makalah parasit ekoper

23
MAKALAH EKOLOGI PERAIRAN PARASIT IKAN Oleh : Rizki Alifia N J1B006028 Escha Firdaus K J1B006029 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN PURWOKERTO 2010

Upload: ari-melya-saraswati

Post on 26-Jun-2015

1.340 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH Parasit EKOPER

MAKALAHEKOLOGI PERAIRAN

PARASIT IKAN

Oleh :

Rizki Alifia N J1B006028Escha Firdaus K J1B006029

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIKJURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

PURWOKERTO

2010

Page 2: MAKALAH Parasit EKOPER

PENDAHULUAN

Keberhasilan suatu usaha budidaya ikan tidak terlepas dari

masalah penyakit dan parasit ikan. Meskipun jarang terjadi pada

kolam kolam yang terawat dengan baik, wabah penyakit dan

parasit yang menyerang ikan dapat menimbulkan kerugian besar

bagi petani ikan karena sering menyebabkan kematian ikan

secara massal.

Adapun organisme penyebab penyakit dan parasit yang

biasa menyerang ikan umumnya berasal dari golongan jamur,

bakteri, virus, dan hewan invertebrata.

Sebenarnya kerugian yang timbul karena adanya serangan

penyakit dan parasit dapat diatasi dengan pengelolaan kolam

secara baik. Apabila kebersihan kolam, kualitas dan kuantitas air

terpelihara dengan baik, kemungkinan terjadinya serangan

penyakit atau parasit pada ikan yang dibudidayakan dapat

diperkecil.

Untuk mengatasi timbulnya masalah penyakit dan parasit

pada ikan peliharaan, ada baiknya kita mengetahui bagaimana

cara terjangkitnya maupun penularan penyakit dan parasit

terhadap ikan. Adapun caranya adalah sebagai berikut:

Melalui air

Melalui kontak atau gesekan secara langsung dengan ikan

yang terserang penyakit atau parasit.

Melalui alat – alat yang telah digunakan untuk menangani

atau mengangkut ikan – ikan yang terserang penyakit atau

parasit.

Terbawa oleh ikan, makan atau tumbuhan dari daerah

asalnya dan berkembang dengan pesat dikolam yang baru.

Meskipun usaha pencegahan yang telah dilakukan dengan

sungguh – sungguh kadangkala ikan masih juga terserang

penyakit maupun parasit. Hal ini mungkin disebabkan karena

Page 3: MAKALAH Parasit EKOPER

adanya proses pembusukan di kolam, baik terhadap kotoran

hasil metabolisme maupun sisa makanan. Padat penebaran yang

terlalu tinggi, kondisi ikan yang lemah atau kualitas makanan

yang kurang memenuhi persyaratan dapat juga membantu

perkembangan penyakit maupun parasit. Untuk mencegah

penyerangan penyakit atau parasit ke seluruh ikan yang

dipelihara, perludiketahui secepat mungkin tanda – tanda

terjangkitnya. Adapun tanda – tanda dari ikan yang telah terkena

serangan penyakit atau parasit adalah:

1. Ikan terlihat pasif, lemah, dan kehilangan keseimbangan.

2. Nafsu makan mulai berkurang.

3. Malas berenang dan cenderung mengapung di permukaan

air.

4. Adakalanya ikan bergerak secara cepat dan tiba – tiba.

5. Selaput lendirnya berangsur – angsur berkurang, sehingga

tubuh ikan tidak licin lagi.

6. Pada permukaan tubuh ikan terjadi pendarahan.

7. Dibeberapa bagian tubuh ikan sisiknya tampak rusak

bahkan terlepas.

8. Sirip dada, punggung maupun ekor sering di jumpai rusak

dan pecah – pecah.

9. Insang mengalami kerusakan yang mengakibatkan ikan

sulit untuk bernafas.

10. Bagian isi perutnya terutama hati, berwarna

kekuning – kuningan dan ususnya menjadi rapuh.

Page 4: MAKALAH Parasit EKOPER

ISI

Definisi Penyakit

Penyakit adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan

gangguan suatu fungsi atau struktur alat tubuh, baik secara

langsung maupun tidak langsung (Sachlan, 1972 dalam Afrianto

dan Liviawaty, 1992). Salah satu penyebab adanya gangguan

tersebut adalah parasit. Menurut Kordi (2004), parasit adalah

hewan atau tumbuhan yang hidup di dalam atau pada tubuh

organisme lain (berbeda jenis), sehingga memperoleh makanan

dari inangnya tanpa ada kompensasi apa pun. Parasit yang

dikenal menyerang berbagai ikan budidaya antara lain Protozoa

dan Metazoa.

