laporan praktikum teknologi benih acara 3

30

Click here to load reader

Upload: arif-nor-fauzi

Post on 30-Jun-2015

7.118 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan praktikum teknologi benih acara 3

1LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH ( AGR 53 P )

ACARA II

UJI DAYA BERKECAMBAH BENIH

Disusun oleh :

Arif nor fauzi

(11011004)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

2013

Page 2: Laporan praktikum teknologi benih acara 3

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan dengan baik. Laporan ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk melengkapi nilai pada mata kuliah TEKNOLOGI BENIH pada

Fakultas Agroindustri Program Studi Agroteknologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

Laporan ini dapat diselesaikan dengan baik berkat kerja sama dan bantuan dari berbagai

pihak,untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir.Wafit Dinarto.Msi dosen yang telah membimbing kami.

2. Kedua orang tua saya yang selalu memberi dorongan,do’a,moril maupun materil.

3. Semua teman-teman dan sahabat-sahabat dari program studi agroteknologi

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,namun penulis berharap

semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 7 November 2013

Penulis

Page 3: Laporan praktikum teknologi benih acara 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………….…………………….……. ii

DAFTAR ISI …………………………….………………………….……. iii

BAB I . PENDAHULUAN ……………………………………………….……. 1

A. Latar Belakang …………………………………….……… 1

B. Tujuan praktikum ………………………..……….…………. 1

BAB II . DASAR TEORI ……………………………………………….……. 2

BAB III . MATERI DAN METODE ……………….….……………...………… 4

A. Waktu dan Tempat …………………………………..……….. 4

B. Alat dan Bahan ……………………………..…………….. 4

C. Cara Kerja ……………………………………...…………….. 4

BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………….………….. 6

A. Hasil …………………………………………………………….. 6

B. Pembahasan ………………………….………………... 8

BAB V . KESIMPULAN …………………….………..…………………….. 10

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 4: Laporan praktikum teknologi benih acara 3

BAB I

ACARA II

UJI DAYA BERKECAMBAH BENIH

A.Latar Belakang

Benih merupakan biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman, artinya benih

memiliki fungsi agronomis. Untuk itu benih yang diproduksi dan tersedia harus bermutu tinggi agar

mampu menghasilkan tanaman yang mampu berproduksi maksimal.

Mutu benih mencakup tiga aspek yaitu :

a. Mutu genetik, yaitu aspek mutu benih yang ditentukan berdasarkan identitas genetik

yang telah ditetapkan oleh pemulia dan tingkat kemurnian dari varietas yang

dihasilkan, identitas benih yang dimaksud tidak hanya ditentukan oleh tampilan

benih, tetapi juga fenotipe tanaman

b. Mutu fisiologi, yaitu aspek mutu benih yang ditunjukan oleh viabilitas benih meliputi

daya berkecambah/daya tumbuh dan vigor benih

c.  Mutu fisik, yaitu aspek mutu benih yang ditunjukan oleh tingkat kebersihan,

keseragaman biji dari segi ukuran maupun bobot, kontaminasi dari benih lain atau

gulma, dan kadar air

Pada praktikum kali ini akan menguji mutu benih dari salah satu aspek, yaitu aspek fisiologi.

Aspek fisiologi ditunjukan oleh viabilitas benih yang meliputi daya berkecambah dan vigor benih.

Viabilitas benih merupakan daya benih yang dapat ditunjukan oleh metabolismenya atau

pertumbuhannya. Viabilitas benih tidak sekedar gejala hidup yang dapat diamati tetapi daya hidup

itu harus dapat dijadikan indikasi mutu benih, khususnya fisiologi benih.

Secara umum pengujian viabilitas benih mencakup pengujian daya berkecambah atau daya

tumbuh dan pengujian vigor benih. Perbedaan antara daya berkecambah dengan vigor benih

adalah bila informasi daya berkecambah ditentukan oleh kecambah yang tumbuh normal pada

lingkungan yang optimum, sedangkan vigor ditentukan oleh kecambah yang tumbuh normal pada

lingkungan yang suboptimum atau bibit yang tumbuh di lapang.

Untuk pengujian viabilitas benih, setiap peubah diharapkan mempunyai tolak ukur tersendiri.

