laporan kasus fam

31
BAB I STATUS PASIEN I. Identitas Pasien a. Nama/Jenis Kelamin/Umur : Nn. E / perempuan / 19 tahun b. Pekerjaan/Pendidikan : Mahasiswa c. Alamat : RT. 10 Tambak Sari II. Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan- keluarga a. Status Perkawinan : Belum menikah b. Jumlah anak/saudara : - c. Status ekonomi keluarga : cukup d. Kondisi Rumah : Rumah pasien merupakan rumah permanen dengan luas 10x12m 2 . Pasien tinggal dirumah bersama dengan Kedua orangtuanya dan adik laki-laki pasien. Rumah pasien terdiri atas 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang makan, 1 dapur, dan 4 kamar tidur. Ventilasi dirumah pasien cukup memadai, rumah pencahayaannya terang, penataan rumah rapi, perabotan rumah tangga tersusun rapi. Dirumah bagian belakang juga terdapat kamar mandi. Dirumah pasien sumber air bersih berasal dari PDAM sedangkan sumber penerangan berasal dari PLN. Lantai rumah terbuat dari keramik, ventilasi dirumah sangat baik. 1

Upload: anggiasari

Post on 11-Jul-2016

160 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

kasus ikm2

TRANSCRIPT

BAB I

STATUS PASIEN

I. Identitas Pasien

a. Nama/Jenis Kelamin/Umur : Nn. E / perempuan / 19 tahun

b. Pekerjaan/Pendidikan : Mahasiswa

c. Alamat : RT. 10 Tambak Sari

II. Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga

a. Status Perkawinan : Belum menikah

b. Jumlah anak/saudara : -

c. Status ekonomi keluarga : cukup

d. Kondisi Rumah : Rumah pasien merupakan rumah permanen

dengan luas 10x12m2. Pasien tinggal dirumah bersama dengan Kedua

orangtuanya dan adik laki-laki pasien. Rumah pasien terdiri atas 1 ruang

tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang makan, 1 dapur, dan 4 kamar tidur.

Ventilasi dirumah pasien cukup memadai, rumah pencahayaannya terang,

penataan rumah rapi, perabotan rumah tangga tersusun rapi. Dirumah

bagian belakang juga terdapat kamar mandi. Dirumah pasien sumber air

bersih berasal dari PDAM sedangkan sumber penerangan berasal dari

PLN. Lantai rumah terbuat dari keramik, ventilasi dirumah sangat baik.

Lingkungan sekitar rumah pasien Bersih dan tidak ada tumpukan sampah.

e. Kondisi Lingkungan Keluarga : Pasien dirumah tinggal bersama kedua

orangtuanya dan adik laki-laki pasien. Pasien merupakan seorang

mahasiswa. Keluarga pasien ini cukup harmonis.

1

Ruang Tamu Ruang Keluarga

Ruang makan Dapur

Kamar Mandi dan Wc

2

III.Aspek Psikologis di Keluarga : Tidak ada masalah psikologis dalam

keluarga

IV. Riwayat menstruasi

Menarche 12 th, teratur, siklus haid 28 hari lamanya 5-7 hari,

nyeri haid ada, keputihan tidak ada.

V. Riwayat Penyakit Dahulu/keluarga :

Riwayat demam tidak ada

Riwayat penyakit yang sama sebelumnya di sangkal

Riwayat keganasan dalam keluarga disangkal

VI. Keluhan Utama :

Pasien datang untuk meminta surat rujukan ke rumah sakit untuk

melakukan operasi pengangkatan benjolan pada payudara.

VII.Riwayat Penyakit Sekarang : (autoanamnesa)

Pasien mengatakan sudah sejak ± 1 bulan ini, pasien mengeluhkan terdapat

benjolan pada payudara kanannya. Pasien awalnya mengeluhkan payudara

sebelah kanannya terasa sakit, kemudian pasien melakukan pemeriksaan

sendiri terhadap payudaranya dan pasien menemukan adanya benjolan pada

payudara tersebut sebanyak dua buah. Keluhan tidak disertai dengan demam,

tidak ada cairan yang keluar dari puting, kadang disertai dengan rasa nyeri.

