satuan acara perkuliahan

23
1 SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA BAB I. PENDAHULUAN A. Pengertian Pendidikan Agama Islam B. Landasan, Tujuan, Kompetensi dan Kedudukan C. Pendekatan/Metode D. Kondisi Keberagamaan Indonesia E. Ruang Lingkup BAB 2. KONSEP KETUHANAN, ALAM DAN MANUSIA DALAM ISLAM. A. Konsep Tuhan B. Konsep Alam C. Hakekat Manusia D. Penggolongan Manusia dalam Al-Qur’an dan Hadits. BAB 3. AGAMA DAN AGAMA ISLAM A. Pengertian Agama, Ruang Lingkup, Tujuan, Fungsi dan Macam Agama B. Pengertian Agama Islam C. Sumber Ajaran Islam D. Ijtihad E. Peran Agama dalam Kehidupan Sehari-hari. BAB 4. A Q I D A H. A. Pengertian Nama, Sumber, Tujuan dan Manfaat B. Ruang Lingkup. BAB 5. SYARI’AH A. Pengertian, Tujuan dan Karakteristik B. Ruang Lingkup C. Prinsip. BAB 6. PERNIKAHAN DAN PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH.

Upload: didit-dmathematician

Post on 29-Jan-2016

221 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

TEKNIK SIPIL

TRANSCRIPT

Page 1: SATUAN ACARA PERKULIAHAN

1

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA

BAB I. PENDAHULUANA. Pengertian Pendidikan Agama IslamB. Landasan, Tujuan, Kompetensi dan KedudukanC. Pendekatan/MetodeD. Kondisi Keberagamaan IndonesiaE. Ruang Lingkup

BAB 2. KONSEP KETUHANAN, ALAM DAN MANUSIA DALAM ISLAM.A. Konsep TuhanB. Konsep AlamC. Hakekat ManusiaD. Penggolongan Manusia dalam Al-Qur’an dan Hadits.

BAB 3. AGAMA DAN AGAMA ISLAMA. Pengertian Agama, Ruang Lingkup, Tujuan, Fungsi dan Macam AgamaB. Pengertian Agama IslamC. Sumber Ajaran IslamD. IjtihadE. Peran Agama dalam Kehidupan Sehari-hari.

BAB 4. A Q I D A H.A. Pengertian Nama, Sumber, Tujuan dan ManfaatB. Ruang Lingkup.

BAB 5. SYARI’AHA. Pengertian, Tujuan dan KarakteristikB. Ruang LingkupC. Prinsip.

BAB 6. PERNIKAHAN DAN PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH.A. Pengertian, Dalil, Tujuan dan HukumB. Rukun dan Syarat NikahC. Kasus-kasus PernikahanD. Pokok-pokok Pembinaan Rumah TanggaE. Perjanjian Perkawinan

BAB 7. AKHLAK.

Page 2: SATUAN ACARA PERKULIAHAN

2

A. Defenisi Hikmah dan SumberB. EtikaC. MoralD. Pembagian AkhlakE. Objek AkhlakF. Pembinaan Akhlak dalam Kehidupan Sehari-hariG. Akhlak dalam Ekonomi.

BAB 8. HUKUM, HAM DAN DEMOKRASI DALAM AGAMA ISLAMA. Pengertian Hukum, Hukum Islam dan Tujuan Hukum IslamB. Prinsip-prinsip Hukum IslamC. Hak-hak Azazi ManusiaD. DemokrasiE. Musyawarah.

BAB 9. ISLAM IPTEK DAN SENI.A. Pengertian, Sumber dan KarakteristikB. Islam dan Ilmu PengetahuanC. Iptek dalam narasi nash Al-Qur’an dan HaditsD. Perkembangan Iptek dalam Islam.

BAB 10. KERUKUNAN UMAT BERAGAMAA. PendahuluanB. Sumber Konflik Umat BeragamaC. Upaya Pemerintah Mengatasai KonflikD. Penutup.

