laporan akhir program p2m penerapan...
TRANSCRIPT
1
LAPORAN AKHIR
PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS
PELATIHAN PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) PATEMON MANDARA
TIM PELAKSANA :
I WAYAN SUWENDRA,SE.,M.SI (KETUA)
NIDN : 0014057003
FRIDAYANA YUDIAATMAJA,MS.c (ANGGOTA)
NIDN : 0012047414
I NENGAH SUARMANAYASA,SE.,M.SI (ANGGOTA)
NIDN 0020028502
Dibiayai Dari Daftar Isian Pelaksaan Anggaran (DIPA)
Universitas Pendidikan Ganesha
SPK Nomor :
75/UN48.16/PM/2016 tanggal 25 Februari 2016
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2016
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya, Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Pada
Masyarakat, Iptek yang berjudul Pelatihan kepada Badan Usaha Milik Desa petemon
Mandara bertempat di Desa Patemon, Kec. Seririt Kab Buleleng. dilesaikan dengan tepat
waktu. Laporan Pengabdian Pada Masyarakat ini telah dikerjakan secara optimal namun
hasilnya masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang konstruktif dari
para pembaca sangat diharapkan untuk penyempurnaan lebih lanjut.
Terlaksananya kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini telah mendapatkan uliran tangan
dari berbagai pihak, baik moral maupun finansial. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini kami
mengaturkan terimakasih kepada para pihak.
1. Bapak Rektor Universitas Pendidikan Ganesha atas izin dan dukungan dana yang
telah diberikan dalam pelaksanaan kegiatan ini
2. Bapak Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM)
Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) atas dukungan moral dan izin yang
diberikan serta atas koordinasinya dalam memperoleh hibah dari dana DIPA
Undiksha 2016
3. Kepala Desa Patemon yang telah memfasilitasi kegiatan ini
4. Para Pengelola Badan Usaha Milik Desa patemon Mandara
5. Rekan-rekan panitia pelaksana dan tim monitoring kegiatan ini atas partisipasinya
Akhirnya, atas kerjasama yang baik, semoga Tuhan senantiasa memberkati kita semua
dan diberikan kesejahteraan lahir dan batin. Dan semoga Laporan pelaksanaan P2M ini
ada manfaatnya
Singaraja, 13 Agustus 2016
Pelaksana Pengabdian,
4
DAFTAR ISI
Hal
Lembar Pengesahan ----------------------------------------------------- i
Kata Pengantar ----------------------------------------------------- ii
Daftar Isi ----------------------------------------------------- iii
Daftar Tabel ----------------------------------------------------- iv
Bab I Pendahuluan ----------------------------------------------------- 1
1.1 Latar Belakang ----------------------------------------------------- 1
1.2 Analisis Situasi ----------------------------------------------------- 2
1.3 Permasalahan Mitra ----------------------------------------------------- 5
1.4 Tujuan Kegiatan ----------------------------------------------------- 5
1.5 Manfaat Kegiatan ----------------------------------------------------- 6
Bab II Metode Pelaksanaan ----------------------------------------------------- 7
Bab III Hasil dan Pembahasan ----------------------------------------------------- 9
3.1 Hasil ----------------------------------------------------- 9
3.2 Hasil Statistik ----------------------------------------------------- 15
3.3 Pembahasan ----------------------------------------------------- 16
Bab IV Kesimpulan dan Saran ----------------------------------------------------- 17
4.1 Kesimpulan ----------------------------------------------------- 17
4.2 Saran-saran ----------------------------------------------------- 17
Daftar Pustaka ---------------------------------------------------- 18
Lampiran-lampiran
5
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Hasil Pre-test dan Pos Test Pelatihan Pada
Bumdes Patememon Mandara
------------------------ 14
Tabel 3.2 Hasil Statistik Uji Beda -------------------------- 15
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, desa merupakan agen pemerintah
terdepan yang dapat menjangkau kelompok sasaran riil yang hendak disejahterakan, yaitu
dapat membentuk suatu badan usaha milik desa yang sesuai dengan permendagri nomor 39
tahun 2010 tentang Badan Usaha Milik Desa, di sebutkan bahwa “untuk meningkatkan
kemampuan keuangan pemerintahan desa dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
peningkatan pendapatan masyarakat melalui berbagai kegiatan usaha ekonomi masyarakat
pedesaan, didirikan badan usaha milik desa ini, usaha desa yang dibentuk/didirikan oleh
pemerintah Desa yang kepemilikan modal dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah
desa dan masyarakat. Pembentukan badan usaha milik desa ini juga berdasarkan pada
Permendagri Nomor 39 tahun 2010 pada Bab II tentang pembentukan badan usaha milik
desa. Pembentukan ini berasal dari pemerintah kabupate/kota dengan menetapkan peraturan
daerah tentang pedoman tata cara pembentukan dan pengelolaan BUMDes.