Daya berkecambah atau daya tumbuh merupakan tolak ukur viabilitas potensial benih. Peubah

vigor benih atas vigor kekuatan tumbuh dan daya simpan. Vigor kekuatan tumbuh benih dapat

diindikasikan misalnya dengan tolak ukur laju perkecambahan (speed of germination),

keserempakan tumbuh, laju pertumbuhan kecambah (seedling growth rate). Vigor daya simpan

dapat diindikasikan dengan tolak ukur daya hantar listrik, vigor benih terhadap deraan etanol/fisik,

dan sebagainya.

Page 5: Laporan praktikum teknologi benih acara 3

Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian daya berkecambah benih kedelai. Penentuan

daya berkecambah merupakan salah satu cara untuk mengetahui mutu fisiologi suatu benih.

Dengan mengetahui daya kecambah suatu benih maka kita akan bisa memperkirakan jumlah

benih yang akan tumbuh nantinya. Uji daya berkecambah benih dapat dilakukan di laboratorium

dengan menggunakan germinator (alat pengecambah benih) dengan media kertas dan berbagai

metode, seperti UDK (uji di atas kertas). UAK (uji antar kertas) dan UKD (uji kertas digulung). Pada

praktikum kali ini menggunakan metode UKD (uji kertas digulung).

B.Tujuan

Acara praktikum ini bertujuan agar praktikan dapat :

1. Praktikan dapat melakukan uji daya berkecambah dengan metode uji kertas digulung

( UKD ).

2. Praktikan dapat mengidentifikasi kecambah normal dan tidak normal / abnormal.

3. Praktikan dapat menghitung nilai presentase daya berkecambah benih.

Page 6: Laporan praktikum teknologi benih acara 3

BAB II

Dasar Teori

Perkecambahan (germination) merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan,

khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada

kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang

menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.

Perkecambahan pada dasarnya adalah pertumbuhan embrio atau bibit tanaman,

sebelum berkecambah benih relatif kecil dan dorman. Perkecambahan ditandai dengan

munculnya radicle dan plumule. Biasanya radicle keluar dari kulit benih, terus ke

bawah dan membentuk sistem akar. Plumule muncul ke atas dan membentuk sistem tajuk.

Pada tahap ini proses respirasi mulai terjadi. Cadangan makanan yang tidak dapat

dilarutkan diubah agar dapat dilarutkan, hormon auxin terbentuk pada endosperm dan

kotiledon. Hormon tersebut dipindah ke jaringan meristem dan digunakan untuk

pembentukan sel baru dan membebaskan energi kinetik (Edmondet al., 1975).

Perkecambahan (germination) merupakan serangkaian peristiwa-peristiwa penting

yangterjadi sejak benih dorman sampai ke bibit yang sedang tumbuh tergantung pada

variabilitas ben ih , kond i s i   l i ngkungan yang cocok dan pada bebe rapa

t anaman te rgan tung pada usaha  pemecahan dormansi.

Kecambah adalah tumbuhan (sporofit) muda yang baru saja berkembang dari tahap

embrionik di dalam biji. Tahap perkembangan ini disebut perkecambahan dan merupakan satu

tahap kritis dalam kehidupan tumbuhan.

Kecambah biasanya dibagi menjadi tiga bagian utama: radikula (akar embrio), hipokotil,

dan kotiledon (daun lembaga). Dua kelas dari tumbuhan berbunga dibedakan dari cacah daun

lembaganya: monokotil dan dikotil.

Tumbuhan berbiji terbuka lebih bervariasi dalam cacah lembaganya. Kecambah pinus

misalnya dapat memiliki hingga delapan daun lembaga. Beberapa jenis tumbuhan berbunga tidak

memiliki kotiledon, dan disebut akotiledon.

Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel biologi. Sel-sel embrio

membesar dan biji melunak. Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim

perkecambahan awal. Ukuran radikula makin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak dari

dalam, yang pada akhirnya pecah. Pada tahap ini diperlukan prasyarat bahwa cangkang biji cukup

lunak bagi embrio untuk dipecah.

