ekoper ketapang 2014

27

Click here to load reader

Upload: merlia-donna

Post on 13-Apr-2017

17 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ekoper Ketapang 2014

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekologi perairan merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik /

interaksi antara organisme perairan dengan lingkungannya. Dengan demikian ada

beberapa cabang ilmu yang menunjang ekologi yang harus dipahami mahasiswa

misalnya : Klimatologi, Limnologi, Geologi, Fisika, Kimia, Biologi,

Planktonologi dan sebagainya.

Praktikum Ekologi Perairan ini dilaksanakan pada tanggal 10 – 11 Oktober 2015

bertempat di Pulau Pasaran, Bandar Lampung dan Pantai Ketapang, Pesawaran.

Pulau Pasaran adalah sebuah pulau di Kecamatan Teluk Betung Barat, Bandar

Lampung, Lampung, Indonesia. Mempunyai titik koordinat pada peta yaitu

05o27’50” LS dan 105o15’55 BT. Jaraknya 1 km dari Bandar Lampung. Di sana

terdapat pusat pembuatan ikan asin. Pulau ini adalah pulau kecil yang dihuni

penduduk sekitar 140 kepala keluarga dengan luas kurang lebih 8 hektar. Pulau

Pasaran dihubungkan oleh sebuah jembatan ke daratan dengan panjang kurang

lebih 100 meter, tetapi hanya bisa dilewati oleh kendaraan beroda dua.

Pantai Ketapang terletak di Desa Ketapang (Batu Menyan) Kecamatan Padang

Cermin Kabupaten Pesawaran. Pantai Ketapang terletak paling ujung di Desa

Ketapang. Jarak dari Bandar Lampung sekitar 12 km. Untuk mencapai Pantai

Ketapang waktu yang ditempuh dari pusat Bandar Lampung sekitar satu jam jika

transportasi sedang normal.

Ekosistem perairan memiliki kontribusi dan keterlibatan yang sangat besar dalam

mengatur keseimbangan alam. Perairan merupakan ekosistem yang memiliki

peran sangat penting bagi kehidupan. Secara ekologis perairan dapat berperan

Page 2: Ekoper Ketapang 2014

sebagai habitat bagi berbagai jenis biota dan bagian dari berlangsungnya siklus

materi serta aliran energi.

Menurut Romimoharto dan Juwana (2001) bahwa pengelompokkan ini tidak ada

kaitannya dengan jenis menurut klasifikasi ilmiah, ukuran atau apakah mereka

tumbuha-tumbuhan atau hewan, tetapi hanya didasarkan pada kebiasaan hidup

mereka secara umum, seperti gerakan berjalan, pola hidup dan sebaran menurut

ekologi.

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian deskriptif (Nazir,

1998). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

struktur komunitas plankton di perairan hutan mangrove Pulau Pasaran secara

sistematis dan faktual mengenai fakta - fakta dan sifat - sifat serta hubungannya

dengan fenomena yang diamati meliputi kelimpahan, komposisi, keragaman,

keseragaman, dan dominansi mangrove.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat yang didapat oleh mahasiswa adalah

1. Mahasiswa mengetahui jenis mangrove yang terdapat pada Pulau Pasaran.

2. Mahasiswa mengetahui nilai keragaman jenis, kerapatan relatif jenis, frekuensi

jenis, frekuensi relatif jenis, penutupan jenis, penutupan relatif jenis dan nilai

penting pada jenis mangrove yang ditemukan di Pulau Pasaran.

3. Mahasiswa mengetahui jenis lamun yang terdapat pada Pantai Ketapang.

4. Mahasiswa mengetahui nilai VMR pada jenis lamun yang terdapat pada Pantai

Ketapang.

5. Mahasiswa mengetahui jumlah jenis benthos yang terdapat pada Pulau Pasaran

dan Pantai Ketapang.

6. Mahasiswa mengetahui indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, dan

indeks dominan pada benthos yang terdapat pada Pulau Pasaran dan Pantai

Ketapang.

