laporan pbl kita

115
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL) BLOK 3 SEMESTER 1 PUSKESMAS GUNUNG PATI KOTA SEMARANG Telah diujikan dan disetujui pada : Hari : Tanggal : Penguji : Tanda Tangan Pembimbing Lapangan: …………………………… (…………………………….)

Upload: sintateche363583394

Post on 04-Jan-2016

524 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

pbl

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pbl Kita

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)

BLOK 3 SEMESTER 1

PUSKESMAS GUNUNG PATI KOTA SEMARANG

Telah diujikan dan disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Penguji :

Tanda Tangan

Pembimbing Lapangan: ……………………………

(…………………………….)

Pembimbing Akademi: ……………………………..

(.…………………………….)

Page 2: Laporan Pbl Kita

LAPORAN

PELAKSANAAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)

BLOK 3 SEMESTER 1

PUSKESMAS GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

Disusun oleh :

Kelompok IV

1. Adisti Irda Febriyani (H2A011002)

2. Anisa Paramitha (H2A0110)

3. Dhian Nurul Khikmah (H2A008037)

4. Juliardi (H2A008038)

5. Sinta Tri Ciptarini (H2A011042)

6. Tuti Hadiyanti (H2A011045)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

TAHUN AJARAN 2011/2012

Page 3: Laporan Pbl Kita

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas PBL (Praktik Belajar

Lapangan) beserta laporannya dengan judul “Laporan Praktik Belajar

Lapangan (PBL) Puskesmas Gunungpati Kota Semarang”.

Penyusun menyadari bahwa dalam pelaksanaan PBL dan

penyusunan laporannya tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya

bantuan dari pihak lain.Oleh karena itu pada kesempatan ini kami

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu dr.Hj.Siti Moetmainnah Prihadi, SpOG(Kfer),MARS selaku

dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.

2. Ibu dr. Wijayanti selaku penanggung jawab blok 3 Semester 1.

3. Bapak dr.Sudiyat, SpOG (K) selaku Pembimbing Akademik Praktek

Belajar Lapangan.

4. Bapak dr.H.Mada Gautama Seobowo beserta staf Puskesmas

Gunungpati selaku Pembimbing Praktik Belajar Lapangan.

5. Teman-teman sejawat Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Semarang.

Kami sadari bahwa dalam pelaksanaan Praktik Belajar Lapangan

dan penyusunan laporannya masih banyak kekurangan oleh kerena itu, kami

mohon saran dan kritik yang bersifat membangun.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Semarang, Februari

Penyusun

Page 4: Laporan Pbl Kita

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Halaman Pengesahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Tabel

Daftar Gambar

Daftar Lampiran

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan Praktik Belajar Lapangan

1. Tujuan Umum

2. Tujuan Khusus

C. Manfaat Praktik Belajar Lapangan

D. Ruang Lingkup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III HASIL PENGAMATAN

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 5: Laporan Pbl Kita

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perkembangan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan derajat

kesehatan bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan

pendekatan pemeliharaan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan

penyakit (preventif), penyembuhan penyakit ( kuratif ), dan pemeliharaan

kesehatan (rehabilitatif), ini dilaksanakan secara menyeluruh dan

berkesinambungan.

Tuntutan masyarakat sesuai seiring dengan perkembangan informasi

dan arus globalisasi akan lebih mengarah kepada tuntunan peningkatan

mutu pelayanan kesehatan yang memenuhi standart pelayanan internasional.

Sehubungan dengan peranan data dan informasi akan semakin penting

terutama dalam mendukung berdasarkan fakta ( invidence management ).

Dalam mendukung penyelenggaraan upaya mewujudkan derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya bagi masyarakat indonesia yang telah di terbitkan

UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, yang memuat pasal-pasal yang

mengatur hak dan kewajiban warga negara dan pemerintah sebagai berikut :

Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat

kesehatan yang optimal ( pasal 4 )

Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan perseorangan, keluarga, dan

lingkungan ( pasal 5 )

Pemerintah bertugas menyelenggarakan upaya kesehatan yang

merata dan terjangkau oleh masyarakat ( pasal 7 )

Pemerintah bertanggung jawab untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat (pasal 9)

Page 6: Laporan Pbl Kita

Pemerintah meningkatkan, membina, dan men dorong jaminan

pemeliharaan kesehatan masyarakat sebagai cara yang dijadikan

landasan setiap penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang

pembiayaanya secara pra upaya, berdasarkan usaha bersama dan

kekeluargaan (pasal 66 ayat1).

Tuntutan globalisasi, suatu fenomena yang muncul pada akhir abad

ke-20 yang ditandai dengan terjadinya interpenetrasi dan indepedensasi dari

semua faktor baik ekonomi, politik, dan sosial budaya, menyebabkan terjadi

transformasi masyarakat yang menjadi masyarakat global (dunia) sehingga

batas negara menjadi tidak jelas lagi.

Perubahan global seperti ini dan tuntutan informasi yang terjadi

mengharuskan untuk merumuskan kembali kebijakan puskesmas dengan

memperhatikan pergeseran paradigma pembangunan kesehatan seperti :

1. Pergeseran dari kebutuhan (need) ke tuntutan (demand)

2. Pergeseran dari medical care ke health care

3. Pergeseran dari fragmented program ke integrated program

4. Pergeseran dari system pembiayaan pemerintah ke perorangan atau

masyarakat swasta

5. Pergeseran pola pembayaran yang selama ini fee for service bergeser ke

praupaya, dengan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif

pergeseran pelaksanaan terpusatkan (centralized) menjadi

decentralized

6. Pergeseran proses perencanaan yang top down menjadi bottom up dengan

era desentralisasi

7. Pergeseran dari partisipasi menjadi kemitraan

8. Pergeseran dari upaya birokrasi ke wirausaha

9. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan konsumtif

menjadi investasi

Sesuai dengan pergeseran paradigma yang seperti ini dan sejalan

dengan penerapan desentralisasi serta sekaligus untuk menghadapi berbagai

tantangan yang terkait dengan era globalisasi dan informasi yang menuntut

transparasi dan akuntabilitas maka konsep puskesmas perlu ditinjau kembali

Page 7: Laporan Pbl Kita

dan disempurnakan, sehingga dapat diwujudkan pelayanan kesehatan yang

bermutu, efektif, efisien, merata, dan berkesinambungandiseluruh plosok

tanah air.

Pada blok 3 semester 1 sebagai perwujudan disiplin Ilmu Kesehatan

Masyarakat dan Kedokteran Keluarga mahasiswa melaksanakan Praktik

Belajar Lapangan (PBL) di puskesmas wilayah kerjanya. Kegiatan belajar di

lapangan ini dapat memberi pengetahuan kepada mahasiswa tentang

manajemen upaya dan program di puskesmas.

Seperti teori-teori yang telah mahasiswa dapatkan di dalam

pembekalan, mahasiswa harus dapat membandingkan sesuai dengan

pengamatan yang ada di lapangan. Disamping itu mahasiswa berupaya

dapat menjelaskan upaya-upaya dan program yang ada di puskesmas. Pada

kegiatan belajar di lapangaan ini mahasiswa didorong untuk bisa

bertanggung jawab dan harus bisa bekerja sama antar anggota kelompok.

Dan pada akhir kegiatan belajar ini setiap kelompok diwajibkan menyusun

laporan dan mempresentasikannya.

1.2 Tujuan Praktik Belajar Lapangan

1.2.1 Tujuan Umum

Pada akhir praktek lapangan diharapkan mahasiswa dapat

menjelaskan dan memahami manajemen kesehatan di puskesmas melalui

kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan kenyataan yang sudah

ditentukan.

1.2.2 Tujuan Khusus

Pada akhir kegiatan kami diharapkan dapat :

a. Memperoleh pengalaman sehingga dapat menjelaskan tentang

upaya-upaya dan program puskesmas dengan cara membuat Laporan

Praktik Belajar Lapangan di Puskesmas serta menjelaskan konsep

Page 8: Laporan Pbl Kita

public health dan managemen upaya kesehatan yang ada di

Puskesmas.

b. Mengetahui kegiatan pokok dan kegiatan pengembangan Puskesmas

c. Mengumpulkan dan mengidentifikasi data, permasalahan serta

hambatan dari setiap upaya-upaya dan program serta permasalahan

yang ada di puskesmas.

d. Membina dan meningkatkan kerjasama antara Fakultas Kedokteran

Muhammadiyah Semarang dengan Puskesmas tempat mahasiswa

melaksanakan PBL.

1.3 Manfaat Praktik belajar Lapangan

a. Mahasiswa dapat melihat secara langsung kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan puskesmas

b. Memahami dan mengerti manajemen yang ada di puskesmas

c. Membandingkan antara teori dengan praktik dilapangan

d. Memperat kerjasama dan tanggung jawab antara anggota kelompok

e. Menambah wawasan dan pengalaman tentang manajemen puskesmas

yang dapat berguna di kemudian hari dalam menjalankan profesi

sebagai dokter

1.4 Ruang Lingkup

Didalam kegiatan praktik belajar lapangan di Puskesmas Gunung Pati

Semarang, mahasiswa sebatas melakukan observasi mengenai manajemen

yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi Puskesmas Gunung Pati,

mencakup upaya pelayanan pokok dan pengembangan.

Page 9: Laporan Pbl Kita

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Puskesmas

Puskesmas yang dewasa ini dianggap sebagai ujung tombak

pelayanan kesehatan masyarakat, konsepnya pertama kali dimunculkan

dalam rapat kerja Nasional (Rakernas) tahun 1986 di Jakarta. Puskesmas

adalah unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan/Kotayang bertanggung

jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

Karena kurangnya jumlah tenaga kesehatan yang tersedia, terutama tenaga

dokter dan para-medis, maka Puskesmas dibagi menjadi beberapa kategori,

sebagai berikut :

a. Puskesmas tipe A, yang dipimpin oleh dokter.

b. Puskesmas tipe B, yang dipimpin oleh dokter tidak penuh.

c. Puskesmas tipe C, yang dipimpin oleh tenaga paramedis (perawat

dan bidan senior).

Dalam Rakernas 1970 pembagian Puskesmas berdasarkan kategori

tenaga tersebut dianggap kurang sesuai dan sejak itu, tingkat Kecamatan

atau sudah daerah dengan jumlah penduduk antara 30.000hingga 50.000.

Dewasa ini khusus untuk kota besar yang berpenduduk padat, wilayah kerja

Puskesmas dapat meliputi satu atau beberapa kelurahan saja, sedangkan

Puskesmas di Ibu-Ibu kota Kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000

jiwa atau lebih merupakan Puskesmas pembantu yang berfungsi sebagai

pusat rujukan bagi Puskesmas kelurahan tadi dan juga mempunyai fungsi

koordinasi.

Untuk perluasan jangkauan pelayanan, maka diadakan unit-unit

pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut Puskesmas

pembantu dan Puskesmas keliling.

PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa) merupakan

upaya untuk menggerakkan dan menampung peran serta masyarakat untuk

Page 10: Laporan Pbl Kita

menunjang upaya pengembangan jangkauan pelayanan kesehatan yang

disebut “primary health care” yang merupakan kegiatan pokok puskesmas.

Bersamaan dengan perkembangan dalam program KB yang

merupakan utamanya di bidang “KIE” (Komunikasi, Informasi, Edukasi)

juga berupaya untuk menghidupkan peran serta aktif masyarakat maka

berkembanglah berbagai aktivitas masyarakat yang munculnya memang

dipacu oleh program-program tersebut. Salah satunya adalah ‘Posyandu’

yang merupakan pos pelayanan terpadu antara pelayanan program KB,

Posyandu yang kedudukannya sebennarnya merupakan salah satu bentuk

upaya peran serta masyarakat di bawah koordinasi PKMD (Pembangunan

Kesehatan Masyarakat Desa).

2.1.1 Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan diselenggarakan oleh Puskesmas

adalah tercapainya Kecamatan Sehat Menuju terwujudnya Indonesia Sehat.

Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat. Kecamatan masa depan

yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan. Yakni masyarakat yang

hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk

menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta

memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Empat Indikator Utama Kecamatan Sehat :

a. Lingkungan Sehat

b. Perilaku Sehat

c. Cakupan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu

d. Derajat Kesehatan Penduduk Kecamatan

2.1.2 Misi Puskesmas

a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah

kerjannya.

b. Mendorong kemandirian hiidup sehat bagi keluarga dan masyarakat

di wilayah kerjanya.

Page 11: Laporan Pbl Kita

c. Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya.

2.1.3 Tujuan Puskesmas

Mendukung tercapainya pembangunan Nasional yakni

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang yang bertempat tinggal di wilayah Puskesmas untuk mewujudkan

Indonesia Sehat.

2.1.4 Fungsi Puskesmas

a. Sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.

b. Sebagai pusat pemberdayaan. Puskesmas selalu berupaya agar

perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat

termasuk dunia usaha memiliki kesadaran , kemauan dan kemampuan

melayani diri sendiri dan manyarakat untuk hidup sehat , berperan aktif

dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber

pembiayaannya, serta ikut menetapkan.

c. Sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan

tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :

1. Pelayanan Kesehatan Perorangan

Adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private goods)dengan tujuan

pertama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan

perorangan, tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan

pemulihan kesehatan.

2. Pelayanan Kesehatan masyarakat

Adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods). Dengan tujuan

pertama memelihara dan meningkatkan kesejahteraan serta menyegah

penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan

kesehatan.

Page 12: Laporan Pbl Kita

2.1.5 Peran puskesmas

Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai

paran yang sangat vital, sebagai inustri pelaksana teknis, dituntut memilii

kemampuan manajerial dan wawasan jauh kedepan untuk meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan.

Peran tersebut ditujukan dalam bentuk ikut serta menentukan

kebijakan daerah melalui sitem perncanaan yang matang dan realisize,

tatalaksanan kegiatan yang tersususn rapi, serta sistem evaluasi dan

pemantauan yyang akurat.

2.1.6 Kedudukan puskesmas

Kedududkan puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya. Dengan

sistem kesehatan nasional dan sitem kesehatab kabe, kota dan sistem

pemerintah daerah.

a. Sistem kesehatan nasionnal (SKN)

b. Sistem kesehatan kabupaten /Kota

c. Sistem pemerintahan daerah

d. Antar sarana kesehatan srata pertama.

