laporan praktk tekcar suspensi klp 3

63
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam bidang industri farmasi, perkembangan tekhnologi farmasi sangat berperan aktif dalam peningkatan kualitas produksi obat-obatan. Hal ini banyak ditunjukan dengan banyaknya sediaan obat- obatan yang disesuaikan dengan karakteristik dari zat aktif obat, kondisi pasien dan penigkatan kualitas obat dengan meminimalkan efek samping obat tanpa harus mengurangi atau mengganggu dari efek farmakologis zat aktif obat. Sekarang ini banyak bentuk sediaan obat yang kita jumpai dipasaran salah satunya adalah suspensi. Suspensi adalah sistem terdispersi dimana bahan obat yang tidak larut terdispersi dalam cairan pembawa. Dan sebagai pembawa dari suspensi yaitu berupa air dan minyak. Alasan bahan obat diformulasikan dalam bentuk sediaan suspensi yaitu bahan obat mempunyai kelarutan yang kecil atau tidak larut dalam air,

Upload: fhia-fhyo

Post on 21-Oct-2015

240 views

Category:

Documents


29 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam bidang industri farmasi, perkembangan tekhnologi

farmasi sangat berperan aktif dalam peningkatan kualitas produksi

obat-obatan. Hal ini banyak ditunjukan dengan banyaknya sediaan

obat-obatan yang disesuaikan dengan karakteristik dari zat aktif obat,

kondisi pasien dan penigkatan kualitas obat dengan meminimalkan

efek samping obat tanpa harus mengurangi atau mengganggu dari

efek farmakologis zat aktif obat.

Sekarang ini banyak bentuk sediaan obat yang kita jumpai

dipasaran salah satunya adalah suspensi. Suspensi adalah sistem

terdispersi dimana bahan obat yang tidak larut terdispersi dalam

cairan pembawa. Dan sebagai pembawa dari suspensi yaitu berupa

air dan minyak. Alasan bahan obat diformulasikan dalam bentuk

sediaan suspensi yaitu bahan obat mempunyai kelarutan yang kecil

atau tidak larut dalam air, tetapi diperlukan dalam bentuk sediaan cair,

mudah diberikan kepada pasien yang mengalami kesulitan untuk

menelan, diberikan pada anak-anak, untuk menutupi rasa pahit atau

aroma yang tidak enak pada bahan obat.

Sehingga dalam dunia farmasi seharusnya mengetahui

formulasi obat yang baik dan benar sehingga sediaan obat yang baik

dapat dipilih. Dengan keahliannya farmasis mudah memformulasi

Page 2: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

bentuk sediaan obat. Oleh karena itu, pada percobaan ini dilakukan

formulasi dalam sediaan suspensi.

I.2 Maksud dan Tujuan Praktikum

I.2.1 Maksud praktikum

Adapun maksud dari praktikum ini adalah agar mahasiswa

mengetahui dan memahami cara pembuatan suspensi yang baik

dan benar.

I.2.2 Tujuan praktikum

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk membuat

sediaan suspensi yang baik dan benar.

Page 3: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1. Pengertian

Suspensi sistem heterogendari dua fase, fase kontiyu dan

fase luar umunya merupakan cairan atau semi padat, dan fase

terdispersi atau fase dalam terbuat dari partikel-partikel kecil yang

pada dasarnya tidak larut, tetap terdispersi seluruhnya dalam fase

kontiyu. Zat yang tidak larut bisa di maksudkan untuk absorpsi

fisiologis atau untuk fungsi pelapisan dalam dan luar. (Lachman:

986)

II.2 Keuntungan dan Kerugian Sediaan Suspensi

Keuntungan sediaan suspensi antara lain sebagai berikut :

Bahan obat tidak larut dapat bekerja sebagai depo, yang dapat

memperlambat terlepasnya obat.

Beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam bentuk

larutan.

Obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan

dalam larutan, karena rasa obat yang tergantung kelarutannya.

Kerugian bentuk suspensi antara lain sebagai berikut :

Rasa obat dalam larutan lebih jelas.

Tidak praktis bila dibandingkan dalam bentuk sediaan lain,

misalnya pulveres, tablet, dan kapsul.

Page 4: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

Rentan terhadap degradasi dan kemungkinan terjadinya reaksi

kimia antar kandungan dalam larutan di mana terdapat air sebagai

katalisator .

II.3 Suspensi disebut Termodinamika Tidak Stabil

Kerja harus dilakukan untuk megurangi padatan menjadi

partikel kecil dan mendispersikannya dalam suatu pembawa.

Besarnya luas permukaan partikel yang diakibatkan oleh mengecilnya

zat padat berhubungan dengan energi bebas permukaan yang

membuat sistem tersebut tidak stabil secara termodinamik., dimana

dimaksudkan di sini bahwa partikel-partikel tersebut berenergi tinggi

dan cenderung untuk mengelompok kembali untuk mengurangi luas

permukaan total dan memperkecil energi bebas permukaan. Oleh

karena itu partikel-partikel dalam suspensi cair cenderung untuk

berflokulasi yakni membentuk suatu gumpalan yang lunak dan ringan

yang bersatu karena gaya van der Walls yang lemah. Pada keadaan

tertentu misalnya dalam suatu lempeng padat partikel tersebut dapat

melekat dengan gaya yang lebih kuat membentuk suatu gumpalan

(aggregates). Pembentukan setiap jenis gumpalan (agglomerates),

apakah itu flokulat atau aggregat dianggap sebagai suatu ukuran dari

suatu sistem utnuk mencapai keadaan yang lebih stabil secara

termodinamik. Kenaikan dalam kerja W atau energi bebas permukaan

total ∆ F diperoleh dengan membagi zat padat menjadi partikel yang

Page 5: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

lebih kecil dan mengakibatkan meningkatnya luas permukaan total ∆A

yang digambarkan dengan :