Selanjutnya pemerintah Desa membentuk BUMDes dengan peraturan Desa yang
berpedoman pada peraturan Daerah. Peraturan Daerah tentang BUMDes, sebagai akibat dari
diterbitkannya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 yang merupakan Perubahan dari
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah yang menyebutkan
bahwa “ dalam rangka mewujudkan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan agar mampu
melahirkan kepemimpinan daerah yang efektif dengan memperhatikan prinsip demokrasi,
persamaan, keadilan dan kepastian hukum dalam system Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Keberadaan desa baik sebagai lembaga pemerintah maupun sebagai entitas kesatuan
masyarakat hukum adat menjadi sangat penting dan strategis. Sebagai lembaga
pemerintahan, desa merupakan ujung tombak pemberian layanan kepada masyarakat.
Sedangkan sebagai entitas kesatuan masyarakat hukum, desa merupakan basis sistem
kemasyarakatan bangsa Indonesia yang sangat kokoh sehingga dapat menjadi landasan yang
kuat bagi pengembangan sistem politik, ekonomi,sosial-budaya dan hankam yang stabil dan
dinamis. Sehingga desa merupakan miniatur dan sampel yang sangat baik untuk mengamati
secara seksama interaksi antara pemerintah dan masyarakatnya. Dan melalui desa inilah
7
badan usaha milik desa dapat diselenggarakan dengan mengacu pada peraturan desa yang
didasarkan pada peraturan daerah.
BUMDes ini diharapkan mampu menstimulasi dan menggerakkan roda perekonomian di
desa. Aset ekonomi yang ada di Desa harus dikelola sepenuhnya oleh masyarakat desa.
Subtansi dan filosofi BUMDes harus dijiwai dengan semat kebersamaan dan self help sebagai
upaya memperkuat aspek ekonomi. Pada tahap ini, BUMDes akan bergerak seirama dengan
upaya peningkatan sumber-sumber pendapatan asli Desa. Upaya ini juga penting dalam
kerangka mengurangi peran free-rider yang sering kali meningkatkan biaya transaksi
transaksi melalui praktek rentenir (Nurcholis,2011).
1.2 Analisi Situasi
Kemiskinan adalah permasalahan bangsa yang mendesak dan memerlukan langkah-
langkah penanganan dan pendekatan yang sistematik, terpadu dan menyeluruh dalam rangka
mengurangi beban dan memenuhi hak-hak dasar warga masyarakat secara layak melalui
pembangunan inklusif, berkeadilan, berkelanjutan untuk mewujudkan kehidupan yang
bermartabat. Upaya percepatan penanggulangan kemiskinan perlu dilakukan melalui
langkah-langkah koordinasi secara terpadu antar sektor dan antar wilayah dalam merumuskan
kebijakan penanggulangan kemiskinan;
Provinsi Bali secara signifikan telah mencapai kemajuan terkait upaya pengurangan
kemiskinan, yaitu dari 6,18% pada tahun 2008 menurun menjadi 3,95 % pada tahun 2013.
