case fam kakak

33
CASE REPORT I IDENTITAS PASIEN Nama : Nn. N Umur : 17 tahun Alamat : Palapa Status Perkawinan : Belum Menikah Agama : Islam Pendidikan terakhir : SMA Pekerjaan : Pelajar Tanggal pemeriksaan : 22 Agustus 2015 II ANAMNESIS Keluhan Utama : Benjolan di payudara kanan Sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit, penderita merasakan adanya benjolan yang tidak terasa nyeri pada payudara kanan sebesar kelerang yang semakin lama semakin bertambah besar sehingga sekarang sebesar telur puyuh. Tidak ditemukan adanya kulit yang kemerahan diatas benjolan, kulit yang melekuk ke dalam, puting yang tertanam ke dalam ataupun borok. Riwayat keluar cairan, darah dari puting susu tidak ada. Adanya benjolan di tempat lain tidak ada. Keluhan tidak disertai dengan demam, batuk, sesak, sakit kepala hebat, rasa penuh di ulu hati, nyeri pada tulang punggung maupun paha. Keluhan benjolan tidak disertai dengan bengkak pada bawah lengan. 1

Upload: adhelia-kusuma-wardhani

Post on 12-Feb-2016

37 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fam

TRANSCRIPT

Page 1: Case Fam Kakak

CASE REPORT

I IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. N

Umur : 17 tahun

Alamat : Palapa

Status Perkawinan : Belum Menikah

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SMA

Pekerjaan : Pelajar

Tanggal pemeriksaan : 22 Agustus 2015

II ANAMNESIS

Keluhan Utama : Benjolan di payudara kanan

Sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit, penderita merasakan adanya

benjolan yang tidak terasa nyeri pada payudara kanan sebesar kelerang yang semakin

lama semakin bertambah besar sehingga sekarang sebesar telur puyuh. Tidak

ditemukan adanya kulit yang kemerahan diatas benjolan, kulit yang melekuk ke

dalam, puting yang tertanam ke dalam ataupun borok. Riwayat keluar cairan, darah

dari puting susu tidak ada. Adanya benjolan di tempat lain tidak ada. Keluhan tidak

disertai dengan demam, batuk, sesak, sakit kepala hebat, rasa penuh di ulu hati, nyeri

pada tulang punggung maupun paha. Keluhan benjolan tidak disertai dengan bengkak

pada bawah lengan.

Penderita haid pertama pada usia 13 tahun, siklus 28 hari, teratur. Riwayat

benjolan maupun operasi di payudara sebelumnya tidak ada. Riwayat benjolan

payudara pada keluarga tidak ada. Riwayat radiasi pada daerah dinding dada tidak

ada.

1

Page 2: Case Fam Kakak

III PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan umum : Tidak tampak sakit

Kesadaran : Kompos mentis kooperatif

Gizi : Cukup

Tanda vital : TD = 110/70 mmHg R = 20 x/menit

N = 90 x/menit S = 36,50C

Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Leher : JVP tak meningkat

KGB (aksila/supraklavikula/infraklavikula) : Tidak teraba membesar

Kulit : Turgor baik

Thoraks : Bentuk dan gerak simetris

Pulmo : Sonor, bronkovesikuler, ronkhi -/-, whezing -/-

Cor : Bunyi jantung murni reguler

Abdomen : Datar, supel

Hepar dan lien tidak teraba

Bising usus (+) Normal

Ekstremitas : Edema -/-

Status Lokalis

a/r mammae dextra :

Inspeksi : Payudara simetris, retraksi puting susu (-), edema (-), ulserasi

(-), nodul satelit (-), discharge (-), kulit hiperemis (-).

Palpasi :

Kuadran medial atas teraba 1 buah massa berukuran 4 x 2 x 1 cm,

permukaan rata, batas tegas, kenyal, mobile, nyeri tekan (-)

IV PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Leukosit : 7140

Hb : 14,2

Trombosit : 415.000

Waktu Perdarahan : 1 menit

Waktu Pembekuan : 3 menit

V RESUME

2

Page 3: Case Fam Kakak

Seorang wanita berusia 17 tahun, belum menikah datang ke RS dengan

keluhan utama benjolan di payudara kanan. Benjolan dirasakan sejak 2 bulan SMRS

yang semakin lama semakin membesar secara lambat. Kulit di atas benjolan

hiperemis (-),retraksi kulit(-), nipple dimpling (-), ulkus (-), nipple discharge (-),

perdarahan (-), demam (-), sakit kepala hebat (-), nyeri pada tulang belakang/paha (-),

edema ekstremitas atas (-).