Pasien hanya menganggap benjolan tersebut tidak masalah dan akan hilang

dengan sendirinya. Namun ternyata benjolan tersebut tidak menghilang. Hal

ini membuat pasien khawatir. Akhirya pasien menceritakan keluhannya

tersebut kepada ibu pasien. Ibu pasien membawa pasien berobat ke dokter

spesialis untuk memeriksakan benjolannya tersebut. Dokter kemudian

menyarankan kepada pasien untuk melakukan operasi pengangkatan benjolan

tersebut.

3

VIII. Pemeriksaan Fisik :

Keadaan Umum

1. Keadaan sakit : tampak sakit ringan

2. Kesadaran : compos mentis

3. Suhu : 36,6°C

4. Nadi : 86 x/menit

5. Tekanan Darah : 100/70 mmHg

6. Pernafasan

- Frekuensi : 20x/menit

- Irama : reguler

- Tipe : thorakoabdominal

7. Tinggi badan : 154 cm

8. Berat badan : 44 Kg

9. Kulit

- Turgor : baik

- Lembab / kering : lembab

- Lapisan lemak : ada

Pemeriksaan Organ

1. Kepala Bentuk : normocephal

Ekspresi : tampak kesakitan

Simetri : simetris

2. Mata Exopthalmus/enophtal : (-)

Kelopak : normal

Conjungtiva : anemis (-/-)

Sklera : ikterik (-/-)

Kornea : normal

Pupil : bulat, isokor, RC +/+

Lensa : normal, keruh (-)

3. Hidung : tak ada kelainan

4. Telinga : tak ada kelainan

4

5. Mulut Bibir : basah, tidak pucat

Bau pernafasan : normal

Gigi geligi : lengkap

Palatum : deviasi (-)

Gusi : warna merah muda,

perdarahan (-)

Selaput Lendir : normal

Lidah : putih kotor (-), ulkus (-)

6. Leher KGB : tak ada pembengkakan

Kel.tiroid : tak ada pembesaran

JVP : 5 - 2 mmHg

7. Thorax Bentuk : simetris

Pergerakan dinding dada : tidak ada yang tertinggal

Pulmo

Pemeriksaan Kanan Kiri

Inspeksi simetris

Palpasi Stem fremitus normal Stem fremitus normal

Perkusi Sonor

Batas paru-hepar :ICS

VI kanan

Sonor

Auskultasi Wheezing (-), Ronkhi

(-)

Wheezing (-), Ronkhi

(-)

Jantung

InspeksiIctus cordis terlihat di ICS V linea midclavicula

kiri

PalpasiIctus cordis teraba di ICS V linea midclavicula

kiri

Perkusi Batas-batas jantung :

5

Atas : ICS II kiri

Kanan : linea sternalis kanan

Kiri : ICS VI linea midclavicula kiri

Auskultasi BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)

8. Abdomen

Inspeksi : tidak tampak membuncit, striae(-), Sikatrik (-)

Palpasi : nyeri tekan (-)

Perkusi : Tympani

Auskultasi : bising usus (+) normal

9. Ekstremitas Atas

Kekuatan: 5 / 5, Edema : (-) / (-)

10. Ekstremitas bawah

Kekuatan: 5 / 5, Edema : (-) / (-)

11. Status lokalis

Payudara kanan :

Inspeksi : Tidak tampak benjolan, discart (-), sikatrik(-), aorola

mammae hiperpigmentasi

Palpasi : terdapat benjolan, jumlah dua buah, konsistensi lunak,

permukaan rata, berbatas tegas, ukuran sebesar kelereng, mobile, nyeri

tekan (+), pembesaran KGB sekitar (-)

Payudara kiri :

Inspeksi : Tidak tampak benjolan, discart (-), sikatrik(-), aorola

mammae hiperpigmentasi

Palpasi : tidak terdapat benjolan, nyeri tekan (-), pembesaran KGB

sekitar (-)

IX. Pemeriksaan Penunjang :

Tidak dilakukan

Pemeriksaan anjuran : USG payudara, Mammography, MRI

6

X. Diagnosis Kerja :

Fibroadenoma Mammae payudara dextra (D24.1)

XI. Diagnosis Banding

Ca Mammae (C50.9)

Adenofibrosis Mammae (N60.2)

Fibrocystic disease mammae (N60)

XII. Manajemen

a. Preventif :

- Menghindari setres

- Jangan sering memakan makanan cepat saji yang dapat menjadi faktor

resiko untuk timbulnya keganasan

- Menghindari asap rokok yang banyak mengandung zat-zat karsinogen

b. Promotif :

- Melakukan penyuluhan kepada warga masyarakat mengenai cara

melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) untuk mendeteksi

dini kelainan pada payudara

- Memberikan pengetahuan mengenai penyakit atau kelainan apa saja

yang dapat terjadi pada payudara baik pada remaja maupun wanita

dewasa (ibu-ibu)

c. Kuratif :

Non Farmakologi

Istirahat yang cukup

Makan-makanan bergizi.

