bentuk sediaan obat.docx

Upload: rachmat-fahreza

Post on 10-Oct-2015

127 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB IIPEMBAHASAN1. Bentuk-bentuk sediaan obat serta tujuan penggunaannya

A. AerosolSediaan yang dikemas dibawah tekanan, mengandung zat aktif terapeutik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan. Sediaan ini digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit dan juga untuk pemakaian lokal pada hidung ( aerosol nasal ), mulut ( aerosol lingual ) atau paru - paru ( aerosol inhalasi ). Keuntungan pemakaian aerosol : Sebagian obat dapat dengan mudah diambil dari wadah tanpa sisanya menjadi tercemar atau terpapar. Berdasarkan pada wadah aerosol yang kedap udara, maka zat obat terlindung dari pengaruh yang tidak diinginkan akibat O2 dan kelembapan udara. Pengobatan topikal dapat diberikan secara merata, melapisi kulit tanpa menyentuh daerah yang diobati. Dengan formula yang tepat dan pengontrolan katup, bentuk fisik dan ukuran partikel produk yang dipancarkan dapat diatur yang mungkin mempunyai andil dalam efektivitas obat; contohnya, kabut halus yang terkendali dari aerosol inhalasi. Penggunaan aerosol merupakan proses yang bersih, sedikit tidak memerlukan pencucian oleh pemakainya. Mudah digunakan dan sedikit kontak dengan tangan Bahaya kontaminasi tidak ada karena wadah kedap udara Iritasi yangdisebabkan oleh pemakaian topikal dapat dikurangi Takaran yang dikehendaki dapat diatur Bentuk semprotan dapat diatur

Kerugian bentuk sediaan aerosol dalam bentuk MDI (Metered Dose Inhalers):- MDI biasanya mengandung bahan obat terdispersi dan masalah yang sering timbul berkaitan dengan stabilitas fisiknya- Seringnya obat menjadi kurang efektif;- Efikasi klinik biasanya tergantung pada kemampuan pasien menggunakan MDI dengan baik dan benar.

4 B. KapsulSediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Digunakan untuk pemakaian oral.Perbedaan kapsul keras dan kapsul lunak :Kapsul kerasKapsul lunak

Tersedia atas tubuh & tutup Satu kesatuan

Tersedia dalam bentuk kosongSelalu sudah terisi

Isinya biasanya padat, dapat juga cairIsinya biasanya cair, dapat juga padat

Cara pakai per oralBisa oral, vaginal, rektal, topikal

Bentuk hanya satu macamBentuknya bermacam-macam

Keuntungan dan keruguian kapsul :keuntunganKerugian

Bentuk menarik & praktisTidak untuk zat-zat yang mudah menguap

Dapat menutupi rasa & bau dari obat yang tidak enak Tidak untuk zat-zat higroskopis

Mudah hancur dalam perutTidak untuk balita & tidak bisa dibagi-bagi

Kapsul dapat diisi dengan cepat tidak memerlukan bahan penolong

Faktor-faktor yang merusak cangkang kapsul :1. Mengandung zat-zat higroskopis : penambahan SL atau amylum dapat menghambat proses ini.2. Mengandung eutecticum : dapat dihambat dengan mencampur masing-masing dengan bahan inert baru keduanya dicampur. Contoh : acetosal dengan hexamin, champora dengan menthol3. Mengandung minyak menguap, kreosot, & alkohol : minyak lemak (ol.cocos) sampai kadar dibawah 40%4. Penyimpanan yang salah

C. Tablet Sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.Macam-macam tablet salut:1.Tablet salut selaput / film, contoh: Ponstan FCT 500 mg2. Tablet Bersalut enterik, contih : Voltaren 50 mg3. Tablet Salut gula (dragee) contoh : Vit . A

5

Macam-macam tablet: 1. Tablet Lozenges (tablet dihisap seperti permen, sebagai antiseptik pada mukosa mulut atau tenggorokancontoh :Dequalinium HCl2. Tablet sublingual, diletakkan di bwh lidah, melarut lebih cepat dan bahan obat.diabsorpsi melalui mukosa.contoh :Nitroglicerin.3. Tablet Intrabuccal,dimasukkan di pipi bagian dalam, tablet melarut dan bahan diabsorbsi melalui mukosa.contoh :Progesteron4. Tablet Sustained release bahan obat dilepas perlahan-lahancontoh :Isoptin SR,5. Tablet yang dimasukkan ke dalam rongga-tubuh.contoh :Nystatin tablet Vagina6. Tablet implantasi : implant, diimplantasikan di bwh kulitKomponen tablet :1. Zat aktif2. Zat tambahan Bahan pengisi (diluent) : memperbesar volume massa agar mudah dicetak/dibuat.Contoh : laktosa, pati, kalium fosfat dibase, dan selulosa mikrokristal Bahan pengikat (binder) : memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktu granulasi.Contoh : gom akasia, gelatin, CMC, povidon, sukrosa, metilselulosa, pasta pati terhidrolisa Bahan penghancur/pengembang (desintegran) : membantu hancurnya tablet setelah ditelan.Contoh : amylum, asam alginat, selulosa mikrokristal, dan povidon sambung silang Bahan pelicin (lubrikan) : mengurangi gesekan selama proses pengempaan dan mencegah massa tablet melekat pada cetakan. Contoh : senyawa asam stearat dengan logam Glidan : bahan yang dapat meningkatkan kemampuan mengalirnya serbuk.Contoh : silika pirogenik kaloidal Bahan penyalut (coating agent)3. Ajuvansa. Bahan pewarna dan pengharum : berfungsi meningkatkan nilai estetikab. Bahan pengharum : berfungsi menutupi rasa dan bau dari zat khasiat yang enak.Contoh : minyak atsiri

