laporan ortho ayuk

34
LAPORAN KEPANITERAAN PERAWATAN ORTHODONSIA NO. MODEL : 029181/P22/260315 Nama Pasien : Tyas Ayu Puspa Dewi Nama Operator : Sofia Zaematul Arifah, S.KG Pembimbing : drg. Bayu Ananda Paryontri, Sp.Ort MODUL MALOKLUSI

Upload: shofia-moeh

Post on 01-Feb-2016

159 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

orthodonti

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Ortho Ayuk

LAPORAN KEPANITERAANPERAWATAN ORTHODONSIA

NO. MODEL : 029181/P22/260315

Nama Pasien : Tyas Ayu Puspa DewiNama Operator : Sofia Zaematul Arifah, S.KGPembimbing : drg. Bayu Ananda Paryontri, Sp.Ort

MODUL MALOKLUSI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA2015

Page 2: Laporan Ortho Ayuk

No. Model : 029181/P22/260315

Drg/Operator : Sofia Zaematul Arifah

Nama : Tyas Ayu Puspa DewiAlamat : Jl Anggrek No. 213 Rt 01/05 Bangsri Jepara JatengTelp/HP : 087833999765

DATA PASIEN1. Tempat/tanggal lahir : Jepara, 21 Agustus 1992 2. Umur : 22 tahun3. Jenis Kelamin : Perempuan4. Pekerjaan : Mahasiswa5. Agama : Islam6. Suku : Jawa7. Nama Ayah : Heroe Eko Soelistijanto Suku: Jawa Usia: 46 tahun8. Nama Ibu : Hikmah Suku: Melayu Usia: 49 tahun9. Pekerjaan Orang Tua : Karyawan10. Alamat Orang Tua : Jl Anggrek No. 213 Rt 01/05 Bangsri Jepara Jateng11. Telp : 081345204031

Tanggal Pendaftaran : 16 Maret 2015

Tanggal Pencetakan : 26 Maret 2015

DATA MEDIK UMUM1. Golongan Darah : A2. Penyakit Jantung : tidak ada3. Diabetes : tidak ada4. Haemophilia : tidak ada5. Hepatitis : tidak ada6. Penyakit lainnya : tidak ada7. Alergi terhadap obat : tidak ada8. Alergi terhadap makanan : tidak ada

1

Page 3: Laporan Ortho Ayuk

ANAMNESIS

Keluhan Utama:Pasien datang dengan kemauan sendiri untuk merapikan giginya yang kurang rapi dan ada gigi atas yang renggang.

Riwayat Perjalanan Penyakit:Pasien belum pernah dilakukan perawatan orthodonti lepasan. Pasien merasa giginya kurang rapi sejak 5 tahun yang lalu terutama bagian depan sehingga megganggu penampilan. Selain itu makanan juga sering terselip karena terdapat space pada rahang atasnya.

Riwayat Kesehatan Oral:Pasien terakhir kali datang ke dokter gigi dua minggu yang lalu untuk dilakukan pembersihan karang gigi.

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi:a. Gigi Decidui

Belum pernah datang ke dokter gigi, gigi susunya yang goyang lepas sendiri. b. Gigi Bercampur

Pasien mengaku giginya tumbuh dengan normal dan belum pernah ke dokter gigi. Tidak pernah mengalami sundulan.

c. Gigi PermanenGigi pasien rahang atas tumbuh renggang sedangkan rahang bawah bagian depan terdapat malposisi.

Kebiasaan jelek yang berkaitan dengan keluhan pasien:Pasien tidak memiliki kebiasaan jelek yang berkaitan dengan keluhan pasien.

Riwayat Kesehatan Keluarga:o Ayah : Rahang berukuran besar, susunan gigi renggango Ibu : Rahang berukuran sedang, susunan gigi kurang rapi terutama pada

bagian depan rahang bawah. o Adik (P/ 17 th) : Rahang berukuran sedang, susunan gigi kurang rapi terutama pada

bagian depan rahang bawah dan rahang atas. Riwayat Kehidupan Pribadi/Sosial:

Pasien merupakan seorang mahasiswa semester akhir di jurusan PBI UMY.

