laporan pendahuluan chronic kidney disease

22
Laporan pendahuluan CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) LAPORAN PENDAHULUAN DAN PENGKAJIAN FISIK PADA NY “S” DENGAN CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RUANG DAHLIA A. Definisi Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah gangguan fungsi ginjal yang menahun bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh ginjal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolitmenyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) ( KMB,Vol 2 hal 1448 ) Gagal ginjal kronik adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut, hal ini terjadi bila laju filtrasi glomerular kurang dari 50 mil/min. ( Sutoyo et al 2001 ) Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia. ( smeltzer & Bare,2001) Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan irreversible. Gangguan fungsi ginjal adalah penurunan laju filtrasi glomerulus yang dapat digolongkan ringan, sedang, dan berat. Azotemia adalah peningkatan BUN dan ditegakkan bila konsentrasi ureum plasma meningkat. Uremia adalah sindrom

Upload: elisa-kartika

Post on 01-Feb-2016

25 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

CKD LP ASKEP

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Chronic Kidney Disease

Laporan pendahuluan CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)

LAPORAN PENDAHULUAN DAN PENGKAJIAN FISIK PADA NY “S” DENGAN

CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RUANG DAHLIA

A.    Definisi

  Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah gangguan fungsi ginjal yang menahun

bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh ginjal untuk mempertahankan

metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolitmenyebabkan uremia (retensi urea dan

sampah nitrogen lain dalam darah)

( KMB,Vol 2 hal 1448 )

  Gagal ginjal kronik adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan ginjal yang bersifat

menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut, hal ini terjadi bila laju filtrasi glomerular

kurang dari 50 mil/min.

( Sutoyo et al 2001 )

  Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana

kemampuan tubuh gagal mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit

sehingga terjadi uremia.

( smeltzer & Bare,2001)

  Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan irreversible.

Gangguan fungsi ginjal adalah penurunan laju filtrasi glomerulus yang dapat digolongkan ringan,

sedang, dan berat. Azotemia adalah peningkatan BUN dan ditegakkan bila konsentrasi ureum

plasma meningkat. Uremia adalah sindrom akibat gagal ginjal yang berat. Gagal ginjal terminal

adalah ketidakmamapuan renal berfungsi dengan adekuat untuk keperluan tubuh (harus dibantu

dialisis dan transplantasi)

( Kapita Selekta Kedokteran Jilid pertama edisi ketiga,2008 )

B.     Etiologi

Penyebab gagal ginjal kronis ginjal kronis aantara lain:

1.      Glumerulonefritis

2.      Nefropati analgesic

3.      Nefropati polikistik

4.      Nefropati diabetic

Page 2: Laporan Pendahuluan Chronic Kidney Disease

5.      Ginjal polikistik

Penyebab lain seperti hipertensi, obstruksi, gout dan tidak diketahui.

(Kapita Selekta Kedokteran Jilid pertama edisi ketiga,2008)

C.     Tanda dan Gejala

1.      Gangguan perafasan

2.      Edema

3.      Hipertensi

4.      Anoreksia, nausea, vomitus

5.      Ulserasi lambung

6.      Stomatitis

7.      Proteinuria

8.      Letargi, apatis, penurunan konsentrasi

9.      Hematuria

10.  Anemia

11.  Perdarahan

12.  Distrofi renal

13.  Hiperkalemia

14.  Asidosis metabolic

15.  Turgor kulit jelek

(Smeltzer & Bare,2001)

Umum

Fatig, malaise, gagal tumbuh debil.

Kulit,

Pucat, mudah lecet, rapuh, leukonikia.

Kepala dan leher

Fundus, hipertensfi, mata merah.

