusDengan menggunakan kunci identifikasi :1. b. Probosis dengan gelang putih, lower. Mesipemeron tanpa bulu kasar4. b. Tergit abdomen selalu dengan gelang basal putih, jarang tanpa gelang, tidak ada gelang apikal dan tanpa bercak-bercak7. b. Scutum tertutup sisik-sisik coklat merata atau dengan beberapa sisik kuning atau keemasan9. b. Sayap tanpa noda berupa sisik-sisik putih yang jelas12. a. Nyamuk berukuran kecil, berwarna hitam kecoklatan, bagian ventral proboscis kepangkal dengan bercak pucat, occiput dengan sisik-sisik tegak berwarna kecoklat-coklatan4. Culex pipiens fatigansDengan menggunakan kunci identifikasi :1. a. Proboscis tanpa gelang putih, lower mesepimeron dengan 1-2 bulu kasar2. b. Tergit pada abdomen dengan gelang basal yang sempit3. b. Integument dari pleuron berwarna pucat merata5. Culex fuscocephalusDengan menggunakan kunci identifikasi :1. a. Proboscis tanpa gelang putih, lower mesepimeron dengan 1-2 bulu kasar2. a. Tergit pada abdomen tanpa gelang

3.2 Pengawetan Nyamuk DewasaHasil pengamatan pengawetan nyamuk dewasa dengan metode pinning.

Gambar 7. pinning nyamuk3.3 Pembedahan Ovarium Nyamuk Dalam pembedahan ovarium didapatkan hasil bahwa ovarium nyamuk yang dibedah adalah ovarium nulliparous dan parous. Praktikan membedah sembilan nyamuk yang terbagi menjadi dua kelompok. Didapatkan hasil bahwa ovarium nyamuk yang di bedah adalah enam nulliparous dan 3 parous.

Gambar 8. nulliparous

Gambar 9. parous

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Nyamuk1. Culex pseudosinensisDari hasil pengamatan identifikasi nyamuk dengan menggunakan buku kunci identifikasi serta mikroskop dengan perbesaran 100x10 hasilnya adalah Culex pseudosinensis. Dengan melihat morfologi di dapatkan hasil bahwa Culex pseudosinensis memiliki ciri proboscis dengan gelang putih, mesepimeron tanpa bulu kasar, tergit abdomen dengan gelang pucat apical yang bagian atasnya mirip segitiga dan gelang basal atau bagian ujung abdomen tertutup oleh sisik-sisik pucat, sayap tanpa sisik-sisik pucat, scutum dengan sisik-sisik keperakan, tergit abdomen dengan gelang-gelang pucat apical dengan bercak mirip segitiga dan gelang pucat basal agak lebar.2. Culex TritaeniorhynchusDari hasil pengamatan identifikasi nyamuk dengan menggunakan buku kunci identifikasi serta mikroskop dengan perbesaran 100x10 hasilnya adalah Culex tritaeniorhynchus. Dengan melihat morfologi di dapatkan hasil bahwa Culex tritaeniorhynchus memiliki ciri proboscis dengan gelang putih, tergit abdomen selalu dengan gelang basal putih, scutum tertutup sisik-sisik coklat merata, sayap tanpa noda berupa sisik-sisik putih yang jelas, dan nyamuk berukuran kecil serta berwarna hitam kecoklatan.3. Culex pipiens fatigansDari hasil pengamatan identifikasi nyamuk dengan menggunakan buku kunci identifikasi serta mikroskop dengan perbesaran 100x10 hasilnya adalah Culex pipiens fatigans. Dengan melihat morfologi di dapatkan hasil bahwa Culex pipiens fatigans memiliki ciri proboscis tanpa gelang putih, tergit pada abdoment dengan gelang basal yang sempit, integument dari pleuron berwarna pucat merata.4. Culex fuscocephalusDari hasil pengamatan identifikasi nyamuk dengan menggunakan buku kunci identifikasi serta mikroskop dengan perbesaran 100x10 hasilnya adalah Culex fuscocephalus. Dengan melihat morfologi di dapatkan hasil bahwa Culex fuscocephalus memiliki ciri proboscis tanpa gelang putih dan pada abdomen tanpa gelang.5. Culex bitaeniorhynchusDari hasil pengamatan identifikasi nyamuk dengan menggunakan buku kunci identifikasi serta mikroskop dengan perbesaran 100x10 hasilnya adalah Culex bitaeniorhynchus. Dengan melihat morfologi di dapatkan hasil bahwa Culex bitaeniorhynchus memiliki ciri proboscis dengan gelang putih, tergit abdomen dengan gelang pucat apical yang bagian atasnya mirip segitiga, sayap dengan sisik-sisik pucat yang tersebar di antara sisik-sisik gelap terutama pada costa dan subcosta, scutum tanpa sisik-sisik keperakan.

