laporan akhir keluargo done

353
BAB 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan yang baik atau kesejahteraan merupakan suatu kondisi dimana tidak hanya terbebas dari penyakit. Sehat merupakan sebuah keadaan yang dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap berbagai perubahan lingkungan yang ada di lingkungan internal dan eksternalnya untuk mempertahankan keadaan fisik, emosional, intelektuap, sosial, perkembangan dan spiritual yang sehat. Sedangkan sakit adalah suatu proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya (Potter dan Perry, 2005). Status sehat atau sakit anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi keseluruhan keluarga dan interaksinya, dan keluarga juga mempengaruhi perjalanan dari penyakit seorang individu dan status kesehatan anggota keluarganya. Keluarga terdiri atas individu yang bergabung bersama oleh ikatan pernikahan, darah atau adopsi dan tinggal dalam satu rumah tangga yang sama (Friedman, 2010). 1

Upload: rizky-bangkit

Post on 12-Sep-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan Akhir Keluargo Done

TRANSCRIPT

BAB 1.PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Kesehatan yang baik atau kesejahteraan merupakan suatu kondisi dimana tidak hanya terbebas dari penyakit. Sehat merupakan sebuah keadaan yang dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap berbagai perubahan lingkungan yang ada di lingkungan internal dan eksternalnya untuk mempertahankan keadaan fisik, emosional, intelektuap, sosial, perkembangan dan spiritual yang sehat. Sedangkan sakit adalah suatu proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya (Potter dan Perry, 2005). Status sehat atau sakit anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi keseluruhan keluarga dan interaksinya, dan keluarga juga mempengaruhi perjalanan dari penyakit seorang individu dan status kesehatan anggota keluarganya. Keluarga terdiri atas individu yang bergabung bersama oleh ikatan pernikahan, darah atau adopsi dan tinggal dalam satu rumah tangga yang sama (Friedman, 2010).Jantung adalah pompa hidup yang berkerja sepanjang hidup kita, tanpa lelah jantung berkontraksi untuk mendorong darah mengedari tubuh sekitar 60 sampai 70 kali permenit, 10. 000 kali perhari, dan lebih dari satu milyar kali sepanjang hidup seseorang (Welker, 2008). Darah dipompakan ke seluruh tubuh oleh jantung. Jantung merupakan sistem pembuluh darah yang luas untuk memastikan darah menjangkau dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tekanan darah merupakan tekanan yang didesakkan dengan mensirkulasi darah pada dinding pembuluh darah, dan merupakan salah satu tanda-tanda vital (Ramadhan, 2010). Tekanan darah tinggi yaitu tekanan darah sistolik (batas atas darah) diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya (batas bawah darah) diatas 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2001). Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan masalah kesehatan yang cukup dominan di negara-negara maju, di Amerika Serikat diperkirakan 20% penduduknya menderita hipertensi. Satu diantara empat orang di Amerika terkena hipertensi, sebagai gambaran sebanyak 20% dari anak Amerika mungkin sudah mulai terkena tekanan darah tinggi. Dari 57 juta penduduk Amerika, sebanyak 90% pada kasus darah tinggi. Kondisi seperti ini disebut hipertensi esensial. Sepuluh persen sisanya disebabkan oleh penyakit-penyakit yang dapat di identifikasikan, seperti aterosklerosis, tumor kelenjar adrenal, atau penyakit ginjal (misalnya gagal ginjal dan radang ginjal) (Susi, 2003). Indonesia merupakan negara yang paling tinggi menderita gangguan sendi jika dibandingkan dengan negara di Asia lainnya seperti Hongkong, Malaysia, Singapura dan Taiwan. Penyakit sendi secara nasional prevalensinya berdasarkan wawancara sebesar 30,3% dan prevalensi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan adalah 14% (Riskesdas 2007-2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit sendi adalah umur, jenis kelamin, genetik, obesitas dan penyakit metabolik, cedera sendi, pekerjaan dan olah raga (Rabea, 2009). Keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara yaitu mengenal masalah kesehatan anggota keluarga yaitu dengan melihat perubahan kesehatan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga. Tugas selanjutnya dapat memutuskan tindakan yang tepat merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga dan diharapkan masalah kesehatan dapat berkurang atau bahkan teratasi, pada tugas yang selanjutnya yaitu dapat merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Selain merawat yang sakit lingkungan juga perlu untuk dimodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga dengan memelihara lingkungan yang bersih dan sehat agar tidak terjadi masalah kesehatan yang baru atau lebih parah, kemudian selain menjaga lingkungan keluarga juga dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga dengan memeriksakan kesehatan keluarga ketempat layanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit maupun klinik untuk mendeteksi kesehatan keluarga (Suprajitno, 2004).

