laporan kasus 1

17
BAB I PENDAHULUAN Kehamilan biasanya ditandai dengan adanya riwayat terlambat haid dan keluhan mual muntah. Mual dan muntah dalam kehamilan dikenal dengan morning sickness, dialami 80% wanita hamil. Mual dan muntah adalah gejala yang umum dan wajar terjadi pada usia kehamilan trimester I . Mual biasanya terjadi pada pagi hari, dapat juga timbul setiap saat. Gejala ini biasanya terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung ± 10 minggu. Derajat beratnya mual dan muntah yang terjadi pada kebanyakan kehamilan sampai dengan gangguan yang berat dimana keluhan semakin memburuk, menetap, hingga mengganggu aktivitas sehari-hari dikenal dengan hiperemesis gravidarum. 1,2 Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu hebatnya sehingga segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun dan dehidrasi. 1,2 Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan, kebanyakan perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet dan simptom akan teratasi hingga akhir trimester I. Etiologinya belum diketahui secara pasti, tetapi adal beberapa ahli yang menyatakan bahwa erat hubungannya dengan endokrin, biokimia dan psikologis. 1,2,4 Penelitian-penelitian memperkirakan bahwa mual dan muntah terjadi pada 50-90% dari kehamilan. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi gravida dan 40-60% multi gravida. Dari 1

Upload: rizki-rahmiana-harahap

Post on 10-Feb-2016

222 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

obgyn

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kasus 1

BAB I

PENDAHULUAN

Kehamilan biasanya ditandai dengan adanya riwayat terlambat haid dan keluhan mual

muntah. Mual dan muntah dalam kehamilan dikenal dengan morning sickness, dialami 80%

wanita hamil. Mual dan muntah adalah gejala yang umum dan wajar terjadi pada usia

kehamilan trimester I . Mual biasanya terjadi pada pagi hari, dapat juga timbul setiap saat.

Gejala ini biasanya terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung ± 10

minggu. Derajat beratnya mual dan muntah yang terjadi pada kebanyakan kehamilan sampai

dengan gangguan yang berat dimana keluhan semakin memburuk, menetap, hingga

mengganggu aktivitas sehari-hari dikenal dengan hiperemesis gravidarum.1,2

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai

umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu hebatnya sehingga segala apa

yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan

mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun dan dehidrasi.1,2

Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan, kebanyakan perempuan

mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet dan simptom akan teratasi

hingga akhir trimester I. Etiologinya belum diketahui secara pasti, tetapi adal beberapa ahli

yang menyatakan bahwa erat hubungannya dengan endokrin, biokimia dan psikologis.1,2,4

Penelitian-penelitian memperkirakan bahwa mual dan muntah terjadi pada 50-90%

dari kehamilan. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi gravida dan 40-60% multi

gravida. Dari seluruh kehamilan di USA 0,3-2% diantaranya mengalami hiperemesis

gravidarum. Mual dan muntah yang berkaitan dengan kehamilan biasanya dimulai pada usia

kehamilan 9-10 minggu, puncaknya pada usia kehamilan 11-13 minggu, dan kebanyakan

sembuh pada umur kehamilan 12-14 minggu, 1-10% dapat berlanjut melampaui 20-22

minggu.3,4

1

Page 2: Laporan Kasus 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Hiperemesis Gravidarum.

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan

sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu hebatnya

sehingga segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat

mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan

menurun dan dehidrasi.1-4

B. Etiologi

Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan, kebanyakan

perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet dan

simptom akan teratasi hingga akhir trimester pertama. Etiologinya belum diketahui

secara pasti, tetapi adal beberapa ahli yang menyatakan bahwa erat hubungannya

dengan endokrin, biokimia dan psikologis.1,2 Faktor-faktor yang menjadi predisposisi

diantaranya:2,3

a) Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan hehamilan

ganda akibat peningkatan kadar HCG.

b) Faktor organik : masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan

perubahan metabolik.

c) Faktor psikologik: keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut

terhadap kahamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan

sebagainya.

d) Faktor endokrin lainnya: hipertiroid, diabetes dan lain-lain.

C. Patologi

Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh

keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ-organ tubuh berikut:2

a) Hepar: pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentilobuler

tanpa nekrosis.

b) Jantung: jantung atrofi, kecil dari biasa. Kadang dijumpai perdarahan sub-

endokardial.

c) Otak: terdapat bercak perdaran pada otak.

d) Ginjal: tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontorti.