Riwayat Kesehatan Umum:Pasien tidak pernah dirawat di Rumah sakit. Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan dan obat-obatan. Saat ini pasien tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan.

2

Page 4: Laporan Ortho Ayuk

PEMERIKSAAN FISIK Vital Sign

Tekanan Darah : 115/75 mmHg (normal) Nadi : 75 x/menit Pernapasan : 18 x/menit Suhu : Afebris Berat Badan : 50 kg Tinggi Badan : 154 cm

Pemeriksaan Ekstra Oral:(Kepala/muka, kulit, mata, hidung, bibir, telinga, muskulus skeletal, sistem pengunyahan, kelenjar ludah dan limfe)Kepala :Indeks Kepala = Lebar Kepala x 100 = 15_ x 100 = 85,7

Panjang Kepala 17,5Bentuk Kepala : BrakisefaliMuka:Indeks Muka = Jarak N - Gn x 100 = 13,5 x 100 = 81,8

Lebar Bizygomatik 16,5Bentuk Muka : Euriprosop

Profil Muka: Cembung/Konvex Garis Simon (Bidang Orbital): Posisi rahang terhadap bidang orbital/garis simon

Rahang atas : Kanan : 1/3 distal caninus (normal)Kiri : 1/3 distal Caninus (normal)Rahang bawah : Kanan : Diantara gigi Caninus dan Premolar 1 (normal)Kiri : 1/3 mesial Premolar 1 (protusif)

Sendi Temporomandibular (TMJ) : Normal Tonus Otot Mastikasi : Normal Tonus Otot Bibir : Normal Bibir Posisi Istirahat : Normal Free Way Space : 56,3 mm – 52,3 mm = 4 mm

Fasial Neuromuscular K. Ludah K. Limfe Tl.Rahang TMJDeformitas TAK TAK TAK TAK TAK TAK

Nyeri TAK TAK TAK TAK TAK TAKTumor TAK TAK TAK TAK TAK TAK

Gangguan Fungsi

TAK TAK TAK TAK TAK TAK

Deskripsi lesi/kelainan yang ditemukan:(berikan ciri-ciri dan letak lesi, serta deferensial diagnosisnya)Tidak ada kelainan

3

Page 5: Laporan Ortho Ayuk

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Rongga Mulut (Intra Oral)

PETA MUKOSA DAN JARINGAN LUNAK:(Mukosa bibir, pipi, dasar mulut, lidah, gingiva, palatum, orofaring)

Diskripsi lesi / kelainan yang ditemukan:(Berikan ciri-ciri dan letak lesi serta Diferensial Diagnosisnya)1,2,3,4.Terdapat garis irregular dari sudut mulut sampai setinggi jajaran oklusal gigi M2

kanan dan kiri, sewarna mukosa, tidak sakit, konsistensi kenyal.Dx. Cheek bitting

36,37. Terdapat benjolan didaerah dasar mulut diameter 1 cm bilateral. Tidak sakit, konsistensi keras.

Dx. Torus mandibula

4

Page 6: Laporan Ortho Ayuk

ODONTOGRAM

Malposisi Gigi Individual :