∆ F = γSL . ∆A

dimana γSL adalah tegangan antar muka antara medium cair dan partikel

padat. Agar mencapai suatu keadaan stabil, sistem tersebut cenderung

untuk mengurangi energi bebas permukaan: keseimbangan dicapai bila

∆F = 0 keadaan ini dapat dicapai dengan pengurangan tegangan

permukaan atau mungkin dapat didekati dengan pengurangan luas antar

muka. Kemungkinan terakhir ini, mengakibatkan flokulasi atau agregasi

yang diinginkan atau tak diinginkan dalam suatu suspensi farmasi seperti

yang dipertimbangkan dalam bagian terakhir. Tegangan antar muka dapat

dikurangi dengan penambahan suatu surfaktan , tapi biasanya

mempunyai suatu tegangan antar muka positif tertentu dan partikel-

partikel tersebut cenderung untuk berflokulasi. (Physical Pharmacy : 478)

II.4 Ukuran Partikel Suspensi

a. RPS 18th : 1538

Batas terendah dari ukuran partikel mendekati 0,1 µm

b. Parrot : 344

Ukuran partikel suspensi 1-50 µm

c. Scoville’s : 299

Partikel padat sekecil 1 µm dalam diameter mengandung lebih dari

100 juta molekul setiapnya.

Page 6: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

d. Lachman Industry : 479

Juga telah didiskusikan untuk suspensi memiliki diameter lebih dari

0,2 mikron, kira-kira lebih rendah dari batas resolusi mikroskop

optical.

II.5 Stabilitas Suspensi

Salah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan

suspensi adalah cara memperlambat penimbunan partikel serta

menjaga homogenitas dari pertikel. Cara tersebut merupakan salah

satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi.

Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi,

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Ukuran Partikel

Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel

tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu.

Hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik

dengan luas penampangnya. Sedangkan antar luas penampang

dengan daya tekan keatas merupakan hubungan linier. Artinya

semakin besar ukuran partikel maka semakin kecil luas

penampangnya.

2. Kekentalan / Viskositas

Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari

cairan tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya

Page 7: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

makin turun (kecil). Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum ”

STOKES”

Keterangan :

V = Kecepatan Aliran

d = Diameter Dari Partikel

p = Berat Jenis Dari Partikel

p0 = Berat Jenis Cairan

g = Gravitasi

ŋ = Viskositas Cairan

3. Jumlah Partikel / Konsentrasi

Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah

besar, maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang

bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut.

Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat

tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin

besar kemungkinan terjadinya endapan partikel dalam waktu yang

singkat.

4. Sifat / Muatan Partikel

Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari

beberapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak terlalu

sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar

Page 8: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam

cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat

alami, maka kita tidak dapat mempengruhi.

Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan

pertolongan mixer, homogeniser, colloid mill dan mortir. Sedangkan

viskositas fase eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan zat

pengental yang dapat larut kedalam cairan tersebut. Bahan-bahan

pengental ini sering disebut sebagai suspending agent (bahan

pensuspensi), umumnya besifat mudah berkembang dalam air

(hidrokoloid).

Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat

dikelompokan menjadi dua, yaitu:

a. Bahan pensuspensi dari alam.

Bahan pensuspensi dari alam yang biasanya digunakan

adalah jenis gom / hidrokoloid. Gom dapat larut atau

mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut

membentuk mucilago atau lendir. Dengan terbentuknya mucilago

maka viskositas cairan tersebut bertambah dan akan menambah

stabilitas suspensi. Kekentalan mucilago sangat dipengaruhi oleh

panas, PH, dan proses fermentasi bakteri.

Termasuk golongan gom

Contonya: Acasia ( Pulvis gummi arabici), Chondrus,

Tragacanth , Algin

Page 9: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

Golongan bukan gom

Contohnya : Bentonit, Hectorit dan Veegum.

b. Bahan pensuspensi sintesis

Derivat Selulosa

Contohnya : Metil selulosa, karboksi metil selulosa (CMC),

hidroksi metil selulosa.

Golongan organk polimer

Contohnya : Carbaphol 934.

II. 6. Kriteria Suspensi yang Baik

Ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi dalam formulasi

suspensi yang baik :

1. Partikel yang terdispersi harus memiliki ukuran yang sama

dimana partikel ini tidak mengendap dengan cepat dalam wadah.

2. Bagaimana juga, dalam peristiwa terjadinya sedimentasi,

sediment harus tidak membentuk endapan yang keras. Endapan

tersebut harus dapat terdispersi kembali dengan usaha yang

minimum dari pasien.

3. Produk harus mudah untuk dituang, memiliki rasa yang

menyenangkan dan tahan terhadap serangan mikroba.

Suspensi yang diinginkan harusnya memiliki :

1. Idealnya bahan-bahan terdispersi harus tidak mengendap

dengan cepat pada dasar wadah. Bagaimanapun juga dikatakan

Page 10: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

termodinamika tidak stabil sebagai cenderung mengendap. Oleh

karena itu, seharusnya siap didispersikan kembali membentuk

campuran yang seragam dengan penggocokan sedang dan tidak

membentuk cake.

2. Sifat fisika seperti ukuran partikel dan viskositasnya tetap harus

tetap konstan selama penyimpanan produk.

3. Viskositasnya memungkinkan untuk mudah mengalir dari wadah

(mudah dituang). Untuk penggunaan luar, produk harus cukup

cair tersebar secara luas melalui daerah yang diinginkan dan

tidak boleh terlalu bergerak.

4. Suspensi untuk pemakaian luar sebaiknya cepat kering dan

memberi lapisan pelindung yang elastis dan tidak cepat hilang.

5. Harus aman, efektif, stabil, elegan secara farmasetik selama

penyimpanan.

