laporan farmakologi pengenalan hewan coba dan onset kerja obat.docx
DESCRIPTION
contoh laporan sementara farmakologi I tentang pengenalan hewan coba dan onset kerja obat pada beberapa jalur pemberianTRANSCRIPT
Hari/Tanggal: Rabu/25 februari 2015
Judul Pengamatan: Pengenalan Hewan Coba
Nama : Agnes Yesenia
Izdaharra Mutia Ulfah
Sucia fadillah
Kemala Amita
Trikartika Dewi
Melia Sasva Dina
Maulana
Ardiansyah
Fadli Amri
Yunda Zahara
Gelombang : 02
Kelompok : 02
Hasil Pengamatan :
Hewan Suhu Frekuensi Respirasi Frekuensi Denyut Jantung
Kelinci 37,7 ℃ 92/menit 30/menit
Tikus 37,2 ℃ 197 /menit
Mencit 35,7 ℃ 143/menit
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kelinci memiliki suhu tubuh yang tidak
normal atau berada dibawah normal yaitu 37,7 ℃ , sedangkan suhu normal kelinci berkisar
38,5-40℃. Suhu tubuh tikus dan mencit juga tidak normal, dimana suhu normal tikus adalah
37,5℃ dan mencit adalah 37,4℃. Sedangkan suhu tikus dan yang didapat adalah 37,2 ℃
dan 35,7 ℃.
1302101010228
1302101010178
1302101010165
1302101010190
1302101010200
1302101010169
1302101010009
1302101010027
1302101010028
1302101010223
Ketiga hewan coba diatas memiliki frekuensi respirasi yang tidak normal pula.
Dimana frekuensi respirasi kelinci yang didapat adalah 92/menit, sedangkan normalnya
respirasi pada kelinci berkisar 35-65/menit. Frekuensi respirasi tikus yang didapat adalah
197/menit, normalnya adalah 210/menit. Dan frekuensi respirasi mencit yang didapat adalah
143/menit, normalnya adalah 163/menit. Dikarenakan hewan coba tersebut sudah mengalami
stress sehingga terjadi hal tersebut.
Hari/Tanggal: Rabu/25 februari 2015
Judul Pengamatan: Onset Kerja Obat pada Beberapa Jalur Pemberian
Nama : Agnes Yesenia
Izdaharra Mutia Ulfah
Sucia fadillah
Kemala Amita
Trikartika Dewi
Melia Sasva Dina
Maulana
Ardiansyah
Fadli Amri
Yunda Zahara
Gelombang : 02
Kelompok : 02
Hasil Pengamatan :
Bullfrog
Onset Konvulsi Onset Mati
Saccus
abdominalis
Saccus
cranialis
Saccus
femoralis
Saccus
abdominali
s
Saccus
cranialis
Saccus
femoralis
Bullfrog 1 51 detik 3,8 menit
Bullfrog 2 31 detik 9,1 menit
Bullfrog 3 40 detik 13 menit
Subcutan
1302101010228
1302101010178
1302101010165
1302101010190
1302101010200
1302101010169
1302101010009
1302101010027
1302101010028
1302101010223
Striknin menyebabkan perangsangan pada semua bagian SPP ( sistem saraf pusat ).
Obat ini merupakan obat konvulsan kuat dengan sifat kejang yang khas. Striknin mudah
diserap dari saluran cerna dan tempat suntikan segera meninggalkan sirkulasi masuk ke
jaringan. Oleh sebab itu didapat kesimpulan bahwa onset konvulsi tercepat terjadi pada
saccus cranialis karena langsung masuk ke sistem saraf pusat dan kemudian saccus femoralis
dan paling terlama pada saccus abdominalis karena perlu beberapa waktu untuk
menyebarkan keseruluh bagian jaringan tubuh tetapi pada onset mati yang paling tercepat
pada penyuntikan di saccus abdominalis dikarenakan obat striknin sudah menyebar keseluruh
jaringan sehingga sudah sangat mudah melumpuhkan seluruh bagian tubuh dari katak
tersebut sehingga dapat mati dengan lebih cepat. Sedangkan saccus femoralis yang paling
lama terjadi onset mati karena lebih jauh dari SSP.
Pada hewan yang mengalami dehidrasi, diare, kekurangan glukosa, dan sebagainya
dapat diatasi dengan memberikan infus.
Rumus mencari jumlah tetes cairan infuse untuk diberikan
T = BB x kebutuhan cairan x jenis infuse
24 (jam) x 60 (menit)
Bila kucing yang berumur 1 tahun memerlukan 30 ml/jam
Apabila pada kucing diatas 1 tahun memerlukan 30ml/30menit