case fam kakak
DESCRIPTION
famTRANSCRIPT
CASE REPORT
I IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. N
Umur : 17 tahun
Alamat : Palapa
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal pemeriksaan : 22 Agustus 2015
II ANAMNESIS
Keluhan Utama : Benjolan di payudara kanan
Sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit, penderita merasakan adanya
benjolan yang tidak terasa nyeri pada payudara kanan sebesar kelerang yang semakin
lama semakin bertambah besar sehingga sekarang sebesar telur puyuh. Tidak
ditemukan adanya kulit yang kemerahan diatas benjolan, kulit yang melekuk ke
dalam, puting yang tertanam ke dalam ataupun borok. Riwayat keluar cairan, darah
dari puting susu tidak ada. Adanya benjolan di tempat lain tidak ada. Keluhan tidak
disertai dengan demam, batuk, sesak, sakit kepala hebat, rasa penuh di ulu hati, nyeri
pada tulang punggung maupun paha. Keluhan benjolan tidak disertai dengan bengkak
pada bawah lengan.
Penderita haid pertama pada usia 13 tahun, siklus 28 hari, teratur. Riwayat
benjolan maupun operasi di payudara sebelumnya tidak ada. Riwayat benjolan
payudara pada keluarga tidak ada. Riwayat radiasi pada daerah dinding dada tidak
ada.
1
III PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : Tidak tampak sakit
Kesadaran : Kompos mentis kooperatif
Gizi : Cukup
Tanda vital : TD = 110/70 mmHg R = 20 x/menit
N = 90 x/menit S = 36,50C
Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : JVP tak meningkat
KGB (aksila/supraklavikula/infraklavikula) : Tidak teraba membesar
Kulit : Turgor baik
Thoraks : Bentuk dan gerak simetris
Pulmo : Sonor, bronkovesikuler, ronkhi -/-, whezing -/-
Cor : Bunyi jantung murni reguler
Abdomen : Datar, supel
Hepar dan lien tidak teraba
Bising usus (+) Normal
Ekstremitas : Edema -/-
Status Lokalis
a/r mammae dextra :
Inspeksi : Payudara simetris, retraksi puting susu (-), edema (-), ulserasi
(-), nodul satelit (-), discharge (-), kulit hiperemis (-).
Palpasi :
Kuadran medial atas teraba 1 buah massa berukuran 4 x 2 x 1 cm,
permukaan rata, batas tegas, kenyal, mobile, nyeri tekan (-)
IV PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Leukosit : 7140
Hb : 14,2
Trombosit : 415.000
Waktu Perdarahan : 1 menit
Waktu Pembekuan : 3 menit
V RESUME
2
Seorang wanita berusia 17 tahun, belum menikah datang ke RS dengan
keluhan utama benjolan di payudara kanan. Benjolan dirasakan sejak 2 bulan SMRS
yang semakin lama semakin membesar secara lambat. Kulit di atas benjolan
hiperemis (-),retraksi kulit(-), nipple dimpling (-), ulkus (-), nipple discharge (-),
perdarahan (-), demam (-), sakit kepala hebat (-), nyeri pada tulang belakang/paha (-),
edema ekstremitas atas (-).
Menarche pada usia 13 tahun, siklus normal, riwayat benjolan mammae pada
keluarga tidak ada.
VI DIAGNOSIS KLINIS
Suspek Fibroadenoma mammae dextra
VII USUL PEMERIKSAAN
USG mammae dextra
Biopsi eksisi (Patologi Anatomi)
Laboratorium : Hb, jumlah leukosit, trombosit, waktu perdarahan, waktu
pembekuan
Foto Thorax PA
VIII TERAPI
Umum :
o Edukasi penderita mengenai penyakitnya dan hal-hal yang dapat
dilakukan penderita untuk mendeteksi dini kelainan pada
payudara.