BAB 11. SISTEM POLITIK ISLAM.A. Pengertian PolitikB. Prinsip-prinsip Dasar Politik IslamC. Hak-hak NegaraD. Hak-hak Warga NegaraE. Pedoman Penting dalam Hubungan Luar Negeri

BAB 12. BUDAYA ISLAM.A. Konsep dan Ciri Budaya IslamB. Budaya AkademisC. Etos Kerja dalam Islam.

BAB 13. MASYARAKAT MADANI.A. Pengertian, Konsep dan Karakteristik

Page 3: SATUAN ACARA PERKULIAHAN

3

B. Peran Umat Islam dalam mewujudkan Masyarakat Madani.

BAB 14. TAQWA.A. Pengertian TaqwaB. Kedudukan TaqwaC. Ruang Lingkup TaqwaD. Memelihara TaqwaE. Indicator TaqwaF. Urgensi TaqwaG. Janji Allah bagi orang yang Bertaqwa.

Dosen Pembina Mata Kuliah.

H. Usman Muhammad, SH, M. Pd.I

BAB. 1PENDAHULUAN

Page 4: SATUAN ACARA PERKULIAHAN

4

A. Pengertian Pendidikan Agama Islam.

Pendidikan Agama Islam adalah usaha untuk memperkuat iman dan ketaqwaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan ajaran Islam. Bersikap inklusif, rasional dan

filosofis dalam rangka menghormati orang lain dalam hubungan kerukunan dan kerja

sama antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan Nasional

(Undang-undang No. 2 Tahun 1989).

B. Landasan, Tujuan, Kompetensi dan Kedudukan.

a. Landasan. Pengajaran Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi yang

diselenggarakan dilandasi dengan ketentuan hukum sebagai berikut:

1. Landasan Filosofis, berupa butir-butir yang terdapat dalam Pancasila dan kandungan

Undang-undang Dasar 1945.

2. Landasan Yuridis, yaitu UUD 1945 terutama pasal 29 dan ketetapan MPR

3. Landasan Historis, berupa politik Pendidikan Nasional yang bertujuan menciptakan

insan akademisi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

4. Landasan Agama, berupa ayat-ayat Al-Qur’an dan As-Sunnah.

b. Tujuan. Membentuk Mahasiswa yang berakhlak mulia dengan cara memahami

ajaran-ajaran Islam, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

c. Kompetensi yang diharapkan. Menjadi ilmuan dan professional yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan memiliki etos kerja,

serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kehidupan.

d. Kedudukan. 1. Sebagai komponen MKPK (Mata Kuliah Pengembangan

Kepribadian. 2. Wajib diambil oleh setiap mahasiswa program sarjana.

C. Pendekatan/Metode.

1. Ilmiah, untuk memahami realitas kehidupan

2. Teologis, untuk memhami hakekat Tuhan.

3. Aktisisme untuk menyampaikan pengalaman keagamaan dan memahami hakekat

Tuhan dalam diri dan kehidupan.

4. Filosofis, untuk memahami hakekat kehidupan.

D. Kondisi Keberagamaan Indonesia

Page 5: SATUAN ACARA PERKULIAHAN

5

1. Hasrat manusia terhadap Tuhan bersifat kodrati

2. Agama meningkatkan derajat manusia dibandingkan dengan makhluk lain.

3. Keunggulan manusia adalah memiliki akal, etika dan mengembangkan naluri.

Dengan akal, etika dan naluri membuat manusia beradab dan beragama.

4. Manusia mengenal agama wahyu.

5. Bangsa Indonesia mengakui lima agama: Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.

Juga ada yang menganut kepercayaan dinamisme dan animism.

6. Terjadi kesenjangan antara idealisme Islam dengan prilaku umat, akibat pendidikan

agama yang berorientasi kepada ilmu, bukan kepada amaliahnya.

