laporan kasus epilepsi debora

56
Laporan Kasus Epilepsi Psikomotor Pembimbing: Dr. Andrie Gunawan, Sp.S

Upload: debbie-takaliuang

Post on 06-Nov-2015

165 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

PPT Epilepsi psikomotor

TRANSCRIPT

  • Laporan KasusEpilepsi PsikomotorPembimbing: Dr. Andrie Gunawan, Sp.S

  • Identitas pasien

    Nama : Sdr. GUmur : 21 tahunAgama : IslamPekerjaan : -Status pernikahan : Belum menikahSuku bangsa : JawaTanggal masuk : 08 Mei 2015Tanggal pemeriksaan : 08 Mei 2015

  • AnamnesaDiambil dari autoanamnesa dan alloanamnesa dengan ibu pasien pada tanggal 08 Mei 2015, pukul 10:00 WIB di poliklinik sarafKeluhan utama: Kejang terakhir sejak 3 hari SMRSKeluhan tambahan: Mood suka berubah-ubah dan suka marah-marah

  • Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke RS dengan keluhan kejang terakhir sejak 3 hari yang lalu. Pasien mendadak memegangi kepala dan tak lama kemudian seluruh tubuh pasien kelojotan lalu kaku. Kejang berlangsung kira-kira selama 2-3 menitSaat kejang, pasien tidak sadarkan diri. Pasien merasakan lemas, pegal, mengantuk, dan mengalami amnesia sesaat setelah kejang. Kejang terjadi setiap kali pasien merasa capek, stress, atau setelah mengkonsumsi banyak minuman bersoda.

  • Kejang pertama terjadi saat pasien berusia 1 tahun. Kejang disertai demam yang saat tinggi. Kejang sering muncul hingga usia pasien 6 tahun. Saat usia 13 tahun (Februari 2008) pasien tiba-tiba memegangi kepalanya di sekolah. Kemudian pasien mengalami kejang tonik-klonik. Semenjak saat itu, pasien menjadi sering marah-marah, galak, dan mudah tersinggung. Pasien juga memiliki kebiasaan menyetel suara TV dan radio dengan sangat kencang.Pasien segera dilarikan ke RS St.Mary. Pada pemeriksaan Ct-Scan tidak ditemukan adanya kelainan. Pasien diberikan obat Dilantin.

  • Pada bulan Agustus 2008, pasien dibawa ke RSCM untuk di EEG, namun hasilnya tidak jelas. Pasien diberi obat depakote, namun pasien masih kejang akan tetapi sudah tidak terlalu galak. Bulan Oktober 2008, pasien dibawa ke RS Husada dan diberikan obat dilantin. Sampai bulan Desember 2008, pasien masih kejang dua minggu sekali terutama setelah makan daging sapi dan minum minuman bersoda.Bulan Maret 2009, pasien di MRI di RSPAD, dan ditemukan adanya atropi lobus temporal.

  • Pasien tidak memiliki riwayat trauma kepala, hipertensi. Pasien susah untuk bergaul dengan orang lain. Daya ingat pasien menurun dan pasien menjadi suka tidak nyambung ketika di ajak ngobrol. Pasien lbh mudah curiga terhadap orang sekitar.Saat ini, kondisi pasien sudah lebih tenang dan kalem. Sepanjang tahun 2015, pasien kambuh kejang 1x. Hingga saat ini, rutin kontrol minimal sebulan sekali ke RS

  • Riwayat penyakit dahuluHipertensi: tidak adaDiabetes melitus: tidak adaSakit jantung: tidak adaTrauma kepala: tidak adaSakit kepala sebelumnya : tidak adaKegemukan: tidak adaGastritis: tidak ada

  • Riwayat Penyakit Keluarga Ibu pasien menderita epilepsi saat berumur 1 tahun. Kejang sembuh saat ibu berusia 5 tahun.