6Kerusakan tablet :1. Binding : kerusakan tablet yang disebabkan massa yang akan dicetak melekat pada dinding ruang cetakan.2. Sticking/picking : pelekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah yang disebabkan permukaan punch tidak licin, pencetak masih ada lemak, zat pelicin kurang dan massa basah.3. Whiskering : terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan, terjadi pelelehan zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi. Akibatnya pada penyimpanan dalam botol, sisi-sisi yang lebih akan lepas dan menghasilkan bubuk.4. Spliting/capping : lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama pada bagian tengah.5. Motling : terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada permukaan tablet.6. Crumbling : tablet menjadi retak dan rapuh, penyebabnya adalah kurang tekanan pada pencetakan tablet dan zat pengikatnya kurang.D. KrimSediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.Kelebihan :1. Mudah menyebar rata2. Praktis3. Mudah dibersihkan atau dicuci4. Cara kerja berlangsung pada jaringan setempat5. Tidak lengket terutama tipe m/a6. Memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe a/m7. Digunakan sebagai kosmetik8. Bahan untuk pemakaian topikal jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun.Kekurangan :1. Susah dalam pembuatannya karena pembuatan krim harus dalam keadaan panas.2. Gampang pecah disebabkan dalam pembuatan formula tidak pas.3. Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena terganggu sistem campuran terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan.7E. EmulsiSistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil.Komponen emulsi :1. Komponen dasar Fase dispers Fase kontinue (bahan pendukung) Emulgator : untuk menstabilkan emulsi2. Komponen tambahan Corigen saporis, odoris, coloris, preservative (pengawet) dan anti oksidan Contoh preservative : metil dan propil paraben, asam benzoat, asam sorbat, fenol, kresol, dan klorbutanol, dll Contoh anti oksidan : asam askorbat, asam sitrat, propil gallat, asam gallat, dllBahan pengelmusi :1. Gom arab2. Tragacanth3. Agar-agar4. Chondrus5. Emulgator lainEmulgator alam dari hewan :1. Kuning telur2. Adeps lanaeEmulgator alam dari tanah mineral :1. Magnesium alumunium silikat / veegum2. BentonitEmulgator buatan :1. Sabun2. Tween3. Span Metode pembuatan emulsi :1. Metode gom kering atau metode kontinentalPGA + minyak terlebih dahulu baru ditambah air membentuk corpus emuls baru diencerkan dengan air2. Metode gom basah atau metode inggrisPGA + air gerus ad mucilago + minyak, membentuk emulsi + air untuk diencerkan 83. Metode botol atau metode botol forbesDigunakan untuk minyak menguap, minyak + PGA dimasukkan ke dalam botol dan dikocok dengan kuat, + air sedikit demi sedikit untuk diencerkan sambil dikocokKestabilan emulsi :1. Creaming : terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan bersifat reversible artinya bila digojok perlahan-lahan akan terdispersi kembali2. Koalesen dan cracking : pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butir minyak akan menyatu sifatnya irreversible (tidak bisa diperbaiki), karena : Penambahan alkohol, perubahan PH, penambahan CaO / Cacl2 exicatus Peristiwa fisika, pemanasan, penyaringan, pendinginan, pengadukan.3. Inversi : peristiwa berubahnya tipe emulsi w/o menjadi o/w dan sebaliknya, irreversible

F. EkstrakSediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat baku yang ditetapkan.Tujuan utama extraction:untuk mendapatkan zat-zatberkhasiat pengobatan sebanyak mungkin dari zat-zat yang tidakberfaedah, supaya lebih mudah digunakan dari pada simplisia asal. Begitu juga penyimpanan dan tujuan pengobatannya terjamin sebabpada umumnya simplisia terdapat dalam keadaan tercampur yang memerlukan cara-cara penarikan dan cairan-cairan penarik tertentu yang nantinya akan menghasilkan sediaan galenik sesuai denganpengolahannya.

G. Gel (Jeli)sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar , terpenetrasi oleh suatu cairan.Gel dapat dikategorikan menurut:

1. Jenis gelling agent

a. Gel organikMerupakan gel dengan gelling agent yang memiliki rantai atom C, atau merupakan suatu polymer dengan kemampuan mengembang setelah bersentuhan dengan cairan. Biasanya terbentuk satu fase, tidak ada batasan antara gelling agent dengan cairanContoh: gel dengan gelling agent CMC-Na, Carbopol9b. Gel inorganikMerupakan gel dengan gelling agent suatu bahan inorganic. Biasanya nampak batas antara gelling agent dengan cairaContoh: bentonit magma, Veegum

2. Jenis cairan yang terperangkap

a. OrganogelOrganogel atau oleaogel merupakan gel dengan cairan berwujud minyak.

b. HydrogelMerupakan gel dengan cairan berupa air.Hydrogel sangat umum diaplikasikan dalam desain sediaan semisolid dengan keunggulannya yang samasekali tidak menimbulkan kesan berminyak (greasy), dapat memberikan daya tarik sehubungan dengan kejernihan sediaan (namun tidak semua htdrogel jernih, sangat tergantung dengan bahan lain, apakah terlarut atau terdispersi dalam gel), kehalusan dan kelembutan sediaan, dan bahwa saat diaplikasikan, meninggalkan lapisan tipis transparan yang elastic pada permukaan kulit.

