hubungan farmakognosi dengan obat.docx

25
Farmakognosi A. Hubungan Farmakognosi Dengan Obat Perkataan Farmakognosi berasal dari dua kata Yunani yaitu Pharmakon yang berarti obat dan gnosis yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi farmakognosi berarti pengetahuan tentang obat. Definisi yang mencakup seluruh ruang lingkup farmakognosi diberikan oleh Fluckiger, yaitu pengetahuan secara serentak berbagai macam cabang ilmu pengetahuan untuk memperoleh segala segi yang perlu diketahui tentang obat. Ada beberapa definisi tentang obat misalnya : 1 . Obat : Yakni suatu bahan atau paduan bahan – bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok bagian badan manusia. 2 . Obat Jadi : Yakni obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan, salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk yang mempunyai nama teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku- buku lain yang ditetapkan pemerintah . 3 . Obat Paten : Yakni obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat atau dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya. 4 . Obat Baru : Yakni obat yang terdiri dari atau berisi suatu zat baik sebagai bagian yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, misalnya lapisan, pengisi, pelarut, bahan pembantu atau komponen lain yang belum dikenal, sehingga tidak diketahui khasiat atau kemurniannya. 5 . Obat Tradisional : Adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan- bahan tersebut, cara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. B. Ruang Lingkup Farmakognosi

Upload: asmara

Post on 19-Jan-2016

126 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

hgh

TRANSCRIPT

Page 1: hubungan farmakognosi dengan obat.docx

Farmakognosi

A.          Hubungan Farmakognosi Dengan Obat

              Perkataan    Farmakognosi    berasal    dari    dua   kata   Yunani    yaitu Pharmakon yang  berarti obat dan gnosis yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi farmakognosi berarti pengetahuan tentang obat.              Definisi yang mencakup seluruh ruang lingkup farmakognosi diberikan oleh Fluckiger, yaitu pengetahuan secara serentak berbagai macam cabang ilmu pengetahuan untuk memperoleh segala segi yang perlu diketahui tentang obat.Ada beberapa definisi tentang obat misalnya :

1.

Obat                      : Yakni suatu bahan atau paduan bahan – bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok bagian badan manusia.

2.

Obat Jadi               : Yakni obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan, salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk yang mempunyai  nama teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau  buku- buku lain  yang ditetapkan pemerintah .

3.

Obat Paten            : Yakni obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas  nama  si pembuat  atau dikuasakannya  dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.

4.

Obat Baru             : Yakni obat yang terdiri dari atau berisi suatu zat baik  sebagai   bagian yang berkhasiat maupun yang tidak  berkhasiat, misalnya lapisan, pengisi, pelarut, bahan pembantu atau komponen lain yang belum dikenal, sehingga tidak diketahui khasiat atau kemurniannya.

5.

Obat Tradisional   : Adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari  bahan- bahan tersebut, cara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.

B. Ruang Lingkup Farmakognosi              Farmakognosi  adalah  sebagai  bagian  biofarmasi, biokimia dan kimia sintesa, sehingga  ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang  diuraikan dalam definisi Fluckiger.  Sedangkan di Indonesia saat ini untuk praktikum Farmakognosi hanya  meliputi segi pengamatan makroskopis, mikroskopis dan organoleptis yang    seharusnya juga mencakup identifikasi, isolasi dan pemurnian setiap zat yang  terkandung dalam simplisia  dan bila perlu penyelidikan dilanjutkan ke arah sintesa. Sebagai contoh :  Chloramphenicol dapat dibuat secara sintesa total, yang sebelumnya hanya dapat diperoleh dari biakkan cendawan Streptomyces venezuela.              Alam memberikan kepada kita bahan alam darat dan laut berupa tumbuhan, hewan dan mineral yang jika diadakan identifikasi dan menentukan sistimatikanya, maka diperoleh bahan alam berkhasiat obat. Jika bahan alam yang berkhasiat obat ini dikoleksi, dikeringkan, diolah, diawetkan dan disimpan, akan diperoleh bahan yang siap pakai atau simplisia, disinilah keterkaitannya dengan farmakognosi.              Simplisia yang diperoleh dapat berupa rajangan atau serbuk. Jika dilakukan uji khasiat, diadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan – bahan fitofarmaka inilah yang disebut obat. Bila dilakukan uji klinik, maka akan diperoleh obat jadi.              Serbuk dari simplisia jika diekstraksi dengan menggunakan berbagai macam metode ekstraksi dengan pemilihan pelarut , maka hasilnya disebut ekstrak. Apabila ekstrak yang diperoleh ini diisolasi dengan pemisahan berbagai kromatografi, maka hasilnya disebut isolat.

