matriks obat.docx

25
Matriks Sustained Release BAB I PENDAHULUAN Tujuan dasar terapi dalam pemberian obat adalah mencapai masa tunak dalam darah atau tingkat jaringan yang efektif secara terapeutik dan tidak menyebabkan efek toksik bila digunakan dalam waktu lama. Desain rejimen dosis yang tepat adalah elemen penting dalam memenuhi tujuan ini. Tujuan dasar dari desain sediaan adalah untuk mengoptimumkan pemberian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari efek terapi dalam menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di mana pelepasan obat berlangsung. Hal ini biasanya dilakukan dengan memaksimumkan availabilitas obat, yaitu dengan berusaha mempertahankan suatu laju maksimum dan memperbesar absorpsi obat. Kontrol dari aksi obat melalui formulasi juga termasuk mengontrol bioavalabilitas untuk mengurangi laju absorbsi obat (Lachman, 1986). Agar obat dapat berada dalam tubuh dalam jangka waktu yang cukup lama, tanpa memberikan efek toksik, maka dibuatlah sediaan sustained release. Konsep pemberian obat sustained released adalah Pelepasan berkelanjutan, pelepasan terkontrol, dari sistem pengiriman obat yang dirancang untuk mencapai efek terapi yang berkepanjangan dengan terus melepaskan obat selama jangka waktu setelah pemberian dosis tunggal, dengan efek samping yang minimal dan

Upload: nodeamuti

Post on 01-Jan-2016

79 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas akhir

TRANSCRIPT

Page 1: Matriks obat.docx

Matriks Sustained Release

BAB I

PENDAHULUAN

Tujuan dasar terapi dalam pemberian obat adalah mencapai masa tunak dalam

darah atau tingkat jaringan yang efektif secara terapeutik dan tidak menyebabkan efek

toksik bila digunakan dalam waktu lama. Desain rejimen dosis yang tepat adalah

elemen penting dalam memenuhi tujuan ini. Tujuan dasar dari desain sediaan adalah

untuk mengoptimumkan pemberian obat, sehingga mencapai suatu ukuran kontrol dari

efek terapi dalam menghadapi fluktuasi yang tidak tentu dalam lingkungan in vivo di

mana pelepasan obat berlangsung. Hal ini biasanya dilakukan dengan

memaksimumkan availabilitas obat, yaitu dengan berusaha mempertahankan suatu laju

maksimum dan memperbesar absorpsi obat. Kontrol dari aksi obat melalui formulasi

juga termasuk mengontrol bioavalabilitas untuk mengurangi laju absorbsi obat

(Lachman, 1986). Agar obat dapat berada dalam tubuh dalam jangka waktu yang cukup

lama, tanpa memberikan efek toksik, maka dibuatlah sediaan sustained release.

Konsep pemberian obat sustained released adalah Pelepasan berkelanjutan,

pelepasan terkontrol, dari sistem pengiriman obat yang dirancang untuk mencapai efek

terapi yang berkepanjangan dengan terus melepaskan obat selama jangka waktu

setelah pemberian dosis tunggal, dengan efek samping yang minimal dan lebih

memberikan kenyamanan terhadap pasien (Wilson, 2011). Industri farmasi

menyediakan berbagai bentuk sediaan dan tingkat dosis obat tertentu, sehingga

memungkinkan dokter untuk mengontrol onset dan durasi terapi obat dengan

mengubah dosis dan atau cara pemberian.

Dalam beberapa kasus, kontrol terapi obat dapat dicapai dengan mengambil

keuntungan dari interaksi obat yang bermanfaat yang mempengaruhi disposisi obat dan

eliminasi, misalnya dengan efek dari probenesid, yang menghambat ekskresi penisilin

sehingga memperpanjang tingkat darah. Campuran dari obat mungkin digunakan untuk

mempotensiasi, mensinergikan, atau mengantagonis kerja obat yang diberikan. Secara

Page 2: Matriks obat.docx

berurutan, campuran obat mungkin diformulasikan di mana laju dan atau tingkat

absorpsi obat dimodifikasi.

