fraktur antebrachii ortho

33
I. Identitas pasien Nama : An. F Usia : 10 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Alamat : Kasepuhan Pekerjaan : Pelajar Suku : Jawa Tanggal Masuk RS : 01 Desember 2012 II. Anamnesis Keluhan utama : nyeri lengan kiri bawah Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang ke RSUD Gunung Jati pada tanggal 01 Desember 2012 setelah jatuh dari pohon setinggi ± 2 meter. Pasien mengeluh nyeri pada lengan bawah kiri setelah jatuh dari pohon. Pasien terjatuh dengan posisi tangan kiri menopang badan. Setelah kejadian tersebut orang tua pasien langsung dibawa ke rumah sakit karena tampak tangan kiri bagian bawahnya sedikit bengkok. Di IGD Rumah Sakit tangan kiri pasien dibalut. Pasien sadar dan dapat mengingat kejadian dengan baik. Tidak ada riwayat perdarahan yang keluar dari hidung maupun telinga. Pasien juga tidak mengalami mual dan muntah. Pasien merasa nyeri jika menggerakkan lengan kirinya. 1

Upload: candra-bayu

Post on 10-Aug-2015

762 views

Category:

Documents


32 download

DESCRIPTION

fraktur

TRANSCRIPT

Page 1: Fraktur Antebrachii Ortho

I. Identitas pasien

Nama : An. F

Usia : 10 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Kasepuhan

Pekerjaan : Pelajar

Suku : Jawa

Tanggal Masuk RS : 01 Desember 2012

II. Anamnesis

Keluhan utama : nyeri lengan kiri bawah

Riwayat penyakit sekarang :

Pasien datang ke RSUD Gunung Jati pada tanggal 01 Desember 2012 setelah jatuh

dari pohon setinggi ± 2 meter. Pasien mengeluh nyeri pada lengan bawah kiri setelah jatuh

dari pohon. Pasien terjatuh dengan posisi tangan kiri menopang badan. Setelah kejadian

tersebut orang tua pasien langsung dibawa ke rumah sakit karena tampak tangan kiri bagian

bawahnya sedikit bengkok. Di IGD Rumah Sakit tangan kiri pasien dibalut.

Pasien sadar dan dapat mengingat kejadian dengan baik. Tidak ada riwayat

perdarahan yang keluar dari hidung maupun telinga. Pasien juga tidak mengalami mual dan

muntah. Pasien merasa nyeri jika menggerakkan lengan kirinya.

III. Pemeriksaan fisik

3.1 Status generalis

Kesadaran : compos mentis, GCS 15 (E4V5M6)

a. Tanda vital

- Tekanan darah : 90/70 mmHg

- Nadi : 88 x/menit

1

Page 2: Fraktur Antebrachii Ortho

- Respirasi : 20 x/menit

- Suhu : 36,4º C

- Berat Badan : 25 kg

b. Kepala

Normocephal

Tidak tampak jejas, hematum dan perlukaan

c. Mata

- Konjungtiva : tidak ada hemaom dan tidak anemis

- Pelpebra : tidak ada edema

- Pupil : bulat, isokori, 3mm

- Refleks cahaya : langsung +/+, tidak langsung +/+

d. Hidung

Tidak tampak perdarahan aktif

e. Bibir

Tidak tampak sianosis dan kering

f. Lidah

Tidak tampak deviasi, berwarna merah

g. Leher

Dalam batas normal

h. Thorax

- Inspeksi

Dinding dada simetris dalam keadaan statis dan dinamis

Tidak tampak jejas

2

Page 3: Fraktur Antebrachii Ortho

- Palpasi

Tidak ada nyeri tekan maupun nyeri lepas di kedua hemithoraks

Fremitos taktil dan vocal baik

- Perkusi

Terdengar sonor di kedua lapang paru

- Auskultasi

Bunyi jantung I/II reguler, tidak terdapat bunyi jantung tambahan

Terdengar vesikuler dan Rhonki di kedua lapang paru.

i. Abdomen

- Inspeksi

tampak datar, simetris, tidak ada jejas dan perlukaan

- Auskultasi

Bising usus positif

- Perkusi

Terdengar timpani di keempat kuadran abdomen

- Palpasi

Tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan maupun nyeri lepas

j. Ekstremitas

Akral hangat, tidak sianosis. Terdapat edema e/r carpal sinistra dan antebrachii

sinistra.