Menarche pada usia 13 tahun, siklus normal, riwayat benjolan mammae pada

keluarga tidak ada.

VI DIAGNOSIS KLINIS

Suspek Fibroadenoma mammae dextra

VII USUL PEMERIKSAAN

USG mammae dextra

Biopsi eksisi (Patologi Anatomi)

Laboratorium : Hb, jumlah leukosit, trombosit, waktu perdarahan, waktu

pembekuan

Foto Thorax PA

VIII TERAPI

Umum :

o Edukasi penderita mengenai penyakitnya dan hal-hal yang dapat

dilakukan penderita untuk mendeteksi dini kelainan pada

payudara.

Khusus :

o Eksisi massa tumor

IX PROGNOSA

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : ad bonam

I. Pengamatan Lanjut

3

Page 4: Case Fam Kakak

Tanggal Pemeriksaan Fisik dan Diagnosis Terapi

23-08-2015Diagnosis : Suspek Fibroadenoma

mammae dextra

Eksisi

24-08-2015 Diagnosis : Post Op Eksisi Fibroadenoma

mammae dextra

Keluhan : tidak ada

Observasi post op

Ciprofloxacin 3x1 tabletDexametason 3x1 tabletAsam Mefenamat 3x1 tablet

PERMASALAHAN1. Apakah diagnosis pada pasien ini sudah tepat?

2. Apakah penatalaksanaan kasus ini sudah tepat ?

4

Page 5: Case Fam Kakak

PORTOFOLIO

Topik : Fibroadenoma MammaeTanggal (kasus) : 22 Agustus 2015 Presenter : dr. Arismunandar Hadi Prabowo UtomoTanggal presentasi : - Pendamping : dr. Ratu FajariaTempat presentasi : RSUD Dr. A. Dadi TjokrodipoObyektif presentasi : Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi : Tujuan :Bahan bahasan : Tinjauan

Pusaka Riset Kasus Audit

Cara membahas : Diskusi Presentasi dan diskusi

Email Pos

Data pasien : Nama : Nn.N No. registrasi :Nama klinik : Telp : - Terdaftar sejak : -Data utama untuk bahan diskusi : Suspek Fibroadenoma mammae dextra1. Diagnosis/Gambaran Klinis : Benjolan pada payudara kanan2. Riwayat Pengobatan : -3. Riwayat Kesehatan/ Penyakit : -4. Riwayat Keluarga/ Masyarakat : -5. Riwayat Pekerjaan : -6. Lain-lain : -Daftar Pustaka :

1. Brandon J, Bankowski et al. 2002.The John Hopkins Manual of Ginekology and Obstetrics, 2 nd edition. New York : Lippincott and Wilkins Publishers.

2. Catherine A Johnson, Anand N, Kaufman S Matthew,et al. 2003. First Aid for the Surgery Clerkship. New York : Mc Graw Hill.

3. Jarrell E Bruce, Carabasy R Anthony. 1996. National Medical Series for Independent Study-Surgery, 3 rd Edition. Philadelphia : Williams & Wilkins.

4. Widodo,djoko. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Penerbit : Fk UI. Jakarta. 2007.5. Staf pengajar FK UI. Kumpulan kuliah Ilmu Bedah. Penerbit :Fk UI. Jakarta. 2005.6. Sjamsuhidaja R, Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II Penerbit : EGC. Jakarta. 2005.7. Shines,Schwartz. Intisari Prinsip – Prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. Penerbit : EGC. Jakarta. 2006.8. Snell RS; editor bahasa Indonesia: Huriawati Hartanto...(et al.). Anatomi klinik untuk

mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2006

1.Hasil Pembelajaran :

1. Diagnosis FAM2. Patofisiologi FAM3. Penatalaksanaan FAM

5

Page 6: Case Fam Kakak

Subyektif

Sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit, penderita merasakan adanya

benjolan yang tidak terasa nyeri pada payudara kanan sebesar kelerang yang semakin

lama semakin bertambah besar sehingga sekarang sebesar telur puyuh. Tidak

ditemukan adanya kulit yang kemerahan diatas benjolan, kulit yang melekuk ke

dalam, puting yang tertanam ke dalam ataupun borok. Riwayat keluar cairan, darah

dari puting susu tidak ada. Adanya benjolan di tempat lain tidak ada. Keluhan tidak

disertai dengan demam, batuk, sesak, sakit kepala hebat, rasa penuh di ulu hati, nyeri

pada tulang punggung maupun paha. Keluhan benjolan tidak disertai dengan bengkak

pada bawah lengan.