Secara alami penyakit dibedakan menjadi dua yaitu

penyakit infeksi dan non infeksi. Penyakit infeksi disebabkan oleh

bakteri, jamur, virus dan parasit. Penyakit non infeksi disebabkan

oleh faktor pencemaran air, kerusakan akibat penangkapan dan

abnormalitas akibat faktor keturunan. Penyakit infeksi yang

disebabkan oleh parasit dibedakan yaitu parasit luar

(ektoparasit), merupakan parasit yang menginfeksi pada bagian-

bagian tubuh luar dan bagian insang termasuk sirip atau di

dalam liang-liang dalam kulit atau bagian tubuh lain yang

berhubungan dengan lingkungan (mata, hidung, mulut dan

sebagainya). Parasit dalam (endoparasit), merupakan parasit

yang menginfeksi pada bagian dalam tubuh ikan seperti usus,

lambung, hati dan organ dalam lainnya (Suyanto, 1981).

Organisme Parasit

Parasit adalah organisme yang hidupnya dapat

menyesuaikan diri dengan inangnya, sangat tergantung pada

inangnya sebagai habitat dan pemberi makannya dan merugikan

organisme yang ditempelinya (inang) (Noble and Noble, 1989

dalam Maswira, 2008). Menurut Van Duijn (1967), parasit dapat

Page 5: MAKALAH Parasit EKOPER

dibagi menjadi 2 kelompok yang berbeda yaitu ektoparasit dan

endoparasit, menurut letak organ yang terinfeksi oleh parasit.

Ektoparasit adalah parasit yang melekat pada bagian

permukaaan tubuh, sedangkan endoparasit adalah parasit yang

hidup di dalam tubuh inang, seperti saluran pencernaan, hati dan

organ lain (Widyastuti, 2002). Menurut Fernando et al. (1972)

dalam Maswira (2008), setiap jenis parasit mempunyai habitat

yang berbeda pada organ inang sebagai tempat hidupnya,

parasit yang menginfeksi pada bagian luar tubuh adalah

Protozoa, Monogenea, Copepoda. Sedangkan parasit yang

menyerang bagian dalam tubuh ikan adalah termasuk Protozoa,

Digenea, Acanthocephala, Nematoda dan Crustacea.

Dilihat dari segi jumlahnya, parasit dibedakan menjadi

Protozoa dan Metazoa. Protozoa adalah hewan bersel satu

(uniseluler), sedangkan Metazoa adalah hewan bersel banyak

(Kordi, 2004). Organisme parasit umumnya menimbulkan

kerugian yang cukup besar. Dalam mendeteksi serangan

penyakit dari organisme parasit sering mengalami kesulitan

karena beberapa parasit dapat memperlihatkan gejala penyakit

yang sama, sehingga sering menyebabkan wabah penyakit

dengan timbulnya infeksi sekunder (Afrianto dan Liviawaty,

1992). Pada kondisi normal keberadaan parasit tidak akan

mengganggu aktivitas dan kesehatan ikan. Akan tetapi,

terjadinya penurunan kualitas lingkungan dan immunitas ikan

serta melimpahnya jumlah parasit pada perairan dapat

mendorong terjadinya penyakit yang disebabkan oleh infeksi

parasit.

Berdasarkan tempat tumbuhnya penyakit di dalam tubuh

ikan maka bagian tubuh ikan yang diserang penyakit dapat

dikelompokkan menjadi dua yaitu :bagian luar tubuh ikan yaitu

kulit, sirip, mata, hidung dan insang. Ikan yang terserang

penyakit pada kulitnya akan terlihat lebih pucat dan berlendir.

Page 6: MAKALAH Parasit EKOPER

Ikan tersebut biasanya akan menggosokan tubuhnya pada

benda-benda yang ada di sekitarnya. Sedangkan serangan

penyakit pada insang menyebabkan ikan sulit bernafas, tutup

insang mengembang dan warna insang menjadi pucat. Pada

lembaran insang sering terlihat bintik-bintik merah karena

pendarahan kecil (peradangan). Pada bagian dalam tubuh ikan,

penyakit yang menyerang organ dalam sering mengakibatkan

perut ikan membengkak dengan sisik yang berdiri. Sering pula

dijumpai perut ikan menjadi kurus. Jika menyerang usus,

biasanya akan mengakibatkan peradangan dan jika menyerang

gelembung renang, ikan akan kehilangan keseimbangan pada

saat berenang.