Kriteria untuk kecambah normal diantaranya adalah:

Page 7: Laporan praktikum teknologi benih acara 3

a. Kecambah dengan pertumbuhan sempurna, ditandai dengan akar dan batang yang

berkembang baik, jumlah kotiledon sesuai, daun berkembang baik dan berwarna hijau, dan

mempunyai tunas pucuk yang baik

b. Kecambah dangan cacat ringan pada akar, hipokotil/ epikotil, kotiledon, daun primer, dan

koleoptil

c. Kecambah dengan infeksi sekunder tetapi bentuknya masih sempurna.

Kecambah abnormal adalah kecambah yang tidak memperlihatkan potensi untuk

berkembang menjadi kecambah normal. Kecambah di bawah ini digolongkan ke dalam kecambah

abnormal :

a. Kecambah rusak

Kecambah yang struktur pentingnya hilang atau rusak berat. Plumula atau radikula patah atau

tidak tumbuh.

b. Kecambah cacat atau tidak seimbang

Kecambah dengan pertumbuhan lemah atau kecambah yang struktur pentingnya cacat atau tidak

proporsional. Plumula atau radikula tumbuh tidak semestinya yaitu plumula tumbuh membengkok

atau tumbuh kebawah, sedangkan radikula tumbuh sebaliknya.

c. Kecambah lambat

Kecambah yang pada akhir pengujian belum mencapai ukuran normal.

Jika dibandingkan dengan pertumbuhan kecambah benih normal kecambah pada benih

abnormal ukurannya lebih kecil.

Benih yang tidak berkecambah adalah benih yang tidak berkecambah sampai akhir masa

pengujian, yang digolongkan menjadi:

a.         Benih segar tidak tumbuh

Benih, selain benih keras, yang gagal berkecambah namun tetap baik dan sehat dan

mempunyai potensi untuk tumbuh menjadi kecambah normal. Benih dapat menyerap air, sehingga

dapat terlihat benih tampak mengembang. Namun tidak ada pemunculan struktur penting dari

perkecambahan benih. Dan jika waktu penyemaian diperpanjang benih akan tumbuh normal.

b.        Benih keras

Benih yang tetap keras sampai akhir masa pengujian. Benih tersebut tidak mampu

menyerap air terlihat dari besarnya benih tidak mengembang, dan jika dibandingkan dengan benih

segar tidak tumbuh ukuran benih keras lebih kecil. Hal ini disebabkan karena kulit benih yang

impermeabel terhadap gas dan air.

c.     Benih mati

Benih yang sampai pada akhir masa pengujian tidak keras, tidak segar, dan tidak

berkecambah. Benih mati dapat dilihat dari keadaan benih yang telah membusuk, warna benih

Page 8: Laporan praktikum teknologi benih acara 3

terlihat agak kecoklatan. Hal ini disebabkan karena adanya penyakit primer yang menyerang

benih. Disebabkan karena pada saat kultur teknis dilepangan tanaman yang menajdi induk talah

terserang hama dan penyakit sehingga pada benih tersebut berpotensi membawa penyakit dari

induknya.

Page 9: Laporan praktikum teknologi benih acara 3

BAB III

Materi dan Metode Praktikum

A.Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum identifikasi benih dan kecambah ini dilaksanakan pada hari jum;at tgl

25 – 10 - 2013. Dan pelaksaan praktikum ini bertempat di laboratorium Fakultas Agroindustri

Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

B.Alat dan Bahan

Bahan dan alat yang digunakan pada praktikun ini yaitu:

a. Benih kedelai ( wilis,mutiara,gema anjasmara )

b. Kertas pengecambah

c. germinator

d. air

e. Pinset

f. Kaca pembesar

g. Silet atau cutter

h. Alat tulis

i. Bak plastik

j. Media pasir

C.Cara kerja

Alur kerja pada praktikum uji viabilitas benih adalah :

1. Praktikan atau kelompok praktikan menyiapkan benih kedelai dengan jenis varietas yang

telah disediakan sebanyak 200 butir.

2. Praktikan menyiapkan media perkecambahan berupa kertas merang sebanyak tiga lembar

untuk setiap pengujian,selanjutnya kertas merang dibasahi dengan air.