Namun dari banyak keberhasilan tersebut masih memerlukan penguatan lebih lanjut untuk
mengupayakan penurunan jumlah angka penduduk dibawah garis kemiskinan. Pemerintah
Provinsi Bali telah melakukan beberapa upaya melalui strategi dan kebijakan dalam
peningkatan kesejahteraan dan pengurangan kemiskinan sebagaimana tertuang dalam visi
Program Bali Mandara Jilid II yang dijabarkan lebih lanjut dalam Dokumen Strategi
Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD);
Sejalan dengan kebijakan di atas, maka sejak Tahun 2012, Pemerintah Provinsi Bali
mengembangkan Program/Kegiatan Gerakan Pembangunan Desa Terpadu Mandara/Gerbang
Sadu Mandara (GSM) menjadi wadah bersama masyarakat Perdesaan dalam membangun diri
dan lingkungannya secara mandiri dan partisipatif, yang mencakup Pembangunan
infrastruktur pedesaan serta pengembangan usaha ekonomi produktif di perdesaan, menjadi
salah satu program Inti dalam percepatan penanggulangan kemiskinan di Provinsi Bali.
8
Gerbang Sadu Mandara (GSM) merupakan program/kegiatan yang menempatkan upaya
penanggulangan kemiskinan dan pengangguran serta pengurangan ketimpangan
pembangunan antar wilayah. Prioritas utama kegiatan ini adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat miskin, dengan hasil yang ingin dicapai adalah :
a. Menurunnya jumlah penduduk miskin dan terciptanya lapangan kerja yang mampu
mengurangi tingkat pengangguran terbuka
b. Meningkatnya peran desa sebagai basis pertumbuhan ekonomi
c. Meningkatnya pembangunan pada desa yang jumlah penduduk miskinnya didasarkan
pada Jumlah RTS dan Jumlah KK terbanyak pada desa-desa miskin dihitung secara
absolute berdasarkan data PPLS 2011.
d. Meningkatnya kualitas manusia secara menyeluruh tercermin dari membaiknya
angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM), meningkatnya pemahaman dan
pengamalan ajaran-ajaran agama
e. Membaiknya mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam yang
mengarah pada pembangunan berkelanjutan di seluruh sektor dan bidang
pembangunan Perdesaan.
f. Membaiknya infrastruktur yang ditujukan oleh meningkatnya kuantitas dan kualitas
berbagai sarana penunjang pembangunan.
Gerakan Pembangunan Desa Terpadu Mandara/Gerbang Sadu Mandara (GSM)
berupaya mendorong pembangunan desa yang berbasis pada sosial ekonomi masyarakat.
Lebih lanjut Gerbang Sadu Mandara diharapkan dapat mendorong kemandirian masyarakat
dan desa dalam membangun diri dan lingkungannya secara mandiri melalui peningkatan
pendapatan, dan dapat mendukung pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Peraturan Pemerintah
Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa. Diharapkan Petunjuk Teknis ini dapat bermanfaat bagi
pelaku Gerbang Sadu Mandara diseluruh tingkatan pelaksanaan, khususnya Pengelola dan
Pengendali kegiatan di Desa untuk memastikan keberhasilan dan pencapaian tujuan Gerakan
Pembangunan Desa Terpadu Mandara/Gerbang Sadu Mandara (GSM).
9
Impelementasi Gerakan Pembangunan Desa Terpadu Mandara atau Gerbang Sadu
Mandara (GSM) yang salah satu programnya meningkatkan peran desa sebagai basis
pertumbungan ekonomi sehingga diberbagai desa di Bali telah terbentuk Badan Usaha Milik
Desa (BUMDes). Keberadaan Program BUMDes ini sejalan dengan apa yang dikemukaan
oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar,
mengatakan, tatanan ekonomi meliputi keseluruhan bentuk dan bangun usaha ekonomi
menyangkut keseluruhan wadah ekonomi dan wadah-wadah ekonomi rakyat formal maupun
nonformal dalam berbagai bentuknya. Salah satunya adalah Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes). “BUMDes adalah pilar kesejahteraan bangsa, karena BUMDes tidak lain adalah
usaha yang didirikan atas dasar komitmen bersama masyarakat bawah, masyarakat akar
rumput, yaitu masyarakat desa, untuk saling bekerja sama, bergotong royong, demi
mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat desa," terang Marwan di Jakarta,
Minggu (25/10/2015).
Desa Patemon merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Seririt Kabupaten
Buleleng dengan Luas Wialayah 243 Km2, memiliki jumlah penduduk 7.239 Jiwa dengan
sebarannya Laki-laki 3.617 orang dan Perempuan 3.622 orang. Desa ini pada tahun 2014
tepatnya pada bulan Februari telah mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan
nama BUMDes Patemon Mandara. Keberadaan BUMDes ini memiliki bidang kegiatan
usaha diantaranya Unit kegiatan pertokoan dan Unit kegiatan Simpan Pinjam.