Beberapa Jenis Penyakit

Ichthyophthirius multifiliis

Ichthyophthirius multifiliis adalah jenis parasit yang

digolongkan kedalam phylum Protozoa, subphylum Ciliophora,

kelas Ciliata, subkelas Holotrichia, Ordo Hymenostomatida, famili

Ophryoglenia dan genus Ichthyophthirius multifiliis (Hoffman,

1967). Kecuali pada bagian anterior yang berbentuk cincin

(cystome), hampir di seluruh permukaan tubuh Ichthyophthirius

multifiliis tertutup oleh silia yang berfungsi untuk pergerakannya,

bagian sitoplasmanya terdapat makronukleus yang berbentuk

seperti tapal kuda, mikronukleus (inti yang kecil) yang menempel

pada makronukleus dan sejumlah vakuola kontraktil.

Ichtyopthyrus multifilis merupakan parasit yang bersifat

kosmopolit pada ikan. Infeksi penyakit ini pernah dilaporkan

pada area akuakultur baik daerah tropik maupun sub arktik

(Nigrelli et al., 1976; Valtonen and Keranen, 1981). Umumnya

temperatur yang mendukung perkembangannya yaitu berkisar

antara (25-280C), di mana tingkat perkembangannya lebih

singkat dari pada temperatur dingin.

Page 7: MAKALAH Parasit EKOPER

Aeromonas hydrophilla

Aeromonas hydrophilla adalah bakteri gram negative yang

hampir menyerang semua ikan air tawar. Ikan yang terserang

penyakit ini memeperlihatkan gejala-gejala: warna tubuh

menjadi gelap, kulit akan menjadi kasar, berenang dan bernafas

lemah dan megap-megap, sering terjadi pendarahan organ

dalam, mengalami kerusaskan sirip, mata mengalami kerusakan

dan agak menonjol.

Dactylogyrus

Dactylogyrus sp. digolongkan ke dalam phylum Vermes,

subphylum Platyhelmintes, kelas Trematoda, ordo Monogenea,

famili Dactylogyridae, subfamily Dactylogyrinae dan genus

Dactylogyrus. Hewan parasit ini termasuk cacing tingkat rendah

(Trematoda). Dactylogyrus sp sering menyerang pada bagian

insang ikan air tawar, payau dan laut. Pada bagian tubuhnya

terdapat posterior Haptor. Haptornya ini tidak memiliki struktur

cuticular dan memiliki satu pasang kait dengan satu baris

kutikular, memiliki 16 kait utama, satu pasang kait yang sangat

kecil. Dactylogyrus sp mempunyai ophistapor (posterior suvker)

dengan 1 – 2 pasang kait besar dan 14 kait marginal yang

Page 8: MAKALAH Parasit EKOPER

terdapat pada bagian posterior. Kepala memiliki 4 lobe dengan

dua pasang mata yang terletak di daerah pharynx.

Saprolegnia sp.

Saprolegnia sp. termasuk jenis jamur yang sangat

berbahaya bila lingkungan air sangat tercemar oleh bahan

organik. Ciri-ciri jamur ini adalah adanya benang pada tubuh ikan

yang lemah kondisi tubuhnya. Hifa dari jamur dapat masuk ke

dalam otot ikan bagian dalam dan dapat menyebabkan kematian

ikan. Pada umumnya jamur ini biasanya menyerang ikan-ikan

yang lemah karena terserang penyakit lain seperti ektoparasit.

Selain itu dapat menyerang telur-telur ikan yang tidak dibuahi

atau yang berkualitas buruk. Secara kasat mata jamur ini hanya

terlihat berwarna putih dan untuk melihat secara jelas harus

menggunakan alat bantu mikroskop.

Trichodina sp.