Page 2: hubungan farmakognosi dengan obat.docx

              Jika isolat ini dimurnikan, kemudian ditentukan sifat – sifat fisika dan kimiawinya akan dihasilkan zat murni, yang selanjutnya dapat dilanjutkan penelitian tentang identifikasi, karakterisasi, elusidasi struktur dan spektrofotometri.              Proses ekstraksi dari serbuk sampai diperoleh isolat bahan obat dibicarakan dalam fitokimia dan analisis fitokimia. Bahan obat jika diadakan uji toksisitas dan uji pra klinik akan didapatkan obat jadi. Mulai dari bahan obat sampat didapatnya obat jadi dapat diuraikan dalam skema berikut :C. Hubungan Farmakognosi Dengan Botani - Zoologi               Simplisia  harus mempunyai  identitas  botani – zoologi  yang  pasti, artinya  harus diketahui dengan tepat nama latin tanaman atau hewan dari mana  simplisia tersebut diperoleh, misalnya : menurut Farmakope Indonesia ditentukan bahwa untuk Kulit Kina harus diambil dari tanaman asal Cinchona succirubra, sedangkan jenis kina terdapat banyak sekali , yang tidak mempunyai kadar kina yang tinggi. Atas dasar pentingnya identitas botani – zoologi maka nama –nama tanaman  atau hewan dalam Farmakope selalu disebut nama latin dan tidak dengan nama   daerah, karena satu nama daerah seringkali  berlaku untuk lebih dari satu macam tanaman  sehingga dengan demikian nama daerah tidak selalu memberikan kepastian identitas. Dengan demikian menetapkan identitas botani – zoologi secara tepat adalah langkah pertama yang harus ditempuh sebelum  melakukan kegiatan-kegiatan lainnya dalam bidang farmakognosi.D. Hubungan Farmakognosi Dengan Ilmu – Ilmu Lain            Sebelum kimia organik dikenal, simplisia merupakan bahan utama yang harus tersedia di tempat meramu atau meracik obat dan  umumnya diramu atau diracik  sendiri oleh tabib yang memeriksa sipenderita,  sehingga dengan cara tersebut Farmakognosi  dianggap sebagai bagian dari Materia Medika. Simplisia diapotik kemudian terdesak oleh perkembangan galenika, sehingga persediaan simplisia di apotik digantikan dengan sediaan – sediaan galenik yaitu,  tingtur, ekstrak, anggur dan lain – lain.                    Kemudian setelah kimia organik berkembang, menyebabkan makin  terdesaknya  kedudukan simplisia di apotik - apotik. Tetapi hal ini bukan berarti  simplisia tidak diperlukan lagi, hanya  tempatnya tergeser ke pabrik - pabrik  farmasi, Tanpa  adanya simplisia di apotik tidak akan terdapat sediaan-sediaan galenik, zat kimia  murni maupun sediaan bentuk lainnya, misalnya:  serbuk, tablet,  ampul, contohnya:  Injeksi Kinin Antipirin,  Secara sepintas Kinina antipirin dibuat secara sintetis tetapi dari sediaan tersebut hanya Antipirin saja  yang dibuat sintetis  sedangkan kinina hanya dapat diperoleh jika ada Kulit Kina, sedangkan untuk mendapatkan kulit kina yang akan  ditebang atau dikuliti adalah dari jenis Cinchona yang dikehendaki. Untuk memperoleh jenis Cinchona yang dikehendaki tidak mungkin diambil dari jenis Cinchona yang  tumbuh liar, sehingga harus ada cara pengumpulan dan perkebunan yang baik dan terpelihara. Dalam perkebunan ini farmakognosi erat hubungannya dengan ilmu-ilmu lain misalnya: Biokimia, dalam pembuatan zat-zat sintetis seperti Kortison, Hidrokortison dan lain - lainnya.              Dari contoh - contoh tersebut maka dapat diketahui bahwa ruang   lingkup Farmakognosi tidak terbatas pada pengetahuan tentang simplisia yang tertera dalam Farmakope, tetapi meliputi pemanfaatan alam  nabati- hewani dan mineral  dalam berbagai aspeknya di bidang farmasi dan Kesehatan.E. Sejarah Dan Perkembangan Farmakognosi              Pada kurang lebih 2500 tahun sebelum masehi, penggunaan tanaman obat sudah dilakukan orang,  hal  ini dapat diketahui dari lempeng tanah liat yang tersimpan di Perpustakaan Ashurbanipal di Assiria,  yang memuat simplisia antara lain kulit delima, opium, adas manis, madu, ragi, minyak jarak. Juga orang Yunani kuno  misalnya  Hippocrates  (1446 sebelum  masehi),  seorang tabib telah mengenal kayu manis, hiosiamina, gentiana,  kelembak, gom   arab, bunga kantil dan lainnya.              Pada tahun 1737 Linnaeus, seorang ahli botani Swedia, menulis buku                                   “Genera Plantarum” yang kemudian merupakan buku pedoman utama dari sistematik botani,  sedangkan farmakognosi modern  mulai dirintis oleh  Martiuss.  Seorang apoteker Jerman dalam

Page 3: hubungan farmakognosi dengan obat.docx

bukunya “Grundriss Der Pharmakognosie Des Planzenreisches” telah menggolongkan simplisia menurut segi morfologi, cara- cara untuk   mengetahui kemurnian simplisia.                                 Farmakognosi mulai berkembang pesat setelah pertengahan abad ke 19 dan masih terbatas pada uraian makroskopis dan mikroskopis. Dan sampai dewasa ini  perkembangannya sudah sampai ke usaha- usaha isolasi, identifikasi dan juga teknik-teknik kromatografi untuk tujuan analisa kualitatif dan kuantitatif.F.           Ejaan Latin     Meskipun alfabet Latin sama dengan alfabet yang dipergunakan dalam bahasa Indonesia, tetapi dengan ejaan yang disempurnakan pada bahasa Indonesia, maka  terrdapat perbedaan cara pengucapan dari beberapa huruf dan rangkaian huruf.Cara pembacaan huruf – huruf atau rangkaian – rangkaian huruf Latin yang dimaksud, dapat kita lihat pada contoh – contoh  berikut ini :

Huruf atau rangkaian huruf

Dibaca sebagai Contoh Diucapkan sebagai

ae e Galangae ga-la-ngeLobeliae lo-be-li-e

c k jika diikuti huruf a, o, u  atau huruf mati

Cacao ka-ka-oCola ko-laCurcuma kur-ku-maFructus                     

Fruk -tus

c   s  jika diikuti  huruf          e, i, y

Cera     Se-raCitri Sit-triGlycyrrhiza Gli-si-ri-sa

cc kk  jika diikuti huruf a , o,  u

Succus Suk-kus

cc ks  jika diikuti huruf  Coccinella            

Kok-si-ne-la

e,  i,  ych kh jika diikuti huruf Cinchona Sin-ko-na

hidupch h jika diikuti huruf mati Strychni  Strih-nieae e Dioscoreae Di-es-ko-reeu e  + u Oleum O-le-um

Cetaceum Se-ta-se-umff f Paraffinum Pa-ra-fi-numie i..+ ye Iecoris Iye-ko-risii i  + i Aurantii Au-ran-ti-ij y Cajuputi Ka-yu-pu-till l Vanilla Va-ni-lamm m Gummi Gu-mi

Ichtammolum Ih-ta-mo-lumnh n Ipecacuanhae I-pe-ka-ku-aneoe eu Foeniculi Feu-ni-ku-li

Asafoetida A-sa-feu-ti-dann n Belladonna Be-la-do-na

Sennae Se-neph f Orthosiphon Or-to-si-fonpp p hippoglossi hi-po-glo-siqu kw quercus kwer-kus

Page 4: hubungan farmakognosi dengan obat.docx

rh r rheirhizoma

re-iri-zo-ma

rr r myrrha mi-rash sy shorea syo-re

purshiana pur-si-a-nass s Cassia ka-si-ath t Mentha men-tatiae sie Liquiritiae li-kwi-ri-sie