Dokter dapat memperoleh beberapa keuntungan terapeutik yang diinginkan

dengan resep bentuk sustained released. Oleh karena frekuensi pemberian obat

berkurang, kepatuhan pasien dapat ditingkatkan, dan pemberian obat dapat dibuat lebih

nyaman juga. Karakteristik tingkat darah osilasi dari beberapa bentuk dosis sediaan

konvensional berkurang, karena tingkat darah lebih dipertahankan. Sebuah keuntungan

yang kurang jelas, selengkapnya dalam desain bentuk pelepasan berkelanjutan, adalah

bahwa jumlah total obat yang diberikan dapat dikurangi, sehingga memaksimalkan

ketersediaan dengan dosis minimal.

Selain itu kontrol yang lebih baik dari penyerapan obat dapat dicapai karena

puncak laju darah yang tinggi dapat diamati setelah pemberian dosis dari ketersediaan

obat yang tinggi dapat dikurangi dengan formulasi dalam bentuk aksi diperpanjang.

Batas keamanan potensi obat yang tinggi dapat ditingkatkan, dan kejadian efek

samping lokal dan sistemik yang merugikan dapat dikurangi pada pasien yang sensitif.

Secara keseluruhan, pemberian bentuk sustained released memungkinkan peningkatan

kemampuan terapi. Dalam mengevaluasi obat sebagai kandidat untuk formulasi

sustained released, kelemahan formulasi tersebut yang harus diperhatikan sebagai

berikut: 

  Pemberian obat sustained released  tidak mengizinkan penghentian terapi yang cepat.

Perubahan dengan segera dalam obat diperlukan selama terapi, seperti mungkin

dihadapi jika efek samping yang signifikan dicatat, tidak dapat diakomodasi.

  Dokter kurang memiliki fleksibilitas dalam menyesuaikan regimen dosis. Ini

ditetapkan oleh desain bentuk sediaan. 

  Bentuk  sustained released yang dirancang untuk jumlah normal, yaitu atas dasar rata-

rata waktu paruh biologis obat. Akibatnya, keadaan penyakit mengubah disposisi obat,

variasi pasien yang signifikan, dan sebagainya  tidak diakomodasi.

  faktor-faktor ekonomi juga harus diperkirakan, karena proses yang lebih  mahal  dan

peralatan yang terlibat dalam pembuatan berbagai bentuk sustained released.

Page 3: Matriks obat.docx

Obat-obat dengan tujuan sustained release dapat dibuat dengan polimer-polimer

yang mekanisme kerjanya yaitu dengan cara sistem difusi yang dikontrol. Polimer-

polimer tersebut dapat dibuat sebagai matriks atau dalam bentuk reservoir. Pada sistem

reservoir, terdapat suatu inti yang mengandung obat tertentu yang terpisah dari cairan

biologis dengan adanya lapisan atau penyalutan dengan polimer yang tidak larut dalam

air, dan proses pelepasan dari obat bergantung dari geometri obat tersebut. Contoh

polimer yang umumnya digunakan sebagai penyalut adalah etil selulosa,

polietilenvinilasetat, silikon dan kopolimer akrilat berbagai jenis. (Jones, 2004)

 

Penyalut/Lapisan Polimer Tidak Larut Air 

Difusi Obat]

Pada sistem matriks, terdiri dari satu matriks, dan obat yang akan digunakan untuk

tujuan sustained released didispersikan atau dicampurkan dengan matriks tersebut.

Terdapat dua tipe dari sistem matriks yaitu sistem matrik hidrofilik dan sistem matriks

yang tidak terlarut atau matriks inert. (Wilson, 2011)

Contoh Matriks yang digunakan dalam sediaan sustained release:

Page 4: Matriks obat.docx

Karakteristik matriks Bahan

Matriks Hidrofobik Polietilen, polivinil klorida (PVC), Kopolimer

metil akrilat-metakrilat, etilselulosa

Matriks Lemak Lemak karnauba

        Stearil alkohol, as.stearat, PEG

Lemak kastor

        PEG monostearat

Trigliserida

Hidrofilik Metilselulosa, hidroksietilselulosa (HEC), hidrokspropilmetilselulosa (HPMC), hidroksipropilselulosa (HPC), natrium karboksimetilselulosa (Na CMC), Na alginat, karboksipolimetilen, Asam Hyaluronat, Karagenan, Karbomer

