laporan praktikum acara v reynold
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUMSATUAN OPERASI
ACARA VPENGUKURAN BILANGAN REYNOLD UNTUK
ALIRAN PRODUK PANGAN CAIR
OLEH:
EKA YUNITAJ1A 012 033
KELOMPOK XXV
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM2013
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan praktikum mingguan satuan operasi disusun sebagai salah satu
syarat untuk membuat laporan tetap.
Mataram, 1 Desember 2013
Mengetahui,
Co. Ass Praktikum satuan operasi Praktikan,
Dwi Yulita Eka YunitaC1J 211 020 J1A 012 033
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Aliran dalam pipa telah banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam proses-proses industri. Aliran dapat diklasifikasikan dalam banyak
bentuk, seperti turbulen dan laminer. Situasi aliran turbulen sangat sering terjadi
dalam praktek prekayasaan, dalam aliran turbulen partikel-partikel massa molar
yang kecil fluida bergerak dalam lintasan-lintasan yang sangat tidak teratur,
dengan mengakibatkan pertukaran momentum dari satu bagian ke bagian lainnya
dengan cara yang akan menyerupai perpindahan momentum molekular. Aliran
laminar, partikel-partikel fluida bergerak sepanjang lintasan-lintasan yang halus
serta lancar dalam lamina-lamina, dan satu lapisan meluncur pada lapisan yang
bersebelahan. Penentuan aliran tersebut bila dilihat secara kasat mata sangat sukar
untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, dilakukan percobaan untuk mengukur
bilangan Reynold untuk aliran produk pangan cair.
1.2. Tujuan Praktikum
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari aliran yang
melalui pipa kapiler dan untuk mengetahui arti aliran laminar dan turbulen dan
menentukan kecepatan transisi antara kedua aliran.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Fluida
Fluida secara kasar seperti kecepatan Dimana akan mengalir dari sebuah
lubang pada dinding tangkai air, tapi ini saja tidak cukup untuk menganalisa aliran
fluida dalam kapiler dan pipa. Ini karena asal gesekan diabaikan, seperti
disepakati fluidanya non viscous. Bila kita menganggap fluida mengalir dalam
pipa yang radius R fluida pada radius r mengalir dengan kecepatan berbeda pada
fluida dengan radius (r + ∆r). Ini dijelaskan oleh gesekan antara dinding pipa dan
fluida terdekat dan gaya gesek internal beraksi antara fluida yang berdekatan
(Anonima, 2013).
Sifat aliran fluida penting dipahami ketika mendisain proses pengaliran
bahan. Dalam proses pengolahan pangan, bahan atau produk cair akan diatirkan
dari satu tahap proses ke tahap proses lain hingga ke tahap pengemasan. Disain
dari transportasi fluida bahan dari satu tempat ke tempat lain yang meiibatkan
pompa, pipa, dan sambungan-sambungan pada pipa, akan sangat dipengaruhi oleh
sifat aliran bahan, Sebagal contoh, daya pompa untuk mengalirkan bahan yang
kental (misal saus) akan berbeda dengan daya pompa untuk bahan yang cair
(misal susu). Memahami sifat aliran bahan juga sangat penting dalam mendisain
proses panas untuk proses pasteurisasi atau sterilisasi produk cair dalam sistem
sinarnbung (continue). Kecukupan proses panas untuk sterilisasi atau pasteurisasi
produk cair dalam sistem sinarnbung akan sangat ditentukan oleh sebe- rapa lama
bagian bahan yang paling cepat mengalir berada di holding tube (pipa dimana
proses pasteurisasi/sterilisasi berlangsung). Dalam hai ini, sifat aiiran bahan akan
memainkan peranan yang penting(Hariadj, 1999).
2.2. Pengertian Bilangan Reynold
Bilangan Reynold merupakan besaran fisis yang tidak berdimensi.
Bilangan ini dipergunakan sebagai acuan dalam membedakan aliran laminer dan
turbulen di satu pihak, dan dilain pihak dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk
mengetahui jenis-jenis aliran yang berlangsung dalam air. Hal ini didasarkan pada
suatu keadaan bahwa dalam satu tabung/pipa atau dalam suatu tempat
mengalirnya air, sering terjadi perubahan bentuk aliran yang satu menjadi aliran
yang lainnya. Perubahan bentuk aliran ini pada umumnya tidaklah terjadi secara
tiba-tiba tetapi memerlukan waktu, yakni suatu waktu yang relatif pendek dengan
diketahuinya kecepatan kristis dari suatu aliran. Kecepatan kristis ini pada
umumnya akan dipengaruhi oleh usayaran pipa, jenis zat cair yang lewat dalam
pipa tersebut (Wenny, 2013).