Huruf atau rangkaian huruf

Dibaca sebagai Contoh Diucapkan sebagai

x ks jika tertera pada tengah / akhir kata

Pix p iks

radix ra-dikscortex kor-teksbixa bik-sa

x s jika pada permulaan kata

xanthorrhiza san-to-ri-za

y i jika didahului dan / atau diikuti oleh huruf mati

hydrastis hi-dras-tis

maydis ma-i-dis

y y jika diapit oleh 2 huruf hidup

papaya pa-pa-ya

G.           Tata Nama Latin Tanaman 1. Nama Latin tanaman terdiri dari 2 kata, kata pertama disebut nama genus  dan   perkataan

kedua disebut petunjuk species , misalnya nama  latin dari padi adalah Oryza sativa, jadi Oryza adalah genusnya  sedangkan sativa adalah petunjuk speciesnya. Huruf pertama dari genus ditulis dengan huruf besar dan   huruf pertama dari petunjuk species ditulis dengan huruf kecil .Nama ilmiah lengkap dari suatu tanaman terdiri dari nama latin   diikuti dengan  singkatan nama ahli botani yang memberikan nama  latin tersebut.Beberapa contoh adalah sebagai berikut :          Nama ahli botani       Disingkat sbg      Nama tanaman lengkap

Linnaeus                           L                        Oryza sativa  LDe Candolle                      DC                   Strophanthus  hispidus DC                                                                                        Miller                               Mill                   Foeniculum vulgare Mill

         Houttuyn                         Houtt                  Myristica  fragrans  Houtt2 Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 perkataan,  jika lebih dari 2 kata (3 kata), 2 

dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan  tanda (-) . Contoh  : Dryopteris filix – mas                 Strychnos nux  - vomica                 Hibiscus rosa - sinensis

3 Kadang- kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang berbeda, hal ini disebut homonim dan keadaan seperti ini terjadi sehingga ahli botani lain keliru menggunakan nama latin yang  bersangkutan terhadap tanaman lain yang juga cocok dengan  uraian  morfologis tersebut.

H.      Tata Nama Simplisia                Dalam ketentuan umum  Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama simplisia nabati ditulis dengan menyebutkan nama  genus atau  species  nama  tanaman, diikuti  nama  bagian  tanaman  yang digunakan.  Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisia nabati yang           diperoleh dari   beberapa macam tanaman dan untuk eksudat nabati.         Contoh   :      

Page 5: hubungan farmakognosi dengan obat.docx

1. Genus +  nama bagian tanaman        : Cinchonae Cortex,  Digitalis  Folium,                                         Thymi Herba, Zingiberis Rhizoma

2. Petunjuk species +  nama bagian tanaman      :

Belladonnae Herba, Serpylli  Herba,               Ipecacuanhae Radix, Stramonii Herba

3. Genus + petunjuk species + nama bagian tanaman :

Curcuma aeruginosae Rhizoma,                                            Capsici  frutescentis Fructus

Keterangan : Nama species terdiri dari genus + petunjuk spesiesContoh :               Nama spesies       : Cinchona succirubra              Nama genus         : Cinchona              Petunjuk species : succirubraI.       Tempat Tumbuh                               Pengertian tumbuh adalah daerah yang banyak menghasilkan simplisia yang bersangkutan. Data tentang tempat tumbuh asli kadang-kadang hanya  mempunyai nilai sejarah dan tidak mempunyai arti ekonomis, misalnya :

   Tanaman kina yang asli terdapat dipegunungan Andez di Amerika selatan,  sekarang kultur yang ekonomis bernilai hanya dilakukan di pulau Jawa

   Minyak Kenanga yang semula dikuasai produknya oleh Filipina,  sekarang sebagian besar diproduksi di kepulauan Nossi Be dan Komoro  dekat Madagaskar.

   Untuk keperluan tertentu, cengkeh Zanzibar ternyata lebih disukai dari cengkeh daerah asalnya , kepulauan Maluku.

   Buah Vanili asli dari  Meksiko tidak lagi diproduksi di daerah asalnya, melainkan di produksi di Tahiti, Indonesia dan kepulauan Reunion.

J.           Beberapa Definisi1 Simplisia                  : adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang   belum  

mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa  bahan yang telah dikeringkan.

2. Simplisia nabati      : 

adalah simplisia berupa tanaman utuh,bagian tanaman  atau eksudat tanaman.

Eksudat tanaman     : adalah  isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi  sel dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat  nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya  dan belum  berupa zat kimia murni .

3. Simplisia hewani     : adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau  zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum  berupa zat  kimia murni.

4. Simplisia mineral    :    ( pelikan)

adalah simplisia yang berupa mineral (pelikan) yang belum diolah atau diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.

5. Alkaloida                 : 

 adalah suatu basa organik yang mengandung unsur Nitrogen ( N) pada umumnya berasal dari tanaman , yang mempunyai efek   fisiologis kuat/ keras terhadap manusia. Sifat lainnya adalah sukar larut dalam air, dengan suatu asam akan membentuk garam alkaloid yang lebih  mudah larut dalam air. Contohnya Codein, Papaverin, Atropin

6. Glikosida     :  Adalah suatu zat yang oleh enzim tertentu akan terurai   menjadi satu macam gula serta satu atau lebih zat bukan gula. Contohnya amigdalin, oleh enzim emulsin akan terurai menjadi glukosa +    benzaldehida + asam biru ( sianida).

Page 6: hubungan farmakognosi dengan obat.docx

7. Enzim           : adalah suatu biokatalisator yaitu senyawa atau zat yang berfungsi mempercepat reaksi biokimia / metabolisme dalam tubuh organisme. Sering mempunyai nama dengan akhiran  ase, seperti : Amilase, Penisilinase dan lain- lain. Daya kerjanya dibatasi   oleh suhu , dimana pada suhu 00 C tidak akan aktif dan diatas 600 C akan   mati.

8. Vitamin        : adalah suatu zat yang dalam jumlah sedikit sekali diperlukan oleh tubuh manusia untuk membentuk metabolisme tubuh. Tubuh manusia   sendiri tidak dapat memproduksi vitamin.