Khusus :
o Eksisi massa tumor
IX PROGNOSA
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
I. Pengamatan Lanjut
3
Tanggal Pemeriksaan Fisik dan Diagnosis Terapi
23-08-2015Diagnosis : Suspek Fibroadenoma
mammae dextra
Eksisi
24-08-2015 Diagnosis : Post Op Eksisi Fibroadenoma
mammae dextra
Keluhan : tidak ada
Observasi post op
Ciprofloxacin 3x1 tabletDexametason 3x1 tabletAsam Mefenamat 3x1 tablet
PERMASALAHAN1. Apakah diagnosis pada pasien ini sudah tepat?
2. Apakah penatalaksanaan kasus ini sudah tepat ?
4
PORTOFOLIO
Topik : Fibroadenoma MammaeTanggal (kasus) : 22 Agustus 2015 Presenter : dr. Arismunandar Hadi Prabowo UtomoTanggal presentasi : - Pendamping : dr. Ratu FajariaTempat presentasi : RSUD Dr. A. Dadi TjokrodipoObyektif presentasi : Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi : Tujuan :Bahan bahasan : Tinjauan
Pusaka Riset Kasus Audit
Cara membahas : Diskusi Presentasi dan diskusi
Email Pos
Data pasien : Nama : Nn.N No. registrasi :Nama klinik : Telp : - Terdaftar sejak : -Data utama untuk bahan diskusi : Suspek Fibroadenoma mammae dextra1. Diagnosis/Gambaran Klinis : Benjolan pada payudara kanan2. Riwayat Pengobatan : -3. Riwayat Kesehatan/ Penyakit : -4. Riwayat Keluarga/ Masyarakat : -5. Riwayat Pekerjaan : -6. Lain-lain : -Daftar Pustaka :
1. Brandon J, Bankowski et al. 2002.The John Hopkins Manual of Ginekology and Obstetrics, 2 nd edition. New York : Lippincott and Wilkins Publishers.
2. Catherine A Johnson, Anand N, Kaufman S Matthew,et al. 2003. First Aid for the Surgery Clerkship. New York : Mc Graw Hill.
3. Jarrell E Bruce, Carabasy R Anthony. 1996. National Medical Series for Independent Study-Surgery, 3 rd Edition. Philadelphia : Williams & Wilkins.
4. Widodo,djoko. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Penerbit : Fk UI. Jakarta. 2007.5. Staf pengajar FK UI. Kumpulan kuliah Ilmu Bedah. Penerbit :Fk UI. Jakarta. 2005.6. Sjamsuhidaja R, Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II Penerbit : EGC. Jakarta. 2005.7. Shines,Schwartz. Intisari Prinsip – Prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. Penerbit : EGC. Jakarta. 2006.8. Snell RS; editor bahasa Indonesia: Huriawati Hartanto...(et al.). Anatomi klinik untuk
mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2006
1.Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis FAM2. Patofisiologi FAM3. Penatalaksanaan FAM
5
Subyektif
Sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit, penderita merasakan adanya
benjolan yang tidak terasa nyeri pada payudara kanan sebesar kelerang yang semakin
lama semakin bertambah besar sehingga sekarang sebesar telur puyuh. Tidak
ditemukan adanya kulit yang kemerahan diatas benjolan, kulit yang melekuk ke
dalam, puting yang tertanam ke dalam ataupun borok. Riwayat keluar cairan, darah
dari puting susu tidak ada. Adanya benjolan di tempat lain tidak ada. Keluhan tidak
disertai dengan demam, batuk, sesak, sakit kepala hebat, rasa penuh di ulu hati, nyeri
pada tulang punggung maupun paha. Keluhan benjolan tidak disertai dengan bengkak
pada bawah lengan.
Obyektif
Pada pemeriksaan lokalis didapatkan :
a/r mammae dextra :
Inspeksi : Payudara simetris, retraksi puting susu (-), edema (-), ulserasi
(-), nodul satelit (-), discharge (-), kulit hiperemis (-).
