ekoper saya.docx

31
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Air merupakan bagian yang esensial dari protoplasma, dan dapat pula dikatakan bahwa semua jenis kehidupan bersifat akuatik. Dalam prakteknya, suatu habitat dikatakan akuatik apabila mediumnya baik eksternal maupun internalnya adalah air. Kualitas Air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air untuk penggunaan tertentu, misalnya: air minum, perikanan, pengairan/irigasi, industri, rekreasi dan sebagainya. Peduli kualitas air adalah mengetahui kondisi air untuk menjamin keamanan dan kelestarian dalam penggunaannya. Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna) (ICRF,2010). 1

Upload: ari-arditya

Post on 19-Jan-2016

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ekoper saya.docx

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Air merupakan bagian yang esensial dari protoplasma, dan dapat

pula dikatakan bahwa semua jenis kehidupan bersifat akuatik. Dalam

prakteknya, suatu habitat dikatakan akuatik apabila mediumnya baik

eksternal maupun internalnya adalah air.

Kualitas Air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau

kecocokan air untuk penggunaan tertentu, misalnya: air minum, perikanan,

pengairan/irigasi, industri, rekreasi dan sebagainya. Peduli kualitas air

adalah mengetahui kondisi air untuk menjamin keamanan dan kelestarian

dalam penggunaannya. Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan

pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan

adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna)

(ICRF,2010).

Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat

energi atau komponen lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan

beberapa parameter yaitu parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan

terlarut dan sebagainya), parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD,

kadar logam dan sebagainya), dan parameter biologi (keberadaan

plankton, bakteri, dan sebagainya) (Effendi, 2003).

Lima syarat utama kualitas air bagi kehidupan ikan adalah (O-fish,

2009):

1. Rendah kadar amonia dan nitrit

2. Bersih secara kimiawi

1

Page 2: ekoper saya.docx

3. Memiliki pH, kesadahan, dan temperatur yang sesuai

4. Rendah kadar cemaran organik, dan

5. Stabil

Pengukuran kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara, yang

pertama adalah pengukuran kualitas air dengan parameter fisika dan kimia

(suhu, O2 terlarut, CO2 bebas, pH, Konduktivitas, Kecerahan,

Alkalinitas), sedangkan yang kedua adalah pengukuran kualitas air dengan

parameter biologi (Plankton dan Benthos) (Sihotang, 2006).

1.2. Tujuan Pratikum

Adapun tujuan dari praktikum Ekologi Perairan ini adalah untuk

mengetahui, serta meneliti kondisi serta keadaan lokasi penelitian yang

mencakup :

1. Parameter fisika : Suhu, kecerahan, kekeruhan, kecepatan arus,

Padatan tersuspensi, serta kedalaman.

2. Parameter kimia  : pH air, Oksigen terlarut, CO2 bebas, nitrat,

Phospat ,serta BOD.

1.3. Manfaat Pratikum

Manfaat dari praktikum tentang Kualitas Air adalah agar setiap

praktikan dapat mengetahui kualitas air yang ada di suatu

perairan/ekosistem dengan menggunakan parameter fisika ataupun

parameter kimia yang digunakan untuk mengukur kualitas air yang ada di

perairan tersebut

2

Page 3: ekoper saya.docx

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tipe Perairan

Berdasarkan habitatnya, Aquatic ecosystem atau ekologi perairan

terbagi atas 3 jenis yaitu:

A. Fresh Water Aquatic, yaitu habitat air tawar yang terdiri dari

perairan mengalir (lotic) dan perairan tergenang (lentic).

B. Marine Water Aquatic, yaitu habitat air laut yaitu suatu habitat

yang menitikberatkan pada pola hubungan antar jasad dan

hubungan antara jasad dengan laut sebagai lingkungannya.

C. Brackhis Water Aquatic, yaitu habitat air payau atau habitat

eustaria yaitu suatu habitat yang dipengaruhi oleh pasang surut air

laut.laut tercampur dengan air tawar sehingga sering juga disebut

daerah ekoton atau daerah peralihan (Penuntun Pratikum Ekologi

Perairan, 2012).