Trichodina sp. merupakan parasit yang berbentuk seperti

setengah bola dengan bagian tengah (dorsal) cembung,

sedangkan mulut pada bagian ventral. Pada bagian mulut

dilengkapi alat penghisap dengan dilengkapi suatu alat dari

chitine yang melingkari mulut. Alat chitine ini berbentuk seperti

jangkar (anchor). Merupakan parasit yang menyerang kulit dan

Page 9: MAKALAH Parasit EKOPER

sirip ikan dan menimbulkan luka atau kerusakan pada organ

yang diserang. Gejala adanya serangan parasit ini adalah

pendarahan pada kulit ikan, pucat, ikan berlendir banyak.

Lernea sp.

Lernea sp. termasuk crustacean (udang-udangan tingkat

rendah). Ciri parasit ini adalah jangkar yang menusuk pada kulit

ikan dengan bagian ekor (perut) yang bergantung, dua kantong

telur berwarna hijau. Jenis parasit ini biasa disebut dengan

cacing jangkar karena bentuk tubuhnya yaitu bagian kepalanya

seperti jangkar yang akan dibenamkan pada tubuh ikan sehingga

parasit ini akan terlihat menempel pada bagian tubuh ikan yang

terserang parasit ini. Parasit ini sangat berbahaya karena

menghisap cairan tubuh ikan untuk perkembangan telurnya.

Selain itu bila parasit ini mati, akan meninggalkan berkas

lubang pada kulit ikan sehingga akan terjadi infeksi sekunder

oleh bakteri. Parasit ini dalam siklus hidupnya mengalami tiga

kali perubahan tubuhnya yaitu nauplius, copepodit dan bentuk

dewasa. Dalam satu siklus hidupnya membutuhkan waktu

berkisar antara 21 – 25 hari. Individu dewasa dapat terlihat

secara kasat mata dan pada bagian bawah tubuhnya pada

individu betina mempunyai sepasang kantung telur. Kantung

telur ini akan menetas dan naupliusnya akan berenang keluar

dari dalam kantung untuk mencari ikan lainnya.

Page 10: MAKALAH Parasit EKOPER

Epistylis sp.

Epistylis sp. merupakan hewan bersel satu yang dapat

melemahkan dan bahkan dapat menyebabkan kematian ikan.

Kondisi perairan yang buruk dapat mendukung pertumbuhan

Epistylis sp. pada ikan (Durborow, 2003). Pada dasarnya

merupakan protozoa yang hidup bebas dengan melekat pada

tanaman air. Pada kondisi kualitas air kaya akan bahan organik,

maka Epistylis sp. dapat berubah menjadi agensia penyakit.

Sering dijumpai sebagai parasit pada ikan-ikan liar bersisik atau

ikan budidaya terutama Salmo salar dan Ichtalurus punctatus,

dan penyakit tersebut dikenal sebagai red sore disease (Irianto,

2005).

Epistylis sp. adalah protozoa yang menginfeksi ikan air

tawar, air payau dan air laut, termasuk udang windu (Penaeus

monodon) dan udang galah (Macrobrachium rosenbergii). Ikan-

ikan yang terserang mula-mula memperlihatkan gejala “flashing”

yaitu tubuhnya bergerak secara berkelebat dan memantulkan

cahaya, biasanya terjadi pada saat menjelang tengah malam

atau malam hari (Ghufron dan Kordi, 2004). Epistylis sp. melekat

pada permukaan tubuh ikan yaitu kulit dan insang, sehingga

menimbulkan kerusakan pada bagian yang ditempeli tersebut.

Infeksi berat biasanya diikuti oleh infeksi sekunder oleh bakteri

dan jamur sehingga biasanya terjadi pendarahan. Selain

meyerang ikan, Epistylis sp. juga menyerang telur ikan (Moller et

al., 1986).

Trypanosoma sp.

Page 11: MAKALAH Parasit EKOPER

Trypanosoma sp. merupakan parasit darah yang termasuk

dalam Subphylum Mastigophora dan endokomensal pada usus

tetapi juga berkoloni di kantung empedu dan organ internal

lainnya yang memberikan dampak pada kesehatan ikan (Rohde,

1932). Trypanosoma sp. biasa hidup di ikan air tawar dan ikan

laut (Hortman, 1970; Kudo, 1971; DuJjn, 1973: AI-Salim, 1980

dalam Al-Salim, 1990). Menurut Moller dan Kiel (1986),

Trypanosoma termasuk dalam Sarcomatigophora dan bergerak

dengan menggunakan flagel dan menyerang darah pada ikan

laut.