Melakukan operasi pengangkatan benjolan

Farmakologi

Vitamin B compleks tab 3x1

7

Pengobatan tradisional

Pengobatan dengan buah mengkudu, dengan cara buah mengkudu

dibelender sebanyak satu bauh, dapat diberikan tambahan gula atau madu

untuk memberi rasa manis. Minum ramuan 2-3 kali perhari.

Pengobatan dengan kulit manggis, kulit manggis di bersihkan terlebih

dahulu, kemudian dibelender, tambahkan gula atau madu, saring airnya.

Minum ekstrak kulit manggis tersebut 2-3 kali perhari. Dapat juga dengan

cara di parut, kemudian diseduh dengan air panas, air seduhan tersebut

diminum.

d. Rehabilitatif

Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengatur pola makan yang

bergizi untuk pemulihan kesehatan tubuh pasien dan istirahat.

Rutin melakukan SADARI untuk memastikan tidak terdapat lagi

benjolan dan dapat mendeteksi dini bila keluhan muncul kembali.

Keluarga memberi support kepada pasien

Segera berobat ke pusat pelayanan bila mengalami keluhan yang sama.

8

Dinas Kesehatan Kota JambiPuskesmas III Pakuan Baru

Dokter : Anggia Rohdila SariSIP : GIA 214027

STR : 19922608201602

Dinas Kesehatan Kota JambiPuskesmas III Pakuan Baru

Dokter : Anggia Rohdila SariSIP : GIA 214027

STR : 19922608201602

Tanggal : Maret 2016

Pro :

Umur : tahun

Tanggal: Maret 2016

Pro :

Umur : tahun

9

10

Dinas Kesehatan Kota JambiPuskesmas III Pakuan Baru

Dokter : Anggia Rohdila SariSIP : GIA 214027

STR : 19922608201602

Tanggal : Maret 2016

Pro :

Umur : tahun

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fibroadenoma Mammae

. Fibroadenoma tumbuh sebagai nodus bulat yang biasanya berbatas

tegas dan mudah digerakkan dari jaringan payudara sekitar. Fibroadenoma

teraba sebagai benjolan bulat atau berbenjol, dengan simpai licin, bebas.

Fibroadenoma mammae merupakan tumor jinak pada payudara yang paling

umum ditemukan pada wanita muda, dapat digerakkan dan konsistensinya

kenyal padat. Fibroadenoma terbentuk dari sel – sel epitel dan jaringan ikat ,

dimana komponen epitelnya menunjukkan tanda-tanda aberasi yang sama

dengan epitel normal.1,2

2.2 Etiologi

Penyebab pasti fibroadenoma tidak diketahui. Namun terdapat

beberapa faktor yang dikaitkan dengan penyakit ini, antara lain peningkatan

mutlak aktivitas esterogen, yang diperkirakan berperan dalam

pembetukannya. Selain itu, diperkirakan terdapat perkusor embrional yang

dormant di kelenjar mammaria yang dapat memicu pembentukan

fibroadenoma yang akan berkembang mengikuti aktivitas ovarium.1,7

2.3 Patofisiologi

11

Fibroadenoma adalah tumor jinak yang menggambarkan suatu proses

hiperplasia dan proliferasi pada satu duktus terminal, perkembangannya

dihubungkan dengan suatu proses aberasi perkembangan normal. Penyebab

proliferasi duktus tidak diketahui, diperkirakan sel stroma neoplastik

mengeluarkan faktor pertumbuhan yang mempengaruhi sel epitel.

