satuan acara perkuliahan
DESCRIPTION
TEKNIK SIPILTRANSCRIPT
1
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA
BAB I. PENDAHULUANA. Pengertian Pendidikan Agama IslamB. Landasan, Tujuan, Kompetensi dan KedudukanC. Pendekatan/MetodeD. Kondisi Keberagamaan IndonesiaE. Ruang Lingkup
BAB 2. KONSEP KETUHANAN, ALAM DAN MANUSIA DALAM ISLAM.A. Konsep TuhanB. Konsep AlamC. Hakekat ManusiaD. Penggolongan Manusia dalam Al-Qur’an dan Hadits.
BAB 3. AGAMA DAN AGAMA ISLAMA. Pengertian Agama, Ruang Lingkup, Tujuan, Fungsi dan Macam AgamaB. Pengertian Agama IslamC. Sumber Ajaran IslamD. IjtihadE. Peran Agama dalam Kehidupan Sehari-hari.
BAB 4. A Q I D A H.A. Pengertian Nama, Sumber, Tujuan dan ManfaatB. Ruang Lingkup.
BAB 5. SYARI’AHA. Pengertian, Tujuan dan KarakteristikB. Ruang LingkupC. Prinsip.
BAB 6. PERNIKAHAN DAN PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH.A. Pengertian, Dalil, Tujuan dan HukumB. Rukun dan Syarat NikahC. Kasus-kasus PernikahanD. Pokok-pokok Pembinaan Rumah TanggaE. Perjanjian Perkawinan
BAB 7. AKHLAK.
2
A. Defenisi Hikmah dan SumberB. EtikaC. MoralD. Pembagian AkhlakE. Objek AkhlakF. Pembinaan Akhlak dalam Kehidupan Sehari-hariG. Akhlak dalam Ekonomi.
BAB 8. HUKUM, HAM DAN DEMOKRASI DALAM AGAMA ISLAMA. Pengertian Hukum, Hukum Islam dan Tujuan Hukum IslamB. Prinsip-prinsip Hukum IslamC. Hak-hak Azazi ManusiaD. DemokrasiE. Musyawarah.
BAB 9. ISLAM IPTEK DAN SENI.A. Pengertian, Sumber dan KarakteristikB. Islam dan Ilmu PengetahuanC. Iptek dalam narasi nash Al-Qur’an dan HaditsD. Perkembangan Iptek dalam Islam.
BAB 10. KERUKUNAN UMAT BERAGAMAA. PendahuluanB. Sumber Konflik Umat BeragamaC. Upaya Pemerintah Mengatasai KonflikD. Penutup.
BAB 11. SISTEM POLITIK ISLAM.A. Pengertian PolitikB. Prinsip-prinsip Dasar Politik IslamC. Hak-hak NegaraD. Hak-hak Warga NegaraE. Pedoman Penting dalam Hubungan Luar Negeri
BAB 12. BUDAYA ISLAM.A. Konsep dan Ciri Budaya IslamB. Budaya AkademisC. Etos Kerja dalam Islam.
BAB 13. MASYARAKAT MADANI.A. Pengertian, Konsep dan Karakteristik
3
B. Peran Umat Islam dalam mewujudkan Masyarakat Madani.
BAB 14. TAQWA.A. Pengertian TaqwaB. Kedudukan TaqwaC. Ruang Lingkup TaqwaD. Memelihara TaqwaE. Indicator TaqwaF. Urgensi TaqwaG. Janji Allah bagi orang yang Bertaqwa.
Dosen Pembina Mata Kuliah.
H. Usman Muhammad, SH, M. Pd.I
BAB. 1PENDAHULUAN
4
A. Pengertian Pendidikan Agama Islam.
Pendidikan Agama Islam adalah usaha untuk memperkuat iman dan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan ajaran Islam. Bersikap inklusif, rasional dan
filosofis dalam rangka menghormati orang lain dalam hubungan kerukunan dan kerja
sama antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan Nasional
(Undang-undang No. 2 Tahun 1989).