18: Un Erupted | 28: Un Erupted

17: Normal | 27: Normal

16: Normal | 26: Normal

15[55] : Mesiopalatotorsiversi | 25[65] : Normal

14[54] : Normal | 24[64] : Normal

13[53] : Normal | 23[63] : Distolabiotorsiversi

12[52] : Distopalatotorsiversi | 22[62] : Distopalatotorsiversi

11[51] : Distolabiotorsiversi | 21[61] :Distolabiotorsiversi

41[81] : Mesiolinguotorsiversi | 31[71] : Mesiolinguotorsiversi

42[82] : Mesiolabiotorsiversi | 32[72] :Normal

43[83] : Distolabiotorsiversi | 33[73] : Labioversi

44[84] : Normal | 34[74] : Normal

45[85] : Normal | 35[75] : Normal

46 : Normal | 36 : Normal

47 : Normal | 37 : Normal

48 :Un Erupted | 38 : Un Erupted

5

UE

UEUE

UE

Page 7: Laporan Ortho Ayuk

Torus palatinus : tidak adaTorus mandibularis : sedangPalatum : sedangSupernumerary teeth : tidak adaDiastema : ada, diantara gigi 12 dan 13 dan diantara gigi 22 dan 23 (0,5 mm)Gigi anomali : tidak adaGigi Tiruan : tidak adaOral Hygiene : baik

Relasi Gigi-Gigi pada Oklusi Sentrik:ANTERIOR : Overjet : 4 mm (gigi 11 dan 41) Overbite : 4,6 mm (gigi 11 dan 41)

Palatal bite : Tidak adaDeep bite : AdaOpen bite : Tidak adaEdge to edge bite : Tidak adaCross bite : Ada (33 terhadap 22 dan 23)

POSTERIORCross bite : Tidak adaOpen bite : Tidak adaScissor bite : Tidak adaCup to Cup bite : Tidak ada

Relasi Molar Pertama Kanan : Klas I AngleRelasi Molar Pertama Kiri : Klas I AngleRelasi Kaninus Kanan : Klas I AngleRelasi Kaninus Kiri : Klas I AngleGaris Tengah rahang bawah terhadap rahang atas : segarisGaris Interinsisivi sentral terhadap garis tengah wajah: Segaris

6

Page 8: Laporan Ortho Ayuk

ANALISIS FOTO MUKA

Tampak depan Tampak depan senyum

Bentuk Muka: Euriprosop Garis Interinsisivi sentral terhadap garis tengah wajah: Segaris

Tampak samping

Profil Muka: Cembung/Convex

7

Page 9: Laporan Ortho Ayuk

Garis Tengah rahang bawah terhadap rahang atas : segaris

Relasi molar pertama kanan : Kelas I angle (tonjol mesiobukal M1 rahang atas berada di bucal groove M1 bawah)

Relasi kaninus kanan : Kelas I angle (tonjol kaninus rahang atas berada di interdental kaninus dan P1 rahang bawah)

Relasi molar pertama kiri : Kelas I angle (tonjol mesiobukal M1 rahang atas berada di bucal groove M1 bawah)

Relasi kaninus kiri : Kelas I angle (tonjol kaninus rahang atas berada di interdental kaninus dan P1 rahang bawah)

8

Page 10: Laporan Ortho Ayuk

SKEMA GIGI-GIGI DARI OKLUSAL

Rahang Atas Rahang Bawah

ANALISIS MODEL STUDI

Bentuk Lengkung Gigi: Rahang Atas : ParabolaRahang Bawah : Trapezoid

9

Page 11: Laporan Ortho Ayuk

Lebar Mesiodistal Gigi-gigi (mm)RAHANG ATAS RAHANG BAWAHGigi Kanan Kiri Normal Ket. Gigi Kanan Kiri Normal Ket.1 7,9 8,3 7.40 – 9.75 N 1 5,9 5,8 4.97 – 6.60 N2 7,0 7,1 6.05 – 8.10 N 2 6,3 6,0 5.45 – 6.85 N3 8,0 8,0 7.05 – 9.32 N 3 7,1 7,4 6.15 – 8.15 N

4 7,5 7,8 6.75 – 9.00 N 4 7,8 7,7 6.35 – 8.75 N5 7,3 7,1 6.00 – 8.10 N 5 7,3 7,4 6.80 – 9.55 N6 10,5 10,2 9.95 – 12.10 N 6 10,8 10,9 10.62 – 13.05 N7 9,8 9,8 8.75 – 10.87 N 7 10,1 10,4 8.90 – 11.37 N

Kesimpulan :1. Lebar mesiodistal gigi-gigi rahang atas berukuran normal.2. Lebar mesiodistal gigi-gigi rahang bawah berukuran normal.3. M3 rahang bawah kiri dan kanan unerupted4. M3 rahang atas kanan dan kiri unerupted.

