laporan koefisien fenol.pdf

6
I. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum ini adalah menguji kefektifan suatu desinfektan terhadap pertumbuhan bakteri salmonella Typi dan mengetahui cara – cara untuk melakukan uji koefesien fenol II. Dasar Teori Pengawasan terhadap mikroorganisme penyebab penyakit telah menjadi pemikiran para ahli semenjak penyakit-penyakit mulai dikenal. Berbagai macam substansi telah dicoba untuk memilih yang paling tepat guna menghilangkan pencemaran oleh jasad renik terhadap benda-benda baik hidup ataupun mati. Bahan anti mikroba yang ditemukan memiliki keefektifan yang bermacam-macam, dan pengunaannya pun ditujukan terhadap hal-hal yang berbeda-beda pula. Salah satu jenis anti mikroba dikenal sebagai disinfektan, merupakan suatu zat (biasanya kimia) yang dipakai untuk maksud disinfeksi pada bahan-bahan tak bernyawa. Fenol adalah salah satu contoh disinfektan yang efektif dalam membunuh kuman. Pada konsentrasi rendah, daya bunuhnya disebabkan karena fenol mempresipitasikan protein secara aktif, dan selain itu juga merusak membran sel dengan menurunkan tegangan permukaannya. Dengan persetujuan para ahli dan peneliti, fenol dijadikan standar pembanding untuk menentukan aktivitas sesuatu disinfektan. Zat-zat antimikroba yang dipergunakan untuk disinfeksi harus diuji keefektifannua. Cara menentukan daya sterilisasi zat-zat tersebut adalah dengan melakukan tes koefisien fenol. Uji ini dilakukan untuk membandingkan aktivitas suatu produk (desinfektan) dengan daya bunuh fenol dalam kondisi tes yang sama. Berbagai pengenceran fenol dan produk yang dicoba dicampur dengan suatu volume tertentu biakan Salmonella thyphosa atau Staphylococcus aureus. Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram- negatif berbentuk tongkat yang menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakitfoodborne. Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida. Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya

Upload: chamhada

Post on 29-Oct-2015

475 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KOEFISIEN FENOL.pdf

I. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah menguji kefektifan suatu

desinfektan terhadap pertumbuhan bakteri salmonella Typi dan

mengetahui cara – cara untuk melakukan uji koefesien fenol

II. Dasar Teori

Pengawasan terhadap mikroorganisme penyebab penyakit

telah menjadi pemikiran para ahli semenjak penyakit-penyakit mulai

dikenal. Berbagai macam substansi telah dicoba untuk memilih yang

paling tepat guna menghilangkan pencemaran oleh jasad renik

terhadap benda-benda baik hidup ataupun mati.

Bahan anti mikroba yang ditemukan memiliki keefektifan yang

bermacam-macam, dan pengunaannya pun ditujukan terhadap hal-hal

yang berbeda-beda pula. Salah satu jenis anti mikroba dikenal sebagai

disinfektan, merupakan suatu zat (biasanya kimia) yang dipakai untuk

maksud disinfeksi pada bahan-bahan tak bernyawa.

Fenol adalah salah satu contoh disinfektan yang efektif dalam

membunuh kuman. Pada konsentrasi rendah, daya bunuhnya

disebabkan karena fenol mempresipitasikan protein secara aktif, dan

selain itu juga merusak membran sel dengan menurunkan tegangan

permukaannya. Dengan persetujuan para ahli dan peneliti, fenol

dijadikan standar pembanding untuk menentukan aktivitas sesuatu

disinfektan.

Zat-zat antimikroba yang dipergunakan untuk disinfeksi harus diuji

keefektifannua. Cara menentukan daya sterilisasi zat-zat tersebut

adalah dengan melakukan tes koefisien fenol. Uji ini dilakukan untuk

membandingkan aktivitas suatu produk (desinfektan) dengan daya

bunuh fenol dalam kondisi tes yang sama. Berbagai pengenceran fenol

dan produk yang dicoba dicampur dengan suatu volume tertentu

biakan Salmonella thyphosa atau Staphylococcus aureus.

Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk tongkat yang menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakitfoodborne. Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida. Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya

Page 2: LAPORAN KOEFISIEN FENOL.pdf

pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh babi.

III. Alat dan Bahan

a. Alat

- Api bunsen

- Kawat ose

- Erlenmeyer

- Pipet volume

- Autoclave

- Oven

- Botol semprot

- Tabung reaksi

- Cawan petri

- Aluminium voil

- Kertas koran

- kapas

b. Bahan

- Nutrient agar

- NaCl

- BaCl2 1,175 %

- H2SO4 1%

- Aquadest

- Salmonella Typi

- Dettol

- Wipol

-

IV. Cara Kerja

a. Mensterilkan alat-alat (cawan petri dan tabung reaksi) didalam oven

dengan suhu 180o selama kurang lebih 30 menit

b. Membuat media agar dan agar miring

1. Membuat media agar

- Menimbang nutrient agar sebanyak 9 gram

- Kemudian msukkan kedalam 320 mL aquadest

Page 3: LAPORAN KOEFISIEN FENOL.pdf

- Panaskan diatas hotplate, setelah mendidih diangkat dan

digoyang hingga terlihat larut semua

- Masukkan kedalam autoclave pada suhu 121o

- Setelah selesai masukkan secara aseptis kedalam 16 cawan petri

masing 15 atau 20 mL media agar per cawan petri

- Masukkan kedalam inkubator

2. Membuat agar miring

- Sisa dari pembuat media agar ke dalam cawan petri tersebut

masukkan kedalam tabung reaksi kurang lebih 7 mL

- Masukkan kedalam inkubator

c. Membuat peremajaan bakteri

- Panaskan kawat ose pada api bunsen,

- Buka kapas pada tabung reaksi yang berisi salmonella tua,

panaskan mulut tabung reaksi dengan api bunsen

- Masukkan kawat ose ke dalam tabung reaksi yang berisi bakteri.

- Ambil tabung reaksi yang berisi agar miring, buka kapasnya dan

panaskan mulut tabung reaksi kmudian goreskan kawat ose tadi

dari bagian bawah hingga atas pada agar miring

d. Membuat larutan NaCL fisiologis 0,9 %

- Menimbang 0,9 g NaCl

- Larutkan hingga 100 mL dalam labu tentukur 100 mL

e. Membuat suspensi Mc Farlan

- Pipet 9,5 mL h2SO4 1 % dan msukkan kedalam tabung reaksi

dan ditambah 0,5 mL larutan BaCl2 1,175 %

f. Membuat suspensi bakteri sallmonella

- Massukkan larutan NaCl fisiologis kedalam tabung reaksi kurang

lebih 8 mL,

- Kemudian ambil bakteri dari agar miring menggunakan kawat

ose secara aseptis,

- Masukkan kedalam larutan NaCl fisiologis,

- Bandingkan dengan suspensi Mc Farlan, jika sudah sama

kekeruhannya dengan suspensi Mc Farlan maka suspensi bakteri

siap digunakan

g. Melakukan pengenceran larutan desinfektan dettol dan wipol

masing-masing dengan konsentrasi 1:50, 1:100,1:150 dan 1:200

Page 4: LAPORAN KOEFISIEN FENOL.pdf

h. Pipet masing-mmasing pengenceran kurang lebih 7 mL larutan

dettol dengan konsentrasi 1:50 kedalam tabung reaksi dan

masukkan 2 kawat ose kedalam tabung tersebut

i. Siapkan stopwatch,pipet suspensi bakteri salmonella sebanyak 1 mL

dan masukkan kedalam tabung secara aseptis. Hidupkan stopwatch

hingga menit ke 5 dan goreskan 1 kawat ose dari dalam tabung

tersebut kedalam 1 cawan yang berisi media agar.