2

Page 3: Laporan Kasus 1

D. Gejala klinis

Batas jelas antara mual yang masih fisiologis dalam kehamilan dan

hiperemesis gravidarum tidak ada tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh

sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Secara klinis hiperemesis

gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan, yaitu:1,2

a) Tingkat I : muntah yang terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum

penderita, pasien merasa lemah, tidak nafsu makan, berat badan menurun dan

nyeri epigastrium. Nadi meningkat sampai 100x/ menit dan tekanan darah

sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang dan urin

sedikit tetapi masih normal.

b) Tingkat II : gejala lebih berat, penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor

kulit lebih berkurang, lidah lebih mengering dan tampak kotor, nadi kecil dan

cepat > 100 – 140x/ menit, tekanan darah sistolik < 80 mmHg, subfebris, berat

badan turun, mata cekung, hemokonsentrasi dan oligouria.

c) Tingkat III : terjadi gangguan kesadaran (somnolen-koma), muntah berkurang

atau berhenti, nadi kecil dan cepat, tensi menurun, suhu meningkat.

E. Diagnosis

Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan

adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus sehingga mempengaruhi

keadaan umum. Hiperemesis gravidarum yang terus menrus dapat menyebabkan

kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi keadaan janin sehingga pengobatan

perlu segera diberikan.

F. Komplikasi 1

a. Maternal : akibat defisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan teradinya diplopia,

palsi nervus ke-6, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak segera ditangani akan

terjadi psikosis korsakoff (amnesia, menurunnya kemampuan untuk

beraktivitas), ataupun kematian. Komplikasi yang perlu diperhatikan adalah

Ensephalopati Wernicke. Gejala yang timbul dikenal sebagai trias klasik yaitu

paralisis otot-otot ekstrinsik bola mata (oftalmoplegia), gerakan yang tidak

teratur (ataksia), dan bingung.

3

Page 4: Laporan Kasus 1

b. Fetal : penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian

gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).

G. Pengelolaan 1-4

Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksananakan dengan

jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses

yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah

merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah

kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan

dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Makanan yang berminyak dan berbau lemak

sebaiknya dihindarkan. Defekasi yang teratur hendaknya dapat teratur.1,2,3

Obat-obatan.

Apabila keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan pengobatan.

Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang dianjurkan

yaitu vitamin B1 dan B6, antihistamin juga dianjurkan. Pada keadaan lebih berat

diberikan antiemetik seperti disiklomin hidrochlorida atau khlorpromasin.

Isolasi.

Dilakukan dalam kamar yang tenang, batasi pengunjung / tamu, hanya dokter dan

perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah berhenti dan pasien mau

makan. Catat cairan yang masuk dan keluar dan tidak diberikan makan dan

minum dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan

berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

Terapi psikologik

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan

rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah

dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

Cairan parenteral

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan

glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat

ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B komplek dan vitamin C dan

bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.

Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. urin perlu

diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu dan

nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan

4

Page 5: Laporan Kasus 1

pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila

selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat

dicoba untuk diberikan minuman, dan lambat laun minuman dapat ditambah

dengan makanan yang tidak cair.

Penghentian kehamilan

Penghentian kehamilan dilakukan bila keadaan umum memburuk melalui

pertimbangan beberapa aspek meliputi pemeriksaan medik dan psikiatrik.

Delirium, kebutaan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan

komplikasi organik.

H. Prgnosis

Dengan penanganan yang baik, prognosis hiperemesis gravidarum sangat

memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri namun demikian pada

tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.

BAB III

5

Page 6: Laporan Kasus 1

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. SR

Umur : 23 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan Terakhir : SLTP

Alamat : Mranak 2/7 Pringapus

II. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara heteroanamnesis dengan pasien dan keluarga pasien pada

tanggal 14 Agustus 2015 di bangsal Bougenvil.

Keluhan Utama :

Pasien datang ke RSUD Ambarawa dengan rujukan dokter Puskesmas karena

mual dan muntah.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu dengan keluhan mual dan muntah

sejak kemarin 3 hari yang lalu. Mual muntah awalnya hanya terjadi pada pagi

hari saja dan terjadi setelah makan dan minum, namun sejak 2 hari sebelum

masuk RSUD Ambarawa muntah yang dialami > 10 kali per hari dengan volume

kurang lebih 1/2 - 3/4 gelas besar. Isi yang dimuntahkan berupa makanan dan

minuman yang dikonsumsi sebelumnya. Keluhan mual dan muntah semakin

bertambah berat bila setelah makan dan minum dan berkurang saat istirahat.

Selain itu pasien juga mengeluh badan terasa lemas sehingga tak mampu

melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya, bibir terasa kering, nafsu makan

dirasakan menurun karena pasien takut muntah. BAB dan BAK dirasakan

semakin menurun. Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati dan berat badan menurun.