B. Landasan, Tujuan, Kompetensi dan Kedudukan.
a. Landasan. Pengajaran Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi yang
diselenggarakan dilandasi dengan ketentuan hukum sebagai berikut:
1. Landasan Filosofis, berupa butir-butir yang terdapat dalam Pancasila dan kandungan
Undang-undang Dasar 1945.
2. Landasan Yuridis, yaitu UUD 1945 terutama pasal 29 dan ketetapan MPR
3. Landasan Historis, berupa politik Pendidikan Nasional yang bertujuan menciptakan
insan akademisi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Landasan Agama, berupa ayat-ayat Al-Qur’an dan As-Sunnah.
b. Tujuan. Membentuk Mahasiswa yang berakhlak mulia dengan cara memahami
ajaran-ajaran Islam, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Kompetensi yang diharapkan. Menjadi ilmuan dan professional yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan memiliki etos kerja,
serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kehidupan.
d. Kedudukan. 1. Sebagai komponen MKPK (Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian. 2. Wajib diambil oleh setiap mahasiswa program sarjana.
C. Pendekatan/Metode.
1. Ilmiah, untuk memahami realitas kehidupan
2. Teologis, untuk memhami hakekat Tuhan.
3. Aktisisme untuk menyampaikan pengalaman keagamaan dan memahami hakekat
Tuhan dalam diri dan kehidupan.
4. Filosofis, untuk memahami hakekat kehidupan.
D. Kondisi Keberagamaan Indonesia
5
1. Hasrat manusia terhadap Tuhan bersifat kodrati
2. Agama meningkatkan derajat manusia dibandingkan dengan makhluk lain.
3. Keunggulan manusia adalah memiliki akal, etika dan mengembangkan naluri.
Dengan akal, etika dan naluri membuat manusia beradab dan beragama.
4. Manusia mengenal agama wahyu.
5. Bangsa Indonesia mengakui lima agama: Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.
Juga ada yang menganut kepercayaan dinamisme dan animism.
6. Terjadi kesenjangan antara idealisme Islam dengan prilaku umat, akibat pendidikan
agama yang berorientasi kepada ilmu, bukan kepada amaliahnya.
7. Pluralitas Agama di Indonesia.
a. Keberagaman beragama bukan hanya pada Agama yang dianut masyarakat, tetapi
juga pada paham keagamaan dalam tubuh umat beragama.
b. Keunikan pluralistik di Indonesia dalam semua Agama berkembang pesat
bersama-sama, bahkan terjadi akulturasi dalam kehidupan bergama.
c. Studi Agama menjadi penting karena keunikan tersebut. Studi paling tepat
bersifat komprehensip, multi disipliner, dan interdisipliner dengan metode historis
doktriner normatif.
BAB II.
KONSEP KETUHANAN, ALAM DAN MANUSIA DALAM ISLAM.
A. Konsep Tuhan.
Tuhan disebut: Ilaahun, penggerak, motivator, yang dipatuhi dan ditaati. Tuhan menurut
Islam adalah Allah Swt, Yang Maha Esa (satu), tiada sekutu dan tiada berbilang. Allah
tempat bergantung segala sesuatu, tiada beranak dan diperanakkan, dan tiada seseuatupun
yang menyamai-Nya. Manusia dan makhluk lainnya adalah ‘abdun (hamba), sedangkan
Allah Swt, disebut Al-Khalik (Pencipta). Manusia dan alam adalah makhluk (yang
diciptakan). Al-Khalik wajib disembah dan dipatuhi perintah serta ajaan-Nya, makhluk
kewajibannya adalah menyembah, mengabdi, mematuhi dan beribadah, atau
melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
6
Konsep Ketuhanan dalam Islam adalah memerankan ajaran Islam (Al-Qur’an) dalam
kehidupan sehari-hari. Seorang Muslim adalah mematuhi dan melaksanakan perintah
Allah Swt.
Mukmin adalah orang yang percaya kepada Allah Swt, berarti yakin dan percaya adanya
Allah sebagai Zat dengan sifat dan perbuatan-Nya. Bagi manusia Rasul Allah adalah
uswatun hasanah atau contoh suri tauladan yang baik.
Tuhan sebagai wajib wujud.