Page 5: Matriks obat.docx

BAB II

MATRIKS SEDIAAN SUSTAINED RELEASE

Sistem matriks merupakan sistem yang paling sederhana dan sering digunakan

dalam pembuatan tablet lepas lambat. Matriks obat didefinisikan sebagai dispersi

seragam obat secara homogen di dalam pembawa dan formulasi dikembangkan untuk

mengontrol secara efektif kecepatan ketersediaan obat di mana pelepasan obat

tergantung bahan polimer. Pada sistem matriks, pelepasan obat difasilitasi oleh disolusi

yang bertahap dari matriks dan dikontrol oleh karakteristik kelarutan dan porositas

matriks (Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, vol 4, halaman 305).

Mekanisme pelepasan obat secara sistem matriks terjadi secara difusi dan

disolusi. Pada proses difusi, umumnya terjadi tanpa melalui proses pengembangan dan

erosi dari matriks, jadi obat keluar dengan cara migrasi dari zat aktif yang bergantung

dari sifat dari obat tersebut. Sedangkan, pada mekanisme secara disolusi, matrik

mengalami proses pelarutan atau terlarut dalam medium atau terjadi proses erosi, yang

diikuti pelarutan zat aktif sehingga zat aktif dapat terlepas atau keluar dari pembawa.

Pada sistem matriks dibedakan menjadi dua tipe pelepasan, yaitu untuk sistem matriks

hidrofilik dan sistem matrik tidak larut atau inert.

Page 6: Matriks obat.docx

Pada sistem matriks hidrofilik, partikel obat terdispersi atau terlarut dalam

polimer yang larut air, dan pelepasan obat terjadi dengan terbentuknya gel, terjadi

pengembangan matriks dan obat terlarut. Sedangkan pada sistem matriks inert, obat

terdapat dalam polimer yang tidak larut dalam larutan gastrointestinal. Proses

pelepasan obat terjadi dengan penetrasi cairan ke dalam polimer melalui pori-pori atau

agen pembasah dalam matriks yang berfungsi meningkatkan permeasi cairan,

sehingga terjadi prose disolusi dan difusi dari obat. (Wilson, 2011)

Matriks yang digunakan untuk sediaan sustained release umumnya adalah

polimer-polimer. Polimer ini terbagi menjadi menjadi beberapa klasifikasi, diantaranya:

a.     Polimer berdasarkan asalnya

                     Polimer alam, contoh : xanthan gum, alginat, karagenan

      Polimer semi sintetik, contoh : metil selulosa, Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC),

Hidroksi Propil Selulosa (HPC)

                     Polimer sintetik, contoh : karbomer, polietilen glikol

b.     Polimer berdasarkan sifatnya

      Polimer hidrofilik, contoh : metil selulosa, Natrium Karboksi Metil Selulosa (Na CMC),

Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC)

       Polimer hidrofobik, contoh : Polietilen, polivinil klorida (PVC), Kopolimer metil akrilat-

metakrilat, etilselulosa

                     Polimer ampifilik, contoh : polietilen glikol

c.      Polimer berdasarkan muatannya

                    Polimer anionik, contoh : Natrium Karboksi Metil Selulosa (Na CMC)

                    Polimer kationik, contoh : kitosan

      Polimer nonionik, contoh : metil selulosa, Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC),

Hidroksi Propil Selulosa (HPC), polietilen glikol

d.     Polimer berdasarkan sifat degradasinya

      Polimer terdegradasi, contoh : metil selulosa, Natrium Karboksi Metil Selulosa,

karagenan, Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC), Hidroksi Propil Selulosa (HPC),

polietilen glikol

      Polimer tidak terdegradasi, contoh : carnauba wax, bees wax, stearil alcohol.

Page 7: Matriks obat.docx

2.1         Metil Selulosa

Metil selulosa merupakan polimer semi sintetik, bersifat hidrofilik, non ionik dan

biodegradabel.

         Nama kimia :

Cellulose methyl ether

         Struktur :

BM : 10000 - 220000

         Kelarutan :

Praktis tidak larut dalam aseton, metanol, kloroform, etanol (95%), eter, toluen, dan air

panas. Larut dalam asam asetat glasial dan dalam campuran volume yang sama dari

etanol dan kloroform. Dalam air dingin, metil selulosa mengembang dan terdispersi

dengan lambat menjadi bentuk bening sampai seperti opal, melekat, dispersi koloid.