Air adalah suatu zat pelarut yang bersifat yang sangat

berdaya guna,yang mampu melarutkan zat-zat lain dalam jumlah

besar dari pada zat cair lainnya.Sifat-sifat ini dapat dilihat dari

banyak unsur-unsur pokok yang terdapat dalam air laut.(Hutabarat,

2000).

3

Page 4: ekoper saya.docx

2.2. Parameter yang Dipraktekkan

2.2.1. Parameter fisika

A. Suhu

Suhu Hardjojo dan Djokosetiyanto (2005) menyatakan

bahwa suhu air normal adalah suhu air yang memungkinkan

makhluk hidup dapat melakukan metabolisme dan

berkembangbiak. Suhu merupakan faktor fisik yang sangat

penting di air, karena bersama-sama dengan zat/unsure yang

terkandung didalamnya akan menentukan massa jenis air, dan

bersama-sama dengan tekanan dapat digunakan untuk

menentukan densitas air. Selanjutnya, densitas air dapat

digunakan untuk menentukan kejenuhan air. Suhu air sangat

bergantung pada tempat dimana air tersebut berada. Kenaikan

suhu air di badan air penerima, saluran air, sungai, danau dan

lain sebagainya akan menimbulkan akibat sebagai berikut: 1)

Jumlah oksigen terlarut di dalam air menurun; 2) Kecepatan

reaksi kimia meningkat; 3) Kehidupan ikan dan hewan air

lainnya terganggu. Jika batas suhu yang mematikan terlampaui,

maka akan menyebabkan ikan dan hewan air lainnya mati.

Suhu dapat mempengaruhi fotosintesa di laut baik secara

langsung maupun tidak langsung. Pengaruh secara langsung

yakni suhu berperan untuk mengontrol reaksi kimia enzimatik

dalam proses fotosintesa. Tinggi suhu dapat menaikkan laju

maksimum fotosintesa, sedangkan pengaruh secara tidak

4

Page 5: ekoper saya.docx

langsung yakni dalam merubah struktur hidrologi kolom

perairan yang dapat mempengaruhi distribusi fitoplankton

(Tomascik et al., 1997).

Menurut Nontji (1979) menyatakan bahwa suhu air di

permukaan dipengaruhi oleh kondisi meteorologi yakni curah

hujan, penguapan , kelembapan udara, suhu udara, keceptan

angin, dan intesitas radiasi matahari. Oleh sebab itu suhu di

permukaan biasanya mengikuti pada musiman.

Suhu perairan biasanya akan meningkat apabila

intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan

dalam jumlah yang besar. Menurut dahuri et el (1996) suhu

perairan dipengaruhi oleh radiasi dan posisi matahari , letak

geografis, musim, kondisi awan, proses interaksi air dengan

udara seperti kenaikan panas, penguapan, dan hembusan angin.

Pola temparatur ekosistem air dipengaruhi oleh

berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran

panas antara air dengan udara sekelilingnya, ketinggihan

geografis dan juga oleh faktor kanopi (penutupan oleh vegetasi)

dari pepohonan yang tumbuh di tepi. Di samping itu pola

temperatur perairan dapat di pengaruhi oleh faktor-faktor

anthropogen (faktor yang di akibatkan oleh aktivitas manusia)

seperti limbah panas yang berasal dari air pendingin pabrik,

penggundulan DAS yang menyebabkan hilangnya

5

Page 6: ekoper saya.docx

perlindungan, sehingga badan air terkena cahaya matahari

secara langsung (Barus, 2003).

Suhu tinggi tidak selalu berakibat mematikan tetapi

dapat menyebabkan gangguan status kesehatan untuk jangka

panjang, misalnya stres yang ditandai dengan tubuh lemah,

kurus, dan tingkah laku abnormal. Pada suhu rendah, akibat

yang ditimbulkan antara lain ikan menjadi lebih rentan

terhadap infeksi fungi dan bakteri patogen akibat melemahnya

sistem imun. Pada dasarnya suhu rendah memungkinkan air

mengandung oksigen lebih tinggi, tetapi suhu rendah

menyebabkan stres pernafasan pada ikan berupa menurunnya

laju pernafasan dan denyut jantung sehingga dapat berlanjut

dengan pingsannya ikan-ikan akibat kekurangan oksigen

(Irianto, 2005).

