laporan kasus anestesiologi-ga ophtalmo geriatri

41
LAPORAN KASUS ANESTESI VITREKTOMI SEORANG LAKI-LAKI 65 TAHUN DENGAN ENDOFTALMITIS PURULEN OKULER SINISTRA Diajukan untuk melengkapi syarat kepaniteraan klinik di bagian Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Disusun oleh : Veryne Ayu Permata 220 101 142 10 097 Pembimbing : dr. Agus Purwo Hidayat KEPANITERAAN KLINIK ILMU ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF

Upload: veryne-ayu-permata

Post on 10-Nov-2015

49 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS ANESTESI

VITREKTOMI SEORANG LAKI-LAKI 65 TAHUN DENGAN ENDOFTALMITIS PURULEN OKULER SINISTRA

Diajukan untuk melengkapi syarat kepaniteraan klinik di bagian Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Disusun oleh :Veryne Ayu Permata220 101 142 10 097Pembimbing : dr. Agus Purwo Hidayat

KEPANITERAAN KLINIK ILMU ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIFFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGOROS E M A R A N G2 0 1 5

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KASUS

VITREKTOMI SEORANG LAKI-LAKI 65 TAHUN DENGAN ENDOFTALMITIS PURULEN OKULER SINISTRA

Disusun oleh

VERYNE AYU PERMATA220 101 142 10 097

Telah disetujui

Semarang, 4 Mei 2015 Residen Pembimbing

dr. Agus Purwo Hidayat

BAB 1PENDAHULUAN

Pembedahan mata merupakan tindakan yang unik dan menantang bagi ahli anestesi, termasuk regulasi tekanan intraokuler, pencegahan reflex okulokardiak dan penanganan akibatnya, mengontrol perluasan gas intraokuler dan dibutuhkan untuk mengerjakan kemungkinan efek sistemik obat-obat mata. Pengetahuan tentang mekanisme dan penanganan masalah tersebut dapat mempengaruhi hasil pembedahan. Bagian ini juga mempertimbangkan teknik khusus dari anestesi umum dan regional dalam bedah mata.Mata dapat dianggap sebagai bola hampa dengan dinding yang kaku. Jika isi dari bola mata meningkat, tekanan intraokuler ( normal 12 20 mmHg) akan naik. Sebagai contoh, glaukoma disebabkan oleh sumbatan aliran humor aquos. Ada berbagai efek obat-obat anestesi pada tekanan intraokuler. Anestesi inhalasi menurunkan tekanan intraokuler yang proporsional sesuai dalamnya anestesi. Anestesi intravena juga dapat menurunkan tekanan intraokuler. Mungkin pengecualian adalah ketamin, yang dapat menaikkan tekanan darah arteri dan tidak menyebabkan relaksasi otot ekstraokuler.Banyak operasi mata, seperti ekstraksi katarak, transplantasi kornea, trabekulektomi, vitrektomi, ataupun pembedahan perlengketan retina dapat dilaksanakan dengan benar dengan anestesi regional dan sedasi ringan.Manajemen anestesi berperan penting dalam berhasil atau tidaknya pembedahan mata. Anestesi umum merupakan tehnik yang paling banyak dilakukan pada berbagai macam prosedur pembedahan. Anestesi umum adalah menghilangkan rasa sakit seluruh tubuh secara sentral disertai hilangnya kesadaran yang bersifat reversible. Perbedaan dengan anestesi lokal antara lain, pada anestesi lokal hilangnya rasa sakit setempat sedangkan pada anestesi umum seluruh tubuh. Pada anestesi lokal yang terpengaruh saraf perifer, sedangkan pada anestesi umum yang terpengaruh saraf pusat dan pada anestesi lokal terjadi kehilangan kesadaran. Trias anestesia terdiri dari analgesia, hipnotik dan relaksasi. Tahap awal dari anestesi umum adalah induksi. Induksi anestesi merupakan peralihan dari keadaan sadar dengan refleks perlindungan masih utuh sampai dengan hilangnya kesadaran (ditandai dengan hilangnya reflek bulu mata) akibat pemberian obatobat anestesi.Perhatian utama pada anestesi umum adalah keamanan dan keselamatan pasien, dan salah satu faktor penentunya adalah kestabilan hemodinamik selama tindakan induksi dilakukan, hal ini dapat dicapai apabila obat anestesi tersebut dapat memberikan level anestesi yang adekuat untuk pembedahan tanpa menimbulkan depresi yang serius terhadap fungsi hemodinamik.

BAB 2ASSESMENT MEDIS

Identitas penderitaNama: DJWUmur: 65 tahunJenis kelamin: Laki-lakiRuang : R1BNo. CM: C523721Tgl Operasi: 22 April 2015

AnamnesisA. Keluhan utama: Mata kiri kaburB. Riwayat penyakit sekarang :Mata kiri kabur sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, mata merah, terasa kemeng dan mengganjal.C. Riwayat penyakit dahulu :Riwayat operasi katarak mata kiri 24 Maret 2015Riwayat hipertensi (-)Riwayat diabetes mellitus (-)

Anamnesis yang berkaitan dengan anestesi:Batuk (-), pilek (-), demam (-) , sesak (-)Riwayat alergi obat dan makanan : tidak adaRiwayat kejang: tidak adaRiwayat asma: tidak adaRiwayat operasi sebelumnya: operasi katarak mata kiri

Pemeriksaan fisikKeadaan umum: baikKesadaran: komposmentisTV: TD: 132/88mmHgT: afebris N: 92x/menitRR: 12 x /menitBB: 65 kgASA: IIKepala: mesosefalMata: konjungtiva palpebra anemis -/-, sklera ikterik -/-Telinga: discharge (-/-)Hidung: discharge (-/-), epistaksis (-/-)Mulut: sianosis (-), perdarahan gusi (-), Mallampati ITenggorok: T1-1, faring hiperemis (-)Leher: pembesaran nnll (-), deviasi trachea (-)

THORAXCor: Inspeksi: ictus cordis tak tampak Palpasi: ictus cordis di SIC V, 2 cm medial LMCS Perkusi: konfigurasi jantung dalam batas normal Auskultasi: BJ I-II normal, bising (-), gallop (-)Pulmo: Inspeksi: simetris, statis, dinamis Palpasi: stem fremitus kanan = kiri Perkusi: sonor seluruh lapangan paru Auskultasi: suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)Abdomen: Inspeksi: datar Auskultasi: bising usus (+) normal Palpasi: supel, hepar dan lien tak teraba Perkusi: timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)Ekstremitas: Akral dingin -/--/- Edema-/--/- Sianosis-/--/- Capillary refill