Page 3: Ekoper Ketapang 2014

II. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Ekologi Perairan dilaksanakan di Pulau Pasaran, Bandar Lampung dan

Pantai Ketapang, Pesawaran pada hari sabtu dan minggu tanggal 10 – 11 Oktober

2015 pukul 08.00 – 12.00 wib dan 13.00 sampai 15.00 wib.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan selama praktikum beserta kegunaannya adalah :

No Nama Alat Kegunaan1. Kuadrant transek Digunakan untuk mengambil

benthos, 2. Core sampler Digunakan dalam pengambilan

plakton3. Plastik zip Digunakan sebagai wadah bentos,

lamun, dan mangrove4. formalin Digunakan untuk mengawaetkan

bentos5. Pita meter Digunakan untuk mengukur diameter

mangrove6. Rol meter Digunakan untuk mengukur jarak

lamun dan mangrove yang akan diteliti

7. Kertas label Digunakan untuk pemberi tanda pada sampel yang telah diambil

8. Tali rafia Digunakan untuk membuat kuadran transek

Page 4: Ekoper Ketapang 2014

3.3 Metode Kerja

Pada praktikum kali ini terdapat 3 parameter yang akan di amati yaitu mangrove,

lamun dan bentos. Cara kerja dari parameter mangrove adalah membentangkan

transek ukuran 5x5 m, 3x3 m, dan 1x1 m ditancapkan pada hutan mangrove

kemudian menghitung jumlah tegakan, banyaknya vegetasi, lingkar batang

diamati pada mangrove didalam transek setelah itu daun, bunga dan buah

mangrove diambil sebagai sampel untuk dilakukan identifikasi. Cara kerja dari

parameter lamun adalah membentangkan transek ukuran 10x10m dan 2x2m

ditancapkan pada titik sampling kemudian hitung frekuensi jumlah lamun

didalamnya. Setelah itu, ambil salah satu lamun untuk diidentifikasi. Cara kerja

untuk parameter bentos adalah dengan membentangakan transek yang berukuran

10 x 10 m pada titik sampling yang telah ditentukan. Core sampler ditancapkan

pada substrat yang berada pada titik sampling. Kemudian, bentos yang berada

pada core sampler dimasukkan ke dalam plastik zip lalu beri formalin 10 %.

Parameter yang digunakan terhadap ekosistem mangrove adalah jenis,

kerapatan,sebaran dan keanekaragaman. Untuk parameter lamun yang digunakan

adalah tingkat kepadatan populasi. Dan yang terakhir bentos menggunakan

parameter dominansi, keseragaman, dan keanekaragaman.

Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan

interpretatif. Analisis data dilakukan secara sistematis, pengambilan sampel,

kemudian memformulasikan secara deskriptif, selanjutnya memproses data

dengan tahapan perhitungan kemudian menyajikan data setelah itu

menyimpulkan.

Page 5: Ekoper Ketapang 2014

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Ekosistem Mangrove

3.1.1 Sebaran Populasi Mangrove

Wilayah mangrove Pulau Pasaran merupakan wilayah yang cukup mempunyai

kedalaman lumpur dengan kedalaman selutut orang dewasa jika surut dan akan

lebih dalam jika telah mengalami pasang air laut. Kondisi fisik dari hutan

mangrove Pulau Pasaran itu sendiri selain berlumpur dan mempunyai air yang

cukup keruh, disana juga sebaran populasinya cukup merata mengikuti garis

pantai. Pada bagian depan, mangrove yang tumbuh berjenis Avicennia marina.

Sedangkan pada bagian dalam, ditumbuhi oleh mangrove jenis Rhizopora. Akan

tetapi, juga banyak ditemukan sampah yang terbawa arus dalam hutan mangrove

tersebut.

3.1.2 Keragaman Populasi

SpesiesJumlah H’ E’ D Di Rdi fi Rfi Ci

Rci Ivi

Avicennia 1650,261

0,377

0,680 6,6

82,50%

100% 50%

54189,8

9

95,69%

263,90%

Rhizopora 350,106

0,154

0,030 1,4

17,50%

100% 50%

2438,29

6

4,31%

36,10%

200

56628,1

8

Page 6: Ekoper Ketapang 2014

Berdasarkan hasil pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa spesies Avicennia

berjumlah 165 pohon dengan indeks keragaman 0,261 , indeks keseragaman 0,377

, indeks dominansi 0,680 , kerapatan jenis 6,6 , kerapatan relatif jenis 82,50 % ,

