laporan ekoper lamun

26

Click here to load reader

Upload: qizbiemhibiedxianis

Post on 28-Sep-2015

26 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

ekologi perairan

TRANSCRIPT

Ekosistem Lamun(Laporan Praktikum Ekologi Perairan)

OlehArbi Fadjri Pratama1314111006

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRANFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG2014

I. PENDAHULUAN1.1LatarBelakangBanyak daerah di laut dangkal yang diliputi oleh tumbuhan rumput air yang lebat, yang secara umum disebut rumput-rumputan laut (lamun). Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang beradaptasi untuk hidup terendamdidalamairlaut.Lamun (sea grass), atau disebut juga ilalang laut merupakan satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang terdapat di lingkungan laut. Tumbuh-tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti halnya rumput didarat, mereka mempunyai tunas berdaun tegak dan tangkai-tangkai yang merayap yang efektif untuk berkembang biak. Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan laut yang lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah, dan menghasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk menghangkut gas dan zat-zat hara. Banyak daerah di dasar laut-dangkal yang diliputi oleh tumbuhan rumput air yang lebat, yang secara umum disebut rumput laut. Rumput laut merupakan tumbuhan berbunga yang beradaptasi untuk hidup terendamdidalamairlaut.Lamun sangat berperan dalam ekosistemnya yaitu dalam hal dapat menstabilkan garis pantai karena lamun ini memiliki akar yang terjalin dengan kuat sehingga dapat menstabilkan substrat yang ada agar tidak cepat tererosi oleh arus maupun gelombang air laut.Selain itu juga fungsinya dalam mempertahankan kehidupan dari biota-biota laut seperti ikan dalam bentuk juvenille karen lamun ini berfungsi dalam hal nursery ground,feeding ground, dan spawning ground.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu sumber daya laut yang cukup potensial untuk dapat dimanfaatkan adalah lamun, dimana secara ekologis lamun mempunyai bebrapa fungsi penting di daerah pesisir. Lamun merupakan produktifitas primer di perairan dangkal di seluruh dunia dan merupakan sumber makanan penting bagi banyak organisme. Menurut Nybaken (1988), biomassa padang lamun secara kasar berjumlah 700 g bahan kering/m2, sedangkan produktifitasnya adalah 700 g karbon/m2/hari. Oleh sebab itu padang lamun merupakan lingkungan laut dengan produktifitas tinggi.Lamun atau sea grass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang terdapat di lngkungan laut dan hidup di perairan pantai yang dangkal. Seperti halnya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai-tangkai yang merayap yang efektif untuk berkembang biak. Lamun berbunga, berbuah, dan menghasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat-zatharaTerdapat4halciri-cirilamun1.Toleransi terhadap kadar garam lingkungan.2.Tumbuh pada perairan yang selamanya terendam.3.Mampu bertahan dan mengakar pada lahan dari hempasan ombak danarus.4. Menghasilkan polinasi hydrophilous ( benang sari yang tahan terhadap kondisiperairan)(Nybaken,1988)Lamun (sea grass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang berbiji satu (monokotil) dan mempunyai akar rimpang, daun, bunga dan buah. Jadi sangat berbeda dengan rumput laut (algae). Lamun dapat ditemukan di seluruh dunia kecuali di daerah kutub. Lebih dari 52 jenis lamun yang telah ditemukan. Di Indonesia hanya terdapat 7 genus dan sekitar 15 jenis yang termasuk ke dalam 2 famili yaitu : Hydrocharitacea ( 9 marga, 35 jenis ) dan Potamogetonaceae (3 marga, 15 jenis). Jenis yang membentuk komunitas padang lamun tunggal, antara lain : Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Cymodoceae serulata, dan Thallasiadendron ciliatum Dari beberpa jenis lamun, Thalasiadendron ciliatum mempunyai sebaran yang terbatas, sedangkan Halophila spinulosa tercatat di daerah Riau, Anyer, Baluran, Irian Jaya, Belitung dan Lombok. Begitu pula Halophila decipiens baru ditemukan di Teluk Jakarta, Teluk Moti-MotidanKepulaunAru.Secara ekologi, kebun lamun mempunyai beberapa fungsi penting di daerah pesisir. Lamun merupakan sumber utama produktivitas primer di perairan dangkal di seluruh dunia dan merupakan sumber makanan penting bagi banyak organisme (dalam bentuk detritus). Selanjutnya mereka berfungsi menstabilkan dasar-dasar lunak dimana kebanyakan spesies tumbuh, terutama dengan sistem akar yang padat dan saling menyilang. Penstabilan dasar olah akar ini sangat kuat dan mampu bertahan dalam badai topan sekalipun. Sebaliknya, sistem ini dapat melindungi banyak organisme. Jadi terdapat banyak hewan umum yang dijumpai di kebun lamun, tetapi tidak berhubungan