Tuhan sebagai wajibul wujud dapat dibuktikan dengan benyak bukti melalui rasio yang
sangat logis. Benda-benda yang Nampak dihadapan kita baik yang hidup maupun benda
mati, susunan serta aturan dan pergerakan mereka menunjukkan sebuah misteri yang
mengagumkan. Jika semua itu dipikirkan oleh akal yang sehat maka akan berakhir
dengan sebuah keputusan bahwa itu semua tidaklah terjadi secara kebetulan atau ada
dengan sendirinya. Hal ini Allah jelaskan dalam Al-Qur’an:
53. Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
(kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri,
hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah
cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala
sesuatu? (QS. Al-Fushilat: 53).
Keesaan Tuhan.
Dasar ajaran monoteisme adalah Tuhan Tunggal, Tuhan Maha Esa,
Pencipta Alam Semesta. Tentang Tuhan dalam Islam dikenal konsep
tauhid yang tentunya sudah melekat dalam hati umat Islam. Tauhid
berasal dari kata “wahhada” yang berarti menunggalkan,
mengesakan. Konsep Tauhid telah dimulai sejak zaman Nabi Adam,
a.s, tetapi kemudian menyimpang yang pada akhirnya diperkuat
ketauhidannya oleh Nabi Ibrahim, a.s, maka nabi Ibrahimlah yang
7
selalu disebut sebagai “Bapak Tauhid”, pemimpin agama (organized
religion).
Menurut Ibnu Katsir (seorang mufassir ternama) membagi tauhid
secara konseptual dalam dua bentuk, yaitu sebagai berikut:
1. Tauhid Formal (tauhidul ism), yaitu meyakini bahwa Allah adalah
Esa, secara otomatis dengan nama-Nya tersebut, maka penyebutan
dengan nama lain selain Allah tidak diperbolehkan.
2. Tauhid Konseptual (tauhidul ma’na) yaitu konsep Tauhid yang
mementingkan sisi konseptual bahwa Ketuhanan dalam Islam
adalah Esa. Oleh kaena itu, Al-Qur’an surat al-Isra ayat 110
menyatakan bahwa:
“Serulah Dia Allah atau Ar-Rahman, nama apapun yang kamu pakai
untuk memanggil-Nya, ingatlah bahwa Dia itu mempunyai nama-
nama yang baik /asma’ul husna”. (QS. Al-Isra: 110).
Konsep Alam.
1. Menurut Al-Qur’an alam diciptakan secara sungguh-sungguh, tidak
main-main (QS. Ad-Dukhan 38-39). Alam diciptakan untuk
kesejahteraan umat manusia (QS. Al-Baqarah 2 : 29). Pemilik alam
adalah Allah, manusia hanya diberi hak pakai/memanfaatkan (QS. Ali-
Imran 3 : 109). Manusia mengolah alam sesuai dengan aturan Allah,
bukan menurut keinginan manusia. Eksplorasi alam dilakukan dengan
cara halalan thayyiban (halal dan baik) bukan dengan cara yang bathil,
riba dll. Kepemilikan manusia terhadap alam “milik relative” pada
usahanya, bukan mengambil hak Pemilik (Allah), karena pemilik hakiki
adalah Allah Swt.
Pendistribusian hasil-hasil alam haus adil berdasarkan prestasi kerja,
maka harus berlomba untuk berprestasi (fatabiqulkhairat).
8
2. Menurut faham liberalis, individualis atau kapitalis, alam dapat dimiliki
dan dikuasai secara bebas oleh individu tanpa terbatas, alam dapat
dijadikan kapital atau modal.
3. Menurut faham komunis, alam adalah milik negara (komune) untuk
digunakan bersama oleh seluruh rakyat.
4. Menurut UUD- 45 psl 33. (1) Perekonomian sebagai usaha bersama
berdasar asas kekeluargaan. (2) cabang produksi penting dan untuk
hajat hidup orang banyak dikuasai Negara. (3) Bumi, air, serta
kekayaan alam dikuasai Negara untuk kesejahteraan rakyat.
Hakekat Manusia.