Obyektif

Pada pemeriksaan lokalis didapatkan :

a/r mammae dextra :

Inspeksi : Payudara simetris, retraksi puting susu (-), edema (-), ulserasi

(-), nodul satelit (-), discharge (-), kulit hiperemis (-).

Palpasi :

Kuadran medial atas teraba 1 buah massa berukuran 4 x 2 x 1 cm,

permukaan rata, batas tegas, kenyal, mobile, nyeri tekan (-)

Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan :

- Anamnesis

- Pemeriksaan lokalis

Assessment (Penalaran Klinis)

FAM ini biasanya didapatkan pada usia muda dibawah 30 tahun. Risiko lebih besar

didapatkan pada wanita kulit hitam dibandingkan kulit putih. FAM merupakan lesi

massa yang terbanyak pada usia kurang dari 25 tahun, biasanya akan tumbuh secara

gradual dan dapat disertai dengan rasa nyeri yang bersifat siklik. Apabila massanya

teraba, membesar maupun terdapat gangguan fisiologis maka perlu dipertimbangkan

biopsi insisi. Manajemen secara konservatif dapat dilaksanakan apabila massa tidak

6

Page 7: Case Fam Kakak

teraba maupun telah dapat dipastikan sebagai FAM dengan pemeriksaan USG,

mammografi maupun biopsi, akan tetapi follow up selanjutnya merupakan hal yang

esensial.

Setelah diagnosis fibroadenoma mammae ditegakkan langkah selanjutnya

menentukan penatalaksanaan yang tepat yakni memilih pengobatan untuk

menanganinya.

Plan

Diagnosis : Suspek fibroadenom mammae dextra

Pengobatan :

Pasien dilakukan tindakan pembedahan berupa eksisi yang bertujuan untuk

mengangkat benjoln yang ada. Setalah operasi pasien diberikan obat antibiotic untuk

mencegah terjadinya infeks, asam mefenamat untuk meredakana nyeri pasca operasi.

Pendidikan : memberitahu hasil pemeriksaan kepada pasien, menjelaskan

pengobatan yang akan diberian kepada pasien, memberitahu bahwa setelah operasi

masih ada kemungkinan benjolan akan kembali terjadi.

Konsultasi : Dijelaskan secara rasional tentang tatalaksana yang diberikan mencakup

tujuan pemberian terapi.

Rujukan : Rujukan kepada dokter spesialis bedah

Kontrol : Kontrol ulang untuk menilai hasil operasi

7

Page 8: Case Fam Kakak

ANALISIS KASUS

1. Apakah diagnosis pada pasien ini sudah tepat?

FAM ini biasanya didapatkan pada usia muda dibawah 30 tahun.

Risiko lebih besar didapatkan pada wanita kulit hitam dibandingkan kulit

putih. FAM merupakan lesi massa yang terbanyak pada usia kurang dari 25

tahun, biasanya akan tumbuh secara gradual dan dapat disertai dengan rasa

nyeri yang bersifat siklik. Apabila massanya teraba, membesar maupun

terdapat gangguan fisiologis maka perlu dipertimbangkan biopsi insisi.

Manajemen secara konservatif dapat dilaksanakan apabila massa tidak teraba

maupun telah dapat dipastikan sebagai FAM dengan pemeriksaan USG,

mammografi maupun biopsi, akan tetapi follow up selanjutnya merupakan hal

yang esensial.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan

fisis dan kadang melalui pemeriksaan USG, mammografi aupun biopsi. Dari

anamesis didapatkan sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit, penderita

merasakan adanya benjolan yang tidak terasa nyeri pada payudara kanan

sebesar kelerang yang semakin lama semakin bertambah besar sehingga

sekarang sebesar telur puyuh. Tidak ditemukan adanya kulit yang kemerahan

diatas benjolan, kulit yang melekuk ke dalam, puting yang tertanam ke dalam

ataupun borok. Riwayat keluar cairan, darah dari puting susu tidak ada.