Peningkatan mutlak aktivitas esterogen diperkirakan berperan dalam

pembentukannya. Kira-kira 10% fibroadenoma akan menghilang secara

spontan setiap tahunnya, dan kebanyakan perkembangan fibroadenoma

berhenti setelah mencapai diameter 2-3cm.1

2.4 Gambaran Klinis

Fibroadenoma pada sebagian besar penderita tidak menunjukkan

gejala dan terdeteksi setelah dilakukan pemeriksaan fisik. Pertumbuhan

fibroadenoma relatif lambat dan hanya menunjukkan sedikit perubahan

ukuran dan tekstur dalam beberapa bulan. Fibroadenoma memiliki gejala

berupa benjolan dengan permukaan yang licin dan merah. Biasanya

fibroadenoma tidak nyeri, tetapi terkadang nyeri bila ditekan, mobile, dan

konsistensinya kenyal padat .2

2.5 Pemeriksaan Fisik

Teknik pemeriksaan payudara dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan

inspeksi dan palpasi. Pada inspeksi payudara dan nipple, dilakukan dengan

posisi pasien duduk sambil tolak pinggang. Pada pemeriksaan ini yang dinilai

adalah perubahan kulit, simetris, kontur, retraksi. Begitu pula dilakukan

dengan posisi lengan di samping, di atas kepala, menekan panggul dan

membungkuk ke depan. Juga dinilai kulit tiap axilla, apakah ada kemerahan,

pigmentasi, dan infeksi.7,9,12

Pada pemeriksaan dengan cara palpasi membutuhkan waktu sekitar 3

menit untuk setiap payudara. Dengan menggunakan jari kedua, ketiga, dan

keempat, diperlukan pemeriksaan sistematis, dengan cara pemeriksaan secara

melingkar atau pun sejajar dan beri tekanan, mulai dari tekanan yang ringan

hingga dalam. Pemeriksaan harus mencakup seluruh payudara. Pada

pemeriksaan ini yang dinilai adalah konsistensi jaringan, rasa nyeri, dan

adanya nodul. Bila terdapat nodul, tentukan lokasi, ukuran, bentuk,

12

konsistensi, batas, nyeri tekan, dan mobilitas. Palpasi juga daerah axilla untuk

mengetahui pembesaran KGB. 7,9,12

Gambar 3.5 Pemeriksaan Payudara Oleh Dokter

2.6 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Radiologis

a. Mammografi

Pada pemeriksaan mamografi, fibroadenoma digambarkan sebagai massa

berbentuk bulat atau oval dengan batas yang halus dan berukuran sekitar 4

– 100 mm. Fibroadenoma biasanya memiliki densitas yang sama dengan

13

jaringan kelenjar sekitarnya, tetapi pada fibroadenoma yang besar, dapat

menunjukkan densitas yang lebih tinggi. Kadang- kadang tumor terdiri

atas gambaran kalsifikasi pada fibroadenoma di tepi atau di tengah

berbentuk bulat, atau berlobus-lobus. Pada wanita post menopouse,

komponen fibroglandular dari fibroadenoma akan berkurang dan hanya

meninggalkan gambaran kalsifikasi dengan sedikit atau tanpa komponen

jaringan ikat.8

Gambar 3.6 Mammografi

b. Ultrasonografi (USG)

Dalam pemeriksaan USG, fibroadenoma terlihat rata, berbatas tegas,

berbentuk bulat, oval atauu berupa nodul dan lebarnya lebih besar

dibandingkan dengan diameter anteroposteriornya. Internal echogenicnya

homogen dan ditemukan gambaran dari isoechoic sampai hypoechoic.

Gambaran echogenic kapsul yang tipis, merupakan gambaran khas dari

fibroadenoma dan mengindikasikan lesi tersebut jinal. Fibroadenoma

tidak memiliki kapsul, gambaran kapsul yang terlihat pada USG

merupaka pseudocapsule yang disebabkan oleh penekanan dari jaringan

sekitarnya.9,10

14

Gambar 3.6 USG

c. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Dalam pemeriksaan MRI, fibroadenoma tampak sebagai massa bulat atau

