satuan acara praktikum mikologi

Upload: dwitinny

Post on 10-Mar-2016

49 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

mikologi smt v

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PRAKTIKUM (SAP) PRAKTIKUM MIKOLOGI

OLEH :

SEMESTER V

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN DENPASARJURUSAN ANALIS KESEHATAN2015

PEMBUATAN MEDIA PDA( POTATO DEXTROSE AGAR)

Hari, tanggal praktikum : Rabu, 9 September 2015I. TUJUANa. Tujuan Umum1. Mahasiswa mampu memahami media selektif.2. Mahasiswa mampu menjelaskan media PDA ( Potato Dextrose Agar ).b. Tujuan Khusus1. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur pembuatan media PDA ( Potato Dextrose Agar ).2. Mahasiswa dapat membuat media PDA ( Potato Dextrose Agar ).

II. METODESerbuk media PDA ( Potato Dextrose Agar ) ditimbang, dilarutkan dengan aquades, dihomogenkan, disterilisasi, ditambahkan antibiotik, dituang ke dalam petridisk steril.

III. PRINSIPDitimbang, dilarutkan dan disterilisasi.

IV. ALAT DAN BAHANa. Alat1. 2. Timbangan analitik3. Gelas arloji4. Kertas timbang beaker glass5. Pengaduk gelas ukur6. Pemanas listrik7. Penyangga kaki tiga8. Penahan9. Pipet pasteur10. Petridisk steril11. Gelas ukur12. Pengaduk13. autoclave

b. Bahan1. Media PDA ( Potato Dextrose Agar ) ( Oxoid-CM 0139 )2. Antibiotik Chlorampenicol 500 mg3. Aguades4. Kertas pH5. NaOH 0,01 N6. HCl 0,01 N7. Kertas berlemak 8. Tissuec. Formula1. Potato extract4,0 g/l2. Glucose20,0 g/l3. Agar 15,0 g/l

V. CARA KERJA1. Semua APD digunakan dengan baik, benar dan lengkap.2. Disiapkan semua alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan.3. Dipastikan semua alat dan bahan dalam keadaan siap digunakan.4. Ditimbang serbuk media PDA ( Potato Dextrose Agar ) ( sesuai dengan volume yang dibuat, dengan rumus )Ket: V1 : volume yang tertera pada etiket/kemasan media (ml).V2 : volume media yang akan dibuat (ml).W1 : wight/berat media yang tertera pada kemasan media (gram).W2 : wight/berat media yang akan dibuat (gram).5. Dipindahkan serbuk media PDA ( Potato Dextrose Agar ) ke beaker glass.6. Tambahkan aquades sesuai volume, dipindahkan ke erlenmeyer. Dihomogenkan larutan dengan bantuan pemanasan dan pengadukkan.7. Pelarutan tidak boleh sampai mendidih ( pelarutan harus sempurna sehingga tidak ada kristal yang bersisa ).8. Dicek pH larutan sesuai petunjuk media ( pH = 5,6 0,2 ) pada suhu 250C.9. Diperhatikan pengecekkan suhu larutan saat pengecekan pH media.10. Ditambahkan NaOH 0,01 N jika pH larutan media asam/acid dan ditambahkan HCl 0,01 N jika pH larutan basa/alkali.11. Disterilisasai 121oC (1 atm) 15 menit.12. Dikeluarkan larutan dari autoclave, saat suhu sudah rendah (20oC) dan tekanan telah turun ( dilihat indikator autoclave ).13. Dibiarkan larutan hingga suhu 50oC lalu ditambahkan antibiotik chlorampenicol 500 mg (sebelumnya antibiotik chlorampenicol 500 mg telah dilarutkan dengan 10 ml aquades dan tiap 100 ml SDA = 1 ml suspensi chlorampenicol).14. Dihomogenkan larutan yang telah ditambahkan antibiotik chlorampenicol (dapat dibantu pemanasan, suhu 70oC), dituangkan ke petridisk steril yang telah disiapkan.15. Dibiarkan media pada petridisk membeku dengan sempurna.16. Lakukan uji kualitas media serta uji kontrol positif dan negatif pada media yang dibuat.17. Disimpan pada suhu 4oC-8oC untuk menyimpan media.

