satuan acara pembelajaran

27
SATUAN ACARA PENYULUHAN DIET PREEKLAMPSIA DOSEN PEMBIMBING : SITI HANDAYANI, SST, MKes Disusun oleh: Aisyah Ayu Nur P P 27220010 084 Bayu Setyawan P 27220010 Dwi Marta R P 27220010 Eka Fatmawati P 27220010 Endah Sri Hastuti P 27220010 Noora Chumairoh P 27220010 108

Upload: bayusetyiawan

Post on 26-Oct-2015

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

free

TRANSCRIPT

Page 1: SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIET PREEKLAMPSIA

DOSEN PEMBIMBING : SITI HANDAYANI, SST, MKes

Disusun oleh:

Aisyah Ayu Nur P P 27220010 084

Bayu Setyawan P 27220010

Dwi Marta R P 27220010

Eka Fatmawati P 27220010

Endah Sri Hastuti P 27220010

Noora Chumairoh P 27220010 108

JURUSAN DIV KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

2012

Page 2: SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Tema : PRE EKLAMPSIA

Sub Pokok Bahasan : Diet PRE EKLAMPSIA

Sasaran : Warga Ibu Hamil di Kelurahan SukaMaju

Tempat : Balai Desa Kelurahan SukaMaju

Hari, Tanggal : Kamis, 12 April 2012

Waktu : pukul 07.50-selesai

Penggunan Waktu : 15 menit

Penyuluh : Kelompok 2 Tingkat IID

1. Aisah Ayu

2. Bayu Setyawan

3. Dwi Marta R

4. Endah Sri H

5. Eka Fatmawati

6. Noora Chumairoh

I. INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mendapatkan penyuluhan tentang DIET PRE EKLAMPSI

selama 15 menit diharapkan Warga Ibu Hamil di Kelurahan SukaMaju dapat

memahami dan memberikan penjelasan mengenai Diet PRE EKLAMPSI

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mendapatkan penyuluhan tentang DIET PRE EKLAMPSI

selama 15 menit Warga Ibu Hamil di Kelurahan SukaMaju diharapkan

mampu:

a. Menjelaskan Pengertian PRE EKLAMPSI

b. Menjelaskan penyebab PRE EKLAMPSI

c. Menjelaskan Proses Terjadinya PRE EKLAMPSI

d. Menjelaskan Tanda dan gejala PRE EKLAMPSI

e. Menjelaskan pencegahan PRE EKLAMPSI

Page 3: SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

f. Menyebutkan diet penderita PRE EKLAMPSI

III. Materi Penyuluhan (terlampir)

Pengertian PRE EKLAMPSI

Penyebab PRE EKLAMPSI

Proses Terjadinya PRE EKLAMPSI

Tanda dan gejala PRE EKLAMPSI

Pencegahan PRE EKLAMPSI

Diet penderita PRE EKLAMPSI

IV. Media Penyampaian

Media yang digunakan dalam penyuluhan antara lain :

Leaflet

PPT

LCD

proyektor

V. Metode Penyampaian

Ceramah

Tanya jawab

Diskusi

Penyuluh menjelaskan tentang materi yang dibawakan

dan memberikan kesempatan bertanya pada peserta dan

mendiskusikannya.

VI. Kegiatan Belajar Mengajar

Tahap Kegiatan Waktu PROMOTOR AUDIENS

Pembukaan 3 Menit -Mengucapkan Salam

- Perkenalan diri

- Menyampaikan tujuan

- Menjawab salam.

- Mendengarkan

- Mendengarkan

Pemberian Materi 10 Menit - masuk kedalam

materi,

- Mendengarkan materi

yang disampaikan.

Page 4: SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Menjelaskan :

a. Pengertian PRE

EKLAMPSI

b. Penyebab PRE

EKLAMPSI

c. Proses

Terjadinya PRE

EKLAMPSI

d. Tanda dan

gejala PRE

EKLAMPSI

e. Pencegahan

PRE

EKLAMPSI

f. Diet Penderita

PRE

EKLAMPSI

- Bertanya tentang hal

yang tidak di mengerti.

