laporan kasus arifin (ket).pptx

Upload: dika316

Post on 04-Mar-2016

42 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS

LAPORAN KASUSKET Arifin J1410.221.098

PEMBIMBING :Dr. Budi Santoso, Sp.OG

BAB 1

STATUS PASIENIDENTITAS PASIEN Nama: Ny. INUmur: 23 tahunTanggal Lahir : 15 Juni 1990 Jenis Kelamin: PerempuanAlamat: Jakarta TimurPendidikan : SMAPekerjaan: KaryawanSuku: JawaAgama: IslamGolongan darah: OTanggal masuk : 11 Juni 2015

ANAMNESISDidapatkan keterangan dari pasien (autoanamnesis) pada hari Kamis, tanggal 11 Juni 2015 pukul 01.00 WIBKeluhan Utama: Nyeri di seluruh perut 1 hari SMRSKeluhan Tambahan: Keluar flek2 berwarna coklat 1 hari SMRS

Keluhan disertai dengan keluarnya flek2 berwarna kecoklatan

Pasien mengatakan sudah tidak haid selama 2 bulan lebihMerupakan kehamilan pertama (G1P0A0) usia kehamilan 10 minggu. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) pasien adalah 28 Maret 2015, dengan Taksiran Persalinan 5 des 2015

Pasien datang dengan keluhan nyeri di seluruh perut 1 hari SMRSRIWAYAT PENYAKIT SEKARANGRiwayat HaidMenarche: 13 tahunLamanya haid: 5-7 hariSiklus: teratur, 28 hari Banyaknya: 3-5 kali ganti pembalut/hariNyeri haid: kadang-kadang

Riwayat KBTidak ada riwayat penggunaan alat kontrasepsi

Riwayat PernikahanPasien menikah satu kali, dengan usia pernikahan 1 tahun. Riwayat ObstetriHamil ini

RIWAYAT PENYAKIT DAHULUTuberkulosis: DisangkalHipertensi: DisangkalDM: DisangkalAsma: DisangkalAlergi: DisangkalJantung ; DisangkaGinjal : DisangkaRiwayat tumor: DisangkalRiwayat operasi: DisangkalRiwayat dirawat di RS: Thypoid (2010)

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGAHipertensi: Diakui, ayah pasien DM: DisangkalAsma: DisangkalAlergi: DisangkalPenyakit keturunan lain: DisangkalCatatan Selama Asuhan AntenatalPasien rutin periksa kehamilan dengan bidan sebanyak 2 kali selama kehamilan ini

PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan Umum Keadaan Umum : Tampak sakit sedangKesadaran: Compos MentisTanda VitalTekanan darah: 110/70 mmHgLaju nadi: 98 x/menit, teraturLaju pernapasan: 20 x/menit, teraturSuhu: 36,5 0C (aksila)Data Antropometri Berat badan saat ini: 85 kgBerat badan pra-hamil: 81 kgTinggi badan: 158 cm

PEMERIKSAAN FISIKMata: Konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-)Jantung: BJ I-II regular, Murmur (-), Gallop (-)Paru: Suara nafas vesikuler, Rhonkhi -/-, Wheezing -/-Abdomen: Datar, BU + normal, supel, nyeri tekan (+)Mamae: Simetris, pengeluaran (-), kebersihan cukupEkstremitas: Simetris, akral dingin, CRT > 2 detik

STATUS LOKALISPEMERIKSAAN OBSTETRIPemeriksaan USG

13Deskripsi DeskripsiUterus: Antefleksi, ukuran 6,3 x 1,8 x 4 cm,miometrium homogen, massa (-), endometrium tipis, tidak ada kantong kehamilan intrauterineAdnexa dextra: Gambaran hematokelAdnexa sinistra: NormalRongga Pelvik: Terdapat cairan bebas di kavum douglas

Diagnosa Akut abdomen ec Hemiperotenium ec ruptur tuba dextra pars ampularis ec KET

14Rencana DiagnostikObservasi tanda-tanda vitalCek laboratorium (Hematologi rutin)Laparatomy Eksplorasi CytoJENIS PEMERIKSAANHASIL SAAT ININILAI RUJUKANHEMATOLOGI RUTINHemoglobin9,8*12-16 g/dlHematokrit27*37-47 %Eritrosit3,3*4,3-6,0 juta/lLeukosit10.3304.800-10.800/LTrombosit248.000150.000-400.000/LMCV8180-96 fLMCH2927-32 pgMCHC36*/dLhCG urine+ PEMERIKSAAN LABORATORIUM