Palpasi :
Kuadran medial atas teraba 1 buah massa berukuran 4 x 2 x 1 cm,
permukaan rata, batas tegas, kenyal, mobile, nyeri tekan (-)
Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan :
- Anamnesis
- Pemeriksaan lokalis
Assessment (Penalaran Klinis)
FAM ini biasanya didapatkan pada usia muda dibawah 30 tahun. Risiko lebih besar
didapatkan pada wanita kulit hitam dibandingkan kulit putih. FAM merupakan lesi
massa yang terbanyak pada usia kurang dari 25 tahun, biasanya akan tumbuh secara
gradual dan dapat disertai dengan rasa nyeri yang bersifat siklik. Apabila massanya
teraba, membesar maupun terdapat gangguan fisiologis maka perlu dipertimbangkan
biopsi insisi. Manajemen secara konservatif dapat dilaksanakan apabila massa tidak
6
teraba maupun telah dapat dipastikan sebagai FAM dengan pemeriksaan USG,
mammografi maupun biopsi, akan tetapi follow up selanjutnya merupakan hal yang
esensial.
Setelah diagnosis fibroadenoma mammae ditegakkan langkah selanjutnya
menentukan penatalaksanaan yang tepat yakni memilih pengobatan untuk
menanganinya.
Plan
Diagnosis : Suspek fibroadenom mammae dextra
Pengobatan :
Pasien dilakukan tindakan pembedahan berupa eksisi yang bertujuan untuk
mengangkat benjoln yang ada. Setalah operasi pasien diberikan obat antibiotic untuk
mencegah terjadinya infeks, asam mefenamat untuk meredakana nyeri pasca operasi.
Pendidikan : memberitahu hasil pemeriksaan kepada pasien, menjelaskan
pengobatan yang akan diberian kepada pasien, memberitahu bahwa setelah operasi
masih ada kemungkinan benjolan akan kembali terjadi.
Konsultasi : Dijelaskan secara rasional tentang tatalaksana yang diberikan mencakup
tujuan pemberian terapi.
Rujukan : Rujukan kepada dokter spesialis bedah
Kontrol : Kontrol ulang untuk menilai hasil operasi
7
ANALISIS KASUS
1. Apakah diagnosis pada pasien ini sudah tepat?
FAM ini biasanya didapatkan pada usia muda dibawah 30 tahun.
Risiko lebih besar didapatkan pada wanita kulit hitam dibandingkan kulit
putih. FAM merupakan lesi massa yang terbanyak pada usia kurang dari 25
tahun, biasanya akan tumbuh secara gradual dan dapat disertai dengan rasa
nyeri yang bersifat siklik. Apabila massanya teraba, membesar maupun
terdapat gangguan fisiologis maka perlu dipertimbangkan biopsi insisi.
Manajemen secara konservatif dapat dilaksanakan apabila massa tidak teraba
maupun telah dapat dipastikan sebagai FAM dengan pemeriksaan USG,
mammografi maupun biopsi, akan tetapi follow up selanjutnya merupakan hal
yang esensial.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisis dan kadang melalui pemeriksaan USG, mammografi aupun biopsi. Dari
anamesis didapatkan sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit, penderita
merasakan adanya benjolan yang tidak terasa nyeri pada payudara kanan
sebesar kelerang yang semakin lama semakin bertambah besar sehingga
sekarang sebesar telur puyuh. Tidak ditemukan adanya kulit yang kemerahan
diatas benjolan, kulit yang melekuk ke dalam, puting yang tertanam ke dalam
ataupun borok. Riwayat keluar cairan, darah dari puting susu tidak ada.
Adanya benjolan di tempat lain tidak ada. Keluhan tidak disertai dengan
demam, batuk, sesak, sakit kepala hebat, rasa penuh di ulu hati, nyeri pada
tulang punggung maupun paha. Keluhan benjolan tidak disertai dengan
bengkak pada bawah lengan. Pada pemeriksaan fisis ditemukan
Palpasi :
Kuadran medial atas teraba 1 buah massa berukuran 4 x 2 x 1 cm,
permukaan rata, batas tegas, kenyal, mobile, nyeri tekan (-)
Dari keluhan utama dan anamnesa ini dapat ditarik beberapa kemungkinan
diagnosis yaitu :
1. Fibroadenoma mammae
2. Kistosarkoma Phylloides.
Kemungkinan diagnosis tersebut didapatkan berdasarkan sifat benjolan
yang tidak terasa nyeri, berukuran ± 4 cm (seukuran telur puyuh) yang asalnya
8
sebesar kelereng dalam waktu 2 bulan. Sifat-sifat tersebut menunjukkan
adanya progresivitas yang khas untuk suatu tumor.
