bentuk sediaan larutan

Upload: estherina-payung

Post on 11-Jul-2015

1.455 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Bentuk Sediaan Larutan Larutan adalah Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia (obat) yang terlarut secara molekuler dalam pelarut yang saling bercampur. Keuntungan bila dibandingkan dengan sediaan padat, antara lain adalah 1. Memberikan jaminan keseragaman dosis dan ketelitian yg lebih tinggi (karena tercampur merata) 2. Lebih mudah untuk di-absorbsi (umumnya obat diabsorbsi dalam bentuk larutan) 3. Bagi individu yg sukar menelan obat, misalnya anak-anak atau orang tua, lebih mudah untuk diberikan dalam bentuk sediaan cair Tantangan dlm produksi Sediaan Cair 1.Kelarutan 2.Stabilitas 3.Pengawetan 4.Kekentalan 5.Penampilan secara keseluruhan (warna, bau, rasa dan penampilan) Scribd Upload a Documentproduk ber

Search Documents

Explore Documents People Authors Students Researchers Publishers Government & Nonprofits Books - Fiction Books - Non-fiction Health & Medicine Brochures/Catalogs Government Docs How-To Guides/Manuals Magazines/Newspapers Recipes/Menus School Work + all categories Featured Recent

Businesses Musicians Artists & Designers Teachers + all categories Most Followed Popular Sign Up | Log In

/ 26 Download this Document for Free

3 Teknologi & Formulasi Sediaan Cair (Sirup & Suspensi) Oleh : Drs. Bambang Priyambodo, Apt. PT. BerlicoMulia Farma, Yogyakarta

4 Bentuk Sediaan Larutan Larutan adalah Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia (obat) yang terlarut secara molekuler dalam pelarut yang saling bercampur. Keuntungan bila dibandingkan dengan sediaan padat, antara lain adalah 1. Memberikan jaminan keseragaman dosis dan ketelitian yg lebih tinggi (karena tercampur merata) 2. Lebih mudah untuk di-absorbsi (umumnya obat diabsorbsi dalam bentuk larutan) 3. Bagi individu yg sukar menelan obat, misalnya anak-anak atau orang tua, lebih mudah untuk diberikan dalam bentuk sediaan cair.

5 Tantangan dlm produksi Sediaan Cair 1.Kelarutan 2.Stabilitas 3.Pengawetan 4.Kekentalan 5.Penampilan secara keseluruhan (warna, bau, rasa dan penampilan)

6 1. Kelarutan Kelarutan merupakan faktor yang SANGAT PENTING dalam proses pembuatan SediaanLarutan Melarut tidaknya suatu Zat atau bahan ke dalam suatu sistem tertentu dan besarnya kelarutannya, tergantung dari sifat serta intensitas kekuatan yang ada. Istilah Kelarutan Jumlah bagian pelarut yang diperlukan untuk melarutkan 1 bagian zat Sangat mudah larut Kurang dari 1 Mudah larut 1 sampai 10 Larut 10 sampai 30 Agak sukar larut 30 sampai 100 Sukar larut 100 sampai 1000 Sangat sukar larut 1000 sampai 10.000 Praktis tidak larut Lebih dari 10.000

7 Faktor faktor yg mempengaruhi Kelarutan pHLarutan (lingkungan) Kebanyakan obat bersifat asam atau basa lemah, sehingga kelarutan sangat dipengaruhi oleh pHLarutan Kosolvensi Kelarutan obat dapat ditingkatkan dengan penambahan pelarut yang disebut dgn kosolven, contohnya Alkohol, Sorbitol, Propilen Glikol, PEG dan lain-lain. Konstanta Dielektrikum Yaitu sifat satu pelarut yang berhubungan dgn jumlah energi yg dibutuhkan untuk memisahkan dua zat yang berbeda muatan dalam pelarut. Sifat ini erat kaitannya dgn polaritas pelarut 8 Faktor faktor yg mempengaruhi Kelarutan Solubility (zat-zat penglarut) Penambahan zat/bahan untuk meningkatkan kelarutan bahan (terutama dalam sediaan suspensi), contohnya : Tween, Polioksietilen sorbitan, dan lain-lain. Kompleksasi Besarnya kelarutan suatu obat dapat ditingkatkan dengan pembentukan suatu kompleks. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan kelarutan dari masing-masing senyawa dengan kelarutan dari kompleks yg terbentuk. Hati-hati : Penambahan kompleks yg berlebihan justru akan MENURUNKAN tingkat kelarutan bahan. Contoh: Polisorbat 80, PEG , dan lain-lain. \