3

Page 4: Fraktur Antebrachii Ortho

3.2 Status lokalis

Regio antebrachii sinistra

Look :

Tampak ada deformitas pada 1/3 medial ke arah anterior

Warna kulit sama dengan daerah lainnya, tidak terdapat perlukaan, tampak edema e/r carpal

sinistra dan antebrachii sinistra

Feel :

Teraba nyeri tekan pada 1/3 medial, arteri radialis teraba (+).

Move :

Gerakan pronasi dan supinasi terbatas dan terasa nyeri.

Gerakan fleksi dan ekstensi terbatas dan terasa nyeri.

Jari dapat bergerak bebas

IV. Pemeriksaan penunjang

Foto rontgen regio antebrachii sinistra AP/L tanggal 01 desember 2012

4

Page 5: Fraktur Antebrachii Ortho

Foto Antero-posterior:

Tampak diskontinuitas tulang pada os radius sinistra 1/3 distal transverse displace

fragmen proksimal bergeser ke medial

Tidak tampak kerusakan jaringan lunak

Foto Lateral

Tampak diskontinuitas tulang pada os radius sinistra 1/3 distal transverse diplace

fragmen proksimal bergeser ke anterior

Tidak tampak kerusakan jaringan lunak

V. Resume

Pasien laki-laki berusia 10 tahun datang setelah jatuh dari pohon setinggi ± 2 meter.

Pasien dapat mengingat kejadian . Pasien jatuh dengan posisi tangan kiri menopang badan.

Pada pemeriksaan fisik status lokalis e/r antebrachii sinistra 1/3 distal tampak

deformitas ke arah anterior, teraba nyeri,arteri radialis dapat teraba , pergerakan gerakan

pronasi dan supinasi terbatas dan terasa nyeri,gerakan fleksi dan ekstensi terbatas dan terasa

nyeri.

Pada pemeriksaan penunjang foto rontgen regio antebrachii dextra tampak

diskontinuitas os radius 1/3 distal fragmen proksimal bergeser ke medio-anterior.

VII. Diagnosis kerja

Fraktur tertutup Os. Radius sinitra 1/3 distal fragmen proksimal bergeser ke antero-medial.

VIII. Rencana penatalaksanaan

Medikamentosa :

• IVFD RL 20 gtt/menit

• Analgetik

5

Page 6: Fraktur Antebrachii Ortho

Non-Medikamentosa :

• Reduksi tertutup antebrachii sinistra

• Imobilisasi fraktur dengan gips sirkuler diatas siku

IX. Prognosis

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

6

Page 7: Fraktur Antebrachii Ortho

BAB I

PENDAHULUAN

Fraktur atau patah tulang adalah terputus atau hilangnya kontinuitas dari struktur tulang

“epiphtseal plate” serta “cartilage” (tulang rawan sendi). Trauma yang menyebabkan tulang

patah dapat berupa trauma langsung, misalnya benturan pada lengan bawah yang

menyebabkan patah tulang radius dan ulna, dan dapat berupa trauma tidak langsung,

misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang klavikula atau radius distal

patah. Akibat trauma pada tulang bergantung pada jenis trauma, kekuatan dan arahnya.

Trauma tajam yang langsung atau trauma tumpul yang kuat dapat menyebabkan tulang

patah dengan luka terbuka sampai ke tulang, yang disebut patah tulang terbuka. Patah tulang

di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi

yang disebut fraktur dislokasi. Fraktur pada kedua batang tulang lengan bawah amat sering

terjadi dalam kecelakaan lalu lintas. Daya pemuntir (biasanya jatuh pada tangan)

menimbulkan fraktur spiral dengan kedua tulang patah pada tingkat yang berbeda. Pukulan

langsung atau daya tekukan menyebabkan fraktur melintang kedua tulang pada tingkat yang

sama. Deformitas rotasi tambahan dapat ditimbulkan oleh tarikan otot-otot yang melekat pada

radius. Perdarahan dan pembengkakan kompartemen otot pada lengan bawah dapat

menyebabkan gangguan peredaran darah.

BAB II

PEMBAHASAN

I. Anatomi radius

Kedua tulang lengan bawah dihubungkan oleh sendi radioulnar yang diperkuat oleh

ligamentum anulare yang melingkari kapitulum radius dan di distal oleh sendi radioulnar

yang diperkuat oleh ligamen radioulnar yang mengandung fibrokartilago triangularis.