9. Hormon       : adalah suatu zat yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin yang mempengaruhi faal tubuh dan mempengaruhi besar bentuk tubuh. Bahan organik asing, disingkat benda asing, adalah satu  atau  keseluruhan dari apa yang disebutkan dibawah ini : a.       Fragmen bagian atau bagian tanaman asal simplisia selain

bagian tanaman yang disebutkan dalam paparan makroskopik atau bagian  sedemikian yang nilai batasnya disebut monografi

b.      Hewan atau hewan asing berikut fragmennya, zat yang dikeluarkan    hewan, kotoran hewan, batu, tanah atau zat pengotor lainnya

K.          Budidaya Tanaman Obat              Berdasarkan kenyataan hingga sekarang sumber simplisia  nabati sebagian masih diperoleh dengan menebang atau memungut langsung  dari  tempat tumbuh alami. Sedangkan pembudidayaan tanaman  obat  masih terbatas   pada jenis-jenis tertentu.                    Penambangan  simplisia  tanpa  pertimbangan  atau   pengelolaan yang   baik   demi  kesetimbangan  alam,  akan  dapat  mengakibatkan kelangkaan. Bahkan  sering terjadi, dengan pengenalan teknologi baru atau pengabaian lingkungan  tumbuh,  dapat  menimbulkan  dampak (akibat)  yang  merugikan  bagi  kelestarian   suatu  species. Adanya tindakan pembudidayaan, merupakan  suatu tindakan  pengadaan  atau  penyediaan simplisia secara kontinyu dan teratur yang  sekaligus dapat  merupakan suatu pelestarian nuftah. Pembudidayaan tanaman obat dapat pula merupakan usaha utama atau  sambilan yang dapat menambah pendapatan keluarga.                Dipekarangan  pengembangan TOGA (tanaman obat keluarga)  berarti  pendayagunaan lahan untuk untuk memenuhi nilai estetika  maupun untuk keperluan kesehatan. Umumnya simplisia hasil budidaya pedesaan mutunya belum tinggi.  Hal ini umumnya karena kurang intensifnya penanaman, meliputi cara bertanam, pemeliharaan dan panen. Bahkan sering penentuan waktu panen lebih banyak berorientasi kepada harga pasar dari pada stadia tumbuh yang erat hubungannya  dengan tingginya hasil dan kualitas.              Budidaya tanaman obat pada hakekatnya adalah suatu cara pengelolaan sehingga suatu tanaman obat dapat mendatangkan hasil tinggi dan bermutu baik. Keadaan ini bisa terjadi jika tanaman dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai , antara lain pada kesuburan tanah sepadan, iklim yang sesuai dengan teknologi tepat guna.Tahap pembudidayaan tanaman dilakukan sebagai berikut :         1. Pengelolaan tanah

            Sebagian besar tanaman obat diusahakan di tanah kering. Pada dasarnya pengolahan tanah bertujuan menyiapkan tempat atau media tumbuh yang serasi bagi pertumbuhan tanaman. Pada kesuburan fisik dan kesuburan kimiawi. Jika kedua macam kesuburan telah dipenuhi untuk jenis tanaman yang diusahakan., maka dapat dikatakan tanah tersebut subur bagi tanaman tersebut. Kesuburan fisik sangat erat hubungannya dengan struktur tanah yang menggambarkan susunan butiran tanah, udara, dan air, sehingga  dapat menjamin aktivitas akar dalam mengambil zat-zat yang diperlukan tanaman.  Sedangkan kesuburan kimiawi sangat erat hubungannya dengan kemampuan tanah menyediakan kebutuhan nutrisi tanaman. 

Page 7: hubungan farmakognosi dengan obat.docx

Kedua kesuburan tersebut saling berinteraksi dalam menentukan tingkat kesuburan bagi pertumbuhan tanaman.  

                          Di samping itu, pengolahan tanah mencakup pula menghilangkan gulma yang merupakan saingan tanaman, menimbun dan meratakan bahan organik yang penting bagi tanaman serta pertumbuhannya,  saluran drainase untuk mencegah terjadinya kelebihan air seperti dikehendaki  oleh tanaman.  Dalam pengolahan tanah memerlukan waktu mengingat terjadinya proses fisik , kimia dan biologis dalam tanah sehingga terbentuk suatu media yang baik bagi pertumbuhan tanaman.

                                    Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pengolahan tanah bagi tanaman obat antara lain :

a. Bagi tanaman obat yang dipungut hasilnya dalam bentuk umbi  (tuber) umumnya dikehendaki pengolahan-pengolahan tanah cukup dalam                      (25 – 40 cm), struktur gembur sehingga pertumbuhan umbi atau rimpang dapat berkembang dengan  baik.

b. Menghindari tercampurnya bahan induk yang belum melapuk dalam daerah pekarangan tanaman.Untuk itu perlu adanya waktu yang cukup untuk memberi kesempatan terjadinya proses pelapukan, antara lain proses oksidasi, sehingga akan terbentuk lapisan tanah  yang menjamin pertumbuhan akar. Hal itu penting yaitu pada waktu membuat lubang tanah (sedalam 40x 60) bagi tanaman obat berbentuk pohon, seperti Cengkeh (Eugenia caryophyllata), Kola (Cola nitida).

c. Pembuatan teras – teras apabila tanah terlalu miring,agar erosi dapat diperkecil, misal  dalam penanaman Sereh  (Cymbopogon nardus ).

d. Pengolahan tanah intensif, diusahakan bebas gulma pada awal                         pertumbuhan, yaitu untuk tanaman obat berhabitur perdu seperti                           Kumis kucing (Orthosiphon stamineus), Mentol (Mentha  piperita),  Timi           (Thymus  vulgaris)

e. Pembuatan guludan sering dilengkapi dengan saluran drainase yang baik,  terutama bagi tanaman yang tidak toleran terhadap genangan air .Seperti     Cabe ( Capsicum annuum ).

2.     Penanaman               Dalam penanaman dikenal  dua cara utama yaitu  penanaman bahan tanaman (benih atau stek ) secara langsung pada lahan dan disemaikan dahulu baru kemudian diadakan pemindahan tanaman ke lahan yang telah disediakan atau disiapkan.  Umumnya persemaian diadakan terutama bagi tanaman yang pada waktu masih kecil memerlukan pemeliharaan intensif. Tanpa perlakuan tersebut akan mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi. Disamping itu persemaian diperlukan apabila benih terlalu kecil  sehingga sulit untuk mengatur tanaman sesuai dengan perkembangan teknologi tepat guna.               Tujuan lain dari adanya persemaian agar dapat memanfaatkan  (menghemat) waktu  musim tanam tiba (umumnya pada awal musim hujan), sehingga pada saat musim tiba tanaman telah mengawali tumbuh lebih dahulu. Contohnya temulawak (Curcuma xanthorrhiza), rimpang ditunaskan lebih dahulu pada persemaian yang lembab dan agak gelap, baru kemudian belahan rimpang dengan tunasnya ditanam di lahan.               Hal-hal yang perlu mendapat pertimbangan pada penanaman tanaman  obat antara lain :

a. Mengingat pada umumnya penanaman pada lahan kering tanpa irigasi dan cuaca cukup panas maka penanaman dilakukan pada awal musim hujan .