PERHITUNGAN-PERHITUNGAN Metode Pont

Jumlah lebar Mesiodistal 2 1 1 2 : 30,3 mmJarak P1-P1 pengukuran : 38,6 mmJarak P1-P1 perhitungan : I x 100 = 37,8 mm Diskrepansi: + 0,8 mm

80Jarak M1-M1 pengukuran : 46,3 mmJarak M1-M1 perhitungan : I x 100 = 47,3 mm Diskrepansi: - 1 mm

64Keterangan: Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi inter P1 adalah distraksi 0,8 mm, pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi inter M1 adalah kontraksi 1 mm.

Metode KorkhausTabel Korkhaus : 17,8 mmJarak I – (P1 - P1) pengukuran : 15,9 mm Diskrepansi: -1,9 mmKeterangan: Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anterior adalah retraksi sebesar 1,9 mm.

Metode HowesJarak lebar mesiodistal M1- M1 : 96,7 mmJarak P1- P1 (tonjol) : 44,60 mm Indeks P: Jarak P1 – P1 x 100%

md M1 – M1

= 44,60 x 100% 96,7= 46,1 %

Lengkung gigi cukup untuk menampung gigi-gigi ke dalam lengkung ideal karena indeks P > 43%

10

Page 12: Laporan Ortho Ayuk

Jarak interfossa canina : 46,4 mm Indeks FC: Jarak FC x 100% md M1 – M1

= 46,4 x 100% 96,7 = 47,90%

Keterangan:Lengkung basal cukup untuk menampung gigi-gigi dalam lengkung ideal dan stabil karena indeks FC>44%.Karena indeks fossa canina > indeks premolar, maka indikasi ekspansi.

Metode Thompson Brodie : Jarak N-SNA : 48,7 mmJarak N-Me: 100 xN-SNA

43: 43x48,7

100 :113,2 mm

Hasil : deep bite terkoreksi sedangkan malam di regio posterior masih tebal. Kesimpulan : deep bite terjadi karena infraoklusi gigi posterior.

11

Page 13: Laporan Ortho Ayuk

Determinasi Lengkung Gigi:

Hasil penapakan

Lengkung gigi disusun dalam lengkung ideal

Rahang Atas:

Anterior : mengikuti lengkung mesial 21

Posterior : tetap

Maka terdapat

Kanan : cukup ruang

Kiri : kelebihan ruang 0,2 mm

Rahang Bawah:

Anterior : mengikuti lengkung distal 31

Posterior : tetap

Maka terdapat

Kanan : kekurangan ruang 1,8 mm

Kiri : kekurangan ruang 1,9 mm

Overjet awal : 4 mm (gigi 11 dan 41)

Overjet akhir : 2,5 mm (gigi 11 dan 41)

12

Page 14: Laporan Ortho Ayuk

Penapakan lengkung ekspansi lateral RA dan RB

Lengkung gigi disusun dalam lengkung ekspansi lateral

Rahang Atas:

Ekspansi lateral sebesar

Maka terdapat

Kanan : kelebihan ruang 2,2 mm

Kiri : kelebihan ruang 2,4 mm

Rahang Bawah:

Maka terdapat

Kanan : cukup ruang

Kiri : kelebihan ruang 0,5 mm

Overjet awal : 2,5 mm (gigi 11 dan 41)

Overjet akhir : 2,5 mm (gigi 11 dan 41)

13

Page 15: Laporan Ortho Ayuk

PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK/LABORATORIUM

M3 kanan dan kiri rahang bawah uneruptedM3 rahang atas kanan dan kiri unerupted.