dengan tingkatan makanan secara langsung. Kebun lamun berperan juga sebagai tempat pembesaran bagi banyak spesies yang menghabiskan waktu dewasanya di lingkunganlain.Kebun lamun juga berlaku sebagai perangkap sedimen dan selanjutnya membentuk dasar. Jika pertumbuhannya mencapai permukaan, daun yang mengapung mematahkan kekuatan ombak, dan dengan demikian membentuk habitat yang berair tenang di bawahnya.KomposisidanDistribusi rumput laut / lamun diseluruh dunia hanya mencakup sekitar 50 spesies. Ini adalah yang terkecil dibanding dengan kepentinganekologinya. Kebanyakan spesies lamun mempunyai morfologi luar yang secara kasar hampir serupa. Mereka mempunyai daun-daun yang panjang, tipis, dan mirip pita yang mempunyai saluran-saluran air, serta bentuk pertumbuhannya monopodial. Tumbuhan ini tumbuh dari rizoma yang merambat. Jika dibandingkan dengan tumbuhan perairan tawar, jumlah spesies lamun lebih sedikit dan ragam morfologinya juga lebih sedikit. Lamun terdapat pada daerah mid-intertidal sampai kedalaman 50 atau 60 m. Namun mereka tampak sangat melimpah di daerah sublitoral. Jumlah spesiesnya lebih banyak terdapat di daerah tropik. Semua tipe substrat dihuni oleh lamun ini. Mulai dari lumpur encer sampai batu-batuan, tetapi kebun yang paling luas dijumpai pada substrat yang lunak.tersebut. Jika dilihat dari pola zonasi lamun secara horisontal, maka boleh dikatakan ekosistem lamun terletak di antara 2 ekosistem bahari penting yaitu ekosistem mangrove dan ekosistem terumbu karang. Dengan letak yang berdekatan dengan 2 ekosistem pantai tropik tersebut, ekosistem lamun tidak terisolisasi atau berdiri sendiri tetapi berinteraksi dengan kedua ekosistemDalam ekosistem lamun, rantai makanan terusun dari tingkat-tingkat trofik yang mencakup proses dan pengangkutan detritus organik dari ekosistem lamun ke konsumen yang agak rumit. Sumber bahan organik bersal dari produk lamun itu sendiri, di samping tambahan dari epifit dan alga makrobentos, fitoplankon dan tanaman darat. Zat organik dimakan fauna melalui perumputan (grazing) atau pemanfaatan detritus. Lamun biasanya terdapat dalam julah yang melimpah dan sring membentk padang lamun yang lebat dan luas di perairan tropik. Sifat-sifa llingkungan pantai, terutama dekat estuari, cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan lamun. Namun seperti halnya mangrove, lamun juga hidup di lingkungan yang sulit. Pengaruh gelombang, sedimentasi, pemanasan air, pergantian pasang dan surut dan curah hujan, semuanya harus di hadapi dengan gigih dengan penyesuaian-penyesuaian secara morfologik danfaal.Penyesuaian secara morfologik dilakukan dengan berbagai bentuk, misalnya daun yang seperti rumput, lentur dan sistem akar dari rimpag yang meluas mampu berthan terhadap pengaruh ombak, pasut dan perpindahan sedimen du habitat pantai yang dangkal. Lamun yang hidup di periran yang sering terkena pemanasan yang intensif sehingga suhu air meninggi lebih banyak berupa varietas yang berdaun kecil. (Romimohtarto,2001)Penyesuaian faal atau perilaku ditunjukkan oleh tiga jenis lamun, lamun tropika, benang, bergigi, dan lamun sendok kecil. Masing-masing jenis mempunyaiduavarietasyakni:a. Varietas dengan kisaran toleransi yang kecil (stenobiontik) terhadap panjangnya sang, pasut, curah hujan, dan suhu.b. Varietas dengan kisaran toleransi yang lebar (euribiontik) terhadap faktor-faktortersebutdiatas.Varietas stenobiontik dari lamun tropika ini sifatnya musiman, brdaub sempit dan tipis serta tumbuhnya jarang, umumnya hidup pad bagian antar-pasut dari terumbu karang terbuka. Varietas euribiontik, sebaliknya, terdapat sepanjang tahun dengan daun yang lebar dan tebal. Varietas ini hidup padat di bawah surut terendah dari suatu teluk terlindung.Lamun kadang-kadang membentuk suatu komunitas yang merupakan habitat bagi berbagai jenis hewan laut. Komunitas lamun ini juga dapat memperlambat gerakan air. bahkan ada jenis lamun yang dapat dikonsumsi bagi penduduk sekitar pantai. Keberadaan ekosistem padang lamun masih belum banyak dikenal baik pada kalangan akdemisi maupun masyarakat umum, jika dibandingkan dengan ekosistem lain seperti ekosistem terumnbu karang dan ekosistem mangrove, meskipun diantara ekosistem tersebut di kawasan pesisir merupakan satu kesatuan sistem dalammenjalankanfungsiekologisnya.