Membrana interosea memperkuat hubungan ini sehingga radius dan ulna merupakan satu

kesatuan yang kuat. Oleh karena itu, patah yang hanya mengenai satu tulang agak jarang

terjadi atau bila patahnya hanya mengenai satu tulang, hampir selalu disertai dislokasi sendi

7

Page 8: Fraktur Antebrachii Ortho

radioulnar yang dekat dengan patah tersebut. Selain itu, radius dan ulna dihubungkan oleh

otot antar tulang, yaitu m. supinator, m.pronator teres, m.pronator kuadratus yang membuat

gerakan pronasi-supinasi. Ketiga otot itu bersama dengan otot lain yang berinsersi pada

radius dan ulna menyebabkan patah tulang lengan bawah disertai dislokasi angulasi dan

rotasi, terutama pada radius.

Radius bagian distal bersendi dengan tulang karpus, yaitu tulang lunatum dan navikulare

ke arah distal, dan dengan tulang ulna bagian distal ke arah medial. Bagian distal sendi

radiokarpal diperkuat dengan simpai di sebelah volar dan dorsal, dan ligamen radiokarpal

kolateral ulnar dan radial. Antara radius dan ulna selain terdapat ligamen dan simpai yang

memperkuat hubungan tersebut, terdapat pula diskus artikularis, yang melekat dengan

semacam meniskus yang berbentuk segitiga, yang melekat pada ligamen kolateral ulnar.

Ligamen kolateral ulnar bersama dengan meniskus homolognya dan diskus artikularis

bersama ligamen radioulnar dorsal dan volar. yang kesemuanya menghubungkan radius

dengan ulna, disebut kompleks rawan fibroid triangularis (TFCC = triangularjibro cartilage

complex). Gerakan sendi radiokarpal adalah fleksi dan ekstensi pergelangan tangan serta

gerakan deviasi radial dan ulnar. Gerakan fleksi dan ekstensi dapat mencapai 90º oleh karena

adanya dua sendi yang bergerak yaitu sendi radiolunatum dan sendi lunatum-kapitatum dan

sendi lain di korpus. Gerakan pada sendi radioulnar distal adalah gerak rotasi.

Ujung proximal radius membentuk caput radii (capitulum radii), berbentuk roda, letak

melintang. Ujung cranial caput radii membentuk fovea articularis (fossa articularis) yang

serasi dengan capitulum radii. Caput radii dikelilingi oleh facies articularis, yang disebut

circumferentia articularis dan berhubungan dengan incisura radialis ulnae. caput radii terpisah

dari corpus radiioleh collum radii. Di sebelah caudal collum pada sisi medial terdapt

tuberositas radii. Corpus radii di bagian tengah agak cepat membentuk margo

interossea(crista interossea), margo anterior (margo volaris), dan margo posterior. Ujung

distal radius melebar ke arah lateral membentuk processus styloideus radii, dibagian medial

membentuk incisura ulnaris, dan pada facies dorsalis terdapat sulcus-sulcus yang ditempati

oleh tendo. Permukaan ujung distal radius membentuk facies articularis carpi.

Nervus Radialis terletak di dalam fossa cubiti, nervus radialis bercabang menjadi dua

superfisial (sensorik) dan dalam (motorik). Nervus radialis superfisial menginervasi sensorik

8

Page 9: Fraktur Antebrachii Ortho

pada punggung pergelangan tangan dan tangan. Cabang yang dalam menginervasi otot-otot

ekstensor pada lengan bawah. Berjalan ke dalam menginervasi m. supinator dan keluar

sebagai n. interosseus posterior.

9

Page 10: Fraktur Antebrachii Ortho

II. Fraktur

Fraktur atau patah tulang adalah terputus atau hilangnya kontinuitas dari struktur

tulang “epiphiseal plate” serta “cartilage” (tulang rawan sendi).

Patofisiologi dan diagnosis

Trauma yang menyebabkan fraktur di daerah pergelangan tangan biasanya merupakan

trauma langsung, yaitu jatuh pada permukaan tangan sebelah volar atau dorsal. Jatuh pada

permukaan tangan sebelah volar menyebabkan dislokasi fragmen fraktur sebelah distal ke

arah dorsal. Dislokasi ini menyebabkan bentuk lengan bawah dan tangan bila dilihat dari

samping menyerupai garpu, seperti yang terjadi pada fraktur Colles*. Sebaliknya, jatuh pada

permukaan tangan sebelah dorsal menyebabkan dislokasi fragmen distal ke arah volar seperti

yang terjadi pada fraktur Smith*. Pada keduanya masih terdapat komponen gaya ke arah

10

Page 11: Fraktur Antebrachii Ortho

deviasi radial dan deviasi ulna yang dapat menyebabkan patahnya tulang karpus. Jatuh pada

permukaan tangan bagian volar dengan tangan dalam posisi deviasi radial dapat

menyebabkan fraktur pada tulang navikulare (os skafoid) sedangkan Jatuh dengan tangan

dorsofleksi maksimal dapat menyebabkan dislokasi tulang lunatum.