3. Benih kedelai sebanyak 50 butir ditempatkan diatas kertas merang rangkap dua yang

sudah dibasahi dengan air,menjadi empat baris ( 12 – 13 – 12 13 )

4. Benih yang sudah ditata diatas kertas kemudian ditutup selembar kertas merang yang

sudah dibasahi dan digulung.Selanjutnya kertas berisi benih yang telah digulung diberi

kode dan ditaruh di dalam germinator dalam posisi berdiri.

5. Media perkecambahan dijaga kelembabanya,bila perlu media disemprot air secukupnya

ketika media kering.

6. Praktikan mengamati dan menghitung jumlah benih yang berkecambah normal,kecambah

abnormal,benih busuk,benih tidak tumbuh pada hari ke – 7

Page 10: Laporan praktikum teknologi benih acara 3

7. Gambar dan beri keterangan bagian-bagian dari kecambah normal dan kecambah

abnormal ( bila ada )

8. Hitung nilai daya berkecambah dengan rumus

Daya Berkecambah = ∑ kecambahnormal

∑ benih dikecambahkanx 100%

Page 11: Laporan praktikum teknologi benih acara 3

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Praktikum

Dari kegiatan praktikum identifikasi benih dan kecambah diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Hasil pengamatan perkecambahan benih kedelai

Keterangan :

1. Plumula

2. Coleoptile

3. Endosperm

4. Radikula

Gambar 1.Benih kedelai yang tumbuh normal

Keterangan :

1. Endosperm

2. Radikula

Gambar 2.Benih kedelai yang tumbuh abnormal

Page 12: Laporan praktikum teknologi benih acara 3

2. Daya Berkecambah Benih Kedelai :

1. MUTIARA

ULANGAN BENIH TIDAK BERKECAMBAH

KECAMBAH NORMAL

KECAMBAH ABNORMAL

% KECAMBAH

1 50 - - -

2 50 - - -

3 50 - - -

4 50 - - -

2. GEMA

ULANGAN BENIH TIDAK BERKECAMBAH

KECAMBAH NORMAL

KECAMBAH ABNORMAL

% KECAMBAH

1 - 11 39 22%2 - 11 39 22%3 - 16 34 32%4 - 11 39 20%

3. ANJASMARA

ULANGAN BENIH TIDAK BERKECAMBAH

KECAMBAH NORMAL

KECAMBAH ABNORMAL

% KECAMBAH

1 3 14 33 28%2 - 11 39 22%3 3 11 36 22%4 1 18 31 36%

Ulangan MUTIARA (%) GEMA (%) ANJASMARA (%)

1. 0 2 28

2. 0 22 22

3. 0 32 22

4. 0 22 36

Rata rata 0 24,5 27

Page 13: Laporan praktikum teknologi benih acara 3

Daya Berkecambah = ∑ kecambahnormal

∑ benihdikecambahkanx 100%

A. Benih kedelai varietas Gema :

Gema 1 = 1150x100% = 22 %

Gema 2 = 1150x100% = 22 %

Gema 3 = 1650x 100% = 32 %

Gema 4 = 1150x100% = 22 %

B. Benih kedelai varietas :

Anjasmara 1 = 1450x 100% = 28 %

Anjasmara 2 = 1150x100% = 22%

Anjasmara 3 = 1150x100% = 22%

Anjasmara 4 = 1850x100% = 36 %

C. Benih kedelai Varietas mutiara

Mutiara 1 = o50x100% = 0 %

Mutiara 2 = o50x100% = 0 %

Mutiara 3 = o50x100% = 0 %

Mutiara 4 = o50x100% = 0 %

Page 14: Laporan praktikum teknologi benih acara 3

B.Pembahasan

Praktikum kali ini menggunakan metode uji kertas digulung (UKD) yang menggunakan

kertas sebagai media tumbuhnya. Media kertas dicelupkan ke dalam air lalu diletakan benih di

atasnya. Kertas yang telah berisi benih lalu digulung dan diletakan di dalam germinator yang

dibuat sedemikian rupa sehingga intensitas cahaya yang masuk dan kelembaban udara di

sekitarnya dapat diatur.