         Aplikasi dalam Formulasi Farmasetik :

Metil selulosa secara luas digunakan pada sediaan oral dan topikal formulasi

farmasetika. Metil selulosa dapat ditambahkan pada formulasi tablet untuk

menghasilkan preparasi sustained release. Inti tablet mungkin juga dilapisi dengan

cara penyemprotan dengan salah satu cairan atau larutan organik pengganti tingkat

viskositas yang rendah dari metil selulosa untuk menutupi rasa tidak enak atau

Page 8: Matriks obat.docx

modifikasi pelepasan obat dengan mengontrol sifat fisik dari granul. Lapisan metil

selulosa juga digunakan untuk menutup inti tablet lebih dulu dengan melapisi gula.

         Konsentrasi Penggunaan

Konsentrasi yang digunakan untuk sustained-release tablet matriks adalah 5.0-75.0 %.

         Mekanisme sustained released

Metil selulosa merupakan turunan selulosa yang tersubstitusi hidroksipropil dan metil.

Metil selulosa merupakan bahan matriks hidrofil yang dapat mengendalikan pelepasan

kandungan obat di dalamnya ke dalam medium pelarut. Metil selulosa dapat

membentuk lapisan hidrogel dengan viskositas tinggi pada sekeliling sediaan setelah

kontak dengan cairan medium pelarut. Gel ini merupakan penghalang fisik lepasnya

obat dari matriks secara cepat.

2.2         Natrium Karboksi Metil Selulosa

Natrium karboksi metil selulosa merupakan salah satu polimer yang dapat

digunakan untuk sediaan dengan tujuan sustained release. Natrium karboksi metil

selulosa merupakan polimer semi sintetik, yang bersifat anionik, hidrofilik dan

merupakan polimer biodegradable, yang dibuat dengan cara mereaksikan selulosa

dengan natrium monokloroasetat.

• Nama kimia

Cellulose, carboxymethyl ether, sodium salt.

• Rumus Struktur

Page 9: Matriks obat.docx

BM : 90000 - 700000

Page 10: Matriks obat.docx

• Kelarutan

Praktis tidak larut dalam aseton, etanol (95%), eter dan toluene. Merupakan polimer

semi sintetik yang mudah terdispersi dalam air pada semua temperatur membentuk

larutan koloid yang jernih.

• Aplikasi dalam formulasi farmasetik

Matriks sustained release, coating tablet, serta dapat juga digunakan sebagai agen

penstabil, suspending agent, disintegran tablet atau kapsul, pengikat pada tablet,

peningkat viskositas, water-absorbing agent.

• Mekanisme sebagai sustained release

Secara umum, natrium karboksi metil selulosa stabil pada pH larutan 7-9 dan

menunjukkan viskositas yang maksimum. Namun, sebagai matriks sustained release

pH yang menunjukkan kemampuan sebagai matriks yang dapat mengembang adalah

pada pH 4,5 dan 6,8. Pada pH tersebut terbentuk rantai makromolekular dalam gel

yang terdiri dari ikatan yang lemah sehingga pelepasan obat dapat terjadi dengan cara

erosi dari matriks natrium karboksi metil selulosa. Sedangkan pada pH 1, akan

terbentuk gel yang kaku, sehingga memiliki tipe seperti hidrogel ikatan silang yang

menghasilkan pelepasan obat secara difusi.

2.3         Hidroksi Propil Metil Selulosa

Hidroksi propil metil selulosa sangat luas digunakan dalam aplikasi sebagai matriks

sustained release. Hidroksi propil metil selulosa merupakan polimer semi sintetik yang

bersifat hidrofilik, non ionik dan merupakan polimer biodegradable. Secara komersial,

hidroksi propil metil selulosa terdiri dari empat tingkatan yaitu A, E, F, dan K yang

memiliki perbedaan dalam subtitusi gugus hidroksipropoksil dan metoksi.

