laporan dokumentasi klp 1
TRANSCRIPT
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Setiap perawat selesai melakukan proses keperawatan, perawat harus segara
melakukan pendokumentasian. Dokumentasi merupakan segala sesuatu yang ditulis
atau dicetak , yang dapat dipercaya sebagai bukti kewenangan individu (Edelstein,
1990)
Asuhan keperawatan harus dilaksanakan sesuai standard keperawatan, yaitu
proses keperawatan, agar klien mendapatkan pelayanan/ asuhan keperawatan yang
bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan proses keperawatan adalah
metoda sistematis yang mengarahkan klien dan perawat untuk bersama-sama
menetapkan kebutuhan terhadap asuhan, merencanakan dan melaksanakan
asuhan, serta mengevaluasi hasil asuhan.
Peran perawat sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan terutama
dalam proses dokumentasi. Banyaknya model dokumentasi yang digunakan
mengharuskan penulis untuk mengetahui macam-macam model tersebut khususnya
dokumentasi di rawat inap bedah. Oleh karena itu, penulis melakukan observasi
mengenai model dokumentasi rawat inap bedah di Bangsal Cendana 2 RSUP Dr.
Sardjito.
B. Tujuan
1.Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan praktek laboratorium klinik keperawatan mahasiswa
semester III tahun akademik 2012/2013 mampu menjelaskan dokumentasi
keperawatan di tatanan pelayanan kesehatan.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan praktek laboratorium klinik keperawatan
mahasiswa semester III Tahun akademik 2012/2013 dapat mengidentifikasi :
a. Dokumentasi keperawatan di Puskesmas
b. Dokumentasi keperawatan di Rumah Sakit Jiwa
c. Dokumentasi keperawatan di Rawat Jalan
d. Dokumentasi keperawatan di Instalasi Rawat Darurat
e. Dokumentasi keperawatan di Rawat Inap Ruang Medikal Bedah
f. Dokumentasi keperawatan di Rawat Inap Ruang Perawatan Intensif
g. Dokumentasi keperawatan di Rawat Inap Ruang Anak
C. Tinjauan teori dokumentasi keperawatan
1. Pengertian
Dokumentasi adalah setiap penglihatan / bukti fisik dapat berupa tulisan, foto,
video klip, kaset dan lain-lain, yang telah dilakukan dan dpat dikumpulkan/
dipakai kembali ( thyredot ) atau semua data.
Otentik yang dapat dibuktikan secara hukum dan dapat dipertanggung jawabkan
sesuai dengan aturan dan dapat digunakan untuk melindungi klien ( Infurmes
Concent ).
2. Pengertian Dokumentasi Keperawatan Menurut Ahli.
a. Kozier dan ERB.
Metode sistematis untuk mengidenfikasi masih klien, merencanakan,
menimplementasi strategi pemecahan masalah mengevaluasi efektifitas dari
tindakan keperawatan yang telah diberikan.
b. Ellis dan Nowlis.
Metode pemecahan masih dalam askep yang telah diberikan meliputi 4
langkah : pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
c. Whole.
Sekelompok tindakan yang dilakukan untuk menentukan, merencanakan,
menginplementasi dan mengevaluasi askep.
d. Jieger.
Proses pemecahan masalah dan diterapkan untuk mengambil keputusan
tentang askep pada klien meliputi 5 langkah pengkajian, diagnosa,
perencanaan, impelemntasi dan evaluasi.
Kesimpulan : Dokumentasi keperawatan , proses keperawatan yang meliputi :
- Metode pemecahan masalah sistematis yang diterapkan dalam askep.
- Indentifikasi dalam pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi.
3. Manfaat Dokumentasi Keperawatan.
a. Mencegah pengabaian dan penanggulangan yang tidak perlu.
b. Mempermudah komunikasi.
c. Memberi fleksibilitas dalam memberi askep.
d. Mendorong partisipasi klien.
e. Memberi kepuasaan kepada perawat.
f. Tersedia metode yang terorganisir dalam askep.
4. Tujuan Dokumentasi Keperawatan.
Sebagai sarana dokumentasi fungsi :
a. Membantu pelaksanaan asuhan yang diberikan secara team meningkatkan
kecermatan dan mengurangi kesalahan membantu terwujudnya efektivitas
dan efistensi waktu.
b. Dokumentasi legal.
c. Sarana penelitian.
d. Sebagai statistik.
e. Pendidikan.
f. Audit / pemeriksaan.
5. Prinsip Dokumentasi Keperawatan.
a. Penulisan hal-hal pokok terhadap komunikasi secara kintinue tiap langkah
proses keperawatan.
b. Setiap kegiatan yang telah dikelompokkan dicatat dan didokumentasi.
c. Pencatatan identik untuk mengidentifikasi merencanakan dan mengevaluasi.
d. Berisi pemasukan terhadap kegiatan keperawatan dan kelanjutannya.
e. Dalam pencatatan sebagai pelayanan secara identik kejadian kegiatan setiap
langkah proses keperawatan.
f. Memerlukan format setiap langkah proses keperawatan.
g. Merupakan dokumentasi legal dari data yang diperoleh.
h. Catatan yang telah didokumentasi secara spesifik didasari oleh standar yang
ada.