6. Suspensi kembalinya harus menghasilkan campuiran yang

homogen dari partikel obat yang sama yang dipindahkan secara

berulang-ulang. (RPS 18th : 296)

Page 11: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

II. 7. Perbedaan Deflokulasi dan Flokulasi (RPS 18th: 295)

Deflokulasi Flokulasi

1. Partikel wujud terpisah

2. Sedimentasi lambat

3. Penampilan menarik

4. Partikel tersebar rata

1. Agregat bebas

2. Sedimentasi cepat

3. Keruh, tampilan kurang

menarik

4. Jika sedimentasi tidak

terdispersi lagi

II. 8. Cara Formulasi Suspensi (RPS 18th: 296)

Formulasi suspense yang mempunyai stabilitas fisika yang

optimal tergantung pada partikel dalam suspensi, apakah menjadi

flokulasi atau deflokulasi. Salah satu yang biasa digunakan adalah

pembawa yang berstruktur untuk menjaga deflokulasi partikel dalam

suspensi. Yang kedua bergantung pada flokulasi terkontrol yang

berarti mencegah pembentukan cake, yang ketiga kombinasi dari

dua metode sebelumnya. Hasilnya adalah produk dengan stabilitas

yang optimum.

Page 12: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

II. 9. Komposisi Suspensi (Lachman: 180)

1. Sistem suspensi

a. Pembasah : surfaktan non ionic, propilenglikol, tween

b. Pendispersi/deflokulasi : lecithin

c. Bahan pengflokulasi : untuk flok yang mudah pecah dan

terdispersi kembali. misalnya, garam-garam kalsium

(NaCl/KCl), aluminium sulfat, sitrat dan fosfat

d. Bahan pengental : derivat selulosa (Na. CMC, HPMC)

2. Pembawa suspensi

a. Buffer/pengontrol pH : NH4Cl

b. Bahan osmotik dan penstabil : untuk mempertahankan osmotik

agar sama di dalam sel dan luar sel. Misalnya, destrose,

Partikel

Penambahan pembasah dan medium pendispersi

CPenambahan bahan

flokulasi

BPenambahan bahan

pengemulsi

APenambahan

struktur

Suspensi flokulasi sebanyak pelarut

akhir

Suspensi flokulasi dalam struktur

pembawa sebagai hasil akhir

Suspensi terdeflokulasi dalam struktur pembawa sebagai hasil akhir

Page 13: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

manitol, sorbitol, NaCl (bahan osmotik), dinatrium edefet

(penstabil).

c. Pewarna : tatrazine

d. Pengaroma : orange oil

e. Pengawet : metil paraben, propil paraben, asam benzoate,

benzyl lakohol, fenil etanol, garam ammonium guartena.

f. Cairan pembawa : air.

II. 10. Mekanisme Pembasah

Tahap pertama dalam pembasahan suatu serbuk adalah

pembasahan adhesional dimana permukaan padat

berhubungan dengan permukaan cairan. Tahap ini ekiuvalen

dengan perubahan tahap A ke tahap B dalam gambar. Paertikel

ini kemudia di tekan ke bawah permukaan cairan ketika

pembasahan pencelupan terjadi (B ke C) selama tahap ini

trebentuk antar muka padat-cair dan antar muka padat-udara

A

B

C

D

Page 14: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

hilang. Akhirnya cairan menyebar ke seluruh permukaan zat

padat apabila pembasahan penyebaran terjadi. Kerja

pembahasan penyebaran sama dengan kerja untuk

membentuk antar muka padat-cair dan cair-gas di kurangi

hilangnya antar muka padat-gas.

II. 11. Sudut kontak

Sudut kontak adalah sudut yang meliputi cairan pada titik

dimana tetesan dan zat padat bertemu. Makin kecil sudut kontak,

makin mudah zat padat/partikel di basahi, sebaliknya makin besar

sudut kontak, makin sulit zat padat/ partikel di basahi.

0o : terbashi sempurna, mudah terbasahi

90o : sebagian terbasahi

< 90o : sebagain besar terbasahi

>90o : sebagian kecil terbasahi

180o : tidak terbasahi.

II. 12. Lapisan Listrik Ganda

Lapisan listrik ganda adalah lapisan yang menghalangi

berikatannya partikel padat dengan pembawanya.

0o 90o < 90o >90o 180o

Page 15: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

A-A’ : adanya daya tarik menarik kation (+) dan anion (-),

merupakan daerah ikatan kuat dimana lapisan listrik

yang terjadi dan jumlah besar.

B-B’ : merupakan daerah terikat lemah dimana jumlah antara

kation (+) dan anion (-) tidak seimbang, maka

ditambahakn anion agar sma jumlahnya.

C-C’ : daerah netral dimana jumlah kation (+) dan anion (-)

sama besar

D-D’ : dan saling berikatan, berpasangan satu sama lain dan

saling tarik-menarik.

- Jika daerah netral meningkat, maka partikel yang

terflokulasi makin besar

- Jika gaya tarik-menarik meningkat, maka daerah netral

makin besar, potensial zeta menurun dan membentuk flok

- Jika gaya tarik-menarik meningkat, maka daerah netral

menurun, potensial zeta meningkat dan membentuk deflok.

II. 13. Evaluasi suspensi

1. Volume sedimentasi adalah perbandingan antara volume

sedimenatsi akhir (Vu) terhadap volume mula-mula suspensi

(Vo) sebelum mengendap

Page 16: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

2. Derajat flokulasi adalah pembandingan antara volume sedimen

akhir dari suspensi flokulasi (Vu) terhadap volume sedimen

akhir suspensi deflokulasi (Voc)

3. Metode reologi

Berhubungan dengan faktor sedimentasi dan

redisperstabilitas, membantu menentukan perilaku

pengendapan, mengatur pembawa dan susunan partikel untuk

tujuan perbandingan.

4. Perubahan ukuran partikel

Digunakan cara freeze-thow cycling, yaitu temperature

diturunkan sampai titik beku,lalu dinaikkan sampai mencair

kembali. dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan Kristal,

yang pada pokoknya menjaga agar tidak terjadi perubahan

ukuran partikel dan sifat Kristal.