Diagnosis fraktur dengan fragmen terdislokasi tidak menimbulkan kesulitan. Secara

klinis, dengan mudah dapat dibuat diagnosis patah tulang Colles atau fraktur Smith. Bila

fraktur terjadi tanpa dislokasi fragmen patahannya, diagnosis klinis dibuat berdasarkan tanda

klinis patah tulang. Hal yang mungkin terlewat dalam diagnosis adalah adanya fraktur tulang

navikulare atau adanya dislokasi tulang lunatum. Secara klinis pada fraktur navikulare

didapati nyeri tekan pada tabatier anatomik. Diagnosis kedua kelainan ini ditegakkan dengan

foto Rontgen. Pada foto antero-posterior biasa sering tidak terlihat adanya fraktur navikulare.

Untuk ini perlu foto dengan proyeksi oblik 45° dan 135° atau foto diulang setelah satu

minggu karena mungkin retak tidak kelihatan pada cedera baru.

Pemeriksaan radiologik juga diperlukan untuk mengetahui derajat remuknya fraktur

kominutif dan mengetahui letak persis patahannya. Fraktur radius distal intraartikuler, dengan

patahan distal radius terdislokasi ke arah volar disebut fraktur Barton volar, sedangkan bila

patahan distal pindah ke arah dorsal, disebut fraktur Barton dorsal.

Fraktur Satu Tulang

Fraktur radius saja biasanya terjadi akibat suatu trauma langsung dan sering terjadi pada

bagian proksimal radius. Fragmen fraktur akan terdislokasi ad latitudinem dan ad periferam.

Untuk penantalaksanaan dapat dilakukan reposisi tertutup kemudian imobilisasi dengan

lengan pronasi pada fraktur 1/3 distal, netral pada fraktur 1/3 tengan dan supinasi pada fraktur

1/3 proksimal, imobilisasi selama 4-6 minggu. . Fraktur ini sulit direposisi secara tertutup

atau akan mengalami redislokasi bila reposisi berhasil. Oleh karena itu, dianjurkan reposisi

terbuka dan biasanya dipasang fiksasi interna dengan plat jenis kompresi.

Klasifikasi Fraktur Antebrachii

Menurut Arif Mansjoer (2000: 351) ada 4 klasifikasi fraktur antebrachii antara lain:

1. Fraktur Colles

11

Page 12: Fraktur Antebrachii Ortho

Deformitas pada fraktur ini berbentuk seperti sendok makan (dinner fork deformity).

Pasien terjatuh dalam keadaan tangan terbuka dan pronasi, tubuh beserta lengan

berputar ke dalam (endorotasi). Tangan terbuka terfiksasi di tanah berputar keluar

(eksorotasi supinasi).

2. Fraktur Smith.

Fraktur dislokasi ke arah anterior (volar), karena itu sering disebut reverse colles

fracture. Fraktur ini biasa terjadi pada orang muda. Pasien jatuh dengan tangan

menahan badan sedang posisi tangan dalam keadaan volar fleksi pada pergelangan

tangan dan pronasi.

3. Fraktur Galeazzi.

Fraktur radius distal disertai dislokasi sendi radius radius ulna distal. Saat pasien jatuh

dengan tangan terbuka yang menahan badan, terjadi pula rotasi lengan bawah dalam

posisi pronasi waktu menahan berat badan yang memberi gaya supinasi.

4. Fraktur Montegia.

Fraktur sepertiga proksimal ulna disertai dislokasi sendi radius ulna proksimal.

a) Fraktur Monteggia

Definisi

Monteggia mempublikasikan fraktur ini sebagai fraktur sepertiga proksimal ulna disertai

dislokasi ke anterior dari kapitulum radius. Ternyata kemudian terbukti bahwa dislokasi ini

dapat terjadi ke lateral dan juga ke posterior. Penyebabnya biasanya trauma langsung

terhadap ulna, misalnya sewaktu melindungi kepala pada pukulan, sehingga disebut patah

tulang tangkis.