6. STANDAR DOKUMENTASI
a. Pengertian.
Merupakan kebijakan / garis penetuan terhadap tindakan keperawatan yang
diberikan atau ukuran / model terhadap hal yang sama tepat dengan akurat.
b. Kegunaan.
Mengorganisasikan kwalitas karateristik dan penampilan kerja dalam praktek
keperawatan.
c. Karateristik umum.
Didasarkan atas pengertian keperawatan dan proses keperawatan
menerapkan seluruh sistem praktek keperawatan menuntun tindakan
keperawatan mendukung tingkat keperawatan yang optimal.
d. Standar dokumentasi keperawatan.
1) Standar I.
Pengumpulan data NCP sistematis tentang status kesehatan klien data
yang diperoleh dibicarakan lalu ditulis / direkam.
2) Standar 2.
Diagnosa keperawatan untuk didapat dari data status kesehatan.
3) Standar 3.
Rencana keperawatan dan hasil yang diharapkan diperoleh dari diagnosa
keperawatan.
4) Standar 4.
Rencana keperawatan secara media termasuk pendekatan secara medis
untuk mengukur kemajuan penyakit yang didapat di diagnosa
keperawatan.
5) Standar 5.
Sikap perawat terhadap pasien sangat diperlukan bagi proses
penyembuhan.
6) Standar 6.
Sikap perawatan menolong pasien untuk meningkatkan kemampuan
terhadap kesehatan.
7) Standar 7.
Kemajuan dan kemunduran kesehatan klien ditentukan oleh klien dan
perawat.
8) Standar 8.
Kemajuan dan kemunduran dicatat dan didokumentasi serta revisi untuk
rencanan keperawatan selanjutnya.
e. Ciri-ciri perawat frofesional.
1) Pendidikan dasar.
2) Mempunyai pengetahuan dan keterampilan atas dasar teori.
3) Memberi pelayanan kepada masyarakat.
4) Mempunyai otonom dalam membuat keputusan praktek.
5) Mempunyai kode etik praktek keperawatan.
7. ASPEK LEGAL DOKUMENTASI
a. Komponen umum data menurut hukum.
1) Kondisi fisik, ental dan emosi.
2) Prilaku.
3) Program pengobatan / perawatan.
4) Respon pasien terhadap perawatan.
b. Pedoman pencatatan data menurut hukum.
1) Memahami dasar hukum dari tuntunan mal praktek bagi perawat yang
terlibat.
2) Memberikan informasi kondisi pasien secara tepat.
3) Memperlihatkan fakta secara tepat dan akurat mengenai penggunaan
proses keperawatan.
4) Perhatikan terhadap situasi perawatan pasien.
Misalnya :
Pasien dengan masalah yang konplek.Situasi perawatan pasien yang
membutuhkan intervensi care.Perawatan klien penyakit akut.
c. Metode pencatatan data.
1) Penggunaan tinta.
a) Tinta hitam / biru.
b) Tidak dibenarkan memakai pensil – mudah dihapus – mudah
dimodifikasi.
c) Tanda tangan.
d) masing-masing catatan pada setiap kegiatan ditanda tangani oleh
pembuatannya ( nama jelas dan gelar ).
e) Kesalahan.
f) dicoret, lalu diatasnya ditulis salah kemudian ditanda tangani.
g) Tidak boleh dihapus / dihilangkan.
h) Waktu.
i) masing-masing catatan pad setiap kegiatan harus mencatat waktu /
hari kapan tindakan tersebut akan telah dilakukan.
d. Situasi yang memberikan kecendrungan pada tuntunan pengadilan.
1) Kesalahan administrasi pengobatan.
2) Kelemahan dalam supervisi pasien secara dan pengunaan alat.
3) Kelainan dalam mengangkat /mengecek benda asing setelah operasi.
4) Mengakibatkan pasien mengalami luka bakar.
5) Pemberhentian obat oelh perawat.
6) Tidak melakukan tekhnik antiseptik yang diharuskan.
7) Tidak mengikuti peraturan dan prosedur yang diharuskan.
8) Kelalaian tugas.
e. Hubungan etika dalam legalitas dokumentasi keperawatan.
1) Menjaga kerahasian dan privacy catatan pasien.
2) Kewajiban moral sehat dengan pencatatan elemen-elemen informed
concent.
3) Menjaga kerahasian pernyataan / keterangan saksi.
4) Menjaga kerahasian hak pilih pasien.
f. Penanggung jawaban pelayanan keperawatan melalui dokumentasi
keperawatan.
1) Berpegang pada kode etik.
2) Memberikan prioritas terhadap kebutuhan / masalah pasien.
3) Menggunakan standar dalam mencatat.
4) Menggunakan kebijaksanaan standar.
5) Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan kerja perawat secara
luas dan prefesional.