Azrul anwar mengkategorikan puskesmas sebagai salah satu bentuk

pelayanan kesehatan yang tergolong “primary health care” . Bentuk lainnya

adalah pelayanan kesehatan tingkat rujukan pertama atau “secondary health

care” dan tingkat rujukan lanjut atau “ tertiary health care” yang

kemampuan teknis jenjeng pelayanannya lebih tinggi daripada puskesmas.

Puskesmas diartikan sebagai suatu organisasi fungsional yang

memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat

diwilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Secara fungsional

puskesmas berperan sebagai berikut :

1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat diwilayah

kerjanya.

2. Sebagai pembina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya, dalam

rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.

Page 13: Laporan Pbl Kita

3. Memberikan pelayanan kesehatn secara menyeluruh dan terpadu

kepada masyarakat diwilayah kerjanya.

1. KIA 6. Pengobatan 11. Kesehatan kerja

2. P2M 7. UKS 12. Kesehatan usia lanjut

3. Perkesmas 8. Kes. Gigi & mulut

4. KB 9. Kesehatan Jiwa

5. Gizi 10. Laboratorium

Pelayanan yang terpadu berarti mencakup berbagai upaya pokok

(upaya pelayanan kesehatan dasar) yang dapat dilaksanakan dibawah satu

koordinasi dan pimpinan puskesmas tersebut. Jenis kegiatan pokok atau

program upaya pelayanan kesehatan dasar dan pengembangan dipuskesmas

tersebut antara lain :

Disamping menyelenggarakan upaya kesehatan pokok tersebut sewaktu-

waktu puskesmas dapat diminta untuk melaksanakan program tertentu

lainnya oleh DepKes pusat atau perwakilannya di daerah. Dalam keadaan

darurat misal terjadi wabah penyakit menular , bnecana alam dan KLB maka

puskesmas dapat diperbantukan dan harus mengurangi kegiatan yang tidak

begitu penting sampai keadaan darurat tersebut teratasi.

Fasilitas penunjangantara lain :

1. Pustu cakupan jumlah penduduk

2. Puskesmas keliling dengan perlengkapan kendaraan roda empat

3. Puskesmas 24 jam

2.1.7 Manajemen Puskesmas

a. Pengertian

Manajemen adalah keterampilan untuk memperoleh hasil dalam

rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, dengan

menggerakkan orang lain dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.

b. Tujuan

Umum

Page 14: Laporan Pbl Kita

Didapatnya pelayanan Puskesmas yang berdaya guna dan berhasil guna

Khusus

1. Dilaksanakannya Perencanaan tingkat Puskesmas

2. Dilaksanakannya loka karya mini Puskesmas

3. Dilaksanakannya stratifikasi Puskesmas

c. Kegiatan Pokok

A. Perencanaan (P1)

Adalah proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Didalam

perencaan, langkah-langkah yang harus ditempuh dan dipahami oleh

Pemimpin Puskesmas ialah sebagai berikut :

1. Mengetahui kebijaksanaan Pusat meliputi SKN, GBHN, dll.

2. Mengetahui kebijaksanaan Kan.Wil Dep.Kes dan Din.Kes Dati 1

setempat

3. Mengertahu kebijaksanaan KanDep. Dan DinKes. Dati II

4. Menentukan tujuan dan sasaran

5. Melakukan analisa situasi

6. Menemukan masalah dan menentukan prioritas masalah

7. Menyusun rencana operasional

8. Pengaturan sumber daya

Hasilnya adalah rencana kerja tahunan.

B. Penggerakan Pelaksanaan (P2)

Adalah proses penyelenggaraan, pemantauan , serta penilaian

terhadap penyelenggaraan rencana tahunan Puskesmas, baik rencana

tahunan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan dalam

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.

Kegiatan yang telah disusun menjadi rencana kerja perlu digerak

laksanakan agar dapat mencapai tujuan/sasaran yang telah ditetapkan

dengan cara terarah dan berdaya guna.

Kegiatan dalam fase ini adalah :

Page 15: Laporan Pbl Kita

1. Pengorganisasian

Surat keputusan Men.Dagri No.23 tahun 1994 tentang pedoman

organisasi dan tata kerja Puskesmas menetapkan susunan organisasinya

sebagai berikut :

a. Kepala Puskesmas

Bertugas memimpin, mengawasi, mengkoordinasikan

pelaksanaan pelayanan kesehatan secara paripurna kepada

masyarakat dalam wilayah kerjanya

b. Urusan Tata Usaha

Mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan

kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat menyurat, humas

dan urusan umum, perencanaan ...

c. Unit-unit

Merupakan kelompok jabatan fungsional yang mempunyai tugas

melaksanakan tugas khusus sesuai bidang keahlian dan

kebutuhan, serta terdiri dari :

1. Unit Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

2. Unit Peningkatan Kesehatan dan Kesehatan Keluarga

3. Unit pemulihan Kesehatan dan Rujukan

4. Unit Kesehatan Lingkungan, Penyuluhan dan Peranserta

Masyarakat

5. Unit Perawatan

6. Unit Penunjang

7. Unit Pelaksana Khusus

d. Puskesmas Pembantu / Bidan di Desa

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan

Tingkat II

2. Pengurusan Staf

Menentukan dengan jelas wewenang, tugas pokok dan kegiatan

tertentu bagi petugas kesehatan yang telah menduduki suatu posisi di

Page 16: Laporan Pbl Kita

Puskesmas.Pembinaan motivasi dan karier petugas kesehatan agar selalu

timbul gairah kerja dalam kegiatan sehari-hari di Puskesmas.

3. Kerja sama Lintas program dan lintas sektoral

Didalam menciptakan suatu kerja sama yang baik perlu dipahami

beberapa hal sebagai berikut :

a. Kemampuan membina kerja sama yang intim dan harmonis dalam

melaksanakan tugas adalah menjadi tanggung jawab masing-

masing

b. Kesediaan yang membawakan kepentingan pribadi dan kelompok

kepada kepentingan yang lebih luas

c. Kesediaan untuk menyerahkan kepada organisasi yang dibarengi

oleh kesediaan untuk menerima kewajiban yang lebih besar

d. Adanya kepercayaan dan saling menghormati dan kesetiaan demi

untuk mengadakan perubahan dan pengembangan organisasi

e. Adanya kemauan dan kemampuan serta menyempatkan diri

untuk saling bekerjasama dalam rangka mencapai tujuan yang

telah ditentukan bersama

4. Bina peran serta masyarakat

Peran serta masyarakat didapat melalui pendekatan Pembangunan

Kesehatan Masyarakat (PKMD).

C. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3)

Pengawasan :

Dilakukan dengan mengamati seluruh proses upaya kesehatan untuk

menjamin agar semua kegiatan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai

dengan rencana dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bila

terjadi penyimpangan dapat memberi saran tindakan koreksi yang perlu

dilakukan.

Pengendalian :

Page 17: Laporan Pbl Kita

Sebagai tindakan pengaturan dan pengarahan pelaksanan agar tujuan

dapat dicapai secara berhasil guna dan berdaya guna.Ada kewenangan

melakukan tindakan koreksi.

Penilaian :

Meningkatkan hasil guna serta dayaguna perencanaan dan

pelaksanaan program dan memberikan petunjuk dalam pengelolaan tenaga,

dana, dan fasilitas untuk program yang ada sekarang dan akan datang.

Proses ini pada dasarnya terdiri dari :

- Menetapkan standar perfomance / indikator

- Mengukur performance yang sesungguhnya

- Membandingkan performance yang sesungguhnya dengan

standar yang diharapkan

- Mencari alasan-alasan terjadinya penyimpangan

- Menetapkan cara-cara untuk memperbaiki penyimpangan

tersebut

- Melaksanakan cara-cara perbaikan tersebut

Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa ( PKMD )

Upaya kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat di tingkat desa

diintegrasikan dengan jaringan upaya kesehatan di tingkat Kecamatan

sehingga dapat terjalin suatu sistem rujukan mulai dari desa ketingkat

kecamatan dan bila diperlukan ketingkat yang lebih atas lagi. PKMD dapat

diartikan sebagai kegiatan masyarakat dalam rangka menolong dirinya yang

dilakukan secara gotong-royong dan swadaya agar mampu memelihara

kehidupannya yang sehat untuk mencapai mutu hidup yang lebih tinggi dan

kesejahteraan yang lebih baik.

Dari berbagai kegiatan masyarakat tersebut minimal diharapkan ada

salah satu dari 9 unsur ‘ primary health care ‘ sebagai berikut :

a. Penyuluhan kesehatan

b. Peningkatan produksi pangan dan status gizi

c. Air bersih dan kesehatan lingkungan

Page 18: Laporan Pbl Kita

d. Imunisasi

e. Kesehatan ibu dan anak serta Keluarga Berencana

f. Pencegahan dan Pemberantasan penyakit endemik setempat

g. Pengobatan terhadap penyakit umum dan kecelakaan

h. Penyediaan obat esensial

Sistem Informasi dan Komunikasi Puskesmas

Bentuk Rekam Medis ada 2 :

1. Berkas Keluarga (Family Folder/FF)

Merupakan kumpulan RM dari masing-masing anggota keluarga,

yang disimpan menurut nomor urut atau huruf pertama nama kepala

keluarga (KK). Family folder ini berfungsi Mendapatkan gambaran

tentang latarbelakang keluarga mengetahui masalah-masalah

kesehatan dalam keluarga yang potensial mempunyai hubungan

dengan masalah kesehatan yang ada pada pasien.

2. Buku Kesehatan Keluarga

Merupakan suatu RM berbentuk buku, dipakai bersama oleh semua

anggota keluarga.

Isi Rekam Medis :

1. Keterangan tentang Data Dasar Keluarga (Data Base/ Family

Profile)

a.Data demografi setiap anggota keluarga

b. Riwayat kesehatan setiap anggota keluarga

c. Data biologis setiap anggota keluarga

d. Keterangan tentang tindakan pencegahan penyakit setiap

anggota keluarga

e. Data tentang pelbagai faktor resiko setiap anggota keluarga

f. Data kesehatan lingkungan rumah

Page 19: Laporan Pbl Kita

g. Struktur keluarga

h. Fungsi keluarga & pelaksanaannya

2. Keterangan tentang Data Klinik (Clinical Data)

a. Tanggal kedatangan

b. Keluhan dari masalah kesehatan yang dihadapi

c. Jenis dan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan

d. Jenis dan hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan

e. Masalah kesehatan yang ditemukan (diagnosis)

f. Rencana pengobatan dan tindakan medik yang dilakukan

g. Kemajuan dari pengobatan dan tindakan medik yang dilakukan

tersebut

Azas Penyelenggaraan

Azas Penyelenggaraan dikembangkan dari ketiga fungsi Puskesmas

1. Azas pertanggungjawaban wilayah

Azas penyelenggaraan Puskesmas yang pertama adalah pertanggung

–jawaban wilayah.Dalam arti Puskesmas bertanggung jawab

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal

di wilayah kerjanya.

Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan :

a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat Kecamatan

sehingga berwawasan kesehatan

b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap

kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya

c. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata utama secara merata

dan terjangkau di wilayah kerjanya

d. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang

diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha wilayah

kerjanya

Page 20: Laporan Pbl Kita

2. Azas Pemberdayaan Masyarakat

Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan

masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya

Puskesmas.

Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan :

a. Upaya kesehatan ibu dan anak ( Posyandu, Polindes, Bina

Keluarga Balita (BKB)

b. Upaya pengobatan ( Posyandu, Pos Obat Desa (POD)

c. Upaya perbaikan gizi (Posyandu, Panti Pemulihan Gizi,

Keluarga Sadar Gizi ( Kadarzi )

d. Upaya Kesehatan Sekolah ( Dokter Kecil )

e. Upaya Kesehatan Lingkungan ( Kelompok Pemakai Air

( Pokmair )

f. Upaya Kesehatan Usia Lanjut ( Posyandu Usila )

g. Upaya Kesehatan Jiwa ( Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa

Masyarakat (TPKJM )

3. Azas Keterpaduan

Untuk mengatasi keterbatasan sumberdaya serta diperolehnya hasil

yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas harus

diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahap

perencanaan , antara lain

a. Keterpaduan Lintas Program

- MTBS : Keterpaduan KIA dengan P2M, Gizi, Promosi

kesehatan, Pengobatan

- UKS : Keterpaduan kesehatan lingkungan dengan Promosi

kesehatan,

Pengobatan , Kesehatan gigi, Kesehatan reproduksi remaja dan

jiwa

- Pusling : Keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, Gizi,

Promosi kesehatan,

Kesehatan gigi

Page 21: Laporan Pbl Kita

- Posyandu : Keterpaduan KIA dengan KB, Gizi, P2M,

Kesehatan jiwa, Promosikesehatan

4. Azas Rujukan

a. Upaya kesehatan perorangan

b. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat

2.1.7 Upaya Kesehatan Olahraga

Tujuan :

a. Untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui latihan fisik

b. Meningkatkan kesegaran jasmani yang mempunyai pengaruh

langsung terhadap produktifitasnya.

c. Untuk menunjang upaya peningkatan derajat kesehatan dan

kualitas hidup, melalui kekuatan fisik.

Sarananya :

a. Seluruh golongan produktif terutama di kota besar

b. Seluruh kelompok usia sekolah melalui upaya pelaksanaan

kurikulum dan program ekstrakulikuler

c. Seluruh kelompok olahraga masyarakat dalam bentuk

perkumpulan, klub, dan lain-lain.

d. Pusat – pusat pelayanan kesegaran jasmani

e. Puskesmas sebagai ujung tombak pemberi pelayanan kesehatan

olahraga dengan seluruh sistem rujukan.

Kegiatan pokok kesehatan olahraga :

1. Pelayanan kesehatan olahraga

2. Pelayanan fisik untuk berbagai macam penyakit

3. Penanggulangan cedera olahraga

4. Pencegahan cedera olahraga

5. P3K (Pertolongan Pertama Pada Kesehatan) olahraga

6. Tes kesegaran jasmani.

Page 22: Laporan Pbl Kita

2.1.8 Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

Perkesmas dapat diartikan sebagai program kegiatan keperawatan di

bidang kesehatan masyarakat.Peran keperawatan di bidang kesehatan di

masyarakat tidak sekedar seolah-olah memindahkan kegiatan keperawatan

dari dalam lingkungan rumah sakit ke lapangan atau masyarakat.