    Riwayat Kelahiran/ Pertumbuhan/ PerkembanganSaat usia 5-6 tahun ketika diberikan obat luminal, pasien menjadi tidak kejang lagi, akan tetapi pasien menjadi agak hiperaktif. Sewaktu SD, pasien menjadi lambat dalam mengikuti pelajaran, meski tidak pernah tinggal kelas

  • Pemeriksaan FisikStatus InternusKeadaan Umum: Tampak sakit ringanKesadaran: Compos MentisGizi: Baik

    Tekanan Darah kanan : 120 / 80 mmHg

    Tekanan Darah kiri : 130/80 mmHg

    Frekuensi Nadi kanan : 80 x/menit

    Frekuensi Nadi kiri : 84 x/menitSuhu: 36,20C

    Frekuensi Nafas: 24x/ menit

  • *Jantung :BJ I-II reguler, gallop (-), murmur (-), Thoraks simetris, Bunyi Napas : Vesikuler. Wh -/-. Rh -/-Abdomen: Datar , BU normal, Nyeri tekan (-).Leher : trakea lurus di tengah, KGB tidak terabaEkstermitas Akral hangat (+), edem (-), sianosis (-) Kepala Normocephali,CA -/- , SI -/- , Reflek cahaya +/+Hati dan limpa : tidak teraba pembesaran

  • Status PsikiatriTingkah laku : TenangPerasaan hati : HipothymOrientasi : KurangJalan pikiran : InkoherenDaya ingat : Kurang

  • STATUS NEUROLOGISKesadaran: Compos Mentis, E4M6V5, GCS 15

    Sikap tubuh: berjalanCara berjalan: normal, tidak ada kesulitan saat berjalanGerakan abnormal: Tidak ada

  • STATUS NEUROLOGISKepalaBentuk : Normocephali Simetris : SimetrisPulsasi : NormalNyeri tekan : Tidak adaLeherSikap : NormalGerakan : BebasVertebra : Tidak ditemukan kelainanNyeri tekan : Tidak ada

  • Tanda Rangsang Meningeal

    Kaku kuduk : (-)Kernig test : (-) / (-) Lasegue test : (-) / (-) Brudzinsky I : (-) / (-)Brudzinsky II : (-) / (-)

  • Pemeriksaan Nervi CranialN I (Olfaktorius) Daya penghidu : Normosmia/ NormosmiaN II optikusKetajaman penglihatan : Baik/ Baik Pengenalan warna : Baik / BaikLapang pandang : Baik/ BaikFundus : Tidak dilakukan

  • Pemeriksaan Nervi CranialN III Okulomotorius / NIV Trochlearis / N VI AbdusenPtosis : (-) / (-)Strabismus : (-) / (-)Nistagmus : (-) / (-)Exoptalmus : (-) / (-)Enoptalmus : (-) / (-)Gerakan bola mataLateral : Normal / NormalMedial : Normal / NormalAtas medial: Normal / NormalAtas lateral : Normal / NormalBawah medial : Normal / NormalBawah lateral : Normal / NormalAtas : Normal / NormalBawah : Normal / Normal

  • Pemeriksaan Nervi Cranial

    PupilUkuran : 3 mm / 3 mmBentuk : Bulat / BulatIsokor/anisokor : IsokorPosisi: Sentral / SentralRefleks cahaya langsung : (+) / (+)Refleks cahaya tidak langsung : (+) / (+)Refleks akomodasi/ konvergensi : (+) / (+)

  • Pemeriksaan Nervi CranialN V TrigeminusMotorisMenggigit : BaikMembuka mulut : BaikSensorisSensibilitas atas : (+) / (+)Sensibilitas tengah: (+) / (+)Sensibilitas bawah : (+) / (+)RefleksRefleks masseter : (-)Refleks zigomatikus: (-) / (-)Refleks kornea : Tidak dilakukanRefleks bersin : Tidak dilakukan

  • Pemeriksaan Nervi CranialN VII FascialisPasifKerutan kulit dahi : SimetrisKedipan mata : SimetrisLipatan nasolabial : SimetrisSudut mulut : Simetris

  • AktifMengerutkan dahi : SimetrisMengerutkan alis : Simetris Menutup mata : SimetrisMeringis : SimetrisMengembungkan pipi: SimetrisGerakan bersiul : Dapat dilakukanDaya pengecapan 2/3 depan : BaikHiperlakrimasi : Tidak adaLidah kering : Tidak ada

  • Pemeriksaan Nervi CranialN VIII VestibulocochlearisMendengar suara gesekan jari tangan : Normal / NormalMendengar detik arloji : Normal / NormalTest weber : Tidak dilakukan Test rinne : Tidak dilakukanTest schwabach : Tidak dilakukan

