laporan pbl

11
I. Klarifikasi Istilah a. Genetika Ilmu hayat yang mempelajari turun temurunnya sifat-sifat individu atau orangtua kepada keturunannya (Suryo. 2012. Genetika untuk Strata 1. Jakarta: Gajah Mada University Press) b. DNA Asam nukleat yang mengandung materi genetika dan berfungsi untuk mengatur perkembangan biologis seluruh kehidupan (Suryo. 2012. Genetika untuk Strata 1. Jakarta: Gajah Mada University Press) II. Identifikasi Masalah III. Analisis masalah 1. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium tentang golongan darah sistem ABO dalam skenario? Berdasarkan skenario dapat diketahui bahwa golongan darah ibu adalah O sama dengan golongan darah anaknya. Sedangkan tersangka memiliki golongan darah B. Dari hasil pemeriksaan tersebut dapat diinterpretasikan suatu hasil yang akan mengungkap hubungan paternitas bayi laki-laki usia 6 bulan tersebut. Namun, sebelum dibahas tentang interpretasi hasil laboratiumnya. Dibawah ini akan dibahas mengapa golongan darah dapat digunakan sebagai tes untuk menentukan hubungan anak dan orangtua.

Upload: sarah-rachmatia

Post on 31-Jan-2016

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ooooo

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pbl

I. Klarifikasi Istilah

a. Genetika

Ilmu hayat yang mempelajari turun temurunnya sifat-sifat individu atau orangtua kepada

keturunannya

(Suryo. 2012. Genetika untuk Strata 1. Jakarta: Gajah Mada University Press)

b. DNA

Asam nukleat yang mengandung materi genetika dan berfungsi untuk mengatur

perkembangan biologis seluruh kehidupan

(Suryo. 2012. Genetika untuk Strata 1. Jakarta: Gajah Mada University Press)

II. Identifikasi Masalah

III. Analisis masalah

1. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium tentang golongan darah sistem

ABO dalam skenario?

Berdasarkan skenario dapat diketahui bahwa golongan darah ibu adalah O sama

dengan golongan darah anaknya. Sedangkan tersangka memiliki golongan darah B. Dari

hasil pemeriksaan tersebut dapat diinterpretasikan suatu hasil yang akan mengungkap

hubungan paternitas bayi laki-laki usia 6 bulan tersebut. Namun, sebelum dibahas

tentang interpretasi hasil laboratiumnya. Dibawah ini akan dibahas mengapa golongan

darah dapat digunakan sebagai tes untuk menentukan hubungan anak dan orangtua.

1.1 Dasar penggunaan golongan darah sistem ABO dalam tes paternitas dan maternitas

Golongan darah sistem ABO digunakan dalam tes paternitas dan maternitas

karena darah memiliki antigen A dan B yang dapat diwariskan dari orangtua ke

keturunannya. Hal ini sesuai dengan hukum mendel untuk golongan darah yang

menyatakan bahwa:

a. Antigen tidak mungkin muncul pada anak jika antigen tersebut tidak terdapat

pada salah satu atau kedua orang tuanya.

b. Orang tua yang homozigotik pasti menurunkan gen untuk antigen tersebut pada

anaknnya.

Page 2: Laporan Pbl

Menurut Bernsein Antigen diwariska oleh 3 alel pada sebuah gen. Gen memiliki

alel I, IA dan IB. Yang mana alel IA dan IB merupakan alel kodominan sedangkan I

adalah alel yang resesif terhadap IA dan IB.

1.2 Interpretasi hasil pemeriksaan golongan darah sistem ABO berdasarkan skenario

Perempuan O X Laki-laki B(ii) X (IBi)

P\L IB ii IB i i i

i IB i i i

Jadi, IBi 50 % dan ii 50 %Golongan darah O 50 % dan golongan darah B 50 %

Maka dapat dimungkinkan tersangka itu adalah bapaknya. Namun, tes golongan darah

ini belum memastikan secara pasti bahwa tersangka itu adalah ayah bayi laki laki usia 6

bulan. Sehingga perlu dilakukan tes golongan darah lain dan tes analisa DNA untuk

memperkuat dugaan tersebut.