Terdapat empat besaran yang meenentukan apakah aliran tersebut
digolongkan aliran laminer ataukah aliran turbulen. Keempat besaran tersebut
adalah besaran massa jenis air, kecepatan aliran, kekentalan, dan diameter pipa.
Kombinasi dari keempatnya akan menentukan besarnya bilangan Reynold. Oleh
sebab itu, bilangan Reynold dapat dituliskan dalam keempat besaran tersebut
sebagai berisayat (Anonimb, 2012).
Sebagai kecepatan karakteristik Reynold memekai kecepatan rata-rata (V)
dan sebagian panjang karakteristik dipakainya garis tengah tabung (D) sehingga
Re = VDρ/µ (Soedrajat, 1983).
Dimana, Re = Bilangan Reynol, V = kecepatan Aliran (m/s), ρ = Massa
Jenis Air, µ = Viskositas ( 0,804x10-6).
2.3. Jenis-jenis Aliran Reynold
Berdasarkan sifat alirannya, terdapat tiga jenis aliran yaitu : aliran laminar,
turbulen, dan transisi. Pada aliran laminer, fluida mengalir tenang tanpa diiringi
pusaran (vortek) meskipun terdapat gangguan di sepanjang aliran fluida. Pada
aliran turbulen, aliran fluida bersifat choos (terlihat tak beraturan) yang dicirikan
dengan keberadaan pusaran-pusaran (vortek) fluida. Kondisi transisi merupakan
daerah peralihan antara laminer dan turbulen, daerah ini merupakan wilayah aliran
yang tidak stabil sehingga sering digambarkan sebagai garis putus-putus dalam
diagram alir fluida (Anonimc, 2013).
Pusaran-pusaran dalam aliran turbulen dikenal dengan sebutan eddy. Eddy
ini memiliki kuran yang bervariasi, dari orde kiolometer, misalnya eddy pada pada
pergerakan atmosfer atau debu antara galaksi-galaksi, hingga yang berorde mikro,
misalnya yang terjadi pada aliran turbulen didalam pipa. Keberadaan eddy tentu
saja mengonsumsi energi aliran pada skala makro. Hal tersebut dicirikan dengan
tingginya koefisien gesek pada aliran turbulen (dibandingkan dengan aliran
laminer pada bilangan Reynold yang sama). Tingginya koefisien gesek
berpengaruh secara langsung kepada besarnya penurunan tekanan dan pada
akhirnya kepada besaran energi yang diperlukian untuk mengalirkan fluida
(Linstley, 2007).
Aliran turbulen adalah aliran partikel-partikel fluida secara tidak
beraturan(acak), atau disebut juga aliran bergolak. Contohnya : aliran air pada
sungai yang dangkal dan berarus deras. Aliran laminer adalah aliran partikel-
partikel fluida yang bergerak secara parallel (tidak saling memotong), atau aliran
berlapis. Contohnya : aliran lambat dari cairan kental. Perlu diingat : suatu aliran
fluida (gas/cair) dapat berupa aliran laminer atau turbulen ditentukan (dihitung)
berdasarkan angka Reynold (Reynold Number). Contoh lagi : (keadaan tanpa ada
angin yang berhembus atau keadaan tenang), asap rokok yang mengalir naik
keatas, pada bagian dekat rokok berupa aliran laminer,agak keatas, pada bagian
dekat rokok berupa aliran laminer,agak keatas daerah aliran transisi, dan keatas
lagi terjadi aliran turbulen (Werren, 1993).
BAB IIIPELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 24 November 2013 di
Laboratorium Teknik dan Konversi Lingkungan Pertanian Fakultas Teknologi
Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
3.2. Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1. Alat-alat praktikum
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain satu set pipa aliran
kapiler, bak penampung atau ember, dan gelas ukur suntikan, gelas ukur,
stopwatch dan injektor.
3.2.2. Bahan-bahan praktikum
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah air dan zat warna.
3.3. Prosedur Kerja
Langkah-langkah kerja yang dilakukan pada praktikum adalah sebagai
berikut:
1. Disiapkan peralatan praktikum.
2. Dialirkan air di dalam pipa kemudian dicampur dengan zat pewarna.
3. Dilakukan percobaan untuk aliran laminarr, transisi dan turbulen.
4. Dimasing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali ulangan.
5. Dihitung bilangan Reynold untuk setiap aliran.
BAB IVHASI PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1. Hasil Pengamatan
Tabel 5.1. Hasil Pengamatan Aliran Laminer, Transisi, dan Turbulen
AliranVolume (ml) Rata-
Rata (ml)
Re1 2 3
Laminer 300 400 500 400 1365Transisi 550 550 600 567 2985Turbulen
750 850 650 7501507
5
4.2. Hasil Perhitungan
Diketahui: ρ = 1D = 0,02 m r = 0,01 mA= r2 = 3,14 (0,01)2 = 3,14 x 10-4 m2
= 0,804 x 10-6 mDitanya : a. Debit (Q) = ……..?
b. Kecepatan (V) = ……..?c. Bilangan Reynoald (Re)= ……..?