2. Stabilitas Terdapat 2 stabilitas yang harus diperhatikan dalam proses pembuatan sediaan cair, yaitu : Stabilitas Kimia Stabilitas Fisika 3. Pengawetan Salah satu masalah yg sangat krusial dlm bentuk sediaan liquida Mikroba Sumber-sumber Kontaminan: Bahan Baku Air (pelarut) Wadah & Peralatan Produksi Lingkungan Pembuatannya 4. Kontrol Kekentalan Kontrol kekentalan diperlukan agar sediaan cair tersebut dapat

mudah dituang/diminum Dilakukan dgn cara, antara lain meningkatkan konsentrasi gula atau dengan penambahan bahan pengental, seperti CMC atau polivinilpirolidon Bentuk Sediaan Larutan Bentuk sediaan larutan dapat digolongkan, menurut cara pemberiannya: larutan oral, larutan topikal, dan larutan untuk digunakan secara parentral (per cutan, intra vena dan intra muscular), Atau, Penggolongan didasarkan pada sistem pelarut dan zat terlarut, sepertisp irito usa,ting tur, dan larutan air Larutan Oral Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pemberi rasa (flavourin agent), pemanis, atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-air Tiga alasan utama untuk memilih bentuk sediaan larutan oral, yaitu: 1.Bentuk sediaan cair memang sudah dikenal dan dikehendaki oleh masyarakat, misalnya: sediaan obat-obat batuk, 2.Bila produk itu lebih efektif dalam bentuk cair, misalnya: adsorben (carbo adsorben) dan antasida, 3.Bila obat tersebut dimaksudkan untuk dipakai oleh anakanak atau orang tua, yang umumnya mengalami kesukaran waktu menelan sediaan berbentuk padat. Bentuk sediaanLarutan Oral : Sirup dan Suspensi

Sirup 13 Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi, kecuali dinyatakan lain maka kadar gula tidak kurang dari 50,0% dan tidak lebih dari 66,0% Bentuk sediaan sirup, telah dikenal sebagai bentuk sediaan obat sejak masa Arab kuno yang dikenalkan oleh Avicenna(Ali Ibn Sina), ahli farmasi berkebangsaan Arab. Nama sirup, diduga berasal dari kata Sirab (bahasa Arab) yang artinya adalah sari pati gula. Berdasarkan fungsinya, sirup dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitumedicated syrup danflavored Eliksir 14 Sediaan cair berupa larutan dengan bau dan rasa yang enak, mengandung selain obat juga zat tambahan seperti gula atau zat pemanis lain. Dibandingkan dengan sirup:

kurang manis dan kurang kental lebih mudah dalam pembuatan Lebih stabil. Pelarut utama : etanol dengan maksud untuk mempertinggi kelarutan obat. Kadar etanol: 5 - 10%. Pemanis yang digunakan antara lain : gula atau sirup gula, sorbitol,gliserin dan sakarin Proses Produksi dan Parameter Kritis Pada SETIAP tahapan proses produksi terdapat PARAMETER KRITIS Parameter Kritis adalah Parameter atau hal-hal yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi mutu produk. Masing-masing produk memiliki parameter kritis yang berbedabeda pada setiap tahapan produksi-nya Yang menentukan bahwa parameter tsb kritis atau tidak adalah Bagian R&D. Untuk bisa mengetahui bahwa suatu parameter tersebut kritis atau tidak bisa dilihat pada Batch Record-nya Agar bisa dihasilkan produk yang baik, maka perlu adanya PERHATIAN KHUSUS terhadap parameter kritis tersebut

Cara membuat sediaan herbal4 Share!