7. Pluralitas Agama di Indonesia.

a. Keberagaman beragama bukan hanya pada Agama yang dianut masyarakat, tetapi

juga pada paham keagamaan dalam tubuh umat beragama.

b. Keunikan pluralistik di Indonesia dalam semua Agama berkembang pesat

bersama-sama, bahkan terjadi akulturasi dalam kehidupan bergama.

c. Studi Agama menjadi penting karena keunikan tersebut. Studi paling tepat

bersifat komprehensip, multi disipliner, dan interdisipliner dengan metode historis

doktriner normatif.

BAB II.

KONSEP KETUHANAN, ALAM DAN MANUSIA DALAM ISLAM.

A. Konsep Tuhan.

Tuhan disebut: Ilaahun, penggerak, motivator, yang dipatuhi dan ditaati. Tuhan menurut

Islam adalah Allah Swt, Yang Maha Esa (satu), tiada sekutu dan tiada berbilang. Allah

tempat bergantung segala sesuatu, tiada beranak dan diperanakkan, dan tiada seseuatupun

yang menyamai-Nya. Manusia dan makhluk lainnya adalah ‘abdun (hamba), sedangkan

Allah Swt, disebut Al-Khalik (Pencipta). Manusia dan alam adalah makhluk (yang

diciptakan). Al-Khalik wajib disembah dan dipatuhi perintah serta ajaan-Nya, makhluk

kewajibannya adalah menyembah, mengabdi, mematuhi dan beribadah, atau

melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Page 6: SATUAN ACARA PERKULIAHAN

6

Konsep Ketuhanan dalam Islam adalah memerankan ajaran Islam (Al-Qur’an) dalam

kehidupan sehari-hari. Seorang Muslim adalah mematuhi dan melaksanakan perintah

Allah Swt.

Mukmin adalah orang yang percaya kepada Allah Swt, berarti yakin dan percaya adanya

Allah sebagai Zat dengan sifat dan perbuatan-Nya. Bagi manusia Rasul Allah adalah

uswatun hasanah atau contoh suri tauladan yang baik.

Tuhan sebagai wajib wujud.

Tuhan sebagai wajibul wujud dapat dibuktikan dengan benyak bukti melalui rasio yang

sangat logis. Benda-benda yang Nampak dihadapan kita baik yang hidup maupun benda

mati, susunan serta aturan dan pergerakan mereka menunjukkan sebuah misteri yang

mengagumkan. Jika semua itu dipikirkan oleh akal yang sehat maka akan berakhir

dengan sebuah keputusan bahwa itu semua tidaklah terjadi secara kebetulan atau ada

dengan sendirinya. Hal ini Allah jelaskan dalam Al-Qur’an:

53. Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda

(kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri,

hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah

cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala

sesuatu? (QS. Al-Fushilat: 53).

Keesaan Tuhan.

Dasar ajaran monoteisme adalah Tuhan Tunggal, Tuhan Maha Esa,

Pencipta Alam Semesta. Tentang Tuhan dalam Islam dikenal konsep

tauhid yang tentunya sudah melekat dalam hati umat Islam. Tauhid

berasal dari kata “wahhada” yang berarti menunggalkan,

mengesakan. Konsep Tauhid telah dimulai sejak zaman Nabi Adam,

a.s, tetapi kemudian menyimpang yang pada akhirnya diperkuat

ketauhidannya oleh Nabi Ibrahim, a.s, maka nabi Ibrahimlah yang

Page 7: SATUAN ACARA PERKULIAHAN

7

selalu disebut sebagai “Bapak Tauhid”, pemimpin agama (organized

religion).

Menurut Ibnu Katsir (seorang mufassir ternama) membagi tauhid

secara konseptual dalam dua bentuk, yaitu sebagai berikut:

1. Tauhid Formal (tauhidul ism), yaitu meyakini bahwa Allah adalah

Esa, secara otomatis dengan nama-Nya tersebut, maka penyebutan

dengan nama lain selain Allah tidak diperbolehkan.