    N IX GlosofaringeusArkus faring : SimetrisPosisi uvula : Di tengahDaya pengecapan 1/3 belakang: BaikRefleks muntah Tidak dilakukan

  • Pemeriksaan Nervi CranialN X VagusDenyut nadi : Teraba / TerabaArkus faring : SimetrisBersuara : BaikMenelan: BaikN XI AsesoriusMemalingkan kepala : (+)/(+)Sikap bahu : SimetrisMengangkat bahu : Simetris

  • Pemeriksaan Nervi Cranial

    N XII HipoglosusMenjulurkan lidah:Tidak ada deviasi Kekuatan lidah : Normal / NormalAtrofi lidah : Tidak adaArtikulasi : JelasTremor lidah : Tidak ada

  • Status NeurologisMotorikGerak : bebas bebas bebas bebasKekuatan: 5555 5555 5555 5555

    Tonus: Normotonus Normotonus Normotonus Normotonus

    Trofi : Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi

  • Status NeurologisReflek fisiologisReflek biceps: ( + ) / ( + ) Reflek triceps: ( + ) / (+ ) Reflek patella: ( + ) / ( + ) Reflek achilles: ( + ) / ( + )Refleks periosteum : ( + ) / ( + )Refleks permukaanDinding perut : (-)Kremaster : Tidak dilakukanSfingter ani : Tidak dilakukan

  • Status NeurologisRefleks PatologisHoffman trommer : (-) / (-)Babinski : (-) / (-)Chaddock : (-) / (-)Oppenheim : (-) / (-)Gordon : (-) / (-)Schaefer : (-) / (-)Rosolimo : (-) / (-)Mendel Bechterew : (-) / (-)Klonus paha : (-) / (-)Klonus kaki : (-) / (-)

  • Status NeurologisSENSIBILITASEksteroseptifNyeri : (+) / (+)Suhu : Tidak dilakukanTaktil : (+) / (+)Propioseptif Posisi : (+) / (+)Vibrasi : Tidak dilakukanTekan dalam : (+) / (+)

  • Status NeurologisKOORDINASI DAN KESEIMBANGAN Test romberg : Tidak dapat dinilaiTest tandem : Tidak dapat dinilai Test fukuda : Tidak dapat dinilaiDisdiadokinesis : Tidak dapat dinilaiRebound phenomenon : Tidak dapat dinilaiDismetri : Tidak dapat dinilaiTes telunjuk hidung : Tidak dapat dinilaiTes telunjuk telunjuk : Tidak dapat dinilaiTes tumit lutut : Tidak dapat dinilai

  • FUNGSI OTONOMMiksi Inkontinentia, Retensi, Anuri tidak adaDefekasiInkontinentia, Retensi tidak ada

  • FUNGSI LUHUR

    Fungsi bahasa : BaikFungsi orientasi : KurangFungsi memori : KurangFungsi emosi : KurangFungsi kognisi : Kurang

  • Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan MRI Kepala (tanggal 27 Maret 2009)Kesan:Atrofi terutama lobus temporalis dengan suspek mesial temporal sclerosisKaliber A.vertebralis kanan lebih kecil dibanding kiri, tak tampak stenosis

  • 2. Pemeriksaan EEG (tanggal 06 Januari 2012)Amplitudo rendahTampak aktifitas gelombang lambat 0,5-2 di seluruh leadPada IIV dan PS disaksikan built upKesan: EEG abnormal dengan perlambatan di seluruh lead

  • Resume AnamnesaPasien laki-laki 21 tahun datang ke RS dengan keluhan kejang terakhir sejak 3 hari yang lalu. Pasien mendadak memegangi kepala dan tak lama kemudian seluruh tubuh pasien kelojotan lalu kaku. Kejang berlangsung kira-kira selama 3 menit. Saat kejang, pasien tidak sadar. Pasien merasakan lemas, pegal, mengantuk, dan amnesia sesaat setelah kejang. Kejang terjadi setiap kali pasien merasa capek, stress, atau setelah mengkonsumsi banyak minuman bersoda. Pasien menjadi lebih mudah marah dan tersinggung. Daya ingat menurun dan pasien menjadi suka tidak nyambung ketika di ajak ngobrol. Pasien jd sering curiga terhadap orang disekitar.Pasien tidak memiliki riwayat trauma kepala. Ibu pasien menderita epilepsi, akan tetapi sudah sembuh saat berusia 5 tahun. Sepanjang tahun 2015, pasien kambuh kejang 1x