(Suryo. 2012. Genetika untuk Strata 1. Jakarta: Gajah Mada University Press)

2. Apa dasar digunakannya DNA untuk tes paternitas dan maternitas?

DNA adalah pembawa keterangan genetik yang dapat menentukan struktur

protein primer dalam sel yang memiliki unit essensial berupa kodon. Kodon itu sendiri

memiliki arti sebagai triplet urutan basa dalam masing-masing triplet uang mengkode

asam amino tertentu.

Karena DNA selalu diturunkan dari orangtua ke keturunannya, sertk memiliki

kode genetic yang spesifik dan berbeda setiap orang, maka DNA ini dapat digunakan

sebagai analisa hubungan paternitas dan maternitas.

Jenis DNA yang digunakan untuk menganalisa dalam mencari hubungan

paternitas dan maternitas berbeda-beda. Ada 2 jenis DNA:

Page 3: Laporan Pbl

a. Core DNA (DNA dalam inti) Materi genetik yang membawa sifat individu

dan diturunkan dari ayah dan ibu sehingga dapat digunakan untuk tes

paternitas dan maternitas.

b. Mitokondria DNA materi genetic yang membawa kode genetic dari

berbagai enzim dan protein yang berkaitan dengan proses penuaan dan hanya

diturunkan oleh ibu sehingga dapat digumakan untuk tes maternitas saja.

Selain mengetahui jenis DNA, sebagai dasar analisa DNA juga perlu diketahui

rangkaian proses replikasi DNA.

Replikasi DNA:

Protein menempel didalam sel

berikatan dengan reseptor yang ada dalam sel tersebut

Diteruskan oleh protein yang ada dalam sel ke nukleus

Diproses oleh RNA polymerase untuk menjalani proses Transkripsi

Menghasilkan mRNA

Dibawa ke Ribosom yang ada pada RE kasar

Menghasilkan tRNA

Menjadi polipeptida

Mengalami post translasi

Protein (yang membawa kode genetic tertentu) yang siap diturunkan ke keturunan

selanjutnya

(Martini) MBA SORRY AK LG DRMH JD GATAU SUMBER LENGKAPNYA

BSK AKU CARI KALO UDH DIKOSAN

Page 4: Laporan Pbl

VII. Berbagi informasi

1. Teori Mendel Dalam Ilmu Genetika

1.1 Biografi singkat mendel

- Menanam kacang ercis (Pisum sativum/kacang kapri) di halaman biara

tempatnya menuntut ilmu.

- Teori pertama mengenai sistem pewarisan yang diakui kebenarannya adalah

teori yang dikemukakan oleh Mendel pada 1865.

- istilah “Mendelian” landasan penting di bidang genetika.

- Teori pewarisan sifat:

a. Persilangan

b. segregasi (pemisahan)

c. hukum pemilahan independen. (dtmbh pny egi lbh lengkap)

1.2 Pengertian genetika

Individu yang dihasilkan dari perkembangbiakan secara kawin (generatif)

membawa seperangkat sifat yang diwariskan dari induknya atau orang tuanya.

Pewarisan sifat-sifat induk kepada turunannya dipelajari dalam salah satu cabang

biologi yaitu genetika. Ilmu ini berkembang berkat jasa penelitian Gregor Johan

Mendel.

1.3 Teori Mendelian

Pencampuran materi genetik dari induk atau orang tua tak ubahnya dengan

pencampuran warna kuning dan biru yang selalu menghasilkan warna hijau. Dengan

begitu, seandainya hipotesis ini terbukti, akan muncul populasi seragam dari generasi

ke generasi.

Penelitian Mendel membuktikan bahwa dua karakter berbeda bisa memunculkan

karakter-karakter lain yang tidak selalu sama dari generasi ke generasi.

a. HUKUM MENDEL I (Law of Segregation) (egy lbh lgkp)

- Allel2 berpisah (segregasi) satu sama lain pada pembentukan gamet

Page 5: Laporan Pbl

b. HUKUM MENDEL II (Law of Independent Assortment)

- Setiap allel pada pasangan gen berpisah secara independen dari pasangan gen

lain pada pembentukan gametnya

- Persilangan ini dapat untuk membutikan hukum II Mendel (hukum

berpasangan secara bebas = hukum asortasi) yaitu dalam peristiwa peleburan

gamet, gen-gen yang semula berpisah secara bebas akan berpasangan secara

bebas sehingga keturunan yang dihasilkan beranekaragam.

