adsorpsi dan koefisien distribusi

33
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK ADSORPTION AND COEFISIENT OF DISTRIBUTION Tanggal Praktikum : 9 Maret 2015 Tanggal Pengumpulan : 16 Maret 2015 Disusun oleh: Gabriella Christyani 10713065 Asisten: Aurelia Joceline 10712074 LABORATORIUM KIMIA ANALISIS PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI

Upload: gabriella-christyani

Post on 19-Dec-2015

85 views

Category:

Documents


30 download

DESCRIPTION

contoh laporan adsorpsi dan koefisien distribusi. perlu peninjauan lebih lanjut mengenai teori dasar yang terdapat pada laporan. semoga dapat membantu

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIKADSORPTION AND COEFISIENT OF DISTRIBUTION

Tanggal Praktikum: 9 Maret 2015Tanggal Pengumpulan: 16 Maret 2015

Disusun oleh:Gabriella Christyani10713065

Asisten:Aurelia Joceline10712074

LABORATORIUM KIMIA ANALISISPROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASISEKOLAH FARMASIINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG2015ADSORPTION AND COEFISIENT OF DISTRIBUTION

I. TUJUAN Menentukan nilai k dan n adsorpsi berdasarkan persamaan Freundlich Menentukan nilai adsorpsi berdasarkan persamaan Langmuir Menentukan koefisien distribusi asam asetat dalam pelarut air dan dietil eter

II. TEORI DASARA. Adsorpsi Adsorpsi merupakan suatu peristiwa terkontaknya pertikel padatan dan cairan pada kondisi tertentu sehingga sebagian cairan terjerap di permukaan padatan dan konsentrasi cairan yang tidak terjerap mengalami perubahan (Brown dalam Putro, 2010). Dapat dilihat dari pengertian adsorpsi di atas bahwa komponen utama yang terlibat dalam adsorpsi adalah adsorben (padatan) dan bagian yang terserap disebut adsorbat (cairan). Hal terpenting yang harus diperhatikan agar adsorbat dapat teradsorpsi adalah adsorbat tersebut haruslah dalam keadaan terlarut. Sedangkan untuk adsorben, beberapa senyawa yang dapat digunakan adalah silika, Mg(OH)2, Ca 3(PO4)2, dll. Adsorben yang baik memiliki ciri punya daya serap yang tinggi, berupa zat padat yang mempunyai luas permukaan yang besar, tidak boleh larut dalam zat yang akan diadsorpsi, tidak boleh mengadakan reaksi kimia dengan campuran yang akan dimurnikan, dapat diregenerasi kembali dengan mudah, tidak beracun, tidak meninggalkan residu berupa gas yang berbau, mudah didapat dan harganya murah. Adapun tujuan adsorpsi adalah menghilangkan rasa, warna atau bau yang tidak diinginkan serta material-material organik baik yang beracun maupun tidak dari suatu senyawa. Sesungguhnya adsorpsi berbeda dengan absorpsi, perbedaan ini terletak pada sejauh mana adsorbat terserap ke dalam permukaan adsorben. Pada adsorpsi adsorbat terserap hanya pada permukaan adsorben, sedangkan pada absorpsi adsorbat terserap sampai ke dalam adsorben. Pada adsorpsi, adsorben akan menyerap adsorbat sampai keadaan setimbang. Keadaan setimbang yang dimaksud adalah kecepatan jumlah adsorbat yang terserap dan yang terlepas dari adsorben kurang lebih sama besarnya.Ada dua jenis adsorpsi; adsorpsi fisik dan adsorpsi kimia. Dalam adsorpsi fisik kekuatan ikatan antara molekul yang diadsorpsi dan permukaan sangat lemah, atau tipe Van der Waals. Energi yang berasosiasi dengan ikatan tersebut relatif lemah. Sebaliknya dalam adsorpsi kimia ikatan sangat berperan dan merupakan resultan dari suatu transfer atau suatu penempatan elektron dalam reaksi antara adsorbat dan adsorben. Ada beberapa teori yang menjelaskan fenomena adsorpsi secara kuantitatif:1. Teori monomelukularMenyatakan bahwa tebal lapisan adsorbent pada permukaan hanya setebal satu molekul. Ini terjadi karena adsorbent hanya mampu menyerap satu lapisan molekul dari zat yang diserap. Persamaan yang termasuk teori monomolekuler adalah :a. Persamaan Freundlich

x = massa adsorbat yang terserap oleh adsorbenc = konsentrasi larutank = konstantan = konstanta antara 0,1-0,5

b. Persamaan Langmuir

c = konsentrasi molekul dalam larutanx = jumlah mol adsorbat yang terserap oleh adsorben = konstanta

2. Teori polimolekularMenyatakan bahwa tebal lapisan pemukaan terdiri dari beberapa molekul. Ini terjadi karena adsorbent mampu menyerap lebih dari satu lapisan molekul. Persamaan yang berlaku :a. Persamaan Harkins-Jura

B dan s = kosntantav = jumlah molekul gas yang diadsorpsia = konsentrasik = tetapan BoltzmanT = suhu mutlakA = luas permukaan

b. Persamaan Brauaer, Emmet, Teller (BET)

V= volume gas yang teradsorpsi pada tekanan parsial Vm= volume gas yang teradsorpsi yang menutup permukaan adsorben membentuk lapisan monomolekularc = konstanta, harga secara pendekatan E1 = panas adsorpsi dari molekul gas pada lapisan 1E2 = panas kondensasi dari gas ke cairanJika harga E1 > E2 maka harga c > 1 dan sebaliknya jika harga E1 < E2 maka harga c