           Nama Kimia

Cellulose, Hydroxypropil methyl ether

          

n

Page 11: Matriks obat.docx

 

Struktur Kimia

BM = 10000 - 1500000

           Kelarutan

Larut dalam air dingin, praktis tidak larut dalam kloroform, etanol (95%) dan eter; namun

larut dalam campuran etanol dan klorometana, campuran metanol dan diklorometana,

dan campuran air dan alkohol. Larut dalam larutan aseton encer, campuran

diklorometana dan propan-2-ol, dan pelarut organik lain.

           Karakteristik

HPMC merupakan polimer hidrofilik, dimana ketika terjadi kontak dengan air atau cairan

GIT maka akan terjadi hidrasi dan peregangan rantai sehingga dapat membentuk

lapisan gel kental. Pelepasan obat dapat terjadi melalui difusi dan atau erosi dari

matriks. Semakin meningkatnya konsentrasi HPMC maka akan meningkatkan kekuatan

gel polimer yang terbentuk. HPMC merupakan polimer biodegradable (biodegradasi)

yang dapat terdegradasi oleh enzim sellulose. Berdasarkan sifat strukturalnya, telah

diamati bahwa kecepatan biodegradasi pada HPMC dipengaruhi oleh derajat

subtitusinya. Biodegradasi dari HPMC dengan derajat subtitusi tinggi relatif lebih lambat

daripada HPMC dengan derajat subtitusi yang lebih rendah.

Page 12: Matriks obat.docx

           Aplikasi dalam Formulasi Farmasetik

HPMC secara luas digunakan dalam formulasi farmasetik sediaan oral dan topikal.

Dalam sediaan oral, HPMC terutama digunakan sebagai bahan matriks sustained

release. Tingkat viskositas yang tinggi dapat digunakan untuk memperlambat

pelepasan obat yang mudah larut air dari matriks. Serta dapat juga digunakan sebagai

pengikat baik secara granulasi basah maupun kering dan sebagai penyalut.

           Konsentrasi penggunaan

Sebagai matriks sustained release konsentrasi yang digunakan adalah pada tingkat

viskositas yang tinggi yaitu 10-80% b/b dalam sediaan tablet atau kapsul.

           Mekanisme sebagai sustained release

Seperti telah disebutkan di atas bahwa hidroksi propil metil selulosa merupakan

campuran dari alkil hidroksialkil selulosa eter yang terdiri dari gugus metoksi dan

hidroksipropil. Substitusi dari gugus-gugus tersebutlah yang menyebabkan perbedaan

sifat fisika kimia seperti kecepatan dan lamanya proses hidrasi, biodegradasi, aktivitas

permukaan dan sifat kekenyalannya.

Bahan obat dan bahan tambahan lainnya secara kesatuan diikat dengan polimer

hidrofilik (contoh HPMC) dan kemudian dicetak menjadi bentuk sediaan. Selama proses

pencernaan, cairan gastrointestinal berpenetrasi ke dalam tablet dan matriks HPMC

hidrofilik hidrat, yang menyebabkan terjadinya hidrasi dan peregangan rantai sehingga

matriks tersebut dapat mengembang dan berubah bentuk seperti lapisan gel kental.

Lapisan gel tersebut akan mengontrol proses difusi air ke dalam sistem dan proses

difusi obat keluar dari sistem. Pada periode yang lama, lapisan tersebut akan pecah

dan larut sehingga air dapat berpenetrasi lebih dalam ke dalam matriks, berubah

manjadi lapisan gel yang baru. Proses ini berlangsung terus-menerus hingga seluruh

matriks hidrofilik larut. Matriks bentuk gel ini secara efektif dapat menjerat bahan aktif

dan memperlambat pelepasannya, yang dapat terjadi dengan proses difusi melalui

lapisan gel dan atau erosi matriks gel itu sendiri.

Page 13: Matriks obat.docx

2.4         Hidroksi Propil Selulosa

Hidroksi propil selulosa merupakan polimer semi sintetis, bersifat hidrofilik, non ionik

dan biodegradable. Hidroksi propil selulosa merupakan eter dari selulosa yang terdiri

dari gugus hidroksi yang dihidroksipropilasi.

o    Nama kimia

Cellulose, 2-hydroxypropyl ether

o    Rumus Struktur

BM : 50000-1250000

o    Kelarutan

Praktis tidak larut dalam etanol 95% dan eter. Larut dalam larutan NaOH (1 dalam 10)

dan menghasilkan larutan encer. Dalam air tidak larut, melainkan mengembang.