oval yang rata dibandingkan dengan menggunakan kontras gadoliniium-

based. Fibroadenoma digambarkan sebagai lesi yang hypointense jika

dibandingkan dengan jaringan sekitarnya dalam gambaran T1-weighted

dan hypointense an hyperintense dalam gambaran T2-weighted.11

Gambar 3.8 MRI

2.7 Diagnosis Banding

1. Cystosarcoma Phyllodes

Tumor ini jauh lebih jarang ditemukan dan diperkirakan berasal dari stroma

intralobulus. Tumor ini berdiameter kecil, sekitar 3-4 cm, tetapi sebagian

besar terus membesar sehingga menyebabkan payudara membesar. Tumor ini

terdapat pada semua usia, tetapi mayoritas pada usia 45 tahun.2

15

Gambar 3.9 Mammografi Cystosarcoma Phyllodes

Gambaran USG tumor ini, hiperechoic dengan batas yang masih tegas, echo-

internal dapat homogen atau sedikit in homogen serta adanya penyangatan

akustik posterior lemah, hal ini mungkin disebabkan struktur kistik pada

tumor tersebut.10

Gambar 3.10 USG Cystosarcoma Phyllodes

2. Kista Payudara

Kista ini berasal daru adenosis, ketika lamina duktus dan acini mengalami

dilatasi oleh jaringan epitel. Gambaran mammografinya berupa massa bulat

atau oval yang berbatas tegas. Tepi kista ini dapat berbatasan dengan jaringan

fibroglandular, baik sebagian maupun seluruhnya.2

16

Gambar 3.11 Mammografi Kista Payudar

Gambaran USG pada kista adalah lesi dengan bentuk bulat atauoval,

mempunyai batas tegas dan teratur, an-echoic dan adanya penyangatan

akustik posterior.

Gambar 3.12 USG Kista Payudara

3. Papilloma

Merupakan lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus dan 75% tumbuh

dibawah areola mammae. Papilloma memberikan gejala berupa sekresi cairan

serous atau berdarah, adanya tumor subareola kecil dengan diameter beberapa

milimeter. Biasanya ukuran lesi papilloma sangat kecil.1,2,9

Gambar 3.13 Mammografi Papilloma

Gambaran USG kelainan ini adalah suatu lesi intraduktal dengan pelebaran

duktus laktiferus.10

17

Gambar 3.14 USG Papilloma

Pemeriksaan Histopatologis

Pada pemeriksaan histopatologis pada fibroadenoma mammae yaitu

menggunakan teknik Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC). Pemeriksaan

ini dilakukan dengan cara mengambil sel dari fibroadenoma dengan

menggunakan penghisap yaitu jarum suntik. Dari alat tersebut kita akan

memperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma, lalu hasil pengambilan

tersebut dibawa ke laboratorium patologi untuk diperiksa dibawah

mikroskop. Pada gambaran histopatologis menunjukkan stroma dengan

proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang

dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda.1

Gambar 3.15 Histopatologi FAM

2.8 Tatalaksana

Operasi eksisi merupakan satu-satunya pengobatan untuk

fibroadenoma. Operasi dilakukan sejak dini, hal ini bertujuan untuk

memelihara fungsi payudara dan untuk menghindari bekas luka. Pemilihan

tipe insisi dilakukan berdasarkan ukuran dan lokasi dari lesi di payudara.

Terdapat 3 tipe insisi yang biasa digunakan, yaitu:7

18

1. Radial Incision, yaitu dengan menggunakan sinar.

2. Circumareoral Incision

3. Curve / Semicircular Incision

Tipe insisi yang paling sering adalah tipe radial. Tipe circumareolar,

hanya meninggalkan sedikit bekas luka dan deformitas, tetapi hanya memberi

pembukaan yang terbatas. Tipe ini hanya digunakan untuk fibroadenoma

yang tunggal dan kecil dan lokasinya sekitar 2 cm di sekitar batas areola.

Semicircular Incision biasanya digunakan untuk mengangkat tumor yang

besar dan berada di daerah lateral payudara

2.9 Prognosis

Prognosis dari penyakit ini baik, walaupun penderita mempunyai risiko yang

tinggi untuk menderita kanker payudara. Bagian yang tidak diangkat harus

diperiksa secara teratur.4

2.10 Pencegahan

SADARI (Periksa Payudara Sendiri) merupakan salah satu cara untuk

mencegah dan mendeteksi secara dini kelainan dari payudara. Cara

melakukannya yang mudah diharapkan para wanita dapat mendeteksi dini

bila terjadi kelainan pada payudarahnya. Berikut ini merupakan teknik

melakukan SADARI :7,9

19

BAB III

ANALISIS KASUS

3.1 Hubungan diagnosis dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, keadaan

rumah dan lingkungan sekitar

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, didapatkan hubungan diagnosis

dengan keluahan yang diderita pasien.

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai keadaan rumah Os, dapat

disimpulkan bahwa keadaan/ kondisi rumah Os tidak mempengaruhi atau

memperberat penyakit yang diderita oleh Os saat ini.