Menurut pandangan Islam, manusia terdiri dari dua aspek, yaitu:
Pertama: Aspek Jasmaniah (material). Dalam aspek ini dijelaskan bahwa
manusia berasal dari benda padat berupa tanah kasar (turab). Dijelaskan
Allah dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 59
59. Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti
(penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah
berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), Maka jadilah Dia. (Ali
Imran 59)
37. Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya - sedang Dia bercakap-cakap dengannya:
"Apakah kamu kafir kepada (tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?. (Al-Kahfi: 37).
9
12. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.13. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).14. kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (Al-Mukminun: 12 – 14).Kedua: Aspek kerohanian (immaterial). Aspek kerohanian manusia terlihat
dari aktifitas jasmaniah. Menurut Imam Ghazali, aspek kerohanian manusia
terdiri atas:
1. Ruh, berupa daya manusia mengenal dirinya, mengeal Tuhannya,
kemampauan mempelajari ilmu pengetahuan, kepribadiannya, akhlaknya,
dan sebagai penggerak dalam aktifitas ibadah kepada Tuhan.
2. Nafsu, berupa panas alami pada pembuluh nadi, otot, syaraf, tanda
kehidupan dan nyawa. Nafsu terdiri atas nafsu insaniah atau nafsu malakiah
(kemalaikatan) dan nafsu hayawaniah atau nafsu bahamiyah
(kebinatangan). Untuk merantarai kedua nafsu tersebut, manusia diberi akal.
Keistimewaan Manusia dari makhluk lain.
1. Manusia sebagai ciptaan yang tertinggi dan terbaik (At-Tin: 4).
2. Manusia dimuliakan dan diistimewakan Allah (Al-Isra: 70).
70. Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezki dari
yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Al-
Isra: 70)
3. Mendapat tugas mengabdi kepada Allah. (Adz-Dzariat: 56.
10
“ Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.”
4.Memiliki peranan Khalifah dengan berbagai tingkatan. (Al-An’am
165).
165. Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa
derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.
Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-An’am: 165).
5. Mempunyai tujuan hidup, yakni mendapatkan ridha Allah Swt.
162. Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (Al-An’am: 162)
6. Untuk melaksanakan tugas serta perananya untuk mencapai tujuan hidup
manusia diberi peraturan-peraturan hidup berupa Al-Qur’an.
“Ini Kitab (Al-Qur’an) tidak ada keragu-raguan di dalamnya, sebagai petunjuk
bagi orang-orang yang ertaqwa.” (Al-Baqarah: 2).
Sifat-sifat Manusia.
a. Bersifat tergesa-gesa (Al-Isra: 11)
b. Sering membantah (Al-Kahfi: 54)
c. Ingkar dan tidak berterima kasih kepada Tuhan (Al-Adiyat: 6)
d. Keluh kesah, gelisah dan kikir (Al-Ma’arij: 19)
e. Putus asa bila ada kesalahan (Al-Ma’arij: 20)
f. Kadang-kadang ingat Tuhan karena penderitaan (Yunus: 12).
11
BAB. III
AGAMA DAN AGAMA ISLAM.
1. Pengertian Agama
Secara etimologis kata agama dari kata: “a’ dan “gama”. “A” berarti
tidak dan “Gama” berarti kacau. Agama berarti tidak kacau.
Dalam Islam agama disebut “ad din”, berarti kepatuhan, keta’atan.
Dalam bahasa Inggeris disebut religi berarti kepercayaan dan
penyembahan kepada Tuhan: “Dienullah” artinya agama Allah.
Secara epistimologi agama adalah suatu peraturan Tuhan yang
mendorong jiwa seseorang yang mempunai akal memegang peraturan
Tuhan itu dengan kehendak sendiri, untuk mencapai kebahagiaan
dunia dan akhirat.
2. Ruang Lingkup.
Ajaran agama mengandung unsur-unsur: Keyakinan adanya kekuatan
yang mengatur alam dan semua isinya. Peribadatan atau tingkah laku
yang berhubungan dengan supranatural atau Tuhan. Sistim nilai, yang
mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan
manusia dan manusia dengan alam sekitarnya.
3. Tujuan.
Membawa manusia kepada kehidupan yang lebih baik, sejahtera,
damai, tenteram di dunia dan akhirat dan membebaskan manusia dari
kehidupan sesat.