Mata

Kardiovaskuler

Pernafasan

Gastrointestinal

Kemih

Page 3: Laporan Pendahuluan Chronic Kidney Disease

Reproduksi

Saraf

Tulang

Sendi

Hematologi

Endoktrin

Farmakologi

Obat – obatan yang disekresi oleh ginjal

(Kapita Selekta Kedokteran Jilid pertama edisi ketiga,2008)

D.    Komplikasi

Komplikasi yang timbul akibat gagal ginjal kronis antara lain:

1.      Hiperkalemia

2.      Perikarditis

3.      Hipertensi

4.      Anemia

5.      Penyakit tulang

(Smeltzer & Bare,2001)

E.     Pemeriksaan Penunjang

1.      Pemeriksaan biokimia plasma untuk meengetahui fungsi ginjal dan gangguan

elektrolit,mikroskopis urin, urin analisa, tes serologi untuk mengetahui penyebab

glumerulonefritis, dan tes – tes penyaringan sebagai persiapan sebelum dialysis (biasanya

hepatitis B dan HIV)

2.      USG ginjal sangat penting untuk mengetahui ukuran ginjal dan penyebab gagal ginjal, misal

adanya kista atau obstruksi pelvis ginjal. Dapat pula dipakai foto polos abdomen. Jika ginjal

lebih kecil dibandingkan usia dan besar tubuh pasien maka lebih cenderung kea rah gagal ginjal

kronik.

3.      Pemeriksaan laboratorium darah

BUN, keratin, elektrolit ( Na, K, Ca, Phosphat ) hematologi (Hb, trombosit, Ht, leukosit),

protein, antibody (kehilangan protein dan immunoglobulin)

4.      Pemeriksaan urine

Warna, PH, bau, kekeruhan, volume, glukosa, protein, sedimen)

Page 4: Laporan Pendahuluan Chronic Kidney Disease

            ( Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid Pertama)

F.      Pengobatan

Tujuan pengobatan adalah untuk meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangan

penyakit. Penyebab dan berbagai keadaan yang memperburuk gagal ginjal kronik harus segera

dikoreksi.

Diet rendah protein ( 0,4 – 0,8 gr/ kg BB ) bisa memperlambat perkembangan gagal ginjal

kronik. Tambahanvitamin B dan C diberikan jika penderita menjalani diet ketat atau menjalani

dianalisa.

Pada penderita gagal ginjal kronik biasanya kadar trigliserida dalam darah tinggi. Hal ini akan

meningkatkan risiko terjadinya komplikasi seperti stroke dan seranagan jantung. Untuk

menurunkan kadar trigliserida diberikan gemfibrozil.

Kadar asupan cairan dibatasi untuk mencegah terlalu rendahnya kadar garam (natrium) dalam

darah. Asupan garam biasanya tidak dibatasi kecuali jika ada edema ( penimbunan cairan di

dalam jaringan ) atau hipertensi.

Makanan kaya kalsium harus dihindari Hiperkalsemia ( tingginya kadar kalsium dalam darah )

sangat berbahaya karena meningkatkan risiko terjadinya gangguan irama jantung atau cardiac

arrest.

Jika kadar kalium terlalu tinggi maka berikan saja natrium polisteren sulfonat untuk mengikat

kalium sehingga kalium dapat dibuang bersama tinja.

Kadar fosfat dalam darah dikeendalikan dengan membatasi asupan makanan kaya fosfat

(misalnya produk olahan susu, hati, polong, kacang – kacangan dan minuman ringan. Bias

diberikan obat – obatan yang mengikat fosfat, seperti kalsium karbonat, kalsium asetat dan

aluminium hidroksida.

Anemia terjadi karena gagal ginjal menghasilkan eritropoetion dalam darah mencukupi. Tranfusi

darah hanya diberikan jika anemianya berat atau menimbulkan gejala.

Kecenderungan mudahnya terjadi perdarahan untuk sementara waktu bisa diatasi dengan tranfusi

sel darah merah atau platelet atau dengan obat – obatan ( demopresin atau estrogen).

Gejala gagal jantung biasanya terjadi akibat penimbunan cairan dan natrium. Pada keadaan ini

dilakukan pembatasan asupan natriumatau diberikan diuretic misalnya furosemid, bumetanid,

torsemid.