16RESUMEPada pukul 01.00 Ny. IN 23 tahun datang diantar suaminya dengan keluhan nyeri di seluruh perut sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri perut tidak disertai dengan darah, namun terdapat flek-flek berwarna kecoklatan. Pasien merasa lemas namun tidak disertai mual dan muntah. Pasien mengatakan sudah tidak haid selama 2 bulan lebih. Demam jug disangkal oleh pasien. Sebelumnya belum pernah menderita penyakit seperti ini, pernah dirawat karena penyakit tifus dan belum pernah operasi pada sekitar perut.Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah normal rendah, laju pernafasan meningkat, konjungtiva anemis dan ekstremitas akral dingin. Pada pemeriksaan fisik obsetri dan ginekologi pada pemeriksaan luar perdarahan (-),flek kecoklatan (+). pada pemeriksaan inspekulo porsio livid dan licin dan perdarahan (-). Pada pemeriksaan dalam nyeri goyang porsio (+), nyeri adnexa kanan (+) dan kavum douglas menonjol.Pada USG pada adnexa kanan terdapat gambaran hematokel, pada rongga pelvik terapat cairan bebas di kavum douglas.

17DIAGNOSA KERJA PENATALAKSANAAN Rencana Terapi Non-medikamentosa 1. Tirah baring 2. Observasi KU, TTV, Keluhan nyeri, Medikamentosa IVD NaCl 500cc/8 Jam Rencana Laparotomi Persiapan operasi diberikan Inj. Ceftriaxone 2 gr ( 30 menit sebelum operasi) Rencana Edukasi Penjelasan kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi pasien saat ini dan rencana tatalaksana, prosedur, efek samping serta komplikasinya. PROGNOSISNama Pasien : Ny. IN, 23 tahunOperator : dr. Nur RachmaniahHari/Tanggal : kamis, 11/6/2015Asisten : KartikasariAlamat : Jakarta TimurAnestesi : dr. Priyono Sp.An.Med. Rec/Reg : 192558Jenis Anestesi : Spinal AnasthesiaLAPORAN OPERASI21Pukul 02.10 WIB operasi dimulai Pasien telentang di meja operasi dalam anastesi spinal. Dilakukan a dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya. Dilakukan insisi phanenstiel pada daerah abdomen. Dinding abdomen dibuka lapis demi lapis, cullen sign (+). Setelah peritoneum dibuka, tampak cairan hemoperitoneum 700cc. Identifikasi uterus, kedua tuba dan ovarium. Tempak ruptur tuba kanan bagian ampula KET. Dilakukan salpinektomi kanan, kavum abdomen dicuci dengan Nacl 0,9% 3000cc. Setelah diyakini tidak ada perdarahan dinding abdomen ditutup lapis demi lapis. Jaringan tuba kanan di kirim ke Patologi Anatomi.Pukul 03.40 operasi selesaiDiagnosis pasca Bedah: Syok hipovolemik ec hemiperoteneum ec ruptur tuba kanan ec KETTindakan: Laparotomi salpingektomi dextra.22TanggalSOAP11/06/201507.00 WIBS : Pusing (+), menggigil (+), mual (-), muntah (-), nyeri luka bekas operasiO : Kesadaran CM, BaikHR : 81x/menit Td: 90/60 mmHg, S:36,4 oC, RR: 20x/menitPerdarahan pervaginam normal, luka operasi tenang, tertutup kassa.Terpasang transfusi PRC no kantung darah 15469171 terpasang di tangan kiri, terpasang RL di tangan kanan, terpasang dove kateter, urine keringA : Post salpingektomi dextraHemodinamik stabil, observasi TTV, perdarahanDiharapkan tidak terjadi anemia: pemberian transfusi darahDiharapkan nyeri teratur: pemberian analgetik Tranfusi PRC no 15469171 volume 262Pasien dalam pengawasanI.11 Follow Up12/06/1507.15 WIBS: Kuluhan sementara nyeri daerah post OperasiO: KU/Kes: baik/CM TD: 120/70 mmHg, N 88x/menit, RR 20x/menit, T 36oC, skala nyeri 3. Pasang infus 20 tetes/ menit Pasang kateter urinA: Post laparotomi salpingektomi dextra Atas indikasi KET ruptur pars ampuarisHemodinamik stabil, mengukur TTV Cegah infeksi: memberikan antibiotik cefriaxone 1 x 2 gr (IV), metronidazole 3 x 500 mgVAS < 3 memberikan propenid supp 3 x 100 mgHasil lab hb2313/06/1507.20 WIBS : Nyeri luka operasi (+)O : KU/Kes : baik/CMTD :120/70 mmHg, N 83x/menit, RR 20x/menit, T 36oC, Skala nyeri 2. A : Post laparotomi salpingektomi dextra H IHemodinamik stabil, mengukur TTVCegah infeksi: memberikan antibiotik cefadroxil sesuai instruksi dokterVAS < 3 memberikan analgetik sesuai instruksi dokterCegah stres ulcerMemberikan rantin sesuai instruksi dokter2414/06/1507.10 WIBS : Nyeri luka operasi berkurangO : KU/Kes : baik/CMTD :100/60 mmHg, N 88x/menit, RR 20x/menit, T 36oC, Skala nyeri 2, luka bekas operasi kering. A : Post laparotomi KETHemodinamik stabil, mengukur TTVCegah infeksi: memberikan antibiotik cefadroxil 2 x 500 mgPasien boleh pulang25TINJAUAN PUSTAKABAB IIKehamilan Normal

PembuahanTerbentuk MorulaHasil konsepsi disalurkan mll tubaMenuju kavum uteriTahapan blastulaImplantasi

27KETKehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana pertumbuhan sel telur yang telah di buahi tidak menempel pada dinding endometrium kavum uteriLOKASI KETKehamilan tuba, meliputi > 95 % kasus yang terdiri atas: pars ampularis (55%), pars ismika (25%), pars fimbrae (17%) dan pars intestisialis (2%).