frekuensi jenis 100% , frekuensi relatif jenis 50%, penutupan jenis 54189,89 ,

penutupan relatif jenis 95,69% , nilai penting 263,90%. Spesies Rhizopora

berjumlah 35 dan 200 pohon dengan indeks keragaman 0,106 , indeks

keseragaman 0,154 , indeks dominansi 0,030 , kerapatan jenis 1,4 , kerapatan

relatif jenis 17,50% , frekuensi jenis 100%, frekuensi relatif jenis 50%, penutupan

jenis 2438,296 dan 56628,18 , penutupan relatif jenis 4,31 %, dan nilai penting

36,10%.

Berdasarkan hasil tabel diatas, dapat disimpulkan juga bahwa hutan mangrove

yang ada pada Pulau Pasaran masih terjaga kelestariannya dan kerapatan,

keragaman, keaneakaragaman cukup merata dengan frekuensi jenis 100%. Hal

yang dapat mempengaruhi besar atau tidaknya angka yang dihasilkan terhadap

suatu indeks adalah keadaan yang ada pada hutan mangrove tersebut seperti suhu,

pH, pasang surut air laut, serta keanekaragaman dari populasi itu sendiri

3.2 Ekosistem Lamun

3.2.1 Sebaran Populasi Lamun

Sebaran populasi lamun yang ada di Pantai Ketapang, Pesawaran adalah cukup

tidak merata. Kondisi fisik dari lamun yang berada di Pantai Ketapang itu sendiri

tidak sama kepadatan antara satu tempat dengan tempat yang lainya. Lamun itu

sendiri tumbuh pada substrat berpasir yang ada di perairan dangkal. Hal ini

berkaitan dengan suhu, pH, DO, keanekaragaman populasi lainnya, serta

kebersihan pada perairan tersebut.

3.2.2 Keragaman Populasi

Spesies Jumlah Keanekaragaman Keseragaman VMR

Enhalus acoroides 1060 1 1 176,48

Page 7: Ekoper Ketapang 2014

Berdasarkan pada tabel diatas, didapatkan jumlah lamun yang ada di Pantai

Ketapang yaitu Enhalus acoroides berjumlah 1060 dengan keanekaragaman dan

keseragaman 1 serta VMR 176,48. Tingkat keanekaragaman dan keseragaman

dapat dikatakan cukup rendah dikarenakan hanya 1 spesies yang dapat ditemukan

yaitu spesies lamun Enhalus Acoroides. Sehingga faktor lingkungan berkontribusi

menentukan struktur komunitas dan kepadatan populasi lamun di lokasi tersebut.

3.3 Ekosistem Bentos

3.3.1 Sebaran Populasi Bentos

Kondisi fisik Pantai Ketapang masih cukup terjaga dengan banyaknya

makrobentos yang ditemukan pada pantai tersebut. Meskipun juga tidak sedikit

ditemukan sampah yang tidak pada tempatnya diakibatkan oleh oknum tidak

peduli lingkungan. Pada pengambilan sampel bentos, dilakukan pada 2 tempat

yaitu pinggiran pantai dan perairan dangkal. Pada 2 tempat tersebut, ditemukan

banyak organisme makrobentos yang hidup di tempat tersebut dan dapat

dikatakan merata persebarannya. Yang dapat mempengaruhi ada atau tidaknya

makrobentos pada suatu perairan adalah suhu,pH,DO,cahaya, kecepatan arus dan

tercemar atau tidaknya perairan tersebut.

3.3.2 Keragaman Populasi

Jenis Bentos Jumlah H’ E’ D

Notomyotida sp 1 0,088992134 0,02381 0,00056689Penaeus 8 0,315852967 0,084505 0,03628118