(http://medicastore.com/penyakit/60/Gagal_Ginjal_Kronis.html)

Page 5: Laporan Pendahuluan Chronic Kidney Disease

G.    Pencegahan

Obstruksi dan infeksi saluran kemih dan penyakit hipertensi sangat lumrah dan sering kali tidak

menimbulkan gejala yang membawa kerusakan dan kegagalan ginjal. Penurunan terjadi yang

sangat mencolok adalah berkat peningkatan perhatian terhadap masalah kesehatan. Pemeriksaan

tahunan termasuk tekanan darah dan pemeriksaan urinalis.

Pemeriksaan kesehatan umum dapat menurunkan jumlah individu yang menjadi insufisiensi

sampai menjadi kegagalan ginjal. Perawatan ditujukan kepadsa pengobatan masalah medis

dengan sempurnadan mengawasi status kesehatan orang pada waktu mengalami stress (injeksi,

kehamilan).

(  http://teguhsubianto.blogspot.com )

DAFTAR PUSTAKA

         Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC

         Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk

Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC

         Ginanjar, Ihsan. 2010.http://www. patofisiologi.wordpress.com/2010/.../ckd-chronic-kidney-

disease/ diakses 21 Okttober 2010 jam 18.55 WIB

      Inoves, Jeanny. 2010.http:ober//www.kesehatan.kompasiana.com/.../jurnal-ckd-chronic-disease-

kidney/ diakses 4 Desember 2010 jam 21.32 WIB

         Long, B C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan) Jilid 3.

Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan

         Manjoer, arief dkk.2008.Kapita Selekta Kedokteran Jilid pertama edisi ketiga.Jakarta:Media

Aesculapius

         Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC

         Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II. Jakarta.: Balai

Penerbit FKUI

Page 6: Laporan Pendahuluan Chronic Kidney Disease

FORMAT PENGKAJIAN DEWASA

Tanggal Masuk RS      : 9 Maret 2011

Jam                              : 10.27 WIB

Tanggal Pengkajian     : 21 Maret 2011

Jam                              : 16.10 WIB

Nomor Registrasi        : 02 – 36 – 43

Diagnosa Masuk         :Chronic Kidney Disease

I.       PENGKAJIAN

A.    DATA SUBYEKTIF

1.      Identitas

Nama Pasien         :  Ny. “S”        Nama Penanggung Jawab       : Ny. “N”

Umur                     : 55 tahun        Umur                                       :25 tahun

Suku/Bangsa         : WNI              Suku/Bangsa                           : WNI

Agama                   : Islam             Agama                                     : Islam

Pendidikan                        : Pondok          Pendidikan                              : Aliyah

Pekerjaan               : Dagang          Pekerjaan                                 : Dagang

Penghasilan           :< 1 juta/bln     Penghasilan                             :± 1 juta/bln

Page 7: Laporan Pendahuluan Chronic Kidney Disease

Alamat                  :Loceret-Nganjuk

2.      Keluhan Utama

Pasien mengeluh nyeri di seluruh pinggang dan di perut, badan pasien lemas dan pucat sejak 2

minggu yang lalu, juga pasien merasakan nyeri pada luka kaki kiri dengan  diameter kira – kira

2,5 cm.

3.      Alasan Kunjungan Saat ini

Kunjungan pertama

4.      Pola Makan dan Minum

a.       Sebelum Masuk Rumah Sakit

           Makan

Makan 2 X sehari dengan menu nasi, lauk, sayur dan buah sebanyak 1 piring dan 2 buah buah –

buahan (habis semua)

           Minum

Pasien mengkonsumsi 1 kopi setiap hari, pasien minum air putih 8 gelas per hari ± 2 liter air

putih

b.      Selama di Rumah Sakit

           Makan

Pasien makan 3 X sehari dengan menu yang dihidangkan di Rumah Sakit dengan diet BHDM ≠

susu + cukup garam. Pasien menghabiskan sebagian makanan yang dihidangkan

           Minum

Pasien minum air putih 4 gelas per hari ± 1 liter per hari

  Ada perubahan pola makan di Rumah Sakit dan sebelum Masuk Rumah Sakit. Hal ini dikarenakan

pasien selama di Rumah Sakit diharuskan diet dan mengatur pola makan.

  Ada perubahan pola minum pasien sebelum masuk Rumah Sakit dan selama di Rumah Sakit.