Beberapa diagnosis banding benjolan pada payudara lain seperti perubahan
fibrokistik, mastitis, abses payudara, kanker payudara, penyakit Mondor telah dapat
disingkirkan dengan tidak adanya beberapa gejala seperti tidak adanya tanda-tanda
inflamasi pada mastitis dan abses payudara, atau tanda-tanda keganasan pada kanker.
2. Apakah penatalaksanaan kasus ini sudah tepat ?
Tujuan dilakukan tindakan pembedahan ini adalah :
1. Untuk menegakkan diagnosa.
2. Untuk memperkecil penyebaran tumor.
3. Untuk mengetahui apakah tumor ini ganas atau tidak dengan cara
pemeriksaan Patologi Anatomi terlebih dahulu.
Penatalaksanan pada pasien ini adalah dengan eksisi massa tumor. Pada pasien
ini ditemukan adanya benjolan sebesar 4x2x1 cm yang dirasakan semakin membesar,
sehingga diperlukan eksisi.
Tinjauan Kepustakaan
9
Anatomi Payudara
Payudara pada wanita menonjol mulai dari iga ke II/III sampai ke VI/VII dan
dari dekat pinggir sternum sampai garis axilla anterior. Tetapi jaringan payudara
sebenarnya bisa lebih luas lagi sampai ke klavikula sebagai suatu lapisan jaringan
tipis dan ke medial sampai ke garis median, ke lateral sampai pinggir otot latissimus
dorsi. Ada suatu bagian dari payudara yang disebut buntut dari payudara atau
“axillary projection of the breast”.
Struktur Dasar
Terdiri atas kelenjar, jaringan ikat fibrosa dan jaringan lemak Jaringan
kelenjar, yang dinamakan kelenjar dan saluran tubuloalveolar, membentuk 15 sampai
20 lobus yang mengelilingi nipple, masing-masing bermuara ke duktus lactiferous. Di
tiap lobus terdapat lobulus-lobulus. Jaringan ikat fibrosa memberikan struktur
penahan dalam bentuk tali fibrosa atau ligament suspensorium yang dihubungkan baik
ke kulit maupun ke fascia. Jaringan lemak terutama pada permukaan dan area tepi.
Gambar 1. Struktur Dasar Payudara
Setiap kelenjar mammae terdiri atas sekitar 15 sampai 20 lobus. Terdapat ligament
Cooper yang meluas dari fascia pectoralis profunda ke fascia kulit superficial yang
memberikan tahanan. Payudara dibagi menjadi empat kuadran, yaitu upper inner
10
quadrant (UIQ), lower inner quadrant (LIQ), upper outer quadrant (UOQ) dan lower
outer quadrant (LOQ).
Gambar 2. Pembagian Kuadran Payudara
Batas-batas payudara di antaranya :
Superior : vena aksila
Posterior : nervus thorakalis
Medial : M. Pectoralis minor
Lateral : M. Latissimus dorsi
Vaskularisasi
Perdarahan payudara terutama dari cabang arteri perforantes anterior dari
arteri mammaria interna, arteri torakalis lateralis yang bercabang dari arteri aksilaris,
dan beberapa arteri interkostalis.
Drainase limfatik
Kelenjar getah bening pectoralis (anterior), berlokasi di lipatan aksila anterior
(di antara batas bawah M. Pectoralis mayor).
Kelenjar getah bening Subscapular (posterior), berlokasi di lipatan aksila
posterior (daerah batas lateral scapula). Drainasenya dari dinding belakang
dada dan sebagain lengan.
Kelenjar getah bening lateral, berlokasi di daerah humerus atas. Drainasenya
dari lengan.
11
Upper outer quadrant (UOQ)
Upper inner quadrant (UIQ)
Upper lower quadrant (UIQ)Lower outer
quadrant (UIQ)
Drainase dari KGB pusat di aksila, kemudian ke KGB infraclavicular dan
supraclavicular.
Sebagian drainase dari payudara ada yang langsung berhubungan dengan
KGB infraclavicular.