Gambar Trypanosoma sp. Pada Tahap Trypomastigote.

Siklus hidup pada Trypanosoma sp. terdiri dari 4 tahap

yaitu, amastigote, sphaermastigote, epimastigote,

trypomastigote. Pada darah ikan, hanya ditemukan Trypanosoma

sp. yang telah menjadi tahap trypomastigote. Kehadiran dari

Trypanosoma sp. yang berbeda ukuran pada darah ikan

mengindikasikan adanya infeksi ganda dibandingkan kehadiran

parasit. Trypanosoma sp. (tahap trypomstigote) yang telah

menjangkit lintah, akan kehilangan flagelnya dan berkembang

menjadi tahap amastigote. Setelah beberapa pembelahan,

ukurannya berkurang menjadi 3 µm. Perkembangan berikutnya

adalah sphaeromastigote membentuk flagel yang pendek tetapi

Page 12: MAKALAH Parasit EKOPER

masih dapat bercabang. Setelah itu tidak terjadi perubahan

berikutnya. Infeksi karena Trypanosoma sp. menyebabkan

pengurangan dari nilai hematokrit, hemoglobin, dan protein

plasma (Burreson dan Zwerner, 1984 dalam Moller dan Kiel,

1986).

Chilodonella sp.

Chilodonella sp. merupakan protozoa bersilia yang

menyebabkan ikan mengeluarkan lendir (mucus) yang

berlebihan. Ikan yang terinfeksi akan berkelebatan dan akan

terlihat tanda iritasi pada tubuh. Banyak ikan yang mati

dikarenakan infestasi parasit yang terus meningkat (Klinger and

Ruth, 1987). Menurut (Durborrow, 2003), Chilodonella sp.

memiliki bentuk tubuh oval, datar dengan silia. Parasit ini

bergerak seperti Icthyobodo, tetapi lebih cepat. Chilodonella sp.

akan masuk kedalam insang dan permukaan kulit. Jumlah yang

banyak pada parasit ini akan menyebabkan kematian.

Bengkaknya insang merupakan infeksi yang disebabkan

Chilodonella sp.

Pengobatan Penyakit Ikan

Pengobatan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh

para pembudidaya ikan jika ikan yang dipelihara terserang

penyakit. Sebelum melakukan pengobatan terhadap ikan yang

sakit, terlebih dahulu harus diketahui jenis penyakit yang

menyebabkan ikan sakit agar dapat diketahui jenis obat yang

akan digunakan untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Ada

tiga hal yang harus diperhatikan oleh para pembudidaya ikan

Page 13: MAKALAH Parasit EKOPER

yang akan melakukan pengobatan terhadap beberapa jenis

penyakit infeksi yaitu (Gusrina, 2008):

1. Jika penyakit ikan disebabkan oleh virus maka tidak ada

obat yang dapat memberantas virus tersebut. Yang bisa

dilakukan adalah mengurangi hal-hal yang menyebabkan

terjadinya penyakit.

2. Jika penyakit disebabkan oleh bakteri maka obat yang

dapat digunakan adalah bahan kimia sintetik atau alami

atau antibiotika.

3. Jika penyakit disebabkan oleh jamur dan parasit maka obat

yang digunakan adalah bahan kimia.

Dalam melakukan pengobatan dengan menggunakan

bahan kimia harus diperhatikan beberapa hal yaitu :

1. Bahan kimia yang digunakan harus larut dalam air

2. Bahan tersebut tidak mempunyai pengaruh yang besar

terhadap produksi kolam. Bahan yang digunakan harus

selektif yaitu bahan yang digunakan hanya

3. Mematikan sumber penyakit tidak mematikan ikan.

4. Bahan tersebut mudah terurai.

Pengobatan ikan sakit dapat dilakukan beberapa metoda.

Metoda yang dilakukan harus mempertimbangkan antara lain;

ukuran ikan, ukuran wadah, bahan kimia atau obat yang

diberikan dan sifat ikan. Beberapa metoda pengobatan adalah

sebagai berikut :

1. Melalui suntikan dengan antibiotika metoda penyuntikan

dilakukan bila yang diberikan adalah sejenis obat seperti

antibiotik atau vitamin. Penyuntikan dilakukan pada daerah

punggung ikan yang mempunyai jaringan otot lebih tebal.