Pasien tidak dianjurkan minum kopi dan diharuskan mengurangi minuman yang manis karena

pasien menderita gagal ginjal kronik.

Page 8: Laporan Pendahuluan Chronic Kidney Disease

5.      Pola Aktivitas Sehari – hari

a.       Sebelum Masuk Rumah Sakit

Pasien beraktivitas seperti biasanya sebelum Masuk di Rumah Sakit karena pasien adalah

seorang pedagang.

b.      Selama di Rumah Sakit

Pasien tidak bisa beraktivitas seperti biasanya selama di Rumah Sakit. Selama 2 minggu pasien

tidak bisa bergerak ( ≠ miring kanan – miring kiri ) ( immobilisasi)

Ada perubahan pola aktivitas selama di Rumah Sakit dan sebelum Masuk Rumah Sakit karena

pasien selama di Rumah Sakit di anjurkan untuk bedrest.

6.      Pola Istirahat dan Tidur

a.       Sebelum Masuk Rumah Sakit

      Istirahat

Pasien menggunakan waktu istirahatnya untuk menonton TV ± 1 jam

      Tidur

Pasien tidur malam pukul 21.30 – 03.30 ± 6 jam.

Pasien tidak pernah tidur siang karena pasien adalah seorang pedagang

b.      Selama di Rumah Sakit

      Istirahat

Pasien menggunakan waktu istirahatnya untuk bedrest di tempat tidur

      Tidur

Pasien tidak bisa tidur dengan teratur karena pasien merasakan sakit di seluruh pinggang dan

pasien merasa lingkungan begitu panas dan pasien merasa kurang nyaman dengan tempat tidur

atau kamar yang berisi 2 bed.

Ada perubahan pola istirahat dan tidur pasien sebelum masuk rumah sakit dan selama di rumah

sakit karena selama di rumah sakit pasien tidak bisa beristirahat seperti biasanya. Pasien

merasakan sakit di seluruh pinggang dan merasakan tidak nyaman di tempat tidur.

7.      Pola Eliminasi

a.       Sebelum Masuk Rumah Sakit

Page 9: Laporan Pendahuluan Chronic Kidney Disease

      BAB

Pasien tidak bisa BAB selama 2 minggu

      BAK

Spontan, BAK encer, warna kuning keruh, bau khas.

b.      Selama di Rumah Sakit

      BAB

Pasien tidak bisa BAB selama di rumah sakit

      BAK

Pasien terpasang kateter 500 cc per hari, BAK encer, warna kuning keruh, bau khas

8.      Riwayat Penyakit Yang Sedang  Diderita

Pasien mengalami gagal ginjal kronik atau Chronic Kidney Disease

9.      Riwayat Penyakit Yang Lalu

Pasien pernah melakukan operasi luka kiri 2 tahun yang lalu. Pasien tidak mempunyai riwayat

alergi.

10.  Riwayat Penyakit Keturunan

Dari keluarga pasien tidak mempunyai penyakit yang sama dengan pasien tetapi keluarga pasien

mempunyai penyakit keturunan Diabetes Melitus

11.  Perilaku Kesehatan

a.       Minum Alkohol / obat – obatan          : Tidak pernah

b.      Merokok, makan sirih, kopi                : Kopi

c.       Ganti pakaian

Sebelum Masuk Rumah Sakit             : 2 X Sehari

Selama di Rumah Sakit                       :Tidak memakai baju

12.  Keadaan Psikologi

a.       Hubungan pasien dengan keluarga

Baik terbukti banyak keluarga yang menjenguk

b.      Hubungan pasien dengan masyarakat

Baik terbukti banyak tetangga yang menjenguk

B.     DATA OBJEKTIF

1.      Pemeriksaan umum

Page 10: Laporan Pendahuluan Chronic Kidney Disease

a.       Keadaan umum           : lemah

b.      Kesadaran                   : Compos Mentis

c.       Keadaan emosional     : kurang stabil

d.      Tanda – tanda vital

Tekanan darah             : 180/90 mmHg           Suhu tubuh      : 36,4 ° C

Nadi                            : 84 x/menit                 Pernafasan       : 19 x/menit

e.       Tinggi badan               : 158 cm

f.       Berat badan                 : 61 kg

2.      Pemeriksaan khusus

a.       Kepala

      Inspeksi

Warna rambut hitam kusam, rambut ikal, bentuk kepala normal tidak hidrochepalus dan

mikrosefali, jumlah rambut lebat, tidak ada ketombe

      Palpasi

Tidak rontok, tidak ada benjolan, tidak ada lesi, tidak odema, dan tidak ada nyeri tekan