Dalam dunia herbal, cara pembuatan sediaan harus diperhatikan, karena hal ini sangat mempengaruhi, kualitas dan keamanan dari kandungan herbal itu sendiri. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah :1. 2. 3. 4. 5. Identifikasi Peralatan Penimbangan dan pengukuran Derajat kehalusan bahan tanaman obat Penyimpanan

Kelima hal di atas menjadi sebuah satu kesatuan yang utuh layaknya Pancasila. 1. Identifikasi. sebelum menggunakan atau mengkonsumsi herbal sebagai obat, harus dipastikan bahan yang dipakai sudah benar. Banyak kasus terjadi ketika bahan yang akan dikonsumsi namanya mirip atau bahkan sama, atau nama berbeda, bentuknya hampir sama, atau lagi, warna dan bau serta rasa harus benar. Karena kalau keliru maka akan menimbulkan efek yang tidak diinginkan. 2. Peralatan. Peralatan yang digunakan sebaiknya bukan logam, badan POM RI menganjurkan dengan panci/wadah yang terbuat dari gelas/kaca, email atau stainless steel. Gunakan pisau atau pengaduk yang terbuat dari kayu atau baja, saringan dari plastik atau nilon.Alumunium tidak dianjurkan karena akan bereaksi dengan kandungan kimia tertentu dari tanaman yang mungkin toksik (beracun) 3. Penimbangan dan pengukuran. Penimbangan sangat menentukan untuk pengukuran dosis, apabila menimbang dengan ukuran atau jumlah sedikit/kecil seperti 100 gram maka dapat dilakukan penimbangan 20 gram , kemudian hasilnya dibagi dua.

4. Derajat kehalusan. Kehalusan di sini adalah untuk sediaan kapsul. Dalam penyarian bahan berkhasiat yang terdapat dalam bahan tanaman obat merupakan hal yang sangat penting. Derajat kehalusan bukan mejadi faktor tunggal yang mempengaruhi proses pelepasan bahan berkhasiat, tetapi jumlah dan sifat bahan pendamping juga sangat berperan penting. Dalam bentuk kering atau disebut simplisia yaitu bahan alamiah berupa tanaman utuh dan dikeringkan, untuk penggunaannya dengan direbus, tidak memperhatikan derajat kehalusan. 5. Penyimpanan. Sediaan cair dianjurkan disimpan dalam lemari pendingin atau tempat yang teduh, dan harus dibuat segar setiap hari (24 jam). Jika dalam ruangan hindarkan dari sinar matahari. Demikian sekilas info tentang sediaan herbal yang sangat penting untuk diperhatikan.

Related Posts:

Cara membuat sediaan herbal Tanaman obat terus menggeliat. Sistem Pencernaan Pada Manusia Artikel ringan dan bermanfaat Diare

SuspensiSUSPENSI Suspensi adalah Sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair atau sediaan yang mengandung bahan obat bentuk halus, tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Dalam suspense, bentuk padat dan cair akan membentuk antar muka. Antar muka antara cairan dan udara juga ada. Antar muka adalah batas antara 2 fase yang memiliki sifat yang berbeda apabila berada bersama-sama. Suspense yang digunakan untuk bagian luar, dimana bahan pendispersinya didominasi oleh air, misalnya salep (gel suspense), supositoria (supositoria suspense), obat injeksi dan obat mata dengan bahan obat tersuspensi (didalam air dan minyak), suspense sebagai pengisi kapsul. Suspense kering merupakan bentuk yang khusus, suspense kering yaitu preparat berbentuk serbuk kering yang baru diubah menjadi suspense dengan penambahan air sesaat sebelum digunakan. Cara ini digunakan untuk obat yang mempunyai daya tahan yang tidak memadai di dalam air dan juga pembentukan sedimen yang sulit dikocok. Analog dengan emulsi pada suspense juga dapat dibedakan bahan terdispersi dan pendispersi, dimana pada suspense fase terdispersi terdiri dari bahan padat yang praktis tidak larut didalam fase cair. Bahan terlarut parsial didalam bahan pendispersi kurang cocok dibuat suspense, karena dapat terjadi kasarnya partikel fase terdispersi yang disebabkan oleh pertumbuhan Kristal. Oleh karena itu diusahakan untuk menggunakan senyawa yang sukar larut dalam air misalnya melalui pembentukan turunannya (benzatin-penisilin dengan kelarutan dalam air 0,02%), bahan obat larut air (tidak larut dalam minyak) hanya dapat diracik menjadi suspense dengan bahan pelarut

lipoid. Suspense untuk keperluan luar yang terpenting adalah lotion seng oksida, talk dan campuran gliserol-air. Pada pembuatan lotion seng oksida, air yang ditambahkan sebaiknya dalam keadaan panas, agar diperoleh suspense yang sangat halus dan kental.Suspense apabila dikocok selama 60 detik maka akan tetap homogen selama 5 menit.