Penyuntikan hanya dilakukan pada ikan yang berukuran

besar terutama ukuran induk. Sedangkan yang kecil tidak

dapat dilakukan.

Page 14: MAKALAH Parasit EKOPER

2. Melalui makanan obat atau vitamin dapat diberikan melalui

makanan. Akan tetapi bila makanan yang diberikan tidak

segera dimakan ikan maka konsentrasi obat atau vitamin

pada makanan akan menurun karena sebagian akan larut

dalam air. Oleh karena itu metoda ini efektif diberikan pada

ikan yang tidak kehilangan nafsu makannya.

3. Metoda perendaman dilakukan bila yang diberikan adalah

bahan kimia untuk membunuh parasit maupun

mikroorganisme dalam air atau untuk memutuskan siklus

hidup parasit. Pengobatan ikan sakit dengan metoda

perendaman adalah sebagai berikut:

Pengolesan dengan bahan kimia atau obat, metoda ini

dilakukan bila bahan kimia atau obat yang digunakan

dapat membunuh ikan, bahan kimia atau obat dioleskan

pada luka di tubuh ikan.

Pencelupan; Ikan sakit dicelupkan pada larutan bahan

kimia atau obat selama 15 – 30 detik, metoda ini pun

dilakukan bila bahan kimia atau obat yang digunakan

dapat meracuni ikan.

Perendaman; dilakukan bila bahan kimia atau obat

kurang sifat racunnya atau konsentrasi yang diberikan

tidak akan membunuh ikan. Pada perendaman jangka

pendek (15 – 30 menit) dapat diberikan konsentrasi

yang lebih tinggi daripada pada perendaman dengan

waktu yang lebih lama (1 jam lebih sampai beberapa

hari).

Pengobatan jamur

Ikan yang terserang penyakit ini tubuhnya ditumbuhi

sekumpulan benang halus seperti kapas dan dapat menyerang

telur sehingga menghambat pernafasan yang dapat

mengakibatkan kematian. Penyakit ikan yang disebabkan oleh

jamur dapat diobati dengan tiga cara, yaitu direndam larutan

Page 15: MAKALAH Parasit EKOPER

kalium permanganate, larutan garam dapur, dan larutan

malachite green. Ikan direndam dalam larutan kalium

permanganate 1 gram per 100 liter, selama 60 – 90 menit. Ikan

direndam dalam larutan garam dapur (10 gram per liter) selama

1 menit. Sedangkan untuk mengobati penyakit ikan dengan

malachite green, sebelumnya dibuat larutan baku (1 mg serbuk

dilarutkan dalam 450 ml air). Untuk merendam ikan, 1–2 ml

larutan baku itu dilarutkan (diencerkan) dalam 1 liter air, untuk

dipakai merendam ikan selama 1 jam. Pengobatan diulang

sampai tiga hari berturut-turut. Selain itu juga dapat dilakukan

dengan perendaman selama 24 jam tetapi dosisnya dikurangi

menjadi 0,15 – 0,70 ppm. Dapat juga menggunakan formalin 100

– 200 ppm selama 1 – 3 jam dan perendaman dengan larutan

garam dapur (NaCl) 20 ppm selama 1 jam.

Pengobatan bakteri

Ikan yang terserang penyakit ini akan bergerak lambat,

bernafas megap-megap di permukaan air, warna insang pucat

dan warna tubuh berubah gelap. Juga terdapat bercak-bercak

merah pada bagian luar tubuhnya dan kerusakan pada insang

dan kulit. Pengobatan penyakit dari kelompok bakteri ini dapat

dilakukan dengan beberapa metode diantaranya adalah :

1. Metode perendaman dalam larutan PK 10 - 20 ppm selama

30 - 60 menit atau PK 3 – 5 ppm selama 12 – 24 jam.

Dengan larutan Nitrofuran 5 – 10 ppm selama 24 jam dan

dengan larutan antibiotik oksitetrasiklin 5 ppm selama 24

jam, tetrasiklin/ kemisitin/Chloramphenikol 250 mg dalam

500 liter air selama 2 jam dan dilakukan setiap hari selama

3 – 5 hari.