Penutup 2 Menit - Menyimpulkan

- Memberikan evaluasi

dengan bertanya

tentang semua yang

sudah dijelaskan pada

sasaran.

- Mengucapkan salam

dan terimakasih.

- Pamitan.

- Mendengarkan

- Menjawab pertanyaan

(evaluasi/post test)

dengan baik dan benar.

- Menjawab salam.

VII. Evaluasi :

Page 5: SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Evaluasi stuktur

Alat – alat penyuluhan berupa leaflet tentang Diit Pre Eklamsi tersedia

sebelum dilakukan penyuluhan dan peserta hadir mengikuti penyuluhan

Evaluasi proses

Waktu penyuluhan dimulai pukul 07.50 WIB dan berakhir pukul 08.30

WIB, peserta mendengarkan dan menyampaikan pertanyaan tentang Pre

Eklampsia.

Evaluasi hasil

Setelah dilakukan tindakan penyuluhan kesehatan, peserta dapat mencapai

kriteria tujuan khusus dari penyuluhan ini.

MATERI PENYULUHAN

PRE EKLAMPSIA

Page 6: SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

A. Pengertian

Preeklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda khas tekanan darah tinggi

(hypertensi), pembengkakan jaringan (edema) dan ditemukan protein pada

urin (proteinuria) yang timbul saat kehamilan. Preeklamsia yang berat dapat

menjadi eklamsia dengan tanda-tanda kejang atau koma. Pada stadium akhir

yang disebut eklampsia, pasien akan mengalami kejang. Jika eklampsia tidak

ditangani secara cepat akan terjadi kehilangan kesadaran dan kematian karena

kegagalan jantung, kegagalan ginjal, kegagalan hati atau perdarahan otak

(Rozikhan,2007).

Definisi pre-eklamsia adalah hipertensi disertai proteinuria dan edema

(penimbunan cairan dalam tubuh sehingga ada pembengkakan pada tungkai

dan kaki) akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera

setelah persalinan. Eklamsia adalah timbulnya kejang pada penderita pre-

klamsia yang disusul dengan koma. Kejang di sini bukan akibat kelainan

neurologis (Mansjoer, 1999). Penyakit ini biasanya dijumpai pada keadaan-

keadaan berikut :

1. Kehamilan mulifetal (kembar) dan hidropsfetalis (kehamilan air)

2. Penyakit vaskuler (pembuluh darah), termasuk hipertensi esensial kronis

dan diabetes militus

3. Penyakit ginjal

Penyakit ini dapat dibedakan dalam tiga tingkatan tergantung

berat dan ringannya. Pada kasus ringan ,tekanan darah cenderung naik

tapi masih dibawah 140/100 mmHg, gejala proteinuria juga mulai

muncul. Pada tingkat sedang, mulai timbul pusing tekanan darah sudah

lebih dari 140/100 mmHg, lalu ada pembengkakan khususnya pada

wajah, kaki dan jari-jari tangan. Pada tingkat yang berat pembengkakan

semakin jelas,rasa pusing juga semakin nyata, khususnya rasa nyeri pada

dahi dan tekanan darah lebih dari 160/100 mmHg. Kadang kala disertai

gangguan penglihatan, sulit kencing karena terjadi gangguan pada hati

dan dapat disertai mual muntah (UNPAD, 1999).

4. Perbedaan preeclampsia ringan dan berat (Poole, 2004).

Page 7: SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Ringan Berat

Efek pada ibu

Tekanana darah Peningkatan darah

sistolik sebesar 30

mmHG atau lebih,

peningkatan tekanan

darah diastolic ≥

15mmHg atau hasil

pemeriksaan sebesar

140/90 mmHg dua kali

dengan jarak 6 jam.