BAHAN-BAHAN TAMBAHAN 1.Senyawa amfifil(pada bahan suspense hidrofil khususnya tween) 2.Peptisator (sejumlah garam laut air seperti kalium tartrat, natrium oksalat, kalsium sitrat, natrium pirofosfat serta alkali karbonat, galat dan elektrolit lemah lainnya). 3.Bahan penambah viskositas (bahan lendir makromolekuler, seperti tragakan, pectin, metilselulosa, hidroksietilselulosa, natriumkarboksimetilselulosa, turunan pati terhidroksialkilasi, natrium alginate, polimerisat dari asam akrilat (carbopol) dekstan, polietilenglikol atau dalam skala yang lebih kecil, alcohol bervalensi banyak, contoh : gliserol dan sorbitol) 4.Penguat struktur minyak pada suspense minyak (alumuniummonostearat). 5.Bahan pengawet (asam benzoate, asam propionate). TEKNOLOGI PEMBUATAN Pembuatan sediaan obat suspense dibedakan menjadi 4 fase yakni, 1.Pendistribusian atau penghalusan fase terdispersi. 2.Pencampuran dan pendispersian fase terdispersi di dalam bahan pendispersi. 3. 4. Setelah penghalusan sampai ukuran partikel yang dikehendaki, bahan mula-mula digerus homogen dengan sejumlah kecil bahan pendispersi, ....................................... PEMBUATAN SUSPENSI Contoh pembuatan suspense : Dalam pembuatan suatu suspense, harus mengetahui dengan baik karateristik fase terdispersi dan medium pendispersi. Contoh formula suspense oral : Al hidroksi gel kompresi 362,8 g Larutan sorbitol 282,0 ml Sirup 93.0 ml Gliserin 25,0 ml Metilparaben 0,9 g Propilparaben 0,3 g Flavor secukupnya Air murni sampai 1000 ml

Cara pembuatan : ....................................................................... Alasan obat dibuat suspense : 1.Obat-obat tertentu tidak stabil dalam bentuk larutan, tetapi stabil dalam bentuk suspensi. 2.Bentuk cair lebih disukai dari pada bentuk padat karena lebih mudah ditelan. 3.Penyesuaian dosis untuk anak-anak lebih mudah. 4.Rasa obat yang tidak enak kurang berasa bila dibanding bentuk larutan. Sifat-sifat yang diinginkan dalam suspense : 1.Mengendap secara lambat dan harus rata lagi bila dikocok. 2.Ukuran partikel suspense tetap, konstan dalam penyimpanan. 3.Harus dapat dituang dari wadah dengan cepat dan homogen. STABILISASI Jika pada suspense, dimana proses sedimentasi tidak dapat dicegah, maka dipilih suatu bahan pendispersi dengan sifat rheologis tertentu, yang tidak memungkinkan turunnya setiap partikel terdispersi. Artinya, diupayakan agar proses sedimentasi ataupun proses lain yang dapat mempengaruhi homogenitas sediaan, seperti aglomerasi, flotasi, dan flukolasi dapat dihambat. Hal itu dapat diatasi dengan penambahan stabilisator, yang mempertinggi viskositas sediaan. Akan tetapi daya alir suspense (terutama pada suspense per oral) tetap dipertahankan. ........................................................... DAYA KOCOK SEDIMEN Pada umumnya suspense farmasetika mengijinkan terjadinya pembentukan sedimen (kecuali suspense per oral dengan kerja obat yang kuat). ..................................... .................................................... ADSORPSI PADA ANTAR MUKA PADAT-CAIR Adsorpsi dari suatu zat terlarut dengan suatu permukaan padat dapat terjadi selama penyiapan bentuk sediaan suspense................................. PENGUJIAN 1.Analisa sedimentasi Untuk mengkarakterisasikan suspense digunakan analisa sedimentasi, dimana kelas ukuran partikel..................................... 2.Pengujian ukuran partikel, dispersitas Penentuan partikel body padat tersuspensi dilakukan ...