Gambar 3. Drainase Limfatik Payudara
Persarafan payudara juga harus diperhatikan dalam proses pembedahan
payudara, apabila ada kerusakan akibat proses pembedahan maka dapat terjadi deficit
fungsional pada saraf yang terkena, sebagai contoh :
Nervus Otot/area persarafan Defisit fungsional
N. torasikus (of Bell) Serratus anterior Winging scapula
N. torakodorsalis Latissimus dorsi Tidak dapat mendorong
diri sendiri untuk berdiri
dari posisi duduk
N. pektoralis medial dan
lateral
Pektoralis mayor dan
minor
Kelemahan dari otot
pektoralis
N. interkostobrakhial Menyebrang axilla secara
transversal menuju bagian
dalam lengan
Anestesi pada bagian
dalam lengan
12
Masa teraba saat palpasi
Usia Lesi yang biasa dijumpai Karakteristik
15-25
25-50
> 50
Kehamilan/menyusui
Fibroadenoma
Kista
Fibrocystic changes
Kanker
Kanker (kecuali jika tidak
dapat dibuktikan)
Lactating adenoma, kista,
mastitis, kanker
Bulat, mobile, tidak nyeri
Lunak hingga keras, bulat,
mobile, kadang nyeri
Noduler, ropelike
Irregular, stelate, keras,
batas tidak tegas
Irregular, stelate, keras,
batas tidak tegas
Irregular, stelate, keras,
batas tidak tegas
Faktor risiko kanker payudara :
Faktor Risiko relatif (%)
Riwayat keluarga
Hubungan derajat pertama dengan
penderita kanker payudara
Premenopausal
Premenopausal dan bilateral
Postmenopausal
Postmenopausal dan bilateral
Riwayat menstruasi
Menarche usia < 12
Menopause usia > 55
Kehamilan
Anak pertama lahir saat usia 25-29
Anak pertama lahir saat usia 30
Anak pertama lahir saat usia 35
Nulipara
Kondisi dan penyakit payudara
Penyakit nonproliferatif
Penyakit proliferatif
1,2-3,0
3,1
8,5-9,0
1,5
4,0-5,4
1,3
1,5-2,0
1,5
1,9
2,0-3,0
3,0
1,0
1,9
13
Proliferatif dengan hyperplasia atipik
Karsinoma lobular in situ
4,4
6,9-12,0
Skrining kanker payudara
American Cancer Society merekomendasikan pemeriksaan Breast Self
Examination secara rutin setiap bulan mulai usia 20 tahun, clinical breast examination
oleh seorang tenaga kesehatan professional setiap 3 tahun untuk wanita usia antara
20-39 tahun serta setiap tahunnya setelah usia 40 tahun, mamografi dilakukan setiap
tahunnya untuk usia 40 tahun ke atas. Untuk wanita yang termasuk risiko tinggi,
disarankan untuk melakukan mamografi saat usia 35 atau 40 tahun, kemudian tiap 2-3
tahun sampai usia 50 tahun. Untuk wanita usia 50-69 tahun, mamografi dan CBE
dianjurkan setiap1-2 tahun. Setelah usia 70 tahun,keuntungan mamografi sedikit
sekali dilaporkan.
Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan untuk membedakan apakah benjolan
merupakan lesi nodular atau kistik.
Teknik pemeriksaan
Inspeksi
Inspeksi payudara dan nipple dengan posisi pasien duduk sambil tolak
pinggang. Yang dinilai adalah perubahan kulit, simetris,kontur, retraksi. Begitu pula
dilakukan dengan posisi lengan di samping, di atas kepala, menekan panggul dan
membungkuk ke depan. Juga dinilai kulit tiap aksila, apakah ada kemerahan,
pigmentasi, infeksi.
Palpasi
Pemeriksaan membutuhkan waktu sekitar 3 menit untuk setiap payudara.
Dengan menggunakan jari ke-2, 3 dan 4. Diperlukan pemeriksaan sistematis, dengan
cara pemeriksaan secara melingkar atau pun sejajar dan berikan tekanan, mulai dari
tekanan yang ringan hingga dalam. Pemeriksaan harus mencakup seluruh payudara.