Peningkatan menjadi ≥

160/110 mmHg pada dua

kali pemeriksaan dengan

jarak 6 jam pada ibu

hamil yang beristirahat di

tempat tidur.

MAP (Mean Artery

Pressure)

140/90 = 107 160/110 = 127

Peningkatan berat

badan

Peningkatan BB > 0.5

kg/minggu selama

trimester kedua dan

ketiga atau peningkatan

BB yng tiba-tiba sebesar

2kg

Sama seperti

preeclampsia ringan

Proteinuria

Dipstik kualitatif

Analisis kualitatif 24

jam

Proteinuria sebesar 300

mg/L dalam 24 jam atau

> 1g/L secara random

dengan memakai contoh

urine siang hari yang

dikumpulkan pada dua

waktu dengan jarak 6 jam

karena kehilangan protein

bervariasi, dengan

Proteinuria 5-10g/L

dalam 24 jam atau ≥ + 2

protein dengan dipstick

Page 8: SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

dipstick nilai bervariasi

dari sedikit sampai +1.

Edema Edema dependen,

bengkak di mata, wajah,

jari, bunyi pulmoner

tidak terdengar

Edema umum, bengkak

akin jelas di mata dan

wajah, jari, bunyi paru

(rales) bisa terdengar

Reflex Hipereflesi + 3, tidak ada

klonus di pergelangan

kaki.

Hiperfleksi + 3 atau

lebih, terdapat klonus di

pergelangan kaki

Haluaran urin Keluaran sama dengan

masukan ≥ 30 ml/jam

Oliguria < 30 ml/jam atau

120 ml/4 jam

Nyeri kepala Sementara Berat

Gangguan penglihatan Tidak ada Kabur, fotofobia, bintik

buta pada fundoskopi

Iritabilitas/afek Sementara Berat

Nyeri ulu hati Tidak ada Ada

Kreatinin serum Normal Meningkat

Trombositopenia Tidak ada Ada

Peningkatan AST Minimal Jelas

Hematokrit Meningkat Meningkat

Efek pada janin

Perfusi plasenta Menurun Perfusi menurun

dinyatakan sebagai IUGR

(intrauterine growth

Page 9: SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

retardation) pada fetus,

DJJ deselerasi lambat

Premature plasental

aging

Tidak jelas Pada waktu lahir plasenta

terlihat lebih kecil

daripada plasenta yang

normal untuk usia

kehamilan, premature

aging terlihat jelas

dengan berbagai daerah

yang sinsitianya pecah,

banyak terdapat ekrosis

iskemik (infark putih),

dan deposisi fibrin

intervilosa (infark merah)

bisa terlihat.

B. Penyebab

Sampai saat ini belum ditemukan teori pasti tentang penyebab pre-

eklamsi dan eklamasi. Namun ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai

penyebab pre-eklamsi dan eklamsi.

Pada pemeriksaan darah kehamilan normal terdapat peningkatan

angiotensin, renin, dan aldosterone, sebagai kompensasi sehingga peredaran

darah dan metabolism dapat berlangsung. Pada pre-eklamsi dan eklamsia,

terjadi penurunan angiotensin, renin, dan aldosterone, tetapi dijumpai edema,

hipertensi, dan proteinuria. Berdasarkan teori iskemia implantasi plasenta,

bahan trofoblas akan diserap kedalam sirkulasi, yang dapat meningkatkan

sensitivitas terhadap angiotensin II, renin dan aldosterone, spasme pembuluh

darah arteriole dan tertahannya garam dan air.

Teori iskemia daerah implantasi plasenta, didukung kenyataan sebagai

berikut:

Page 10: SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

1. Pre-eklamsi dan eklamsi lebih banyak terjadi pada primigravida, hamil

ganda dan molahidatidosa.