- Gambar tersebut menunjukkan bahwa setiap karakter diwarisis secara

independent (tidak tergantung satu sama lain, maksudnya penyilangan dua

sifat beda YyRr, dua alel untuk warna biji, memisah secara independen dari

dua alel untuk bentuk biji.

- Mendel mencoba tujuh kacang ercis dengan berbagai kombinasi dua karakter

berbeda dan selalu mendapatakan perbandingan 9:3:3:1.

- Pemisahan secara independen dari pasangan alel selama pembentukan gamet

inilah yang disebut hukum pemilahan independen Mendel.

1.4 Manfaat hukum mendel

Hukum Mendel banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian dan kesehatan.

Dalam bidang pertanian seperti menciptakan tanaman unggul yang tahan hama

penyakit, berbuah banyak dan cepat panen. Menciptakan ternak unggul yang sehat,

Page 6: Laporan Pbl

tahan penyakit, pertumbuhan cepat dan banyak menghasilkan seperti susu, telur dan

daging. Dalam bidang kesehatan menciptakan vaksin berbagai penyakit.

1.5 Penyimpangan semu hukum mendel

Interaksi genetik menyebab terjadinya atavisme, polimeri, kriptomeri, epistatis

dan hipostatis, serta komplementer. Interaksi ini menyebabkan rasio tidak sesuai

dengan Hukum Mendel, tetapi menunjukkan adanya variasi.

- Atavisme munculnya suatu sifat sebagai akibat interaksi dari beberapa

gen. Contoh atavisme adalah sifat genetis pada jengger ayam. Ada empat

bentuk jengger ayam, yaitu walnut (R_P_), rose (RRP_), pea (rrP_), dan

single (rrpp). Perbandingan fenotipenya adalah walnut : rose : pea : single =

9 : 3 : 3 : 1.

- Polimeri bentuk interaksi gen yang bersifat kumulatif atau saling

menambah. Polimeri terjadi akibat interaksi atara dua gen atau lebih sehingga

disebut juga sifat gen ganda. Contoh polimeri terdapat pada percobaan

persilangan gandum, dilakukan H. Nilsson-Ehle yang menghasilkan

perbandingan fenotipe 15 : 1.

- Kriptomeri sifat gen dominan yang tersembunyi, jika gen tersebut berdiri

sendiri, namun gen dominan tersebut berinteraksi dengan gen dominan

lainnya, maka sifat gen dominan yang tersembunyi sebelumnya akan

muncul.Contoh kriptomeri adalah persilangan pada bunga Linaria maroccana

yang menghasilkan perbandingan fenotipe bunga ungu : merah : putih = 9 : 3 :

4.

- Epistatis dan Hipostatis persilangan dimana gen epistatis memiliki sifat

mempengaruhi gen hipostatis. Epistatis dibedakan menjadi epistatis dominan

dimana gen dengan alel dominan menutupi kerja gen lain, epistatis resesif

yaitu gen dengan alel homozigot resesif mempengaruhi gen lain, epistatis gen

dominan rangkap adalah peristiwa dua gen dominan atau lebih yang bekerja

untuk munculnya satu fenotipe tunggal, dan komplementer adalah interaksi

beberapa gen yang saling melengkapi. Interaksi gen tersebut disebut juga

epistatis gen resesif rangkap.

Page 7: Laporan Pbl

1.6 Kesimpulan teori mendel

- Orangtua menurunkan sifat2 fisik tersendiri pada keturunannya (faktor =

allel).

- Setiap individu menerima 2 faktor yang dapat mengkode sifat2 yang sama

atau berbeda.

- Tidak semua faktor2 / allel2 tersebut identik.

• homozigot – allel2nya sam

• heterozigot- allel2nya berbeda

- Keberadaan allel tertentu tidak dapat memastikan bahwa sifat yang dikode

akan diekspresikan (genotip Total dari allel2 pada suatu individu dan

fenotip Penampakan fisik)

Campbell, Neil A., Jane B. Reece., Lawrene G. 2000. Mitchell. “Biologi, edisi kelima,

jilid 1”. Jakarta : Erlangga.

Gregor Johann Mendel. (2014). The Biography.com website. Retrieved 05:51, Apr 16,

2014, fromhttp://www.biography.com/people/gregor-mendel-39282.

Pai, Anna C. 1985. “Dasar-dasar Genetika”. Jakarta : Erlangga.