Gambaran klinik

Pada umumnya menyerupai fraktur pada lengan bawah dan apabila terdapat dislokasi ke

anterior, kapitulum radius akan dapat diraba pada fosa kubitus. Pergelangan tangan dan

tangan harus diperiksa untuk mencari ada tidaknya tanda-tanda cedera pada saraf radialis.

Terdapat 2 tipe yaitu tipe ekstensi (lebih sering) dan tipe fleksi. Pada tipe ekstensi gaya yang

terjadi mendorong ulna kearah hiperekstensi dan pronasi. Sedangkan pada tipe fleksi, gaya

12

Page 13: Fraktur Antebrachii Ortho

mendorong dari depan kearah fleksi yang menyebabkan fragmen ulna mengadakan angulasi

ke posterior.

Gambaran radiologis

Gambaran radiologis jelas memperlihatkan adanya fraktur ulna yang disertai dislokasi

sendi radio-humeral. Pada kasus biasa kaput radius berdislokasi kedepan, dan terdapat fraktur

pada sepertiga bagian atas ulna dengan pelengkungan kedepan. Kadang-kadang dislokasi

radius disertai dengan fraktur olekranon. Kadang-kadang kapur radius berdislokasi

keposterior dan fraktur ulna melengkung kebelakang ( Monteggia kebelakang). Pada fraktur

ulna yang terisolasi, selalu diperlukan pemeriksaan sinar X pada siku.

Pengobatan

Dengan cara konservatif biasanya berhasil pada anak, tetapi metode operatif sering

menjadi pilihan pada fraktur Monteggia pada orang dewasa. Petunjuk untuk keberhasilan

terapi adalah memulihkan panjangnya ulna yang mengalami fraktur, hanya setelah itu sendi

yang berdislokasi dapat sepenuhnya direduksi. Pada anak-anak kadang-kadang dapat

dilakukan manipulasi, tetapi pada orang dewasa lebih baik dilakukan reduksi terbuka dan

pemasangan flat. Kalau kaput radius dapat direduksi secara tertutup, begitu lebih baik dan

bila tidak harus diterapi dengan operasi. Lengan diimobilisasi dalam gips dengan siku yang

difleksikan selama 6 minggu. Setelah itu dianjurkan gerakan aktif.

b) Fraktur Galeazzi

Definisi

Fraktur ini merupakan fraktur distal radius disertai dislokasi atau subluksasi sendi

radioulnar distal. Terjadinya fraktur ini biasanya akibat trauma langsung sisi lateral ketika

jatuh. Saat pasien jatuh dengan tangan terbuka yang menahan badan, terjadi pula rotasi

lengan bawah dalam posisi pronasi waktu menahan berat badan yang memberi gaya supinasi.

13

Page 14: Fraktur Antebrachii Ortho

Gambar 2.1. Fraktur Galeazzi

Gambaran klinis

Fraktur Galeazzi jauh lebih sering terjadi daripada fraktur Monteggia. Ujung bagian

bawah ulna yang menonjol merupakan tanda yang mencolok. Perlu dilakukan pemeriksaan

untuk lesi saraf ulnaris yang sering terjadi. Gambaran klinisnya bergantung pada derajat

dislokasi fragmen fraktur. Bila ringan. nyeri dan tegang hanya dirasakan pada daerah fraktur;

bila berat, biasanya terjadi pemendekan lengan bawah. Tampak tangan bagian distal dalam

posisi angulasi ke dorsal. Pada pergelangan tangan dapat diraba tonjolan ujung distal ulna

Gambaran radiologis

Fraktur melintang atau oblique yang pendek ditemukan pada sepertiga bagian bawah

radius, dengan angulasi atau tumpang-tindih. Sendi radioulnar inferior bersubluksasi atau

berdislokasi.

Gambar 2.2 Radiologi fraktur Galeazzi

Pengobatan

14

Page 15: Fraktur Antebrachii Ortho

Dilakukan reposisi dan imobilisasi dengan gips di atas siku, posisi netral untuk dislokasi

radius ulna distal, deviasi ulnar, dan fleksi. Secara konservatif mungkin kurang memuaskan

dan bila demikian. terapi bedah menjadi pilihan.

c) Fraktur Colles

Definisi

Cedera yang diuraikan oleh Abraham Colles pada tahun 1814 adalah fraktur

melintang pada radius tepat diatas pergelangan tangan dengan pergeseran dorsal fragmen

distal. Ini adalah fraktur yang paling sering ditemukan pada manula, insidennya yang tinggi

berhubungan dengan permulaan osteoporosis pasca menopause. Karena itu pasien biasanya

wanita yang memiliki riwayat jatuh pada tangan yang terentang.