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada keluarga Tn.A di Dusun Krajan Desa Sumberjambe Kabupaten Jember diperoleh data bahwa Tn.A mengeluhkan sering linu-linu dan berat pada daerah tengkuk. Dari pemeriksaan yang dilakukan didapatkan hasil tekanan darah Tn.A yaitu 160/90 mmHg dan kadar asam urat Tn.A yaitu 8,1 mg/dl. Maka penulis melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada Tn.A dengan hipertensi dan artritis gout pada keluarga Tn.A di Dusun Krajan Desa Sumberjambe Kabupaten Jember.1.2 Rumusan MasalahBagaimanakah asuhan keperawatan keluarga yang telah diterapkan di RT 4 RW 8 Dusun Krajan Desa Sumberjambe Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember?1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umumnya yaitu memberikan asuhan keperawatan keluarga untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga dengan masalah kesehatan pada keluarga.1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengkaji kebutuhan keluarga dan masalah keperawatan keluarga di RT 4 RW 8 Dusun Krajan Desa Sumberjambe Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember yang meliputi: mengumpulkan data melalui pengkajian penjajakan 1 dan 2, mengidentifikasi data yang diperlukan, serta menganalisis data yang telah diperoleh;

b. Menganalisis data hasil pengkajian dan merumuskan diagnosa keperawatan keluarg sesuai data objektif dan subjektif dari keluarga;

c. Menyusun rencana keperawatan keluarga sesuai diagnosa yang ada;

d. Melakukan implementasi sesuai rencana yang telah dilakukan;

e. Mengevaluasi implementasi program kegiatan yang telah dilakukan.1.4 ManfaatSetelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga selama 4 minggu, diharapkan:

a. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai sarana penyampaian ilmu tentang Keperawatan Keluarga dan diaplikasikan langsung kepada keluarga yang memiliki masalah kesehatan serta menjadi referensi pengembangan program pendidikan ners khususnya Keperawatan keluarga.b. Bagi Institusi Kesehatan (Puskesmas)

Sebagai sumber informasi tentang kesehatan keluarga untuk mengembangkan atau mengoptimalkan program-program kesehatan dan pembuatan kebijakan dalam penatalaksanaan kesehatan terkait keluarga-keluarga yang memiliki masalah kesehatanc. Bagi Keperawatan

Sebagai informasi untuk meningkatkan pengetahuan, kinerja perawat serta keterampilan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga.

d. Bagi Keluarga

Keluarga dapat mengatasi masalah kesehatannya yang ada, serta keluarga mampu menjaga kesehatan,dan meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Keluarga mampu menjalankan 5 tugas kesehatan keluarga dengan baik, yang terdiri dari mengetahui masalah, mampu mengambil keputusan, mampu merawat, mampu memodifikasi lingkungan sekitar tempat tinggal, dan mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatan pada anggota keluarga.

BAB 2. TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Singkat tentang Keluarga dan Permasalahannya