      Perkusi

Tidak dikaji

      Auskultasi

Tidak dikaji

b.      Muka   : bentuk agak bulat

Raut muka : agak gelisah

  Mata

       Inspeksi

Mata bulat (sferik) (ka/ki), simetris (ka/ki), kelopak mata normal (ka/ki), konjungtiva anemis

(ka/ki), sclera putih keabu-abuan (ka/ki), gerakan mata tidak kaku dapatbergerak bebas (ka/ki)

      Palpasi

Tidak ada pembengkakan pada palpebra dan kelenjar lakrimalis (ka/ki), tidak ada nyeri tekan.

      Perkusi

Tidak dikaji

      Auskultasi

Tidak dikaji

Page 11: Laporan Pendahuluan Chronic Kidney Disease

Mulut

      Inspeksi

  Bibir

Tidak ada sianosis, ada stomatitis, mukosa mulut agak kering

  Gigi

Gigi tidak karies, tidak ada gigi palsu, ada karang gigi, gigi geraham (ka/ki, atas/bawah)banyak

yang tanggal

  Gusi

Ada stomatitis, tidak ada pembengkakan

  Lidah

Ada stomatitis, warna putih kemerahan, lidah kotor

  Tonsil

Warna merah muda, tidak ada pembengkakan

  Faring

Tidak ada pembengkakan

      Palpasi

Tidak ada nyeri tekan pada lidah

      Perkusi

Tidak dikaji

      Auskultasi

Tidak dikaji

Hidung

         Inspeksi

Lubang hidung simetris (ka/ki), tidak ada secret (ka/ki)

         Palpasi

Tidak dikaji ( pasien menggunakan sonde)

         Perkusi

Tidak dikaji

         Auskultasi

Tidak dikaji

Telinga

Page 12: Laporan Pendahuluan Chronic Kidney Disease

         Inspeksi

Bentuk normal, daun telinga simetris (ka/ki), tidak ada serumen (ka/ki), tidak ada perdarahan dan

penyumbatan (ka/ki), tidak ada cairan (ka/ki)

         Palpasi

Tidak ada nyeri tekan dari ujung telinga sampai bawah (ka/ki), tidak ada pembesaran kelenjar

mastoideus (ka/ki)

         Perkusi

Tidak dikaji

         Auskultasi

Tidak dikaji

c.       Leher

         Inspeksi

Tidak ada lesi, tidak ada tumor, tidak ada pembengkakan

         Palpasi

Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tyroid

         Perkusi

Tidak dikaji

         Auskultasi

Tidak dikaji

d.      Axiila

         Inspeksi

Warna kulit lebih gelap daripada warna sekitar, ditumbuhi rambut, tidak ada lesi

         Palpasi

Tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas, tidak ada pembesaran kelenjar limfe

         Perkusi

Tidak dikaji

         Auskultasi

Tidak dikaji

e.       Dada

         Inspeksi

Page 13: Laporan Pendahuluan Chronic Kidney Disease

Bentuk normal, payudara simetris (ka/ki), tidak ada kelainan (ka/ki), buah dada membesar

(ka/ki), putting susu menonjol (ka/ki), hiperpigmentasi aerola mammae + (ka/ki)

        Palpasi

Payudara tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas (ka/ki), tidak ada benjolan (ka/ki)

         Perkusi

Bunyi paru – paru sonor

         Auskultasi

Bunyi nafas paru – paru bronkovesikuler, tidak ada wheezing, tidak ada ronkhi

f.       Abdomen

  Kuadran I (Hepar,limfe)