B. Kecerahan

(Effendi, 2003). Cahaya merupakan sumber energi

utama dalam ekosistem perairan. Di perairan, cahaya memiliki

dua fungsi utama (Jeffries dan Mills, 1996 dalam Effendi,

2003) antara lain adalah:

1. Memanasi air sehingga terjadi perubahan suhu dan berat

jenis (densitas) dan selanjutnya menyebabkan terjadinya

percampuran massa dan kimia air. Perubahan suhu juga

mempengaruhi tingkat kesesuaian perairan sebagai habitat

suatu organisme akuatik, karena setiap organisme akuatik

6

Page 7: ekoper saya.docx

memiliki kisaran suhu minimum dan maksimum bagi

kehidupannya.

2. Merupakan sumber energi bagi proses fotosintesis algae

dan tumbuhan air. Kecerahan merupakan ukuran

transparansi perairan, yang ditemukan secara visual dengan

menggunakan secchi disk. Nilai kecerahan dinyatakan

dalam satuan meter, nilai ini sangat dipengaruhi oleh

keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan dan padatan

tersuspensi serta ketelitian seseorang yang melakukan

pengukuran. Pengukuran kecerahan sebaiknya dilakukan

pada saat cuaca cerah (Effendi, 2003).

Kecerahan suatu perairan menentuan sejauh mana

cahaya matahari dapat menembus suatu perairan dan sampai

kedalaman berapa proses fotosintesis dapat berlangsung

sempurna. Kecerahan yang mendukung adalah apabila pinggan

seichi disk mencapai 20-40 cm dari permukaan. (Chakroff

dalam Syukur, 2002)

C. Kedalaman

Arus akan dipengaruhi oleh topografi dasar perairan,

oleh karena itu distribusi fraksi sedimen sangat tergantung dari

bentuk dasar peraian terutama keadaan kedalaman karena akan

mempengaruhi bentuk dan pola arus (Panggabean,1994).

Kedalaman diukur dengan menggunakan tali yang telah

diberi pemberat yang alatnya dimasukkan ke dalam perairan

7

Page 8: ekoper saya.docx

sampai pemberat mencapai dasar perairan.Kemudian

pengukuran dimulai dari tali dari permukaan perairan sampai

pada alat pemberat (Haslinda,1992).

2.2.2. Parameter Kimia

A.   pH (Power Hydrogen)

pH merupakan suatu pernyataan dari konsentrasi ion

hidrogen (H+) di dalam air, besarannya dinyatakan dalam

minus logaritma dari konsentrasi ion H. Besaran pH berkisar

antara 0 – 14, nilai pH kurang dari 7 menunjukkan lingkungan

yang masam sedangkan nilai diatas 7 menunjukkan

lingkungan yang basa, untuk pH =7 disebut sebagai netral

(Hardjojo dan Djokosetiyanto, 2005).

Perairan dengan pH < 4 merupakan perairan yang

sangat asam dan dapat menyebabkan kematian makhluk

hidup, sedangkan pH > 9,5 merupakan perairan yang sangat

basa yang dapat menyebabkan kematian dan mengurangi

produktivitas perairan. Perairan laut maupun pesisir memiliki

pH relatif lebih stabil dan berada dalam kisaran yang sempit,

biasanya berkisar antara 7,7 – 8,4. pH dipengaruhi oleh

kapasitas penyangga (buffer) yaitu adanya garam-garam

karbonat dan bikarbonat yang dikandungnya (Boyd, 1982;

Nybakken, 1992) Pescod (1973) menyatakan bahwa toleransi

untuk kehidupan akuatik terhadap pH bergantung kepada

8

Page 9: ekoper saya.docx

banyak faktor meliputi suhu, konsentrasi oksigen

terlarut,adanya variasi bermcam-macam anion dan kation,

jenis dan daur hidup biota. Perairan basa (7 – 9) merupakan

perairan yang produktif dan berperan mendorong proses

perubahan bahan organik dalam air menjadi mineral-mineral

yang dapat diassimilasi oleh fotoplankton (Suseno, 1974). pH

air yang tidak optimal berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

perkembangbiakan ikan, menyebabkan tidak efektifnya

pemupukan air di kolam dan meningkatkan daya racun hasil

metabolisme seperti NH3 dan H2S. pH air berfluktuasi

mengikuti kadar CO2 terlarut dan memiliki pola hubungan

terbalik, semakin tinggi kandungan CO2 perairan, maka pH

akan menurun dan demikian pula sebaliknya. Fluktuasi ini

akan berkurang apabila air mengandung garam CaCO3

(Cholik et al., 2005).