Page 17: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III. 1. Formula 1

III. 1. 1. Formula Asli

R/ Suspensi Trisulfa

III. 1. 2. Rancangan Formula

Tiap 5 ml suspensi :

Sulfadiazin 167 mg

Sulfamerazin 167 mg

Sulfadimidin 167 mg

HPMC 1%

AlCl3 0,1%

Na.Sakarin 0,6%

Metil Paraben 0,1%

Aquadest ad 5 ml

III. 1. 3. Master Formula

Nama Produk : Trisulfa Transbe® Suspension

Jumlah Produk : 1 botol @100 ml

Tanggal Produksi : November 2013

No. Registrasi : DKL 1300600333 A1

No. Batch : C307025

Page 18: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

PT. Transbe

Farma

Trisulfa Transbe

Tanggal

Formulasi

Tanggal

ProduksiDibuat oleh Disetujui oleh

November 2013 November 2013 Kelompok III Asisten

Kode Bahan Nama Bahan Fungsi Bahan Per dosis Per batch

SZ – 001

SM – 002

SD – 003

HP – 004

AC – 005

NS – 006

MP – 007

AQ – 008

Sulfadiazin

Sulfamerazin

Sulfadimidin

HPMC

AlCl3

Na.Sakarin

Nipagin

Aquadest

Zat aktif

Zat aktif

Zat aktif

Pengental

Pemflok

Pemanis

Pengawet

pembawa

167 mg

167 mg

167 mg

1%

0,1%

0,6%

0,1%

ad 5 ml

3674 mg

3674 mg

3674 mg

1100 mg

110 mg

660 mg

110 mg

ad 110 ml

III. 1. 4. Alasan Pembuatan Sediaan

Kombinasi dari sulfadiazin, sulfamerazin dan sulfadimidin

dibuat sediaan suspensi karena kelarutannya yang sukar larut

dalam air, namun masih dikehendaki penggunaannya dalam

bentuk cair yakni dibuat suspensi.

III. 1. 5. Alasan Penambahan Bahan

1. Trisulfa

Trisulfa adalah kombinasi dari tiga sulfonamida biasanya

sulfadiazin, sulfamerazin dan sulfadimidin dalam perbandingan

Page 19: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

yang sama. Karena dosis setiap obat hanya sepertga dari dosis

biasanya dan daya larutnya masing-masing tidak saling

dipengaruhi, maka bahaya kristaluria sangat diperkecil.

Pemberian bikarbonat tidak diperlukan lagi, cukup dengan

minum lebih dari 1,5 liter air sehari selama pengobatan

(OOP:139)

a. Sulfadiazin mudah diserap dari saluran pencernaan,

konsentrasi dalam puncak yang mencapai 3 – 6 jam

setelah dosis tunggal hingga 40% dari sulfadiazin dalam

darah sebagai derivat, karena itu kelarutannya rendah

dan derivat asetilnya terdapat dalam urin , kristal urin

lebih banyak ditemui setelah penggunaan sulfadiazin

daripada sulfamethaxazol (Martindale : 336)

b. Sulfamerazin adalah sulfonamida kerja pendek atau

singkat yang komponennya mirip sulfamethaxazol.

Baiasanya diberikan bersama sulfonamida lain atau

trimetoprim. Sulfamerazin adalah derivat metil

sulfonamida dengan khasiat sama. Efek sampingnya

lebih sering terjadi begitu pula bahaya kristaluria lebih

besar dan sering dilaporkan kasusu perusakan ginjal.

Pada penggunaan sulfamerazin digunakan 4 dd 1 g.

Namun lebih sering digunakan dengan kombinasi

Page 20: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

bersama sulfadiazin dengan dosis yang sama antara

ketiganya yaitu 167 mg (Martindale : 339)

c. Sulfadimidin adalah sulfonamida kerja pendek yang

komponennya mirip sulfamethaxazol. Diserap baik pada

saluran intertisinal dan sekitar 80-90% terikat pada

protein plasma. Sulfadimidin telah diberikan bersama

sulfonamida secara partikular dengan sulfadiazin dan

sulfamerazin (Martindale :338)

2. HPMC

HPMC atau propilenglikol eter dari metil selulosa merupakan

serbuk putih sampai kekuningan secara kimia inerzt, tidak

bereaksi dengan bahan obat, viskositas larutan rendah.

HPMC merupakan polimer alam yang telah dimodifikasi

sebagai bahan eksipien di dalam sediaan topikal maupun

oral.

Dibandingkan dengan metil selulosa, HPMC menghasilkan

cairan jernih. HPMC juga digunakan sebagai zat pengemulsi,

agen pensuspensi dan agen penstabil di dalam sediaan oral,

topikal dan gel. Umumnya digunakan pada konsentrasi 0,3%

- 1% pada penggunaan formulasi larutan (Skripsi Evaluasi

pengaruh gelling agent terhadap stabilitas fisik atau propil

Page 21: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

difusi sediaan gel minyak biji jintan hitam : 2010)

(Martindale : 2007).

3. AlCl3

AlCl3 digunakan sebagai pemflok pada sediaan ini karena zat

aktif bermuatan negatif (golongan sulfonamida) maka

digunakan zat pemflokulasi yang bermuatan positif yaitu

AlCl3 lalu minum trichlorida (Ilmu Resep : 144)

Merupakan suatu elektrolik yang digunakan sebagai

pemflokulasi secara luas, elektrolik ini bekerja mengurangi

gaya listrik tolak menolak antara partikel membentuk flok

bebas yang menjasi karasteristik dari suspensi.