Adanya benjolan di tempat lain tidak ada. Keluhan tidak disertai dengan

demam, batuk, sesak, sakit kepala hebat, rasa penuh di ulu hati, nyeri pada

tulang punggung maupun paha. Keluhan benjolan tidak disertai dengan

bengkak pada bawah lengan. Pada pemeriksaan fisis ditemukan

Palpasi :

Kuadran medial atas teraba 1 buah massa berukuran 4 x 2 x 1 cm,

permukaan rata, batas tegas, kenyal, mobile, nyeri tekan (-)

Dari keluhan utama dan anamnesa ini dapat ditarik beberapa kemungkinan

diagnosis yaitu :

1. Fibroadenoma mammae

2. Kistosarkoma Phylloides.

Kemungkinan diagnosis tersebut didapatkan berdasarkan sifat benjolan

yang tidak terasa nyeri, berukuran ± 4 cm (seukuran telur puyuh) yang asalnya

8

Page 9: Case Fam Kakak

sebesar kelereng dalam waktu 2 bulan. Sifat-sifat tersebut menunjukkan

adanya progresivitas yang khas untuk suatu tumor.

Beberapa diagnosis banding benjolan pada payudara lain seperti perubahan

fibrokistik, mastitis, abses payudara, kanker payudara, penyakit Mondor telah dapat

disingkirkan dengan tidak adanya beberapa gejala seperti tidak adanya tanda-tanda

inflamasi pada mastitis dan abses payudara, atau tanda-tanda keganasan pada kanker.

2. Apakah penatalaksanaan kasus ini sudah tepat ?

Tujuan dilakukan tindakan pembedahan ini adalah :

1.    Untuk menegakkan diagnosa.

2.    Untuk memperkecil penyebaran tumor.

3.    Untuk mengetahui apakah tumor ini ganas atau tidak dengan cara

pemeriksaan Patologi Anatomi terlebih dahulu.

Penatalaksanan pada pasien ini adalah dengan eksisi massa tumor. Pada pasien

ini ditemukan adanya benjolan sebesar 4x2x1 cm yang dirasakan semakin membesar,

sehingga diperlukan eksisi.

Tinjauan Kepustakaan

9

Page 10: Case Fam Kakak

Anatomi Payudara

Payudara pada wanita menonjol mulai dari iga ke II/III sampai ke VI/VII dan

dari dekat pinggir sternum sampai garis axilla anterior. Tetapi jaringan payudara

sebenarnya bisa lebih luas lagi sampai ke klavikula sebagai suatu lapisan jaringan

tipis dan ke medial sampai ke garis median, ke lateral sampai pinggir otot latissimus

dorsi. Ada suatu bagian dari payudara yang disebut buntut dari payudara atau

“axillary projection of the breast”.

Struktur Dasar

Terdiri atas kelenjar, jaringan ikat fibrosa dan jaringan lemak Jaringan

kelenjar, yang dinamakan kelenjar dan saluran tubuloalveolar, membentuk 15 sampai

20 lobus yang mengelilingi nipple, masing-masing bermuara ke duktus lactiferous. Di

tiap lobus terdapat lobulus-lobulus. Jaringan ikat fibrosa memberikan struktur

penahan dalam bentuk tali fibrosa atau ligament suspensorium yang dihubungkan baik

ke kulit maupun ke fascia. Jaringan lemak terutama pada permukaan dan area tepi.

Gambar 1. Struktur Dasar Payudara

Setiap kelenjar mammae terdiri atas sekitar 15 sampai 20 lobus. Terdapat ligament

Cooper yang meluas dari fascia pectoralis profunda ke fascia kulit superficial yang

memberikan tahanan. Payudara dibagi menjadi empat kuadran, yaitu upper inner

10

Page 11: Case Fam Kakak

quadrant (UIQ), lower inner quadrant (LIQ), upper outer quadrant (UOQ) dan lower

outer quadrant (LOQ).

Gambar 2. Pembagian Kuadran Payudara

Batas-batas payudara di antaranya :

Superior : vena aksila

Posterior : nervus thorakalis

Medial : M. Pectoralis minor

Lateral : M. Latissimus dorsi

Vaskularisasi

Perdarahan payudara terutama dari cabang arteri perforantes anterior dari

arteri mammaria interna, arteri torakalis lateralis yang bercabang dari arteri aksilaris,

dan beberapa arteri interkostalis.

Drainase limfatik

Kelenjar getah bening pectoralis (anterior), berlokasi di lipatan aksila anterior

(di antara batas bawah M. Pectoralis mayor).