Derajat keasaman (pH) adalah suatu ukuran dari

konsentrasi ion H+ dan menunjukkan suasana air tersebut

apakah dalam keadaan asam atau basa. Secara alamiah

oH- perairan dipengaruhi oleh konsentrasi CO2 dan senyawa-

senyawa bersifat asam (Hasibuan, 2001).

B.   Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen / DO)

Kandungan oksigen terlarut untuk menunjang usaha

budidaya adalah 5 – 8 mg/l (Mayunar et al., 1995; Akbar,

9

Page 10: ekoper saya.docx

2001). Oksigen dapat merupakan faktor pembatas dalam

penentuan kehadiran makhluk hidup di dalam air. Penentuan

oksigen terlarut harus dilakukan berkali-kali di berbagai lokasi

dengan tingkat kedalaman yang berbeda pada waktu yang

tidak sama (Sastrawijaya, 2000).

Oksigen terlarut adalah jumlah gas oksigen yang

terlarut dalam air yang berasal dari hasil fotosintesa oleh

fitoplankton atau tanaman air lainnya atau difusi dari udara

(Penuntun Pratikum Ekologi Perairan, 2011).

C. Karbondioksida Bebas (CO2)

Karbondioksida yang dihasilkan oleh hewan-hewan

akan diperlukan untuk fotosintesis oleh tumbuh-tumbuhan.

( Lesmana, 2001). Selanjutnya Odum (1993) menyatakan

kandungan karbondioksida bebas dalam air tidak boleh dari 25

ppm.

10

Page 11: ekoper saya.docx

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum tentang Pengukuran kualitas Air dilakukan pada tangal

25 Maret 2014 pada pukul 10.00 WIB yang mengambil lokasi di Waduk

Universitas Riau untuk pengambilan sampel dan penelitiannya dilakukan

di laboratorium Laboratorium Ekologi (dan Manajemen Lingkungan)

Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan untuk melakukan praktikum tentang pengukuran kualitas air adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan

3.3. Metode Praktikum

Metode praktikum yang digunakan dalam praktikum tentang

Pengukuran kualitas air yang dilakukan pada tanggal 25 Maret 2014 yang

bertempat di Waduk Universitas Riau adalah dengan melakukan

11

Alat Bahan

Termometer

larutan  MnO(OH)2Secchi Disk

Mistar

Kertas Indikator Phlarutan thiosulfat (S2O3)

Tabung Erlenmeyer

Emberindikator kanji (amilum)

BotolPena

indikator pnolpthealin (Pp),Pensil

botol BODlarutan Na2CO3.

pipet tetes

Page 12: ekoper saya.docx

pengamatan langsung ke tempat penelitian dan membawa sampel ke lab

untuk di teliti lebih lanjut.

3.4. Prosedur Praktikum

1. Parameter Fisika

a. Pengukuran Suhu

Praktikum pertama tentang pengukuran kulitas air

dilakukan dengan menggunakan parameter Fisika yaitu

melakukan pengukuran suhu pada perairan tersebut.

Cara mengukur suhu air tersebut adalah dengan

menggunakan termometer yang pada pangkalnya di ikatkan

sebuah benang dan saat melakukan pengukuran suhu, termometer

tidak boleh di pegang dengn menggunakan tangan , tetapi

praktikan harus memegang benang yang di ikatkan pada pangkal

dari termometer tersebut.

b. Pengukuran Kecerahan

Pada praktikum kedua, kita di tuntut untuk mengukur

tentang kecerahan yang ada pada perairan tersebut, dan cara

melakukan pengukuran kecerahan adalah sebagai berikut :

1. Masukkan/celupkan sechi disk ke dalam perairan sampai

bagian sechi disk yang berwarna putih tidak nampak lagi

dari atas.

2. Jika bagian putih dari sechi disk sudah tidak nampak, maka

tandai berapa dalamkah sechi disk tenggelam.

12

Page 13: ekoper saya.docx

3. Tarik pelan-pelan sechi disk dari dasar perairan sampai

bagian putih dari sechi disk sudah nampak.