Yang dinilai ialah konsistensi jaringan, rasa nyeri, adanya nodul. Bila terdapat nodul,
tentukan lokasi, ukuran, bentuk, konsistensi, batas, nyeri tekan, mobilitas. Palpasi
juga daerah aksila, seperti gambar di bawah ini. Raba apakah ada pembesaran KGB
aksila.
14
Gambar 4. Teknik Pemeriksaan Payudara oleh Dokter
Breast Self Examination (BSE)
Dilakukan dalam 2 posisi yaitu posisi berbaring dan berdiri.
1. Posisi berbaring
Penderita berbaring dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan,
dan letakkan tangan kanan di belakang kepala.
Dengan menggunakan bantalan ketiga jari tengah kiri untuk merasakan
apakah ada benjolan pada payudara kanan.
Tekan daerah payudara dengan arah naik turun atau melingkar
(Gambar 1).
Ulangi untuk payudara sebelahnya.
2. Posisi berdiri
Ulangi pemeriksaan di atas dengan posisi berdiri.
Untuk lebih amannya, periksa payudara anda dengan berdiri di depan
kaca dan perhatikan apakah adanya perubahan pada bentuk, warna,
pembengkakan payudara, perubahan pada puting payudara.
15
Gambar 1. Langkah-langkah Dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari)
16
FIROADENOMA MAMMAE (FAM)
Suatu tumor yang berbatas tegas, tidak berkapsel, tapi tampaknya seperti
berkapsel. Secara mikroskopik terdiri dari 2 komponen, yaitu : komponen stroma
jaringan lunak yang berploriferasi dan komponen ”acini” dari duktus yang
berkembang secara atipik. Fibroadenoma diturunkan dari lobulus payudara dengan
elemen yang menyusunnya berupa jaringan epitel dan jaringan ikat.
Dari gejala klinik akan didapatkan sebagian besar merupakan benjolan yang
tidak nyeri. Benjolan ini dapat dirasakan membesar saat rangsangan estrogen
meninggi seperti pada masa kehamilan, laktasi atau menjelang menopause dan
dirasakan mengecil pada saat rangsang estrogen menurun seperti saat menstruasi.
Pada perabaan bulat atau lonjong, licin, mudah digerakkan dari jaringan sekitarnya.
FAM ini biasanya didapatkan pada usia muda dibawah 30 tahun. Risiko lebih besar
didapatkan pada wanita kulit hitam dibandingkan kulit putih. FAM merupakan lesi
massa yang terbanyak pada usia kurang dari 25 tahun, biasanya akan tumbuh secara
gradual dan dapat disertai dengan rasa nyeri yang bersifat siklik. Apabila massanya
teraba, membesar maupun terdapat gangguan fisiologis maka perlu dipertimbangkan
biopsi insisi. Manajemen secara konservatif dapat dilaksanakan apabila massa tidak
teraba maupun telah dapat dipastikan sebagai FAM dengan pemeriksaan USG,
mammografi maupun biopsi, akan tetapi follow up selanjutnya merupakan hal yang
esensial.
17
ALGORITMA EVALUASI MASSA PAYUDARA
Dalam mengevaluasi suatu massa di payudara, terdapat beberapa algoritma
untuk membantu menentukan kemungkinan diagnosa. Diantaranya adalah algoritma
yang dikemukakan oleh ICSI (Institute for Clinical System Improvement).
Gambar 2. Algoritma Evaluasi Massa Payudara di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Strata 1.
Fibroadenoma Mammae ( FAM ) adalah suatu kelainan struktur anatomis yang
disebabkan oleh tumbuhnya jaringan, atau neoplasma jinak yang terutama pada
wanita muda (R.Sjamsuhidajat, 1998 : 541)
FAM adalah suatu tumor yang terdapat pada payudara dengan konsistensi padat,
kenyal, dapat digerakkan dari jaringan sekitarnya, yang mempunyai bentuk bulat atau
lonjong, dan berbatas tegas ( Soelarto R, 1995 : 355 ).