4. Na. Sakarin

Sakarin merupakan pemanis buatan yang biasanya terdapat

dalam bentuk garamnya yaitu berupa garam natrium sakarin

atau kalsium sakarin. Sakarin digunakan sebagai pemanis

dalam sediaan ini karena mempunyai sifat yang stabil dan

nilai kalorinya rendah

Na. Sakarin adalah agent pemanis intens digunakan pada

produk minuman, sediaan tablet salut dan formulasi

farmasetika seperti tablet, serbuk gel, suspensi, larutan dan

mouth wash juga digunakan dalam komponen vitamin

(Excipient : 608)

Page 22: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

5. Metil Paraben

Metil paraben digunakan sebagai pangawet dengan

konsentrasi 0,05 – 0,25% (RPS :1172)

Metil paraben menunjukkan aktivitas antimikroba pada range

luas sampai 9,8 (Excipient : 442)

6. Aquadest

Digunakan sebagai pelarut, pembawa dalam bentuk obat

dan sediaan farmasi (Excipient : 338)

Air adalah cairan fisiologi dalam tubuh, merupakan pembawa

pada kebanyakan larutan obat (Parrot : 170).

III. 1. 6. Uraian Bahan

1. Sulfadiazin (FI Edisi III Hal 579)

Nama Resmi : SULFADIAZINUM

Pemerian : Serbuk putih, putih kekuningan atau putih

merah jambu, hampir tidak berbau dan

tidak berasa

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar

larut dalam etanol (95)% dan dalam aseton

P, mudah larut dalam asam mineral encer

dan dalam larutan alkali hidroksida

Khasiat : Antibakteri

Dosis Max : 2 g – 8 g

Page 23: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

Dosis Min : 1 g – 6 gram

2. Sulfamerazin (FI Edisi III Hal 579)

Nama Resmi : SULFAMERAZINUM

Pemerian : Serbuk atau hablur putih agak kekuningan,

tidak berbau atau hampir tidak berbau, rasa

agak pahit, mantap di udara kalau kena

cahaya langsung lambat laun warna

menjadi tua.

Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, dalam

kloroform dan dalam eter, sukar larut dalam

etanol (90%) agak sukar larut dalam aseton

P, mudah larut dalam asam mineralencer

dan larutan alkali hidroksida.

Khasiat : Antibakteri

3. Sulfadimidin (FI Edisi III Hal 579)

Nama Resmi : SULFADIMIDINUM

Pemerian : Hablur atau serbuk putih, putih kuning

gading, tidak berbau atau hampir tidak

berbau, rasa agak pahit.

Kelarutan : sukar larut dalam air, dalam 120 bagian

etanol oil (95%), praktis tidak larut dalam

eter, larut dalam aseton, dalam minyak

Page 24: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

mineral dalam larutan alkali hidroksida dan

dalam larutan alkali karbonat

Khasiat : Antibakteri

4. HPMC

Nama Resmi : HYDROXYPROPILMETHYL CELLULOSA

Pemerian : Serbuk putih atau hablur putih

Kelarutan : Kelarutan Hydroxyethylmethyl selulosa

praktis tidak larut dalam air panas (di atas

608C), aseton, etanol (95%), eter, dan

toluena. Larut dalam air dingin untuk

membentuk larutan koloid.

Inkompabilitas : -

Keamanan : Hydroxyethylmethyl selulosa digunakan

sebagai eksipien dalam berbagai lisan dan

sediaan farmasi topikal, dan umumnya

dianggap sebagai bahan dasarnya tidak

beracun dan nonirritant.

Khasiat : Coating agent, pensuspensi, pengikat

tablet, agen penebalan, agen peningkat

viskositas.

5. AlCl3

Nama Resmi : ALUMINIUM CHLORIDA

Page 25: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

Pemerian : Putih atau putih kekuningan, serbuk kristal,

rasa manis, rasa astrigen, larutan yang

asam pada lakmus

Kelarutan : 1 gram dalam 0,9ml atai 1 ml alkohol, larut

dalam gliserin

Khasiat : Pemflok

6. Na. Sakarin

Nama Resmi : SACCHARINUM NATRIUM

Pemerian : Serbuk hablur tidak berbau, putih atau agak

aromatis, sangat manis.

Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air dan dalam 50

bagian etanol (91%). Mudah dilarutkan oleh

solusi amonia encer , alkali solusi

hidroksida , atau solusi alkali karbonat

(dengan evolusi karbon dioksida)

Stabilitas : Stabil di bawah kisaran normal kondisi

dipekerjakan dalam formulasi . Dalam

bentuk curah itu menunjukkan tidak

terdeteksi dekomposisi dan hanya jika

terkena suhu tinggi (125oC) pada pH

rendah (pH 2) selama lebih dari 1 jam tidak

signifikan dekomposisi terjadi . Produk

dekomposisi yang terbentuk adalah

Page 26: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

(amonium - o - sulfo) asam benzoat , yang

tidak manis . (4) stabilitas berair sakarin

sangat baik . Sakarin harus disimpan dalam

wadah tertutup baik di tempat yang tempat

kering.

Inkompabilitas : Dapat bereaksi dengan molekul besar ,

sehingga endapan yang terbentuk, memiliki

kontroversi yang cukup tentang

keselamatan sakarin , yang telah

menyebabkan studi ekstensif sejak

pertengahan 1970-an .

Khasiat : Pemanis

7. Metil Paraben

Nama Resmi : METHYLIS PARABEN

Nama Lain : Nipagin

Pemerian : Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak

berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian

agak membakar diikuti rasa tebal.

Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20

bagian air mendidih, ian etanol (95%) dan

alam 3 bagian aseton, mudah larut dalam

eter dan dalam larutan alkali hidroksida,

larut dalam 60 bagian gliserol panas dan

Page 27: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

dalam 40 bagian minyak lemak nabati

panas, jika diinginkan larutan tetap jernih.