4. Tahan posisi sechi disk pada saat sechi disk sudah namapak

dari atas lalu ukur dalamnya sechi disk itu nampak dari

batas persentuhan antara air dengan batang pegangan sechi

disk.

c. Pengukuran Kedalaman

Pengukuran tentang tingkat kedalaman dari waduk di ukur

dengan cara menenggelamkan mistar ke dalam air secara vertikal

sampai menyentuh dasar dari perairan tersebut, jika sudah

menyentuh dasar perairan tersebut , maka di lihat berapa

dalamkah mistar tenggelam di dalam air tersebut.

2. Parameter Kimia

a. Pengukuran pH

Pengukuran tingkat keasaman (pH) dari perairan yang

berada di Waduk dilakukan dengan cara mencelupkan kertas

indikator ke dalam perairan dan menariknya kembali, lalu

menyocokkan warna yang ada di kertas indikator dengan indikator

yang telah di sediakan sebelumnya.

b. Pengukuran Oksigen Terlarut (DO)

Pengukuran tentang Oksigen terlarut (DO) di waduk

dilakukan dengan cara :

13

Page 14: ekoper saya.docx

1. Tabung BOD di masukan ke dalam waduk tetapi di masukkan

agak miring ±30º secara perlahan-lahan karena pada saat

pengambilan sampel air dengan menggunakan tabung BOD

tidak boleh adanya bubling (oksigen yang terperangkap dalam

air)

2. Tabung dimasukan secara perlahanlahan apabila tidak terjadi

bubbling, maka tabung setelah masuk sekitar setengah dari

ukuran tabung, tabung di luruskan/diberdirikan dengan posisi

mulut tabung rata dengan permukaan air sehinga air dapat

masuk

3. Jika tabung sudah penuh dengan air, maka tabung di tutup dan

di cek apakah ada terdapat bubling atau tidak, jika terdapat

bubling maka proses di atas harus di ulangi dari awal.

4. Tambahkan 2 ml larutan mangan sulfat di bawah permukaan,

kemudian tambahkan 2 ml larutan alkali-azida-iodida dengan

pipet tetes yang lain. Botol ditutup kembali untuk mencegah

terperangkapnya udara dari luar, kemudian dikocok dengan

membalik-balikkan botol beberapa kali.

5. Biarkan gumpalan mengendap selama 10 menit. Jka proses

pengendapan sudah sempurna, maka bagian larutan yang

jernih dikeluarkan dari botol dengan pipet sebanyak 100 ml

dipindahkan ke dalam erlenmeyer.

6. Tambahkan 2 ml asam sulfat pada sisa larutan yang

mengendap dalam botol dikocokdengan hati-hati hingga

14

Page 15: ekoper saya.docx

semua endapan larut, setelah itu larutan dipindahkan ke dalam

erlenmeyer, dan titrasi dengan thiosulfat hingga berwarna

cokelat muda.

7. Tambahkan 1-2 ml indicator kanji (amilum) hingga warna biru

muncul, selanjutnya larutan tersebut dititrasi dengan larutan

thiosulfat hingga warna biru tersebut hilang.

c. Pengukuran Karbondioksida Bebas

Pengukuran karbondioksida bebas juga menggunakan titrasi.

1. Air sample dimasukkan kedalam tabung elemeyer

2. kemudian ditambah dengan indikator pnolpthealin, jika

berwana pink maka tidak ada CO2.

3. Jika tidak berwarna pink maka dilanjutkan dengan

ditambahkan Na2CO3 samapi berwarna pink stabil

4. Kemudian catat berapa banyak cairan yang dimasukkan.

15

Page 16: ekoper saya.docx

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Pengamatan

1. Parameter Fisika Air

Suhu, Kedalaman, dan Kecerahan

Jarak hilang              : 60 cm

Jarak tampak            : 50 cm

Rumus yang digunakan :

Transparansi air : Jarak hilang + Jarak tampak

                                      2

                        60   cm +   50cm    = 55 cm

                                  2

Suhu permukaan air             : 30    °C

Kedalaman air di lokasi        : 1   meter

Kekeruhan air dengan Turbidimeter : 19 NTU

2. Parameter Kimia Air

a. Oksigen Terlarut (OT)