Jumlah kecambah normal pada benih kedelai sedikit. Pada benih kedelai ditemukan

beberapa benih yang busuk terutama pada varietas mutiara,jumlah benih busuk lebih dari

99% sehingga tidak tumbuh sama sekali.Selain itu banyak dari benih yang dikecambahkan

tumbuh abnormal ( radikel,plimule dan kotiledon tidak lengkap ).Pada benih kedelai juga

ditemukan beberapa kecambah yang berjamur.

Ketiga jenis benih tadi dikecambahkan dengan cara yang sama, media yang sama, dan

tempat yang sama. Media kertas yang digunakan pada ketiga jenis benih sama yaitu kertas

buram. Tempat tumbuh dan lingkungan tumbuhnya juga seragam, yaitu diletakan di dalam

germinator pada kondisi lingkungan laboratorium. Ditinjau dari kualitas benih yang digunakan

pada praktikum kali ini juga menggunakan benih dengan kualitas yang relatif sama bagusnya

pada ketiga jenis benih.

Ketika pengamatan, ditemukan pula beberapa benih yang mati, benih ini mati

berhubungan dengan tingginya kadar air yang menyebabkan struktur membran mitokondria

tidak teratur sehingga permeabilitas membran meningkat. Banyak metabolit antara lain gula,

asam amino dan lemak yang bocor keluar sel disebabkan peningkatan permeabilitas

membran. Dengan demikian substrat untuk respirasi berkurang sehingga energi yang

dihasilkan untuk berkecambah berkurang. Suhu dan kadar air tinggi merupakan faktor

penyebab menurunnya daya berkecambah dan vigor.

Jumlah kecambah normal dihitung dalam persen terhadap semua benih yang ditanam dan

menjadi gambaran persentase tanaman yang mampu tumbuh secara normal di lapang yang

berkondisi optimum. Benih yang abnormal dianggap tidak berpotensi tumbuh di lapang, sama

nilainya dengan benih yang mati.

Apabila penyebabnya faktor eksternal, seperti faktor lingkungan, suhu, kelembaban,

hama, penyakit, dll. Maka seharusnya perkecambahan benih kedelai dapat seragam, karena

keduanya dikecambahkan pada tempat dan lingkungan yang sama, bahkan pada germinator

yang sama. Jadi kemungkinan besar penyebabnya adalah faktor internal benih.

Page 15: Laporan praktikum teknologi benih acara 3

Secara internal proses perkecambahan biji ditentukan keseimbangan antara promotor dan

inhibitor perkecambahan, terutam asam giberelin (GA) dan asam absisat (ABA). Faktor

eksternal yang merupakan ekologi perkecambahan meliputi air, suhu, kelembaban, cahaya

dan adanya senyawa-senyawa kimia tertentu yang berperilaku sebagai inhibitor

perkecambahan (Dwidjoseputro. 1983).

Selain itu faktor internal yang lain adalah kemasakan benih. Jika benih yang sudah masak

maka kandungan cadangan makan pada benih tersebut sudah ada, sehingga waktu benih itu

ditanam maka perkecambahan akan mudah karena dalam melakukan perkecambahan benih

melakukan aktivitasnya dengan cadangan makanan tersebut (Pramono,2010).

Praktikan belum bisa mengidentifikasi secara pasti penyebab mengapa dari ketiga yang

benih kedelai dikecambahkan memiliki daya kecambah rata-rata yang relatif lebih rendah,

padahal keduanya menggunakan variabel yang hampir seragam seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya. Praktikan menduga penyebab hal tersebut ialah kualitas benih kedelai yang

mungkin sudah tidak bagus lagi pada saat digunakan sehingga setelah dikecambahkan

hasilnya tidak sesuai dengan standar kualitas benih yang ada.