(Bengen,1999)Lamun tumbuh bertahun-tahun, rimpangnya tumbuh memanjang dan membentuk pasangan-pasangan daun dan akar baru. Kadang-kadang ia membentuk komunitas yang lebat sehingga merupakan padang lamun (sea grass bed) yang cukup luas. Padang lamun mempunyai produktifitas organik yang sangat tinggi. Di situ terdapat macam-macam biota laut seperti Crustacea, Molusca, cacing dan juga ikan. (Romimohtarto,1999).Di samping sebagai tempat mencari makan dan memijah, padang lamun juga dapat memperlambat gerakan air yang disebabkan oleh arus dan gelombang (sebagai peredam gelombang) sehingga perairan di sekitarnya tenang. Hal ini menyebabkan substrat di bawah padang lamun menjadi lebih stabil. Oleh karena itu, padang lamun disukai oleh organisme-organisme yang lain karena digunakan sebagai tempat berlindung bagi larva-larva yang baru menetas dari arus maupun berlindung dari sinar matahari.Ada 58 jenis lamun di dunia dan 12 jenis diantaranya telah ditemukan di Indonesia, yaitu Sryngodium isoetifolium, Halophila ovalis, Halophila spinulosa, Halophila minor, Halophila decipiens, Halodule pinifolia, Halodule uninervis, Thalasodendron ciliatum, Cymodocea serrulata, Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides.Ada tiga marga yang paling banyak dijumpai di perairan pantai, yaitu Halophila ovalis, yang terdapat di pantai pasir, di paparan terumbu, dan di dasar perairan lumpuran dari paras pasut rata-rata pada pasut purnama, memberikan lingkungan yang cocok bagi pelekatan alga. Di perairan laut mereka membentuk tajuk (canopy). Sedangkan bunganya berkelamin tunggal dansoliter.(Romimohtarto,2001) Padang lamun merupakan habitat bagi beberapa organisme laut. Hewan yang hidup pada padang lamun ada berbagai penghuni tetap ada pula yang bersifat sebagai pengunjung. Hewan yang datang sebagai pengunjung biasanya untuk memijah ataumengasuh anaknya seperti ikan. Selain itu, ada pula hewan yang datang mencari makan seperti sapi laut (dugong-dugong) dan penyu (turtle) yang makan lamun Syriungodium isoetifolium danThalassiahemprichii(Nontji,1987)Di daerah padang lamun, organisme melimpah, karena lamun digunakan sebagai perlindungan dan persembunyian dari predator dan kecepatan arus yang tinggi dan juga sebagai sumber bahan makanan baik daunnya mapupun epifit atau detritus. Jenis-jenis polichaeta dan hewanhewan nekton juga banyak didapatkan pada padang lamun. Lamun juga merupakan komunitas yang sangat produktif sehingga jenis-jenis ikan dan fauna invertebrata melimpah di perairan ini. Lamun juga memproduksi sejumlah besar bahan bahan organik sebagai substrat untuk algae, epifit, mikrofloradanfauna.Apabila air sedang surut rendah sekali atau surut purnama, sebagian padang lamun akan tersembul keluar dari air terutama bila komponen utamanya adalah Enhalus acoroides, sehingga burung-burung berdatangan mencarimakandipadanglamunini.Ekosistem padang lamun yang memiliki produktivitas yang tinggi, memiliki peranan dalam sestem rantai makanan khususnya pada periphyton dan epiphytic dari detritus yang dihasilkan dan serta lamun mempunyai hubungan ekologis dengan ikan melalui rantai makanan dari produksibiomasanya.(Nontji,1987)Padang lamun merupakan habitat bagi beberapa organisme laut. Hewan yang hidup pada padang lamun ada berbagai penghuni tetap ada pula yang bersifat sebagai pengunjung. Hewan yang datang sebagai pengunjung biasanya untuk memijah atau mengasuh anaknya seperti ikan. Selain itu, ada pula hewan yang datang mencari makan seperti sapi laut (dugong-dugong) dan penyu (turtle) yang makan lamun Syriungodium isoetifolium danThalassiahemprichi.(Nontji,1987)Di daerah padang lamun, organisme melimpah, karena lamun digunakan sebagai perlindungan dan persembunyian dari predator dan kecepatan arus yang tinggi dan juga sebagai sumber bahan makanan baik daunnya mapun epifit atau detritus. Jenis-jenis polichaeta dan hewanhewan nekton juga banyak didapatkan pada padang lamun. Lamun juga merupakan komunitas yang sangat produktif sehingga jenis-jenis ikan dan fauna invertebrata melimpah di perairan ini. Lamun juga memproduksi sejumlah besar bahan bahan organik sebagai substrat untuk algae, epifit, mikroflora dan fauna.Pada padang lamun ini hidup berbagai macam spesies hewan, yang berassosiasi dengan padang lamun. Di perairan Pabama dilaporkan 96 spesies hewan yang berassosiasi dengan beberapa jenis ikan. Di teluk Ambon di temukan 48 famili dan 108 jenis ikan. Di Teluk Ambon ditemuklan 48 famili dan 108 jenis ikan adalah sebagai penghuni lamun, sedangkan di Kepulauan Seribu sebelah utara Jakarta di temukan 78 jenis ikan yang berassosiasi dengan padang lamun. Selain ikan, sapi laut dan penyu serta banyak hewan invertebrata yang berassosiasi dengan padang lamun, seperti: Pinna sp, beberapa Gastropoda, Lambis, Strombus, teripang, bintang laut, beberapa jenis cacing laut dan udang (Peneus doratum) yang ditemukan di Florida selatan (Nybakken, 1988),Apabila air sedang surut rendah sekali atau surut purnama, sebagian padang lamun akan tersembul keluar dari air terutama bila komponen utamanya adalah Enhalus acoroides, sehingga burung-burung berdatangan mencari makann dipadanglamunini.(Nontji,1987)