Berdasarkan Informasi yang diperoleh dari Manajer BUMDes Patemon Mandara
Bapak Made Suratmaja,SH yang dibantu oleh staff nya Monika bahwa perkembangan
usahanya cukup pesat terbukti omset yang dicapai pada unit pertokoan adalah Rp. 180 Juta
per bulan demikian juga pada unit Simpan Pinjam yang setiap hari nasabah Penyimpan
maupun peminjam rata-rata setiap Hari 20 orang yang melakukan teransaksi. Jumlah
karyawan yang dimiliki berjumlah sebanyak 9 orang dengan jam operasional mulai pukul
07.00 wita sampai dengan 21.00 wita untuk unit pertokoan sedangkan unit simpan pinjamnya
08.00 wita sampai dengan 14.00 wita.
Perkembangan yang cukup pesat ini baik dari sisi omset penjualan barang dagangan
maupun transaksi Simpan Pinjam membutuhkan tata kelola yang optimal yang salah satu nya
adalah Sistem Manajemen yang terpadu, yang secara riil penjualan maupun transaksi kredit
masih dilakukan secara manual tanpa menggunakan bantuan program komputerisasi atau
transaksi tidak berbasis system sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama menginput
10
data transaki . Disamping permasalahan system komputerisasi yang memadai juga terdapat
permasalahan tentang perencanaan keuangan sehingga tidak bisa diketaui target capaian yang
diinginkan
1.3 Permasalah Mitra
Mitra dalam kegiatan P2M ini adalah BUMDes Patemon Mandara yang terletak Di
Desa Patemon Kecamatan Seririt dengan manajernya bapak Made Suratmaja,SH yang
dibantu 12 orang karyawan. Berdasarkan latarbelakang dan analisis situasi maka dapat
diindentifikasi dan dirumuskan permasalahan mitra yang dihadapi sebagai berikut :
a. Belum pernah disusunnya Perencanaan Keuangan oleh Manager BUMdes Patemon
Mandara sehingga berdampak pada tidak ada ukuran kinerja dan target capaian
terhadap perkembangan BUMdes.
b. Masih terdapat pemisahan sistem antara unit Simpan Pinjam dan Unit Pertokoan dan
berlum terdapat system yang LINK ke dua unit tersebut sehingga konsolidasi Laporan
Keuangan dilakukan secara Manual.
c. Belum dipahami secara sistem oleh oleh karyawan dalam menginput data transaksi
Dari ketiga permalahan mitra yang dihadapi maka pada program P2M ini akan
diprioritaskan pada permaslahan sistem. Hal ini disebakan karena dua permasalah ini
akan berdampak pada kelancaran pelayanan yang di berikan pada BUMDes.
1.4 Tujuan Kegiatan
Tujuan Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat pada Badan Usaha Milik Desa
(BUMdes) Patemon Mandara di Desa Patemon Kecamatan Seririt adalah ssebagai
berikut.
a. Untuk memberikan pelatihan cara penyusunan Perencanaan Keuangan pada
BUMdes Patemon Mandara sehingga berdampak pada tidak ada ukuran kinerja dan
target capaian terhadap perkembangan BUMdes.
b. Untuk memberikan pelatihan cara melakukan konsolidasi laporan keuangan secara
LINK dari dua unit usaha yaitu unit Simpan Pinjam dan Unit Pertokoan
c. Untuk memberikan pelatihan dalam menginput data transaksi pertokoan maupun
simpan pinjam
11
1.5 Manfaat Kegiatan
Manfaat dengan diberikannya pelatihan ini akan dirasakan,
1.5.1 Bagi Mitra
Dengan diselenggarakannya pelatihan ini dapat memberikan pengetahua, wawasan
dan ketrampilan terhadap kelompok mitra sehingga nantinya mampu membuat
tatakelola kelembagaan BUMdes Patemon Mandara ini menjadi lebih baik
1.5.2 Bagi lembaga
Dengan dilakukan pelatihan ini maka bagi Universitas Pendidikan Ganesha, dapat
menunjukkan bahwa lembaga ikut berkontribusi terhadap pemecahan permasalahan
yang dihadapi oleh kelompok-kelompok usaha masyarakat.