Zenarchopterus Buffonis

9 0,330095366 0,088316 0,04591837

Ophiuroidea brevispinum

1 0,088992134 0,02381 0,00056689

Mymonippe Harwicki

17 0,366089444 0,097946 0,1638322

Marcia Marmorata

6 0,277987164 0,074374 0,02040816

Jumlah 42 1,468009209 0,392761  

Page 8: Ekoper Ketapang 2014

Keragaman jenis atau keheterogenan jenis merupakan ciri yang unik untuk

menggambarkan struktur komunitas di dalam organisasi kehidupan. Suatu

komunitas dikatakan mempunyai keragaman jenis tinggi, jika kelimpahan

masing - masing jenis tinggi dan sebaliknya keragaman jenis rendah jika hanya

terdapat beberapa jenis yang melimpah. Indeks keragaman jenis menggambarkan

keadaan populasi organisme secara matematik untuk mempermudah dalam

menganalisis informasi - informasi jumlah individu masing-masing jenis dalam

suatu komunitas (Kusumo Winarno dkk., 2000).

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa bentos yang berada di Pantai

Ketapang, Pesawaran mempunyai dominansi,keanekaragaman, serta keseragaman

yang cukup rendah. Hal ini dikarenakan beberapa faktor seperti miskinnya unsur

hara dalam substrat, kecepatan arus, suhu, pH, DO, cahaya, dan tercemar atau

tidaknya perairan tersebut.

Page 9: Ekoper Ketapang 2014

PENGAMATAN EKOSISTEM MANGROVE, LAMUN, BENTOS( Laporan Praktikum Ekologi Perairan )

OlehMerlia Donna Johan

1414111046Kelompok 1

AsistenWinny Mutiasari

1314111054

JURUSAN BUDIDAYA PERAIRANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

Page 10: Ekoper Ketapang 2014

2015

Page 11: Ekoper Ketapang 2014

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dihasilkan dari praktikum ini adalah :

1. Mangrove yang ada di Pulau Pasaran adalah jenis Avicennia marina dan

Rhizopora.

2. Kerapatan jenis mangrove tertinggi adalah 6,6. Untuk kerapatan relatif jenis

adalah 82,50. Frekuensi jenis 100%, frekuensi relatif jenis 50 %, penutupan

jenis 2438,296 ,penutupan relatif jenis 4,31%, dan nilai penting 36,10%.

3. Di Pantai Ketapang, jenis lamun yang ditemukan adalah Enhalus acoroides.

4. Nilai VMR yang terdapat pada lamun adalah 176,48

5. Jenis benthos yang terdapat di tempat praktikum adalah kepiting, serangga,

serta bintang laut.

6. Indeks keanekaragaman yang terdapat pada benthos adalah 1,468009209.

Indeks keseragaman 0,392761 dan indeks dominansi tertinggi 0,1638322.

5.2 Saran

Saran yang akan disampaikan adalah :

1. Agar lebih dapat menjaga kondisi kesehatan, sehingga dapat menjalankan

praktikum sesuai dengan prosedur.

Page 12: Ekoper Ketapang 2014
Page 13: Ekoper Ketapang 2014

DAFTAR PUSTAKA

Kusumo Winarno dkk.2000. Biologi Lingkungan. Jakarta: Erlangga.

Nazir.1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Romimohtarto,K.Juwana,S.2001. Biologi Laut: Ilmu Pengetahuan Tentang Biota

Laut. Jakarta: Djambatan.