c. EmulgelMerupakan gel dengan cairan berbentuk emulsi, biasanya untuk menghantarkan minyak yang merupakan zat aktif dalam sediaan tersebut, dengan mengurangi kesan berminyak dalam aplikasinya.Suatu gel dapat mengandung komponen:

1. Zat aktif2. Gelling agent bahan pembentuk gel3. Cairan untuk hidrogel berupa air, yang mengembangkan gelling agent4. Humektan5. Pengawet6. AntoksidanKeuntungan Gel : Memberi efek pendinginan pada kulit saat digunakan Mudah dicuci dengan air Kemampuan penyebarannya pada kulit baik Pada pemakaian di kulit setelah kering meninggalkan film ebus pandang, elastis, daya lekat tinggi yang tidak menyumbat pori sehingga pernapasan pori tidak tergangguKerugian Gel : Harus menggunakan zat aktif yang larut di dalam air Kandungan surfaktan yang tinggi dapat menyebabkan iritasi Mudah hilang ketika kulit kering10H. Imunoserumsediaan yang mengandung immunoglobulin khas yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian.Pemerian : Imunoserum cair:Tidak keruh, hampir tidak berwarna atau kuning sangat lemah, hampir tidak berbau kecuali bau bakterisida yang ditambahkan.

Imunoserum kering beku:Serbuk atau kerak, tidak berwarna atau kuning pucat.larutan dalam air menyerupai imunoserum cair

Persyaratan berikut berlaku untuk imunoserum cair dan imunoserum kering beku yang direkonstitusi.

I.Implan atau peletsediaan dengan massa padat steril berukuran kecil, berisi obat dengan kemurnian tinggi ( dengan atau tanpa eksipien ), dibuat dengan cara pengempaan atau pencetakan. Implan atau pelet dimaksudkan untuk ditanam di dalam tubuh ( biasanya secara sub kutan ) dengan tujuan untuk memperoleh pelepasan obat secara berkesinambungan dalam jangka waktu lama.

J. Infusasediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90O selama 15 menit.Hal-hal yang harus diperhatikan untuk membuat sediaan infuse:1. Jumlah Simplisia2. Derajat halus simplisia3. Banyaknya ekstra air4. Cara Menyerkai5. Penambahan bahan-bahan lainBanyaknya Air EkstraUmumnya untuk membuat sediaan infus diperlukanpenambahan air sebanyak 2 kali berat simplisia. Air ekstra iniperlu karena simplisia yang kita gunakan pada umumnya dalam keadaan kering.Cara menyerkai : Pada umumnya infus di serkai selagi panas, kecuali infussimplisia yang mengandung minyak atsiri, diserkai setelah dingin. Infus daun sena, infus asam jawa dan infus simplisia lain yang mengandung lendir tidak boleh diperas. Untuk decocta Condurango diserkai dingin, karena zatberkhasiatnya larut dalam keadaan panas, akan mengendap dalam keadaan dingin. Infus daun sena harus diserkai setelah dingin karena infuse daun sena mengandung zat yang dapat menyebabkan sakitperut yang larut dalam air panas, tetapi tidak larut dalam airdingin. Untuk asam jawa sebelum dibuat infus di buang bijinya dan diremas dengan air hingga massa seperti bubur. Untuk buah adas manis dan buah adas harus dipecah dahulu. Bila sediaan tidak disebutkan derajat kehalusannya, hendaknya diambil derajat kehalusan suatu bahan dasar yang keketalannya sama / sediaan galenik dengan bahanyang sama.K. Inhalasisediaan obat atau larutan atau suspensi terdiri atas satu atau lebih bahan obat yang diberikan melalui saluran napas hidung atau mulut untuk memperoleh efek lokal atau sistemik.L. Injeksisediaan steril untuk kegunaaan parenteral, yaitu di bawah atau menembus kulit atau selaput lendir.Keuntungan Sediaan Injeksi :1. Dapat dicapai efek fisiologis segera, untuk kondisi penyakit tertentu (jantung berhenti)2. Dapat diberikan untuk sediaan yang tidak efektif diberikan secara oral atau obat yang dirusak oleh sekresi asam lambung3. Baik untuk penderita yang tidak memungkinkan mengkonsumsi oral (sakit jiwa atau tidak sadar)4. Pemberian parenteral memberikan kemungkinan bagi dokter untuk mengontrol obat, karena pasien harus kembali melakukan pengobatan5. Sediaan parenteral dapat menimbulkan efek lokal seperti pada kedokteran gigi/anastesiologi6. Pengobatan parenteral merupakan salah satu cara untuk mengoreksi gangguan serius cairan dan keseimbangan elektrolitKerugian Sediaan Injeksi :1. Pemberian sediaan parenteral harus dilakukan oleh personel yang terlatih dan membutuhkan waktu pemberian yang lebih lama2. Pemberian obat secara parenteral sangat berkaitan dengan ketentuan prosedur aseptik dengan rasa nyeri pada lokasi penyuntikan yang tidak selalu dapat dihindari3. Bila obat telah diberikan secara parenteral, sukar sekali untuk menghilangkan/merubah efek fisiologisnya karena obat telah berada dalam sirkulasi sistemik4. Harganya relatif lebih mahal, karena persyaratan manufaktur dan pengemasan5. Masalah lain dapat timbul pada pemberian obat secara parenteral seperti septisema, infeksi jamur, inkompatibilias karena pencampuran sediaan parenteral dan interaksi obat6. Persyaratan sediaan parenteral tentang sterilitas, bebas dari partikulat, bebas dari pirogen, dan stabilitas sediaan parenteral harus disadari oleh semua personel yang terlibat.Rute Pemberian Sediaan Injeksi1. Injeksi intrakutan atau intradermal (ic): volume yang disuntikkan sedikit (0,1 0,2 mL). Biasanya digunakan untuk tujuan diagnosa, misalnya detekdi alergi terhadap suatu zat/obat.2. Injeksi subkutan (sc) atau hipoderma: disuntikkan ke dalam jaringan di bawah kulit ke dalam alveola. Larutan sedapat mungkin isotonis, sedang pH sebaiknya netral, tujuannya untuk mengurangi iritasi jaringan dan mencegah kemungkinan terjadinya nekrosis (mengendornya kulit). Jumlah larutan yang disuntikkan tidak lebih dari 1 mL.3. Injeksi intramuskular (im): disuntikkan ke dalam otot daging dan volume sedapat mungkin tidak lebih dari 4 mL. Penyuntikan volume besar dilakukan perlahan-lahan untuk mencegah rasa sakit.4. Injeksi intravena (iv): mengandung cairan yang tidak menimbulkan iritasi dan dapat bercampur dengan air, volume pemberian 1-10 mL. Larutan biasanya isotonis atau hipertonis. Jika hipertonis maka harus diberikan perlahan-lahan. Jika dosis tunggal dan diberikan lebih dari 15 mL, tidak boleh mengandung bakterisida, dan jika lebih dari 10 mL harus bebas pirogen. Pemberian lebih dari 10 mL umumnya disebut infus, larutan diusahakan isotonis dan diberikan dengan kecepatan 50 tetes/menit dan lebih baik pada suhu badan.5. Injeksi intraarterium (ia): mengandung cairan non iritan yang dapat bercampur dengan air, volume yang disuntikkan 1-10 mL dan digunakan bila diperlukan efek obat yang segera dalam daerah perifer. Tidak boleh mengandung bakterisida.6. Injeksi intrakardial (ikd): berupa larutan, hanya digunakan untuk keadaan gawat, disuntikkan ke dalam otot jantung atau ventrikulus. Tidak boleh mengandung bakterisida.7. Injeksi intratekal (it), intraspinal, intradural: disuntikkan ke dalam saluran sum-sum tulang belakang (antara 3-4 atau 5-6 lumba vertebra) yang berisi cairan cerebrospinal. Berupa larutan, harus isotonis, harus benar-benar steril, bersih sebab jaringan syaraf di daerah ini sangat peka.8. Injeksi intratikulus: disuntikkan ke dalam cairan sendi dalam rongga sendi.9. Injeksi subkonjungtiva: disuntikkan pada selaput lendir mata bawah, umumnya tidak lebih dari 1 mL10. Injeksi yang lain: (a) intraperitoneal (ip): disuntikkan langsung ke dalam rongga perut; (b) peridural (pd), ekstra dural: disuntikkan ke dalam ruang epidura, terletak di atas durameter, lapisan penutup terluar dari otak dan sum-sum tulang belakang; (c) intrasisernal (is): disuntikkan pada saluran sum-sum tulang belakang pada otak.M. Irigasilarutan steril yang digunakan untuk mencuci atau membersihkan luka terbuka atau rongga - rongga tubuh, penggunaan adalah secara topikal.N. Lozenges atau tablet hisapsediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut.O. Sediaan obat mata a. Salep mata, adalah salep steril yang digunakan pada mata.b. Larutan obat mata, adalah larutan steril, bebas partikel asing, merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata.

P. PastaSediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal.Bahan dasar pasta yang sering dipakai adalah: vaselin, lanolin, adeps lanae, Ungt. Simplex, minyak lemak dan parafin liq. yang sudah atau belum bercampur dengan sabun.Kelompok pertama dibuat dari gel fase tunggal mengandung air misalnya Na-karboksimetilselulosa (Na-CMC).Kelompok lain adalah pasta berlemak misalnya pasta Zn-oksida, merupakan salep yang padat, kaku, tidak meleleh pada suhu tubuh, berfungsi sebagai lapisan pelindung pada bagian yang diolesi.Pasta gigi digunakan untuk pelekatan pada selaput lendir agar memperoleh efek lokal (misal, pasta gigi triamsinolon asetonida).Pasta Hamamelidis saponata/ Hazeline snow (C.M.N) sebetulnya bukan termasuk pasta tetapi krim.