Pasien mengaku tidak ada permasalahan dalam kehidupan rumah tangganya

maupun dalam pekerjaan.

Riwayat Haid :

Menarche : 14 tahun

Haid : teratur

6

Page 7: Laporan Kasus 1

Siklus : 28 hari

Lama Haid : ± 7 hari

Hari Pertama Haid Terakhir : 24 Mei 2015

Hari Perkiraan Lahir : 03 Maret 2016

Riwayat Nikah :

Merupakan pernikahan yang pertama dan sudah sudah berjalan 1 tahun.

Riwayat Obstetri :

G1P0A0

1. Hamil ini.

Riwayat Keluarga Berencana (KB) :

Pasien mengaku tidak menggunakan KB.

Riwayat Ante Natal Care (ANC) :

Pasien memeriksakan kehamilannya di bidan 1 kali.

Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat Hipertensi : disangkal

- Riwayat Diabetes Melitus : disangkal

- Riwayat Asma : disangkal

- Riwayat Penyakit Jantung : disangkal

- Riwayat Alergi Obat : disangkal

- Riwayat Gastritis : disangkal

- Riwayat penyakit selama kehamilan: disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

- Riwayat Hipertensi : disangkal

- Riwayat Diabetes Melitus : disangkal

- Riwayat Asma : disangkal

- Riwayat Penyakit Jantung : disangkal

III. PEMERIKSAAN FISIKStatus generalis

Keadaan Umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : compos mentis

Tanda Vital :

Tekanan Darah : 100 / 70 mmHg

7

Page 8: Laporan Kasus 1

Nadi : 104 x / menit, isi dan tegangan kurang

Pernapasan : 22 x / menit, teratur

Suhu : 37,5 0C

Mata : mata cekung (+/+), konjungtiva palpebra anemis (+/+),

sklera ikterik (-/-)

Telinga : discharge (-/-)

Hidung : discharge (-/-), napas cuping hidung (-/-)

Mulut : sianosis (-), bibir kering (+)

Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thorak :

Cor : BJ I, II reguler, bising (-)

konfigurasi jantung dalam batas normal

Pulmo : Suara napas dasar vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen : Datar,bising usus (+), turgor kulit menurun, nyeri tekan epigastrium

(+)

Ekstremitas :

Superior Inferior

Edema

Akral dingin

Refleks Fisiologis

Refleks Patologis

-/-

-/-

+N/+N

-/-

-/-

-/-

+N/+N

-/-

Status ObstetriTinggi fundus uteri : setinggi simfisis pubis.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Usulan : pemeriksaan laboratorium:darah rutin, elektrolit, gula darah

pemeriksaan USG

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Darah Rutin 11,4 12,5- 15,5 g/dL

Hemoglobin 7,0 4-10 ribu

Leukosit 4,1 3,8-5,4 juta

Eritrosit 36,1 35-47 %

Hematokrit 35,1 82-98 mikro m3

MCV 85,4 >= 27 pg

8

Page 9: Laporan Kasus 1

MCH 27,7 32-36 g/dL

MCHC 32,5 10-15 %

RDW 15,6 150-400 ribu

Trombosit 216 10-18 %

PDW 12,1 7-11 mikro m3

MPV 7,8 1,0-4,5 103/mikro

Limfosit 0,9 0,2-1,0 103/mikro

Monosit 0,5 2-4 103/mikro

Granulosit 5,6 25-40 %

Limfosit % 13,1 2-8 %

Monosit % 7,5 50-80 %

Granulosit % 79,4 0,2-0,5 %

PCT 0,168 9,7 – 13,1 detik

PTT 10,3 23,9-39,8 detik

APTT 43,8

INR 0,95

V. DIAGNOSA KERJA

G1P0A0, usia 23 tahun, hamil 11 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum

VI. PENATALAKSANAAN

Infus RL 20 tpm + drip Ondansentron 8mg 1 ampul

Mediamer B6 3 x 1 tablet

VII.PROGNOSIS

Quo Ad Vitam : dubia ad bonam

Quo Ad Sanationam : dubia ad bonam

Quo Ad Fungionam : dubia ad bonam

BAB IV

PEMBAHASAN

9

Page 10: Laporan Kasus 1

Pada laporan kasus ini akan dibahas pasien Ny. SR usia 23 tahun, G1P0A0, hamil 11

minggu dengan hiperemesis gravidarum. Pasien datang ke IGD RSUD Ambarawa dengan

keluhan mual dan muntah sejak kemarin 3 hari yang lalu. Mual muntah awalnya hanya

