laporan individu ekoper farikh

19
TUGAS TERSTRUKTUR INDIVIDU EKOLOGI PERAIRAN Oleh : Farikh Fauzi H1K011026 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

Upload: farikh-fauzi

Post on 05-Aug-2015

173 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Individu Ekoper Farikh

TUGAS TERSTRUKTUR INDIVIDUEKOLOGI PERAIRAN

Oleh :

Farikh Fauzi H1K011026

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTANPURWOKERTO

2012

Page 2: Laporan Individu Ekoper Farikh

I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Sungai Logawa terletak di Kecamatan Kedung Banteng,

Karanglewas, Kabupaten Banyumas dengan titik koordinat 070 55’ LS dan

1090 14’ BT. Sungai tersebut biasanya dimanfaatkan masyarakat

untuk melakukan MCK, persawahan dan lain-lain. Aktifitas

masyarakat tersebut sebenarnya dapat mengganggu aktifitas

organisme yang terjadi di sungai logawa, aktifitas organisme di air

dapat dijumpai tidak hanya pada badan air tetapi juga pada dasar

perairan yang padat, pada dasar perairan jumlah kehidupan sangat

terbatas, hal itu disebabkan karena ketersediaan nutrien yang

terbatas. Oleh karena itu hewan yang mampu hidup didasar hanya

organisme air yang mampu hidup dengan jumlah dan jenis nutrien

yang terbatas pula, selain itu bersifat bartoleran (Isnaeni, 2002).

Hewan yang hidup di dasar perairan adalah makrobentos.

Makrobentos merupakan salah satu kelompok terpenting dalam

Page 3: Laporan Individu Ekoper Farikh

ekosistem perairan yang berhubungan dengan peranannya sebagai

organisme kunci dalam jarring makanan. Selain itu tingkat

keanekaragaman yang terdapat di lingkungan perairan dapat

digunakan sebagai indikator pencemaran (Pratiwi dkk, 2004).

Perilaku kehidupan makroinvertebrata bentik berpengaruh

pada reproduksi dan siklus hidupnya. Penyebaran dan pergerakan

individu dari satu tempat ke tempat lain merupakan salah satu

aktivitas yang ditunjukkan oleh sebagian besar spesies

makroinvertebrata. Adanya pergerakan baik yang bersifat pasif

maupun aktif merupakan proses penting dalam dinamika pupulasi

makroinvertebrata sungai. Jumlah makroinvertebrata yang

merapung dan laju merapung diperlukan untuk mengestimasi

ketersediaan makanan untuk ikan , dengan keragaman biologi dan

kondisi lingkungan yang berbeda , maka akan berbeda pula taksa

dan intensitas factor yang mempengaruhinya.

1.2. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis bentik

dan nilai indeks keragamannya yang terdapat di Sungai Logawa,

Kabupaten Banyumas dengan metode drifting.

Page 4: Laporan Individu Ekoper Farikh

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sungai

Sungai merupakan suatu ekosistem mengalir dengan sistem

terbuka yang menerima limpahan dari daratan sepanjang daerah

alirannya. Perairan ini banyak dipergunakan untuk menunjang

kehidupan manusia. Manfaat sungai antara lain untuk keperluan

industri, rumah tangga, transportasi, perikanan, irigasi, dan

sebagainya. Sungai atau perairan mengalir dapat dicirikan dengan

adanya aliran (arus) yang satu arah (unidireksional). Daerah dimana

rangkaian anak-anak sungai menyatu dengan sungai utama disebut

dengan Daerah airan Sungai (DAS) (Wetzel 2001).

Habitat ai tawar dibagi menjadi dua seri , yaitu:

1. Air tergenang atau habitat lentik (berasal dari kata lenis

berarti tenang), contohnya: danau, kolam, rawa, atau pasir

terapung

2. Air mengalir atau habitat lotik (berasal dari kata lotus berarti

tercuci), contohnya: mata air, aliran air, (brook-creeck) atau

sungai.

