laporan koefisien fenol.pdf
TRANSCRIPT
I. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah menguji kefektifan suatu
desinfektan terhadap pertumbuhan bakteri salmonella Typi dan
mengetahui cara – cara untuk melakukan uji koefesien fenol
II. Dasar Teori
Pengawasan terhadap mikroorganisme penyebab penyakit
telah menjadi pemikiran para ahli semenjak penyakit-penyakit mulai
dikenal. Berbagai macam substansi telah dicoba untuk memilih yang
paling tepat guna menghilangkan pencemaran oleh jasad renik
terhadap benda-benda baik hidup ataupun mati.
Bahan anti mikroba yang ditemukan memiliki keefektifan yang
bermacam-macam, dan pengunaannya pun ditujukan terhadap hal-hal
yang berbeda-beda pula. Salah satu jenis anti mikroba dikenal sebagai
disinfektan, merupakan suatu zat (biasanya kimia) yang dipakai untuk
maksud disinfeksi pada bahan-bahan tak bernyawa.
Fenol adalah salah satu contoh disinfektan yang efektif dalam
membunuh kuman. Pada konsentrasi rendah, daya bunuhnya
disebabkan karena fenol mempresipitasikan protein secara aktif, dan
selain itu juga merusak membran sel dengan menurunkan tegangan
permukaannya. Dengan persetujuan para ahli dan peneliti, fenol
dijadikan standar pembanding untuk menentukan aktivitas sesuatu
disinfektan.
Zat-zat antimikroba yang dipergunakan untuk disinfeksi harus diuji
keefektifannua. Cara menentukan daya sterilisasi zat-zat tersebut
adalah dengan melakukan tes koefisien fenol. Uji ini dilakukan untuk
membandingkan aktivitas suatu produk (desinfektan) dengan daya
bunuh fenol dalam kondisi tes yang sama. Berbagai pengenceran fenol
dan produk yang dicoba dicampur dengan suatu volume tertentu
biakan Salmonella thyphosa atau Staphylococcus aureus.
Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk tongkat yang menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakitfoodborne. Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida. Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya
pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh babi.
III. Alat dan Bahan
a. Alat
- Api bunsen
- Kawat ose
- Erlenmeyer
- Pipet volume
- Autoclave
- Oven
- Botol semprot
- Tabung reaksi
- Cawan petri
- Aluminium voil
- Kertas koran
- kapas
b. Bahan
- Nutrient agar
- NaCl
- BaCl2 1,175 %
- H2SO4 1%
- Aquadest
- Salmonella Typi
- Dettol
- Wipol
-
IV. Cara Kerja
a. Mensterilkan alat-alat (cawan petri dan tabung reaksi) didalam oven
dengan suhu 180o selama kurang lebih 30 menit
b. Membuat media agar dan agar miring
1. Membuat media agar
- Menimbang nutrient agar sebanyak 9 gram
- Kemudian msukkan kedalam 320 mL aquadest
- Panaskan diatas hotplate, setelah mendidih diangkat dan
digoyang hingga terlihat larut semua
- Masukkan kedalam autoclave pada suhu 121o
- Setelah selesai masukkan secara aseptis kedalam 16 cawan petri
masing 15 atau 20 mL media agar per cawan petri
- Masukkan kedalam inkubator
2. Membuat agar miring
- Sisa dari pembuat media agar ke dalam cawan petri tersebut
masukkan kedalam tabung reaksi kurang lebih 7 mL
- Masukkan kedalam inkubator
c. Membuat peremajaan bakteri
- Panaskan kawat ose pada api bunsen,
- Buka kapas pada tabung reaksi yang berisi salmonella tua,
panaskan mulut tabung reaksi dengan api bunsen
- Masukkan kawat ose ke dalam tabung reaksi yang berisi bakteri.
- Ambil tabung reaksi yang berisi agar miring, buka kapasnya dan
panaskan mulut tabung reaksi kmudian goreskan kawat ose tadi
dari bagian bawah hingga atas pada agar miring
d. Membuat larutan NaCL fisiologis 0,9 %
- Menimbang 0,9 g NaCl
- Larutkan hingga 100 mL dalam labu tentukur 100 mL
e. Membuat suspensi Mc Farlan
- Pipet 9,5 mL h2SO4 1 % dan msukkan kedalam tabung reaksi
dan ditambah 0,5 mL larutan BaCl2 1,175 %
f. Membuat suspensi bakteri sallmonella
- Massukkan larutan NaCl fisiologis kedalam tabung reaksi kurang
lebih 8 mL,
- Kemudian ambil bakteri dari agar miring menggunakan kawat
ose secara aseptis,
- Masukkan kedalam larutan NaCl fisiologis,
- Bandingkan dengan suspensi Mc Farlan, jika sudah sama
kekeruhannya dengan suspensi Mc Farlan maka suspensi bakteri
siap digunakan
g. Melakukan pengenceran larutan desinfektan dettol dan wipol
masing-masing dengan konsentrasi 1:50, 1:100,1:150 dan 1:200
h. Pipet masing-mmasing pengenceran kurang lebih 7 mL larutan
dettol dengan konsentrasi 1:50 kedalam tabung reaksi dan
masukkan 2 kawat ose kedalam tabung tersebut
i. Siapkan stopwatch,pipet suspensi bakteri salmonella sebanyak 1 mL
dan masukkan kedalam tabung secara aseptis. Hidupkan stopwatch
hingga menit ke 5 dan goreskan 1 kawat ose dari dalam tabung
tersebut kedalam 1 cawan yang berisi media agar.