12
BAB II
METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh Kelompok Mitra
adalah dengan memberikan pelatihan. Pelatihan menurut Gary Dessler (1997:263) adalah
proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang, ketrampilan dasar yang mereka
butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka. Dari Definisi tersebut diatas, dapat kita
simpulkan bahwa pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan
prosedur sistimatis dan terorganisir, sehingga tenaga nonmanajerial mempelajari pengetahuan
dan ketrampilan teknis untuk tujuan tertentu. Dalam suatu pelatihan memiliki beberapa ciri,
yaitu : (a) direncanakan dengan sengaja, (b) ada tujuan yang hendak dicapai, (c) ada peserta
(kelompok sasaran, (d) ada kegiatan pembelajaran secara praktis, (e) isi belajar dan berlatih
menekankan pada keahlian atau ketrampilan suatu pekerjaan tertentu, (f) dilaksanakan dalam
waktu relatif singkat, dan (g) ada tempat belajar dan berlatih. Dari uraian tersebut maka
langkah-langkah dalam pemberian pelatihan ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Kegiatan pelatihan ini dirancang dalam bentuk Ceramah, diskusi dan Tanyajawab
kepada para peserta pelatihan dalam hal ini adalah karyawan BUMdes Patemon
Mandara yang diberikan oleh instruktur Bapak Ir. Nyoman Riawan,MM, dengan
materi berupa Perencanaan Keuangan BUMDes, melakukan konsolidasi laporan
keuangan secara LINK dari dua unit usaha yaitu unit Simpan Pinjam dan Unit
Pertokoan dan menginput data transaksi pertokoan maupun simpan pinjam
2. Tujuan yang hendak dicapai. Sebagaimana kita ketahui tujuan yang ingin dicapai
dari pelatihan ini adalah para karyawan mampu membuat perencanaan keuangan
terutama manajer dan direktur Bumdes dan bagi karyawan mampu membuat laporan
keuang konsolidasi dari beberap unit usaha yang dimiliki
3. Adanya kelompok sasaran yang jelas yaitu para karyawan dan manajer dari pada
badan usaha milik desa patemon mandara
4. Penekanan dari pada kegiatan pelatihan ini adalah para karyawan dan manajer
menjadi ahli dan terampil dalam hal, untuk manajer ahli dalam membuat perencanaan
Keuangan Bumdes dan bagi karyawan menjadi terampil dalam mengimput data
transaksi dan membuat konsolidasi laporan keuangan
13
5. Tempat pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Pertuman Kantor Kepala
Desa Patemon Kecamatan Seririt, seperti Nampak pada Lapiran Foto-foto Kegiatan
6. Dan sebagai Evaluasi kegiatan ini sebagai dasar keberhasilan pelatihan dilakukan Pre
test dan post test.