Habitat air tawar menempati daerah yang relatif kecil pada

permukaan bumi, dibandingkan dengan habitat laut dan daratan,

Page 5: Laporan Individu Ekoper Farikh

tetapi bagi manusia kepentingannya jauh lebih berarti dibandingkan

dengan luas daerahnya karena alasan-alasan sebagai berikut:

1. Habitat air tawar merupakan sumber air yang paling praktis

dan murah untuk kepentingan domestik maupun industri (air

mungkin dapat diperoleh dalam jumlah yang lebih banyak

dari laut, tetapi dengan biaya yang lebih tinggi)

2. Komponen air tawar adalah “leher botol” (daerah kritis) pada

daur hidrologi.

3. Ekosistem air tawar menawarkan sistem pembuangan yang

memadai dan paling murah (Odum, 1971).

2.2 Makrobenthos

Benthos merupakan organisme yang hidup di permukaan

(epifauna) atau di dalam substrat perairan (infauna), meliputi

organisme nabati (fitobenthos) dan organisme hewani (zoobenthos)

(suwignyo, et al., 2005). Hewan invertebrta dibagi menjadi tiga

jenis, yaitu : mikrobentos (berukuran kurang dari 0,1), mesobenthos

(berukuran antara 0,1-1,0 mm) dan makrobenthos (berukuran lebih

dari 1mm)

Makrobentos merupakan hewan bentik yang berukuran lebih

dari 1,0 mm dan biasanya terdiri dari Crustacea, Annelida, Insecta

dan Mollusca (Odum, 1971). Makrobentos seringkali digunakan

sebagai indiaktor di sungai dan dapat memberikan gambaran yang

Page 6: Laporan Individu Ekoper Farikh

lebih tepat dibanding secra fisika dan kimiawi (Hynes, 1972 dalam

akhirani, 2004). Terjadi pelepasan substrat yang relatif stabil,

walaupun periode yang cukup lama menyebabkan organisme bentik

bergerak, salah satu bergerak terus ke dasar sungai atau

menggantung di dalam kolom air.

2.3 Perilaku Merapung Makroinvertebrata

Secara garis besar ada 3 macam rapungan, yaitu merapung

secara konstan, perilaku merapung karena katatropuk atau

gangguan. Rapungan konstan jika jumlah makroinvertebrata yang

merapung dalam jumlah yang sedikit dan terjadi secara teratur.

Fenomena ini di duga karena individu benthos berpindah tempat

secara tidak sengaja (Setijanto, et al ., 1998). Jumlah

makroinvertebrata yang merapung dan laju drift diperlukan apabila

kita akan mengestimasi ketersediaan makanan untuk ikan ataupun

laju kolonisasi dan laju kehilangan makroinvertebrata disuatu areal

sungai. Mambandingkan laju merapung makroinvertebrata antar

sungai tidak dapat dilakukan mengingat laju drift ini sangat

bervariasi menurut besar kecilnya debit air (Elliot, 1970). Pada saat

makroinvertebrata akuatik merapung, lama waktu yang diperlukan

dalam merapung sebelum turun ke dasar sungai dan hidup sebagai

benthos bergantung pada kecepatan arus, properti fisik dari hewan

Page 7: Laporan Individu Ekoper Farikh

(ukuran, tubuh, kepadatan), dan perilaku hewan (Setijanto, et al

1998).

III. MATERI DAN METODE

3.1. Materi Praktikum

3.1.1.Alat

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini dibagi menjadi

dua, yaitu: alat yang digunakan di lapangan untuk pengambilan

sampling dan alat laboratorium yang digunakan dalam

mengidentifikasi sampel, dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Daftar alat untuk penelitian

Nama Alat Kegunaana. Peralatan Sampling

1. Jala Surber

2. Thermometer3. Botol Film4. Nampan

5. Kamera

Untuk mengambil sample makroinvertebrataUntuk mengukur temperatur air Sebagai tempat penyimpanan sample.Sebagai wadah untuk memisahkan makroinvertebrata dengan serasahMendokumentasikan seluruh

Page 8: Laporan Individu Ekoper Farikh

6. Alat Tulis7. Lampu Senter

b. Peralatan Laboratorium1. Mikroskop2. Buku Identifikasi

Makroinvertebrata dan Plankton

kegiatan praktikumUntuk mencatat data Sebagai alat penerangan

Untuk mengamati jenis sample.Sebagai acuan untuk mengetahui jenis makroinvertebrata dan plankton yang didapat.