b. Penanaman dengan jarak atau baris teratur akan lebih baik dipandang dari segi fisiologi tanaman pemeliharaan dan estetika.

c. Penanaman secara tunggal (monokultur) terutama bagi tanaman yang tidak tahan cahaya matahari, misalnya Mentol  (Mentha piperita).

d. Penanaman ganda dapat dilakukan pada tanaman yang memerlukan   naungan

Page 8: hubungan farmakognosi dengan obat.docx

ataupun untuk pertumbuhannya dapat beradaptasi terhadap sinar matahari tidak langsung, misalnya Kemukus  (Piper cubeba) . Tanaman yang dapat saling bertoleransi terhadap persaingan karena dapat memenuhi beberapa tujuan antara lain : memperluas areal tanam (pada satu tempat dan waktu bersamaan ditanam lebih dari satu macam tanaman), menghemat pemeliharaan, memperkecil resiko kegagalan panen. Penggunaan alat penopang bagi tanaman obat yang berbatang merambat dengan sistem tanaman ganda, tiang penopang dapat saja diganti dengan tanaman tegak lalu yang dapat juga menghasilkan.

e. Populasi tanaman erat hubungannya dengan hasil, antara lain dipengaruhi oleh terjadinya persaingan antara tanaman dan kesuburan   tanah.

          3.  Pemeliharaan tanaman                          Beberapa  faktor  penghambat  produksi,  misalnya  gulma, hama penyakit harus

ditekan sehingga batas  tertentu.   Demikian pula  faktor  penghambat  lingkungan  fisik  dan  kimia ,  seperti kekurangan air,  tingginya  suhu,  kesuburan  tanah,  hendaknya diperkecil pengaruhnya. Perlu dilakukan pemupukan, misalnya  pemupukan nitrogen pada kandungan  alkaloida  pada  tanaman  tembakau  (  Nicotiana tobacum) . Demikian pula tindakan pemangkasan merupakan bentuk pemeliharaan lain.

         Beberapa tindakan pemeliharaan pada tanaman obat adalah :a. Bibit yang mudah layu, perlu adanya penyesuaian waktu tanamnya sehingga

tidak mendapat sinar matahari berlebihan, misalnya penanaman Tempuyung (Sonchus arvensis) hendaknya dilakukan  pada sore hari dan diberi naungan sementara.

b. Penyiangan  yang  intensif  guna  menekan  populasi  gulma disamping  dapat  mengurangi kesempatan tumbuh tanaman  usaha  juga  dapat  mengganggu  kebersihan hasil  pada saat  panen ( misal pada tanaman   Mentha arvensis)

c. Penimbunan dan penggemburan dilakukan agar memperbaiki sifat  tanah tempat tumbuh.

d. Perbaikan saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan atau kelebihan air yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

e. Untuk mengurangi evaporasi (penguapan) air tanah, sehingga   kelembaban tanah dapat tetap sesuai , dilakukan pemberian   mulsa. Misalnya pada tanaman Jahe ( Zingiber officinale) pemberian  mulsa   jerami  dapat  menaikkan  hasil  sebesar 35 % .

f. Pemangkasan bunga, yang berarti mencegah perubahan fase vegetatif  ke generatif yang banyak memerlukan energi, sehingga kandungan  bahan berkhasiat sebagai sumber energi tidak berkurang. Pada tanaman Dioscorea compositae kandungan glikosida diosgenin dapat bertambah dengan dilakukan pemangkasan bunga.

g. Pemangkasan pucuk batang akan menstimulir percabangan, sehingga  dapat menambah jumlah daun yang tumbuh serta kandungan   alkaloida dalam akar bertambah.  Misalnya pada tanaman Kumiskucing ( Orthosiphon stamineus).

h. Pemupukan nitrogen dapat meningkatkan kandungan alkaloida  dalam   akar Pule pandak ( Rauwolfia serpentina).

4.   Pemungutan hasil  ( panen)      Penentuan saat panen suatu tanaman  obat hendaknya selalu diingat  akan  kwantitas 

dan  kwalitas  simplisia.  Hal  ini mengingat jumlah zat  berkhasiat dalam tanaman tidak selalu  konstan sepanjang  tahun  atau  selama  tanaman  siklus   hidupnya, tetapi selalu berubah dipengaruhi oleh perubahan lingkungan. Misalnya  tanaman  Kelembak ( Rheum   officinale) tidak mengandung derivat antrakinon dalam musim   dingin,  melainkan  antranol,  yang  dirubah    menjadi  antrakinon pada musim panas.  Umur   tanaman  juga  umumnya   merupakan faktor  penting  dalam  akumulasi  bahan  yang  diinginkan.

Page 9: hubungan farmakognosi dengan obat.docx

         Beberapa penentuan (pedoman) saat panen :a. Bagi tanaman Empon-empon (familia  Zingiberaceae), panen dilakukan

umumya pada saat bagian tanaman diatas  tanah menua atau kuning yang biasanya terjadi pada musim  kering,dan jika yang diambil akarnya . Misalnya   temulawak (Curcuma xanthorrhiza)

b. Daun dipungut sewaktu proses fotosintesa maksimal yaitu sebelum pembentukan buah. Misal tanaman Saga (Abrus praecatorius) .

c. Bunga dipetik selagi masih kuncup (sebelum berkembang) misal pada cengkeh      (Eugenia caryophyllata).

d. Buah dipetik menjelang masak, misal Solanum laciniatum sedangkan adas (Anethum graveolens) dipetik setelah masak  benar.

e. Biji dipungut sebaiknya pada saat buah masakf. Kulit diambil sewaktu bertunas

L. Pengolahan Simplisia1.    Pengeringan               Hasil panen tanaman obat untuk dibuat simplisia umumnya perlu segera dikeringkan. Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air,  untuk menjamin dalam penyimpanan,  mencegah pertumbuhan jamur,  serta mencegah terjadinya proses atau reaksi enzimatika yang dapat menurunkan mutu.