o    Aplikasi dalam formulasi farmasetik

Hidroksi propil selulosa luas digunakan sebagai matriks sediaan sustained release dan

juga dapat digunakan sebagai coating agent, emulsifying agent, stabilizing agent,

Page 14: Matriks obat.docx

suspending agent, pengikat (binder) pada tablet, thickening agent, viscosity-increasing

agent.

o    Konsentrasi penggunaan

Sebagai matriks sustained release digunakan konsentrasi antara 15-35 % b/b. Tingkat

pelepasan dari obat bertambah seiring dengan berkurangnya viskositas dari Hidroksi

propil selulosa. Penambahan surfaktan anionik akan meningkatkan viskositas dari

hidroksi propil selulosa dan akhirnya akan mengurangi kecepatan pelepasan obat.

o    Mekanisme sustained release

Hidroksi propil selulosa merupakan polimer hidrofilik dimana saat mengalami kontak

dengan cairan GIT atau air, maka akan terjadi hidrasi dan peregangan rantai sehingga

matriks akan mengalami proses pengembangan (swelling) dan akan membentuk

lapisan seperti gel. Pada Hidroksi propil selulosa, pelepasan obat dari matriks dikontrol

oleh proses difusi melalui pori-pori dan saluran dalam struktur. Kecepatan pelepasan

obat dari Hidroksi propil selulosa dapat dipengaruhi oleh viskositas dan pH medium.

Dimana, kecepatan pelepasan obat akan meningkat dengan menurunnya viskositas

dan pH medium. Hal ini dikarenakan, semakin tinggi viskositasnya maka akan

membentuk barrier yang kuat sehingga laju pelepasan obat melambat. Hidroksi propil

selulosa merupakan polimer yang dapat terdegradasi secara enzimatis oleh enzim

sellulose.

2.5         Karbomer

Karbomer adalah polimer asam akrilat bermolekul tinggi, yang dibuat ikatan silang

dengan alil sukrosa atau alil eter dari pentaeritritol. Karbomer merupakan polimer

sintetik, bersifat hidrofilik dan anionik. Karbomer mengandung asam karboksilat antara

56% hingga 68% pada keadaan kering. Berat molekulnya secara teoritis diperkirakan

sekitar 7 x 105 hingga 4 x 109.

Page 15: Matriks obat.docx

           Rumus Struktur

 

           Kelarutan

Mengembang dalam air dan gliserin dan dalam etanol 95%. Karbomer tidak terlarut,

namun dapat mengembang sehingga memperpanjang pelepasan.

           Aplikasi dalam Formulasi Farmasetik:

Karbomer dapat digunakan sebagai matriks sustained release. Resin karbomer

diketahui ada dalam sediaan sustained-release, yaitu di dalam rangkaian matrix

sebagai inhibitor enzim protease di dalam usus (pada sediaan yang mengandung

peptida).

Selain itu karbomer juga dapat digunakan sebagai bioadhesive (pada sediaaan untuk

serviks dan untuk pemberian mikrosfer intranasal), untuk penyampaian obat spesifik

pada esofagus, dan sebagai mucoadhesive untuk pemberian oral dalam sediaan obat

spesifik.

           Mekanisme sebagai Sustained Release

Karbomer merupakan polimer tidak larut dalam air, namun dapat

mengembang dan membentuk gel. Namun, pembentukan gel dan proses

mengembangnya berbeda dengan polimer hidrofilik lainnya, pada polimer asam akrilat,

pembentukan permukaan gel adalah tidak terjadi pemisahan rantai polimer (polimer

sudah terjadi ikatan silang) tetapi terbentuk mikrogel yang mengandung banyak

partikel-partikel polimer.

Ikatan silang memungkinkan obat terjebak dalam hidrogel. Karena hidrogel

tidak larut dalam air, obat tidak terlarut, dan erosi pada polimer linier ini tidak terjadi.

Sebaliknya, ketika hidrogel terhidrasi sepenuhnya, tekanan osmotik dari dalam bekerja

Page 16: Matriks obat.docx

untuk memecah struktur, sehingga terbentuk pecahan-pecahan dari hidrogel. Kemudian

dilanjutkan dengan terjadinya difusi pada lapisan gel. Bentuk ikatan silang dari polimer

dengan viskositas rendah umumnya lebih efisien sebagai pelepasan sediaan terkontrol

dibandingakan dengan ikatan silang dengan variasi yang besar.