18
Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita
dengan usia di bawah 30 tahun. Adanya fibroadenoma atau yang biasa dikenal dengan
tumor payudara membuat kaum wanita selalu cemas tentang keadaan pada dirinya.
Terkadang mereka beranggapan bahwa tumor ini adalah sama dengan kanker. Yang
perlu ditekankan adalah kecil kemungkinan dari fibroadenoma ini untuk menjadi
kanker yang ganas. Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan dengan mudah karena pada
tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat mobil, sehingga sering disebut sebagai
”breast mouse”.
A. Etiologi
Penyebab FAM belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa yang
mempengaruhi timbulnya tumor ini antara lain :
1. Konstitusi genetika
Adanya kecenderungan pada keluarga tertentu yang menderita kanker. Pada kembar
monozigot terdapat kanker yang sama.
Terdapat kesamaan lateralis kanker payudara keluarga dekat dari penderita kanker
payudara.
FAM umumnya pada wanita, biasanya ukuran akan meningkat pada saat menstruasi
atau pada saat hamil karena produksi hormone estrogen meningkat. Pada laki-laki
kemungkinannya sangat rendah.
2. Makanan. Makanan yang banyak mengandung lemak dan zat kimia.
3. Radiasi daerah dada. Radiasi dapat menyebabkan mutasi gen
B. Patofisiologi
FAM bukan merupakan satu-satunya penyakit pada payudara, namun insiden kasus
tersebut tinggi, tergantung pada jaringan payudara yang terkena, estrogen dan usia
permulaan. Tumor dapat terjadi karena mutasi dalam DNA sel. Penimbunan mutasi
merupakan pemicu munculnya tumor. Penimbunan mutasi di jaringan fibrosa dan
jaringan epitel dapat menyebabkan proliferasi sel yang abnormal sehingga akan
tampak tumor yang membentuk lobus-lobus hal ini dikarenakan terjadi gangguan
pada nukleus sel yang menyebabkan sel kehilangan fungsi deferensiasi yang disebut
anaplasia. Dengan rangsangan estrogen FAM ukurannya akan lebih meningkat hal ini
terlihat saat menstruasi dan hamil.
19
Nyeri pada payudara disebabkan karena ukuran dan tempat pertumbuhan FAM.
Karena FAM tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan adalah dengan
mengangkat tumor tersebut, untuk mengetahui apakah tumor itu ganas atau tidak
tumor yang sudah di ambil akan di bawa ke laboratorium patologi untuk pemeriksaan
lebih lanjut.
Pembagian fibroadenoma berdasarkan histologik yaitu :
1. Fibroadenoma Pericanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis
2. Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk
panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang.
Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat
menopause terjadi regresi.
C. Manifestasi Klinik
1. Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada
penampang tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal
2. Ada bagian yang menonjol ke permukaan
3. Ada penekanan pada jaringan sekitar
4. Ada batas yang tegas
5. Bila diameter mencapai 10 – 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa (Giant
Fibroadenoma)
6. Memiliki kapsul dan soliter
7. Benjolan dapat digerakkan
8. Pertumbuhannya lambat
9. Mudah diangkat dengan lokal surgery
10. Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian
Melalui pemeriksaan mikroskopi fibroadenoma mammae akan terlihat :
Tampak jaringan tumor yang berasal dari masenkim (jaringan ikat fibrosa) dan
berasal dari epitel (kelenjar epitel) yang berbentuk lobus-lobus.
Lobuli terdiri dari jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular
(perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler)
Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek
uniform.
20
D. Pemeriksaan penunjang
1. Mammography
Pemeriksaan mammografy terutama berperan pada payudara yang mempunyai
jaringan lemak yang dominan serta jaringan fibroglanduler yang relatif sedikit. Pada
mammografy, keganasan dapat memberi tanda-tanda primer dan skunder.
Tanda primer berupa fibrosis reaktif, comet sign (Stelata), adanya perbedaan yang
nyata antara ukuran klinis dan radiologis, adanya mikroklasifikasi, adanya spikulae,
dan distensi pada struktur arsitektur payudara.
Tanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit, bertambahnya vaskularisasi,
perubahan posisi papila dan areola, adanya bridge of tumor, keadaan daerah tumor
dan jaringan fibroglandular tidak teratur, infiltrasi dalam jaringan lunak di belakang
mamma, dan adanya metastasis ke kelenjar (gambaran ini tidak khas) (Mansjoer A,
2000:284).
Mammografi di gunakan untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 tahun
atau 70 tahun.
2. Ultrasonography (USG) payudara
Untuk mendeteksi luka-luka pada daerah-daerah padat pada payudara usia muda
karena fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik jika
menggunakan mammografi. Pemeriksaan ini hanya membedakan antara lesi atau
tumor yang solid dan kistik. Pemeriksaan gabungan antara USG dan mammografi
memberikan ketepatan diagnostik yang lebih tinggi (Mansjoer A, 2000:284).
3. Aspirasi
Mengambil kandungan breast yang menggunakan Fine Needle Aspiration Cytologi
(FNAC). Pada FNAC akan diambil sel dari FAM dengan menggunakan penghisap
berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut akan
diperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma dan hasil pengambilan akan di kirim
ke laboratorium patologi untuk diperiksa dibawah mikroskop.
4. Xeroradiography
Sama dengan mammography kecuali adanya suatu plat aluminium dengan suatu
pelapis selenium bermuatan listrik digunakan pada tempat dimana tempatkan film
hitam putih sinar X mammography.
5. Thermograpy
21
Merupakan teknik mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal dari payudara
dengan menggunakan sinar infra merah.
6. Biopsi Payudara
Merupakan suatu cara untuk meyakinkan apakah tumor jinak atau tidak, berbahaya
atau tidak berbahaya dengan mengambil jaringan dari penderita secara bedah untuk
dilakukan pemeriksaan mikroskopik.
E. Penatalaksanaan
1. Biopsi eksisi
Dilaksanakan dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikit jaringan
sehat di sekitarnya bila tumor < 5cm
2. Eksterfasi FAM
Adalah suatu tindakan pembedahan yang dilakukan untuk pengangkatan tumor yang
terdapat pada payudara. Dimana tumor ini sifatnya masih jinak namun jika dibiarkan
maka akan terjadi penambahan pada masa tumor dan tumor ini terdapat dibawah kulit
dan mempunyai selaput atau seperti kapsul, mudah digoyangkan, dan lunak. Terapi
dari FAM dengan operasi pengangkatan tumor ini tidak akan merubah bentuk
payudara, tetapi hanya akan meninggalkan jaringan parut yang nanti akan di ganti
oleh jaringan normal secara perlahan.
3. Biopsi insisi
Dengan mengangkat sebagian jaringan tumor dan sedikit jaringan sehat, dilakukan
untuk tumor yang inoperabel atau lebih besar dari 5 cm
Tujuan dilakukan tindakan pembedahan ini adalah :
1. Untuk menegakkan diagnosa.
2. Untuk memperkecil penyebaran tumor.
3. Untuk mengetahui apakah tumor ini ganas atau tidak dengan cara pemeriksaan
Patologi Anatomi terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
22
1. Brandon J, Bankowski et al. 2002.The John Hopkins Manual of Ginekology
and Obstetrics, 2 nd edition. New York : Lippincott and Wilkins Publishers.
2. Catherine A Johnson, Anand N, Kaufman S Matthew,et al. 2003. First Aid for
the Surgery Clerkship. New York : Mc Graw Hill.
3. Jarrell E Bruce, Carabasy R Anthony. 1996. National Medical Series for
Independent Study-Surgery, 3 rd Edition. Philadelphia : Williams & Wilkins.
4. Widodo,djoko. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Penerbit : Fk UI. Jakarta. 2007.
5. Staf pengajar FK UI. Kumpulan kuliah Ilmu Bedah. Penerbit :Fk UI. Jakarta. 2005.
6. Sjamsuhidaja R, Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II Penerbit : EGC. Jakarta. 2005.
7. Shines,Schwartz. Intisari Prinsip – Prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. Penerbit : EGC. Jakarta. 2006.
8. Snell RS; editor bahasa Indonesia: Huriawati Hartanto...(et al.). Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2006
23