4. Fungsi.
12
Agama berfungsi untuk: a. Memenuhi kebutuhan fitri dan emosi
manusia, b. Menunjukkan kebutuhan yang baik dan boleh digunakan,
serta bagaimana cara mendapatkan dan menggunakan kebutuhan itu,
c. Mengangkat harkat dan martabat manusia.
5. Pengertian Islam.
Islam dari kata: “Salima” berarti selamat, “Aslama” berarti taat,
“Assalam” berarti bersih, aman, tunduk, patuh. “Silmun”, “Salmun”
berarti kedamaian, kepatuhan, penyerahan diri. Islam berarti selamat
dari kecacatan lahir dan bathin, agama yang berdasarkan ketundukan
dan kepatuhan.
Menurut A. Hasan, agama Islam adalah kepercayaan buat keselamatan
dan kebahagiaan dunia dan akhirat yang diwahyukan Allah Swt,
kepada manusia dengan perantaraan Rasul. Atau agama yang dibawa
oleh Nabi Muhammad Saw yang diturunkan dalam Al-Qur’an dan
tertera dalam As-Sunnah, berupa perintah, larangan, dan petunjuk
untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Nama Islam disebut secara jelas
dalam surat Ali Imran ayat 19, 85 dan Al-Maidah ayat 3. Sbb:
19. Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih
orang-orang yang telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan
kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang
kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan Dia di akhirat
Termasuk orang-orang yang rugi.
13
5. diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah[394], daging babi,
(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya[395], dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah[396], (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini[397] orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa[398] karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Maidah: 3)
6. Pokok-pokok Ajaran Islam.
Ajaran Islam terdiri atas tiga bagian besar, yaitu Aqidah, Syari’ah dan
Akhlak.
a. Aqidah adalah kepercayaan terhadap Allah, malaikat, kitab-kitab
Allah, Rasul-Nya, hari kiyamat dan qadha dan qadar Allah.
b. Syari’ah adalah segala bentuk peribadatan baik ibadah khusus yaitu
thaharah, shalat, zakat, puasa dan haji maupun ibadah umum
(mu’amalah) seperti hukum publik dan hukum perdata.
c. Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia dan
menimbulkan perbuatan yang mudah tanpa memerlukan
pertimbangan pikran. Aqidah merupakan fondasi dari seluruh ajaran
Islam, Syari’ah merupakan implementasi ajaran Islam yang
berlandaskan aqidah, sedankan akhlak merupakan produk dari jiwa
Tauhid.
14
Akhlak terdiri atas: Akhlak kepada Allah, akhlak kepada keluarga,
akhlak kepada lingkungan masyarakat luas dan akhlak kepada alam
sekitar (ekosisem).
7. Sumber Ajaran Islam.
Sumber ajaran Islam itu ada tiga (tiga) yaitu: Al-Qr’an, As-Sunnah dan
Ijtihad.
a. Al-Qur’an: Menurut bahasa artinya bacaan. Sedangkan menurut
istilah, Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw.
Kedudukan Al-Qur’an: Sebagai sumber utama dan pertama
(sumber normatif) dari seluruh ajaran Islam, berturut-turut As-
Sunnah dan Ijtihad.
Fungsi Al-Qur’an:
- Sebagai mukjizat kenabian Muhammad, saw.
- Pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia
- Pemisah antara yang hak dengan yang bathil
- Motivator dan inspirator bagi manusia untuk hidup dinamis dan
optimis.
Isi Pokok Al-Qur’an.
- Keimanan dan keyakinan
- Pokok Aturan Hukum
- Pokok aturan tingkah laku dan nilai Etika
- Petunjuk tentang tanda-tanda alam sebagai eksistensi dan
kekuasaan Allah.
- Kisah Para Nabi dan Rasul
- Informasi tentang alam ghaib.
b. Hadits/Sunnah: Menurut bahasa yaitu, cara, jalan, kebiasaan dan
tradisi. Sedangkan menurut istilah yaitu sesuatu yang disandarkan
baik kepada Nabi Muhammad, saw ataupun para sahabat dan juga
tabi’in baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan (taqrir)
maupun sifat dan keadaannya.