Rumus yang digunakan; OT = AxNx8x1000                                                 V

Maka nilai oksigen terlarut air sampel = 2   x   100   x 8 x 1000                                                                    100

                                                 = 16 mg/L

b. Karbondioksida Bebas (CO2)

Hasil analisis CO2 dengan menggunakan titrasi, dimana

Nilai ml larutan Na2CO3 yang terpakai      = 2     ml

16

Page 17: ekoper saya.docx

Nilai normalitas larutan Na2CO3 = 0,0454         N

Nilai volume air yang digunakan dalam erlenmeyer = 100 ml

Rumus yang digunakan; CO2 = AxNx22x1000

                                                    V

Maka nilai CO2 bebas air sampel = 2   x 0,0454 x 22 x 1000

                                                              100

                                          = 19,976 mg/L

c. pH (Power Hydrogen)

pH perairan = 6

5.2. Pembahasan

Setelah penelitian tentang “Pengukuran Kualitas Air” maka didapatkan

data sebagai berikut:

No. Parameter Nilai

A.  FISIKA

1 Suhu 30 °C2 Kedalaman 1 m3 Kecerahan 7,5 cmB.  KIMIA4 Oksigen Terlarut (OT) 16 mg/L5 Karbondioksida Bebas 19,98 mg/L6. pH 6

TABEL 2. Hasil pengamatan

Kualitas dari suatu perairan sangat berpengaruh pada organisme-

oranisme yang berada pada perairan tersebut, baik itu fitoplankton yang

berfungsi sebagai sumber makanan bai ikan-ikan kecil ataupun bagi ikan

itu sendiri, kondisi perairan akan berpengaruh baik pada organisme di

17

Page 18: ekoper saya.docx

dalamnya apabila kondisi dari perairan tersebut juga baik dan akan

berdampak buruk apabila kondisi perairan itu tidak baik.

18

Page 19: ekoper saya.docx

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil praktikum kami tentang Pengukuran kualitas

Air yan dilakukan pada tanggal 25 Maret 2014 yang bertempat di waduk

Universitas Riau adalah :

1. Kecerahannya cukup baik

2. Suhunya normal

3. Kekeruhannya bagus

4. Oksigen yang terlarut di perairan waduk Universitas Riau tipis

dikarenakan waktu pengukurannya dilakukan pada sore hari.

5. Tingkat dari karbondioksidanya normal.

6. pH perairan tersebut adalah basa.

5.2. Saran

Agar pratikum Ekologi Perairan ini dapat berjalan dengan lancar dan baik

maka diharapkan bagi para asisten agar mendampingi praktikan yang akan

melakukan praktikum dan ikut membantu praktikan dalam praktikumnya.

19

Page 20: ekoper saya.docx

DAFTAR PUSTAKA

http://alfian-arby92.blogspot.com/2012/01/literatur-kualitas-air.html

Boyd, C.E., 1979. Water Quality in Warm water Fish Ponds. Auburn. University.

Alabama. USA.. 1982. Water Quality for pond fish culture. Elsevier scientific

publishing company. Amsterdam the Netherland

Effendie. 2003. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan

perairan. Kanisius.Jogjakarta ,1979 Metodologi Biologi Perikanan. Yayasan

Dewi Sri

Herper,b. and Y Prugnin. 1984. Commercial Fish Farming, With The Special Reference

To Fish Culture In Israel. Jhon Wiley and sons. New York Karyawan parangin

Angin.2008. Modul Pembesaran Ikan. PPPTK pertanian Cianjur

Odum,E.P. 1971. Fundamental Ecology W. B. Saunders Company. Philadelphia.

Sitohang, Clemens dkk. 2010. Limnologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Riau. Pekanbaru.

Kasry, Adnan dkk., 2010. Penuntun Pratikum Ekologi Perairan. Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 53 hal.

2010. Diktat Perkuliahan Ekologi Perairan. Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 100 hal.

M. Ghufra H. 2007. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan, Bhnineka

Cipta.

Poernomo A.1997. Peranan Tata Ruang, Desain Interior Kawasan Pesisir Dan

PengelolaannyaTerhadap Kelestarian Budidaya Tambak. Dalam majalah

Techner, No 29, tahun VI Jakarta

20