DIAGNOSIS

Maloklusi Klas I AngleRahang Atas: Rahang Bawah:11 : Distolabiotorsiversi 31 : Mesiolinguotorsiversi15 : Mesiopalatotorsiversi 33 : Labioversi12 : Distopalatotorsiversi 41 : Mesiolinguotorsiversi21 : Distolabiotorsiversi 42 : Mesiolabiotorsiversi22 : Distopalatotorsiversi 43 : Distolabiotorsiversi23 : Distolabiotorsiversi

Malrelasi:Cross bite : 33 terhadap 22 dan 23

14

Page 16: Laporan Ortho Ayuk

ANALISIS ETIOLOGI MALPOSISI DAN MALOKLUSI

Rahang Atas:11 : Distolabiotorsiversi, kemungkinan karena saat periode gigi permanen tumbuh, rahang kekurangan ruang untuk erupsi gigi.12 : Distopalatotorsiversi, kemungkinan karena saat periode gigi permanen tumbuh, rahang kekurangan ruang untuk erupsi gigi.15 : Mesiopalatotorsiversi, kemungkinan karena tidak adanya lee way space saat periode gigi bercampur 21 : Distopalatotorsiversi, kemungkinan karena gigi permanen masih jauh namun gigi desidui sudah dicabut (prematur loss)22 : Distopalatotorsiversi, kemungkinan karena gigi permanen masih jauh namun gigi desidui sudah dicabut (prematur loss)23 : distolabiotorsiversi, kemungkinan karena tidak adanya lee way space saat periode gigi bercampur

Rahang Bawah:31 : Mesiolinguotorsiversi, kemungkinan karena saat periode gigi permanen tumbuh, rahang kekurangan ruang untuk erupsi gigi.33 : Labioversi, kemungkinan karena tidak adanya lee way space saat periode gigi bercampur 41 : Mesiolinguotorsiversi, kemungkinan karena gigi decidui karies42 : Mesiolabiotorsiversi, kemungkinan karena saat periode gigi permanen tumbuh, rahang kekurangan ruang untuk erupsi gigi.43 : Distolabiotorsiversi, kemungkinan karena saat periode gigi permanen tumbuh, rahang kekurangan ruang untuk erupsi gigi.

15

Page 17: Laporan Ortho Ayuk

RENCANA PERAWATAN

1. Mencari ruanga. Untuk Rahang Atas

Berdasarkan perhitungan metode pont dan korkhaus, pertumbuhan lengkung gigi ke arah lateral inter P1 mengalami distraksi 0,8 mm dan inter M1 mengalami kontraksi sebesar 1 mm, sedangkan pertumbuhan ke arah anterior mengalami retraksi sebesar 1,9 mm. Berdasarkan perhitungan metode howes didapatkan bahwa indeks fossa canina > indeks premolar, maka merupakan indikasi ekspansi.

Pada rahang atas, dilakakukan ekspan sebesar 0,7 mm kanan kiri. Untuk mengkoreksi malposisi gigi individual dilakukan peletakan finger spring pada gigi 13 dan 23 bagian distal.

b. Untuk Rahang BawahPada rahang bawah, terdapat kekurangan ruang sebesar – 1,8 mm pada sisi kanan

dan – 1,9 mm pada sisi kiri. Pencarian ruang dilakukan dengan ekspansi 0,7 mm kanan dan kiri. Setelah diekspan didapatkan kekurangan ruang 0,5 mm pada sisi kanan sehingga dilakukan penggrindingan 0,25 mm pada mesial distal gigi 43. Untuk mengkoreksi malposisi gigi individual dilakukan peletakan simple spring pada gigi 31 dan 41.