j. Kemudian hingga menit ke 10 goreskan lagi kawat ose yang tersisa

pada cawan baru yang berisi media agar dan begitu seterusnya

hingga konsentrasi 1:200, dan perlakuan sama dilakukan pada

konsentrasi wipol

k. Setelah selesai digoreskan semua, masukkan kedalam inkubator

selama 24 jam dan diamati

V. Data dan Hasil Pengamatan

- Dettol

- Wipol

1:50 1:100 1;150 1:200

+ + + +

+ + + +

1:50 1:100 1;150 1:200

+ + + +

+ + + +

Page 5: LAPORAN KOEFISIEN FENOL.pdf

VI. Pembahasan

Pada percobaan ini dilakukan penentuan uji koefisen fenol pada wipol

dan detol yang merupakan salah satu pruduk desinfektan yang banyak beredar

di pasaran. Menurut SNI 26-1990, syarat mutu suatiu cairan desinfektan

sebagai pembersih lantai adalah koefisien fenol, PH, kelarutan dalam air soda

dan daya memucatkan sebagai indicator kekuatan desinfektan dalam

membasmi mikro organism adalah koefisien fenol. Pecobaan koefisien fenol

suatu desinfektan yakni wipol dan detol dimana pengeceran yang digunakan

adalah 1:50, 1:100, 1:150, dan 1:200. Sampel yang digunakan adalah bakteri

Salmonella Typh. Koefisien fenol ditentukan untuk membuktikan apakah

sampel disenfektan yang digunakan merupakan yang baik atau tidak.

Koefisien fenol ditentukan untuk membuktikan apakah sampel

disenfektan yang digunakan merupan yang baik atau tidak. Fungsi dari

stopwatch adalah untuk menentukan bahwa terbunuhnya bakteri di

tentukanoleh lama kontak dalam waktu 5 menit proses denutrasi bakteri

belum mengalami tingkat maksimal teyapi pada menit ke 10 proses

pembunuha bakteri maksimal terjadi.

Pada percobaan ini dimulai dengan mensterilisasikan alat-alat yang akan

digunakan agar alat-alat tersebut tidak terkontaminasi oleh mikroba lain.

Kemudian membuat pengenceran larutan detol dan wipol dengan

perbandingan 1:50, 1:100, 1:150, dan 1:200. Perbandingan ini dilakukan agar

mengetahui keefektivan dari desinfektan uji yang digunakan. Setelah itu

membuat media agar dengan menggunakan Nutrien agar dengan menimbang

sebanyak 9 g dalam 320 mL karena pada etiket tetera 28 g untuk 1 liter. Jumlah

320 mL tersebut digunakan karena cawan petri yang digunakan 16 buah dan

untuk 1 cawan petri dibutuhkan nutrient agar sebanyak 15 atau 20 mL.

Kemudian membuat larutan NaCl 0,9% dan suspensi mac farlan. Suspensi mac

farlan digunakan sebagai pembanding kekeruhan suspensi bakteri. Setelah itu

meremajakan bakteri salmonella agar bakteri salmonella tersebut dapat

berkerja dengan baik pada hasil.

Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa semua media agar yang telah

digoreskan dengan pengenceran bahan desinfektan 1:50, 1:100:1:150 dan

1:200 pada dettol dan wipol, bakteri salmonella Typh dalam waktu 5 menit dan

Page 6: LAPORAN KOEFISIEN FENOL.pdf

10 menit hidup dalam media tersebut. Padahal berdasarkan teori bahwa

bakteri tidak mati pada 5 menit tetapi pada 10 menit. Perbedaan tersebut

terjadi karena kemungkinan kesalahan dari praktikum yang kami lakukan, yaitu

:

- Cara sterilisasi yang kurang tepat - Alat-alat yang digunakan tidak semuanya disterilkan sehingga

mikroba lain yang akan tumbuh pada alat tersebut. - Pengenceran desinfektan uji yang tidak akurat. - Kurang terampilnya praktikan dalam menggunakan alat-alat

laboratorium - Kurangnya pemahaman praktikan terhadap prosedur kerja yang

dilakukan

VII. Kesimpulan

Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa desinfektan detto

dan wipol ini kurang efektif terhadap pertumbuhan bakteri salmonella.

Hal ini kemungkinan karena kurang nya konstrasi yang digunakan untuk

membunuh bakteri salmonella.

VIII. Daftar Pustaka

http://pharzone.com/blog/50-mikrobiologi/108-uji-koefisien-fenol.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Salmonella