Pada uji daya kecambah, benih dikatakan berkecambah bila dapat menghasilkan

kecambah dengan bagian-bagian yang normal atau mendekati normal. Beberapa jenis benih

menghasilkan benih keras yang dianggap hidup meski tidak berkecambah sewaktu diuji

berdasarkan prosedur yang dianut secara resmi. Kadang-kadang benih dorman membutuhkan

prosedur pengujian daya kecambah yang khusus. Ada suatu pengujian viabilitas yang

bertujuan untuk megetahui dengan cepat semua benih yang hidup, baik dorman maupun tidak

dorman. Pengirisan bagian embrio benih dan uji tetrazolium digunakan untuk tujuan ini ( Louis

N. Bass, 1994).

Ciri utama benih ialah kalau benih itu dapat dibedakan dari biji karena mempunyai daya

hidup yang disebut viabilitas. Namun, semua insane benih, apapun fungsi yang disandangnya,

senantiasa mendambakan benih vigor, tidak sekedar benih yang hidup (viable). Sekadar benih

yang mempunyai potensi hidup normal pun tidak cukup. Mengenai benih yang hidup, kalau

dibatasi secara negatif menjadi gampang. Indikasi bahwa benih itu mati. Kalaupun benih itu

menunjukkan gejala hidup saja, misalnya yang ditunjukkan oleh tingkat pernapasannya,

bahkan oleh sel-sel embrio yang tidak mati. Benih dapat dikategorikan mempunyai daya hidup

sekalipun benih itu tidak menunjukkan pertumbuhan. Kalau benih itu menumbuhkan akar

embrionalnya, benih itu hidup (Sjamsoe’oed Sadjad, 1999).

Page 16: Laporan praktikum teknologi benih acara 3

Tujuan pengujian benih adalah untuk mengkaji dan menetapkan nilai setiap contoh benih,

yang perlu diuji selaras dengan faktor kualitas benih. Factor kualitas benih ditentukan oleh

presentase dari benih murni, benih tanaman lain, biji herba, kotoran yang tercampur, daya

kecambah atau daya tumbuh benih, benih berkulit keras, terdapatnya biji-bijian herba yang

membahayakan benih, terbebasnya benih dari penyakit dan hama tanaman, kadar air benih

serta hasil pengujian berat benih per seribu biji benih yang dimaksud (Ance G.

Kartasapoetra,2003).

Daya berkecambahnya benih dapat diartikan sebagai berkembangnya bagian-bagian

penting dari embrio suatu benih yang menunjukkan kemampuannya untuk tumbuh secara

normal pada lingkungan yang sesuai. Dengan demikian, pengujian daya tumbuh atau daya

berkecambah benih ialah pengujian akan sejumlah benih, beberapa persentase dari jumlah

benih tersebut yang dapat atau mampu berkecambah pada jangka waktu yang telah

ditentukan (Eko Pramono,2009).

Daya berkecambahnya benih dapat diartikan sebagai berkembangnya bagian-bagian

penting dari embrio suatu benih yang menunjukkan kemampuannya untuk tumbuh secara

normal pada lingkungan yang sesuai. Dengan demikian, pengujian daya tumbuh atau daya

berkecambah benih ialah pengujian akan sejumlah benih, beberapa persentase dari jumlah

benih tersebut yang dapat atau mampu berkecambah pada jangka waktu yang telah

ditentukan.

Kemampuan tumbuh secara normal, yaitu dimana perkecambahan benih tersebut

menunjukkan kemampuan untuk tumbuh dan berkembang menjadi bibit tanaman dan

tanaman yang baik dan normal, pada lingkungan yang telah disediakan yang sesuai bagi

kepentingan pertumbuhan dan perkembangannya.

Beberapa penilaian yang kurang atau tidak baik terhadap benih, yaitu apabila:

a) Dalam perkecambahannya, tunas keluar terlebih dahulu daripada akarnya.

b) Benih sama sekali tidak mengeluarkan akar, hanya tunas.

c) Akar kecambah berbentuk spiral, ujungnya tumpul atau membesar serta mengkilat.

d) Akar kecambah yang keluar bukan akar utama, melainkan akar samping.

Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan yaitu sebagai berikut :

Page 17: Laporan praktikum teknologi benih acara 3

1. Tingakat kemasakan benih

Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya belum tercapai maka tidak

mempunyai viabilitas yang tinggi. Oleh karena itu benih yang akan dihasilkan tidak akan

berkecambah karena benih tersebut belum mempunyai cadangan makanan yang cukup dan

juga pembentukan embrionya belum sempurna.

2. Ukuran benih

Ukuran benih ini sangat berpengaruh karena benih yang besar dan berat mengandung

cadangan makanan dibandingkan benih-benih kecil sehingga daya perkecambahannya tinggi

dan itu juga dikarenakan bahan baku yang terdapat pada benih besar dan energi bagi embrio

sangat banyak.