Keluarga Tn.A merupakan tipe keluarga usila dimana keluarga hanya terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan diri. Keluarga Tn.A terdiri dari Tn.A (66 tahun) sebagai kepala keluarga dan Ny.T (63 tahun). Tn.A berasal dari Sumberjambe Jember dengan suku Madura. Ny.T berasal dari Bandung dengan suku Sunda. Keluarga Tn.A tinggal di lingkungan yang secara etnis penduduknya bersuku Madura. Bahasa yang digunakan sehari-hari yaitu Bahasa Madura (homogeny etnik). Tn. A merupakan seorang pensiunan karyawan sekolah dan mengisi waktu luangnya dengan bekerja sebagai petani. Kebutuhan keluarga Tn. A dipenuhi oleh Tn. A dari gaji pensiun. Gaji Tn.A setiap bulan yaitu Rp. 1.600.000,-. Menurut Ny. T penghasilan yang didapat oleh Tn. A dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, hingga saat ini Tn.A masih aktif bekerja mengelola lahan pertaniannya. Keluarga Tn.A termasuk dalam keluarga sejahtera III. Kebutuhan dasar secara minimal sudah terpenuhi seperti makan keluarga dua kali dalam sehari atau lebih. Menggunakan pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan dan melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan yang dianut oleh setiap anggota keluarga. Tn.A juga mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga ke jenjang SMA dan SI. Tn.A dan Ny.S masih dapat berpergian menggunakan sepeda motor secara mandiri. Biasanya keluarga Tn.A mendapatkan informasi dari televisi atau radio. Berdasarkan tahap perkembangannya, tahap perkembangan yang saat ini dilewati oleh keluarga Tn. A adalah tahap perkembangan keluarga tahap ke-8 yaitu keluarga lansia dan pensiunan. Tugas perkembangan dari keluarga Tn. A sebagian besar telah terpenuhi. Tn. A dan Ny. T dapat memenuhi kebutuhan anggota keluarga dengan terdapatnya rumah, privasi dan keamanan bagi anggota keluarganya. Tn. A dan Ny. T juga dapat mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga baik hubungan antara suami-itri, orangtua-anak, maupun keluarga-sanak famili. Hubungan antara keluarga Tn. A dan sanak saudara terjalin dengan harmonis, sering kali saling mengunjungi satu sama lain. Hubungan Ny.T dan Tn.A terjalin baik dengan keluarga anaknya. Anaknya sering megunjungi orant tuanya yang rumahnya bersebelahan. Masalah kesehatan yang teridentifikasi pada keluarga Tn. A adalah kondisi hipertensi yang dialami Tn.A. Tekanan darah Tn.A adalah 160/100 mmHg. Selain masalah tersebut, Tn. W juga mengalami artritis gout dengan hasil kadar asam uratnya 8,1 mg/dl. Ny.T memiliki tekanan darah 110/70 mmHg dan terkadang 130/80 mmHg. Ny.T sering mengeluh linu-linu pada bagian kaki namun kadar asam uratnya normal yaitu 4,1 mg/dl.

Kondisi hipertensi pada Tn.A tidak terfollow up dengan baik karena kurangnya kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan sehingga Tn.A sering opname akibat darah tingginya kambuh. Keluarga saat ini mengenal masalah kesehatan yang dialami Tn.A, tetapi keluarga belum mampu mengambil keputusan untuk memberikan penanganan pada Tn.A yang mengalami hipertensi. Sampai saat pengkajian dilaksanakan keluarga belum mampu merawat anggota keluarga yang mengalami hipertensi dan keluarga juga belum mampu memodifikasi lingkungan yang mendukung peningkatan status kesehatan Tn.A yang mengalami hipertensi.2.2 Kerangka Model Family Center Nursing yang Sudah Diaplikasikan pada Keluarga KelolaanKerangka model family center nursing yang telah diaplikasikan dalam keluarga yaitu keluarga sebagai konteks. Kerangka model yang diadopsi dalam asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga Tn.A adalah perawat memandang keluarga sebagai konteks. Asuhan keperawatan yang diberikan berfokus pada Tn.A yang mengalami hipertensi dan asam urat. Keluarga Tn.A merupakan kelompok primer yang paling penting bagi Tn.A merupakan sumber daya bagi klien untuk meningkatkan status kesehatan. Keluarga merupakan latar belakang atau fokus sekunder dari asuhan keperawatan yang diberikan dan Tn.A merupakan bagian terdepan atau fokus utama dalam pengkajian dan intervensi. Keluarga dapat dilibatkan dalam pemberian intervensi. Dalam suatu waktu perawat dapat mengkaji keluarga sebagai bagian dari sistem pendukung sosial klien, tetapi hanya sedikit melibatkan keluarga dalam rencana asuhan keperawatan klien. Dalam waktu yang lain perawat juga dapat lebih banyak melibatkan keluarga dalam perawatan klien (Friedman, 2010).