2. Tauhid Konseptual (tauhidul ma’na) yaitu konsep Tauhid yang

mementingkan sisi konseptual bahwa Ketuhanan dalam Islam

adalah Esa. Oleh kaena itu, Al-Qur’an surat al-Isra ayat 110

menyatakan bahwa:

“Serulah Dia Allah atau Ar-Rahman, nama apapun yang kamu pakai

untuk memanggil-Nya, ingatlah bahwa Dia itu mempunyai nama-

nama yang baik /asma’ul husna”. (QS. Al-Isra: 110).

Konsep Alam.

1. Menurut Al-Qur’an alam diciptakan secara sungguh-sungguh, tidak

main-main (QS. Ad-Dukhan 38-39). Alam diciptakan untuk

kesejahteraan umat manusia (QS. Al-Baqarah 2 : 29). Pemilik alam

adalah Allah, manusia hanya diberi hak pakai/memanfaatkan (QS. Ali-

Imran 3 : 109). Manusia mengolah alam sesuai dengan aturan Allah,

bukan menurut keinginan manusia. Eksplorasi alam dilakukan dengan

cara halalan thayyiban (halal dan baik) bukan dengan cara yang bathil,

riba dll. Kepemilikan manusia terhadap alam “milik relative” pada

usahanya, bukan mengambil hak Pemilik (Allah), karena pemilik hakiki

adalah Allah Swt.

Pendistribusian hasil-hasil alam haus adil berdasarkan prestasi kerja,

maka harus berlomba untuk berprestasi (fatabiqulkhairat).

Page 8: SATUAN ACARA PERKULIAHAN

8

2. Menurut faham liberalis, individualis atau kapitalis, alam dapat dimiliki

dan dikuasai secara bebas oleh individu tanpa terbatas, alam dapat

dijadikan kapital atau modal.

3. Menurut faham komunis, alam adalah milik negara (komune) untuk

digunakan bersama oleh seluruh rakyat.

4. Menurut UUD- 45 psl 33. (1) Perekonomian sebagai usaha bersama

berdasar asas kekeluargaan. (2) cabang produksi penting dan untuk

hajat hidup orang banyak dikuasai Negara. (3) Bumi, air, serta

kekayaan alam dikuasai Negara untuk kesejahteraan rakyat.

Hakekat Manusia.

Menurut pandangan Islam, manusia terdiri dari dua aspek, yaitu:

Pertama: Aspek Jasmaniah (material). Dalam aspek ini dijelaskan bahwa

manusia berasal dari benda padat berupa tanah kasar (turab). Dijelaskan

Allah dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 59

59. Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti

(penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah

berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), Maka jadilah Dia. (Ali

Imran 59)

37. Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya - sedang Dia bercakap-cakap dengannya:

"Apakah kamu kafir kepada (tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari

setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?. (Al-Kahfi: 37).

Page 9: SATUAN ACARA PERKULIAHAN

9

12. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.13. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).14. kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (Al-Mukminun: 12 – 14).Kedua: Aspek kerohanian (immaterial). Aspek kerohanian manusia terlihat

dari aktifitas jasmaniah. Menurut Imam Ghazali, aspek kerohanian manusia

terdiri atas:

1. Ruh, berupa daya manusia mengenal dirinya, mengeal Tuhannya,

kemampauan mempelajari ilmu pengetahuan, kepribadiannya, akhlaknya,

dan sebagai penggerak dalam aktifitas ibadah kepada Tuhan.

2. Nafsu, berupa panas alami pada pembuluh nadi, otot, syaraf, tanda

kehidupan dan nyawa. Nafsu terdiri atas nafsu insaniah atau nafsu malakiah

(kemalaikatan) dan nafsu hayawaniah atau nafsu bahamiyah

(kebinatangan). Untuk merantarai kedua nafsu tersebut, manusia diberi akal.