14
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pelatihan
Kegiatan Pelatihan yang dilaksanakan pada Badan Usaha Milik Desa patemon Mandara
diikuti oleh seluruh karyawan yang terdiri dari Direktur, Manajer dan staff karyawan yang
berjumlah sebanyak 12 orang dengan rincian seorang Direktur, seorang manajer dan 10 orang
karyawan, yang pelaksnaannya selama dua hari. Berdasarkan identifikasi dan rumusan
masalah yang telah diungkapkan pada Bab I dan metode pemecahan masalah yang telah
diungkapkan pada Bab II maka dapat dikemukakan hasil dari pelaksanaan P2M ini sebagai
berikut, dari sisi materi yang diberikan berupa kiat dan metode Pembuatan Perencanaan
keuangan dari pada Badan Usaha Milik Desa patemon Mandara, pelaporan pengelolaan
Simpan Pinjam ,dan pembukuan sederhana pertokoan. Selanjutnya dapat dijelaskan
langkah –langkah pembuatan perencanaan keuangan yang secara singkat dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Bentuk Perencanaan Keuangan Bumdes
Aliran Kas (Cash Flow) yang terdiri dari : Perhitungan Sumber-sumber Penerimaan,
Perhitungan sumber-sumber Pengeluaran, dan Perkiraan Saldo Kas atau dana pada akhir
periode, selanjutnya Anggaran Pendapatan dan Biaya yang terdiri dari Perhitungan
sumber-sumber pendapatan, perhitungan surplus/defisit pada akhir periode
- Langkah-langkah penyusunan Rencana keuangan Bumdes
Identifikasi Posisi Keuangan dan identifikasi posisi pinjaman dan persediaan selanjutnya
hitung pertumbuhan penerimaan/pendapatan dan pengeluaran/biaya, tentukan target dan
asumsi, perkiraan pendapatan dan biaya serta penerimaan dan pengeluaran, selanjutnya
susun anggaran pendapatan dan biaya, anggaran operasional dan akhirnya rencana
keuangan optimis atau pesimis
2 Pelaporan Pengelolaan Simpan Pinjam
Seluruh Kegiatan Simpan Pinjam diawali dengan transaksi baik transaksi menabung atau
melakukan pinjaman, kegiatan ini harus didukung oleh bukti-bukti transaksi berupa
buku tabungan, perjanjian kredit, dari bukti tersebut akan ada keterangan transaski, nilai
transaksi dank ode transaski, dan kode bukti transaksi sebagai penghubung antara data
15
base dan bukti transaksi. Selanjutnya akhir bulan atau tahun akan dilakukan Evaluasi,
audit, tutup buku, pertanggungjawaban pajak.
3. Pembukuan Sederhana Toko
Ada Suatu pendapat yang mengatakan bahwa “85% Bisnis Bangkrut karena
Pembukuannya Tidak Benar“. Apapun bisnis anda, apakah bisnis jasa, toko maka
anda wajib mempunyai catatan pembukuan yang benar. Kenapa demikian ? Karena
dengan mempunyai catatan pembukuan yang benar maka anda bisa: Untuk
mengetahui kondisi usaha dalam kondisi untung/rugi, Digunakan sebagai alat
pengendali keuangan usaha, dan digunakan sebagai alat pengambil keputusan.
Pembukuan dalam bisnis adalah ibarat DASHBOARD pada mobil. Sehingga anda
bisa dengan MUDAH tahu kondisi bisnis anda. Dalam membuat pembukuan
sederhana terkait pencatatan setiap transaksi yang terjadi perlu kita membuat:
1. Tabel Kode Barang
2. Tabel Pembelian Barang
3. Tabel Penjualan Barang
4. Tabel Stok atau Persediaan Barang
5. Dashboard Penjualan
Tabel Kode Barang, berisi tentang kode-kode atas barang yang dibeli hal ini membantu
dalam pengawasan barang di tabel persediaan barang.
Tabel Pembelian Barang, berisi tentang data-data pembelian barang.
Tabel Penjualan Barang, berisi tentang data-data penjualan sekaligus memonitor
keuntungan yang didapatnya.
Tabel Stok atau Persediaan Barang, berisi data persediaan awal barang ketika terjadi
pembelian, data penjualan selama tahun berjalan dan data persediaan akhir dimana akan
diketahui kondisi barang untuk terakhir kali setelah terjadinya transaksi penjualan.
Dashboard Penjualan, fungsinya untuk memantau perkembangan penjualan (omzet
penjualan) dan keuntungan setiap bulannya yang disertai dengan grafik perkembangannya.