2. Koreksi malposisi gigi individualRahang Atas :Tahap 1Plat ekspan untuk rahang atas dilengkapi dengan :

Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24 dengan stainless wire Φ 0,7 mm Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless wire Φ 0,7 mm Skrup ekspan lateral Basis plat rahang atas

Tahap 2Plat aktif untuk rahang atas dilengkapi dengan :

Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24 dengan stainless wire Φ 0,7 mm Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless wire Φ 0,7 mm Finger spring gigi 13 dan 23 dengan stainless wire Φ 0,6 mm Basis plat rahang atas

Rahang Bawah:Tahap 1Plat ekspan untuk rahang bawah dilengkapi dengan :

Labial arch dengan U loop pada gigi 34 dan 44 dengan stainless wire Φ 0,7 mm Adam klamer diletakkan pada gigi 36 dan 46 dengan stainless wire Φ 0,7 mm Skrup ekspan lateral Basis plat rahang bawah

Tahap 2Plat aktif untuk rahang bawah dilengkapi dengan :

Labial arch dengan U loop pada gigi 34 dan 44 dengan stainless wire Φ 0,7 mm Adam klamer diletakkan pada gigi 36 dan 46 dengan stainless wire Φ 0,7 mm Simple spring diletakkan pada gigi 31 dan 41 dengan stainless wire Φ 0,6 mm Basis plat rahang bawah

Jalannya perawatan:

16

Page 18: Laporan Ortho Ayuk

Rahang atas:Tahap 1

Pada minggu pertama alat belum diaktifkan untuk adaptasi alat dan jaringan lunak rongga mulut

Pengaktifan skrup ekspansi 2 kali seperempat putaran (0,4mm) tiap kontrol.Tahap 2

Pengaktifan finger spring pada gigi 13 dan 23 Pengaktifan labal arch dengan cara mengecilkan U loop Pengurangan verkeilung selektif.

Rahang bawah: Tahap 1

Pada minggu pertama alat belum diaktifkan untuk adaptasi alat dan jaringan lunak rongga mulut

Pengaktifan skrup ekspansi 2 kali seperempat putaran (0,4mm) tiap kontrol.Tahap 2

Selektif grinding pada sisi mesial distal gigi 43 sebesar 0,25 mm Pengaktifan simple spring dengan cara melebarkan loop pada sisi mesial gigi 31 dan 41

kearah lengkung ideal. Pengaktifan labial arch dengan cara mengecilkan U loop pada labial arch untuk koreksi

malposisi gigi 33. Pengurangan verkeilung selektif.

3. Penyesuaian oklusiPengaturan malposisi gigi akan mengubah keseimbangan oklusi, sehingga dapat

menyebabkan traumatik oklusi. Maka dari itu, diperlukan penyesuaian oklusi. Penyesuaian oklusi dilakukan setelah pengaturan gigi-gigi individual dan lengkung gigi dan bertujuan untuk menghilangkan traumatik oklusi.

Penyesuaian oklusi dilakukan dengan cara: Pasien menggigit kertas artikulasi (articulating paper) pada posisi sentrik dalam

keadaan berfungsi atau mengunyah. Cek tonjol oklusal dan incisal gigi yang berwarna (warna dari articulating paper),

bagian tersebut menandakan terjadi traumatik oklusi. Bagian tersebut digrinding dengan finishing bur dan dicek berulang-ulang sampai

warna seimbang pada semua tonjol oklusal dan tepi incisal gigi. Dilakukan polishing menggunakan enhance.

4. Pemasangan RetainerPemakaian retainer bertujuan untuk mempertahankan gigi-gigi dan lengkung gigi yang

telah dikoreksi dan menunggu terjadinya proses aposisi tulang alveolar di sekitar gigi, sehingga gigi menjadi kokoh kembali dan perawatan tidak relaps.