Khusus program kegiatan Puskesmas, dimana perkesmas merupakan

salah satu program layanan kesehatan dasar yang dianggap penting dan

mempunyai nilai pada urutan ke-4 setelah progtam KIA, P2M, dan Kesling,

maka kegiatan Puskesmas diartikan sebagai upaya keperawatan kesehatan

msyarakat “paripurna dasar”, baik secara khusus atau terintegrasi dengan

kegiatan pokok Puskesmas lainnya.

Pelaksanaan upaya keperawatan dasar di Puskesmas perlu dilakukan

oleh suatu tim kerja. Tiap tenaga pelaksana tidak dapat bekerja secara

terpisah, tetapi harus saling memberi masukan dalam memecahkan masalah

kesehatan.Asuha keperawatan kesehatan masyarakat dapat dilaksanakan di

Puskesmas yang mempunyai tempat perawatan dan Puskesmas lainnya,

Posyandu, panti-panti, dan rumah-rumah keluarga penderita.

Tahap-tahap Perkesmas :

1. Pengkajian :

a. Pengumpulan data

b. Analisa data

c. Menetapkan masalah dan diagnosis keperawatan dan urutan

prioritasnya

2. Perencanaan asuhan keperawatan :

a. Menetapkan tujuan dan sasaran

b. Merencanakan sumber daya

3. Pelaksanaan asuhan keperawatan

a. Penggerakan pelaksanaan seusai dengan rencana yang telah

disusun

Page 23: Laporan Pbl Kita

b. Supervisi, komunikasi, motifasi, dan kepemimpinan

4. Penilaian asuhan keperawatan :

a. Berdasarkan tinjauan dan sasaran yang telah ditetapkan

b. Meliputi daya guna, hasil guna, dan kelayakan

Sasaran Perkesmas :

1. Individu, khususnya individu resiko tinggi : menderita penyakit,

balita, lanjut usia, masalah jiwa.

2. Keluarga, khususnya ibu hamil, lansia, menderita penyakit,

masalah jiwa.

3. Kelompok/masyarakat keresiko tinggi, termasuk daerah

kumuh,terisolasi, konflik, tidak terjangkau pelayanan kesehatan.

2.2 Upaya Kesehatan

2.2.1 Upaya Kesehatan Wajib

Upaya yang ditetapkan berdasarkan piagam Ottawwa Charter, 1986

telah merumuskan. Yang secara garis besar mengandung makna, suatu

proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam mengendalikan dan

meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau

kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu

memenuhi kebutuhan dan mengubah atau mengendalikan lingkungan

(Piagam Ottawwa, 1986).

Promosi Kesehatan dan Perilaku

Faktor perilaku merupakan faktor kedua terbesar yang pengaruhi

status kesehatan.Oleh sebab itu, dalam rangka membinaan meningkatkan

kesehatan masyarakat, intervensi atau upaya yang ditujukan kepada faktor

perilaku ini sangat strategis.Intervensi terhadap faktor perilaku secara garis

besar dapat dilakukan melalui dua upaya yang saling bertentangan.Masing-

masing upaya tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Upaya

intervensi perilaku tersebut yaitu dalam bentuk :

Page 24: Laporan Pbl Kita

- Faktor non perilaku (fisik, sosial, ekonomi, politik) pemberantasan

penyakit menular, penyediaan sarana air bersih dan pembuangan

tinja, penyediaan pelayanan kesehatan.

- Tekanan (enforcement)

1. Dalam bentuk peraturan, tekanan, dan sanksi

2. Perubahan cepat tapi tidak langgeng, karena perubahan perilaku

yang dihasilkan dengan cara ini tidak disadari oleh pengertian

dan kesadaran yang tinggi terhadap tujuan perilaku tersebut.

- Edukasi (education)

a. Melalui persuasi, himbauan, ajakan, kesadaran, dll.

b. Perubahan lama tapi dapat langgeng karena perubahan perilaku

yang dihasilkan dengan cara ini disadari oleh pengertian dan

kesadaran yang tinggi terhadap tujuan perilaku tersebut.

1. Tiga faktor dalam Perilaku Kesehatan :

o Promosi Kesehatan dalam faktor-faktor Predisposisi (menggugah)

o Promosi Kesehatan dalam faktor-faktor enabling (fasilitas dan

sarana)

o Promosi Kesehatan dalam faktor Reenforcing (sifat pemimpin

dan diri sebagai pencontoh)

2. Dimensi Intervensi Perilaku

o Perubahan perilaku

o Pembinaan perilaku

o Pengembangan perilaku

3. Tujuan Intervensi Perilaku

o Mengurangi perilaku negatif bagi kesehatan

o Mencegah meningkatnya perilaku negatif bagi kesehatan

o Meningkatkan perilaku positif bagi kesehatan

o Mencegah menurunnya perilaku positif bagi kesehatan

4. 4 tingkat pencegahan Level & Clark :

1. Health promotion (peningkatan/promosi kesehatan)

2. Spesific protection (perlindungan khusus melalui imunisasi)

Page 25: Laporan Pbl Kita

3. Early diagnosis and prompt traetment (diagnosis dini dan

pengobatan segera)

4. Disability limitation (membatasi atau mengurangi terjadinya

kecacatan)

5. Strategi Promosi Kesehatan

o Advokasi

o Dukungan sosial

o Pemberdayaan masyarakat

6. Sasaran Promosi Kesehatan

o Sasaran Primer

Sesuai misi pemberdayaan, misal : kepala keluarga, ibu

hamil/menyusui, anaksekolah.

o Sasaran Sekunder

Sesuai misi dukungan sosial, misal : tokoh masyarakat, tokoh

adat, tokoh agama.

o Sasaran Tersier

Sesuai misi advokasi, misal : pembuat kebijakan mulai dari pusat

sampai ke daerah.

7. Perencanaan Promosi Kesehatan

o Menentukan tujuan Promosi Kesehatan :

1. Tujuan program

2. Tujuan pendidikan

3. Tujuan perilaku

o Menentukan Sasaran Promosi Kesehatan

a. Individu

b. Kelompok

c. Individu dan kelompok

o Menentukan Isi/Materi Promosi Kesehatan

Isi promosi kesehatan harus dibuat sesederhana mungkin

sehingga mudah dipahami oleh sasaran.

o Menentukan Metode

Page 26: Laporan Pbl Kita

a. Pengetahuan : penyuluhan, pemasangan poster, spanduk,

penyebaran leaflet.

b. Sikap : memberikan contoh konkrit

c. Keterampilan : memberikan kesempatan kepada sasaran

untuk mencoba keterampilan.

o Menetapkan Media

Media yang dipilih harus sesuai dengan jenis sasaran.

o Menyusun Rencana Evaluasi

Harus menjabarkan tentang kapan evaluasi dilaksanakan, dimana

akan dilaksanakan, kelompok sasaran yang mana yang akan

dievaluasi, dan siapa yang akan melaksanakan evaluasi.

o Menyusun Jadwal Pelaksanaan

Penjabaran waktu dan tempat pelaksanaan.

Upaya Kesehatan Lingkungan

Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks,

yang berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan sendiri.

Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, diantarannya faktor

keturunan, lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan.9

Mengingat bahwa masalah kesehatan lingkungan di Negara

berkembang adalah berkisar pada penyehatan air bersih, sanitasi makanan

ddan minuman, penyehatan tempat pembuangan sampah, penyehatan

lingkungan dan jamban keluarga, pengawasan tempat industri, pengamatan

tempat pengelola pestisida dan pengendalian vector.

a. Penyehatan Air

• Inspeksi sanitasi saluran air bersih

• Pembinaan kelompok masyarakat/kelompok pemakai air

b. Hygiene dan sanitasi makanan dan minuman

• Inspeksi sanitasi tempat pengelolaan makanan (non industry

Page 27: Laporan Pbl Kita

rumah tangga)

• Pembinaan tempat pengelolaan makanan (non industry rumah

tangga)

c. Penyehatan tempat pembuangan sampah dan limbah

• Inspeksi sanitasi sarana pembuanagan sampah dan limbah (TPA

dan IPLT)

• Penagawasan tempat pembuangan sampah sementara

d. Penyehatan lingkungan dan jamban keluarga

• Inspeksi sanitasi rumah (IS)

e. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum dan industry

• Inspeksi sanitasi tempat-tempat umum

• Pemantauan berkala sanitasi tempat-tempat umum

• Pengawasan sanitasi industry rumah tangga (makanan dan

minuman)

f. Pengamanan tempat pengelolaan pestisida

• Inspeksi sanitasi sarana pengelolaan pestisida

• Pembinaan tempat pengelolaan pestisida.

g. Pengendalian vector

Pengawasan tempat-tempat potensial perindukan vector di

pemukiman penduduk sekitar.

Upaya Kesehatan Sekolah

Kesehatan sekolah adalah upaya kesehatan masyarakat yang

dilaksanakan dalam rangka pembinaan kesehatan anak usia sekolah.

Yang di maksud anak dalam UU No.4 tahun 1979 tentang

kesejahteraan anak adalah orang ysng berusia 0-21 tahun dan belum

Page 28: Laporan Pbl Kita

menikah. Sesuai dengan kelompok pembinaan kesehatan anak di bagi

atas 2 bagian besar yaitu :

a. Pembinaan kesehatan bayi, balita serta anak prasekolah

(kelompok umur 0-6 tahun)

b. Pembinaan anak usia sekolah (usia 7-21 tahun)

Tujuan

a. Tujuan Umum

Pembinaan kesehatan anak usia sekolah agar tumbuh dan

terwujudnya kemandirian anak untuk hidup sehat.

b. Tujuan Khusus

1. Meningkatkan cakupan usaha kesehatan sekolah

2. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan anak usia

sekolah berkelainan ALB (Anak Luar Biasa)

3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan anak putus

sekolah

4. Tertingkatnya jumlah kader kesehatan sekolah (dokter

kecil/kader kesehatan remaja)

Program dan pelaksanaan UKS

a. Program UKS

- Meningkatkancakupan UKS

- Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan anak usia

sekolah berkelainan

- Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan anak putus

sekolah

- Meningkatkan jumlah kader sekolah

b. Pelaksanaan UKS

- Peningkatan cakupan UKS, melalui :

1) Pendidikan kesehatan di sekolah

2) Pemeliharaan kesehatan di sekolah

3) Pembinaan lingkungan fisik di sekolah

Page 29: Laporan Pbl Kita

c. Kegiatan pengelola UKS

Unsur-unsur pengelola UKS dalam melaksanakan kegiatan :

A. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat

B. Menggalang kerja sama dengan lintas sektoral

d. Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah

Sasaran pelayanan usaha kesehatan sekolah adalah seluruh

peserta didik dari tingkat pendidikan taman kanak-kanak,

pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan agama,

pendidikan kejuruan, pendidikan khusus atau pendidikan sekolah

luar biasa (Depkes, 2001).

Untuk tingkat sekolah dasar usaha kesehatan sekolah

diprioritaskan pada kelas I, III dan kelas VI dengan alasan bahwa,

kelas I merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah

yang baru dan lepas dari pengawasan orang tua, kemungkinan

kontak dengan berbagai penyebab penyakit lebih besar karena

ketidaktauan dan ketidakmengertiannya tentang kesehatan, saat

yang baik untuk diberi imunisasi ulangan. Pelaksanaan program

UKS di kelas III bertujuan untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan

UKS di kelas I dahulu. Kelas VI, dalam rangka mempersiapkan

kesehatan peserta didik kejenjang pendidikan selanjutnya,

sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan

yang cukup (Effendi, 1998).

e. Program Usaha Kesehatan Sekolah

Nemir (1990, dalam Effendi 1998) mengelompokkan usaha

kesehatan sekolah menjadi tiga kegiatan pokok, yaitu :

- Pendidikan Kesehatan di Sekolah (Health Education in

School)

- Pemeliharaan Kesehatan Sekolah (School Health Service)

f. Lingkungan Sekolah yang Sehat

Program usaha kesehatan sekolah untuk tingkat sekolah dasar

meliputi, kegiatan yang termasuk dalam lingkungan fisik berupa

Page 30: Laporan Pbl Kita

pengawasan terhadap sumber air bersih, sampah, air limbah,

tempat pembuangan tinja dan kebersihan lingkungan sekolah.

Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan program kesehatan ibu anak

(bayi) dan Pelayanan Medik KB meliputi beberapa fase antara lain : Masa

janin dalam kandungan, masa menyusui dan masa balita. Dari ruang

lingkup ini dapat diketahui bahwa Program Kesehatan Ibu Anak (bayi)

dan Pelayanan Medik KB untuk mendukung meningkatnya derajat

kesehatan masyrakat yang optimal.

a. Kegiatan pokok pelayanan KIA/KB

Pengelolaan program KIA bertujuan memantapkan dan

meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan

efisien. Pemantapan pelayanan KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan

pokok sebagai berikut:

1. Peningkatan pelayanan antenatal bagi seluruh ibu hamil di semua

pelayanan kesehatan dengan mutu sesuai standar serta

menjangkau seluruh sasaran

2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

diarahkan ke fasilitas kesehatan.

3. Peningkatan pelayanan kesehatan bayi baru lahir, bayi dan anak

balita di semua pelayanan kesehatan yang bermutu dan sesuai

standar serta menjangkau seluruh sasaran.

4. Peningkatan deteksi dini risiko/komplikasi kebidanan dan bayi

baru lahir oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat.

5. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan bayi baru

lahir secara adekuat dan pengamatan secara terus-menerus oleh

tenaga kesehatan.

Page 31: Laporan Pbl Kita

6. Peningkatan pelayanan ibu nifas, bayi baru lahir, bayi dan anak

balita sesuai standar dan menjangkau seluruh sasaran.

7. Peningkatan pelayanan KB berkualitas.

8. Peningkatan deteksi dini tanda bahaya dan penanganannya sesuai

standar pada bayi baru lahir, bayi dan anak balita.

9. Peningkatan penanganan bayi baru lahir dengan komplikasi sesuai

standar

a. Program-program KIA/KB

Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) ANC (Antenatal Care),

PNC (Post Natal Care), Pertolongan Persalinan,  Rujukan Ibu Hamil

Risiko Tinggi, Pelayanan Neonatus, KemitraanDukun Bersalin,

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).