3. Dormansi

Suatu benih dikatakan dorman ketika benih itu viable tetapi tidak mau tumbuh walaupun

sudah berada di lingkungan yang memenuhi syarat perkecambahan.

Faktor luar yang mempengaruhi perkecambahan yaitu sebagai berikut :

a. Air

b. Temperatur

c. Cahaya

d. Media perkecambahan

Page 18: Laporan praktikum teknologi benih acara 3

BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum dan pengamatan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Praktikan dapat melakukan uji daya kecambah benih dengan metode Uji Kertas

Digulung  (UKD)

2. Daya berkecambah benih dapat mempengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor luar dan

faktor dalam. Faktor dalam yaitu kemasakan benih, ukuran benih dan dormansi,

sedangkan faktor luar yaitu air, intensitas cahaya dan suhu.

3. Benih yang abnormal dianggap tidak berpotensi tumbuh di lapang, sama nilainya

dengan benih yang mati.

4. Lama waktu simpan dapat mempengaruhi kemampuan benih untuk dapat

berkecambah dengan normal.

5. Umumnya kenormalan perkecambahan ditentukan berdasarkan ketegaran struktur

tumbuh yang terdiri dari akar primer, akar seminal sekunder, hipokotil, kotiledon,

koleoptil.

Page 19: Laporan praktikum teknologi benih acara 3

DAFTAR PUSTAKA

Al-Karaki. G.N. 2002. Seed size and water potential effects on water uptake, germination and growth oflentil. Journal of Agronomy Crop Science. 181(4) :237-242.

Bass N. Louis. 1994. Prinsip dan Praktek Penympangan Benih. PT Raja Grafirdo Persada. Jakarta.

Chanan, M. 2004. Pengaruh Masa Simpan Benih Terhadap Viabilitas Leda (Eucalyptus deglupta Blume). J. Tropika 11 (2) : 215 – 220.

Gardner, F. B., R. B. Pearce dan R. L Mitchell. 1991. Physiology of Crop Plant (Fisiologi Tanaman Budidaya, alih bahasa : H. Susilo). UI. Jakarta.Kamil, J. 1982. Teknologi Benih. Angkasa. Bandung.

Harrington, J. F. 1972. Seed Storage and Longevity In : Seed Biology. Academic Press. New York

Justice, O.L., dan Louis, N.B. 1990. Prinsip Dan Praktek Penyimpanan Benih. Rajawali, Jakarta. Kartasapoetra G, Ance. 2003. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Andi, Yogjakarta

Pramono, Eko. 2009. Penuntun Praktikum Teknologi Benih. Bandarlampung. Universitas Lampung.

Sadjad, S.  1977 Policy Produksi Benih Berkualitas Tinggi untuk Menunjang Produksi Pangan. Proc. Kursus Singkat Pengujian Benih. Bogor: IPB

Shankar, U. 2006. Seed size as a predictor of germination success and early seedling growth in Hollong (Dipterocarpus macrocarpus vesque). New Forests 31(2):305- 320.

Sukarman dan M. Hasanah. 2005. Perbaikan mutu Benih Aneka Tanaman Perkebunan Melalui Cara Panen dan Penangan Benih. Jurnal Litbang Pertanian. 22(1) : 16-23.

Suresha, N.L., H.C. Balachandra, H. Shivanna, 2007. Effect of seed size on germination viability andseedling biomass in Sapindus emerginatus (Linn). Karnataka Journal of Agricultural. Science 20(2):326-327.

file:///G:/Bahan%20k-2/pengujian-kadar-benih-untuk-mahasiswa.htmlTatipata A., Prapto Y., Aziz P., Woerjono M. 2004. Kajian fisiologi dan biokimia deteorasi benih kedelai dalam penyimpanan. Ilmu Pertanian 11 (2) : 76-87.

Page 20: Laporan praktikum teknologi benih acara 3

LAMPIRAN

Page 21: Laporan praktikum teknologi benih acara 3

Gambar benih kecambah kedelai normal dan abnormal pada perkecambahan benih dengan metode Uji Kertas Digulung ( UKD )