              Dalam pengeringan faktor yang penting adalah suhu, kelembaban dan aliran udara ( ventilasi ).  Sumber suhu dapat berasal dari matahari atau dapat pula dari suhu buatan.              Umumnya pengeringan  bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri atau komponen lain yang termolabil, hendaknya dilakukan pada suhu tidak terlalu tinggi dengan aliran udara berlengas rendah secara teratur. Untuk simplisia yang mengandung alkaloida, umumnya dikeringkan pada suhu kurang dari  70 0  C.              Agar dalam pengeringan tidak terjadi proses pembusukan , hendaknya simplisia jangan tertumpuk terlalu tebal. Sehingga proses penguapan berlangsung dengan cepat.  Sering suhu yang tidak terlalu tinggi dapat menyebabkan warna simplisia menjadi lebih menarik. Misalnya pada pengeringanTemulawak suhu awal pengeringan dengan panas buatan antara 50 0– 55 0 C.

         2.  Pengawetan                        Simplisia  nabati atau simplisia hewani harus dihindarkan dari serangga atau

cemaran atau mikroba dengan penambahan kloroform, CCl4, eter atau pemberian bahan atau penggunaan cara yang sesuai,  sehingga tidak meninggalkan sisa yang membahayakan kesehatan.

         3.  Wadah                      Wadah adalah tempat penyimpanan artikel dan dapat berhubungan langsung atau

tidak langsung dengan artikel. Wadah langsung (wadah primer) adalah wadah yang langsung berhubungan dengan artikel sepanjang waktu. Sedangkan wadah yang tidak bersentuhan langsung dengan artikel disebut wadah sekunder.              Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan didalamnya baik secara fisika maupun kimia, yang dapat mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu atau kemurniannya hingga tidak memenuhi persyaratan resmi.

     Wadah tertutup baik : harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan mencegah kehilangan bahan selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan distribusi.

         4.  Suhu penyimpanan    Dingin : adalah suhu tidak lebih dari 80C, Lemari pendingin   mempunyai suhu  antara    20C– 80C, sedangkan  lemari  pembeku  mempunyai  suhu  antara  -200C dan  -100C.

Sejuk : adalah suhu antara  80C dan 150C.  Kecuali dinyatakan lain, bahan yang harus di simpan pada suhu sejuk dapat disimpan pada lemari   pendingin.

Page 10: hubungan farmakognosi dengan obat.docx

Suhu kamar : adalah suhu  pada ruang kerja. Suhu kamar terkendali   adalah suhu yang di atur antara  150  dan  300.Hangat :  hangat adalah suhu antara  300  dan 400  . Panas berlebih :  panas berlebih adalah suhu di atas 400.

5.    Tanda dan Penyimpanan           Semua simplisia yang termasuk daftar narkotika, diberi tanda palang medali berwarna merah di atas putih dan harus disimpan dalam lemari terkunci. Semua simplisia yang termasuk daftar obat keras kecuali yang termasuk daftar narkotika, diberi tanda tengkorak dan harus disimpan dalam lemari terkunci.

6.    Kemurnian  Simplisia             Persyaratan simplisia nabati dan simplisia hewani diberlakukan pada simplisia yang diperdagangkan,  tetapi pada simplisia yang digunakan untuk suatu pembuatan   atau isolasi minyak atsiri, alkaloida, glikosida, atau zat aktif lain, tidak harus memenuhi persyaratan tersebut.          Persyaratan  yang membedakan strukrur mikroskopik serbuk yang berasal dari simplisia nabati atau simplisia hewani dapat tercakup dalam masing – masing monografi, sebagai petunjuk identitas, mutu atau kemurniannya.

     7.  Benda asing

    Simplisia nabati dan simplisia hewani  tidak boleh  mengandung organisme patogen, dan harus bebas dari cemaran mikro organisme , serangga dan binatang lain maupun kotoran hewan . Simplisia tidak boleh menyimpang bau dan warna, tidak boleh mengandung lendir , atau menunjukan adanya kerusakan. Sebelum diserbukkan simplisia nabati harus dibebaskan dari pasir, debu, atau pengotoran lain yang berasal dari tanah maupun benda anorganik asing.

     Dalam perdagangan , jarang dijumpai simplisia nabati tanpa terikut atau tercampur bagian lain , maupun bagian asing, yang biasanya tidak mempengaruhi simplisianya sendiri.  Simplisia tidak boleh mengandung bahan asing atau sisa yang beracun atau membahayakan kesehatan.  Bahan asing termasuk bagian lain tanaman yang tidak dinyatakan dalam paparan monografi.

   M. Pemalsuan Dan Penurunan Mutu Simplisia

                             Pemalsuan umumnya dilakukan secara sengaja, sedangkan penurunan mutu mungkin dilakukan secara tidak sengaja.              Simplisia dianggap bermutu rendah  jika tidak memenuhi persyaratan - persyaratan yang telah ditetapkan,  khususnya persyaratan kadarnya. Mutu rendah ini dapat disebabkan oleh tanaman asal, cara panen dan pengeringan yang salah, disimpan terlalu lama, kena pengaruh kelembaban, panas atau penyulingan.

   Simplisia dianggap rusak jika oleh sebab tertentu, keadaannya tidak lagi memenuhi syarat, misalnya menjadi basah oleh air laut, tercampur minyak pelumas waktu diangkut dengan kapal dan lain sebagainya.

   Simplisia dinyatakan bulukan jika kwalitasnya turun karena dirusak oleh bakteri, cendawan atau serangga.

     Simplisia dinyatakan tercampur jika secara tidak sengaja terdapat bersama-sama bahan-bahan atau bagian tanaman lain, misalnya kuncup Cengkeh  tercampur dengan tangkai Cengkeh, daun Sena tercampur dengan tangkai daun.              Simplisia dianggap dipalsukan jika secara sengaja diganti, diolah atau ditambahi bahan lain yang tidak semestinya. Misalnya minyak zaitun diganti minyak biji kapas,  tetapi tetap dijual dengan nama minyak Zaitun. Tepung jahe yang ditambahi pati terigu agar bobotnya bertambah, ditambah serbuk  cabe agar tetap ada rasa pedasnya, ditambah serbuk temulawak agar warnanya tampak seperti keadaan semula.

Page 11: hubungan farmakognosi dengan obat.docx

N. Pemerian              Adalah uraian tentang bentuk, bau, rasa, warna simplisia, jadi  merupakan informasi yang diperlukan pada pengamatan terhadap simplisia nabati yang berupa bagian tanaman ( kulit, daun, akar dan sebagainya ).O. Isi Simplisia              Isi  simplisia dibagi dalam dua  kelompok, yaitu isi utama dan isi tambahan. Keterangan tentang isi  kadang-kadang malah merupakan kunci dalam sediaan-sediaan galenik.P. Pembuatan Serbuk Simplisia   Bersihkan simplisia dari bahan organik asing dan pengotoran lain secara mekanik atau dengan

cara lain yang  cocok,  keringkan pada suhu yang cocok, haluskan , ayak.Kecuali dinyatakan lain, seluruh simplisia harus dihaluskan sesuai derajat halus yang ditetapkan..