terjadi pada pagi hari saja dan terjadi setelah makan dan minum, namun sejak 2 hari SMRS

muntah yang dialami > 10 x / hari dengan volume ± 1/2 - 3/4 gelas besar. Isi muntahan

berupa makanan minuman yang dikonsumsi sebelumnya. Keluhan mual dan muntah semakin

bertambah berat bila setelah makan dan minum, dan berkurang saat istirahat. Selain itu pasien

juga mengeluh badan terasa lemas sehingga tak mampu melakukan aktivitas sehari-hari

seperti biasanya, bibir terasa kering, nafsu makan dirasakan menurun karena pasien takut

muntah. BAB dan BAK dirasakan semakin menurun. Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati.

Pasien mengaku tidak ada permasalahan dalam kehidupan rumah tangganya maupun dalam

pekerjaan.

Riwayat haid pasien: menarche pada usia 14 tahun, haid teratur dengan siklus 28 hari,

lama haid ± 7 hari, HPHT 24 Mei 2015 sehingga HPL 03 Maret 2016. Riwayat pernikahan:

berumah tangga selama 1 tahun, merupakan pernikahan yang pertama. Riwayat Obstetri :

G1P0A0, hamil ini. Riwayat KB: tidak menggunakan KB. Pasien ANC di bidan 1 kali.

Pada kasus ini, pasien didiagnosis dengan hiperemesis gravidarum karena berdasarkan

anamnesis pada pasien ini didapatkan sedang hamil muda (Trimester I) dan ditemukan

adanya gejala mual dan muntah yang berat, dimana keluhan tersebut sampai menggangu

aktivitas sehari-hari sampai pekerjaanya. Muntah tersebut juga menimbulkan komplikasi

dehidrasi karena kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak lemas, tekanan darah 100 / 70

mmHg, nadi 88 x / menit, frekuensi pernapasan 22x / menit, teratur, suhu 37,5 0C, mata

cekung (+/+), konjungtiva palpebra anemis (+/+) dan bibir kering (+).

Dimana hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan

sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu hebatnya sehingga segala

apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum

dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun dan dehidrasi.1-4

Pasien dimasukan dalam hiperemesis gravidarum tingkat II, karena muntah semakin

berat, penderita tampak lemah, mata cekung, turgor kulit menurun dan bibir kering, frekuensi

nadi cepat (104x/menit), pernafasan agak cepat (22 x/menit), mata. Namun dalam penegakan

diagnosis ini perlu dilakukan pemeriksaan darah rutin, kimia urin, elektrolit, gula darah dan

USG.

10

Page 11: Laporan Kasus 1

Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum dibedakan menjadi rehidrasi dan koreksi

elektrolit, isolasi, terapi nutrisi, terapi dengan obat-obatan, dan psikoterapi. Terapi cairan

dilakukan untuk mengatasi dehidrasi dengan pemberian cairan rehidrasi. Umumnya

kehilangan air dan elektrolit diganti dengan cairan isotonik, misalnya Ringer Laktat, ringer

asetat atau normal salin. Cairan yang digunakan untuk memperbaiki keadaan pasien ini

adalah kristaloid yaitu Ringer Laktat, dengan pertimbangan bahwa pada pasien terjadi

penurunan volume cairan intravaskuler dan kecenderungan defisit cairan intraseluler dan

interstisial. Resusitasi dikatakan adekuat bila terdapat parameter seperti tekanan darah arteri

rata-rata 70-80 mmHg, denyut jantung kurang dari 100x per menit, ekstremitas hangat

dengan pengisian kapiler baik, susunan saraf pusat baik, produksi urine baik 0.5-1 ml

Pada pasien ini diberikan terapi obat-obatan antara lain Ondansetron drip 1 ampul

dalam infus RL dan mediamer B6 3 x 1 tablet.

DAFTAR PUSTAKA

11

Page 12: Laporan Kasus 1

1. Prawirohardjo S,Wiknjosastro H. 2007. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Ilmu

Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 814-818.

2. Mochtar, R., Sofian, A. 2012. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Sinopsis Obstetri.

Jakarta: EGC. Hal 141-142.

3. Tim Obsgin RSUD Ulin- FK UNLAM. 2008. Hiperemesis Gravidarum. Dalam:

Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Banjarmasin: Bagian/SMF Obstetri dan

Ginekologi RSUD ULIN – FK UNLAM Banjarmasin. Hal 51-52.

4. Ogunyemi DA. Hyperemesis Gravidarum. Emedicine. Available from:

http://www.emedicine.com (Accesed : 18 Agustus 2015).

12