Gambar 2.3 Fraktur Colles

Klasifikasi

Ada banyak sistem klasifikasi yang digunakan pada fraktur ekstensi dari radius distal.

Namun yang paling sering digunakan adalah sistem klasifikasi oleh Frykman. Berdasarkan

sistem ini maka fraktur Colles dibedakan menjadi 4 tipe berikut :

Tipe IA : Fraktur radius ekstra artikuler

Tipe IB : Fraktur radius dan ulna ekstra artikuler

Tipe IIA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radiokarpal

15

Page 16: Fraktur Antebrachii Ortho

Tipe IIB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radiokarpal

Tipe IIIA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radioulnar

Tipe IIIB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radioulnar

Tipe IVA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radiokarpal dan sendi

radioulnar

Tipe IVB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radiokarpal dan sendi

radioulnar

Gambar 2.4 Klasifikasi Fraktur Colles

Trauma / Kelainan yang Berhubungan

Fraktur ekstensi radius distal sering terjadi bersamaan dengan trauma atau luka yang

berhubungan, antara lain :

1. Fraktur prosesus styloideus (60 %)

2. Fraktur collum ulna

16

Page 17: Fraktur Antebrachii Ortho

3. Fraktur carpal

4. Subluksasi radioulnar distal

5. Ruptur tendon fleksor

6. Ruptur nervus medianus dan ulnaris

Manifestasi Klinis

Kita dapat mengenali fraktur ini (seperti halnya Colles jauh sebelum radiografi

diciptakan) dengan sebutan deformitas garpu makan malam, dengan penonjolan punggung

pergelangan tangan dan depresi di depan. Pada pasien dengan sedikit deformitas mungkin

hanya terdapat nyeri tekan lokal dan nyeri bila pergelangan tangan digerakkan. Selain itu juga

didapatkan kekakuan, gerakan yang bebas terbatas, dan pembengkakan di daerah yang

terkena.

Gambar 2.5. Dinner fork deformity

Diagnosis

Diagnosis fraktur dengan fragmen terdislokasi tidak menimbulkan kesulitan. Secara

klinis dengan mudah dapat dibuat diagnosis patah tulang Colles. Bila fraktur terjadi tanpa

dislokasi fragmen patahannya, diagnosis klinis dibuat berdasarkan tanda klinis patah tulang.

Pemeriksaan radiologik juga diperlukan untuk mengetahui derajat remuknya fraktur

kominutif dan mengetahui letak persis patahannya. Pada gambaran radiologis dapat

diklasifikasikan stabil dan instabil. Stabil bila hanya terjadi satu garis patahan, sedangkan

instabil bila patahnya kominutif. Pada keadaan tipe tersebut periosteum bagian dorsal dari

radius 1/3 distal tetap utuh. Terdapat fraktur radius melintang pada sambungan

kortikokanselosa, dan prosesus stiloideus ulnar sering putus. Fragmen radius :

1. Bergeser dan miring ke belakang

17

Page 18: Fraktur Antebrachii Ortho

2. Bergeser dan miring ke radial

3. Terimpaksi. Kadang-kadang fragmen distal mengalami peremukan dan kominitif yang

hebat

Gambar 2.6 (a) Deformitas garpu makan malam,

(b) Fraktur tidak masuk dalam sendi pergelangan tangan

(c) Pergeseran ke belakang dan ke radial

Penatalaksanaan

- Fraktur tak bergeser (atau hanya sedikit sekali bergeser), fraktur dibebat dalam slab

gips yang dibalutkan sekitar dorsum lengan bawah dan pergelangan tangan dan

dibalut kuat dalam posisinya.

- Fraktur kominutif berat dan tak stabil tidak mungkin dipertahankan dengan gips;

untuk keadaan ini sebaiknya dilakukan fiksasi luar, dengan pen proksimal yang

mentransfiksi radius dan pen distal, sebaiknya mentransfiksi dasar-dasar metakarpal

kedua dan sepertiga.