Inkompabilitas : Aktivitas antimikroba Methylparaben dan

paraben lainnya adalah sangat berkurang

dengan adanya surfaktan nonionik, seperti

sebagai polisorbat 80, sebagai akibat dari

micellization. Namun, propilenglikol telah

ditunjukkan untuk mempotensiasi aktivitas

antimikroba dari paraben di hadapan

nonionik surfaktan dan mencegah interaksi

antara methylparaben dan polisorbat 80.

Tidak kompatibel dengan bahan lain,

seperti bentonit, magnesium trisilikat,

bedak, tragacanth, natrium alginat, minyak

esensial, sorbitol, dan atropin, telah

dilaporkan. itu juga bereaksi dengan

berbagai gula dan gula alkohol terkait.

Penyerapan methylparaben dengan plastik

juga telah dilaporkan ; jumlah yang diserap

tergantung pada jenis plastik dan

kendaraan. Telah menyatakan bahwa low-

density dan high-density botol polyethylene

tidak menyerap methylparaben.

Page 28: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

Methylparaben berubah warna dengan

adanya besi dan tunduk pada hidrolisis oleh

basa lemah dan asam kuat .

Keamanan : Methyl paraben dan paraben lainnya secara

luas digunakan sebagai antimikroba

pengawet dalam kosmetik dan farmasi oral

dan topikal formulasi. Meskipun paraben

juga telah digunakan sebagai pengawet

dalam suntikan dan persiapan mata,

mereka sekarang umumnya dianggap tidak

cocok untuk jenis formulasi karena potensi

iritasi dari paraben. ini pengalaman

mungkin tergantung pada respon kebal

terhadap enzimatis metabolit yang

terbentuk dari paraben di kulit. Parabens

adalah nonmutagenic, nonteratogenic, dan

Nonkarsinogenik. Sensitisasi terhadap

paraben jarang terjadi, dan senyawa ini

dilakukan tidak menunjukkan tingkat

signifikan sensitisasi photocontact atau

phototoxicity. Reaksi hipersensitivitas

terhadap paraben, umumnya tertunda jenis

dan muncul sebagai dermatitis kontak,

Page 29: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

telah dilaporkan. Namun, mengingat

meluasnya penggunaan paraben sebagai

pengawet, reaksi seperti itu relatif jarang,

klasifikasi

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Khasiat : Zat tambahan, Zat pengawet antimikroba

8. Aquadest (FI Edisi III hal 96)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Air Suling

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau

dan tidak mempunyai rasa

Khasiat : Pembawa

III.1. 7. Perhitungan Dosis

1. Sulfadiazin : - DL: 1 g – 6 g

- DM: 2 g – 8 g

2. Sulfamerazin : DL: 1 g – 6 g

3. Sulfadimidin : DL: 1 g – 6 g

III. 1. 8. Perhitungan bahan

Untuk 100 ml dilebihkan 10%

1. Sulfadiazin x 167 mg = 3,674 gram

Page 30: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

2. Sulfamerazin x 167 mg = 3,674 gram

3. Sulfadimidin x 167 mg = 3,674 gram

4. HPMC x 110 ml = 1,1 gram

5. AlCl3 x 110 ml = 110 mg

6. Na.Sakarin x 110 ml = 0,66 gram

7. Metil Paraben x 110 ml = 0,11 gram

8. Aquadest ad 110 ml

III.1. 9. Aturan Pakai

Dewasa : Setiap 6 jam 1 cth

III.1. 10. Cara Kerja Formula

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dikalibrasi botol 100 ml

3. Ditimbang bahan satu per satu berdasarkan perhitungan

bahan

4. Sulfadiazin, Sulfamerazin, Sulfadimidin digerus sampai

homogen (campuran I)

5. Na. Sakarin dan AlCl3 dilarutkan dalam air (campuran II)

Page 31: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

6. Dimasukkan campuran I ke dalam botol, kemudian

masukkan campuran II

7. HPMC dilarutkan dalam air dan masukkan dalam botol

8. Masukkan metil paraben ke dalam botol dan tambahkan

aquadest samapai batas kalibrasi

9. Beri etiket dan masukkan dalam kemasan.

III. 2. FORMULA II

III. 2. 1. Formula Asli

R/ Suspensi Ibuprofen

III. 2. 2. Rancangan Formula

Tiap 5 ml mengandung

Ibuprofen 2 %

AlCl3 0,1 %

HPMC 1 %

Metil Paraben 0,1%

Propilenglikol 15 %

Na. sakarin 0,075 %

Vanilin 0,5%

Aquadest ad 5 ml

III. 2. 3. Master Formula

Nama Produk : Ibuprofen Transbe® Suspension

Jumlah Produk : 1 botol @ 100 ml

Page 32: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

Tanggal Produksi : November 2013

Nomor Registrasi : DTL 1300700433 A1

Nomor Batch : C 3080263

PT.