Kelenjar getah bening Subscapular (posterior), berlokasi di lipatan aksila

posterior (daerah batas lateral scapula). Drainasenya dari dinding belakang

dada dan sebagain lengan.

Kelenjar getah bening lateral, berlokasi di daerah humerus atas. Drainasenya

dari lengan.

11

Upper outer quadrant (UOQ)

Upper inner quadrant (UIQ)

Upper lower quadrant (UIQ)Lower outer

quadrant (UIQ)

Page 12: Case Fam Kakak

Drainase dari KGB pusat di aksila, kemudian ke KGB infraclavicular dan

supraclavicular.

Sebagian drainase dari payudara ada yang langsung berhubungan dengan

KGB infraclavicular.

Gambar 3. Drainase Limfatik Payudara

Persarafan payudara juga harus diperhatikan dalam proses pembedahan

payudara, apabila ada kerusakan akibat proses pembedahan maka dapat terjadi deficit

fungsional pada saraf yang terkena, sebagai contoh :

Nervus Otot/area persarafan Defisit fungsional

N. torasikus (of Bell) Serratus anterior Winging scapula

N. torakodorsalis Latissimus dorsi Tidak dapat mendorong

diri sendiri untuk berdiri

dari posisi duduk

N. pektoralis medial dan

lateral

Pektoralis mayor dan

minor

Kelemahan dari otot

pektoralis

N. interkostobrakhial Menyebrang axilla secara

transversal menuju bagian

dalam lengan

Anestesi pada bagian

dalam lengan

12

Page 13: Case Fam Kakak

Masa teraba saat palpasi

Usia Lesi yang biasa dijumpai Karakteristik

15-25

25-50

> 50

Kehamilan/menyusui

Fibroadenoma

Kista

Fibrocystic changes

Kanker

Kanker (kecuali jika tidak

dapat dibuktikan)

Lactating adenoma, kista,

mastitis, kanker

Bulat, mobile, tidak nyeri

Lunak hingga keras, bulat,

mobile, kadang nyeri

Noduler, ropelike

Irregular, stelate, keras,

batas tidak tegas

Irregular, stelate, keras,

batas tidak tegas

Irregular, stelate, keras,

batas tidak tegas

Faktor risiko kanker payudara :

Faktor Risiko relatif (%)

Riwayat keluarga

Hubungan derajat pertama dengan

penderita kanker payudara

Premenopausal

Premenopausal dan bilateral

Postmenopausal

Postmenopausal dan bilateral

Riwayat menstruasi

Menarche usia < 12

Menopause usia > 55

Kehamilan

Anak pertama lahir saat usia 25-29

Anak pertama lahir saat usia 30

Anak pertama lahir saat usia 35

Nulipara

Kondisi dan penyakit payudara

Penyakit nonproliferatif

Penyakit proliferatif

1,2-3,0

3,1

8,5-9,0

1,5

4,0-5,4

1,3

1,5-2,0

1,5

1,9

2,0-3,0

3,0

1,0

1,9

13

Page 14: Case Fam Kakak

Proliferatif dengan hyperplasia atipik

Karsinoma lobular in situ

4,4

6,9-12,0

Skrining kanker payudara

American Cancer Society merekomendasikan pemeriksaan Breast Self

Examination secara rutin setiap bulan mulai usia 20 tahun, clinical breast examination

oleh seorang tenaga kesehatan professional setiap 3 tahun untuk wanita usia antara

20-39 tahun serta setiap tahunnya setelah usia 40 tahun, mamografi dilakukan setiap

tahunnya untuk usia 40 tahun ke atas. Untuk wanita yang termasuk risiko tinggi,

disarankan untuk melakukan mamografi saat usia 35 atau 40 tahun, kemudian tiap 2-3

tahun sampai usia 50 tahun. Untuk wanita usia 50-69 tahun, mamografi dan CBE

dianjurkan setiap1-2 tahun. Setelah usia 70 tahun,keuntungan mamografi sedikit

sekali dilaporkan.

Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan untuk membedakan apakah benjolan

merupakan lesi nodular atau kistik.

Teknik pemeriksaan

Inspeksi

Inspeksi payudara dan nipple dengan posisi pasien duduk sambil tolak

pinggang. Yang dinilai adalah perubahan kulit, simetris,kontur, retraksi. Begitu pula

dilakukan dengan posisi lengan di samping, di atas kepala, menekan panggul dan

membungkuk ke depan. Juga dinilai kulit tiap aksila, apakah ada kemerahan,

pigmentasi, infeksi.