2. Kejadiaanya makin meningkat dengan makin tuanya umur kehamilan.

3. Gejala penyakit berkurang bila terjadi kematian janin (Rozhikan,

2007).

C. Proses Terjadinya Pre Eklampsia

Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi

garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada

beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilakui

oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme,

maka tenanan darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar

oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema

yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstitial

belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat

disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus

(Sinopsis Obstetri dalam Sarwono, 2011).

Perubahan pada organ-organ :

1. Perubahan pada otak

Pada pre-eklampsia aliran darah dan pemakaian oksigen tetap dalam

batas-batas normal. Pada eklampsia, resistensi pembuluh darah meninggi, ini

terjadi pula pada pembuluh darah otak. Edema terjadi pada otak yang dapat

menimbulkan kelainan serebral dan kelainan pada visus. Bahkan pada keadaan

lanjut dapat terjadi perdarahan.

2. Perubahan pada janin dan rahim

Aliran darah menurun ke plasenta menyebabkan gangguan plasenta,

sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan oksigen

terjadi gawat janin. Pada pre-eklampsia dan eklampsi sering terjadi bahwa tonus

rahim dan kepekaan terhadap rangsangan meningkat maka terjadilah partus

prematurus.

3. Perubahan pada ginjal

Filtrasi glomerulus berkurang oleh karena aliran ke ginjal kurang. Hal ini

menyebabkan filfrasi natrium melalui glomerulus menurun, sebagai akibatnya

Page 11: SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

terjadilah retensi garam dan air. Filtrasi glomerulus dapat turun sampai 50% dari

normal sehingga pada keadaan lanjut dapat terjadi oliguria dan anuria.

4. Perubahan pada paru-paru

Kematian wanita pada pre-eklampsi dan eklampsi biasanya disebabkan

oleh edema paru. Ini disebabkan oleh adanya dekompensasi kordis. Bisa pula

karena terjadinya aspires pnemonia. Kadang-kadang ditemukan abses paru.

5. Perubahan pada mata

Dapat ditemukan adanya edema retina spasmus pembuluh darah. Bila ini

dijumpai adalah sebagai tanda pre-eklampsi berat. Pada eklampsi dapat terjadi

ablasio retinae, disebabkan edema intra-okuler dan hal ini adalah penderita berat

yang merupakan salah satu indikasi untuk terminasi kehamilan. Suatu gejala lain

yang dapat menunjukkan arah atau tanda dari pre-eklampsi berat akan terjadi

eklampsi adalah adanya: skotoma, diplopia, dan ambliopia. Hal ini disebabkan

perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau dalam

retina.

6. Perubahan pada keseimbangan air dan elektrolit

Pada pre-eklampsi ringan biasanya tidak dijumpai perubahan nyata pada

metabolisme air, elektrolit, kristaloid dan protein serum. Dan tidak terjadi

ketidakseimbangan elektrolit. Gula darah, bikarbonas natrikus dan pH normal.

Pada pre-eklampsi berat dan pada eklampsi : kadar gula darah naik sementara

asam laktat dan asam organik lainnya naik sehingga cadangan alkali akan turun.

Keadaan ini biasanya disebabkan oleh kejang-kejang. Setelah konvulsi selesai

zat-zat organik dioksidasi sehingga natrium dilepas lalu bereaksi dengan karbonik

sehingga terbentuk bikarbonas natrikus. Dengan begitu cadangan alkali dapat

kembali pulih normal (Sarwono, 2011).

D. Tanda Gejala Pre Elampsia

Tidak terdapat gejala pada stadium dini preeklamsia, hanya tanda fisik

yang paling awal biasanya adalah peningkatan tekanan darah yang ringan.

Untuk dapat menegakkan diagnosa penyakit ini peningkatan tekanan darah

harus mencapai 140/90 mmHg (atau tingkat yang lebih rendah jika

tekanan darah sebelumnya adalah rendah tidak sebagaimana mestinya).