Penyelesaian :
1. Aliran Laminer
Diketahui : V rata-rata = 400 mL = 4 x 10-4
m3
Waktu (t) = 22,94 s
a. Q
=
volume rata−ratawaktu
=
4 x 10−4 m3
22 , 94 s
= 0,17 x 10-4 m3/s
b. V
=
QA
=
0 ,174 x 10−4
3 , 14 x 10−4
= 0,55 m/s
c. Re
=
V . ρ . Dμ
=
0 ,055 . 1 . 0 , 02
0 ,804 x 10−6
= 1368
2. Aliran Transisi
Diketahui : V rata-rata = 567 mL = 5,67 x
10-4 m3
Waktu (t) = 15 s
a. Q
=
volume rata−ratawaktu
=
5 ,67 x 10−4 m3
15 s
= 0,378 x 10-4 m3/s
b. V
=
QA
=
0 ,378 x 10−4
3 ,14 x 10−4
= 0,120 m/s
c. Re
=
V . ρ . Dμ
=
0 ,120 . 1 . 0 , 02
0 ,804 x 10−6
= 2985
3. Aliran Turbulen
Diketahui : V rata-rata = 500 mL = 5 x 10-4
m3
Waktu (t) = 3,94 s
a. Q
=
volume rata−ratawaktu
=
5 x 10−4 m3
3 ,94 s
= 1,904 x 10-4 m3/s
b. V
=
QA
=
1, 904 x 10−4
3 ,14 x 10−4
= 0,606 m/s
c. Re
=
V . ρ . Dμ
=
0 ,606 . 1 . 0 , 02
0 ,804 x 10−6
= 15075
BAB VPEMBAHASAN
Aliran fluida pada pipa, diawali dengan aliran laminer kemudian pada fase
berikutnya aliran berubah menjadi aliran turbulen. Fase antara laminer menjadi
turbulen disebut aliran transisi. Aliran laminer mengikuti hukum Newton tentang
viskositas yang menghubungkan tegangan geser dengan laju perubahan bentuk
sudut tetapi pada viskositas yang rendah dan kecepatan yang tinggi aliran laminer
tidak stabil menjadi aliran turbulen. Aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak
partikel-paryikel fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus seolah-olah
bergerak sepanjang lintasan-lintasan yang halus dan lancar.
Bilangan Reynold merupakan gaya inersia terhadap gaya viskositas yang
menghubungkan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Dari
pengukuran bilangan Reynold didapatkan beberapa jenis aliran diantaranya adalah
aliran laminer, turbulen, dan transisi. Aliran laminer merupakan aliran yang
tenang dan bergelembung lambat, aliran laminer berkisar antara kurang dari 2300.
Sebaliknya aliran turbulen merupakan aliran yang tidak beraturan atau tidak
tenang dan bergelembung sangat cepat dengan kisaran lebih dari 4000. Sedangkan
aliran transisi merupakan peralihan antara laminer dan turbulen yang tenang dan
tidak tenang dan tidak terlalu bergelembung, daerah ini merupakan wilayah yang
tidak stabil, aliran transisi ini berkisar antara 2300 sampai 4000.
Percobaan kali ini bertujuan untuk mempelajari aliran yang melalui pipa
kapiler dan untuk mengetahui arti aliran laminar dan turbulen dan menentukan
kecepatan transisi antara kedua aliran. Hal pertama yang dilakukan adalah
mengamati aliran sebuah pipa kapiler dengan disuntikkan cairan berwarna biru
sebagai sampelnya dan apa jenis aliran yang terjadi pada pipa tersebut, apakah
aliran laminar, transisi, atau turbulen.
Percobaan pertama, keran dibuka sangat besar sehingga aliran mengalir
dengan begitu cepat dan kasar dengan volume rata-rata 5 x 10-4 m3 dan waktu
rata-rata 3,94 s. Adapun hasil perhitungan yang didapatkan adalah Debit (Q)
sebesar 1,904 x 10-4 m3/s , kecepatan aliran (V) sebesar 0,606 m/s , dan bilangan
Reynold (Re) sebesar 15.075 . Karena bilangan Reynold yang didapatkan sebesar
15.075 maka jenis aliran tersebut adalah aliran turbulen, dimana Re turbulen lebih
dari 4000.