III. ISI3.1Definisi Padang LamunPerairan pesisir merupakan lingkungan yang memperoleh sinar matahari cukup yang dapat menembus sampai ke dasar perairan. Di perairan ini juga kaya akan nutrien karena mendapat pasokan dari dua tempat yaitu darat dan lautan sehingga merupakan ekosistem yang tinggi produktivitas organiknya. Karena lingkungan yang sangat mendukung di perairan pesisir maka tumbuhan lamun dapat hidup dan berkembang secara optimal. Lamun didefinisikan sebagai satu-satunya tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang mampu beradaptasi secara penuh di perairan yang salinitasnya cukup tinggi atau hidup terbenam di dalam air dan memiliki rhizoma, daun, dan akar sejati. Beberapa ahli juga mendefinisikan lamun (Seagrass) sebagai tumbuhan air berbunga, hidup di dalam air laut, berpembuluh, berdaun, berimpang, berakar, serta berbiak dengan biji dan tunas.Karena pola hidup lamun sering berupa hamparan maka dikenal juga istilah padang lamun (Seagrass bed) yaitu hamparan vegetasi lamun yang menutup suatu area pesisir/laut dangkal, terbentuk dari satu jenis atau lebih dengan kerapatan padat atau jarang. Sedangkan sistem (organisasi) ekologi padang lamun yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik disebut Ekosistem Lamun (Seagrass ecosystem). Habitat tempat hidup lamun adalah perairan dangkal agak berpasir dan sering juga dijumpai di terumbu karang. Ekosistem padang lamun memiliki kondisi ekologis yang sangat khusus dan berbeda dengan ekosistem mangrove dan terumbu karang. Ciri-ciri ekologis padang lamun antara lain adalah : 1. Terdapat di perairan pantai yang landai, di dataran lumpur/pasir 2. Pada batas terendah daerah pasang surut dekat hutan bakau atau di dataran terumbu karang 3. Mampu hidup sampai kedalaman 30 meter, di perairan tenang dan terlindung 4. Sangat tergantung pada cahaya matahari yang masuk ke perairan.5. Mampu melakukan proses metabolisme secara optimal jika keseluruhan tubuhnya terbenam air termasuk daur generatif 6. Mampu hidup di media air asin 7. Mempunyai sistem perakaran yang berkembang baik.Padang lamun adalah ekosistem pesisir yang ditumbuhi oleh lamun sebagai vegetasi yang dominan. Lamun (seagrass) adalah kelompok tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) dan berkeping tunggal (Monokotil) yang mampu hidup secara permanen di bawah permukaan air laut. Komunitas lamun berada di antara batas terendah daerah pasangsurut sampai kedalaman tertentu dimana cahaya matahari masih dapat mencapai dasar laut.3.2Klasifikasi LamunTanaman lamun memiliki bunga, berpolinasi, menghasilkan buah dan menyebarkan bibit seperti banyak tumbuhan darat. Klasifikasi lamun adalah berdasarkan karakter tumbuh-tumbuhan. Selain itu, genera di daerah tropis memiliki morfologi yang berbeda sehingga pembedaan spesies dapat dilakukan dengan dasar gambaran morfologi dan anatomi. Lamun merupakan tumbuhan laut monokotil yang secara utuh memiliki perkembangan sistem perakaran dan rhizoma yang baik. Pada sistem klasifikasi, lamun berada pada Sub kelas Monocotyledoneae, kelas Angiospermae. Dari 4 famili lamun yang diketahui, 2 berada di perairan Indonesia yaitu Hydrocharitaceae dan Cymodoceae. Famili Hydrocharitaceae dominan merupakan lamun yang tumbuh di air tawar sedangkan 3 famili lain merupakan lamun yang tumbuh di laut. 3.3Ciri-ciri LamunTumbuhan lamun memiliki ciri ciri sebagai berikut :1. Toleransi terhadap kadar garam lingkungan2. Tumbuh pada perairan yang selamanya terendam3. Mampu bertahan dan mengakar pada lahan dari hempasan ombak dan tekanan arus4. Menghasilkan pollinasi hydrophilous ( benang sari yang tahan terhadap kondisi perairan )5. Memiliki kutikula sebagai pengganti stomata 6. Lamun adalah satu - satunya tanaman berbunga yang akarnya berpembuluh dan teradaptasi dengan lingkungan laut. (Nontji, 1993).