- Fraktur yang bergeser harus direduksi di bawah anestesi. Tangan dipegang dengan

erat dan traksi diterapkan di sepanjang tulang itu (kadang-kadang dengan ekstensi

pergelangan tangan untuk melepaskan fragmen; fragmen distal kemudian didorong ke

tempatnya dengan menekan kuat-kuat pada dorsum sambil memanipulasi pergelangan

tangan ke dalam fleksi, deviasi ulnar dan pronasi.

Posisi kemudian diperiksa dengan sinar X. Kalau posisi memuaskan, dipasang slab

gips dorsal, membentang dari tepat di bawah siku sampai leher metakarpal dan 2/3

keliling dari pergelangan tangan itu. Slab ini dipertahankan pada posisinya dengan

pembalut kain krep. Posisi deviasi ulnar yang ekstrim harus dihindari; cukup 20

derajat saja pada tiap arah.

18

Page 19: Fraktur Antebrachii Ortho

Gambar 2.7 Reduksi :

(a) Pelepasan impaksi

(b) Pronasi dan pergeseran ke depan,

(c) Deviasiulnar

Pembebatan :

a. penggunaan sarung tangan

b. slab gips yang basah

c. slab yang dibalutkan dan reduksi dipertahankan hingga gips mengeras.

Lengan tetap ditinggikan selama satu atau dua hari lagi; latihan bahu dan jari segera

dimulai setelah pasien sadar. Kalau jari-jari membengkak, mengalami sianosis atau nyeri,

harus tidak ada keragu-raguan untuk membuka pembalut. Setelah 7-10 hari dilakukan

pengambilan sinar X yang baru; pergeseran ulang sering terjadi dan biasanya diterapi dengan

reduksi ulang; sayangnya, sekalipun manipulasi berhasil, pergeseran ulang sering terjadi lagi.

Fraktur menyatu dalam 6 minggu dan, sekalipun tak ada bukti penyatuan secara radiologi,

slab dapat dilepas dengan aman dan diganti dengan pembalut kain krep sementara.

Fraktur Colles, meskipun telah dirawat dengan baik, seringnya tetap menyebabkan

komplikasi jangka panjang. Karena itulah hanya fraktur Colles tipe IA atau IB dan tipe IIA

yang boleh ditangani oleh dokter IGD. Selebihnya harus dirujuk sebagai kasus darurat dan

diserahkan pada ahli orthopedik. Dalam perawatannya, ada 3 hal prinsip yang perlu

diketahui, sebagai berikut :

• Tangan bagian ekstensor memiliki tendensi untuk menyebabkan tarikan dorsal

sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran fragmen

• Angulasi normal sendi radiokarpal bervariasi mulai dari 1 sampai 23 derajat di

sebelah palmar, sedangkan angulasi dorsal tidak.

19

Page 20: Fraktur Antebrachii Ortho

• Angulasi normal sendi radioulnar adalah 15 sampai 30 derajat. Sudut ini dapat

dengan mudah dicapai, tapi sulit dipertahankan untuk waktu yang lama sampai

terjadi proses penyembuhan kecuali difiksasi.

Bila kondisi ini tidak dapat segera dihadapkan pada ahli orthopedik, maka beberapa hal

berikut dapat dilakukan :

1. Lakukan tindakan di bawah anestesi regional

2. Reduksi dengan traksi manipulasi. Jari-jari ditempatkan pada Chinese finger traps

dan siku dielevasi sebanyak 90 derajat dalam keadaan fleksi. Beban seberat 8-10

pon digantungkan pada siku selama 5-10 menit atau sampai fragmen disimpaksi.

Kemudian lakukan penekanan fragmen distal pada sisi volar dengan

menggunakan ibu jari, dan sisi dorsal tekanan pada segmen proksimal

menggunakan jari-jari lainnya. Bila posisi yang benar telah didapatkan, maka

beban dapat diturunkan.

3. Lengan bawah sebaiknya diimobilisasi dalam posisi supinasi atau midposisi

terhadap pergelangan tangan sebanyak 15 derajat fleksi dan 20 derajat deviasi

ulna. Lengan bawah sebaiknya dibalut dengan selapis Webril diikuti dengan

pemasangan anteroposterior long arms splint. Lakukan pemeriksaan radiologik

pasca reduksi untuk memastikan bahwa telah tercapai posisi yang benar, dan juga

pemeriksaan pada saraf medianusnya

4. Setelah reduksi, tangan harus tetap dalam keadaan terangkat selama 72 jam untuk

mengurangi bengkak. Latihan gerak pada jari-jari dan bahu sebaiknya dilakukan

sedini mungkin dan pemeriksaan radiologik pada hari ketiga dan dua minggu

pasca trauma.