   Simplisia yang  mengandung zat berkhasiat yang tidak tahan  panas, dikeringkan pada suhu serendah mungkin, jika perlu dengan pengurangan tekanan udara.

   Pada pembuatan serbuk simplisia yang mempunyai persyaratan potensi dan kadar zat tertentu, misalnya serbuk Digitalis dan serbuk Opium , boleh ditambahkan serbuk sejenis yang mempunyai potensi atau kadar lebih rendah atau lebih tinggi, atau ditambah bahan lain yang cocok, misalnya Laktosa, Pati beras, hingga hasil pengolahan terakhir memenuhi persyaratan.

Q. Pengambilan Contoh Dan Metode Analisis Simplisia              Perlu dipastikan bahwa contoh suatu simplisia harus mewakili  bets yang diuji, untuk mengurangi penyimpangan yang disebabkan oleh kesalahan pengambilan contoh terhadap hasil analisis baik  kwalitatif maupun kwantitatif.  Cara pengambilan contoh berikut merupakan cara paling sederhana yang   dapat diterapkan untuk bahan nabati.Contoh dalam skala besar

                                 Jika pada pengamatan bagian luar wadah, penandaan dan keterangan etiket menunjukkan  bahwa bets dapat dianggap homogen , ambil contoh secara terpisah            dari berbagai wadah yang dipilih secara acak sesuai ketentuan dibawah ini.  Jika bets tidak dapat dianggap homogen, bagi menjadi beberapa sub-bets yang sehomogen mungkin, kemudian lakukan  pengambilan contoh pada masing-masing sub-bets seperti  pada bets  yang homogen.

     Jumlah wadah dalam bets (N)                                    

Jumlah  wadah yang harus diambil contohnya (n)

1  sampai  10                                               

semua

11 sampai  19                                                  

11

>  19                                                         

n = 10 + Catatan:  Bulatkan harga  n  ke angka yang lebih tinggi.

                 Contoh bahan harus diambil pada bagian atas, tengah dan bawah dari setiap wadah. Jika

contoh bahan terdiri dari bagian – bagian  berukuran  1 cm atau lebih kecil  dan untuk semua bahan yang diserbukkan atau digiling, lakukan pengambilan contoh dengan menggunakan suatu alat pengambil contoh yang dapat menembus bahan dari bagian atas ke bagian bawah wadah, tidak kurang dari dua kali pengambilan yang dilakukan pada arah yang berlawanan. Jika bahan berupa bagian dengan ukuran lebih dari 1 cm, lakukan pengambilan contoh dengan tangan. Untuk bahan dalam wadah atau bungkus yang besar pengambilan contoh harus dilakukan pada kedalaman 10 cm, karena kelembaban bagian permukaan mungkin berbeda dengan bagian dalam. Persiapkan contoh dalam skala besar dengan menggabungkan dan mencampurkan setiap contoh yang telah diambil dari setiap wadah yang telah terbuka , dan jaga jangan sampai terjadi kenaikan tingkat fragmentasi atau mempengaruhi derajat kelembaban secara bermakna.Contoh dalam skala laboratorium

Page 12: hubungan farmakognosi dengan obat.docx

            Persiapkan contoh laboratorium dengan membagi contoh  dalam  skala  besar  menjadi empat bagian (Catatan:cara membagi empat adalah dengan menempatkan contoh , yang telah dicampur dengan baik, diratakan dalam bentuk tumpukan segi empat dan sama rata , kemudian dibagi secara diagonal menjadi empat bagian  sama . Ambil kedua bagian yang berlawanan dan campur secara hati-hati . Ulangi proses ini secukupnya sampai diperoleh jumlah yang diperlukanContoh untuk pengujian                Kecuali  dinyatakan lain pada monografi , buat contoh pengujian sebagai berikut :Perkecil ukuran contoh dalam skala laboratorium dengan membagi empat, jaga agar setiap bagian dapat mewakili. Pada bahan yang tidak digiling atau tidak diserbukkan, giling contoh sehingga melewati pengayak nomor 20, dan campur hasil ayakan . Jika bahan tidak digiling, perkecil sedapat mungkin sehingga  menjadi lebih halus, campur dengan menguling- gulingkan pada kertas atau kain, sebarkan menjadi lapisan tipis dan ambil bagian untuk pengujian . Bahan Organik AsingContoh untuk pengujian  Kecuali  dinyatakan lain dalam monografi , timbang sejumlah contoh dalam skala laboratorium seperti dibawah ini , usahakan agar bagian yang diambil mewakili (jika perlu dibagi empat).                       Akar, rimpang, kulit batang dan herba            500 g                       Daun, bunga , biji dan buah                             250 g                       Potongan bagian tanaman (bobot rata-                       rata  setiap potongan kurang dari 500 mg)         50 g

                             Tebarkan contoh menjadi suatu lapisan tipis dan pisahkan bahan organik asing dengan

tangan  sesempurna mungkin.  Timbang  dan hitung prosentase bahan organik asing terhadap bobot  contoh yang digunakan. R.       Penilaian Obat Ada 5 macam cara pemeriksaan untuk menilai simplisia            1.             Secara Organoleptik          Adalah cara pemeriksaan dengan pancaindera dan meliputi pemeriksaan terhadap bentuk, bau, rasa pada lidah dan tangan, kadang- kadang pengamatan dengan pendengaran, dalam hal ini diperhatikan bentuk, ukuran, warna bagian luar dan bagian dalam, retakan- retakan atau gambaran–gambaran dan susunan bahannya (berserat-serat, bergumpal,dan lain sebagainya). Pemeriksaan secara organoleptik harus dilakukan lebih dahulu sebelum dilakukan pemerikaan dengan cara lain, karena pada umumnya pemeriksaan baru dilanjutkan jika penilaian organoleptik memberikan hasil baik . Pada simplisia bentuk serbuk, pemeriksaan secara mikroskopik dapat dilakukan secara serentak dengan cara organoleptik .2.       Secara Mikroskopik                 Umumnya meliputi pengamatan terhadap irisan melintang dan terhadap serbuk.3.       Secara Fisika          Meliputi penetapan daya larut , bobot jenis, rotasi optik, titik lebur, titik beku, kadar air, sifat-sifat simplisia di bawah sinar ultra violet,  pengamatan mikroskopik dengan sinar polarisasi dan lain   sebagainya.4.       Secara Kimia          Yang bersifat kwalitatif disebut identifikasi dan pada umumnya berupa reaksi warna atau pengendapan. Sebelum reaksi-reaksi tersebut dilakukan terlebih dahulu diadakan isolasi terhadap zat yang dikehendaki , misalnya isolasi dengan cara pelarutan, penyaringan dan mikrosublimasi. Pemeriksaan secara kimia yang bersifat kwantitatif disebut penetapan kadar.5.       Secara Hayati / Biologi          Pada umumnya bersifat penetapan potensi zat berkhasiat.S.  Beberapa Istilah Yang Ada Hubungannya Dengan Kegunaan Simplisia Dan Nama      Penyakit