3.4Faktor yang Mempengaruhi Ekosistem LamunFaktor-faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan lamun secara umum adalah kualitas air, substrat dasar perairan. Kualitas air meliputi temperatur, cahaya, salinitas dan nutrien. A. TemperaturTemperatur merupakan salah satu faktor ekologi perairan yang sangat penting, karena mempengaruhi proses-proses fisiologis lamun, seperti ketersediaan dan penyerapan, nutrien, respirasi dan siklus protein. menyatakan bahwa lamun lebih tahan terhadap maningkatnya temperatur dibandingkan dengan alga. Mellors dkk, menemukan keterkaitan antara temperatur dan biomassa lamun, tetapi faktor temperatur ini dapat berakibat merugikan pada proses fotosintesis dan kehidupan apabila terjadi kombinasi antara temperatur dan intensitas yang berlebih (Mellors, 1993).B. CahayaCahaya merupakan faktor yang menentukan penyebaran dan kelimpahan lamun. Intensitas cahaya yang masuk ke dalam kolom air dipengaruhi oleh kecerahan perairan. Semakin bertambah kedalaman suatu perairan berarti intensitas cahaya menurun maka biomassa lamun semakin menurun. Tiap spesies lamun memiliki intensitas cahaya minimum dan maksimum yang dibutuhkan sebagai syarat lulus kehidupan dan faktor pertumbuhan yang optimal (Dahuri, 2001).C. SalinitasAktivitas tumbuhan dalam berfotosintesis dipengaruhi oleh salinitas air. Laju fotosintesis berkurang hingga mendekati nol pada air destilasi dan air dengan salinitas dua kali salinitas air laut. Faktor utama yang mempengaruhi tingkat salinitas di wilayah estuari adalah suplai air tawar dari muara-muara sungai. pengaruh salinitas bersifat positif bagi pertumbuhan daun lamun muda dimana pertambahan panjang daun meningkat seiring meningkatnya salinitas. Padang lamun di Cairns Harbour Australia dapat hidup pada kisaran salinitas 20-50 (Dahuri, 2001).D. Nutrien Senyawa organik yang penting bagi lamun diantaranya tersusun oleh unsur-unsur karbon, nitrogen, fosfor. Sumber utama karbon bagi lamun berasal dari sedimen yang diserap oleh akar. Dua puluh lima persen dari karbon yang diserap oleh akar ditransfer ke daun sedangkan sisanya tetap berada di perakaran lamun. Nitrogen merupakan salah satu faktor pembatas pertumbuhan lamun, diperoleh melalui akar setelah mengalami fiksasi oleh bakteri. Nitrogen yang dihasilkan dari akar mampu mensuplai 20-50 % nitrogen yang dibutuhkan suatu padang lamun. Fosfor dengan konsentrasi tertinggi ditemukan di wilayah perakaran lamun dibandingkan dengan di substrat pada kedalaman yang lebih dalam maupun substrat yang tidak ditumbuhi lamun ( Mellors, 1993 ).E. Substrat dasarKarakteristik meliputi jenis substrat dan kandungan nutrien dalam sedimen mampengaruhi bentukakar lamun. Di padang lamun terdapat interaksi antara lamun dengan sedimen dan air, dimana tumbuhan ini berpengaruh terhadap karakteristik kimia serta mikrobiologi sedimen dari produksi detritus, aliran oksigen dari akar dan rimpangnya (Moriaty,1989).