4.2 Pengawetan Nyamuk DewasaBerdasarkan hasil pengawetan, nyamuk yang direkatkan pada point letak mesonotumnya paling jauh dari jarum. Tanda-tanda pada punggung tampak jelas dan kaki dapat diperiksa dari atas. Sebelum melakukan pinning nyamuk, maka nyamuk tersebut di identifikasi terlebih dahulu. Nyamuk yang telah di identifikasi adalah nyamuk Culex pseudosinensis. 4.3 Pembedahan Ovarium NyamukDari hasil pembedahan ovarium nyamuk di ketahui bahwa dari sembilan nyamuk yang dibedah terdapat tiga nyamuk parous dan enam nyamuk nilliparous. Hal tersebut dibuktikan bahwa nyamuk parous ujung pipa-pipa udara sudah terurai atau terlepas gulungannya maka nyamuk itu sudah pernah bertelur. Sedangkan nyamuk nulliparous ujung pipa-pipa udara (tracheolus) pada ovarium masih menggulung berarti nyamuk tersebut belum pernah bertelur.

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan1. Dari hasil identifikasi nyamuk di dapat 5 spesies nyamuk, yaitu Cx. pseudosinensis , Cx. bitaeniorhynchus, Cx. tritaeniorhynchus, Cx. pipiens fatigans atau Cx. quinquefasciatus dan Cx. fuscocephalus.2. Pembedahan ovarium untuk mengetahui persen parous dari populasi vektor.Apabila ujung-ujung pipa udara (Tracheolus) pada ovarium masih menggulung dan ovarium belum membesar, berarti nyamuk itu belum pernah bertelur (nulli parous). Apabila pipa-pipa udara sudah terurai / terlepas gulungannya serta ovarium pernah membesar maka nyamuk itu sudah pernah bertelur (parous). Semakin banyak jumlah dilatasi menunjukkan umur nyamuk tersebut adalah semakin lama.

5.2 SaranSebaiknya masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk guna mengurangi potensi kontak dengan nyamuk pembawa penyakit. Berdasakan kegiatan surveilens entomologi nyamuk dewasa yang banyak di temukan adalah nyamuk Culex spp. Waspadai penyakit-penyakit yang dapat ditularkan oleh nyamuk Culex spp seperti filariasis dan JE.

DAFTAR PUSTAKA

Arian, H. 2009. Studi Vektor Filaria. [diunduh dari : http://digilib.unimus.ac.id/files/ disk1/131/jtptunimus-gdl-haniariant-6546-3-babii.pdf] (diakses pada 15 Mei 2015)Aynsley C. Thielman and Fiona F. Hunter. 2007. A Photographic Key to Adult Female Mosquito Species of Canada (Diptera : Culicidae). Canadian Journal Of Arthropod Identification No.4 Depkes. 2002. Petunjuk Teknis Penyelidikan Epidemiologi, Penanggulangan Seperlunya dan Penyemprotan Massal dalam Pemberantasan Penyakit DBD. Jakarta : Ditjen P2PL.Dewi Marbawati dan Zumrotus Sholichah. 2009. Koleksi Reverensi Nyamuk Di Desa Jepangrejo Kabupaten Blora. Staff Loka Litbang Banjarnegara P2B2 : BALABA Vol. 5, No.01, Juni 2009 : 6-10Effendi, A. 2002.Studi Komunitas Nyamuk Anopheles di Daerah Kokap Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta.[diunduh dari : http://repository.ipb. ac.id/bitstream/handle/123456789/6037/Bab%20IV_2002aef.pdf?sequence=11] (diakses 15 Mei 2015)Hadi Suwasono, Widiarti, Sumardi dan Tri Suwaryono. 1990. Hasil Penangkapan Nyamuk Culicine di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang. Buletin Penelitian Kesehatan 18 (2) : 17-20Mohamad Fahmi, Fahri, Anis Nurwidayanti, I Nengah Suwatika. 2014. Studi Keanekaragaman Spesies Nyamuk Anopheles sp.dDi Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Online Journal Of Natural Science Vol. 3 (2) : 95-108Munif. 2007. Bionomik Anophelessp. [diunduh dari :http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/ jurnal/352075780_0125-9695.pdf] (diakses pada 15 Mei 2015)Nurmaini. 2001. Survei Entomologi dalam Penanggulangan Wabah Malaria. [diunduh dari : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3724/1/fkm-nurmaini4.pdf] (diakses 15 Mei 2015)Norbert Becker et. al. 2003. Mosquitoes and Their Control. New York : Kluwer Academic / Plenum PublisherSayono. 2008. Mengetahui Gambaran Penyakit Malaria dan Penularannya. [diunduh dari : http://eprints.undip.ac.id/18741/1/sayono.pdf] (diakses pada 15 Mei 2015).Upik Kesumawati Hadi, Susi Soviana, Tatty Syafriati. 2011. Ragam Jenis Nyamuk di Sekitar Kandang Babi dan Kaitannya dalam Penyebarannya Japanese Encephalitis. Jurnal Veteriner vol. 12 no. 4 : 326-334DOKUMENTASI

Gambar pinning nyamukGambar Alat Pembedahan

Gambar identifikasi nyamukGambar Ovarium nulliparous

Gambar Ovarium parousGambar Pembedahan Ovarium11