Program Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana (KB)

Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), Imunisasi Calon

Pengantin (TT Catin), Pelayanan KB Pasangan Usia Subur (PUS),

Penyuluhan KB.

b. Administrasi kegiatan upaya KIA/KB (logistik, sasaran, cakupan, target

kegiatan)

1. Cakupan Kunjungan ibu hamil K-4

Ibu hamil K-4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan

antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi

pemberian pelayanan minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali

pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan.

Cakupan Kunjungan ibu hamil K-4 adalahcakupan Ibu hamil yang

telah memperoleh pelayanan antenatal 4 kali sesuai dengan stándar di

satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

2. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan

yang Memiliki Kompetensi Kebidanan

Page 32: Laporan Pbl Kita

Pertolongan persalinan adalah persentase ibu bersalin di suatu wilayah

dalam kurun waktu tertentu yang mendapatkan pelayanan pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Kompetensi kebidanan

adalah keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kesehatan dalam bidang

pelayanan kebidanan (Dokter dan Bidan).

3. Ibu Hamil Risiko Tinggi yang Dirujuk

Risti/Komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang

secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi.

Risti/komplikasi kebidanan meliputi: (Hb < 8 g%, Tekanan darah

tinggi (sistole > 140 mmHg, Diastole > 90 mmHg, Oedema nyata,

eklamsia, perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, Letak lintang pada

usia kehamilan > 32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi

berat/sepsis, persalinan prematur.

Bumil Risti / komplikasi yang dirujuk adalah Bumil Risti /

Komplikasi yang ditemukan untuk mendapat pertolongan pertama dan

rujukan oleh tenaga kesehatan.

4. Bumil risiko tinggi yang ditangani

Ibu Hamil Risti adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang

secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi.

Risti meliputi Anemia (Hb<8gr%), Tekanan darah tinggi ( sistole > 140

mmHg, Diastole >90 mmHg), Oedema nyata, eklampsia, perdarahan

pervaginam, ketuban pecah dini, Letak lintang pada usia kehamilan > 32

minggu, Letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, persalinan

prematur.

Ibu Hamil Risti yang tertangani adalah Ibu hamil Risti yang mendapat

pelayanan olehtenaga kesehatan yang terlatih. Bumil resiko tinggi yang

tertangani adalah Ibu hamil resiko tinggi di satu wilayah kerja pada kurun

waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan

terlatih di Puskesmas Perawatan dan Rumah Sakit pemerintah / swasta

Page 33: Laporan Pbl Kita

dengan fasilitas PONED dan PONEK (Pelayanan Obstetrik dan Neonatal

Emergensi Dasar dan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi

Komprehensif)

5. Bumil komplikasi yang tertangani

Ibu hamil Komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang

secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi.

Komplikasi Kebidanan meliputi Anemia (Hb<8 gr %), Tekanan darah tinggi

( sistole > 140 mmHg, Diastole >90 mmHg), Oedema nyata, eklampsia,

perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, Letak lintang pada usia

kehamilan > 32 minggu, Letak sungsang pada primigravida, infeksi

berat/sepsis, persalinan prematur.

Ibu Hamil Komplikasi yang tertangani adalah Ibu hamil Risti yang

mendapat pelayanan olehtenaga kesehatan yang terlatih. Bumil komplikasi

yang tertangani adalah Ibu hamil komplikasi disatu wilayah kerja pada

kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga

kesehatan terlatih di Puskesmas Perawatan dan Rumah Sakit pemerintah /

swasta dengan fasilitas PONED dan PONEK (Pelayanan Obstetrik dan

Neonatal Emergensi Dasar dan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal

Emergensi Komprehensif).

7. Cakupan peserta KB aktif

Peserta KB Aktif (CU) adalah akseptor yang pada saat ini memakai

kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri

kesuburan.

Cakupan Peserta KB aktif adalah perbandingan antara jumlah peserta KB

aktif (CU) dengan Pasangan Usia Subur (PUS). Cakupan Peserta KB aktif

menunjukkan tingkat pemanfaatan kontrasepsi di antara para Pasangan Usia

Subur (PUS).

8. Cakupan Kunjungan Neonatus

Page 34: Laporan Pbl Kita

Cakupan Kunjungan Neonatus (KN) adalah pelayanan kesehatan kepada

bayi umur 0-28 hari di sarana pelayanan kesehatan maupun pelayanan

melalui kunjungan rumah.

Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar

(tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan

ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit, dan

pemberian imunisasi); pemberian vitamin K; Manajemen Terpadu Bayi

Muda (MTBM); dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah

menggunakan Buku KIA.

Setiap neonatus memperoleh pelayanan kesehatan minimal 2 kali yaitu 1

kali pada umur 0-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari. Cakupan

Kunjungan Neonatus adalah cakupan neonatus yang memperoleh pelayanan

kesehatan sesuai dengan standar oleh Dokter, Bidan, Perawat yang memilki

kompetensi klinis kesehatan neonatal, paling sedikit 2 kali, di satu wilayah

kerja pada kurun waktu tertentu.

9. Cakupan Kunjungan Bayi

Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 1-12

bulan di sarana pelayanan kesehatan maupun di rumah, posyandu, tempat

penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya, melalui kunjungan petugas.

Pelayanan kesehatan tersebut meliputi deteksi dini kelainan tumbuh

kembang bayi (DDTK), stimulasi perkembangan bayi, MTBM, manajemen

terpadu balita sakit (MTBS), dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi di

rumah menggunakan Buku KIA yang diberikan oleh dokter, bidan dan

perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan bayi.

Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu 1 kali

pada umur 1-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9

bulan dan 1 kali pada umur 9-12 bulan.

Cakupan Kunjungan Bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh

pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh Dokter, Bidan, Perawat

Page 35: Laporan Pbl Kita

yang memiliki kompetensi klinis kesehatan bayi, paling sedikit 4 kali, di

satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

10. Cakupan Bayi Berat Lahir Rendah/BBLR yang Ditangani

Cakupan bayi berat lahir rendah adalah cakupan bayi dengan berat lahir

kurang dari 2500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24

jam pertama setelah lahir.

Penanganan BBLR meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar

(tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan

ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, talipusat, kulit, dan

pemberian imunisasi); pemberian vitamin K; manajemen terpadu bayi muda

(MTBM); penanganan penyulit/komplikasi/masalah pada BBLR dan

penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan Buku KIA.

Setiap BBLR memperoleh pelayanan kesehatan yang diberikan di sarana

pelayanan kesehatan maupun pelayanan melalui kunjungan rumah oleh

Dokter, Bidan dan Perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan

neonatal dan penanganan BBLR.

11. Neonatus risti/ komplikasi yang tertangani

Neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia 28 hari. Neonatus Risti /

komplikasi adalah neonatus dengan penyimpangan dari normal yang dapat

menyebabkan kesakitan dan kematian. Neonatus meliputi : Asfiksia,

Tetanus Neonatorum, Sepsis, Trauma Lahir, BBLR ( Berat Badan Lahir <

2500 gram ), Sindroma gangguan pernapasan dan kelainan congenital.

Neonatus risti / komplikasi yang tertangani adalah neonatus risti /

komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih.

Neonatus risti/ komplikasi yang tertangani adalah cakupan neonatus resiko

tinggi / komplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang

ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas

Perawatan dan Rumah Sakit pemerintah/swasta.

Page 36: Laporan Pbl Kita

Neonatus risti/ komplikasi yang tertangani adalah cakupan neonatus

resiko tinggi / komplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di

Puskesmas Perawatan dan Rumah Sakit pemerintah/swasta.

c. peran PLKB dan bidan di desa dalam kegiatan KIA/KB

PLKB/PKB merupakan Petugas KB di barisan terdepan dan sangat

dekat dengan keluarga sebagai sasaran program KB. Mereka merupakan

ujung tombak yang handal di lini lapangan baik dalam merangkul/mengajak

akseptor baru maupun dalam membina kelestarian ber-KB.

Dalam pemberdayaan dan pendayagunaan PLKB/PKB demi

keberlangsungan program KB di era Otonomi Daerah BKKBN telah

melakukan berbagai upaya dalam pemberdayaan PLKB/PKB antara lain:

Melakukan advokasi ke berbagai pihak baik di Pusat maupun di daerah

tentang pentingnya peran PLKB/PKB dalam keberlangsungan program KB

di daerah; Melakukan pendekatan dengan Menpan dan BKN agar sebagian

formasi PNS untuk masa mendatang bisa dialokasikan secara eksplisit untuk

PKB; Melakukan advokasi kepada Pemerintah Kabupaten/kota untuk

menambah jumlah tenaga PLKB/PKB dari staf instansi lain, untuk diangkat

dalam jabatan Penyuluh KB; Mengupayakan dukungan dana operasional

baik dari APBN maupun APBD; Dibidang keahlian, mengupayakan

peningkatan kemampuan melalui kegiatan orientasi/refresing bagi tenaga

PLKB/PKB yang lama, LDU (Latihan Dasar Umum) bagi calon PKB yang

baru dan pengembangan program PJJ (Pendidikan Jarak Jauh); Melakukan

Pembinaan seperti penyediaan buku pedoman PKB dan angka kreditnya,

temu PLKB regional/nasional, pemilihan PLKB/PKB terbaik dll;

Mendorong segera terealisasinya peningkatan besarnya Tunjangan Jabatan

Fungsional PKB sesuai Perpres No.57 tahun 2006; dan Penyediaan sarana

kerja seperti KIE Kit, perlengkapan PLKB/PKB dan lain-lain.

Peran Bidan Sebagai Pengelola

Page 37: Laporan Pbl Kita

Mengembangkan pelayanan kebidanan untuk individu,

keluarga,kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan

melibatkan masyarakat / klien :

Mengelola kegiatan - kegiatan pelayanan kesehatan khususnya

KIA dan KB bersama tim kesehatan, kader dan tokoh masyarakat.

Mengawasi dan membimbing kader, dukun bayi dan petugas

kesehatanlain dalam pelaksanaan program KIA dan KB.

Menggerakan dan mengembangkan PSM dengan memanfaatkan

potensi yang ada di masyarakat.

Mempertahankan, meningkatkan mutu dan keamanan praktik

profesional melalui pendidikan, pelatihan, magang.

Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan

sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun,

kader kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada di bawah

bimbingannya.

Bekerjasama dengan puskesmas dan institusi lain sebagai anggota

tim.

Membina hibungan baik dengan dukun, kader kesehatan / PLKB

dan masyarakat.

Memberikan askeb kepada klien rujukan dari dukun bayi.

Membina kegiatan - kegiatan yang ada di masyarakat.

Peran Bidan Sebagai Pendidik

Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat khususnya yang berhubungan

dengan KIA dan KB.

Melatih dan membimbing kader dan dukun bayi termasuk mahasiswa

kebidanan dan keperawatan di wilayah / tempat kerjanya.

Page 38: Laporan Pbl Kita

Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Masalah gizi yang dihadapi oleh setiap negara tidaklah sama. Secara

umum disebutkan bahwa masalah gizi tersebut dibedakan atas dua macam,

yakni masalah kelebihan gizi (over nutrion ) yang terutama ditemukan di

negara-nega yang sudah berkembang 9 developed countries ) dan masalh

kekurangan gizi ( under nutrion ) yang terutama ditemukan di negara-negara

yang sedang berkembang (developing countries ). Departemen Kesehatan

RI mencatat ada 4 masalah gizi yang sifatnya pokok di tanah air, yakni :

1. Kurang kalori protein yang ditandai dengan tingginya angka

kematian bayi (10 % bayi meninggal sebelum umur 1 tahun ),

kematian anak umur dibawah 4 tahun ( 20 %anak meninggal

sebelum berumur 4 tahun, ditemukannya 9 juta anak pra sekolah

yang menderita KKP ringan atau sedang, 0,9 juta anak pra sekolah

menderita KKP berat, 0,5 juta ibu hamil menderita KKP serta 0,2

juta inu menyusui menderita KKP.

2. Kurang Vitamin A yang ditandai ditemukannya 100.000 anak pra

sekolah menderita defisiensi vitamin A berta, 1,4 juta anak

menderita defisiensi vitamin A sedang, serta 15 juta anak menderita

defisiensi vitamin A ringan.

3. Gondok Endemik, yang ditandai dengan ditemukannya 12 juta orang

diberbagai daerah menderita penyakit kekurangan yodium, 0,5 juta

menderita kretinoid dan 100 ribu orang menderita kretin.

4. Anemia gizi, yang ditandai dengan ditemukannya 12,5 juta anak pra

sekolah, 9 juta anak sekolah , 14 juta wanita serta 5,5 juta pekerja

yang berpenghasilan rendah menderita penyakit anemia gizi.

Untuk mengatasi masalah gizi ini berbagai usaha telah dilaksanakan

oleh Pemerintah yang secara umum disebut “Program perbaikan gizi “.

Untuk melaksanakan program ini, pemerintah mencoba memanfaatkan

berbagai aparat yang dimilikinya.Salah satu diantaranya ialah aparat

kesehatan terdepan yang disebut dengan Puskesmas. Program perbaikan gizi

yang telah dilaksanakan oleh Puskesmas disebut dengan nama Usaha

Kesehatan Gizi.

Page 39: Laporan Pbl Kita

Untuk mencapai tujuan yang seperti ini, maka Departemen Kesehatan

telah menggariskan 9 langkah yang harus dilakukan, yakni :

a. Meningkatkan mutu gizi bahan makanan, yakni dengan jalan

fortifikasi.

b. Meningkatkan usaha pencegahan dan penanggulangan KKP dengan

jalan menimbang berat badan anak berumur 0 s/d 6 tahun,

penambahan bahan makanan (PMT) , penyuluhan gizi,

melaksanakan UPGK dengan pelayanan kesehatan serta melakukan

usaha survelance dalam rangka meningkatkan kewaspadaan terhadap

masalah gizi dan pangan.

c. Meningkatkan usaha pencegahan dan penanggulangan defisiensi

vitamin A dengan jalan melaksanakan paket gizi, fortifikasi bahan

makanan dengan vitamin A, penyuluhan dan pemberian kapsul

vitamin A dosis tinggi, yakni 2000.000 IU kepada anak berumur 1

s/d 4 tahun setiap 6 bulan sekali.

d. Meningkatkan usaha pencegahan dan penanggulangan anemia gizi

dengan jalan pemberian paket pertolongan gizi atau tablet

mengandung zat besi, penyuluhan dan fortifikasi bahan makanan

dengan zat besi.

e. Meningkatkan usaha pencegahan dan penanggulangan penyait

gondok endemis dengan jalan penyuntikan dengan lipidol untuk

laki-laki antara 0 s/d 20 tahun dan untuk wanita antara 0 s/d 45

tahun, yodonisasi garam dapur.

f. Meningkatkan usaha penyuluhan gizi yang diterapkan terutama yang

menopang program UPGK.

g. Meningkatkan usaha pembinaan pelayanan gizi institusi dan massal

dengan jalan pengembangan unit gizi rumah sakit provinsi dan

kabupaten serta menentukan penyelenggaraan makananan massal.

h. Meningkatkan usaha pengadaan tenaga gizi, sarana dan penelitian.

i. Meningkatkan kelembagaan koordinasi usaha perbaikan pangan dan

gizi dengan jalan melakukan intervensi program gizi terhadap usaha-

usaha pembangunan lainnya.