TRANSBE

FARMA

IBUPROFEN TRANSBE

Tgl formulasi Tgl produksi Dibuat

oleh

Disetujui

oleh

November

2013

November

2013

Klmpok IV asisten

Kode bahan Nama Bahan Kegunaan Perdosis perbatch

IP-001 Ibuprofen Zat aktif 2 % 2,2 g

NL-004 AlCl3 Pemflok 0,1 % 16,5 ml

HP-003 HPMC Pensuspensi 1 % 110 mg

MP-006 Metil Paraben Pengawet 0,1 % 1100 mg

PG-002 Propilenglikol Pembasah 15 % 110 mg

NS-005 Na. sakarin Pemanis 0,075 % 82,5 mg

VL-007 Vanilin Pengaroma 0,5 % 550 mg

AQ-008 aquadest pembawa Ad 5 ml Ad 5 ml

III. 2. 4. Alasan Penambahan Bahan

1. Ibuprofen

Page 33: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

Mekanisme kerja: membran sel yang mengalami

kerusakan oleh suatu rangsangan kimiawi, fisika, atau

mekanis maka enzim polifase diaktifkan untuk mengubah

posfolipid menjadi asam arachidonat. Asam Arachidonat

kemudian sebagian diubah oleh enzim siklooksigenase

menjadi enzim endoperoksi dan seterusnbya menjadi zat-

zat prostaglanding yang menjadi mediator nyeri dan radang

serta demam. Ibu profen merupakan analgetik golongan

NSAID akan menghambat enzim siklogenase sehingga

asam arachidonat tidak dirubah menjadi enzim

endoperoksida yang nantinya akan menjadi mediator nyeri

radang dan demam. Kestabilan : stabil dalam cairan, pH =

7.2, sudut kontak 91,60 dan suhu 370C

2. Aluminium Clorida

Aluminium clorida merupakan suatu elektrolit yang

digunakan sebagai pemflokulasi, secara luas elektrolit ini

bekerja mengurangi gaya listrik tolak menolak antar partikel

membentuk flok bebas yang menjadi karakteristik dan

suspensi flokulasi (RPS: 297).

3. HPMC

HPMC secara kimia tidak bereaksi dengan bahan

obat, visikositas larutan rendah. HPMC merupakan polimer

alam yang dimodifikasi sebagai bahan eksipien didalam

Page 34: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

sediaan topical maupun oral dibandingkan dengan metal

selulosa, HPMC menghasilkan cairan jernih, digunakan

sebagai pengemulsi, pensuspensi, penstabil dalam

sediaan oral, topical, dan gel. Umumnya digunakan pada

konsentrasi 0,3 – 1 %pada penggunaan formulasi larutan

(martindale: 2007)

4. Metil Paraben

Digunakan sebagai pengawet dengan konsentrasi 0,05 -

0,25 % (RPS:1172)

Metal paraben menunjukkan aktivitas mikroba pada

range pH yang luas sampai 9,8 (exp:442)

5. Propilenglikol

Propilenglikol umumnya adalah pelarut yang lebih

baik daripada gliserin dan melarutkan berbagai macam

bahan seperti kostekosteroid, fenol, obat sulfa, barbiturate,

vitamin (A dan D), kebanyakan alkaloid dan banyak obat.

Dalam konsentrasi 10 % dapat meningkatkan efektifitas

metil paraben sebagai anti mikroba. Konsentrasi sebagai

kosolvent 10 – 15 % (exp: 592)

6. Natrium Sakarin

Natrium sakarin sangat lebih larut dibanding sakarin.

Keunggulan yaitu rasa manis kira-kira 300-600 kali dari

sukrosa. Sodium sakarin digunakan sebagai pemanis

Page 35: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

untuk menutupi rasa yang kurang enak. Larutan oral 0,075-

0,6 %.

7. Vanillin

Pemilihan pengaroma kategori antibiotic, ceri naples,

mawar, jeruk, pisang, vanillin, kayu manis, strawberry.

Vanillin digunakan dalam larutan dengan konsentrasi 0,01

– 0,02 % (DOM : 654).

8. Aquadest

Air adalah cairan fisiologi dalam tubuh manusia, tidak

mengherankan jika merupakan pembawa pada

kebanyakan larutan obat (parrot ; 170)

III. 2. 5. Uraian bahan

1. Ibuprofen (FI. Ed. III : 449)

Nama resmi : IBUPROFENUM

RM/BM : C13HO6/ 206,28

Pemerian : Serbuk hablur, putih hingga hampir putih,

berbau pedas lemah

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, sangat

mudah larut dalam etanol, metanol,

aseton dan kloroform, sukar larut dalam

etil asetat

pH : 3,6 – 4,6 ( bersifat asam)

Page 36: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

kestabilan : pada suhu 370

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Khasiat : analgesic dan antiinflamasi.

2. AlCl3

Nama Resmi : ALUMINIUM CHLORIDA

Pemerian : Putih atau putih kekuningan, serbuk

kristal, rasa manis, rasa astrigen, larutan

yang asam pada lakmus

Kelarutan : 1 gram dalam 0,9 ml atai 1 ml alkohol,

larut dalam gliserin

Khasiat : Pemflok

3. HPMC

Nama Resmi : HYDROXYPROPILMETHYL CELLULOSA

Pemerian : Serbuk putih atau hablur putih

Kelarutan : Kelarutan Hydroxyethylmethyl selulosa

praktis tidak larut dalam air panas (di atas

608C), aseton, etanol (95%), eter, dan

toluena. Larut dalam air dingin untuk

membentuk larutan koloid.

Inkompabilitas : -

Page 37: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

Keamanan : Hydroxyethylmethyl selulosa digunakan

sebagai eksipien dalam berbagai lisan dan

sediaan farmasi topikal, dan umumnya

dianggap sebagai bahan dasarnya tidak

beracun dan nonirritant.

Khasiat : Coating agent, pensuspensi, pengikat

tablet, agen penebalan, agen peningkat

viskositas.

4. Metil Paraben

Nama Resmi : METHYLIS PARABENUM

Sinonim : Nipagin

RM/BM : C8H8O3/152,25

Penerian : Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak

berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian

agak membakar diikuti rasa tebal

Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam air

mendidih, etanol, aseton, eter, larutan

alkali hidroksida, gliserol panas dan dalam

minyak lemak nabati panas.

Penyimpanan : Dalam adah tertutup baik

Kegunaan : Zat tambahan, zat pengawet

5. Propilenglikol

Nama resmi : PROPYLENGLYCOLUM

Page 38: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

RM /BM : C3H8O2 / 76,09

Pemernian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna,

rasa khas, praktis tidak berbau,

menyerap air pada udara lembab.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan

aseton, dan dengan kloroform, larut

dalam eter dan dalam beberapa minyak

esensial, tetapi tidak dapat bercampur

dengan minyak lemak.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : zat tambahan/pelarut.