Keistimewaan Manusia dari makhluk lain.

1. Manusia sebagai ciptaan yang tertinggi dan terbaik (At-Tin: 4).

2. Manusia dimuliakan dan diistimewakan Allah (Al-Isra: 70).

70. Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami

angkut mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezki dari

yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang

sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Al-

Isra: 70)

3. Mendapat tugas mengabdi kepada Allah. (Adz-Dzariat: 56.

Page 10: SATUAN ACARA PERKULIAHAN

10

“ Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku.”

4.Memiliki peranan Khalifah dengan berbagai tingkatan. (Al-An’am

165).

165. Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia

meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa

derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.

Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia

Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-An’am: 165).

5. Mempunyai tujuan hidup, yakni mendapatkan ridha Allah Swt.

162. Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan

matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (Al-An’am: 162)

6. Untuk melaksanakan tugas serta perananya untuk mencapai tujuan hidup

manusia diberi peraturan-peraturan hidup berupa Al-Qur’an.

“Ini Kitab (Al-Qur’an) tidak ada keragu-raguan di dalamnya, sebagai petunjuk

bagi orang-orang yang ertaqwa.” (Al-Baqarah: 2).

Sifat-sifat Manusia.

a. Bersifat tergesa-gesa (Al-Isra: 11)

b. Sering membantah (Al-Kahfi: 54)

c. Ingkar dan tidak berterima kasih kepada Tuhan (Al-Adiyat: 6)

d. Keluh kesah, gelisah dan kikir (Al-Ma’arij: 19)

e. Putus asa bila ada kesalahan (Al-Ma’arij: 20)

f. Kadang-kadang ingat Tuhan karena penderitaan (Yunus: 12).

Page 11: SATUAN ACARA PERKULIAHAN

11

BAB. III

AGAMA DAN AGAMA ISLAM.

1. Pengertian Agama

Secara etimologis kata agama dari kata: “a’ dan “gama”. “A” berarti

tidak dan “Gama” berarti kacau. Agama berarti tidak kacau.

Dalam Islam agama disebut “ad din”, berarti kepatuhan, keta’atan.

Dalam bahasa Inggeris disebut religi berarti kepercayaan dan

penyembahan kepada Tuhan: “Dienullah” artinya agama Allah.

Secara epistimologi agama adalah suatu peraturan Tuhan yang

mendorong jiwa seseorang yang mempunai akal memegang peraturan

Tuhan itu dengan kehendak sendiri, untuk mencapai kebahagiaan

dunia dan akhirat.

2. Ruang Lingkup.

Ajaran agama mengandung unsur-unsur: Keyakinan adanya kekuatan

yang mengatur alam dan semua isinya. Peribadatan atau tingkah laku

yang berhubungan dengan supranatural atau Tuhan. Sistim nilai, yang

mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan

manusia dan manusia dengan alam sekitarnya.

3. Tujuan.

Membawa manusia kepada kehidupan yang lebih baik, sejahtera,

damai, tenteram di dunia dan akhirat dan membebaskan manusia dari

kehidupan sesat.

4. Fungsi.

Page 12: SATUAN ACARA PERKULIAHAN

12

Agama berfungsi untuk: a. Memenuhi kebutuhan fitri dan emosi

manusia, b. Menunjukkan kebutuhan yang baik dan boleh digunakan,

serta bagaimana cara mendapatkan dan menggunakan kebutuhan itu,

c. Mengangkat harkat dan martabat manusia.

5. Pengertian Islam.

Islam dari kata: “Salima” berarti selamat, “Aslama” berarti taat,

“Assalam” berarti bersih, aman, tunduk, patuh. “Silmun”, “Salmun”

berarti kedamaian, kepatuhan, penyerahan diri. Islam berarti selamat

dari kecacatan lahir dan bathin, agama yang berdasarkan ketundukan

dan kepatuhan.