Pertambahan berat badan yang berlebihan (lebih dari 0,5 kg seminggu)

Page 12: SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

biasanya mendahului edema nyata yang jika timbul awalnya hanya

bermanifestasi dengan pembengkakan pergelangan kaki ringan, atau

pembengkakan ringan pada wajah (Chamberlin dan Genffrey, 1994).

Preeklampsia dapat ditegakkan apabila terdapat dua dari tiga gejala,

yaitu penambahan berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 kg

dalam seminggu sampai beberapa kali. Edema sebagai peningkatan berat

badan, pembengakakan kaki, jari tangan dan muka. Tekanan darah ≥

140/90 mmHg atau tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg dan ekanan

sistolik > 15 mmHg yang diukukr setelah pasien istirahat selama 30 menit.

Tekanan pada trimester kedua yang lebih dari 85 mmHg dicurigai beresiko

menjadi preeklamsia. Proteinuria bila terdapat protein sebanyak 0,3 g/L

dalam urin 24 jam atau pemeriksaan kulaitatif menunjukkan proteinuria +1

tau +2 yang diukur dengan cateter minimal 2 kali dengan jarak waktu 6

jam. Preekalmpsia berat dapat ditegakkan bila muncul gejala berikut :

1. Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan diastolic > 110 mmHg

2. Proteinuria ≥ +5 g/24 jam atau ≥3 pada tes celup

3. Oliguria (<400 ml/24 jam

4. Sakit kepala hebat dan ganggua penglihatan

5. Nyeri epigastrium dan ikterus

6. Edema paru atau sianosis

7. Trombositopenia

8. Pertumbuhan janin terhambat

E. Pencegahan

Adapun pencegahan yang dapat dilakukan:

1. Diet yang tepat dan sesuai.

Karena penyebab pastinya belum diketahui, maka pencegahan utama yang

baik adalah meminta ibu hamil untuk mengurangi konsumsi garam, meski

dianggap tidak efektif menurunkan risiko preeklamsia. Diet yang dianjurkan

cukup protein, rendah karbohidraat, lemak dan garam.

Page 13: SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Pembatasan kalori, cairan dan diit rendah garam tidak dapat mencegah

hipertensi karena kehamilan, bahkan dapat membahayakan janin (Tim PPGD,

2011)

2. Periksalah kehamilan secara teratur, untuk mengetahui kondisi ibu dan janin.

Preklamsia yang terdiagnosa lebih awal, akan memudahkan dokter menyarankan

terapi yang tepat untuk ibu dan janinnya. Sebuah penelitian di tahun 2006, lebih

dari 70 persen wanita yang mengkonsumsi multivitamin dan menjaga berat tubuh

sebelum hamil terbukti risiko terkena preeklamsianya lebih rendah. Suplemen

nutrisi ditengarai mampu menurunkan risiko terkena preeklamsia, tapi Anda

harus sangat selektif. Konsultasikan pada dokter, sebelum mengkonsumsi

suplemen di saat hamil.

3. Perbanyak minum

Sangat dianjurkan ibu hamil untuk minum dalam jumlah yang banyak

tiap hari. Minuman yang baik adalah air putih, karna air akan mendorong garam

ke luar tubuh. Dengan banyak minum akan membuat lebih sering ke toilet

sehingga dapat membawa kelebihan garam bias terbawa keluar, selain itu juga

mengurangi aktivitas. Minimal minum 2 liter per hari (Sarwono, 2011).

Pemasukan cairan terlalu banyak mengakibatkan edema paru (Tim

PPGD, 2011)

F. Diet Pre eklampsia

Nutrisi adalah hal yang penting untuk mendapatkan tubuh yang sehat.