Q. PlesterBahan yang digunakan untuk pemakaian luar terbuat dari bahan yang dapat melekat pada kulit dan menempel pada pembalut.R. SerbukCampuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, berupa serbuk yang dibagi bagi (pulveres) atau serbuk yang tak terbagi (pulvis).Kelebihan dan kelemahan pulveres ~ pulvis :KelebihanKelemahan

Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis sesuai dengan keadaan paseinTidak tertutup rasa pahit dan tidak enak

Lebih stabilMudah lembab

Penyerapannya lebih cepat dan sempurna

Cocok digunakan untuk anak-anak dan orang dewasa yang susah menelan kapsul

S. Solutio atau larutanSediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Terbagi atas:a. Larutan oral, adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk pemberian oral. Termasuk ke dalam larutan oral ini adalah :- Syrup, Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi - Elixir, adalah larutan oral yang mengandung etanol sebagai pelarut.

b. Larutan topikal, adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk penggunaan topical paad kulit atau mukosa.

c. Larutan otik, adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk penggunaan dalam telinga.

d. Larutan optalmik, adalah sediaan cair yang digunakan pada mata.

e. Spirit, adalah larutan mengandung etanol atau hidro alkohol dari zat yang mudah menguap, umumnya merupakan larutan tunggal atau campuran bahan.f. Tingtur, adalah larutan mengandung etanol atau hidro alkohol di buat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia

Keuntungan Solutio : Dosis dapat mudah diubah-ubah dalam pembuatannya Dapat diberikan dalam bentuk larutan yang encer, sedangkan kapsul & tablet sulit diencerkan Obat cepat terabsorpsi Mudah diberi pemanis, pembau & pewarna. Hal ini cocok untuk pemberian obat pada anak-anakKerugian Solutio : Volume bentuk larutan lebih besar Ada obat yang tidak stabil dalam bentuk larutan Ada obat yang sukar ditutupi rasa & baunya dalam larutanT. Supositoriasediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rectal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh.Bahan dasar suppositoria :1. Bahan dasar berlemak : oleum cacao2. Yang dapar bercampur/larut dalam air : gliserin-gelatin,polietilenglikol (PEG)3. Bahan dasar lain : pembentuk emulsi A/M. Misal : campuran tween GI 85% dengan gliserin laurat 15%Ol.cacao : dapat menunjukkan polimorfisme dari bentuk kristalnya karena pemanasan yang tinggi diatas titik leburnya akan kehilangan inti kristal.

Menghindari bentuk kristal yang tidak stabil : Ol.cacao tidak dilelehkan seluruhnya, hanya 2/3 Penambahan sejumlah kecil kristal stabil dalam lelehan Pembekuan lelehan selama beberapa jam/hariKeburukan ol.cacao sebagai bahan dasar suppositoria : Meleleh pada udara yang panas Dapat menjadi tengik pada penyimpanan yang lama Titik leburnya dapat turun/ naik bila ditambahkan bahan tertentu Adanya sifat polimorfisme Sering bocor (keluar dari rektum karena mencair) selama pemakaian Tidak dapat bercampur dengan sekresiSuppositoria dengan bahan dasar PEG :Keuntungan : Tidak mengiritasi/merangsang Dapat disimpan diluar lemari es Tidak ada kesulitan dengan titik leburnya, jika dibandingkan ol.cacao Tetapi kontak dengan lapisan mukosa karena tidak meleleh pada suhu tubuhKerugian :Menarik cairan dari jaringan tubuh setelah dimasukkan, sehingga terjadi rasa yang menyengat. Hal ini dapat diatasi dengan cara mencelupkan suppositoria ke dalam air sebelum digunakan dapat memperpanjang waktu disolusi sehingga menghambat pelepasan obat.Suppositoria dengan bahan dasar gelatin :Kebaikan : dapat diharapkan berefek yang cukup lama, lebih lambat melunak, lebih mudah bercampur dengan cairan tubuh jika dibandingkan dengan ol.cacaoKeburukan : cenderung menyerap uap air karena sifat gliserin yang higroskopis yang dapat menyebabkan dehidrasi/iritasi jaringan, memerlukan tempat untuk melindungi dari udara lembab supaya terjaga bentuknya dan konsistensinya.U. Pilulae (PIL)Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.Berdasarkan beratnya, pil dibagi 3: boli, >300mg pil, 60-300 mg granul, gerakan turun Bila viscositas besar -> kecepatan aliran kecil -> gerakan diperlambat9. Jumlah partikel / konsentrasiMakin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel10. Sifat / muatan partikelBila partikel mengendap mereka akan mudah tersuspensi kembali dengan pengocokan yang ringan W.GalenikMerupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang disari.Tujuan dibuatnya sediaan galenik :1. untuk memisahkan obat-obat yang terkandung dalam simplisia dari bagian lain yang dianggap tidak bermanfaat.2. membuat suatu sediaan yang sederhana dan mudah dipakai3. agar obat yang terkandung dalam sediaan tersebut stabil dalampenyimpanan yang lama.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan galenik :1. Derajat KehalusanDerajat kehalusan ini harus disesuaikan dengan mudah atautidaknya obat yang terkandung tersebut di sari. Semakin sukar di sari, simplisia harus dibuat semakin halus,dan sebaliknya.2. Konsentrasi/ KepekatanBeberapa obat yang terkandung atau aktif dalam sediaantersebut harus jelas konsentrasinya agar kita tidak mengalami kesulitan dalam pembuatan.3. Suhu Dan Lamanya WaktuHarus disesuaikan dengan sifat obat,mudah menguap atau tidak, mudah tersari atau tidak.4. Bahan Penyari dan Cara PenyariCara ini harus disesuaikan dengan sifat kelarutan obat dan dayaserap bahan penyari ke dalam simplisia.Bentuk-bentuk sediaan galenik:1. Hasil Penarikan : Extracta, Tinctura, Decocta/Infusa2. Hasil Penyulingan/pemerasan : Aqua Aromatika, Olea velatilia (minyak menguap), Olea pinguia (minyak lemak)3. SyrupX. Unguenta (Salep)Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Dapat juga dikatakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar.Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.