Page 40: Laporan Pbl Kita

Posyandu

Sejak pertengahan tahun 1890-an Posyandu yang merupakan pos

pelayanan KB dan kesehatan terpadu yang diselenggarakan oleh

masyarakat, dari masyarakat dan untuk masyarakat. Kedudukan Posyandu

merupakan bentuk kegiatan dari PKMD yang mengkhususkan pada

masalah KB dan KIA.Untuk pengadaan dan pengembangan Posyandu

merupakan bentuk kegiatan dari PKMD yang mengkhususkan pada

masalah KB dan KIA. Untuk pengadaan dan pengembanganPosyandu

didukung oleh keluarnya surat keputusan bersama Menteri Dalam Negeri,

Menteri Kesehatan, dari Kepala BKKBN pada tahun 1985 yang

mengintruksikan kepada semua jajaran di bawah kedua departemen dan

badan koordinasi tersebut untuk :

a. Meningkatkan kerja sama dan koordinsi lintas sektoral untuk

penyelenggaraan Posyandu dalam lingkup PKMD dan dengan

mengikutsertakan PKK

b. Mengembangan peran masyarakat

c. Meningkatkan LKMD dan PKK

d. Membentuk dan melaksanakan Posyandu di daerahnya masing-

masing

Pelayanan Posyandu menurut target kegiatannya diharapkan

diadakan sebulan sekali, tapi karena banyak yang kegiatannya terlalu

menggantungkan pada dapat tidaknya hadir petugas-petugas puskesmas,

maka sasaran tersebut umumnya tidak terpenuhi. Karena itu banyak

Posyandu yang hanya namanya terdaftar, tapi kegiatannya sangat langka

dan bahkan tidak jelas.

Pada hari bukanya sasaran kegiatan Posyandu diharapkan mencakup

pelayanan di ‘ 5 Meja ‘ yang urutannya sebagai berikut :

a. Meja 1, Pendaftaran yang dilaksanakan oleh kader

b. Meja 2, Penimbangan bayi

c. Meja 3, Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat )

Page 41: Laporan Pbl Kita

d. Meja 4, Penyuluhan kepada ibu, baik yang dengan kondisi sedang

hamil, menyusui, dengan bayi atau balita, maupun ibu yang dalam

usia subur yang akan ber-KB

e. Meja 5, Pelayanan imunisasi, KIA, KB, dan konsultsi gizi oleh

petugas dari Puskesmas atau program KB

Kegiatan PKMD maupun Posyandu dan bentuk-bentuk peran serta

masyarakat lainnya dibidang kesehatan. Sebagai bentuk-bentuk peran serta

masyarakat lainnya di bidang kesehatan. Sebagai bentuk peran serta

masyarakat yang diselenggarakan oleh kader sukarelawan oleh para kader

sukarelawan di desa-desa. Puskesmas perlu mencatat dan melaporkan dalam

SP2TP ( Sistem Pencatatan dan Terpadu Puskesmas ) atau SP3 ( Sistem

Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas ).

Penyakit kekurangan Gizi

a. Penyakit Kekurangan Kalori dan Protein ( KKP )

Penyakit ini biasa terjadi pada balita. Penyebab penyakit karena

ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan

protein dengan kebutuhan energi, atau terjadinya defisiensi atau

defisi energi an protein.

Penyakit ini dibagi dalam beberapa tingkatan menurut standar

Harvard, antara lain :

- KKP ringan ( gizi kurang ) , (84-95 % dari berat badan )

- KKP sedang (44-60 % dari berta badan )

- KKP berat ( gizi buruk ) atau lebih sering disebut dengan

marasmus (kwashiorkor) , (<60 % berat badan )

Ciri-ciri anak yang menderita Marasmus adalah :

Badan sangat kurus

Berat badan < 60 % berta badan ideal

Muka berkerut seperti orang tua

Apatis terhadap sekitarnya

Page 42: Laporan Pbl Kita

Rambut kepala halus dan jarang ( berwarna kemerahan )

b. Penyakit Kegemukan (Obesitas )

Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi

kalori dan kebutuhan energi ( konsumsi kalori terlalu berlebih

dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi ). Seseorang

dikatakan menderita obesitas jika berat badannya melebihi 15 %

(pada laki-laki ) dan 20 % ( pada wanita ).

Kardio-vaskuler, hipertensi, dan diabetes militus merupakan

penyakit yang disebabkan karena obesitas. Menurut bagian tim gizi

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia :

B (kg ) = ( (Tcm-100 ) – 10 % ) + 10 %

c. Anemia (Penyakit Kurang Darah )

Penyakit ini karena konsumsi zat besi ( Fe ) pada tubuh tidak

seimbang atau kurang dari kebutuhan tubuh. Zat besi merupakan

mikro elemen yang esensial diperlukan dalam pembentukan darah,

yakni hemoglobin ( Hb ). Disamping itu, Fe juga diperlukan enzim

sebagai penggiat.Sedangkan pada wanita, ekskresi Fe lebih banyak

melalui menstruasi.Pada hamil kebutuhan Fe meningkat karena bayo

yang dikandung memerlukan Fe.

Vitamin A sendiri memili beberapa fungsi, antar lain :

- Berfungsi dalam proses melihat

- Berfungsi dalam proses metabolisme

- Berfungsi dalam proses reproduksi

Penanggulangan defisiensi kekurangan vitamin A dapat

dilkaukan dengan pemberian vitamin A. Sedangkan pencegahannya

dapat dilakukan melalui penyuuhan gizi pada masyarakat tentang

makanan bergzi (mengandung sumber vitamin ).

d. Penyakit Gondok Endemik

Page 43: Laporan Pbl Kita

Zat iodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh, karena

merupakan komponen dari hormone thyroxin. Kekurangan zat

iodium berkaitan dengan kondisi hypothyrodisme ( kekurangan

iodium ) sehingga tubuh mencoba untuk mengkonpesasi dengan

menanmbahkan jaringan kelenjar tiroid. Akhirnya terjadi

hypertrophi (membesarnya kelenjar thyroid ), yang kemudian

disebut dengan penyakit gondok. Jika kelebihan zat iodium akan

mengakibatkan gejala pada kulit yang disebut iodium dermatitis.

Kekuranagn iodium juga dapat mengakibatkan gangguan

kesehatan lainnya, seperti Cretinnisme. Ciri orang yang menderita

cretinnisme adalah sebagai berikut :

- Tinggi badan dibawah normal ( cebol )

- Biasanya diserati berbagai tingkat keterlambatan

perkembangan jiwa dan kecerdasan, dari hambatan ringan

sampai berat

- Ekspresi muka menunjukkan kesan seperti orang bodoh,

karena tingkat kecerdasannya sangat rendah

- Biasanya dilahirkan dari ibu yang sewaktu hamil kekurangan

iodium

Pencegahan dengan memberikan dosis iodium kepada ibu

hamil untuk penanggulangan

Penyakit akibat kekurangan iodium dapat dilakukan dengan program

iodiuminisasi yaitu penyediaan garam dapur yang di perkaya dengan

iodium.

e. Kelompok Rentan Gizi

Kelompok rentan gizi merupakan suatu kelompok masyarakat

yang paling mudah menderita gangguan kesehatan atau rentan

kekurangan gizi. Kelompok rentan gizi ini terdiri dari :

- Kelompok bayi, usia 0-1 tahun

Page 44: Laporan Pbl Kita

Bayi berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang

sangat pesat. Zat-zat gizi yang diperlukan, antara lain :

1. Protein, dibutuhkan 3-4 gram/kg berat badan

2. Calcium ( Ca )

3. Vitamin D

4. Vitamin A dan K

5. Fe (zat besi) diperlukan karena dalam proses kelahiran,

sebagian Fe ikut terbuang

Secara alamiah, semua zat gizi tersebut sudah terkandung di

dalam ASI. Anak diberi ASI sampai usia 4 bulan sudah dapat

mencukupi zat-zat tersebut. ASI juga memiliki keunggulan , yaitu

mengandung immunoglobulin yang memberi sumber daya tahan

tubuh pada bayi, yang berasal dari tubuh ibu. Immunoglobulin dapat

bertahan pada bayi sampai bayi berumur 6 bulan.

Peralihan ASI pada makanan tambahan (PMT) harus dilakukan

sesuai dengan kondisi anatomi dan fungsional alat pencernaan bayi

setelah masa pemberian ASI ekslusif berakhir.

-Kelompok balita, usia 1-5 tahun

Kelompok ini merupakan kelompok usia yang paling banyak

menderita akibat gizi. Anggapan yang menyebabkan anak balita

rawan gizi. Anggapan yang menyebabkan anak balita rawan gizi

atau rawan kesehatan, antara lain :

1. Balita berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke

makanan dewasa

2. Biasanya anak balita sudah mempunyai adik atau ibunya

seorang wanita karir, sehingga perhatian ibu berkurang

Page 45: Laporan Pbl Kita

3. Anak balita sudah mulai main tanah, dan sudah dapat main

diluar rumah sendiri, sehingga lebih terpapar dengan

lingkungan kotor dan kondisi yang memungkinkan terinfeksi

berbagai macam penyakit

4. Anak balita belum dapat mengurus dirinya sendiri, termasuk

dalam memilih makanan

Penanggulangannya dengan diadakannya Posyandu untuk

meningkatkan gizi dan kesehatan balita.

-Kelompok anak sekolah, usai 6-12 tahun

Kelompok ini mempunyai kesehatan lebih baik jika

dibandingkan dengan balita. Masalah yang timbul pada kelompok ini

:

1. Berat badan rendah

2. Defisiensi Fe (kurang darah)

3. Derfisiensi vitamin E

Masalah ini timbul karena pada usia ini, anak sangat aktif

berman dan banyak kegiatan, disisi lain terkadang nafsu makan

mereka menurun, sehingga konsumsi makanan tidak seimbang

dengan kalori yang dibutuhkan. Program UKS (usaha Kesehatan

Sekolah) dapat membina dan meningkatlkan gizi dan kesehatan

kelompok ini.

-Kelompok remaja, usia 13-20 tahun

Pertumbuhan anak remaja pada usia ini sangat pesat, apabila

konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori untuk

pertumbuhan dan kegiatannya, maka akan terjadi defisiensi yang

akhirnya dapat menghambat pertumbuhannya. Upaya untuk

Page 46: Laporan Pbl Kita

membina gizi dan kesehatan kelompok ini dapat dilakukan melalui

sekolah (UKS) serta organisasi kemasyarakatan

-Kelompok ibu hamil dan menyusui

-Kelompok usia lanjut

Pada kelompok usia ini terjadi penurunan fungsi tubuhm sehingga

sering terjadi gangguan gizi, contohnya : gigi geligi, alat pencernaan

dan kelenjar-kelenjarnya sudah menurun, oleh karena itu konsumsi

makanan untuk lansia secara kuantitas tidak sama dengan kelompok

rentan lainnya. Yang terpenting disini kualitas makanan

(keseimbangan gizi) harus dijaga. Kegemukan pada lansia

merupakan resiko berbagai penyakit, antara lain : kardio-vaskuler,

diabetes melitus, hipertensi.

f. Pengukuran Status Gizi Masyarakat

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa diantara

kelompok usia yang rentan terhadap penyakit kekurangan gizi

adalah kelompok bayi dan balita. Oleh sebab itu, indikator yang

paling baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah melalui

statusa bayi dan balita.

Upaya Pengobatan

Upaya pengobatan merupakan salah satu bentuk pelayanan

pengobatan yang diberikan kepada seseorang untuk menghilangkan

penyakit atau gejala-gejalanya yang dilakukan tenaga kesehatan dengan cara

dan teknologi yang khusus untuk keperluan tersebut.

Bentuk pelayanan pengobatan di puskesmas diarahkan kepada

kemampuan pengenalan (diagnosa) penyakit dan pengobatan yang

sederhana dan mendasar.Sedangkan untuk diagnosa dan pengobatan yang

lebih canggih dilaksanakan di unit kerja yang lebih tinggi, seperti Rumah

Page 47: Laporan Pbl Kita

Sakit Kabupaten, Rumah Sakit Khusus, Rumah Sakit Propinsi dan

seterusnya.

Tujuan

A. Umum

Meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat di

Indonesia.

B. Khusus

1. Menghentikan proses perjalanan penyakit yang diderita

seseorang.

2. Mengurangi penderitaan seseorang karena sakit.

3. Mencegah dan mengurangi kecacatan.

4. Meneruskan penderita ke fasilitas diagnosa dan pelayanan yang

lebih canggih bila perlu.

Kegiatan Pokok

Agar tujuan upaya pelayanan pengobatan dapat dicapai dengan sebaik-

baiknya, ditempuh kegiatan pokok sebagai berikut :

A. Melakukan diagnosa sedini mungkin melalui :

1. Mendapatkan riwayat penyakit.

2. Mengadakan pemeriksaan badan dengan menggunakan tabel

peta pemeriksaan badan (vide pedoman kerja puskesmas jilid III

tabel 1)

3. Mengadakan pemeriksaan laboratorium.

4. Membuat diagnosa.

B. Melaksanakan tindakan pengobatan

Menggunakan tabel penyakit (vide pedoman kerja puskesmas jilid

III tabel 2 sampai dengan 12)

Sebagai pelengkap dapat juga digunakan buku pedoman pengobatan

dasar di Puskesmas, Dep.Kes. R.I. 1992.

C. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut

dapat berbentuk :

Page 48: Laporan Pbl Kita

1. Rujukan diagnostik

2. Rujukan pengobatan/rehabilitasi

3. Rujukan lain

D. Melaksanakan pertolongan pertama; traumatologi/kelukaan;

keracunan pestisida.

Berpedoman pada pedoman kerja Puskesmas jilid III, seksi 8 bab III,

halaman 100 dan seterusnya.

Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan pengobatan dapat dijumpai di :

- Gedung puskesmas

Bagian poliklinik dan bagian perawatan puskesmas dengan

tempat tidur.

- Puskesmas

Bagian poliklinik

- Di lapangan

1. Pos puskesmas keliling

2. Meja ke V Pos Pelayanan Terpadu

3. Pos Obat Desa

Page 49: Laporan Pbl Kita

BAB III

HASIL PENGAMATAN

3.1. Puskesmas GunungPati

Puskesmas Gunung Pati merupakan pusat pelayanan kesehatan

dasar, yang berada di wilayah Kecamatan GunungPati, dimana Puskesmas

GunungPati merupakan Puskesmas rawat jalan dan rawat inap untuk umum.

Ditinjau dari letaknya Puskesmas GunungPati cukup strategis, dengan luas

wilayah 5.399.085 Km2. Pusksemas GunungPati memiliki 11 (sebelas)

kelurahan binaan dari 16 (enam belas) kelurahan yang ada di Kecamatan

GunungPati, yaitu :

1. Kelurahan GunungPati

2. Kelurahan Plalangan

3. Kelurahan Pakintelan

4. Kelurahan Nongkosawit

5. Kelurahan Cepoko

6. Kelurahan Jatirejo

7. Kelurahan Sumurejo

8. Kelurahan Mangunsari

9. Kelurahan Pongangan

10. Kelurahan Kandri

11. Kelurahan Sadeng

Kesebelas Kelurahan binaan mempunyai luas wilayah 4.321.310 ha

dengan batas-batas wilayahnya :

- Sebelah Utara : Wilayah Kerja Puskesmas Sekaran

- Sebelah Selatan : Wilayah Kerja Pustu Branjang / Kab.Semarang

- Sebelah Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Mapagan / Kab.Semarang

- Sebelah Barat : Wilayah Kerja Puskesmas Karang Malang

Secara umum Puskesmas GunungPati terletak di wilayah kelurahan

Plalangan tepatnya di Jalan Raya GunungPati-Ungaran RT 04 RW 01,

Page 50: Laporan Pbl Kita

Kecamatan GunungPati. Memiliki 11 Kelurahan yang pada tahun 2010

akhir mempunyai jumlah penduduk 45.488 jiwa.

Visi Misi dan Tata Nilai

Visi

Terwujudnya Masyarakat GunungPati yang Berperilaku Sehat

Misi

1. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,

merata, dan terjangkau.

2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup bersih

dan sehat.

3. Membantu masyarakat mendapatkan informasi dan pelayanan

kesehatan dengan lebih mudah sehingga sadar, mau, dan mampu

untuk hidup sehat.

4. Menurunkan angka kesakitan Demam Berdarah Dengue ( DBD )

dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN ).

Tata Nilai

Puskesmas GunungPati berkomitmen untuk selalu memberikan

pelayanan yang optimal kepada masyarakat GunungPati dengan prinsip

pelayanan 5 S, yaitu : Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun. Sehingga

terwujudnya masyarakat GunungPati yang sehat dan sejahtera. Puskesmas

GunungPati memiliki motto “Puskesmas Segera” adalah untuk

membangun motivasi guna mengoptimalkan potensi pegawai Puskesmas

GunungPati dalam etos kerja.

Makna dari “Puskesmas Segera”adalah bahwa Puskesmas GunungPati

berupaya untuk memberikan pelayanan kesehatan demi terwujudnya

masyarakat GunungPati “Sehat Kelurga Sejahtera”.

3.2. Upaya Kesehatan Pokok

a. Upaya Promosi Kesehatan Puskesmas Gunung Pati

Promosi kesehatan Puskesmas Gunung Pati dilakukan dalam bentuk

edukasi dan advokasi guna mewujudkan upaya promotif dan preventif.

Page 51: Laporan Pbl Kita

Metode edukasi dilakukan dengan cara penyuluhan, himbauan,

ajakan, media, dan kesadaran. Metode ini memang menghasilkan perubahan

yang lama, akan tetapi perubahan perilaku masyarakat bersifat langgeng

karena didasari oleh pengertian dan kesadaran yang tinggi terhadap tujuan

perilaku tersebut.

Pelaksanaan metode edukasi :

- Kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

- Penyuluhan kader posyandu

- Memasang poster-poster upaya kesehatan

- Puskesmas Keliling yang dilaksanakan setiap tanggal 16

Metode advokasi dilakukan dengan kerjasama dengan pemerintah

desa. Melalui kebijakan pemerintah desa, maka tujuan promosi kesehatan

dapat tercapai.

Pelaksanaan metode advokasi :

- Pembentukan Forum Kesehatan Kelurahan Siaga (FKKS)

Kelurahan siaga adalah suatu kondisi masyarakat tingkat kelurahan

yang memiliki kesiapan sumberdaya potensial dan kemampuan

mengatasi masalah kesehatan , bencana dan kegawatdaruratan

kesehatan secara mandiri untuk mewujudkan kelurahan sehat.

Seluruh kelurahan di kecamatan Gunungpati merupakan

kelurahan siaga.

- Gerakan Sayang Ibu dan Bayi (GSIB)

Gerakan Sayang Ibu dan Bayi (GSIB) adalah gerakan bersama

antara pemerintah dan masyarakat untuk menurunkan angka

kematian ibu dan bayi.

Kegiatan GSIB di kecamatan Gunungpati :

Mengagendakan materi GSIB dalam rapat koordinasi tiap

bulan

Pembinaan ke tiap kelurahan 3 bulan sekali

Pembentukan Kelompok Suami Siaga, Donor Darah,

Pendamping ASI

Pelayanan kontrasepsi

Page 52: Laporan Pbl Kita

Sosialisasi KDRT

Pembinaan ibu hamil dan Pasangan Usia Subur

Pembinaan Posyandu

Dengan menggunakan dua metode tersebut, Puskesmas

Gunungpati dapat mencapai target upaya promosi kesehatan. Hal ini

dibuktikan dengan menurunnya angka kesakitan pada penyakit

menular di wilayah kerja Puskesmas Gunungpati. Selain itu juga ada

beberapa desa yang merupakan wilayah kerjanya mendapatkan

berbagai penghargaan tentang kesehatan lingkungan.

Namun dalam langkah kerjanya, Puskesmas Gunungpati juga

mengalami hambatan, yaitu :

1. Terbatasnya tenaga kesehatan sebagai pelaksana promosi

kesehatan.

2. Terbatasnya sarana dan prasarana.

3. Sulitnya mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat.

b. Upaya Kesehatan Lingkungan

        Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang

berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan sendiri. Banyak

faktor yang mempengaruhi kesehatan, diantarannya faktor keturunan,

lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan.9

        Mengingat bahwa masalah kesehatan lingkungan di Negara

berkembang adalah berkisar pada penyehatan air bersih, sanitasi makanan

ddan minuman, penyehatan tempat pembuangan sampah, penyehatan

lingkungan dan jamban keluarga, pengawasan tempat industri, pengamatan

tempat pengelola pestisida dan pengendalian vector.

a. Penyehatan Air

• Inspeksi sanitasi saluran air bersih

• Pembinaan kelompok masyarakat/kelompok pemakai air

b. Hygiene dan sanitasi makanan dan minuman

• Inspeksi sanitasi tempat pengelolaan makanan (non industry rumah

Page 53: Laporan Pbl Kita

tangga)

• Pembinaan tempat pengelolaan makanan (non industry rumah tangga)

c. Penyehatan tempat pembuangan sampah dan limbah

• Inspeksi sanitasi sarana pembuanagan sampah dan limbah (TPA dan IPLT)

• Penagawasan tempat pembuangan sampah sementara

d. Penyehatan lingkungan dan jamban keluarga

• Inspeksi sanitasi rumah (IS)

e. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum dan industry

• Inspeksi sanitasi tempat-tempat umum

• Pemantauan berkala sanitasi tempat-tempat umum

• Pengawasan sanitasi industry rumah tangga (makanan dan minuman)

f. Pengamanan tempat pengelolaan pestisida

• Inspeksi sanitasi sarana pengelolaan pestisida

• Pembinaan tempat pengelolaan pestisida.

g. Pengendalian vector

Pengawasan tempat-tempat potensial perindukan vector di pemukiman

penduduk sekitar.

c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak/KB

Progam-progam yang dilakukan

1. Progam yang dilaksanakan didalam gedung :

a. Pemeriksaan ibu hamil

b. Pelayanan 5 imunisasi Lengkap

c. MTBS ( manajemen terpadu balita sakit )

d. KB

e. Pemeriksaan IVA (papsmir)

Page 54: Laporan Pbl Kita

2. Progam yang dilaksanakan diluar gedung

a. Posyandu

Pelaksanaan Posyandu balita dilaksanakan dengan prinsip 5 meja:

1) Pendaftaran : Meja 1 oleh Kader Posyandu

2) Penimbangan : Meja 2 oleh Kader Posyandu

3) Pencatatan : Meja 3 oleh Kader Posyandu

4) Penyuluhan : Meja 4 oleh Kader Posyandu

5) Pelayanan KB danKesehatan : Meja 5 olehPetugasKesehatan

/PKD

Mekanisme Kerja Posyandu di Meja 5 oleh Tenaga Kesehatan

Puskesmas /PKD meliputi:

1) Pelayan kesehatan Ibu dan Anak

• Pelayanan ibu hamil di Posyandu yang dilakukan oleh

tenaga kesehatan mencakup ANC dan Imunisasi jika

tempatnya memungkinkan.

• Pelayanan Nifas jika tenaga kesehatan Puskesmas /PKD

pemeriksaan kesehatan umum dan perawatan Payudara

jika tempatnya memungkinkan.

• Pelayanan Bayi dan Anak Balita jika ada tenaga

kesehatan dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi,

dan Deteksi Dini Tumbuh kembang.

2) Keluarga Berencana (KB)

Pelayanan KB di posyandu meliputi Suntik KB, Pil yang

pertama, Konseling KB dan jika tempatnya memungkinkan

bisa pemasangan IUD.

Tugas tenaga kesehatan di Posyandu balita kecuali pelayanan

di meja 5 seperti di atas juga melakukan “Pembinaan’’dalam

pelaksanaan pelayanan meja 1 sampai dengan meja 4.

Page 55: Laporan Pbl Kita

Kesehatan Ibu

1. Pelayanan kesehtan bumil sesuai standard, untuk kunjungan lengkap

2. Pelayanan persalinan oleh tenga kesehatan termasuk pendampingan

persalinan didukung oleh tenaga kesehatan sesuai standard.

3. Pelayanan nifas lengkap (ibu dan neonatus) sesuai standard KN3

4. Pelayanan dan atau rujukan ibu hamil resiko tinggi / komplikasi

Pelayanan kesehatan ibu hamil tidak hanya di puskesmas tetapi juga di

pelayanan swasta sehingga ada data ibu hamil yang tidak masuk di

puskesmas. Untuk memecahkan masalah ini puskesmas menjalin kerjasama

dengan pelayanan kesehatan swasta (RS,RB,BPS).

Kesehatan Bayi

1. Penanganan dan atau rujukan neonatus resiko tinggi

2. Cakupan (Bayi Berat Lahir Rendah) BBLR yang ditangani

Upaya Kesehatan Balita dan Anak Pra Sekolah

1. Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang balita (kontak

pertama balita)

2. Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang anak pra

sekolah

3. Sistem pelayananManajemen Terpadu Balita Sakit(MTBS) di

puskesmas

Pelayanan deteksi dini tidak hanya di puskesmas tetapi juga di

pelayanan kesehatan swasta untuk itu Puskesmas Gunungpati menjalin

kerjasama dengan pelayanan kesehatan swasta (RS,RB,BPS).

Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja

1. Kegiatan penjaringan kesehatan di SD/MI

2. Pembinaan UKS/UKGS di SD/MI (dilakukan 6x/tahun/sekolah)

3. Pembinaan UKS/UKGS di SMP/MTs (dilakukan 2x/tahun/sekolah)

4. Pelatihan dokter kecil

5. Konselingkesehatanreproduksiremaja di puskesmas

Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan upaya kesehatan anak usia

sekolah dan remaja adalah kurangnya minat dari para siswa. Untuk

Page 56: Laporan Pbl Kita

mengatasinya puskesmas melakukan pengenalan kepada siswa tentang

pentingnya UKS dalam sekolah.

Pelayanan Keluarga Berencana

Alat KB disediakan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN) sesuai jumlah akseptor KB pada periode sebelumnya

(pengguna tetap), bila akseptor KB bertambah dan terjadi kekurangan alat

maka pihak puskesmas dapat mengajukan permohonan kepada PLKB untuk

menutup kekurangan dan mencukupi kebutuhan di puskesmas.

Pelayanan pemasangan alat KB di Puskesmas Gunungpati meliputi :

1. IUD/Spiral,

2. Pil,

3. Kondom,

4. Suntik, dan

5. Susu/Implant,

Alat KB yang paling sering digunakan oleh penduduk setempat adalah

suntik dan pil. Sedangkan IUD dan AKDR sudah lama tidak diminta lagi

oleh para ibu karena pemasangannya secara litotomi dianggap kurang

nyaman dan tabu, serta kekurang nyamanan dari pihak suami pada saat

senggama.Sehingga pil Kb dan suntik lebih seting digunakan.

Pelayanan Imunisasi

Imunisasi di Puskesmas Gunungpati sejatinya dapat dilaksanakan setiap

hari, namun pelayanan imunisasi yang dibuka setiap hari dirasa memiliki

hambatan.Hambatan tersebut dikarenakan vaksin yang akan digunakan

untuk imunisasi tidak bisa dipakai lagi setelah lewat dari satu hari.sebagai

contoh adalah vaksin BCG dan DPT,setelah dikeluarkan dari alat

penyimpanan dan digunakan maka vaksin memiliki waktu pemakaian hanya

sepanjang satu hari saja.Untuk menyiasati hambatan tersebut serta untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas,maka pelayanan imunisasi

Page 57: Laporan Pbl Kita

dilaksanakan setiap hari senin dan kamis.Imunisasi yang dilaksanakan di

Puskesmas Gunungpati :

1. BCG, diberikan setelah bayi lahir. Bila terlewat smapai lebih dari 3

bulan, dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu.BCG diberikan bila

uji tuberkulin negatif.