Untuk mempertahankan posisi gigi-gigi setelah dirawat ortodontik, digunakan Hawley retainer yang terdiri dari: Plat dasar dengan verkeilung pada semua gigi Klamer adam menggunakan stainless wire 0,7 mm Labial arch menggunakan stailess wire 0,7 mm dipasang dalam keadaan pasif

17

Page 19: Laporan Ortho Ayuk

Instruksi yang diberikan pada pemakaian retainer adalah: Retainer dipakai siang dan malam (waktu tidur dipakai, hanya dilepas pada saat sikat

gigi) selama tiga bulan pertama. Kontrol tiap bulan sekali untuk mengetahui derajat mobilitas atau kegoyahan gigi yang telah dikoreksi.

Jika selama tiga bulan pertama masih terdapat kegoyahan gigi, maka pemakaian dengan cara yang sama diperpanjang tiga bulan lagi. Di cek apakah setiap pemakaian kembali alat terasa sesak atau tidak. Kontrol dilakukan setiap bulan sekali.

Jika setelah tiga bulan kedua alat masih terasa sesak jika dipakai kembali, maka pemakaian diteruskan selama tiga bulan ketiga dengan kontrol tiap bulan sekali. Jika alat sudah tidak sesak saat dipakai, alat dipakai pada malam hari dan selalu dicek oleh pasien apakah selama pemakaian kembali terasa sesak atau tidak, kontrol dilakukan tiap bulan sekali.

Jika bulan ketiga alat sudah tidak sesak pada saat digunakan, maka retainer dihentikan, kontrol tiga bulan berikutnya untuk pemeriksaan terakhir. Jika masih dicurigai ada kemungkinan relaps, sebaiknya retainer tetap dipakai pada malam hari selama tiga bulan dengan kontrol tiap bulan sekali.

18

Page 20: Laporan Ortho Ayuk

GAMBAR ALAT

Rahang AtasTahap 1

Plat aktif RA dilengkapi dengan:1. Labial arch dengan stainless wire

0,7 mm

2. Adam klamer dengan stainless wire

0,7 mm

3. Skrup Ekspansi

4. Plat Akrilik

Rahang AtasTahap 2

Plat aktif RA dilengkapi dengan:1. Labial arch dengan stainless wire

0,7 mm

2. Adam klamer dengan stainless wire

0,7 mm

3. Finger spring dengan stainless wire

0,6 mm

4. Plat Akrilik

19

Page 21: Laporan Ortho Ayuk

Rahang BawahTahap 1

Plat aktif RB dilengkapi dengan:1. Labial arch dengan stainless wire

0,7 mm

2. Adam klamer dengan stainless wire

0,7 mm

3. Skrup Ekspansi

4. Plat Akrilik

Rahang BawahTahap 2

Plat aktif RB dilengkapi dengan:1. Labial arch dengan stainless wire

0,7 mm

2. Adam klamer dengan stainless wire

0,7 mm

3. Simple spring dengan stainless wire

0,6 mm

4. Plat Akrilik

Retainer Rahang Atas

20

Page 22: Laporan Ortho Ayuk

Retainer Rahang Atas dilengkapi dengan:

1.

Labial

arch

dengan

stainless wire 0,7 mm

2. Adam klamer dengan stainless wire 0,7mm

3. Plat Akrilik

Retainer Rahang Bawah

Retainer Rahang Atas dilengkapi dengan:

1. Labial arch dengan stainless wire 0,7 mm

2. Adam klamer dengan stainless wire 0,7mm

3. Plat Akrilik

21

Page 23: Laporan Ortho Ayuk

22

Page 24: Laporan Ortho Ayuk

PROGNOSIS

Hasil perawatan diharapkan baik mengingat motivasi pasien yang besar untuk dirawat

giginya, jaringan pendukung yang baik dan sehat, usia pasien masih muda, kooperatif dan

komunikatif, serta keadaan sosial dan ekonomi pasien yang mendukung.

Yogyakarta, Mei 2015

Operator Pembimbing

Sofia Zaematul Arifah drg. Bayu Ananda Paryontri Sp. Ort

23