3.5Keberadaan dan Fungsi Lamun membentuk lingkungan padang lamun yang menjadi salah satu ekosistem terkaya dan paling produktif. dapat menjaga dan memelihara stabilitas pantai pesisir dan lingkungan ekosistem estuaria. merupakan sumber makanan bagi banyak hewan laut seperti duyung, penyu, ikan, dan bulu babi. merupakan tempat tinggal dan tempat berlindung banyak jenis hewan dan tumbuhan dari hewan pemangsa. merupakan komoditas yang banyak digunakan sebagai bahan dasar keranjang, pengisi kasur, atap rumbia, pupuk, penyaring limbah, bahan kertas dan pakan ternak (Nontji, 1993).3.6Morfologi LamunSecara morfologis lamun terdiri dari akar, daun dan rhizoma. Akar pada lamun tumbuh pada buku-buku rhizoma. Rhizoma adalah batang yang terbenam dan merayap secara mendatar (Nonjti,1993). Ditambahkan lagi oleh Nybakken (1992), kebanyakan spesies lamun secara morfologis hampir serupa yaitu, mempunyai daun-daun panjang yang tipis dan mempunyai saluran air (kutikula).A. Akar Akarnya muncul dari permukaan yang lebih rendah daripada rhizoma dan menunjukkan sejumlah adaptasi tertentu pada lingkungan perairan. Struktur perakarannya memiliki perbedaan antara satu dan lainnya. Pada beberapa spesies memiliki akar yang lemah, berambut dan memiliki struktur diameter yang kecil. Sedangkan pada spesies lainnya akarnya ada yang kuat dan berkayu.Fungsi akar lamun adalah untuk mengabsorbsi nutrien dari kolom air dan bertindak sebagai penyimpanan untuk fotosintesa (Tomascik, 1997)B. Rhizoma dan batangStruktur rhizoma dan batangnya sangat bervariasi di antara jenis-jenis lamun, sebagai susunan ikatan pembuluh pada stele. Rhizoma bersama-sama dengan akar, menancapkan lamun pada substrat. Rhizoma biasanya terkubur di bawah sedimen dan membentuk jaringan luar (Tomascik, 1997)C. Daun Seperti pada monokotil lainnya, daun-daunnya diproduksi dari meristem dasar yang terletak di bagian atas rhizoma dan pada rantingnya. Hal yang unik pada daun lamun adalah dengan tidak adanya stomata dan terlihatnya kutikula yang tipis. Kutikula berfungsi untuk menyerap zat hara, walaupun jumlahnya lebih sedikit dari yang diserap oleh akar dan batangnya (Tomascik,1997).