Salah satunya adalah untuk ibu-ibu yang hamil anak pertama dengan resiko

preeklamsi. Kondisi preeklamsi ini akan membahayakan ibu dan janin. Ada

suatu pendapat bahwa preeklamsi tidak dapat dicegah, namun penelitian

membuktikan, bahwa diet yang tepat akan mengurangi resiko preeklamsi

(Faisal, 2009). Adapun tujuan Diet pada Preeklamsia, antara lain:

a. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal

b. Mencapai dan mempertahankan tekanan darah agar tetap normal

c. Mencapai keseimbangan nitrogen

d. Mencegah dan mengurangi retensi garam

Page 14: SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

e. Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal

f. Mengurangi dan mencegah timbulnya faktor resiko lain atau penyakit lain

pada saat kehamilan atau setelah melahirkan (Anonim, 2011).

Syarat-syarat Diet Preeklampsia adalah:

1. Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanan

diberikan secara berangsur, sesuai dengan kemampuan pasien menerima

makanan. Penambahan energi tidak lebih dari 100 kkal dari makanan atau

diet sebelum hamil.

2. Garam diberikan rendah sesuai dengan berat-ringannya retensi garam atau

air. Penambahan berat badan diusahakan di bawah 3 kg/bulan atau di

bawah 1 kg/minggu.

3. Protein tinggi (1 ½ -2 gr/kg berat badan)

4. Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal dan

lemak tidak jenuh ganda

5. Vitamin cukup; vitamin C dan B5 diberikan sedikit lebih tinggi

6. Mineral cukup terutama kalsium dan kalium

7. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien

8. Cairan diberikan 2500 m/ sehari. Pada keadaan oliguria, cairan dibatasi

dan disesuaikan dengan cairan yang keluar melalui urine, muntah,

keringat, dan pernapasan (Anonim, 2011).

Macam diet dan indikasi pemberian

1) Diet preeklampsia I

Diet preeclampsia I diberikan pada pasien preeclampsia berat. Diet

spreeklampsia I diberikan sebagai makanan perpindahan dari preeklampsia

I atau kepada pasien preeklampsia yang penyakitnya tidak begitu berat.

Makanan berbentuk saring atau lunak dan diberikan sebagai diet rendah

garam I. makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya.

2) Diet preeklampsia II

Page 15: SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Diet preeklampsia II diberikan sebagai makanan perpindahan dari

preeklampsia I atau kepada pasien preeklampsia yang penyakitnya tidak

begitu berat. Makanan berbentuk saring atau lunak dan diberikan sebagai

diet rendah garam I. Makanan ini cukup energi dan zat gizi lainnya.

3) Diet preeklampsia III

Diet preeklampsia III diberikan sebagai makanan perpindahan dari

preeklampsia II atau kepada pasien preeklampsia ringan. Makanan ini

mengandung protein tinggi dan garam rendah, diberikan dalam bentuk

lunak atau biasa. Makanan ini cukup semua zat gizi. Jumlah energi harus

disesuaikan dengan kenaikan berat badan yang boleh lebih dari 1 kg tiap

bulan (Anonim, 2012).

BAHAN MAKANAN

PRE EKLAMSI I PRE EKLAMSI II PRE EKLAMSI IIIJumlah (gr)

Takaran Jumlah (gr)

Takaran Jumlah (gr)

Takaran

Beras - - 150 3 gls 200 4 glsTelur - - 50 1 btr 50 1 btrDaging - - 100 2 ptg 100 2 ptg

BAHAN MAKANAN SEHARI-HARI

Page 16: SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Tempe - - 50 2 ptg 100 4 ptgSayuran - - 200 2 gls 200 2 glsSari buah/buah 1000 5 ptg 400 4 ptg sdg 400 4 ptg

sdgGula pasir 80 8 sdm 30 3 sdm 30 3 sdmMinyak nabati - - 15 1,5 sdm 25 2,5 sdmSusu bubuk *75 15 sdm 25 5 sdm 50 10 sdm

*) Susu khusus ibu hamil. Bila diberikan susu biasa, energi hanya sebagian yang terpenuhi