2. Pada ikan besar, pengobatan dapat dilakukan dengan

metode penyuntikan menggunakan antibiotik

oksitetrasiklin sebanyak 20 – 40 mg/kg ikan, Kanamysine

sebanyak 20 – 40 mg/kg ikan dan Streptomysin sebanyak

Page 16: MAKALAH Parasit EKOPER

20 – 60 mg/kg ikan. Obat-obat antibiotika seperti Kemicitin,

Tetrasiklin, Streptomisin yang berupa serbuk, dicampurkan

ke dalam makanan ikan. Dosisnya harus diperhitungkan

agar setiap 100 gram berat ikan, dapat memakan 1 mg

antibiotika itu per hari. Lama pemberian obat ini 2 – 3

minggu. Dosis penyuntikan antibiotik larutan

chloramphenicol (kemicitin) 1 : 1,5 sebanyak 1 – 2 ml

disuntikkan ke dalam rongga perut (intra abdomincal

cavity) untuk setiap berat badan ikan 200 gram.

Penyuntikan perlu diulang setiap 2 – 3 hari sampai jangka

waktu 2 minggu. Kalau cara ini berhasil, biasanya dapat

terlihat gejala penyembuhan dari hari ke hari.

3. Metoda oral yaitu dengan pemberian pakan yang dicampur

dengan antibiotik misalnya oksitetrasiklin sebanyak 50

mg/kg ikan diberikan setiap hari selama 7 – 10 hari.

Pengobatan Trematoda

Pada ikan budidaya salah satu jenis parasit dari kelompok

Trematoda yaitu Dactylogyrus dan Gyrodactylus biasa

menyerang ikan pada bagian insang dan kulit. Insang yang

dirusaknya akan menjadi luka dan menimbulkan pendarahan

yang akan mengakibatkan terganggunya pernafasan ikan.

Pengobatan yang dapat dilakukan dengan metode perendaman

dalam larutan formalin teknis (formalin 40%) sebanyak 250 ml

dalam 1 m3 selama 15 menit atau dengan larutan Methylene

Blue 3 ppm selama 24 jam dan larutan Malachite Green 2 – 3

ppm selama 30 – 60 menit.

Page 17: MAKALAH Parasit EKOPER

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E and Liviawaty Evi. 1993. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Kanisius, Yogyakarta. Hal 54-77.

AL-salim. 1990. Trypanosoma arabicasp. n. From The Fresh Water Fish Silurus triostegus Heckel In Iraq. Act A Ichthyologica Vol. XX Phrase. 2

Durborrow, R. M. 2003. Protozoan Parasites. Southern Regional Aquaculture Center Publications. Journal of Parasites. 7 hal.

Grabda, J. 1981. Marine Fish Parasitology. An Outline. PWN-Polish Scientific Publisher, Warszawa

Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Untuk SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Hambali, Supriyadi. 2002. Menanggulangi Penyakit Mewaspadai dan Pada Lou Han. Agro Media, Jakarta.

Huseyin, S and B. Selcuk. 2005. Prevalence of Epistylis sp. Ehrenberg, 1832 (Peritrichia, Sessilida) on the Narrow-clawed Crayfish, Astacus leptodactylus (Eschscholtz, 1823) from Manyas Lake in Turkey Journal of Animal and Veterimry Advances.

Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Klinger, R. E. and R. F. Floyd. 1987. University of Florida Introduction to Freshwater Fish Parasites University of Florida IFAS Extension. Fisheries and Aquatic Sciences Department, Cooperative Extension Service, Institute of Food and Agricultural Sciences, Florida

Moller, Y. and K. Anders. 1986. Disease and Parasites of Marine Fishes, Germany.

Nigrelli, R. F., Pokorny, K. S and Ruggieri, G. D. 1976. Notes on Icthyopthyrus multifilis, A Ciliate Parasitic on Freshwater Fishes, With Some Remarks on Possible Physiological Races and Species. Transactions of The American Microscopial Society 95, 607-613

Page 18: MAKALAH Parasit EKOPER

Rohde, K. 1932. Marine Parasitology. National Library of Australia Cataloguing-in-Publication entry, Australia.

Suyanto, R. 1981. Parasit Ikan dan Cara-Cara Pemberantasnya. Pusat Penelitian Yayasan Sosial Tani Membangun, Jakarta.

Van Duijn, C. 1967. Disease of Fishes. Eliffe Book, London.

Widyastuti, R. 2002. Materi Pokok Parasitologi. Pusat Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.

Wiliam, J. 2003. Parasites of North American Freshwater Fishes. Los Angeles. Jurnal Penelitian Parasit. 7 hal