16
1. TABEL KODE BARANG
2. TABEL PEMBELIAN BARANG
NO TANGGAL KODE JENIS BARANG JUMLAH HPP
MODAL
1
1/1/2016 1 PEPSODEN BESAR 520 4000 2080000
2 2 RINSO CAIR
SUCHET
510 1000 510000
3 3 GULA PASIR 1 KG 520 7000 3640000
4 4 LILIN MERAH
BESAR
510 4000 2040000
5 5 ROKOK
SAMPOERNA 16
520 12000 6240000
6 6 KOREK GAS 510 700 357000
7 7 INDOMIE
GORENG
520 1500 780000
8 8 SIKAT GIGI 510 1500 765000
9 9 POTATO BESAR 520 15000 7800000
10 10 TOGO 510 4000 2040000
17
11 11 MAGNUM BLACK 520 19000 9880000
12 12 MAGNUM PINK 510 19000 9690000
13 13 SUSU BENDERA 520 6000 3120000
14 14 SARDINE 510 2500 1275000
15 15 KECAP BOTOL
SEDANG
520 4000 2080000
7730 101200 52297000
3. TABEL PENJUALAN BARANG
N
o Tanggal
Kod
e
Jumla
h
Harga
Jual Barang HPP
TOTAL
HPP
TOTAL
HARGA
SELISIH
HPP DG
HARGA
JUAL
1 01/01/201
6
1 50 6000 PEPSODEN
BESAR
4000 200000 300000 100000
2 2 50 1500 RINSO CAIR
SUCHET
1000 50000 75000 25000
3 3 10 9000 GULA PASIR
1 KG
7000 70000 90000 20000
4 4 50 6000 LILIN
MERAH
BESAR
4000 200000 300000 100000
5 5 50 1500
0
ROKOK
SAMPOERN
A 16
12000 600000 750000 150000
6 6 50 1000 KOREK GAS 700 35000 50000 15000
7 7 50 2000 INDOMIE
GORENG
1500 75000 100000 25000
8 8 50 2000 SIKAT GIGI 1500 75000 100000 25000
9 9 50 1800
0
POTATO
BESAR
15000 750000 900000 150000
10 10 50 7000 TOGO 4000 200000 350000 150000
11 11 50 2500 MAGNUM 19000 950000 125000 300000
18
0 BLACK 0
12 12 50 2500
0
MAGNUM
PINK
19000 950000 125000
0
300000
13 13 50 9000 SUSU
BENDERA
6000 300000 450000 150000
14 14 50 4000 SARDINE 2500 125000 200000 75000
15 15 50 6000 KECAP
BOTOL
SEDANG
4000 200000 300000 100000
10120
0
478000
0
646500
0
168500
0
4. TABEL STOK ATAU PERSEDIAAN BARANG
KODE JENIS BARANG TOTAL PEMBELIAN TOTAL PENJUALAN SISA
7730 52297000 6750 61425000 980
1 PEPSODEN
BESAR
520 2080000 450 2700000 70
2 RINSO CAIR
SUCHET
510 510000 450 675000 60
3 GULA PASIR 1
KG
520 3640000 450 4050000 70
4 LILIN MERAH
BESAR
510 2040000 450 2700000 60
5 ROKOK
SAMPOERNA 16
520 6240000 450 6750000 70
6 KOREK GAS 510 357000 450 450000 60
7 INDOMIE
GORENG
520 780000 450 900000 70
8 SIKAT GIGI 510 765000 450 900000 60
9 POTATO BESAR 520 7800000 450 8100000 70
10 TOGO 510 2040000 450 3150000 60
11 MAGNUM
BLACK
520 9880000 450 11250000 70
19
12 MAGNUM PINK 510 9690000 450 11250000 60
13 SUSU BENDERA 520 3120000 450 4050000 70
14 SARDINE 510 1275000 450 1800000 60
15 KECAP BOTOL
SEDANG
520 2080000 450 2700000 70
7730 52297000 6750 61425000 980
5. DASHBOARD PENJUALAN
Berdasarkan Evaluasi hasil pelatihan dengan menggunakan metode Pre-test dan post tes
dapat dikemukanan hasilnya dalam table 4.1 sebagai berikut :
Tabel 3.1 Hasil Pre-test dan Post Test Pelatihan pada Bumdes Patemon Mandara
No Nama Hasil
Pre-test Pos-test
1 Komang Desi 80 80
2 Erna 80 90
3 Sri Handayani 60 70
4 Suratmaja 60 80
20
5 Putu Indrawati 60 80
6 Dewa kadek artawan 60 80
7 I Nyoman Mawa 60 60
8 Monica 80 80
9 Ngurah Ari 40 90
10 Ketut Suartha 80 90
11 Kadek Mery Andayani 60 80
3.2 Hasil Analisis Statistik
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunaan uji beda (t-Test: Paired Two Sample for
Means ) yang hasilnya nampak seperti table 3.2 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
antara sebelum dan sesudah diberikan pelatihan. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai t-test
lebih besar darit-tabel yaitu sebesar 2.940588176 > 2.262157163
Tabel 3.2 Hasil Statistik Uji Beda
t-Test: Paired Two Sample for Means