3.1.2.Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah formalin,

kegunaannya untuk mengawetkan sample makroinvertebrata.

3.2. Metode Praktikum

Metode yang digunakan pada praktikum lapangan adalah

dengan metode drifting.

3.2.2.Cara Kerja Metode Drifting

Pengambilan sample dilakukan dengan meletakkan jala

surber melawan arus selama 1 jam, Makroinvertebrata dibersihkan

dari bahan-bahan lain (disortir). Kemudian dimasukkan kedalam

botol film serta diberi formalin 4%. Makroinvertebrata yang didapat

kemudian di identifikasi di laboratorium.

3.2.3.Kegiatan dilaboratorium

Melakukan identifikasi sampel makroinvertebrata yang di

dapat di sungai logawa dengan menggunakan buku identifiasi

makroinvertebrata

Page 9: Laporan Individu Ekoper Farikh

3.4. Waktu dan Tempat

Kegiatan praktikum lapang dilakukan pada tanggal 29 – 30

September 2012 di Sungai Logawa, Kabupaten Banyumas.

Identifikasi sampel dilaksanakan di Lab Jurusan Perikanan dan

Kelautan, Fakultas Sains dan Teknik pada tanggal 4 Oktober 2012.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Tabel 2. Data Makroinvertebrata yang terdapat di Sungai Logawa dengan metode drifiting

No Ordo Gambar Asli Gambar Referensi

1 Ephemerellidae

2 Helicopsychidae

3 Typulidae

4 Perlodidae

Page 10: Laporan Individu Ekoper Farikh

5 Rhyacophiidae

6 Phryganeidae

Tabel 3. Data Keragaman Makroinvertbrata

No FamilyJumla

hPi

Keragaman (-∑Pi ln Pi)

1 Ephemerellidae 9 0.26 0.352 Helicopsychidae 3 0.08 0.203 Typulidae 5 0.14 0.274 Perlodidae 8 0.23 0.345 Rhyacophiidae 7 0.20 0.326 Phryganeidae 3 0.08 0.20

∑ 35 0.99 1.68

4.2. Pembahasan

4.2.1. Indeks Keragaman Makroinvertebrata

Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa di sungai

logawa terdapat 8 famili makroinvertebrata yaitu Ephemerellidae,

Helicopsychidae, Typulidae, Perlodidae, Rhyacophiidae dan

Phryganeidae. Nilai indeks keragaman sebesar 1.68, menurut Stim

(1981) dalam Pirzan et al., (2008) bahwa keragaman organisme

perairan dengan nilai 1 < H’ < 3 memiliki stabilitas komunitas biota

Page 11: Laporan Individu Ekoper Farikh

sedang, sehingga dapat dikatan bahwa keragaman bentik di sungai

logawa masuk dalam kategori sedang, karena ada beberapa jenis

bentik yang mampu beradaptasi dan berkembang biak dengan baik.

4.2.2.Deskripsi Makroinvertebrata

1. Helicopsychidae

Klasifikasi:Kerajaan : AnimaliaFilum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : TrichopteraFamili : Helicopsychidae

Helicopsyche melinasp. November yang hampir sama dengan H. admata malicky & Chantaramongkol,, 1992 H. dacklestenensis Schefter & Johanson, 2001 dan H. Nastia malicky & melnitsky (melnitsky & malicky 2008) terutama karena adanya empat tersegmentasi palps maxillary dalam kombinasi hampir Mirip dalam bentuk gonopods dan X tergum dalam pandangan lateral. Spesies baru ini mudah dibedakan Karena adanya bagian menyerupai piring yang berkembang dengan baik melintang dari segmen IX terletak di bagian tengah tubuhnya bagian posterior segmen, cabang utama dari masing-masing gonopod diproduksi anterad; dan cabang

Page 12: Laporan Individu Ekoper Farikh

sekunder dari masing-masing gonopod panjang, lurus, dan berorientasi dari sudut kanan ke cabang utama para gonopods.

.