Menurut A. Hasan, agama Islam adalah kepercayaan buat keselamatan

dan kebahagiaan dunia dan akhirat yang diwahyukan Allah Swt,

kepada manusia dengan perantaraan Rasul. Atau agama yang dibawa

oleh Nabi Muhammad Saw yang diturunkan dalam Al-Qur’an dan

tertera dalam As-Sunnah, berupa perintah, larangan, dan petunjuk

untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Nama Islam disebut secara jelas

dalam surat Ali Imran ayat 19, 85 dan Al-Maidah ayat 3. Sbb:

19. Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih

orang-orang yang telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan

kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang

kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali

tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan Dia di akhirat

Termasuk orang-orang yang rugi.

Page 13: SATUAN ACARA PERKULIAHAN

13

5. diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah[394], daging babi,

(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya[395], dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah[396], (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini[397] orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa[398] karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Maidah: 3)

6. Pokok-pokok Ajaran Islam.

Ajaran Islam terdiri atas tiga bagian besar, yaitu Aqidah, Syari’ah dan

Akhlak.

a. Aqidah adalah kepercayaan terhadap Allah, malaikat, kitab-kitab

Allah, Rasul-Nya, hari kiyamat dan qadha dan qadar Allah.

b. Syari’ah adalah segala bentuk peribadatan baik ibadah khusus yaitu

thaharah, shalat, zakat, puasa dan haji maupun ibadah umum

(mu’amalah) seperti hukum publik dan hukum perdata.

c. Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia dan

menimbulkan perbuatan yang mudah tanpa memerlukan

pertimbangan pikran. Aqidah merupakan fondasi dari seluruh ajaran

Islam, Syari’ah merupakan implementasi ajaran Islam yang

berlandaskan aqidah, sedankan akhlak merupakan produk dari jiwa

Tauhid.

Page 14: SATUAN ACARA PERKULIAHAN

14

Akhlak terdiri atas: Akhlak kepada Allah, akhlak kepada keluarga,

akhlak kepada lingkungan masyarakat luas dan akhlak kepada alam

sekitar (ekosisem).

7. Sumber Ajaran Islam.

Sumber ajaran Islam itu ada tiga (tiga) yaitu: Al-Qr’an, As-Sunnah dan

Ijtihad.

a. Al-Qur’an: Menurut bahasa artinya bacaan. Sedangkan menurut

istilah, Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad saw.

Kedudukan Al-Qur’an: Sebagai sumber utama dan pertama

(sumber normatif) dari seluruh ajaran Islam, berturut-turut As-

Sunnah dan Ijtihad.

Fungsi Al-Qur’an:

- Sebagai mukjizat kenabian Muhammad, saw.

- Pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia

- Pemisah antara yang hak dengan yang bathil

- Motivator dan inspirator bagi manusia untuk hidup dinamis dan

optimis.

Isi Pokok Al-Qur’an.

- Keimanan dan keyakinan

- Pokok Aturan Hukum

- Pokok aturan tingkah laku dan nilai Etika

- Petunjuk tentang tanda-tanda alam sebagai eksistensi dan

kekuasaan Allah.

- Kisah Para Nabi dan Rasul

- Informasi tentang alam ghaib.

b. Hadits/Sunnah: Menurut bahasa yaitu, cara, jalan, kebiasaan dan

tradisi. Sedangkan menurut istilah yaitu sesuatu yang disandarkan

baik kepada Nabi Muhammad, saw ataupun para sahabat dan juga

tabi’in baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan (taqrir)

maupun sifat dan keadaannya.

Page 15: SATUAN ACARA PERKULIAHAN

15

Kedudukan dan Fungsi Al-Hadits/As-Sunnah Terhadap Al-

Qur’an.

Al-Qur’an menjadi Sumber Hukum utama sedangkan Hadits/As-

Sunnah menjadi asas perundang-undangan setelah Al-Qur’an.