         Inspeksi

Tidak dikaji

         Palpasi

Tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas

         Perkusi

Tidak dikaji

         Auskultasi

Tidak dikaji

  Kuadran II (Gaster)

         Inspeksi

Tidak dikaji

         Palpasi

Tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas

         Perkusi

Tidak kembung

         Auskultasi

Berbunyi seperti gemericik air

  Kuadran III (Colon Desenden)

         Inspeksi

Tidak dikaji

         Palpasi

Page 14: Laporan Pendahuluan Chronic Kidney Disease

Tidak ada nyeri takan dan nyeri lepas

         Perkusi

Tidak dikaji

         Auskultasi

Gerakan peristaltic usus 18 x per menit

  Kuadran IV (Apendik)

         Inspeksi

Tidak dikaji

         Palpasi

Tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas

         Perkusi

Tidak dikaji

         Auskultasi

Tidak dikaji

g.      Punggung

         Inspeksi

Bentuk punggung normal, tidak ada lesi, warna kulit sama dengan warna sekitar

         Palpasi

Tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas, tidak ada fraktur os. vertebra

         Perkusi

Tidak dikaji

         Auskultasi

Tidak dikaji

h.      Ekstremitas

  Atas

         Inspeksi

Simetris (ka/ki), pergerakan tidak baik (ka/ki), jari tidak poliduktili (ka/ki), warna kuku merah

muda (ka/ki)

         Palpasi

Tidak ada kelainan (ka/ki), tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas (ka/ki), turgor kulit jelek

(ka/ki),tidak ada pembengkakan (ka/ki)

Page 15: Laporan Pendahuluan Chronic Kidney Disease

         Perkusi

Reflek gerak positif (ka/ki)

         Auskultasi

Tidak dikaji

  Bawah

         Inspeksi

Simetris (ka/ki), pergerakan tidak baik (ka/ki), jari tidak poliduktili (ka/ki), warna kuku merah

muda (ka/ki), tidak ada odema (ka/ki), tidak ada varises (ka/ki), kaki kiri ada luka

         Palpasi

Tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas (ka/ki) kecuali luka, turgor kulit jelek

         Perkusi

Reflek patella positif (ka/ki)

         Auskultasi

Tidak dikaji

i.        Genetalia

         Inspeksi

Tidak dikaji

         Palpasi

Tidak dikaji

         Perkusi

Tidak dikaji

         Auskultasi

Tidak dikaji

II. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

Hasil laboratorium

Tanggal       : 21 Maret 2011

Nama          : Ny. “U”

Umur          : 55 tahun

Dokter        :dr. Teguh Sp.PD

Page 16: Laporan Pendahuluan Chronic Kidney Disease

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

BUN 34,2 8,33 mg/dl

Creatin 1,93 L/P = 0,67 – 1,5 mg/dl

III. KESIMPULAN

       Pasien = Ny. “S” dengan diagnose Chronic Kidney Disease

       Masalah yang timbul

Adanya gangguan pada system ekskresi sehingga menimbulkan rasa nyeri pada daerah pinggang

dan perut serta adanya kenaikan tekanan darah karena keadaan emosional pasien kurang stabil.

       Perkembangan saat ini

k/u pasien baik,tekanan darah pasien normal keadaan emosional pasien stabil.

       Tindakan yang dilakukan

           Melakukan Bina Hubungan Saling Percaya dengan pasien dan keluarganya

           Mengobbservasi TTV dan K/U  dan perkembangan kondisi pasien

           Memberikan rasa nyaman terhadap pasien

       Kolaborasi dengan dr. Teguh Sp.PD

Memberikan tindakan sesuai advis,yaitu:

Infus Dio/Kidmin/PZ ( 1:1:2)

Inj. Diphen 2 X 1/ Ulseranin 2 X 1

Inj. Fosmicin 2 X 1

Oral pletaal 1 – 0 – 1

Di’it : sonde 3 X 300 cc (susu entrasol), BHDM + cukup garam

http://mooi-belajar-belajar.blogspot.com/2013/07/laporan-pendahuluan-chronic-kidney.html