Gambar 2.2. Kerangka Model Keluarga sebagai Konteks

BAB 3. TINJAUAN KASUS3.1 Kasus Kelolaan

Kasus kelolaan yang diangkat yaitu keluarga dengan hipertensi dan asam urat. Kondisi umum Tn. A baik. Tekanan darah 160/100 mmHg. Tn.A mengatakan ia mempunyai tekanan darah tinggi, linu-linu dan terkadang merasakan pusing dan berat pada tengkuk. Tn.A menjelaskan bahwa ada riwayat penyakit hipertensi pada keluarga. Tn.A postif memiliki asam urat dengan nilai asam urat 8,1. Sedangkan Ny.T terlihat sehat dan mampu untuk melakukan aktivitas. Tekanan darah 120/80 mmHg. Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang dialami keluarga besar Ny.T. Namun Ny.T mengeluh kakinya sering linu-linu. Ny.T negatif memiliki asam urat dengan nilai asam urat 4,0. Pada tanggal 10 desember 2014 Tn.A mengalami kecelakaan lalu lintas. Tn.A ditabrak orang sehingga terdapat luka pada tumit kakinya dan memar pada paha atasnya. Tn.A mengatakan ia langsung ke dokter di kalisat untuk memeriksa lukanya. Namun balutan luka tampak kotor. Tn.A mengungkapkan bahwa ia tidak memeriksakan lagi ke dokter karena jaraknya jauh. Keluarga merasa khawatir karena tekanan darah Tn.A yang tidak stabil dan keluarga tidak ingin Tn.A keluar masuk rumah sakit lagi seperti 2 tahun silam. Keluarga Tn.A tidak melakukan pemeriksaan secara rutin ke pelayanan kesehatan meski tahu jika hasil tekanan darahnya berubah-ubah (tidak stabil). Ny.T juga mengungkapkan bahwa kakinya sering linu-linu. Linu-linu yang dirasakan mulai mengganggu aktivitas keluarga sehari-hari. Terkadang Ny.T harus beristirahat hingga linu-linu yang dirasakan berkurang sehingga aktivitasnya terhambat. Ny.T mengungkapkan bahwa ia tidak pernah tahu mengenai darah tinggi,penyebabnya, dan apa dapat dilakukan di rumah, Jika asam urat Tn.A kambuh biasanya Tn.A hanya minum obat yang dibeli di apotik. Tn.A tidak pernah memeriksakan kadar asam uratnya.