2. Rhyacophiidae

Klasifkasi:Kerajaan : Animalia

Filum : ArthopodaKelas : InsectOrdo : ThricopteraSub Ordo : SpicipalpiaFamili : Rhyacophilidae

Famili ini di akui secara global memiliki 783 spesies, 360

spesies telah tercatat di wilayah oriental, kemudian di india dan

wilayah sekitarnya terdapat 166 spesies (Morse, 2012).

Rhyacophilidae memiliki panjang rata-rata 7,76 mm, dengan

panjang antenna 4,85 mm. Warna tubuh coklat gelap, kemudian

sayap, antenna, palps maksila, palps labial dan kaki berwarna

Page 13: Laporan Individu Ekoper Farikh

coklat terang. Pada jenis kelamin jantan memiliki segmen

berbentuk lateral dengan proyeksi bulat.

3. Phryganeidae

Klasifikasi:

Kerajaan : AnimaliaFilum : Arthropoda Kelas :  InsectaOrdo : TrichopteraSubordo : IntegripalpiaFamily : Phryganeidae 

Para Phryganeidae adalah keluarga kecil caddisflies banyak ditemui di seluruh Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Wiggins (1996) daftar total sebagai 15 marga dan 75 spesies ~, dengan menghitung dari daftar Trichoptera Dunia (Morse 2011) terdapat 80 yang masih ada dan 37 spesies fosil. Keluarga ini termasuk caddisflies terbesar yang diketahui.

Page 14: Laporan Individu Ekoper Farikh

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dapat di ambil kesimpulan

bahwa Makroinvertebrata yang didapat dengan metode drifting

selama kegiatan praktikum di sungai logawa yaitu Ephemerellidae,

Helicopsychidae, Typulidae, Perlodidae, Rhyacophiidae dan

Phryganeidae. Nilai indeks keragaman makroinvertebrata tersebut

yaitu sebesar 1.68. Keragaman bentik di sungai logawa tersebut

masuk dalam kategori sedang.

5.2. Saran

Sungai Logawa termasuk kedalam perairan yang bersih,

karena memiliki tipe perairan yang jernih, oleh karena itu

masyarakat sekitar di harapkan mampu menjaga kebersihan

perairan tersebut, dengan tidak membuang sampah ke sungai, dan

Page 15: Laporan Individu Ekoper Farikh

memanfaatkan perairan sungai tersebut dengan baik, sehingga

organisme di sungai logawa dapat tumbuh dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, no 51. Tentang: Baku mutu air. 11 hal

Elliot, J. M. 1970. Diet Changes Invertebrate Drift and The Food of Trout Salmo trutta. L. Journal Fish Biology 2: 161-165. Hydrobiologia 153 : 225 -239.

Isnaeni, W. 2002. Fisiologi Hewan. Semarang: Universitas Negeri

Semarang.

Pratiwi, N, Krisanti, Nursiyamah, I. Maryanto, R. Ubaidillah, & W. A. Noerdjito. 2004. Panduan Pengukuran Kualitas Air Sungai .Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Pirzan, Andi. M., dan P. R. Pong-Masak. 2008. Hubungan Keragaman Fitoplankton dengan Kualitas Air di Pulau Bauluang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Maros: Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau.Biodiversitas 9 (3):217-221.

Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology and edition Sounders Company. Philadelphia, London.

Setijanto, Lestari, W., Nasution, E. K., S. Aryani, E. 1998. Periodisitas Harian, Rasio Aktivitas Makroinvertebrata Drift di Sungai

Page 16: Laporan Individu Ekoper Farikh

Tropika. Laporan Hasil Penelitian. Fakultas Biologi UNSOED, Purwokwerto.

Suwignyo, S., Widigdo, B., Wardianto, Y., dan Krisanti, M. 2005. Avertebrata Air Jilid II. Penebar Swadaya, Jakarta.

Wetzel, R.G. 2001. Limnology, lake and river ecosystem. 3rd. Academis Press.

New York.Johanson K.A. & Pham H.-T. 2011. Three new species of elicopsyche(Trichoptera, Helicopsychidae) from northern Vietnam, with a key to Helicopsychespecies of Vietnam. European Journal of Taxonomy6: 1-10. http:// dx.doi.org. diakses pada tanggal 01 November 2012.