Pemeriksaan Istimewa dalam Sediaan InjeksiTidak selamanya manusia berada dalam kondisi yang baik. Adakalanya kondisi tubuh menurun dan tidak dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan normal. Ada begitu banyak penyakit yang dapat menyerang manusia khususnya bagi mereka yang memiliki sistem imun yang rendah. Penyakit dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan tidak normal yang dialami tubuh atau pikiran sehingga menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesulitan bagi orang yang mengalaminya. Keberadaan penyakit dalam tubuh manusia merupakan hal negative dan merugikan. Dengan demikian, mereka yang terjangkit suatu penyakit sudah sewajarnya berobat guna mencari kesembuhan. Hal yang paling erat kaitannya dengan penyakit yakni obat. Dengan mengkonsumsi obat ini kemungkinan untuk sembuh dimulai. Obat dapat didefinisikan sebagai tiap bahan atau campuran bahan yang dibuat, ditawarkan untuk dijual atau disajikan untuk digunakan dalam pengobatan, peredaan, pencegahan atau diagnosis suatu penyakit, kelainan fisik atau gejalagejalanya pada manusia atau hewan, dan dalam pemulihan, perbaikan, atau pengobatan fungsi organik pada manusia atau hewan. Obat dibuat dalam berbagai bentuk yang berbeda-beda. Hal tersebut dapat pula karena bentuk obat disesuaikan dengan fungsi dan cara penggunaan dari obat tersebut. Berikut ini berbagai bentuk sediaan obat :

Tablet

Tablet yaitu sediaan padat yang dibuat secara kempa atau cetak, dalam bentuk tabung pipih atau silinder, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu atau lebih zat berkhasiat dengan atau tanpa zat tambahan.

Kapsul

Kapsul yaitu bentuk sediaan obat yang terbungkus cangkang kapsul keras atau lunak, yang biasanya terbuat dari gelatin.

Sirup

Sirup yaitu sediaan cair berupa cairan yang mengandung sukrosa tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%.

Pil Pil yaitu bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral.

Pulvis Pulvis yaitu bentuk sediaan obat yang berupa campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan dan ditujukan untuk pemakaian luar.

Kaplet (kapsul tablet)

Kaplet yaitu sedian padat kompak yang dibuat secara kempa cetak. Bentuk kaplet oval seperti kapsul.

Pulveres Pulveres yaitu sediaan obat serbuk yang dibagi bobotnya sehingga kurang lebih sama, kemudian dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum. Puyer adalah contoh dari bentuk sediaan obat pulveres.

Emulsi

Emulsi yaitu sediaan obat berupa campuran dari dua fase dalam sistem dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya. Bentuk sediaan obat ini umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi.

Suspensi Suspensi yaitu bentuk sedian cair yang mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair.

Infusa Infusa yaitu bentuk sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90oC selama 15 menit.

Galenik Galenik yaitu sediaan obat yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang disari atau diekstrak.

Imunoserum Imunoserum yaitu bentuk sediaan obat yang mengandung imunoglobulin khas yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian. Imunoserum berkhasiat menetralkan toksin kuman (bisa ular dan mengikut kuman/virus/antigen.

Suppositoria Suppositoria yaitu bentuk sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra,umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh.

Salep Salep yaitu bentuk sediaan setengah padat yang ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Salep digunakan dengan cara dioleskan pada bagian yang terkena penyakit dan digunakan sebagai obat luar. Bahan yang digunakan sebagai obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.

Obat tetes

Obat tetes yaitu bentuk sediaan cair berupa larutan,emulsi atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar. Obat ini digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan farmakope

indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain : guttae (obat dalam), guttae oris (tetes mulut), guttae auriculares (tetes telinga), guttae nasales (tetes hidung), guttae opthalmicae (tetes mata).

Injeksi Injeksi yaitu bentuk sediaan steril berupa larutan,emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya agar kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.