Ditinjau dari lima tugas perkembangan keluarga menunjukan bahwa keluarga Tn. A tidak mengerti penyebab ataupun dampak dari hipertensi yang dimilikinya. Keluarga tidak mampu memutuskan untuk merawat anggota keluarganya yang terkena masalah kesehatan dan kurang pengetahuan mengenai macam-macam solusi terkait masalah kesehatan yang dialami. Selain itu, keluarga tidak mengetahui keadaan penyakitnya, kurang pengetahuan dan keterampilan dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga juga tidak mampu memodifikasi lingkungan terkait usaha pencegahan penyakit. Keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan jika sangat dibutuhkan (parah) dan tidak melakukan pemeriksaan secara rutin. Keluarga juga tidak pernah memeriksakan kadar asam uratnya. Dari pengkajian yang telah dilakukan ditemukan beberapa masalah keperawatan yaitu Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga untuk merawat Tn. A yang memiliki masalah kesehatan (hipertensi), Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit (luka kecelakaan), dan Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan (linu-linu pada Tn.A dan Ny.T). Setelah itu, perawat menyusun rencana keperawatan yang akan dilakukan. Perencanaan keperawatan untuk masalah keperawatan yang pertama yaitu memberikan pendidikan kesehatan terkait hipertensi (pengertian, penyebab, tanda gejala, pencegahan, dampak, dan terapi yang dapat dilakukan), mengajarkan penatalaksanaan hipertensi (pendektesian dini saat hipertensi kambuh, terapi herbal, pengaturan pola makan, senam hipertensi, senam wajah, masase kaki), modifikasi lingkungan keluarga (mengidentifikasi tanaman TOGA yang ada disekitar rumah, mempartisipasikan keluarga yang ada disekitar rumah untuk bersama-sama mendukung kesehatan keluarga Tn.A), dan memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan mengajak keluarga mengikuti posyandu lansia secara rutin serta mengetahui pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi untuk memeriksakan kondisinya. Perencanaan keperawatan untuk masalah yang kedua yaitu: memberikan pendidikan kesehatan terkait pengindentifikasian nyeri (waktu, frekuensi, skala, lokasi, dan penatalaksanaan yang dapat dilakukan), mengajarkan keluarga tentang penatalaksanaan nyeri (ROP, kompres hangat, senam rematik). Membantu keluarga memodifikasi lingkungan saat nyeri muncul (menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman, fasilitas yang dapat mengurangi nyeri), membantu keluarga untuk mengetahui pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi jika nyeri tidak tertahankan. Untuk masalah keperawatan ketiga, perawat menjelaskan tentang luka (pengertian dan ciri-ciri infeksi), melakukan perawatan luka dan mengajarkan keluarga untuk merawat luka secara mandiri, membantu keluarga dalam memodifikasi lingkungan (mengajarkan tentang kebersihan diri dan lingkungan, mengajarkan cara menjaga luka tidak kotor atau basah), membantu keluarga mengenal pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi jika kondisi luka memburuk atau muncul tanda-tanda infeksi.3.2 Kasus Resume 1Kasus resume 1 yang diangkat yaitu keluarga Tn.H. Keluarga Tn.H merupakan tipe keluarga nuclear family, dimana ada bapak ibu dan anak. Keluarga Tn.H terdiri dari Tn.H (27 tahun), Ny.M (29 tahun), An.R (5 tahun), dan An.S yang baru berusia 11 hari. Tn.H bekerja sebagai petani dan Ny.M sebagai ibu rumah tangga. Penghasilan yang didapatkan H tidak tentu. Keluarga berlatar belakang suku Madura dan sehari-hari keluarga ini menggunakan bahasa Madura. Ny.M mengtakan bahwa ia masih memandikan bayi ke dukun karena masih takut kalau pusarnya belum lepas. Ny.M juga tidak tahu bagaimana cara perawatan payudara. Ny.M menjelaskan bawa ia tidak tahu mengenai makanan yang baik untuk Ny.M dan bayinya. Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah Tahap III dengan anak pertama usia prasekolah. Tugas perkembangan yang belum optimal dilaksakan pada tahap ini adalah melakukan pemenuhan perkembangan keluarga dengan anak sekolah yaitu kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, karena anak pertamanya (An.R) sekolah, sedangkan An.S baru saja lahir dan kebutuhannya juga harus terpenuhi. Selain itu, Ny.M juga sulit membagi waktu antara An.R dan An.S sehingga tidak jarang Ny.M kekurangan waktu dalam merawat An.R. Keluarga tidak mengetahui bagaimana perawatan bayi yang tepat sehingga Ny.M menyerahkan pearwatan bayinya pada dukun bayi. Ny.M juga mengungkapkan bahwa anak pertamanya hanya disusui hingga usia 4 bulan karena putting susu ibu yang lecet dan sakit ketika