Hubungan diagnosis dengan lingkungan sekitar pada kasus ini, diagnosis

penyakit pada Os ini tidak ada kaitannya terhadap lingkungan disekitarnya, karena

penyakit Os ini bukan penyakit berbasis lingkungan.

3.2 Hubungan diagnosis dengan keadaan lingkungan keluarga dan hubungan

keluarga

Diagnosis penyakit Os saat ini tidak berhubungan langsung dengan

keadaan keluarga. Tetapi hubungan keluarga memiliki peranan dalam

perkembangan penyakit fibroadenoma mammae. Dimana faktor genetik bisa

menjadi faktor resiko untuk penyakit tersebut. Apabila ibu atau keluarga os ada

yang menderita keluhan yang sama atau penyakit keganasan lainnya, hal ini bisa

menjadi faktor resiko untuk timbulnya penyakit fibroadenoma. Namun dalam hal

ini tidak ada riwayat dalam keluarga dengan keluahan yang sama dan riwayat

keganasan.

3.3 Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan

lingkungan sekitar

Derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

perilaku kesehatan dan lingkungan di sekitar tempat tinggal kita. Diantara faktor –

faktor tersebut pengaruh perilaku terhadap status kesehatan, baik kesehatan

individu maupun keluarga sangatlah besar.

Lingkungan rumah dan lingkungan disekitar rumah Os tidak memberikan

pengaruh terhadap terjadinya penyakit pada Os. Hal tersebut menunjukkan

20

lingkungan rumah dan sekitarnya tidak memiliki peranan terhadap perkembangan

penyakit yang di derita oleh pasien. Kebiasaan hidup os dan keluarga juga baik,

sehingga tidak menjadi faktor resiko untuk timbulnya penyakit tersebut.

3.4 Analisis kemungkinan berbagai factor risiko atau etiologi penyakit pada

pasien ini

Beberapa etiologi dan factor predisposisi fibroadenoma mammae adalah

faktor hormon. Dimana peningkatan aktivitas estrogen dapat memacu timbulnya

gejala tersebut. Seperti yang diketahui, os adalah seorang remaja yang sedang

mengalami perkembangan pubertas, hal ini tentu saja menyebabkan aktivitas

hormon yang tinggi dan belum stabil. Sehingga hal ini bisa menjadi faktor resiko

timbulnya keluhan tersebut.

3.5 Analisis untuk mengurangi paparan/memutuskan rantai penularan

dengan faktor risiko atau etiologi pada pasien ini

Untuk mengurangi resiko penyakit, pasien harus membiasakan hidup sehat.

Olahraga teratur, makan-makanan bergizi, menghindari rokok, menghindari

makanan cepat saji, makanan tinggi cholesterol, berlemak dan lainnya yang dapat

menjadi pemicu perkembangan penyakit keganasan. Dan mencegah masuknya zat

karsinogen yang bisa menjadi faktor resiko timbulnya tumor ataupun kanker.

21

DAFTAR PUSTAKA

1. Robbins Stanley L., Kumar Vinay., Cotran Ramzi S. Robbins Buku Ajar

Patologi Edisi 7. Jakarta : EGC. 2010

2. Sjamsuhidajat R., De jong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta:

EGC. 2012.

3. Shirley S.E., Mitchell D.I.G., Soares D.p., James M. Clinicopathologic

Features of Breast Disease in Jamaica:Findings of Jamaican Breast Disease

Study. 2000-2002. Diunduh dari http://lib.bioinfo.pl/

4. Zieve David, Wetcher Debra G. Fibroadenoma Breast. Diunduh dari

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/

5. Snell, Richard S. Anatomi Klinik. Jakarta: EGC. 2006

6. Kirby I.B. The Breast. In: Brunicardi F.C et all, ed. Schwartz’s Principles of

Surgery. Eight edition. New York: McGraw-Hill Books Company. 2006.

7. Farrow Joseph H. Fibroadenoma of The Breast.

http://caonline.amcancersoc.org/

8. Gravelle I. H. Mammography. A Text Book of Radio Imaging. Churchill

Levingstone. London 2000.

9. Fleishur Arthur C, Cullinan Jeanne A. Ultrasographyin obstetrics and

Gynecology. A Text Book of Medical Imaging. Third Edition. 2003

10. Makes Daniel. Atlas Ultrasonografi Payudara dan Mamografi. Balai Penerbit

FKUI. 1992

11. Mutarak Malai. Breast Imaging : A Comprehensive Atlas. Booknet Company.

Thailand 2002

22