Obat-obat tersebut diproduksi oleh industri-industri farmasi. Industri farmasi berbeda dengan industri lainnya. Hal ini dikarenakan konsumen dari industri farmasi adalah orang-orang yang sakit. Mereka mengkonsumsi obat dengan harapan bisa sembuh segera. Untuk itu dalam industri farmasi, dalam satu rangkaian proses pembuatan obat hingga obat tersebut sampai ditangan masyarakat, tidak lepas dari pengawasan QC (Quality Control). Yang paling kritikal dari obat yakni kandungan-kandungan yang ada di dalamnya terutama kandungan zat aktif. Pemeriksaan oleh QC guna menjaga kualitas obat dilakukan bukan hanya pada saat obat tersebut sudah dalam bentuk obat jadi saja, melainkan ketika obat tersebut masih dalam bentuk ruah maupun produk setengah jadi. Pemeriksaan sedikit lebih istimewa terdapat pada sediaan injeksi. Selain secara fisik dan kimia (kadar zat aktif) yang harus sesuai , secara mikrobiologi sediaan injeksi harus steril dan bebas dari bakteri endotoksin. Sediaan injeksi secara penggunaannya langsung disuntikkan ke dalam jaringan darah dan biasanya orang yang mengkonsumsi obat ini sudah berada dalam kondisi agak jauh dibawah normal. Uji sterilitas harus dilakukan dalam menjamin kualitas sediaan injeksi. Demikian pula dengan uji bebas bakteri endotoksin. Sediaan injeksi dikatakan steril jika tidak terjadi pertumbuhan pada medium pengkayaan bakteri yang digunakan selama 14 hari, selain itu juga bebas dari bakteri endotoksin. Endotoksin didefinisikan sebagai toksin pada bakteri gram negatif berupa lipopolisakarida (LPS) pada membran luar dari dinding sel yang pada keadaan tertentu bersifat toksik pada inang tertentu. Lipopolisakarida dalam hal ini disebut endotoksin karena terikat pada bakteri dan dilepaskan saat mikroorganisme mengalami pemecahan sel. Ada juga beberapa yang dilepaskan pada saat terjadi penggandaan bakteri. Komponen toksik pada Lipopolisakarisa yakni pada bagian lipid atau lemak, yang disebut lipid A. Komponen ini bukan merupakan struktur makromolekuler tunggal melainkan terdiri dari susunan kompleks yang berasal dari residu-residu lipid. Keberadaan endotoksin hanya terbatas pada bakteri gram negative batang dan kokus dan tidak secara aktif dilepaskan. Endotoksin berbeda dengan eksotoksin. Endotoksin adalah LPS sementara eksotoksin adalah polipetida.

Maksudnya enzim-enzim yang menghasilkan LPS tersebut dikodekan oleh gen-gen pada kromosombakteri daripada plasmid atau DNA bakteriofage yang biasanya mengkodekan eksotoksin. Endotoksin memiliki toksisitas yang lebih rendah dibandingkan dengan eksotoksin, namun beberapa organisme memiliki endotoksin yang lebih efektif dibanding yang lain. Keberadaan endotoksin tanpa bakteri penghasilnya sudah cukup untuk menimbulkan gejala keracunan pada inang. Endotoksin dapat membahayakan manusisa. Kontaminasi endotoksin dalam tubuh dapat menyebabkan demam juga dapat disebabkan oleh karena endotoksin dapat memicu pelepasan protein pirogen endogen (protein di dalam sel) yang mempengaruhi pusat pengatur suhu tubuh di dalam otak. Efek lain yaitu hipotensi, peradangan dan kerusakan jaringan. Secara tidak langsung dapat mengakibatkan stimulasi pembentukan sel granulosit, penggumpalan dan degenerasi dari sel trombosit. Dari penjelasan tersebut, maka dapat dibayangkan bagaimana bahaya yang akan terjadi jika dalam sediaan injeksi tidak steril dan mengandung endotoksin. Jujur , teliti dan berhati-hati dalam pemeriksaan sediaan injeksi merupakan sedikitnya yang menjadi modal untuk menghasilkan produk injeksi berkualitas. Hal ini karena pemeriksaan sediaan injeksi lebih kritis dan istimewa dibandingkan dengan pemeriksaan bentuj sediaan obat lainnya. Oleh : Ririn Widyastuti Mahasiswa fakultas teknologi industri Universitas Mercu Buana, Jakarta