2. Campak, diberikan pada bayi berumur 9 bulan.

3. DPT+HB, diberikan pada bayi umur 2 bulan.Jarak pemberian

pertama dan kedua dengan interval satu bulan.

4. TT, diberikan pada ibu hamil dan calon pengantin sebanyak 5 kali

dengan interval 1 bulan.TT juga diberikan pada anak sekolah kelas 2

dan 3.

5. DT, diberikan pada anak sekolah kelas 1.Imunisasi anak sekolah

dilakukan satu tahun sekali pada bulan November yang sering

disebut denganBulan Imunisasi Anak Sekolah(BIAS).

Kegiatan pelayanan imunisasi di Puskesmas Gunungpati :

1. Imunisasi lengkap pada bayi

2. Imunisasi lengkap pada ibu hamil

3. BIAS DT kelas 1 SD/MI

4. BIAS TT kelas 2-3 SD/MI

5. Campak kelas 1 SD/MI

Pelayanan imunisasi tidak hanya dilakukan di puskesmas tetapi juga di

pelayanan kesehatan swasta untuk itu puskesmas melakukan kerjasama

dengan pelayanan kesehatan swasta serta kerjasama dalam pencatatan dan

pelaporan.

Jenis imunisasi,sasaran,dan cakupan di Puskesmas Gunungpati :

NO Jenis

Imunisasi

Sasaran Cakupan

(%)

1 BCG Bayi umur 1 bulan 9,90%

Page 58: Laporan Pbl Kita

2 Polio 1 Bayi umur 2-11

bulan

9,90%

3 Polio 2 Bayi umur 2-11

bulan

9,60%

4 Polio 3 Bayi umur 2-11

bulan

9,50%

5 Polio 4 Bayi umur 2-11

bulan

9,20%

6 DPT 1 Bayi umur 2 bulan 10,00%

7 DPT 2 Bayi umur 2 bulan 9,50%

8 DPT 3 Bayi umur2 bulan 9,20%

9 Campak Bayi umur 9 bulan 8,20%

10 HB 0 Bayi umur (0-7

hari)

8,20%

11 HB 1 Bayi umur (0-7

hari)

10,00%

12 HB 2 Bayi umur (0-7

hari)

9,50%

13 HB 3 Bayi umur (0-7

hari)

9,20%

14 TT WUS 7,80%

15 TT Bumil 2,00%

d. Upaya perbaikan gizi

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan gizi masyarakat

setempat adalah dengan mengadakan penyuluhan serta konsultasi umum,

dimana puskesmas melayani penduduk yang ingin mengkonsultasikan

Page 59: Laporan Pbl Kita

tentang gizi kepada petugas puskesmas.Pelayanan ini dilakukan pada bagian

Gizi dan imunisasi.Puskesmas juga melakukan pemantauan terhadap gizi

anak terutama balita dan anak usia sekolah,seperti contoh pemantauan pada

anak yang mengalami gizi kurang. Tercatat satu kasus gizi kurang pada

tahun 2011 di wilayah Puskesmas GunungPati.

Kegiatan Pokok

1.Pemantauan status gizi bayi dan balita

2.pemantauan program garam beryodium dengan peninjauan langsung

garam-garam yang beredar di daerah GunungPati

3.Pemberian PMT dan pemulihan gizi kurang

Pelaksanaan

1.Pemberian vitamin A berwarna biru (dosis 100.000 SI) pada bayi

2.Pemberian vitamin A berwarna merah (dosis 200.000 SI) pada balita

3.Pemberian vitamin A pada ibu nifas

4.Pemberian Fe (besi) pada ibu hamil

5.Pemberian PMT pemulihan pada balita gizi buruk

Diberi saat kontrol setiap bulan atau juga kunjungan rumah dari petugas

Puskesmas atau Dinas Kesehatan

Posyandu

Tujuan Posyandu :

-Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu( ibu

hamil, melahirkan, dan nifas)

-Meningkatkan peran serta kemampuan masyarakat untuk mengembangkan

kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk

tercapainya masyarakat sehat sejahtera

Posyandu yang terdapat pada Puskesmas GunungPati berjumlah 69

Posyandu di 11 kelurahan

Page 60: Laporan Pbl Kita

Kegiatan

-Menimbang BB balita menggunakan timbangan dacin (dengan

menggunakan kain untuk tempat bayi yang belum bisa berdiri)

-Mengukur TB balita

-Pencatatan hasil BB dan TB balita dalam buku rekam medik milik

posyandu dan dipantau perkembangannya.

-Pemberian vitamin A pada bayi dan balita diberikan dibulan Febuari-

Agustus

Hambatan

Pada masalah gizi diwilayah Puskesmas GunungPati ini adalah

kurangnya kesadaran dan partisipasi orang tua terutama ibu untuk

memeriksakan mengenai status gizi anaknya di Puskesmas sehingga

terkadang petugas Puskesma lah yang harus datang berkunjung untuk

mendata penduduknya yang terkena gizi buruk atau gizi kurang.

e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

a. Malaria.

Pengobatanpenderita Malaria Klinis.

Penderita malaria (+) positifdiobati.

Penderita malaria beratdengankomplikasiditangani / dirujuk.

b. PelayananImunisasi.

Pelaksanaan imunisasi puskesmas gunungpati dilakukan

pada hari senin dan kamis.

Imunisasilengkappadabayi.

Imunisasilengka pada ibuhamil.

BIAS DT anaksekolahkelas I SD / MI.

BIAS TT anaksekolahkelas II dan III SD / MI.

Jadwal imunisasi puskesmas Gunungpati

Page 61: Laporan Pbl Kita

Jenis

vak

sin

Indikasi

Hepatitis

B

Hepatitis B dan Kerusakan Hati

Polio Polio yang dapat menyebabkan lumpuh layuh pada tungkai dan

atau lengan

DPT

Difteri yang menyebabkan penyumbatan jalan nafas batuk rejah

(batuk 100 hari )

Tetanus

CampakCampak yang dapat menyebabkan komplikasi radang paru ,

radang otak, dan kebutaan

BCG TBC (tubercolusis) yang berat

c. Kusta.

Penemuan dan pengobatantersangkapenderita.

Pemeriksaankontakpenderita.

Prevalensi

d. Diare.

Penemuankasusdiare di Puskesmas dan Kader.

Rehidrasi oral denganoralit pada kasusdiare di puskesmas dan

kader.

Ada 5 langkah yang dilakukan puskesmas gunungpati

Umur Jadwal imunisasi

0 – 7 hari

1 bulan

2 bulan

3 bulan

4 bulan

5 bulan

HBO

BCG , POLIO 1

DPT / HB 1 , POLIO 2

DPT / HB 2, POLIO 3

DPT / HB 3, POLIO 4

CAMPAK

Page 62: Laporan Pbl Kita

1. Pemberian ORALIT

2. Pemberian Zinc untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan diberikan hanya pada balita

3. Teruskan pemberian ASI

4. Pemberian antibiotik secara selektif

5. astat guna untuk memberikan penyuluhan,

misal : menggunaan oralit, manfaat dll.

e. TB Paru.

Suspek (diagnosa yang belum pasti)

Penemuan dan pengobatanpenderita TB Paru (DOTS) BTA

positif.

Penemuan dan pengobatanpenderita TB Paru (DOTS) BTA

negatif.

f. ISPA.

Penemuankasuspnemonia dan pnemonia berat oleh

puskesmas termasuk bidan desa, pustu, kader.

Jumlah kasus pnemonia dan pnemonia berat diobati standar.

Jumlah kasus pnemonia berat / dengan tanda bahaya

ditangani / dirujuk.

Diagnosa ISPA apabila terjadi Batuk >> RR (Respirasi Rate) nya

tinggi = ISPA

Balita kurang dari 2 bulan < 60

2 bulan – 1 tahun < 50

1 tahun sampai 5 tahun < 40

g. DemamBerdarah Dengue (DBD).

Penemuankasustersangka.

Rujukankasustersangkake RS.

PenyelidikanEpidemiologi (PE).

h. Pencegahan dan penanggulangan PMS dan HIV / AIDS

Penemuan / pengobatankasus PMS dan HIV / AIDS melalui

“pendekatansyndrom:”.

Pembinaanberkalapadakelompoksasaranberesiko.

Page 63: Laporan Pbl Kita

i. SistemKewaspadaanDini.

Melakukan pemantau dan análisis hasil pelaporan mingguan

penyakit menular.

f. Upaya Pengobatan

Sasaran : Seluruh masyarakat wilayah kerja Puskesmas.

Pencapaian : Mampu secara optimal memberikan pelayanan kesehatan

pada masyarakat.

Hambatan : Stok untuk obat-obatan dan reagen di laboratoriumsering

kosong.

A. Kegiatan Pokok

1. Pelayanan pengobatan umum

2. Pelayanan pengobatan gigi

3. Pelayanan konsultasi gizi

4. Kegiatan BP Umum

a. Rawat Jalan

- Pemeriksaan

- Anamnesa

- Diagnosa

- Pemberian terapi atau tindakan

- Membuat surat rujukan

- Membuat pengantar pemeriksaan laboratorium

b. Rawat Inap

Page 64: Laporan Pbl Kita
Page 65: Laporan Pbl Kita

Kegiatan di Loket

Memberi pelayanan pendaftaran untuk berobat

a) Prosedur :

- Pasien mendaftar kepada petugas puskesmas dengan

membawa kartu identitas

- Bagi pasien yang tidak membawa kartu identitas petugas

akan mencari data pasien pada simpus komputerisasi dan

kemudian petugas akan mengambil catatan medis (CM)

atau Rekam Medis.

Bentuk Rekam Medis ada 2 :

3. Berkas Keluarga (Family Folder/FF)

Merupakan kumpulan RM dari masing-masing

anggota keluarga, yang disimpan menurut nomor

urut atau huruf pertama nama kepala keluarga (KK).

Family folder ini berfungsi Mendapatkan gambaran

tentang latarbelakang keluarga mengetahui masalah-

masalah kesehatan dalam keluarga yang potensial

mempunyai hubungan dengan masalah kesehatan

yang ada pada pasien.

4. Buku Kesehatan Keluarga

Merupakan suatu RM berbentuk buku, dipakai

bersama oleh semua anggota keluarga.

- Setelah pasien selesai mendaftar oleh petugas, lalu

dibawa ke bagian pelayanan kesehatan yang akan dituju

(BP, KIA/KB pemeriksaan laboratorium).

B. Kegiatan di kamar Obat

A. Obat Berdasarkan Pengadaannya

Perencanaan Obat tiap 1 tahun sekali setiap bulan Agustus

- Obat PKD (Program Kesehatan Dasar) : obat di dropping

dari Dinas Kesehatan kota 3 bulan sekali

Page 66: Laporan Pbl Kita

- Obat ABD (Anggaran Belanja Dasar) : belanja obat

sendiri tiap 3 bulan sekalidengan mengajukan anggaran

pembelian obat kepada Dinas Kesehatan Kota.

B. Kegiatan

1. Menyiapkan obat :

Siapkan semua obat dalam rak atau meja

Obat disusun dalam rak obat sesuai abjad dan jenis

sediaan

2. Mengambil resep

3. Menyiapkan obat sesuai resep

a.) Obat Racikan

1. Puyer

Siapkan mortir, sendok, puyer, plastik, obat,

kertas puyer, kertas etiket (putih)

Siapkan obat yang akan dibuat puyer sesuai resep.

Gerus obat satu persatu mulai dari obat yang

jumlahnya sedikit.

Campur semua obat yang telah digerus sampai

homogen

Membagi serbuk bobot yang kurang lebih sama.

Bungkus puyer dengan kertas puyer dan masukan

dalam plastik obat.

Beri etiket obat sesuai dengan cara pemberian

etiket obat.

2. Sirup kering

Siapkan obat sesuai resep

Siapkan alat-alat : gelas ukur, pengaduk, air

matang, kertas etiket (putih)

Ukur air matang sesuai jumlah yang ada dalam

kemasan botol obat.

Page 67: Laporan Pbl Kita

Masukan air ke dalam botol obat yang berisi sirup

kering lalu dikocok sampai berbentuk suspensi

homogen.

Beri etiket obat sesuai cara pemberian etiket obat.

b.) Obat Jadi

1. Tablet atau kapsul

- Siapkan obat sesuai resep (perhatikan dosis dan

jumlahnya)

- Siapkan plastik obat dan kertas etiket (putih)

- Masukan obat dalam plastik obat dengan

memakai sendok plastik.

- Masing-masing obat dikemas dalam tempat

sendiri-sendiri.

- Beri etiket obat sesuai cara pemberian obat.

2. Sirup

- Siapkan obat sesuai resep perhatikan dosisnya.

- Siapkan kertas etiket (putih)

- Beri etiket obat sesuai cara pemberian obat.

3. Salep/Tetes Mata/Tetes Telinga

- Siapkan obat sesuai resep perhatikan dosisnya.

- Siapkan kertas etiket (biru)

- Beri etiket obat sesuai cara pemberian obat.

4. Pemberian Etiket Obat

Siapkan obat yang selesai dikemas.

Siapkan kertas etiket sesuai obat.

o Etiket putih untuk obat minum.

o Etiket biru untuk obat luar.

Beri nama pasien, tanggal penyerahan obat, dan cara

pemakaian obat di kertas obat.

Letakan kertas etiket pada tempat obat.

5. Menyerahkan obat dan memberikan penjelasan tentang obat

yang diberikan

Page 68: Laporan Pbl Kita

- Siapkan obat yang akan diserahkan kepada pelanggan.

- Memanggil pelanggan dan menyerahkan obat.