Penggolongan salep :1. Cream : salep yang banyak mengandung air dan mudah diserap kulit2. Pasta : salep yang mengandung > 50 % serbuk3. Cerata : salep berlemak mengandung presentase tinggi lilin (waxes)4. Jelly : salep yang lebih halus digunakan untuk membran mukosa5. Salep epidemic (salep penutup) : digunakan untuk permukaan kulit, melindungi kulit dan menghasilkan efek lokal. Bahan obat tidak diabsorbsi. Contoh basisnya : senyawa hidrokarbon (vaselin)6. Salep endodermic : salep yang bahan obatnya menembus ke dalam terapi tidak melalui kulit & terabsorbsi sebagian. Contoh : ungt.simplex7. Salep diadermic (salep serap) : salep yang bahan obatnya menembus kulit dan mencapai efek yang diinginkan & terabsorbsi sempurna. Contoh basisnya : adeps lanae8. Salep hydrophobic (salep anti air) : salep-salep dengan bahan dasar lemak9. Salep hydrophillic (dasar salep tipe o/w) : salep yang kuat menarik air

Dasar salep :1. Dasar salep hidrokarbon. Contoh : vaselin putih, vaselin kuning, paraffin2. Dasar salep serap. Contoh : adeps lanae, ungt.simplex3. Dasar salep yang dapet dicuci dengan air. Contoh : vanishing cream4. Dasar salep larut dalam air. Contoh : PEG, tragacanth, PGAY. Guttae (Obat Tetes)Merupakan sediaan cairan berupa larutan, emulsi, atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes beku yang disebutkan Farmacope Indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain: Guttae (obat dalam), Guttae Oris (tets mulut), Guttae Auriculares (tetes telinga), Guttae Nasales (tetes hidung), Guttae Ophtalmicae (tetes mata).

CARA PEMBERIAN OBAT

Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda.Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat serta tempat kerja yang diinginkan.Pemberian obat ikut juga dalam menentukan cepat lambatnya dan lengkap tidaknya resorpsi suatu obat. Tergantung dari efek yang diinginkan, yaitu efek sistemik (di seluruh tubuh) atau efek lokal (setempat) dapat dipilih di antara berbagai cara untuk memberikan obat.1. Oral Oral adalah rute pemberian yang paling umum dan palin g banyak dipakai karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorbsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN. Bentuk sediaan obatnya dapat berupa Tablet, Kapsul, Larutan (solution), Sirup, Eliksir, Suspensi, Magma, Jel, dan Bubuk.Kelebihan: relatif aman, praktis, ekonomis, meminimalkan ketidaknyamanan pada klien dan dengan efek samping yang paling kecil. Kekurangan: bioavaibilitasnya banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, iritasi pada saluran cerna, perlu kerjasama dengan penderita (tidak bisa diberikan pada penderita koma), timbul efek lambat, tidak bermanfaat untuk pasien yang sering muntah, diare, tidak sadar, tidak kooperatif; untuk obat iritatif rasa tidak enak penggunaannya terbatas, obat yang inaktif/terurai oleh cairan lambung/ usus tidak bermanfaat (penisilin G, insulin), obat absorpsi tidak teratur, awitan kerja obat oral lebih lambat dan efeknya lebih lama.

2. SublingualObat sublingual dirancang supaya setelah diletakkan di bawah lidah dan kemudian larut, mudah diabsorbsi, Tidak melalui hati sehingga tidak diinaktif, Dari selaput di bawah lidah langsung ke dalam aliran darah, sehingga efek yang dicapai lebih cepat.Hanya untuk obat yang bersifat lipofil.Obat yang diberikan dibawah lidah tidak boleh ditelan.Kelebihan: obat cepat, tidak diperlukan kemampuan menelan, kerusakan obat di saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari (tidak lewat vena porta).Kekurangan: absorbsi tidak adekuat, kepatuhan pasien kurang (compliance), mencegah pasien menelan.

3. BukalPemberian obat melalui rute bukal dilakukan dengan menempatkan obat padat di membran mukosa pipi sampai obat larut.Klien harus diajarkan untuk menempatkan dosis obat secara bergantian di pipi kanan dan kiri supaya mukosa tidak iritasi, diperingatkan untuk tidak mengunyah atau menelan obat atau minum air bersama obat.Kelebihan: onset cepat, mencegahfirst-pass effect tidak diperlukan kemampuan menelan Kekurangan: absorbsi tidak adekuat, kepatuhan pasien kurang (compliance), mencegah pasien mnelan4. ParenteralRute parenteral adalah memberikan obat dengan meninginjeksi ke dalam jaringan tubuh, obat yang cara pemberiaannya tanpa melalui mulut (tanpa melalui saluran pencernaan) tetapi langsung ke pembuluh darah. Misalnya sediaan injeksi atau suntikan.Tujuannya adalah agar dapat langsung menuju sasara.Kelebihan: bisa untuk pasien yang tidak sadar, sering muntah dan tidak kooperatif, tidak dapat untuk obat yang mengiritasi lambung, dapat menghindari kerusakan obat di saluran cerna dan hati, bekerja cepat dan dosis ekonomis.Kekurangan: kurang aman karena jika sudah disuntikan ke dalam tubuh tidak bisa dikeluarkan lagi jika terjadi kesalahan, tidak disukai pasien, berbahaya (suntikan infeksi). Pemberian parenteral meliputi empat tipe utama injeksi berikut: a.Intravena (iv): Tidak mengalami tahap absorpsi. Obat langsung dimasukkan ke pembuluh darah sehingga kadar obat di dalam darah diperoleh dengan cepat, tepat dan dapat disesuaikan langsung dengan respons penderita.