IV. KESIMPULAN

1. Lamun adalah satu-satunya tumbuhan berbungan yang ada di laut diang sangat berbeda dengan dengan tumbuhan lain nya,misalnya Alga.karna lamun memiliki akar buah dan daun.2. Lamun merupakan suatu ekosistem yang sangat penting keberadaannya,Karena dia memiliki manfaat yang sangat banyak baik untuk organisme laut maupun manusia,misalnya: Sebagai tempat berlindung dan tempat menjari makan bagi beberapa organisme laut. Sebagai tempat pemijahan bagi giota tertentu Memperlambar arus dan omba Memperkecil sedementasi yang menuju ke ekosistem trumbu karang Sebagai tempat berekreasi Sebagai tempat penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Bengen,D.G. 2001. Sinopsis ekosistem dan sumberdaya alam pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Instititut Pertanian Bogor.

Nontji, Anugrah. 1993. Laut Nusantara. Jakarta Djambatan

Nybaken,J.W. 1988. Biologi Laut suatu pendekatan ekologis. Gramedia, Jakarta.

Romimohtarto Kasijan-Sri Juwana. 2001. Biologi Laut-Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI. Jakarta.Dahuri, Rokhim, Dr. Ir. H. M.S, dkk. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir Dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta : PT.Pradnya Pramita.

Mellor J. E., HMrsh, and R. G 1993. Intra-annual Changes in Seagrass standing Crops Grenn Island Northern Quensland, Sidney : J. Mar Freshwater. 44 pp.

Moriaty, D. J W. and P. I. Boon. 1989. Interactive of Seagrasses with Sediment and Water in Larkum. A W. D, A. J McComb and S. A. Sepherd (eds). Biologi of Seagrasses. Elsevier. Amsterdam p500-535.

Nontji,A.1993. Laut Nusantara. Jakarta : Djambatan. Nybakken,J.W.1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Tomascik,et.al.1997. The Ecology of the Indonesian Sea part 2. Singapore : Peripilus Edition