Adapun fungsi Hadits terhadap Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

- Menetapkan dan memperkuat hukum-hukum yang telah

ditentukan oleh Al-Qur’an, maka keduanya menjadi sumber

hukum.

- Memberikan perincian dan penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an yang

masih mujmal.

- Menetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak didapati

dalam Al-Qur’an.

c. Ijtihad: Menurut bahasa yaitu mengerjakan sesuatu dengan segala

kesungguhan. Sedangkan menurut istilah adalah mengerahkan

segala potensi akal pikiran dan kemampuan semaksimal mungkin

untuk menetapkan hukum-hukum syari’ah, yang tidak terdapat

dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits/An-Sunnah.

8. Peran Agama dalam kehidupan sehari-hari.

a. Hidup beragama adalah sesuai dengan martabat manusia sebagai

makhluk mulia.

b. Hidup beragama adalah kehidupan bagi manusia-manusia yang

berakal.

c. Hidup beragama adalah sesuai dengan fitrah manusia, ini adalah

tuntutan hati nurani, oleh karena itu orang yang meningkari agama

berarti mengingkari hati nuraninya.

d. Agama dapat menbuka jati diri manusia tentang asal, tujuan dan

apa yang mesti dilakukan.

e. Agama berperan penting dalam pembentukan watak dan

pembinaan bangsa. Ucapannya, perbuatannya akan ditujukan

kepada kebaikan dan akan menjauhi keburukan.

BAB. VI

Page 16: SATUAN ACARA PERKULIAHAN

16

A Q I D A H.

1. Pengertian.

Aqidah dalam bahasa Arab brasal dari kata: “aqada, ya’qidu,

aqiidatan.” Artinya ikatan, sangkutan. Disebut demikian karena ia

mengikat dan menjadi sangkutan atau gantungan seluruh ajaran Islam.

Secara tehnis artinya adalah Iman atau keyakinan. Aqidah Islam

(Aqidah Islamiyah), karena itu ditautkan dengan rukun Iman yang

menjadi asas seluruh ajaran Islam. Kedudukannya sangat sentral dan

fundamental.

Aqidah Islam berawal dari keyakinan kepada Zat Mutlak Yang

Maha Esa yang disebur Allah Swt. Allah Maha Esa dalam zat, sifat,

sifat, perbuatan dan perbuatan dan wujud-Nya. Kemaha-Esaan Allah

dalam zat, sifat, perbuatan dan wujud-Nya itu disebut Tauhid. Tauhid

menjadi inti rukun iman dan merupakan sumber utama seluruh

keyakinan Islam.

2. Nama-nama Ilmu Tauhid.

Pertaman: Ilmu Tauhid, disebut ilmu Tauhid karena pokok

pembahasannya dititikberatkan pada ke Esaan Allah SWT. Tauhid

adalah percaya dan yakin kepada Allah Yang Maha Esa dan

mempercayai tidak ada sesuatupun yang menjadi sekutu-Nya.

Keesaan Allah dalam zat, sifat dan perbuatan-Nya. Inti ilmu Tauhid

ialah meng Esakan Allah.

Kedua: Ilmu Ushuluddin, disebut ilmu ushuluddin sebab objek

ilmu ini adalah dasar-dasar agama yang merupakan hal yang bersifat

fundamental dalam Islam. Ilmu ushuluddin adalah ilmu yang

membahas prinsip-prinsip kepercayaan agama, dengan dalil-dalil yang

qath’I (yaitu Al-Qur’an dan Hadits Nabi) dan dalil-dalil aqli (akal

pikiran).

Ketiga: Ilmu Kalam, disebut ilmu kalam karena ilmu ini

membahas mengenai eksistensi Tuhan dan hal-hal yang berhubungan

Page 17: SATUAN ACARA PERKULIAHAN

17

dengan-Nya, digunakan argument-argumen filosofis berdasarkan

logika atau ilmu mantik.

Page 18: SATUAN ACARA PERKULIAHAN

18