Kelebihan: cepat mencapai konsentrasi, dosis tepat, mudah menitrasi dosis kekurangan: obat yang sudah diberikan tidak dapat ditarik kembali, sehingga efek toksik lebih mudah terjadi. Jika penderitanya alergi terhadap obat, reaksi alergi akan lebih terjadi. Pemberian intravena (iv) harus dilakukan perlahan-lahan sambil mengawasi respons penderita. konsentrasi awal tinggi toksik, invasive resiko infeksi, memerlukan keahlian.b. Intramuscular (im) : Kelarutan obat dalam air menentukan kecepatan dan kelengkapan absorpsi. Obat yang sukar larut seperti dizepam dan penitoin akan mengendap di tempat suntikan sehingga absorpsinya berjalan lambat, tidak lengkap dan tidak teratur. Kelebihan: tidak diperlukan keahlian khusus, dapat dipakai untuk pemberian obat larut dalam minyak, absorbsi cepat obat larut dalam air. Kekurangan: rasa sakit, tidak dapat dipakai pada gangguan bekuan darah (Clotting time), bioavibilitas bervariasi, obat dapat menggumpal pada lokasi penyuntikan.

c. Subkutan (SC) : Hanya boleh dilakukan untuk obat yang tidak iritatif terhadap jaringan. Absorpsi biasanya berjalan lambat dan konstan, sehingga efeknya bertahan lebih lama.Absorpsi menjadi lebih lambat jika diberikan dalam bentuk padat yang ditanamkan dibawah kulit atau dalam bentuk suspensi. Pemberian obat bersama dengan vasokonstriktor juga dapat memperlambat absorpsinya Penyuntikkan dibawah kulitKelebihan: diperlukan latihan sederhana, absorbs cepat obat larut dalam air, mencegah kerusakan sekitar saluran cerna. Kekurangan: dalam pemberian subkutan yaitu rasa sakit dan kerusakan kulit, tidak dpat dipakai jika volume obat besar, bioavibilitas bervariasi sesuai lokasi. Efeknya agak lambatc. Intrathecal: obat langsung dimasukkan ke dalam ruang subaraknoid spinal, dilakukan bila diinginkan efek obat yang cepat dan setempat pada selaput otak atau sumbu cerebrospinal seperti pada anestesia spinal atau pengobatan infeksi SSP yang akut.

5. Implantasi Kelebihan: Bentuk oral pellet steril, Obat dicangkokkan dibawah kulit, terutama digunakan untuk efek sistemik lama, misalnya obat-obat hormon kelamin (estradiol dan testoteron)kekurangan: Resorpsinya lambat, Satu pellet dapat melepaskan zat aktifnya secara perlahan-lahan selama 3-5 bulan lamanya.6. Rektal obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang akan mencairpada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek local.Bentuknya suppositoria dan clysma obat pompa.Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan supositoria.Kelebihan: Baik sekali untuk obat yang dirusak oleh asam lambung, diberikan untuk mencapai takaran yang cepat dan tepat, tidak dapat dipakai jika pasien tidak biasa per-oral, tidak dapat mencegah first-pass-metabolism, pilihan terbaik untuk anak2. Kekurangan: absorbsi tidak adekuat, banyak pasien tidak nyaman / risih per-rektal.7. Transdermal Transdermal adalah rute administrasi dimana bahan aktif yang disampaikan dikulit untuk distribusi sistemik.Cara pemakaian melalui permukaan kulit, berupa plester.Obat menyerap secara perlahan dan kontinyu, masuk ke sistem peredaran darah, langsung ke jantung.Umumnya untuk gangguan jantung misalnya angina pectoris, tiap dosis dapat bertahan 24 jam.

Kelebihan: Durasi yang lama dari tindakan yang mengakibatkan penurunan frekuensi dosis, Peningkatan kenyamanan untuk mengelolah obat-obatan yang tidak akan membutuhkan dosis sering, meningkatkan bioavaibilitas, lebih seragam plasma level, mengurangi efek samping dan terapi karena pemeliharaan kadar plasma sampai akhir interval pemberian dosis, Obat terhindar dari first passed effect, terhindar dari degradasi oleh saluran gastro interstinal, Absorbsi obat relative konstan dan kontinyu.

Kekurangan: Memiliki koefisien partisi sedang (larut dalam lipid maupun air), memiliki titik lebut yang relative rendah, memiliki effective dose yang relative rendah, range obat terbatas (terutama terkait untuk molekulnya), dosis harus kecil, kemungkinan terjadinya iritasi dan sensitivitas kulit, tidak semua bagian tubuh dapat menjadi tempat aplikasi obat-obat transdermal. Misalnya telapak kaki,dll,

8. InhalasiInhalasi yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara local, pada salurannya, misalnya salbutamol (ventolin), combivent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen. Obat diberikan untuk disedot melalui hidung atau mulut atau disemprotkan Penyerapan dapat terjadi pada selaput mulut, tenggorokan dan pernafasan. Bentuk sediaan : Gas dan Zat padat, tetapi bisa juga mempunyai efek sistemik. Kelebihan: absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat terkontrol, terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung kepada bronkus. Kekurangan: Metode ini lebih sulit dilakukan, memerlukan alat dan metode khusus, s ukar mengatur dosis sering mengiritasi paru.