Page 13: hubungan farmakognosi dengan obat.docx

1. Amara Menambah nafsu makan / pahitan

Page 14: hubungan farmakognosi dengan obat.docx

2. Anhidrotika Mengurangi keluarnya keringat

3. Stomakika Memacu enzim – enzim pencernaan

4. Analgetika Mengurangi rasa nyeri

5. Antelmintika Membasmi cacing dari dalam tubuh manusia

6. Anti fungi Membasmi jamur, terutama jamur pada

kulit,                                                misalnya  panu .

7. Anti hipertensi Menurunkan tekanan darah.

8. Anti piretika Menurunkan suhu badan

9. Anti emetika Mencegah atau menghilangkan mual atau muntah

10. Anti diare Menghentikan buang air besar , mencret atau murus

11. Anti neuralgia Menghilangkan rasa sakit / nyeri di kepala

12. Anti reumatika Menghilangkan  rasa sakit pada encok / rematik

13. Anti spasmodika Pereda / pelawan  keadaan  kejang pada  tubuh (pereda kejang)

14. Anti septika Membasmi  kuman ( desinfektika )

15. Antidotum Penawar  racun

16. Antitusif Pereda batuk

17. Ekspetoransia Mengurangi  batuk berdahak

18. Anti diabetika Untuk  mengobati kencing manis

19. Anti hemoroida Untuk mengobati wasir

20. Anti iritansia Mencegah perangsangan pada kulit dan selaput lendir

21. Astringensia Menciutkan selaput lendir atau pori  / pengelat

22. Cardiaka Untuk  jantung

23. Cardiotonika Untuk penguat kerja jantung

24. Cholagoga Membantu fungsi dari empedu

25. Dismenorrhoe Untuk mengobati nyeri haid

26. Diaforetika / Sudorifika Memperbanyak keluarnya keringat  / peluruh keringat 

27. Digestiva Merangsang pencernaan makanan

28. Diuretika Melancarkan keluarnya air seni / peluruh air seni

29. Dilatator Melebarkan pembuluh darah

30. Depuratif Pembersih darah

31. Emenagoga Memperbanyak keluarnya haid / peluruh haid

32. Emetika Menyebabkan muntah

33. Gonorrhoe Kencing nanah

34. Hair tonic Menguatkan atau menyuburkan rambut

Page 15: hubungan farmakognosi dengan obat.docx

35 Holitosis Menyegarkan nafas

36. Hemostatika Menghentikan perdarahan

37. Insektisida Membasmi serangga

38. Konstipasi Sembelit / susah buang air besar

39. Karminativa Mengeluarkan angin dari dalam tubuh manusia

40. Laktagoga Memperlancar air susu ibu

41. Laktifuga Menghentikan atau mengurangi air susu ibu

42. Litotriptika Menghancurkan batu pada kandung kemih

43. Laxantia, laksativa,

purgativa

Melancarkan buang air besar / pencahar

44. Skorbut Sariawan, gusi berdarah karena kekurangan vitamin C

45. Vasodilatansia Memperlebar pembuluh darah

46. Nephrolithiasis Penyakit kencing batu

47. Urolithiasis Adanya batu dalam saluran air kemih

48. Parkinson Penyakit dengan ciri adanya tremor (gemetar), tangan serta

kaki bergemetaran pada waktu

diam                                                                                             

49. Parkinsonisme Penyakit yang mirip parkinson

50. Parasimpatolitika Pelawan efek perangsang saraf parasimpatik

51. Pertusis Batuk rejan / batuk seratus hari

52. Roboransia / tonikum Obat kuat

53. Skabicida Obat kudis

54. Sedativa Obat penenang

55. Hipotiroidisme Kekurangan aktivitas dari kelenjar gondok

56. Trikhomoniasis Penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur yang hidup di atas

kulit (dermatofyt), jamurnya adalah Trichofyton                       

T.           Bagian  - Bagian dari Tanaman          Kormus ( tubuh tanaman ) umumnya  dapat  dibagi  menjadi 3  bagian yaitu radix  (akar), caulis  (batang) dan folium (daun). Di samping itu pada tanaman dapat ditemukan gema (kuncup), flos (bunga), fructus (buah), semen (biji), tubera (umbi), rhizoma (akar tinggal), bulbus (umbi lapis). Cortex (kulit bagian batang atau buah atau buah yang dapat dikelupas), herba (bagian tanaman lunak di atas tanah), pulpa (daging buah), kayu (lignum).U. Uraian Tentang Simplisia 1.             Buku – buku yang digunakan :

a.  Simplisia yang monografinya diuraikan di FIb. Beberapa simplisia yang monografinya diuraikan di EFI dan dianggap masih     relevan untuk diketahui siswa.c.  Beberapa simplisia yang monografinya diuraikan dalam MMI   (MateriaMedika

Page 16: hubungan farmakognosi dengan obat.docx

    Indonesia )d. Simplisia yang sediaan galeniknya diuraikan di FIe.  Simplisia di dalam bab-bab tertentu masih disebutkan oleh FI baik sebagai contoh

maupun keterangan lain.2.             Uraian masing-masing simplisia meliputi :

a.  Nama dan sinonim / nama lain simplisiab. Tanaman asal simplisiac.  Familia atau keluarga simplisiad. Isi / zat berkhasiat utama dan persyaratan kadare.  Penggunaannya f.  Pemeriang. Bagian yang digunakanh. Keterangan mengenai :

-          Sediaan atau preparat yang terdapat di FI dan Form . Nas yang masih       digunakan-          Penyimpanan-          Jenis – jenisnya -          Waktu panen / cara memproleh