Percobaan kedua, keran dibuka agak lebih kecil sehingga aliran mengalir
dengan agak lambat dan tidak terlalu cepat seperti percobaan pertama dengan
volume rata-rata 5,67 x 10-4 m3 dan waktu rata-rata 15 s. Adapun hasil
perhitungan yang didapatkan adalah Debit (Q) sebesar 0,378 x 10 -4 m3/s ,
kecepatan aliran (V) sebesar 0,120 m/s , dan bilangan Reynold (Re) sebesar 2985 .
Karena bilangan Reynold yang didapatkan sebesar 2.985 maka jenis aliran
tersebut adalah aliran Transisi, dimana Re transisisi antara 2300 sampai 4000.
Percobaan ketiga, keran dibuka sedikit sehingga aliran mengalir dengan
lambat dan halus dari pada percobaan pertama dan kedua yang alirannya sangat
kasar dan agak lambat. Volume rata-rata 4x 10-4 m3 dan waktu rata-rata 22,94 s.
Adapun hasil perhitungan yang didapatkan adalah Debit (Q) sebesar 0,17 x 10 -4
m3/s , kecepatan aliran (V) sebesar 0,55 m/s, dan bilangan Reynold (Re) sebesar
1.368 . Karena bilangan Reynold yang didapatkan sebesar 1.368 maka jenis aliran
tersebut adalah aliran laminar, dimana Re Laminar kurang dari 4000.
Contoh produk pangan yang termasuk jenis aliran laminer dan turbulen
adalah teh, sirup, minuman bersoda (fanta, sprite, coca-cola), susu kental, saus,
kecap dan sebagainya.Saat pelaksanaan praktikum bahan yang digunakan hanya
cairan berwarna sehingga kecepatan aliran cenderung cepat karena tingkat
viskositasnya rendah. Jika kita menggunakan produk pangan seperti saus, kecap,
atau susu kental sebagai bahannya,kemungkinan kecepatan alirannya akan sangat
lambat, karena tingkat kekentalan produk tersebut memiliki tingkat viskositas
yang tinggi dan itu termasuk aliran laminer. Sedangkan jika kita menggunakan
paroduk pangan seperti sirup, teh, dan minuman bersoda sebagai bahannya
kemungkinan kecepatan alirannya cepat, karena tingkat kekentalan produk
tersebut memiliki viskositas rendah dan itu termasuk aliran turbulen.
Berdasarkan ketiga percobaan yang telah dilakukan, bilangan Reynold
fluida semakin besar apabila cenderung memiliki jenis aliran turbulen,begitu juga
sebaliknya semakin rendah kecepatan aliran suatu fluida, maka bilangan Reynold
semakin kecil, sehingga cendrung memiliki jenis aliran laminar. Bilangan
Reynold fluida semakin besar sehingga cendrung memiliki jenis aliran turbulen,
begitupun Kecepatan fluida juga tergantung pada viskositas fluida, yang dimana
semakin tinggi viskositas suatu fluida, maka kecepatan aliran fluida semakin
rendah, begitupun sebaliknya semakin rendah viskositas fluida, maka kecepatan
aliran fluida semakin tinggi.
BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan pada
praktikum ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Percobaan pertama jenis alirannya turbulen dengan Re sebesar 15.075.
2. Percobaan kedua jenis alirannya transisi dengan Re sebesar 2.985.
3. Percobaan ketiga jenis alirannya laminar dengan Re sebesar 1.368.
4. Semakin tinggi viskositas suatu fluida, maka kecepatan aliran fluida
semakin rendah.
5. Semakin rendah kecepatan aliran suatu fluida, maka bilangan Reynold
semakin kecil.
6.Contoh produk pangan yang termasuk jenis aliran laminer dan turbulen adalah
teh, sirup, minuman bersoda (fanta, sprite, coca-cola), susu kental, saus, kecap
dan sebagainya.
6.2. Saran
Dalam praktikum ini disarankan agar praktikan lebih teliti dalam
menghitung bilangan Reynold untuk setiap jenis aliran, serta dalam penentuan
waktu menggunakan stopwatch. Dan dihaarapkan praktikum selanjutnya lebih
baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2013. Percobaan Pindah Jenis. http: //fisika .ub .ac .id /web /sites /default /files/lab-biofisika/ .pdf (Diakses 27 November 2013).
Anonimb. 2013. Fluida (http://id.answer.yahoo.com/question/index). (Diakses 27 November 2013).
Anonimc. 2010. Destilasi Batch. http://lab. Tekim. Undip.ac.id/ otk/2010/09/29/destilasi-batch/. (Diakses 27 November 2013).
Hariyadj, dkk. 1999. Latihan Soal Prinsip Teknik Pangan. Teknologi Pangan dan Gizi. IPB.
Linstley.2007. Gelombang dan Medan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Soedradjat, S. 1983. Mekanika Fluida dan Hidrolika. Nova. Bandung.
Werren, 1993. Operasi Teknik Kimia. Erlangga. Jakarta.