9. IntranasalPemberian obat secara intranasall merupakan alternative ideal untuk menggantikan sistem penghantaran obat sistemik parenteral.Kelebihan: Pencegahan eliminasi lintas perta hepatic Metabolisme dinding saluran cerna atau destruksi obat disaluran cerna kecepatan dan jumlah absorpsi Profil konsentrasi obat versus waktu relatif sebanding dengan pengobatan secara intravenaKekurangan: Secara kosmetik tidak menarik Absorbsi tidak adekuat

10. PervaginamObat diberikan melalui selaput lendir/mukosa vagina, Diberikan pada antifungi dan anti kehamilan, Obat yang dimasukkan pada umumnya bekerja secara local. Obat ini tersedia dalam bentuk krim, tablet yang dapat larut dengan perlahan ataupun dapat juga dalam bentuk salep dan suppositoriaKelebihan: Obat cepat bereaksi Efek yang ditimbulkan bersifat lokalKekurangan: Dapat membangkitkan rasa malu Kesulitan dalam melakukan prosedur terhadap wanita lansia Setiap rabas yang keluar memungkinkan berbau busuk

11. TopikalPemberian topikal dilakukan dengan mengoleskannya disuatu daerah kulit, memasang balutan yang lembab, merendam bagian tubuh dalam larutan, atau menyediakan air mandi yang dicampur obat.Obat diberikan secara topikal dengan menggunakan cakram atau lempeng transdermal.Contoh : nitrogliserin, skopolamin, fentanil, dan estrogen. Cakram melindungi salep obat pada kulit.. Obat topikal ini dapat diberikan sekurang-kurangnya 24 jam sampai tujuh hari.

Kelebihan: untuk efek local; efek smping sistemik minimal, mencegah first-pass effect, untuk efek sistemik, menyerupai IV infuse (zero-order), Kekurangan: secara kosmetik kurang menarik, absorbsi tidak menentu.

DAFTAR PUSTAKA

ILMU RESEP KELAS X, XI,XII. Jakartahttp://nikenprawesti.blogspot.com/2012/09/cara-pemberian-obat.htmlhttp://lalanurgayatin.blogspot.com/2013/03/pilulae-atau-pil.htmlhttp://melrosi.wordpress.com/tag/sediaan-galenik/http://komunitasfarmasi.blogspot.com/2012/06/macam-macam-sediaan-umum.htmlhttp://pengetahuan-izzudd.blogspot.com/2011/09/pengertian-aerosol.htmlhttp://nanikartinah.wordpress.com/2012/02/29/sediaan-krim/http://mienceubyaan.blogspot.com/2012/06/obat-dan-bentuk-sediaan-obat.htmlhttp://syariefsimboro.blogspot.com/2013/02/farmakognosi-imunoserum.htmlhttp://neezhakyeopta.blogspot.com/2013/02/keuntungan-kerugian-bentuk-sediaan-obat.htmlhttp://storiku.wordpress.com/2010/07/10/sediaan-injeksi/http://team5pharmacyb.blogspot.com/2013_05_01_archive.htmlhttp://neezhakyeopta.blogspot.com/2013/02/keuntungan-kerugian-bentuk-sediaan-obat_1.html

Kata PengantarPuji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah farmasetika dasar yang membahas bentuk sediaan obat dan cara pemberiaan obat.Bentuk sediaan obat dan cara pemberian obat merupakan bagian dari materi farmasetika dasar yang memfokuskan pada bentuk sediaan obat, cara pemberian obat serta kelebihan dan kekurangannya.Dengan disusunnya pengantar pengenalan bentuk sediaan obat dan cara pemberian obat ini diharapkan para mahasiswa bisa mempelajari lebih jauh tentang bentuk sediaan obat, cara pemberian obat serta kelebihan dan kekurangannya., sehingga proses pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.Kami menyadari bahwa pengantar bentuk sediaan obat dan cara pemberiaan obat ini masih jauh dari sempurna, karenanya kritik dan saran yang membangun dari para mahasiswa maupun dosen sangat kami harapkan guna penyempurnaan makalah ini. Tidak lupa kami menugucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah pengenalan bentuk sediaan obat dan cara pemberiaan obat.

Jakarta, 16 Oktober 2013

Penulis

1DAFTAR ISI1. Kata Pengantar.......................................................................................................i2. Daftar Isi.................................................................................................................ii3. BAB I: PENDAHULUANA. Latar Belakang...................................................................................................1B. Rumusan Masalah.............................................................................................1C. Tujuan................................................................................................................14. BAB II: PEMBAHASAN1. Bentuk-bentuk sediaan obat serta tujuan penggunaannya...........................22. Cara pemberian obat...................................................................................17

5. DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................25

BAB IPENDAHULUAN1. Latar belakangMakalah ini membahas tentang pengenalan bentuk-bentuk sediaan obat yang dibutuhkan para mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran farmasetika dasar, yaitu tentang bentuk-bentuk sediaan obat.Proses pembelajaran dilakukan dalam bentuk diskusi maupun praktik. Makalah pengenalan bentuk-bentuk sediaan obat ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para mahasiswa seperti memberi gambaran tentang bagaimana macam-macam bentuk sediaan dosis, dan bagaimana cara pemberiaan obat.2. Rumusan masalahA. Apakah macam- macam bentuk sediaan obat?B. Bagaimana cara pemberiaan obat?3. Tujuan Membantu dalam kegiatan pembelajaran Memahami pengenalan Bentuk- bentuk sediaan obat Mempermudah dalam memahami tentang cara pemberiaan obat