Palpasi

Pemeriksaan membutuhkan waktu sekitar 3 menit untuk setiap payudara.

Dengan menggunakan jari ke-2, 3 dan 4. Diperlukan pemeriksaan sistematis, dengan

cara pemeriksaan secara melingkar atau pun sejajar dan berikan tekanan, mulai dari

tekanan yang ringan hingga dalam. Pemeriksaan harus mencakup seluruh payudara.

Yang dinilai ialah konsistensi jaringan, rasa nyeri, adanya nodul. Bila terdapat nodul,

tentukan lokasi, ukuran, bentuk, konsistensi, batas, nyeri tekan, mobilitas. Palpasi

juga daerah aksila, seperti gambar di bawah ini. Raba apakah ada pembesaran KGB

aksila.

14

Page 15: Case Fam Kakak

Gambar 4. Teknik Pemeriksaan Payudara oleh Dokter

Breast Self Examination (BSE)

Dilakukan dalam 2 posisi yaitu posisi berbaring dan berdiri.

1. Posisi berbaring

Penderita berbaring dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan,

dan letakkan tangan kanan di belakang kepala.

Dengan menggunakan bantalan ketiga jari tengah kiri untuk merasakan

apakah ada benjolan pada payudara kanan.

Tekan daerah payudara dengan arah naik turun atau melingkar

(Gambar 1).

Ulangi untuk payudara sebelahnya.

2. Posisi berdiri

Ulangi pemeriksaan di atas dengan posisi berdiri.

Untuk lebih amannya, periksa payudara anda dengan berdiri di depan

kaca dan perhatikan apakah adanya perubahan pada bentuk, warna,

pembengkakan payudara, perubahan pada puting payudara.

15

Page 16: Case Fam Kakak

Gambar 1. Langkah-langkah Dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari)

16

Page 17: Case Fam Kakak

FIROADENOMA MAMMAE (FAM)

Suatu tumor yang berbatas tegas, tidak berkapsel, tapi tampaknya seperti

berkapsel. Secara mikroskopik terdiri dari 2 komponen, yaitu : komponen stroma

jaringan lunak yang berploriferasi dan komponen ”acini” dari duktus yang

berkembang secara atipik. Fibroadenoma diturunkan dari lobulus payudara dengan

elemen yang menyusunnya berupa jaringan epitel dan jaringan ikat.

Dari gejala klinik akan didapatkan sebagian besar merupakan benjolan yang

tidak nyeri. Benjolan ini dapat dirasakan membesar saat rangsangan estrogen

meninggi seperti pada masa kehamilan, laktasi atau menjelang menopause dan

dirasakan mengecil pada saat rangsang estrogen menurun seperti saat menstruasi.

Pada perabaan bulat atau lonjong, licin, mudah digerakkan dari jaringan sekitarnya.

FAM ini biasanya didapatkan pada usia muda dibawah 30 tahun. Risiko lebih besar

didapatkan pada wanita kulit hitam dibandingkan kulit putih. FAM merupakan lesi

massa yang terbanyak pada usia kurang dari 25 tahun, biasanya akan tumbuh secara

gradual dan dapat disertai dengan rasa nyeri yang bersifat siklik. Apabila massanya

teraba, membesar maupun terdapat gangguan fisiologis maka perlu dipertimbangkan

biopsi insisi. Manajemen secara konservatif dapat dilaksanakan apabila massa tidak

teraba maupun telah dapat dipastikan sebagai FAM dengan pemeriksaan USG,

mammografi maupun biopsi, akan tetapi follow up selanjutnya merupakan hal yang

esensial.

17

Page 18: Case Fam Kakak

ALGORITMA EVALUASI MASSA PAYUDARA

Dalam mengevaluasi suatu massa di payudara, terdapat beberapa algoritma

untuk membantu menentukan kemungkinan diagnosa. Diantaranya adalah algoritma

yang dikemukakan oleh ICSI (Institute for Clinical System Improvement).

Gambar 2. Algoritma Evaluasi Massa Payudara di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Strata 1.

Fibroadenoma Mammae ( FAM ) adalah suatu kelainan struktur anatomis yang

disebabkan oleh tumbuhnya jaringan, atau neoplasma jinak yang terutama pada

wanita muda (R.Sjamsuhidajat, 1998 : 541)

FAM adalah suatu tumor yang terdapat pada payudara dengan konsistensi padat,

kenyal, dapat digerakkan dari jaringan sekitarnya, yang mempunyai bentuk bulat atau

lonjong, dan berbatas tegas ( Soelarto R, 1995 : 355 ).