- Memberi informasi kepada pelanggan tentang :

o Cara Pemakaian

o Frekuensi pemberian obat

o Cara penyimpanan

C. Dokumen Terkait

1. Resep

2. Buku harian obat

3. Buku bulanan obat

4. Kartu stok obat

5. PWS (Pemantauan Wilayah Setempat)

6. LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan

Obat)

7. Buku agenda

8. Buku jumlah kunjungan resep

D. Distribusi obat

Petugas Puskesmas mengajukan permohonan obat untuk

memenuhi persediaan obat kepada DKK, kemudian DKK

memasok obat berdasarkan laporan jumlah obat yang digunakan

pada tahun sebelumnya.

a) Laboratorium

Jenis pemeriksaan yang disediakan di laboratorium

Puskemas Gunung Pati antara lain, sebagai berikut:

1. Pemeriksaan Hemoglibin pada Ibu Hamil

2. Pemeriksaan darah trombosit tersangka DBD

3. Pemeriksaan darah malaria

4. Pemeriksaan test kehamilan

5. Pemeriiksaan sputum TB

6. Pemeriksaan Urine Protein pada Ibu Hamil

b) Gudang Obat

Cara penyimpanan obat

Page 69: Laporan Pbl Kita

Cara penyimpanan antara obat dalam dengan obat luar

dipisahkan.

Pada rak paling bawah diletakkan jenis syrup, jenis ini

memiliki massa yang berat.

Pada gudang obat tidak ada cara penyimpanan khusus,

karena obat yang digunakan adalah jenis obat-obat dasar.

Suhu yang digunakan untuk penyimpanan obat adalah

suhu ruangan.

3.3. Upaya Kesehatan Pengembangan

1) Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)

Kegiatan pokok

Pelaporan meliputi harian,bulanan,triwulanan,semester, dan tahunan

Harian

setiap bagian pelayanan kesehatan seperti BP,GIZI,KIA/KB,LAB,

melaporkan banyaknya pengguna layanan kesehatan.

Mingguan

Puskesmas pembantu dan puskesmas keliling melaporkan jumlah pengguna

layanan.

Bulanan

dari laporan harian,mingguan, kemudian akan direkap dan dilaporkan ke

dinas kesehatan kota semarang.

Triwulanan

Untuk pelaporan triwulan yang dilaporkan adalahkesehatan reproduksi,TB

paru,rujukan.

Semester

Untuk pelaporan tenaga kesehatan dan sarana kesehatan.

Tahunan

Page 70: Laporan Pbl Kita

Dari semua laporan harian,mingguan,bulanan,triwulanan,semester direkap

dan digunakan untuk rencana tahun depan.

2) Upaya Kesehatan Sekolah

Kegiatan pokok

Penyuluhan di sekolah-sekolah dasar

Penataran dokter kecil

Pemeriksaan rambut, kuku, mata, telinga.

Penjaringan di sekolah-sekolah tiap tahun ajaran baru.

Hambatan

Kurangnya petugas yang ada dalam pelaksanaan program

puskesmas.

3) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

Kegiatan pokok

(a) Poli Gigi

Pencabutan gigi tetap pada orang dewasa dan gigi susu pada

anak-anak

Penambalan gigi tetap

Pembersihan karang gigi

(b) Kegiatan Lapangan

Pembinaan kesehatan gigi di posyandu

Pembinaan kesehatan gigi pada TK

Pembinaan dan bimbingan sikat gigi masal pada SD/MI

Perawatan kesehatan gigi pada SD/MI

Hambatan

Karena terbatasnya petugas di puskesmas maka hambatan utama dalam

upaya kesehatan gigi dan mulut adalah kurangnya tenaga.

4) Upaya Kesehatan Mata

Kegiatan pokok

Page 71: Laporan Pbl Kita

1. Pemeriksaan mata (visus dan refraksi)

2. Pemberian vitamin A

3. Operasi katarak muarh setiap 3 bulan sekali bekerjasama

dengan PERDAMI

Rencana kegiatan

Operasi katarak gratis yang ditujukan kepada masyarakat secara

umum

Kegiatan luar BP

1. Pemeriksaan bersama pusling

2. Pemberian vitamin A

Hambatan

Keterbatasan alat (tidak adanya alat koreksi mata, tonometry,

fundoscopy)

Untuk program operasi katarak gratis,kurang adanya sponsor.

Kerjasama Lintas Sektor

Untuk upaya operasi katarak murah bekerjasama dengan PERDAMI

Kota Semarang, bekerjasama juga dengan RS. William Botoh.

5) Upaya kesehatan Usia Lanjut

Kegiatan pokok

a. upaya promotif

Penyuluhan

Pembinaan mental

Rekreasi

b. upaya preventif

Pembinaan kelompok usia lanjut sesuai standard

Pemantauan kesehatan pada anggot kelompok usia lanjut

yang dibina sesuai standard

Senam

Page 72: Laporan Pbl Kita

Mekanisme kerja

Penyuluhan, pembinaan mental, pengukuran tinggi dan berat badan,

serta pemeriksaan tekanan darah dilaksanakan di posyandu Lansia.

Kegiatan senam dan rekreasi sesuai dengan program kerja posyandu.

Senam lansia dilakukan secara rutin setiap hari minggu, sedangkan

rekreasi dilaksanakan sesuai dengan program kerja posyandu dan

kesepaktan masyarakat.

Kerjasama Lintas Sektor

Puskesmas bekerjasama dengan posyandu dan PKK dalam upaya

kesehatan usia lanjut. Secara garis besar kegiatan ini dilaksanakan oleh

posyandu dan PKK. Kegiatan yang dilakukan pada masing-masing

posyandu dilaporkan setiap bulan kepada puskesmas.

Hambatan

Kegiatan yang diadakan posyandu untuk pembinaan lansia mengalami

kendala yaitu sulitnya para lansia untuk mengikuti kegiatan dikarenakan

keinginan untuk tetap bekerja selayaknya usia produktif, seharusnya pada

usia yang sudah tidak produktif lagi akan lebih baik apabila mereka

memfokuskan pada kesehatan dan kesejahteraan mereka. Dari pihak kader

posyandu mengalami kesulitan dalam pembagian waktu antara pelayanan

posyandu balita dan posyandu lansia.

6) Kesehatan Jiwa

Kegiatan pokok

1. Pemberdayaan kelompok masyarakat khusus dalam upaya

penemuan dini dan rujukan kasus gangguan jiwa

2. Penemuan dan penanganan kasus gangguan perilaku dan

gangguan jiwa

3. Penanganan kasus kesehatan jiwa

4. Deteksi dan penanganann kasus jiwa (gangguan jiwa, gangguan

psikosomatik, gangguan NAPZA,dll) yang datang ke puskesmas

Page 73: Laporan Pbl Kita

7) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Kegiatan pokok

Berkoordinasi dengan ibu-ibu PKK membina masyaralat untuk

pemanfaatan TABOGA (tanaman obat keluarga)

Membina dukun bayi dalam upaya pertolongan persalinan yang

bersih dan aman

Membina dan memantau pengobatan-pengobatan tradisional

(herbal) dengan indikator :

Apakah sudah mempunyai izin praktek pengobatan

tradisional dari dinas kesehatan kota semarang dan walikota

semrang?

Apakah pemberi pelayanan kesehatan sudah mengikuti

pelatihan? Bersertifikat / berijasah?

Rencana kegiatan

Mengikuti kegiatan bersamaan dengan ibu-ibu PKK dengan

memberi penyuluhan tentang pemanfaatan TABOGA, kegiatan disesuaikan

dengan jadwal kegiatan PKK.

Selama ini upaya pembinaan pengobatan tradisional tidak

mempunyai kendala dengan ibu- ibu anggota PKK sudah berjalan

dengan baik.

8) Upaya Pembinaan Kesehatan Kerja

Pembinaan pos UKK (unit kesehatan kerja)

Pos UKK menuju SIMASKER

Pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan pada pekerja di pos

UKK

9) Perawatan Kesehatan Masyarakat

Kegiatan pokok

Kegiatan asuhan keperawatan pada keluarga

Kegiatan asuhan keperawatan pada kelompok masyarakat

Pemberdayaan dalam upaya kemandirian pada keluarga lepas

Page 74: Laporan Pbl Kita

asuh

Pemberdayaan dalam upaya kemandirian pada kelompok lepas

asuh

Pembinaan kelompok khusus / panti

Pembinaan golongan resiko ibu hamil dan balita

Melakukan pembinaan wilayah yang meliputi 11 (sebelas) desa,

masing-masing dibina oleh seorang pembina wilayah, misalnya seorang

bidan menangani bumil risti (ibu hamil risiko tinggi) dan seorang mantri

menangani penyakit TB paru. Pembinaan dilakukan setiap tiga kali dalam

satu bulan, masa interval pembinaan setiap sepuluh hari atau satu minggu

yang bersamaan dengan program posyandu.

BAB IV

Page 75: Laporan Pbl Kita

PEMBAHASAN

1. Upaya Kesehatan Wajib

a. Upaya Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan dilakukan pada saat pemeriksaan kesehatan

berlangsung maupun saat pemberian obat. Upaya penyuluhan dilaksanakan

dalam bentuk kegiatan Puskesmas Keliling (PUSLING). Di samping itu

Puskesmas Gunungpati juga melaksanakan Gerakan Sayang Ibu dan Bayi

(GSIB) dan Forum Kesehatan Kelruhana Siaga (FKKS). Namum dalam

pelaksanaanya masih didapati hambatan-hambatan.

Secara garis besar pelaksanaan upaya promosi kesehatan

Puskesmas Gunungpati sudah berjalan dengan baik dan secara optimal.

b. Upaya Kesehtan Lingkungan

Upaya kesehatan lingkungan yang terdiri dari : penyehatan air

bersih, sanitasi makanan dan minuman, penyehatan tempat pembuangan

sampah, penyehatan lingkungan dan jamban keluarga, pengawasan tempat

industri, pengamatan tempat pengelola pestisida dan pengendalian vector.

Di Puskesmas Gunung Pati upaya kesehatan lingkungan di

laksanakan oleh petugas puskesmas yang bertanggung jawab dengan

program-program seperti yang telah disebutkan sesuai teori di atas. Dengan

tujuan untuk menciptakan lingkungan yang sehat serta menurunkan angka

kesakitan yang disebabkan oleh faktor lingkungan.

Pada pelaksanaan upaya kesehatan lingkungan di Puskesmas

Gunung Pati masih mempunyai hambatan-hambatan seperti : belum adanya

Tim Epidemolog dan Tim Etimolog.

d. Upaya perbaikan gizi

Page 76: Laporan Pbl Kita

Pembahasan pada upaya perbaikan gizi masyarakat, pada hakekatnya

mengamati masalah gizi yang menghadapi kelompok masyarakat tertentu

secara epidemiologis, secara lingkungan termasuk kependudukan, secara

perilaku, dan sistem pelayanan kesehatan yang berupaya

menanggulanginya.

Pada Puskesmas Gunung Pati sudah melaksanakan upaya dengan

baik, namun pada tahun 2011 terdapat satu kasus gizi buruk. Upaya

perbaikan gizi dilakukan dengan memberikan PMT kepada anak-anak.

Hambatan yang ditemui oleh petugas Gizi di Puskesmas GunungPati ini

adalah kurangnya kesadaran dan masyarakat untuk memeriksakan mengenai

status gizi anaknya di Puskesmas sehingga terkadang petugas Puskesma lah

yang harus datang berkunjung untuk mendata penduduknya yang terkena

gizi buruk atau gizi kurang.

Dalam pelaksanaan kegiatannya sudah cukup baik contohnya seperti

dalam menangani gizi buruk, Puskesmas mendata kemudian menangani

pasien sesuai dengan prosedur yang ada.

e. Upaya pemberatasan dan pencegahan penyakit menular

Yang berpengaruh dalam upaya pemberantasan dan pencegahan penyakit menular umumnya berupa faktor lingkungan (fisik , biologik, sosial – budaya ) dan perilaku serta pola hidup masyarakat terbesut yang memegang peran utama dalam penularan penyakit menular, disamping juga pelayanan program yang belum menjangkau masyarakat yang membutuhkan.

Pada wilayah kerja puskesmas gunung pati pada saat ini telah mengalami penurunan jumlah penyakit menular KLB DBD terbukti pada tahun 2010 terjadi 102 kasus DBD dan tahun 2011 16 kasus DBD sedang pada tahun 2012 terhitung pertanggal 1 -26 januari di temukan 1 kasus DBD, dan petugas Puskesmas Gunung Pati menanggulanginya dengan kegiatan – kegiatan seperti : PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) , PE (Penyelidikan Epidemiologi) dan PJB (Pemberantasan Jentik Berkala) serta memberikan edukasi kepada warga.

f. Upaya Pengobatan

Page 77: Laporan Pbl Kita

Sesuai dengan teori yang kami dapatkan dalam pembekalan, upaya

pengobatan meliputi :

- Melakukan pemeriksaan

- Memberikan pengobatan kepada pasien

- Membuat surat rujukan ke RS

Sesuai dengan yang di lapangan meliputi :

Kegiatan BP Umum

o Pemeriksaan pasien umum

o Melakukan tindakan

o Membuat surat rujukan ke RS

o Membuat pengantar pemeriksaan laboratorium

Kegiatan BP Gigi

o Pemeriksaan pasien gigi

o Membuat surat rujukan ke RS

BAB V

Page 78: Laporan Pbl Kita

PENUTUP

A. Kesimpulan

       Selama melaksanakan Praktek Belajar Lapangan di Puskesmas

Gunungpati

dapat diamati bahwa program yang terlaksana di Puskesmas Gunungpati

meliputi Upaya Kesehatan Wajib berupa Upaya Promosi Kesehatan,Upaya

Kesehatan Lingkungan,Upaya Kesehatan Ibu dan Anak/KB,Upaya

Perbaikan

Gizi,Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.Sedangkan

Upaya Kesehatan Pengembangan berupa Upaya Kesehatan Sekolah,Sistem

Informasi Managemen Puskesmas,Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut,Upaya

Kesehatan Mata,Upaya Kesehatan Usia Lanjut,Upaya Kesehatan

Jiwa,Upaya

Pembinaan Pengobatan Tradisional,Upaya Kesehatan Kerja,Upaya

Perawatan

Kessehatan Masyarakat.Adapun hambatan yang ditemukan pada

pelaksanaan

program Upaya Kesehatan di Puskesmas Gunumgpati adalah faktor

geografis,kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan,serta

kurangnya tenaga medis.

B. Saran

- Peningkatan Promosi Kesehatan

- Meningkatkan kerjasama lintas sektor dan lintas program

- Penembahan tenaga medis di Puskesmas Gunungpati

Page 79: Laporan Pbl Kita