Kehamilan ektopik lain (< 5%) antara lain terjadi di serviks uteri, ovarium atau abdominal.

30

ETIOLOGIFaktor tubaAbnormalitas ZigotFaktor OvariumFaktor HormonalFaktor lainPada awal kehamilan, embrio tidak bisa menempel untuk melakukan nidasi ke endometrium, maka embrio tumbuh di saluran tuba dan kemudian akan mengalami beberapa proses pada kehamilan seperti biasanya. Karena tuba merupakan tempat yang baik untuk tumbuh embrio maka pertumbuhan dapat mengalami beberapa perubahan dalam bentuk berikut : PATOLOGI33Abortus ke dalam dinding tuba: Perdarahan yang terjadi karena pembukaan pembuluh- pembuluh darah oleh vili korialis pada dinding tuba di tempat implantasi dapat melepaskan mudigah dari dinding tersebut bersama dengan robeknya pseudokapsularis. Ruptur dinding tuba: Faktor utama yang menyebabkan ruptur adalah penembusan vili korialis ke dalam lapisan muskular tuba terus ke peritoneum. Ruptur dapat terjadi spontan atau karena trauma ringan seperti koitus dan pemeriksaan vagina.

PATOLOGIGAMBARAN KLINIK NyeriPerdarahan PervaginamGangguan HaidDIAGNOSISAnamnesisPemeriksaan FisikPemeriksaan USGPemeriksaan labLaparoskopiKuldosentesis

37Salpingostomi: Salpingostomi adalah suatu prosedur untuk mengangkat hasil konsepsi yang berdiameter kurang dari 2 cm dan berlokasi di sepertiga distal tuba fallopi.Bekas insisi kemudian dibiarkan terbuka (tidak dijahit kembali) untuk sembuh per sekundam.Salpingotomi: Pada dasarnya prosedur ini sama dengan salpingostomi, kecuali bahwa pada salpingotomi insisi dijahit kembaliSalpingektomi: Pada salpingektomi, bagian tuba antara uterus dan massa hasil konsepsi diklem, digunting dan kemudian sisanya diikat dengan jahitan ligasi

PEMBEDAHAN

39Pada umumnya kelainan yang menyebabkan kehamilan ektopik bersifat bilateral. Sebagian perempuan steril setelah mengalami kehamilan ektopik lagi pada tuba yang lain. Angka kematian kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan antara 0% sanpai 14,6%. Untuk perempuan dengan anak sudah cukup, sebaiknya dilakukan salpingektomi bialteral.PROGNOSISANALISA KASUSBAB III

Analisa Kasus

Pasien G1P0A0 hamil 10 minggu datang ke RSPAD Gatot Subroto karena nyeri di seluruh perut 1 hari SMRS disertai dengan flek2 berwarna kecoklatan dari vagina.Pasien juga mengaku sudah tidak haid selama 2 bulan lebih.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan : TD : 110/70 mmHg, N : 98x/mnt, RR : 20x/mnt dan S : 36,5.Abdomen : bising usus (+) normal, nyeri tekan (+),timpani.Px luar : V/U tenang, perdarahan (-),flek kecoklatan(+).Px dalam : ukuran dan bentuk serviks normal, parametrium lemas, nyeri goyang portio (+), nyeri adnexa kanan (+), CD menonjol.HPHT : 28 maret 2015 (tidak haid > 2 bulan)Berdasarkan hasil test pack : B-HcG (+)Hasil lab : Hb 9.8 g/dl

Terdapat Trias KET 1. Nyeri Perut2. Pendarahan pervaginam3. Gangguan Haid (tidak haid)

PENATALAKSANAAN

Diagnostik USGTerapiLaparatomi eksplorasiMedikamentosaTirah baring

PROGNOSISDAFTAR PUSTAKAPrawirohardjo, S, 2011, Ilmu Kebidanan, PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.Cuningham, F.G., et al.Williams Obstetrics, 24rd Edition,.The McGraw-Hill. USA : 2014. Decherney, A dkk, 2007, Curent Diagnosis & Treatment Obesetric & Gynekology tenth edition. Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editors. Ilmu Bedah Kebidanan, 8th ed. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010. p. 200-203, 204-5. Gibs, Ronald S dkk, 2008, Danforth Obsetric & Gynekology tenth edition. USA.