PEMBUATAN SEDIAAN LANGSUNG (DIRECT PREPARAT) DARI PEMBUATAN BIAKKAN (KULTUR/ KULTIVASI) JAMUR DARI KEROKAN KULIT

Hari, tanggal praktikum : Rabu, 16 September 2015I. TUJUANa. Tujuan Umum :1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami teknik pembutatan sediaan langsung (direct preparat) kerokan kulit.2. Mahasiswa dapat mengetahui metode kultur jamur.b. Tujuan Khusus :1. Mahasiswa dapat membuat sediaan langsung kerokan kulit.2. Mahasiswa dapat melakukan kultur jamur.3. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan dan mengetahui ada tidaknya jamur pada sampel kerokan kulit.

II. METODEa. Pembuatan sediaan langsung dengan larutan KOH 10%b. Pembuatan kultur jamur dilakukan dengan cara kultur aerob, dengan inkubasi pada suhu ruang selama 7 hari.

III. PRINSIPa. Larutan KOH 10% akan melisiskan kulit sehingga bila mengandung jamur di bawah mikroskop akan terlihat hifa atau spora.b. Bahan pemeriksaan (kerokan kulit) diambil dengan ose dan dipindahkan / digoreskan pada permukaan media PDA lalu diinkubasi.

IV. ALAT DAN BAHANa. Alat1. Cawan petri2. Scalpel3. Objek glass4. Cover glass5. Ose6. Lampu Bunsen7. Mikroskop8. Pinset9. Incubator10. Kertas merang / koranb. Bahan1. Alkohol 70%2. Kapas3. NaCl 10% / KOH 10% / NaOH 10%4. Sampel kerokan kulit5. Media PDA

V. CARA KERJAa. Teknik membuat kerokan kulit1. Bagian kulit yang akan dikerok dihapus beberapa kali dengan kapas yang telah dibasahi oleh alkohol.2. Bagian kulit yang dikerok, sebaiknya bagian pinggir lesi yang aktif dan tertutup dengan sisik.3. Perlahan perlahan dikerok di bagian tersebut dengan menggunakan scalpel.4. Kerokan kulit ditampung di dalam sebuah cawan petri, siap dipakai untuk bahan pemeriksaan.b. Teknik membuat sediaan langsung kerokan kulit 1. KOH 10% diteteskan pada objek glass2. Ujung ose dibasahi dengan larutan KOH 10%, kemudian ditempelkan pada kerokan kulit, sehingga kerokan tersebut menempel pada jarum ose3. Kerokan kulit/ sisik diletakkan pada tetesan larutan KOH 10% kemudian ditutup dengan kaca penutup4. Dilewatkan beberapa kali diatas nyala api dan dibiarkan 10 menitDiperiksa dibawah mikroskop dengan kondensor rendah, mula-mula objektif pembesaran 10x untuk mencari bagian kulit yang akan diperiksa kemudian dengan perbesaran lensa objektif 40x untuk mencari adanya hifa dan spora.

PEMBUATAN BIAKAN (KULTUR) JAMURDARI SAMPEL MAKANAN DAN UDARA

Hari, tanggal praktikum : Rabu, 23 September 2015I. TUJUAN a. Tujuan Umum Mahasiswa dapat mengetahui prosedur pembuatan biakan dengan metode kultur.b. Tujuan Khusus1. Mahasiswa dapat melakukan pembuatan biakan jamur dengan metode kultur dari sampel makanan.2. Mahasiswa dapat melakukan pembuatan biakan jamur dengan metode kultur dari udara.

II. METODE Metode yang digunakan dalam praktikum ini yaitu kultur aerob, dengan inkubasi pada suhu ruang (37C) selama 7 hari.