           Metode Pembuatan

Karbomer diproduksi di dalam campuran kosolven dengan sebuah zat yang dapat

membantu polimerisasi dan resin diikat secara “crosslinked” dengan polyalkenyl

polyether. Polimer Carbopol dibuat dengan proses cross-linking. Tergantung pada

derajat cross-linking dan kondisi pembuatan, sehingga terdapat berbagai kelas

Carbopol. Carbopol 934 P dibuat melalui cross-linked dengan alil sukrosa dan

dipolimerisasi dalam pelarut benzena. Carbopol 71G, 971 P, 974 P dibuat melalui

cross-linked dengan alil penta erythritol dan dipolimerisasi dalam etil asetat.

2.6 Etilselulosa

Etil selulosa merupakan polimer semi sintetis, bersifat hidrofobik, non ionik dan

biodegradable. Etil selulosa dibuat melalui proses etilasi dengan mereaksikan alkali

selulosa dengan etil klorida.

o    Nama Kimia

Cellulose ethyl ether

o    Struktur

Page 17: Matriks obat.docx

o    Kelarutan

Larut dalam air dingin, praktis tidak larut dalam kloroform, etanol (95%) dan eter; namun

larut dalam campuran etanol dan iklorometana, campuran metanol dan diklorometana,

dan campuran air dan alkohol. Larut dalam larutan aseton encer, campuran

diklorometana dan propan-2-ol, dan pelarut organik lain.

o    Aplikasi dalam sediaan farmasi

Digunakan dalam sediaan formulasi oral dan topical. Penyalutan dengan ethylcellulose

digunakan untuk modifikasi pelepasan obat sustained release. Etilselulosa dengan

viskositas tinggi digunakan dalam obat mikroenkapsulasi.

o    Mekanisme sebagai sustained release

Dalam saluran cerna akan terbentuk lapisan etilselulosa yang terhidrasi, yang akan

mengontrol difusi air selanjutnya ke dalam metriks. Difusi obat melalui lapisan matriks

yang terhidrasi akan mngontrol kecepatan pelepasan obat. Lapisan matrils terhidrasi

akan mengalami erosi sehingga menjadi terlarut.

o    Konsentrasi Penggunaan

Konsentrasi yang digunakan dalam tablet salut sustained release adalah 3-20%.

Page 18: Matriks obat.docx

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sustained release yaitu sediaan yang dirancang untuk memberikan aktivitas terapetik

diperlama dengan cara pelepasan obat secara terus-menerus selama periode tertentu

dalam sekali pemberian. Matriks berfungsi untuk menahan obat agar tidak terdegradasi

di tempat yang bukan menjadi sasaran dari obat tersebut.

Penggolongan dari matriks berdasarkan bagaimana sifat dari matriks tersebut,cara

pelepasannya dari obat. Penggolongan matriks yaitu matriks hidrofilik, matiks

hidrofobik, dan matriks lemak.

3.2. Saran

Pemilihan jenis matriks yang akan digunakan pada formulasi sediaan sustained

release harus diperhatikan terutama sifat atau karakteristik matrks tersebut, bagaimana

mekanisme kerja matriks agar efek terapi yang kita harapkan dapat tercapai.

Page 19: Matriks obat.docx

DAFTAR PUSTAKA

Jones, D. 2004. Pharmaceutical Application of polymers for Drug Delivery Vol. 15. Rapra.

Lachman, Leon, et all. 1986. The Theory Practice of Industrial Pharmacy. Philadelphia : LEA

& FEBIGER.

Ranade, Vasant, et al. 2002. Drug Delivery Systems 2nd edition. London: CRC Press.

Rowe, Raymond c, et al,.2009. Handbook of pharmaceutical excipients 6th ed. USA:

Pharmaceutical Press.

Swarbick, james, et al. 1991. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology Vol 4. New York:

Marcel Dekker Inc.

Wilson. Clive G. 2011. Controlled Release in Oral Drug Delivery. Springer : London.

http://www.scribd.com/doc/54929416/6/II-1-Definisi-Sustained-Release.