Page 14: Ekoper Ketapang 2014

Mangrove

SpesiesJumlah H’ E’ D Di Rdi fi Rfi Ci

Rci Ivi

Avicenna 1650,261

0,377

0,680 6,6

82,50%

100% 50%

54189,8

9

95,69%

263,90%

Rhizopora 350,106

0,154

0,030 1,4

17,50%

100% 50%

2438,29

6

4,31%

36,10%

200

56628,1

8

No Jenis Mangrove Jumlah Plot Jumlah Indukan

Jumlah Anakan

1 Avicennia 6 14 148

2 Rhizopora 6 5 -

Avicenna

IndukanAnakan

Rhizopora

IndukanAnakan

A. Kerapatan jenis (Di)

Di = Ni / A

Plot a.5x5 = 47 / 25 = 1,88

Plot a.3x3 = 21 / 9 = 2,33

Plot a.1x1 = 14 / 1 = 14

Plot b.5x5 = 35 / 25 = 1,8

Page 15: Ekoper Ketapang 2014

Plot b.3x3 = 35 / 9 = 3,89

Plot b.1x1 = 13 / 1 = 13

B. Kerapatan relatif jenis

R Di = ¿

∑ n x 100%

Plot a.5x5 = 47

165 x 100% = 28,48%

Plot a.3x3 = 21

165 x 100% = 12,73%

Plot a.1x1 = 14165 x 100% = 8,48%

Plot b.5x5 = 35

165 x 100% = 21,21%

Plot b.3x3= 35

165 x 100% = 21,21%

Plot b.1x1 = 35

165 x 100% = 7,88%

RDi = 14,302%

C. Frekuensi jenis

Fi = Pi

∑ p x 100%

Aucenia alba blume = 16 x 100 % = 16,67%

D. Frekuensi relatif jenis

Rfi = Fi∑ f x 100%

Aucenia alba blume = 1

1,16 x 100 % = 85,71%

Page 16: Ekoper Ketapang 2014

Avicennia marina = 0,161,16 x 100 % = 14,29%

RFi = 50%

E. Penutupan jenis (Ci)

Ci =∑ BAA

= ∑ CBH 2

π X A4

Plot a = 472 / 3,14 x 25/4 = 1148,301

Plot b = 212 / 3,14 x 94 = 321,1282

Plot c = 142 / 3,14 x 14 = 28,65185

Plot d = 352 / 3,14 x 254 = 1148,301

Plot e = 352 / 3,14 x 254 = 321,1282

Plot f = 132 / 3,14 x 254 = 28,65185

∑c =2996,162

F. Penutupan relatif jenis (Rci)

RCi= Ci∑C x 100 %

Plot a = 1148,3012996,16 = 34,62%

Plot b = 321,12822996,162 = 9,68%

Plot c = 28,651852996,162 = 0,86%

Page 17: Ekoper Ketapang 2014

Plot d = 1148,3012996,162 = 34,62%

Plot e = 321,12822996,162 = 9,68%

Plot f = 28,651852996,162 = 0,86%

G. Nilai Penting (Ivi)

ivi = Rdi + Rfi + Rci = 14,302% + 50% + 15,03% =79,332%

Lamun

Spesies Jumlah Keanekaragaman Keseragaman VMR

Enhalus acoroides 1060 1 1 176,48

x̄ = Jumlah lamun

jumlah plot

x̄ = 106025

x̄ = 42,4

S = X−x 1̄

n

= (31-42,4)2 + (25-42,4)2 + (29-42,4)2 + (64-42,4)2 + (42-42,4)2 + ( 35-42,4)2

+ (67-42,4)2 + (79-42,4)2 + (43-42,4)2 + (67-42,4)2 + (27-42,4)2 + (62-

42,4)2 + (60-42,4)2 + (72-42,4)2 + (30-42,4)2 + (46-42,4)2 + (51-42,4)2 +

(26-42,4)2 + (19-42,4)2 + (25-42,4)2 + (31-42,4)2 + (27-42,4)2 + (34-

42,4)2 + (39-42,4)2 + (29-42,4)2

= 129,96 + 302,76 + 179,56 + 466,56 + 0,16 + 54,74 + 605,16 + 1339, 56 +

0,36 + 605,16 + 237,16 + 384,16 + 309,76 + 876,16 +153,76 + 12,96 +

Page 18: Ekoper Ketapang 2014

73,96 + 268,96 + 847,56 + 302,76 + 129,96 + 237,16 + 70,56 + 11,56 +

179,56

= 7482,98

VMR = S

x 1̄

= 7482,98

42,4

= 176,48

Benthos

Jenis Bentos Jumlah H’ E’ D

Notomyotida sp 1 0,088992134 0,02381 0,00056689Penaeus 8 0,315852967 0,084505 0,03628118

Zenarchopterus Buffonis

9 0,330095366 0,088316 0,04591837

Ophiuroidea brevispinum

1 0,088992134 0,02381 0,00056689

Mymonippe Harwicki

17 0,366089444 0,097946 0,1638322

Marcia Marmorata

6 0,277987164 0,074374 0,02040816

Jumlah 42 1,468009209 0,392761

Indeks Keanekaragaman

H’ = -∑ ¿¿ ) Ln ¿N

= - ∑ P i Ln Pi

= 1,468009209

Page 19: Ekoper Ketapang 2014

LAMPIRAN