80 80
Mean 66 80
Variance 182.2222222 88.88888889
Observations 10 10
Pearson Correlation 0.174607574
Hypothesized Mean
Difference 0
Df 9
t Stat
-
2.940588176
P(T<=t) one-tail 0.008235489
t Critical one-tail 1.833112933
P(T<=t) two-tail 0.016470979
t Critical two-tail 2.262157163
21
Dari table 4.1 dapat dijelaskan bahwa semua peserta pelatihan menunjukkan adanya
kemajuan pemahaman terhadap materi yang diberikan, dan memang dari kemampuannya
perlu ditingkatkan terutama dalam paraktek nya nanti. Secara spesifik
3.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil pelatihan yang telah dikemukakan diatas dengan menggunakan perlakukan
sebelum diberikan materi dan sesudah diberikan materi dalam bentuk pre-test dan post test
maka dapat dilihat kemajuan yang signifikan dengan melihat perbandingan antara nilai t-test
dengan t-tabel. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Moekijat (1993:3),
menyatakan bahwa pelatihan adalah suatu bagian pendidikan yang menyangkut proses
belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ketrampilan diluar system pendidikan yang
berlaku, dalam waktu relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek
dari pada teori. Sejalan pula dengan pendapatnya ,Gomes (1997:197), Pelatihan adalah setiap
usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi
tanggungjawabnya. Idealnya, pelatihan harus dirancang untuk mewujudkan tujuan-tujuan
organisasi, yang pada waktu bersamaan juga mewujudkan tujuan-tujuan para pekerja secara
perorangan. Pelatihan sering dianggap sebagai aktivitas yang paling umum dan para
pimpinan mendukung adanya pelatihan karena melalui pelatihan, para pekerja akan menjadi
lebih terampil dan karenanya akan lebih produktif sekalipun manfaat-manfaat tersebut harus
diperhitungkan dengan waktu yang tersita ketika pekerja sedang dilatih.
22
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan diatas maka dapat
disimpulkan .
1. Pelatihan yang diberikan kepada Direktur, Manajer dan Karyawan Badan Usaha
Milik Desa patemon Mandara sangat berpengaruh signifikan
2. Pelatihan pembuatan Perencanaan Keuangan adan Uasaha Milik Desa Patemon
Mandara sangat bermanfaat bagi karyawan, yang salah satunya adalah
penerimaan Gaji karyawan tidak berfluktuatip, sehingga karyawan nantinya bias
merencanakan keuangannya.
3. Dengan pelatihan ini nantinya dapat mempermudah pembuatan Laporan keuangan
Konsolidasi antara unit-unit usaha yang ada
4.2 Sara-Saran
1. Kegiatan pelatihan ini merupakan awal dari pada pembenahan tatakelola Badan
Usaha Milik Desa ini tentunya nanti dapat ditindaklanjuti dengan pelaksanaannya
2. Perlunya pembuatan perencanaan keuangan yang relevan (sesuai dengan kondisi
yang ada) sebagai dasar pengukuran Kinerja Badan usaha Milik Desa Patemon
Mandara.
23
Daftar Pustaka
1. Ahmad Erani Yustika, 2002, Demokrasi dan Pembangunan Ekonomi, Jurnal
Humanika, Vol. 6, No. 2, Desember 2002
2. Soenyoto, 2001.Kebijakan Publik, Gramedia. Jakarta
3. Sulistyani,2004. Kemitraan Pemerintah,Masyarakat dan LSM.Journal UGM.ac.id
4. Widjaja, 2002, “Otonomi Daerah & Daerah Otonom”, Rineka Cipta,. Jakarta.
5. UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Lembaga Desa
25
Foto- Foto Kegiatan
Koordinasi Pelaksnaan P2M Dengan Direktur BUMDES Patemon Mandara dan
Perebekel Patemon
27
Penyampaian Materi Oleh Narasumber Bapak Ir. Nyoman Riawan,M.M.
Peserta Pelatihan Mengisi Pre test ,..Nampak bapak Manjer membaca Soal