  • Resume Pemeriksaan fisikStatus internus: Dalam batas normal, tidak ditemukan adanya kelainanKeadaan umum: Tampak sakit ringanGizi: BaikKesadaran: Compos Mentis, E4M6V5, GCS 15TD kanan : 120 / 80 mmHg TD kiri : 130/ 80 mmHgNadi kanan : 80 kali/ menitNadi kiri : 84 kali/ menitPernapasan : 24 kali/ menitSuhu : 36,2C

  • Resume Status PsikiatrikTingkah laku pasien tenang. Perasaan hati pasien hipothym dimana pasien cenderung murung dan tidak banyak bicara. Pasien cenderung tidak menjawab pertanyaan pemeriksa. Orientasi pasien akan ruang, orang dan waktu kurang baik. Jalan pikiran pasien inkoheren, seringkali pasien menjawab tidak koheren dengan pertanyaan yang diajukan. Daya ingat pasien juga kurang. Pasien susah mengingat kejadian yang baru saja terjadi. Tidak ada waham maupun halusinasi.

  • Resume Pemeriksaan NeurologisPada pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, E4 M6 V5 GCS 15, gejala rangsang meningeal berupa kaku kuduk, kernig dan laseque negatif, fungsi motorik dalam batas normal, reflek fisiologis (+) normal, reflek patologis negatif (-), fungsi otonom dalam batas normal. Fungsi luhur dalam hal orientasi waktu, ruang, dan tempat kurang baik. Memori jangka pendek kurang baik, memori jangka panjang cukup baik. Fungsi emosi kurang baik. Daya kognisi/intelegensi kurang.

  • DiagnosisDiagnosis klinis : observasi kejangDiagnosis topis : lobus temporalis cerebriDiagnosis etiologis : epilepsi psikomotor

  • TerapiNon Medikamentosa:Edukasi pada keluarga mengenai penyakit epilepsiEdukasi pada keluarga mengenai pentingnya minum obat teratur dan kontrol rutin bulanan.

  • Medikamentosa: Asam valproat 2 x 500 mg p.o Fenobarbital 3 x 100 mg p.o Fenitoin 3 x 100 mg p.o Piracetam 1 x 80 mg p.o Asam folat 1 x 400 mcg p.o

  • PrognosisAd vitam: Dubia ad bonamAd fungsionam: Dubia ad bonamAd sanam: Dubia ad bonamAd cosmeticum: Dubia ad bonam

  • ANALISA KASUS

  • Diagnosis klinis : Observasi KejangDiagnosis topis : Lobus temporalis cerebriDiagnosis etiologis : Epilepsi Psikomotor

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan :AnamnesisPemeriksaan fisikPemeriksaan penunjang

  • Pasien laki-laki 21 tahun datang ke RS dengan keluhan kejang terakhir sejak 3 hari yang lalu.. Pasien mendadak memegangi kepala dan tak lama kemudian seluruh tubuh pasien kelojotan lalu kaku. Kejang berlangsung kira-kira selama 3 menit. Saat kejang, pasien tidak sadarkan diri. Pasien merasakan lemas, pegal, mengantuk, dan amnesia sesaat setelah kejang. Kejang terjadi setiap kali pasien merasa capek, stress, atau setelah mengkonsumsi banyak minuman bersoda. Pasien menjadi lebih mudah marah dan tersinggung. Daya ingat pasien menurun dan pasien menjadi tidak nyambung ketika di ajak ngobrol. Pasien juga memiliki kebiasaan menyetel suara TV dan radio dengan sangat kencang. Pasien selalu curiga terhadap orang sekitarnya.Pasien pernah mengalami kejang demam saat usai 1 tahun dan sembuh pada usia 6 tahun. Tapi, muncul kejang lagi saat usia 13 tahun. Pasien tidak memiliki riwayat trauma kepala. Ibu pasien pernah menderita epilepsi. Sepanjang tahun 2015, pasien kambuh kejang 1x.