15
Kedudukan dan Fungsi Al-Hadits/As-Sunnah Terhadap Al-
Qur’an.
Al-Qur’an menjadi Sumber Hukum utama sedangkan Hadits/As-
Sunnah menjadi asas perundang-undangan setelah Al-Qur’an.
Adapun fungsi Hadits terhadap Al-Qur’an adalah sebagai berikut:
- Menetapkan dan memperkuat hukum-hukum yang telah
ditentukan oleh Al-Qur’an, maka keduanya menjadi sumber
hukum.
- Memberikan perincian dan penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an yang
masih mujmal.
- Menetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak didapati
dalam Al-Qur’an.
c. Ijtihad: Menurut bahasa yaitu mengerjakan sesuatu dengan segala
kesungguhan. Sedangkan menurut istilah adalah mengerahkan
segala potensi akal pikiran dan kemampuan semaksimal mungkin
untuk menetapkan hukum-hukum syari’ah, yang tidak terdapat
dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits/An-Sunnah.
8. Peran Agama dalam kehidupan sehari-hari.
a. Hidup beragama adalah sesuai dengan martabat manusia sebagai
makhluk mulia.
b. Hidup beragama adalah kehidupan bagi manusia-manusia yang
berakal.
c. Hidup beragama adalah sesuai dengan fitrah manusia, ini adalah
tuntutan hati nurani, oleh karena itu orang yang meningkari agama
berarti mengingkari hati nuraninya.
d. Agama dapat menbuka jati diri manusia tentang asal, tujuan dan
apa yang mesti dilakukan.
e. Agama berperan penting dalam pembentukan watak dan
pembinaan bangsa. Ucapannya, perbuatannya akan ditujukan
kepada kebaikan dan akan menjauhi keburukan.
BAB. VI
16
A Q I D A H.
1. Pengertian.
Aqidah dalam bahasa Arab brasal dari kata: “aqada, ya’qidu,
aqiidatan.” Artinya ikatan, sangkutan. Disebut demikian karena ia
mengikat dan menjadi sangkutan atau gantungan seluruh ajaran Islam.
Secara tehnis artinya adalah Iman atau keyakinan. Aqidah Islam
(Aqidah Islamiyah), karena itu ditautkan dengan rukun Iman yang
menjadi asas seluruh ajaran Islam. Kedudukannya sangat sentral dan
fundamental.
Aqidah Islam berawal dari keyakinan kepada Zat Mutlak Yang
Maha Esa yang disebur Allah Swt. Allah Maha Esa dalam zat, sifat,
sifat, perbuatan dan perbuatan dan wujud-Nya. Kemaha-Esaan Allah
dalam zat, sifat, perbuatan dan wujud-Nya itu disebut Tauhid. Tauhid
menjadi inti rukun iman dan merupakan sumber utama seluruh
keyakinan Islam.
2. Nama-nama Ilmu Tauhid.
Pertaman: Ilmu Tauhid, disebut ilmu Tauhid karena pokok
pembahasannya dititikberatkan pada ke Esaan Allah SWT. Tauhid
adalah percaya dan yakin kepada Allah Yang Maha Esa dan
mempercayai tidak ada sesuatupun yang menjadi sekutu-Nya.
Keesaan Allah dalam zat, sifat dan perbuatan-Nya. Inti ilmu Tauhid
ialah meng Esakan Allah.
Kedua: Ilmu Ushuluddin, disebut ilmu ushuluddin sebab objek
ilmu ini adalah dasar-dasar agama yang merupakan hal yang bersifat
fundamental dalam Islam. Ilmu ushuluddin adalah ilmu yang
membahas prinsip-prinsip kepercayaan agama, dengan dalil-dalil yang
qath’I (yaitu Al-Qur’an dan Hadits Nabi) dan dalil-dalil aqli (akal
pikiran).
Ketiga: Ilmu Kalam, disebut ilmu kalam karena ilmu ini
membahas mengenai eksistensi Tuhan dan hal-hal yang berhubungan
17
dengan-Nya, digunakan argument-argumen filosofis berdasarkan
logika atau ilmu mantik.
18