III. PRINSIP Bahan pemeriksaan (sampel) diambil dengan ose dan dipindahkan atau ditempelkan pada permukaan media PDA (Potato Dextrose Agar) lalu diinkubasi pada suhu ruang (25-30C).Sedangkan untuk kultur udara, media PDA (Potato Dextrose Agar) diletakkan dalam keadaan terbuka pada suatu ruangan yang dicurigai terdapat pertumbuhan jamur akibat adanya kelembaban.

IV. ALAT DAN BAHANa. alat b. Bahan1. Cawan petri1. Sampel roti kadaluwarsa2. Ose dan pinset2. Media PDA3. Api spiritus 3. Kertas buram4. Pinset 4. Korek api5. Inkubator 5. Tissue

V. PROSEDUR KERJAa. Kultur Jamur Dari Sampel Makanan1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.2. Diambil sampel secukupknya dengan menggunakan ose atau pinset dengan aseptis yaitu dengan bantuan api spiritus.3. Sampel diletakkan ditengah-tengah media PDA yang disiapkan.4. Sampel agak ditekan saat dilakukan inokulasi, agar sampel melekat di media (perhatikan agar sampel dan media tidak rusak) .5. Media PDA ditutup kembali dan dibungkus dengan kertas buram dan diinkubasi pada suhu ruang (25-30C) selama 7 hari.6. Diamati secara makroskopis dan mikroskopis jamur yang tumbuh, dicatat, dilaporkan.b. Kultur Jamur Udara1. Diletakkan media PDA ditempat yang berpotensi tumbuhnya jamur/tempat Didiamkan dalam keadaan terbuka selama 15 menit.2. Media PDA ditutup kembali dan dibungkus dengan kertas merang.3. Diinkubasi pada suhu ruang (350 C) selama 7 hari.4. lembab yaitu di kamar mandi.5. Dibuka tutup petridisk media.6. Diamati secara makroskopis dan mikroskopis.

PENGAMATAN MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPISPADA SEDIAAN LANGSUNG (DIRECT PREPARAT)SAMPEL ROTI

Hari, tanggal praktikum : Rabu, 30 September 2015I. TUJUANa. Tujuan Umum1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi jamur pada sediaan langsung (direck preparat) kultur jamur pada sampel makananb. Tujuan Khusus1. Mahasiswa dapat melakukan pembuatan sediaan langsung (direct preparat) dari kultur jamur pada sampel makanan.2. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi makroskopis kultur jamur pada sampel makanan3. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi mikroskopis kultur jamur pada sampel makanan

II. METODEMetode yang digunakan adalah metode preparat langsung dengan larutan LCB

III. PRINSIPJamur yang diinokulasikan pada media PDA diamati makroskopisnya. Kemudian dibuat sediaan pada objek glass yang telah terisi larutan LCB. Kemudian sediaan dapat diamati menggunakan mikroskop dengan pembesaran lensa objektif 10X dan dilanjutkan dengan pembesaran lensa objektif 40X.

IV. ALAT DAN BAHANa. Alat b. Bahan1. Objeck glass 1. Sampel biakan jamur2. Cover glass 2. Kapas/Tissue3. Lampu spritus 3. Alkohol 70%4. Ose 4. LCB5. Mikroskop6. Pipet tetes

V. CARA KERJA1. Alat dan bahan disiapkan dengan baik.2. Diamati secara makroskopis jamur yang tumbuh pada media Potato Dextrose Agar (PDA), meliputi warna, tekstur, bentuk, tetesan eksudat, garis radial dan lingkaran konsentris.3. Objek glass dan cover glass didesinfeksi dengan alcohol 70%.4. Objek glass yang telah didesinfeksi dibiarkan hingga kering.5. 1-2 tetes larutan LCB dipipet dan diteteskan pada objek glass.6. Koloni jamur diambil pada biakan murni dengan ose dan diaduk perlahan pada objek glass.7. Selanjutnya ditutup dengan cover glass dan didiamkan selama 20 menit.8. Sediaan diamati dengan mikroskop perbesaran lensa objektif 10x dan 40x.9. Hasil pengamatan dilaporkan.