  • Diagnosa TopisLobus Temporal

    Fungsi Keterangan Kemampuan bicaradiatur pada bagian sebelah kiri temporal, terdapat zona bahasa atau berbicara bernama Wernicke. Area ini mengontrol proses termasuk komprehensif dan memori verbal. Memori mengatur retensi memori jangka panjang berupa fakta, kejadian, orang, dan tempat Membaca memproses suara dan kata-kata tertulis menjadi suatu informasi sehingga menjadi ingat. Respon emosiberasal dari amygdala didalam lobus temporalis Respon auditoriprimary auditory cortex bertanggung jawab untuk merespon frekuensi suara yang berbeda untuk lokalisasi suara. Bagian ini bertugas untuk peka terhadap suara. Pemrosesan visualmemunculkan perasaan yakin dan insight. Fungsi penciumantugas dari lobus olfaktori untuk identifikasi informasi.

  • Diagnosa EtiologiEpilepsi Psikomotor

  • Post infeksi: herpes ensefalitis, atau meningitis bakterialis. Trauma mengakibatkan kontusio atau perdarahan dengan akibat ensefalomalasia atau sikatrik kortikal. Tumor glioma Angioma Vaskuler malformasi (cth, arterio-venous malformasi, cavernous angioma)

    Gangguan migrasi neuronal Mesial temporal sklerosis yang mulai masa kanak-kanak, kemudian remisi, tetapi muncul kembali pada usia remaja atau awal dewasa muda dengan bentuk yang refrakter. Kejang demam lebih dari 15 menit, mempunyai gambaran fokal atau terjadi berulang dalam 24 jam.

    Etiologi Epilepsi Psikomotor

  • Gangguan Perilaku pada Epilepsi

  • PenatalaksanaanNonmedikamentosaMedikamentosa

  • MedikamentosaAsam valproat 2 x 500 mg p.o agonis GABA, menekan gejala manik. Efek samping gastrointestinal lebih sedikit pada penggunaan semisodium divalproat (depakote)Fenobarbital 3 x 100 mg p.o agonis GABA, menurunkan ambang stimulasi sel saraf dikorteks motorik.

  • Fenitoin 3 x 100 mg p.o blokade pergerakan ion melalui kanal Na+, menghambat Ca channel, menunda ion K+ keluar selama potensial aksi, sehingga menurunkan cetusan ulang.Piracetam 1 x 80 mg p.o meningkatkan efektifitas dari fungsi telensefalon, tingkatkan konsumsi oksigen pada otak, serta mempengaruhi pengaturan cerebrovaskular dan juga mempunyai efek antitrombotik.

  • Asam folat 1 x 400 mcg p.o vitamin b9, yang penting untuk pemeliharan, sintesis DNA, metabolisme asam amino, pembentukkan leukosit dan eritrosit, pertumbuhan jaringan tubuh yang telah rusak.

  • PrognosisAd vitam : dubia ad bonamAd fungsionam : dubia ad bonamAd sanationam: dubia ad bonamAd cosmeticum: dubia ad bonam

  • Daftar Pustaka Departemen saraf RSPAD Gatot Soebroto. Pengenalan dan penatalaksanaan kasus-kasus neurologi. Jakarta : Departemen saraf RSPAD Gatot Soebroto, 2007. h. 63-71. Papadakis MA, Mcphee SJ. Current medical diagnosis & treatment. USA : McGraw-Hill, 2015. p. 960-6.Hauser SL, Josephson SA. Harrisons neurology in clinical medicine. 2nd edision. . USA : McGraw-Hill, 2010. p. 222-33.Acharya V, Acharya J, Luders H. Olfactory epilepsy aura. Neurology 1998 Jul;51(1):56-61.Foldvary N, Nashold B, Mascha E, Seizures outcome after temporal lobectomy for temporal lobe epilepsy: a Kaplan-Meier survival analysis. Neurology 2000 Feb;54(3):630-4.Martini FH, Nath JL. Fundamentals of anatomy and phisiology. 8th ed. San Fransisco :Pearson International, 2009. p 569-77.Danielson NB, Guo JN, Blumenfeld H. The default mode network and altered consciousness in epilepsy. Behaviour Neurology 2011;24(1):5565.Sadler RM. The syndrome of mesial temporal lobe epilepsy with hippocampal sclerosis: clinical features and differential diagnosis. Advances in Neurology 2006;97(1):2737.

    ****************************