NILAI GIZI

DIIT PRE EKLAMSI I

DIIT PRE EKLAMSI II

DIIT PRE EKLAMSI III

Eergi (Kkal) 1032 1604 2128Protein (g) 20 56 80Lemak (g) 19 44 63Karbohidrat (g) 211 261 305Kalsium (mg) 600 500 800Besi (mg) 6,9 17,3 24,2Vitamin A (RE) 750 2796 3035Tiamin (mg) 0,5 0,8 1,0Vitamin C (mg) 246 212 213Natrium (mg) 228 248

Pembagian Bahan Makanan Sehari

WAKTU BAHAN MAKANAN JUMLAH06.00 Teh 1 gls08.00 Sari tomat dan Susu 1 gls10.00 Sari jeruk 1 gls13.00 Sari alpokat dan Susu 1 gls16.00 Sari tomat dan Susu 1 gls

Pembagian Bahan Makanan Sehari Diit Pre eklamsi II dan III

WAKTU BAHAN MAKANAN

PRE EKLAMSI II PRE EKLAMSI IIIBerat (g) Takaran Berat (g) Takaran

Pagi Beras 50 1 gls tim 50 1 gls timTelur ayam 50 1 btr 50 1 btr

Page 17: SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Sayuran 50 0,5 sdm 50 O,5 sdmMinyak 5 5 sdmSusu bubuk 25 1 sdm 25 1 sdmGula pasir 10 1 sdm 10 1

Pukul 10.00 Buah 100 1 ptg sdg pepaya

100 1 ptg sdg pepaya

Gula pasir 10 1sdm 10 1sdm Siang Beras 50 1 gls 75 1,5 gls

Daging 50 1 ptg sdg 50 1 ptg sdgTahu 50 ½ bh besar 100 1 bh besarSayuran 75 ¾ gls 100 1 glsBuah 100 1 ptg

pepaya sdg100 1 ptg

pepaya sdgMinyak 5 ½ sdm 10 1 sdm

Pukul 16.00 Buah 100 1 ptg sdg 100 1 ptg sdg Gula pasir 10 1sdm 10 1sdm Susu bubuk - - 25 1 sdm

Malam Beras 50 1 gls nasi 75 1,5 gls nasiIkan 50 1 ptg sdg 50 1 ptg sdgTempe 25 1 ptg sdg 50 2 ptg sdgSayuran 75 ¾ gls 75 ¾ glsBuah 100 1 ptg sdg 100 1 ptg sdg Minyak 5 ½ sdm 10 1 sdm

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Abuzhar, 2009. .http://penjelajahbaru.blogspot.com/2011/01/gizi-dan-diet-ibu-

hamil-pada-pre.html. Diakses 9 April 2012

Anonim, 2011. http://wenylestariadin.blogspot.com/2011/05/penatalaksanaan-

diet-pada-ibu-hamil.html. diakses 9 April 2012

Anonim, 2011. http://yuksehat.info/diet-preeklampsia/. Diakses 9 April 2012

Chambelain, Genffrey. 1994. Obstetri dan Ginekologi Praktis. Jakarta : Widya

Medika.

Faisal. 2009. http://1001tipsbunda.blogspot.com/2009/04/diet-

mengurangi-preeklamsi.html. diakses 9 April 2012

Fakultas Kedokteran UNPAD. 1999. Obstetri Ginekologi. Bandung : UNPAD.

Mansjoer, Arif, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta

: Media Aesculapius.

Rozikhan. 2007. Faktor-faktor Resiko Terjadinya Preeklampsia Berat di Rumah

Sakit Dr. H. Soewondo Kendal. Tesis. Semarang :UNDIP

Sarwono. 2011. http://sarwonoberau.blogspot.com/2011/07/satuan-

acara-penyuluhan-sap-pre.html. diakses 9 April 2012