laporan praktikum agroklim acara iii

11
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI ACARA III PENGAMATAN SUHU TANAH PADA LAHAN SAWAH, TEGALAN, KEBUN CAMPUR DAN KEBUN RUMPUT Oleh : Imam Zaky Mubarok (A1L012119)

Upload: aris

Post on 15-Sep-2015

255 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Laporan Pratikumn

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMAGROKLIMATOLOGI

ACARA IIIPENGAMATAN SUHU TANAH PADA LAHAN SAWAH, TEGALAN, KEBUN CAMPUR DAN KEBUN RUMPUT

Oleh :Imam Zaky Mubarok (A1L012119)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO 2013A. TUJUANTujuan praktikum pada acara III adalah :1. Mengetahui suhu tanah pada lahan sawah, tegalan, lahan rumput gajah dan kebun campuran pada permukaan, kedalaman 25, 50, 75 dan 100cm setiap jam selama 3 hari2. Mengetahui besarnya dan saat (waktu) suhu tanah maksimal dan minimum pada permukaan, kedalaman 25,50,75 dan 100cm setiap jam selama 3 hari

B. ALAT DAN BAHAN Alat 1. Thermometer 2. tali3. paralon 4. lubang5. Alat tulis6. Data pengamatan

Bahan 1. Lahan sawah2. Lahan tegalan3. Lahan rumput gajah4. Lahan kebun campur

C. PROSEDUR KERJA1. Disiapkan tempat pengamatan suhu tanah pada masing masing menggunaan lahan dengan cara membuat lubang (member) tanah menurut kedalaman 5 ( permukaan ), 25, 50, 75, 100cm dan dipasang pralon pada lubang tersebut supaya tidak tertimbun tanah2. Diletakkan termometer pada masing masing lubang tanah pada masing masing penggunaan tanah. Dihindarkan thermometer dari injakan kaki3. Dicatat suhu udara setiap jam selama 3 hari ( lembar pencatatan ada di bagian lampiran ). Sebelum dilakukan pencatatan, dilakukan pelatihan kecil pembacaan skala thermometer supaya kesalahan ttidak besar, karena ada waktu jeda antara mengambil thermometer dan pembacaan, mengingat thermometer tidak dirancang khusus untuk pengamatan suhu tanah4. Dibuat grafik hubungan antara suhu udara ( sumbu y) dan waktu ( sumbu x ). Setiap tanah. Kemudian

D. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil TERLAMPIR PEMBAHASANSuhu tanah sering memberikan pengaruh yang penting dari pada suhu udara untuk pertumbuhan tanaman. Di dataran rendah tropis misalnya, suhu tanah yang tinggi menurunkan hasil produksi umbi kentang. Menurut Wang (1963), mengemukakan bahwa suhu tanah di wishconsin berpengaruh nyata terhadap fase permulaan pertumbuhan jagung. Suhu udara dianggap memberikan pengaruh yang besar pada fase reproduksi. Suhu tanah yang ekstrim akan mempengaruhi perkecambahan biji, alktivitas akar, kecepatan dan umur tanaman serta terjadinya keganasan penyakit tanaman. Menurut komite meteorologi sedunia (1956) menganjurkan bahwa kedalaman standar untuk pengukuran suhu tanah adalah 5, 10, 20, 50 dan 100 cm. . Suhu tanah merupakan derajat dari energi kinetik pergerakan dari molekul-molekul tanah. Energi kinetik tersebut seperti suhu udara yang bersumber dari radiasi matahari. Komite meteorologi sedunia menganjurkan bahwa kedalaman standard untuk pengukuran suhu tanah adalah 5, 10, 20, 50, dan 100 cm. Pengukuran suhu di bawah permukaan tidak seteliti di atas permukaan karena perubahan yang cepat dihalangi oleh kapasitas panas tanah. Oleh karena itu untuk kebanyakan tujuan pertanian, pengukuran maksimum dan minimum harian sudah dianggap memadai terutama pada kedalaman yang besar.Agroklimatologi adalah ilmu iklim yang mempelajari tentang hubungan antara unsur-unsur iklim dengan proseskehidupan tanaman. agroklimatologi adalah bagaimana unsur-unsur iklim itu berperan di dalam kehidupan tanaman.Cuaca dan iklim merupakan salah satu komponen ekosistem alam yang sangat mempengaruhi kehidupan yang ada di permukaan bumi. Unsur iklim / cuaca mempunyai peranan penting, misalnya dalam hal : pertumbuhan dan produksi tanaman, perkembangan hama dan penyakit tanaman, proses pelapukan dan pembentukan tanah (tipe tanah, sifat fisik dan kehidupan organisme dalam tanah), kenyamanan kerja orang , dll.Suhu tanah dipengaruhi oleh jumlah serapan radiasi oleh permukaan bumi. Pada siang hjari suhu permukaan tanah akan labih tanggi dibandingkan suhu pada lapisan tanah yang lebih dalam. Ha; ini disebabkan karena permukaan tanah yang akan menyerap radiasi matahari secara langsung pada siang hari tersebut, baru kemudian panas dirambatkan kelapisan tanah yang lebih dalam secara konduksi. Sebaliknya pad malam hari, permukaan tanah akan kehilangan panas terlebih dahulu, sebagai akibatnya suhu pada permukaan tanah yang lebih dalam. Pada malam, hari panas akan merambat dari lapisan tanah ysng lebih dalam menuju kepermukaan.Pola tingkah laku perambatan tanah panas, maka fluktuasi suhu tanah akan tinggi pada permukaan dan akan semakin kecil dengan bertambahnya kedalaman. Suhu tanah maksimum pada permukaan tanah akan tercapai beberapa waktu kemudian. Semakin lama untuk lapisan tanah yang lebih dalam. Hal ini disebabkan karena dibutuhkan waktu untuk perpindahan panas dari permukaan kelapisan-lapisan tersebiut.Panas dapat berpinadah dari satu tempat ketempat lain, yakni dari tempat dari suhu yang lebih tinggi ketempat dengan suhu yang lebih rendah. Kecepatan proses perpindahan panas ini ditentukan oleh besarnya perbedaa suhu antara kedua tempat tersebut dan daya hantar panas (heat conductivity) dari medium yang dilaluinya. Masing-masing bahan mempunyai daya hantar panas yang berbeda-beda. Udara memiliki daya hantar panas yang kurang baik dibandingkan dengan bahan logam.Perpindahan panas pada medium padat, seperti misalnya tanah, hanya akan berlangsunga secara konduksi. Karena perpindahan panas pada media padat mengikuti gradasi suhu. Laju perambatan panas pada tanah akan mengikuti Hukum FourierG = -k[dT/dZ]Dimana:G = kerapatan aliran panas;K = daya hamtar panas tanahdT = perbedaan suhu antara asla dan tujuandZ = jarak antara asal dan tujuan atau ketebalan lapisan tanah yang dilaluiSelain secara langsung dipengaruhi oleh karakteristik fisik tanah, daya hantar panas difusivitas termal tanah akan dipengaruhi oleh kadar air tanah. Difusivitas termal tanah akan rendah jika tanah mengandung air sama sekali. Difusivitas tanah akan meningakat jika kadar air tanah meningkat dan mencapai maksimum pada kadar air sekitar 15%. Pada kadar air yang lebih tanggi (>15%), difusivitas termal berangsur turun kembali, tetapi tetap lebih tinggi dibandingkan pada kondisi tanah kering absolut.Sebagian panas yang diterima oleh tanah tidak akan diteruskan, tetapi akan ditampung atau ditahan oleh tanah tersebut. Kemampuan tanah untuk menampung atau menahan tanah yang diterimanya dapat dihitung dengan rumus:Q = - s. Cs.dZ [dT/dt]Dimana:Q= daya tampung panas tanahs= kerapatan tanahCs= panas spesifik tanahDt= waktuPada dasarnya tanah memiliki panas nya sendiri itu terlihat ketika sore hari ketika matahari sudah terbenam suhu yang ada di dalam tanah cenderung stabil dan tidak mengalami penurunan, hal ini bisa terjadi karena adanya panas yang di pancarkan dari dalam bumi beserta radiasinya. Selain itu unsur-unsur hara yang terdapat dalam tanah beserta organisme yang ada. Selain itu unsur hara yang ada juga dapat menyerap panas yang di pancarkan matari yang digunakan untuk mmemproses unsur-unsur yang di butuhkan oleh tanaman.

E. KESIMPULAN

1. Suhu tanah tiap kedalaman berbeda-beda karena dipengaruhi oleh radiasi matahari oleh permukaan bumi;2. Pada siang hari suhu permukaan tanah akan lebih tinggi dibandingkan suhu pada lapisan lapisan tanah yang lebih dalam.

DAFTAR PUSTAKA

Chambers, R.E. 1978. Klimatologi Pertanian Dasar. IPB. Bogor.Daldjoeni, N . 1983 . Pokok-pokok Klimatologi. Alumni. Bandung.Hasan, U.M. 1970. Dasar-Dasar Meteorologi Pertanian.Soeroengan. Jakarta.Kartasaputro, A.G. 1986. Klimatologi. Bina Aksara. Bandung.Lakitan, Benyamin. 1994. Dasar-DasarKlimatologi. PT. Raja GrafindoPersada. Jakarta.Tjasyono, HK. Bayong. 2004. Klimatologi. ITB. Bandung.