j. Kemudian hingga menit ke 10 goreskan lagi kawat ose yang tersisa
pada cawan baru yang berisi media agar dan begitu seterusnya
hingga konsentrasi 1:200, dan perlakuan sama dilakukan pada
konsentrasi wipol
k. Setelah selesai digoreskan semua, masukkan kedalam inkubator
selama 24 jam dan diamati
V. Data dan Hasil Pengamatan
- Dettol
- Wipol
1:50 1:100 1;150 1:200
+ + + +
+ + + +
1:50 1:100 1;150 1:200
+ + + +
+ + + +
VI. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan penentuan uji koefisen fenol pada wipol
dan detol yang merupakan salah satu pruduk desinfektan yang banyak beredar
di pasaran. Menurut SNI 26-1990, syarat mutu suatiu cairan desinfektan
sebagai pembersih lantai adalah koefisien fenol, PH, kelarutan dalam air soda
dan daya memucatkan sebagai indicator kekuatan desinfektan dalam
membasmi mikro organism adalah koefisien fenol. Pecobaan koefisien fenol
suatu desinfektan yakni wipol dan detol dimana pengeceran yang digunakan
adalah 1:50, 1:100, 1:150, dan 1:200. Sampel yang digunakan adalah bakteri
Salmonella Typh. Koefisien fenol ditentukan untuk membuktikan apakah
sampel disenfektan yang digunakan merupakan yang baik atau tidak.
Koefisien fenol ditentukan untuk membuktikan apakah sampel
disenfektan yang digunakan merupan yang baik atau tidak. Fungsi dari
stopwatch adalah untuk menentukan bahwa terbunuhnya bakteri di
tentukanoleh lama kontak dalam waktu 5 menit proses denutrasi bakteri
belum mengalami tingkat maksimal teyapi pada menit ke 10 proses
pembunuha bakteri maksimal terjadi.
Pada percobaan ini dimulai dengan mensterilisasikan alat-alat yang akan
digunakan agar alat-alat tersebut tidak terkontaminasi oleh mikroba lain.
Kemudian membuat pengenceran larutan detol dan wipol dengan
perbandingan 1:50, 1:100, 1:150, dan 1:200. Perbandingan ini dilakukan agar
mengetahui keefektivan dari desinfektan uji yang digunakan. Setelah itu
membuat media agar dengan menggunakan Nutrien agar dengan menimbang
sebanyak 9 g dalam 320 mL karena pada etiket tetera 28 g untuk 1 liter. Jumlah
320 mL tersebut digunakan karena cawan petri yang digunakan 16 buah dan
untuk 1 cawan petri dibutuhkan nutrient agar sebanyak 15 atau 20 mL.
Kemudian membuat larutan NaCl 0,9% dan suspensi mac farlan. Suspensi mac
farlan digunakan sebagai pembanding kekeruhan suspensi bakteri. Setelah itu
meremajakan bakteri salmonella agar bakteri salmonella tersebut dapat
berkerja dengan baik pada hasil.
Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa semua media agar yang telah
digoreskan dengan pengenceran bahan desinfektan 1:50, 1:100:1:150 dan
1:200 pada dettol dan wipol, bakteri salmonella Typh dalam waktu 5 menit dan
10 menit hidup dalam media tersebut. Padahal berdasarkan teori bahwa
bakteri tidak mati pada 5 menit tetapi pada 10 menit. Perbedaan tersebut
terjadi karena kemungkinan kesalahan dari praktikum yang kami lakukan, yaitu
:
- Cara sterilisasi yang kurang tepat - Alat-alat yang digunakan tidak semuanya disterilkan sehingga
mikroba lain yang akan tumbuh pada alat tersebut. - Pengenceran desinfektan uji yang tidak akurat. - Kurang terampilnya praktikan dalam menggunakan alat-alat
laboratorium - Kurangnya pemahaman praktikan terhadap prosedur kerja yang
dilakukan
VII. Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa desinfektan detto
dan wipol ini kurang efektif terhadap pertumbuhan bakteri salmonella.
Hal ini kemungkinan karena kurang nya konstrasi yang digunakan untuk
membunuh bakteri salmonella.
VIII. Daftar Pustaka
http://pharzone.com/blog/50-mikrobiologi/108-uji-koefisien-fenol.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Salmonella