6. Natrium Sakarin

Nama resmi : SACCHARINUM NATRIUM

Sinonim : natrium sakarin, sodium sakarin

Pemerian : Serbuk hablur tidak berbau, putih, agak

aromatis, sangat manis

Kelarutan : larut dalam 1,5 bagian air dan dalam 50

bagian etanol (95%)

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Khasiat : zat tambahan pemanis

7. Vanillin

Nama resmi : VANILIN

Page 39: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

RM/BM : C8H6O3/ 152,1

Pemerian : Kristal putih, atau agak kuning, serbuk

dengan baud an rasa vanila

Kelarutan : larut dalam 100 bagian air pada 200 C,

larut dalam air, gliserin dan alcohol,

kloroform, eter, minyak menguap,

minyak lemak, larutan alkali hidroksida.

Khasiat : pengaroma dan pewangi

8. Aquadest

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air suling

RM / BM : H2O / 18,0

Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa,

tidak berwarna.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : pelarut

III. 2. 6. Perhitungan Dosis

Ibuprofen :

u/ umur 1 thn:

Page 40: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

u/ umur 3 thn:

u/ umur 5 thn:

u/ umur 7 thn:

u/ umur 9 thn:

u/ umur 10 thn:

u/ umur 12 thn:

III. 2. 7. Perhitungan Bahan

Dibuat 100 ml, dilebihkan 10%

1) Ibuprofen

2) Aluminium Clorida

3) HPMC

Page 41: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

4) Metil Paraben

5) Propilenglikol

6) Natrium Sakarin

7) Vanillin

8) Aquadest ad 110 ml

III. 2. 8. Cara Kerja

1) Menyiapkan Alat Dan Bahan

2) Menimbang bahan yang ingin digunakan

3) Mengkalibrasi botol

4) Melarutkan metil paraben dalam air panas

5) Melarutkan HPMC dalam aquades secukupnya

6) Melarutkan Ibuprofen menggunakan propilenglikol (camp.I)

7) Menambahkan AlCl3, mucilago HPMC kedalam campuran I

(camp. II)

8) Menambahkan larutan metal paraben, natrium sakarin,

kedalam campuran II, aduk ad homogen

Page 42: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

9) Mencukupkan volume dengan menggunakan aquadest

sampai batas kalibrasi

10) Memasukkan kedalam wadah, kemudian menambahkan

vanillin, kocok ad homogen

11) Memberikan etiket dan brosur.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Percobaan

Berdasarkan percobaan diperoleh hasil sebagai berikut:

SuspensiPengocokan

ringanPurability Keterangan

Page 43: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

Suspensi

Sulfadiasine 100 ml

Terdispersi

kembaliBaik

Memenuhi

syarat

Suspensi Ibuprofen

100ml

Terdispersi

kembaliBaik

Memenuhi

Syarat

IV.2 Pembahasan

Pada percobaan ini dibuat suspensi sulfadiazine dan

suspensi ibuprofen. Dimana pada suspensi sulfadiazine dibuat

trisulfa yang merupakan kombinasi dari sulfadiazine, sulfamerazin

dan sulfadimidin dalam perbandingan dosis yang sama. Dibuat

trisulfa dengan pertimbangan bahaya kristaluria dapat diperkecil.

Pemberian bikarbonat tidak diperlukan lagi, cukup dengan minum

lebih dari 1,5 liter air sehari selama pengobatan.

Berdasarkan literatur untuk sulfadiazine, sulfamerazin dan

sulfadimidin ini mempunyai sudut kontak kurang dari 90o yaitu 71o,

61o dan 48o sehingga tidak digunakan pembasah untuk

menurunkan sudut kontak. Pembuatan suspensi sulfadiazine dibuat

100 ml dilakukan dengan mencampurkan zat aktif terlebih dahulu

hingga homogen sebagai campuran 1. Kemudian natrium sakarin

dan AlCl3 dilarutkan dalam air (campuran ke 2). Lalu dimasukkan

campuran pertama dan kedua dalam botol dan dimasukkan HPMC

Page 44: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

yang telah dilarutkan dalam air. Ditambahkan metil paraben dan

aquadest.

Suspensi yang dihasilkan merupakan suspensi yang baik

dan dilakukan uji organoleptik, partikel-partikel tersebar secara

merata, dan dengan pengocokan yang rendah endapan yang

terbentuk, mudah untuk terdispersi kembali.

Kendala yang dihadap dalam praktikum pembuatan

suspensi sulfadiazin ini adalah dari konsentrasi HPMC yang terlalu

rendah sehingga dihasilkan suspensi dengan viskositas yang

rendah.

Pada pembuatan suspensi ibuprofen dengan kelarutan

yang praktis tidak larut dalam air sehingga dibuat sediaan suspensi.

Ibuprofen memiliki sudut kontak 91o sehingga harus digunakan

pembasah untuk menurunkan sudut kontak, dalam hal ini

digunakan propilenglikol. Pembuatan suspensi ibuprifen dibuat

dengan membasahi terlebih dahulu dengan propilenglikol lalu

ditambahka AlCl3. Ditambahkan lagi musilago HPMC dan

selanjutnya metil paraben, natrium sakarin dan pengharum vanili.

Berdasarkan uji organoleptik didapatkan bahwa suspense yang

dihasilkan merupakan suspense yang baik.

Page 45: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Dari praktek di atas dapat di simpulkan bahwa, suspensi sulfadiaszine

100 ml dengan pengocokan ringan dapat terdispersi kembali,

purabilitynya baik, hal ini menunjukkan bahwa suspense sulfadiazine

Page 46: Laporan Praktk Tekcar Suspensi KLP 3

memenuhi syarat suspensi. Sedangkan suspensi ibuprofen 100 ml

dengan pengocokan ringan juga dapat terdispersi kembali,

purabilitynya juga baik dan juga termasuk dalam suspense yang

memenuhi syarat.

V.2. Saran

Disarankan kepada para praktikan untuk berhati-hati dan teliti

dalam melakukan praktikum agar mendapatkan hasil yang baik dan

benar.