5. Immobilisasi fraktur yang tak bergeser selama 4-6 minggu, sedangkan untuk

fraktur yang bergeser membutuhkan waktu 6-12 minggu.

20

Page 21: Fraktur Antebrachii Ortho

Gambar 2.8 Reduksi pada fraktur Colles

Komplikasi

Dini

Sirkulasi darah pada jari harus diperiksa; pembalut yang menahan slab perlu dibuka

atau dilonggarkan.

Cedera saraf jarang terjadi dan yang mengherankan tekanan saraf medianus pada

saluran karpal pun jarang terjadi. Kalau hal ini terjadi, ligamen karpal yang melintang

harus dibelah sehingga tekanan saluran dalam karpal berkurang.

Distrofi refleks simpatetik mungkin amat sering ditemukan, tetapi untungnya ini

jarang berkembang lengkap menjadi keadaan atrofi sudeck. Mungkin terdapat

pembengkakan dan nyeri tekan pada sendi-sendi jari, waspadalah jangan sampai

melalaikan latihan setiap hari. Pada sekitar 5 % kasus, pada saat gips dilepas tangan

akan kaku dan nyeri serta terdapat tanda-tanda ketidakstabilan vasomotor. Sinar X

memperlihatkan osteoporosis dan terdapat peningkatan aktivitas pada scan tulang.

Lanjut

Malunion sering ditemukan, baik karena reduksi tidak lengkap atau karena pergeseran

dalam gips yang terlewatkan. Penampilannya buruk, kelemahan dan hilangnya rotasi

dapat bersifat menetap.

Penyatuan lambat dan non-union pada radius tidak terjadi, tetapi processus stiloideus

ulnra sering hanya diikat dengan jaringan fibrosa saja dan tetap mengalaminyeri dan

nyeri tekan selama beberapa bulan.

Kekakuan pada bahu, karena kelalaian adalah komplikasi yang sering ditemukan.

21

Page 22: Fraktur Antebrachii Ortho

Kekakuan pergelangan tangan dapat terjadi akibat pembebatan yang lama.

Atrofi Sudeck, kalau tidak diatasi dapat mengakibatkan kekakuan dan pengecilan

tangan dengan perubahan trofik yang berat.

Ruptur tendon biasanya terjadi beberapa minggu setelah fraktur radius bawah yang

tampaknya sepele dan tidak bergeser.

d) Fraktur Smith

Definisi

Fraktur smith merupakan fraktur dislokasi ke arah anterior (volar), karena itu sering

disebut reverse Colles fracture. Fraktur ini biasa terjadi pada orang muda. Pasien jatuh

dengan tangan menahan badan sedang posisi tangan dalam keadaan volar fleksi pada

pergelangan tangan dan pronasi. Garis patahan biasanya transversal, kadang-kadang

intraartikular. Penggeseran bagian distal radius bukan ke dorsal, melainkan ke arah palmar.

Patah tulang ini lebih jarang terjadi.

Manifestasi klinik

Penonjolan dorsal fragmen proksimal, fragmen distal di sisi volar pergelangan, dan

deviasi tangan ke radial (garden spade devormity).

Gambaran radiologis

Terdapat fraktur pada metafisis radius distal; foto lateral menunjukkan bahwa

fragmen distal bergeser dan miring ke anterior-sangat berlawanan dengan fraktur colles.

Penatalaksanaan

Pengobatannya merupakan kebalikan dari pengobatan patah tulang Colles dan

pascareduksi, posisi dipertahankan dalam posisi dorsofleksi ringan, deviasi ulnar, dan

supinasi maksimal. Lalu diimobilisasi dengan gips di atas siku selama 4-6 minggu.

22

Page 23: Fraktur Antebrachii Ortho

DAFTAR PUSTAKA

1. De Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II. 2005. Jakarta: EGC

2. Apley A, Graham & Solomon, Louis. BukuAjar Ortopedi & Fraktur Sistem Apley

Edisi VII. 1995. Jakarta: Widya Medika.

3. Mansjoer, Arief, ed. Kapita Selekta Kedokteran. 2000. Jakarta: Media Aesculapius

4. http://medlinux blogspot.com

5. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/9205.htm ,

6. http://www.trinoval.web.id/2010/04/fraktur-antebrachii.html ,

23