18

Page 19: Case Fam Kakak

Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita

dengan usia di bawah 30 tahun. Adanya fibroadenoma atau yang biasa dikenal dengan

tumor payudara membuat kaum wanita selalu cemas tentang keadaan pada dirinya.

Terkadang mereka beranggapan bahwa tumor ini adalah sama dengan kanker. Yang

perlu ditekankan adalah kecil kemungkinan dari fibroadenoma ini untuk menjadi

kanker yang ganas. Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan dengan mudah karena pada

tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat mobil, sehingga sering disebut sebagai

”breast mouse”.

A.      Etiologi

Penyebab FAM belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa yang

mempengaruhi timbulnya tumor ini antara lain :

1.      Konstitusi genetika

Adanya kecenderungan pada keluarga tertentu yang menderita kanker. Pada kembar

monozigot terdapat kanker yang sama.

Terdapat kesamaan lateralis kanker payudara keluarga dekat dari penderita kanker

payudara.

FAM umumnya pada wanita, biasanya ukuran akan meningkat pada saat menstruasi

atau pada saat hamil karena produksi hormone estrogen meningkat. Pada laki-laki

kemungkinannya sangat rendah.

2.      Makanan. Makanan yang banyak mengandung lemak dan zat kimia.

3.      Radiasi daerah dada. Radiasi dapat menyebabkan mutasi gen

B.       Patofisiologi

FAM bukan merupakan satu-satunya penyakit pada payudara, namun insiden kasus

tersebut tinggi, tergantung pada jaringan payudara yang terkena, estrogen dan usia

permulaan. Tumor dapat terjadi karena mutasi dalam DNA sel. Penimbunan mutasi

merupakan pemicu munculnya tumor. Penimbunan mutasi di jaringan fibrosa dan

jaringan epitel dapat menyebabkan proliferasi sel yang abnormal sehingga akan

tampak tumor yang membentuk lobus-lobus hal ini dikarenakan terjadi gangguan

pada nukleus sel yang menyebabkan sel kehilangan fungsi deferensiasi yang disebut

anaplasia. Dengan rangsangan estrogen FAM ukurannya akan lebih meningkat hal ini

terlihat saat menstruasi dan hamil.

19

Page 20: Case Fam Kakak

Nyeri pada payudara disebabkan karena ukuran dan tempat pertumbuhan FAM.

Karena FAM tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan adalah dengan

mengangkat tumor tersebut, untuk mengetahui apakah tumor itu ganas atau tidak

tumor yang sudah di ambil akan di bawa ke laboratorium patologi untuk pemeriksaan

lebih lanjut.

Pembagian fibroadenoma berdasarkan histologik yaitu :

1.      Fibroadenoma Pericanaliculare

Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis

2.      Fibroadenoma intracanaliculare

Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk

panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang.

Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat

menopause terjadi regresi.

C.      Manifestasi Klinik

1.      Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada

penampang tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal

2.      Ada bagian yang menonjol ke permukaan

3.      Ada penekanan pada jaringan sekitar

4.      Ada batas yang tegas

5.      Bila diameter mencapai 10 – 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa (Giant

Fibroadenoma)

6.      Memiliki kapsul dan soliter

7.      Benjolan dapat digerakkan

8.      Pertumbuhannya lambat

9.      Mudah diangkat dengan lokal surgery

10.  Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian

Melalui pemeriksaan mikroskopi fibroadenoma mammae akan terlihat :

      Tampak jaringan tumor yang berasal dari masenkim (jaringan ikat fibrosa) dan

berasal dari epitel (kelenjar epitel) yang berbentuk lobus-lobus.

      Lobuli terdiri dari jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular

(perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler)

      Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek

uniform.

20

Page 21: Case Fam Kakak

D.      Pemeriksaan penunjang

1.    Mammography

Pemeriksaan mammografy terutama berperan pada payudara yang mempunyai

jaringan lemak yang dominan serta jaringan fibroglanduler yang relatif sedikit. Pada

mammografy, keganasan dapat memberi tanda-tanda primer dan skunder.

Tanda primer berupa fibrosis reaktif, comet sign (Stelata), adanya perbedaan yang

nyata antara ukuran klinis dan radiologis, adanya mikroklasifikasi, adanya spikulae,

dan distensi pada struktur arsitektur payudara.

Tanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit, bertambahnya vaskularisasi,

perubahan posisi papila dan areola, adanya bridge of tumor, keadaan daerah tumor

dan jaringan fibroglandular tidak teratur, infiltrasi dalam jaringan lunak di belakang

mamma, dan adanya metastasis ke kelenjar (gambaran ini tidak khas) (Mansjoer A,

2000:284).

Mammografi di gunakan untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 tahun

atau 70 tahun.

2.    Ultrasonography (USG) payudara

Untuk mendeteksi luka-luka pada daerah-daerah padat pada payudara usia muda

karena fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik jika

menggunakan mammografi. Pemeriksaan ini hanya membedakan antara lesi atau

tumor yang solid dan kistik. Pemeriksaan gabungan antara USG dan mammografi

memberikan ketepatan diagnostik yang lebih tinggi (Mansjoer A, 2000:284).

3.    Aspirasi

Mengambil kandungan breast yang menggunakan Fine Needle Aspiration Cytologi

(FNAC). Pada FNAC akan diambil sel dari FAM dengan menggunakan penghisap

berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut akan

diperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma dan hasil pengambilan akan di kirim

ke laboratorium patologi untuk diperiksa dibawah mikroskop.

4.    Xeroradiography

Sama dengan mammography kecuali adanya suatu plat aluminium dengan suatu

pelapis selenium bermuatan listrik digunakan pada tempat dimana tempatkan film

hitam putih sinar X mammography.

5.    Thermograpy

21

Page 22: Case Fam Kakak

Merupakan teknik mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal dari payudara

dengan menggunakan sinar infra merah.

6.    Biopsi Payudara

Merupakan suatu cara untuk meyakinkan apakah tumor jinak atau tidak, berbahaya

atau tidak berbahaya dengan mengambil jaringan dari penderita secara bedah untuk

dilakukan pemeriksaan mikroskopik.

E.       Penatalaksanaan

1.      Biopsi eksisi

Dilaksanakan dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikit jaringan

sehat di sekitarnya bila tumor < 5cm

2.      Eksterfasi FAM

Adalah suatu tindakan pembedahan yang dilakukan untuk pengangkatan tumor yang

terdapat pada payudara. Dimana tumor ini sifatnya masih jinak namun jika dibiarkan

maka akan terjadi penambahan pada masa tumor dan tumor ini terdapat dibawah kulit

dan mempunyai selaput atau seperti kapsul, mudah digoyangkan, dan lunak. Terapi

dari FAM dengan operasi pengangkatan tumor ini tidak akan merubah bentuk

payudara, tetapi hanya akan meninggalkan jaringan parut yang nanti akan di ganti

oleh jaringan normal secara perlahan.

3.      Biopsi insisi

Dengan mengangkat sebagian jaringan tumor dan sedikit jaringan sehat, dilakukan

untuk tumor yang inoperabel atau lebih besar dari 5 cm

Tujuan dilakukan tindakan pembedahan ini adalah :

1.    Untuk menegakkan diagnosa.

2.    Untuk memperkecil penyebaran tumor.

3.    Untuk mengetahui apakah tumor ini ganas atau tidak dengan cara pemeriksaan

Patologi Anatomi terlebih dahulu.

DAFTAR PUSTAKA

22

Page 23: Case Fam Kakak

1. Brandon J, Bankowski et al. 2002.The John Hopkins Manual of Ginekology

and Obstetrics, 2 nd edition. New York : Lippincott and Wilkins Publishers.

2. Catherine A Johnson, Anand N, Kaufman S Matthew,et al. 2003. First Aid for

the Surgery Clerkship. New York : Mc Graw Hill.

3. Jarrell E Bruce, Carabasy R Anthony. 1996. National Medical Series for

Independent Study-Surgery, 3 rd Edition. Philadelphia : Williams & Wilkins.

4. Widodo,djoko. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Penerbit : Fk UI. Jakarta. 2007.

5. Staf pengajar FK UI. Kumpulan kuliah Ilmu Bedah. Penerbit :Fk UI. Jakarta. 2005.

6. Sjamsuhidaja R, Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II Penerbit : EGC. Jakarta. 2005.

7. Shines,Schwartz. Intisari Prinsip – Prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. Penerbit : EGC. Jakarta. 2006.

8. Snell RS; editor bahasa Indonesia: Huriawati Hartanto...(et al.). Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2006

23