PENGAMATAN MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS PADA KULTUR JAMUR UDARAI. TUJUANa. Tujuan UmumMahasiswa dapat mengetahui metode pengamatan preparat dan pembuatan sediaan langsung.

b. Tujuan Khusus1. Mahasiswa dapat melakukan pembuatan sediaan langsung dari kultur jamur udara.2. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi makroskopis kultur jamur udara.3. Mahasiswa dapat melakukan identifikasi mikroskopis kultur jamur udara.

II. METODEPreparat langsung dengan penambahan NaOH 10%.

III. PRINSIPJamur yang diinokulasikan pada media PDA diamati makroskopisnya kemudian dibuat sediaan pada objek glass yang telah berisi larutan NaOH 10% kemudian sediaan dapat diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 10X dan dilanjutkan dengan perbesaran lensa objektif 40X.

IV. ALAT DAN BAHANa. Alat1. Objek glass2. Cover glass3. Api spiritus4. Ose5. Mikroskop6. Stopwatch7. Pipet tetes

b. Bahan1. Sampel biakan jamur udara2. Tissue3. Alcohol 70%4. NaOH 10%

V. CARA KERJA1. Alat dan bahan disiapkan dengan baik.2. Diamati makroskopis yang tumbuh pada media.3. Objek dan cover glass didesinfeksi dengan alcohol 70%.4. Objek dan cover glass yang telah didesinfeksi dibiarkan hingga kering.5. 1-2 tetes larutan NaOH 10% dipipet dan dimasukkan dalam objek glass.6. Koloni jamur diambil pada biakan murni dengan jarum ose dan diaduk perlahan pada objek glass.7. Selanjutnya ditutup dengan cover glass dan didiamkan selama 20 menit.8. Sediaan diamati dengan mikroskop dengan perbesaran objektif 10X dan 40X.9. Hasil pengamatan dilaporkan.

PENGAMATAN SEDIAAN PREPARAT AWETANHari, tanggal praktikum : Rabu, 28 Oktober 2015I. TUJUANa. Tujuan Umum1. Mahasiswa dapat mengetahui metode pengamatan/preparat sediaan awetanb. Tujuan Khusus1. Mahasiswa dapat melakukan pengamatan pada sediaan/preparat awetan seperti awetan Blastospora, Klamidiospora, Mikrosporum cannis dan Trichophyton rubrum.

II. METODEPengamatan langsung (Direct Preparat)

III. PRINSIPSediaan/preparat awetan jamur diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran lensa objektif 40x, maka morfologi jamur dapat terlihat dengan jelas secara mikroskop.

IV. ALAT DAN BAHAN a. Alat1) Mikroskop (Olympus Cx 31)b. Bahan1) Sediaan/preparat awetan (Trichophyton mentagrophytes, Penicillium sp. dan Piedra)2) Tissue lensa3) Oil imersi

V. CARA KERJA1. Menggunakan semua APD dengan lengkap, baik dan benar2. Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan3. Mikroskop diletakan diatas meja kerja yang rata4. Posisi duduk diatur yang baik agar tidak menganggu pengamatan5. Tombol on/off mikroskop dihidupkan6. Lampu mikroskop diatur 3,57. Sediaan/preparat awetan diletakkan diatas meja mikroskop8. Lensa objektif mikroskop diatur pembesaran 10x9. Makrometer dinaikkan keatas lalu diturunkan perlahan untuk mencari lapang pandang10. Preparat diamati dengan pembesaran lensa objektif 40x11. Diamati ciri-ciri jamur dari sediaan/preparat awetan dan dicatat hasilnya.

IDENTIFIKASI JAMUR PADA SAMPEL SWAB VAGINAHari/tanggal: Rabu, 11 November 2015I. TUJUAN A. Tujuan UmumMahasiswa mampu mengidentifikasi jamur pada sampel swab vagina seperti Candida sp.B. Tujuan Khusus1. Mahasiswa dapat melakukan kultur jamur dari sampel swab vagina pada media PDA dan media uji biokimia.2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi jamur yang ada pada swab vagina dengan uji biokimia 3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi jamur pada swab vagina secara makroskopis.4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi jamur pada swab vagina secara mikroskopis

II. METODE Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah kultur jamur dengan pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis

III. PRINSIPSampel/specimen dipindahkan dan digoreskan pada media PDA, lalu diinkubasi pada suhu 37o C. Media diamati dengan melihat morfologi koloni yang tumbuh pada media tersebut. Kemudian kultur dilanjutkan dengan penanaman pada media biokimia yaitu SC dan TSIA, dan gula-gula. Setelah itu dibuat sediaan, cat LCB (lactophenol Cotton Blue) yang ditambah dengan koloni lalu dipanaskan dan diamati secara mikroskopis. Cotton blue pada cat tersebut akan memberikan warna biru pada sel-sel jamur.

V. ALAT DAN BAHANa. Alat :1. Erlenmeyer2. Beaker glass3. Ose bulat4. Ose jarum5. Kapas berlemak6. Aluminium foil7. Lampu Bunsen8. Rak tabung reaksi9. Petridisk10. Autoclave11. Incubator12. Tabung reaksi13. Neraca analitik digital

b. Bahan :1. Sampel swab vagina2. Media simmon citrate (SC)3. Media TSIA (Triple sugar iron agar)4. Media PDA (Potato Dextrose Agar)5. Media gula-gula (manitol,maltose, sakarosa, dextrose, laktosa)6. Aquadest

VI. CARA KERJAa. Kultur jamur dari sampel swab vagina pada media PDA1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan 2. Dilakukan kultur jamur dengan aseptis 3. Diambil sampel swab vagina lalu digoreskan (satu kuadran) pada media PDA dengan aseptis (dibawah api bunsen)4. Media PDA yang sudah dikultur ditutup kembali dan dibungkus dengan kertas buram5. Diinkubasi suhu ruang (25o -30o C) maupun inkubator (37 o C) selama 2 hari (48 jam)6. Hasil berupa koloni yang tumbuh diamati secara makroskopis dan mikroskopis.b. Uji biokimia terhadap jamur yang tumbuh1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan2. Uji biokimia dilakukan secara aseptis3. Koloni yang tumbuh (koloni tunggal) pada media PDA diambil secukupnya, lalu digoreskan atau dicelupkan pada masing-masing media sebagai berikut: Pada media TSIA dilakukan dengan cara ditusuk bagian tengah media hingga 1/3 bagian dasar media lalu di streak bagian lereng dengan ose Pada media SC dilakukan dengan cara digoreskan pada bagian lereng (dari bawah ke atas) dengan ose Pada media gula-gula (laktosa, maltose, dekstrosa, sakarosa, manitol) dilakukan dengan cara dicelupkan ke dalam media lalu dikocok-kocok beberapa detik dengan ose.4. Masing-masing media tersebut ditutup kembali dan diinkubasi segera pada suhu ruang (25o -30o C) maupun inkubator (37 o C) selama 3 hari (72 jam).5. Diamati hasil secara makroskopis ( warna, koloni, gas, gelembung)c. Pengamatan makroskopis1. Hasil-hasil inkubasi media PDA serta media uji biokimia disiapkan2. Masing-masing media tersebut diidentifikasi perubahan yang terjadi mulai dari koloni yang tumbuh, perubahan warna, adanya gelembung/gas3. Perubahan yang ada pada media diamati secara makroskopis dan dicatat hasilnya serta dibandingkan pada literatur.d. Pengamatan mikroskopis1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan2. Dilakukan secara aseptis pada pengamatan mikroskopis3. Objek dan cover glass di desinfekasi dengan alkohol4. Disiapkan LCB untuk pewarnaan5. Dipipet 1-2 tetes larutan LCB ke dalam objek glass6. Diambil koloni tunggal jamur pada biakan/ kultur jamur dari sampel swab vagina di media PDA dengan ose dan diaduk perlahan di objek glass7. Dipanaskan dengan melewatkan pada api Bunsen sampai menguap, tidak mendidih, tutup dengan cover glass8. Diamati dengan menggunakan mikroskop perbesaran lensa objektif 10x dan 40x 9. Hasil pengamatan dicatat.