menyusui. Ny.M sangat bersemangat dalam merawat bayinya. Ia bahkan ingin anaknya mengikuti posyandu dan imunisasi. Namun Ny.M tidak tahu imunisasi apa saja yang harus diberikan dan takut jika anaknya sakit setelah mendapat imunisasi seperti anak pertamanya. Selain itu, Ny.M tidak mengerti bagaimana menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anaknya. Dari pengkajian yang telah dilakukan ditemukan beberapa masalah keperawatan yaitu ketidakefektifan proses kehamilan-melahirkan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan. Kesiapan untuk meningkatkan status imunisasi berhubungan dengan kemampuan keluarga dalam mengakses pelayanan kesehatan. Untuk mengatasi masalah ketiga masalah tersebut, telah disusun rencana yang akan dilakukan yaitu Memberikan penddikan kesehatan tengang perawatan bayi baru lahir, asi esklusif, posisi dan teknik menyusui yang benar. Selain itu, perawat juga mengajarkan tentang senam nifas, pemilihan KB yang sesuai, pengaturan pola makanyang tepat bagi ibu nifas dan menyusui, serta pijat ocitosin. Perawat juga membantu memodifikasi lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Untuk permasalah selanjutnya, perawat merencanakan pemberian pendidikan kesehatan tentang imunisasi (pengertian, jenis imunisasi, waktu imunisasi, efek samping menyusui) dan membantu keluarga dala mengakses pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi (posyandu balita). 3.3 Kasus Resume 2Kasus resume 2 yang diangkat adalah keluarga dengan anggota keluarga yang mengalami asma yaitu keluarga Tn.A. Keluarga Tn.A adalah keluarga dengan masalah kesehatan asma yang dialami oleh Ny.R. Tipe keluarga Ny.R adalah Nuclear family, dimana ada keluarga inti yaitu bapak ibu dan anaknya. Keluarga Tn.A terdiri dari Tn.A (60 tahun), Ny.R (50 tahun), anak keempat Ny.R yaitu An.T (20 tahun), dan anak terakhir Ny.R (10 tahun). Tn.A bekerja sebagai buruh tani. Latar belakang keluaraga adalah suku Madura dan sehari-hari keluarga ini menggunakan bahasa Madura. Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap perkembangan keluarga tahap VI yaitu keluarga dengan anak dewasa, dimana tugas perkembangan keluarga pada tahap ini yang belum optimal untuk membantu anggota keluarga (suami/Istri) yang sedang sakit atau memasuki masa tua juga belum optimal.Masalah kesehatan yang ada di keluarga Tn.A dan Ny.R yaitu asma yang dialami Ny.R. Ny.R mengatakan bahwa ia merasa sesak sejak lebih dari 10 tahun yang lalu. Ny.R juga menjelaskan bahwa ayahnya juga memiliki sesak napas dan sekarang anak ketiganya juga sesak. Keluarga Ny.R mengatakan bahwa mereka tidak tahu sebab dan bagaimana caranya agar sesak Ny.R dapat berkurang. Keluarga mengaku bahwa mereka sudah membawa Ny.R berobat kemana-mana namun sesaknya masih sering kambuh. Saat sesaknya kambuh, Ny.R hanya memposisikan dirinya dalam keadaan duduk hingga sesaknya berkurang. Selain itu, Ny.R juga bingung dengan kondisi An.T yang sering mengalami kejang. Keluarga tidak tahu tentang penyakit yang dialami An.T. jika An.T mengalami kejang, mereka hanya mengoleskan air keseluruh tubuh An.T hingga kejang An.T berhenti. Keluarga tidak tahu penyebab kejang An.T dan bangaimana mencegahnya. Keluarga juga tidak pernah memeriksakan kesehatan An.T ke pelayanan kesehatan.Dari pengkajian tersebut, didapatkan beberapa masalah keperawatan keluarga yaitu Kurang pengetahuan keluarga Ny. R berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal masalah yang dialami anggota keluarga (kejang pada An.T), Ketidakefektifan pola nafas pada Ny. R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang memiliki permasalahan kesehatan (asma pada Ny.R). Setelah itu, perawat menyusun rencana keperawatan yang akan diberikan antara lain: memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit asma (pengertian, penyebab, tanda gejala, penatalaksanaan asma), mengajarkan keluarga tentang pengelolaan asma yaitu napas dalam, terapi tiup balon, batuk efektif, senam asma, terapi uap). Perawat juga membantu memodifikasi lingkungan yang aman dan nyaman bagi penderita asma. Perawat juga membantu mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang dapat dikunjungi jika sesak Ny.R kambuh dan tidak dapat ditangani secara sederhana. Untuk permasalahan selanjutnya, perawat memberikan penjelasan tentang epilepsi, penyebab epilepsi, faktor risiko dan mengajarkan penatalaksanaan epilepsi. Selain itu, perawat juga mengajarkan tentang modifikasi lingkungan yang aman bagi An.T saat kejang kambuh. BAB 4. PEMBAHASAN4.1 Asuhan Keperawatan Kasus KelolaanA. Pengkajian Keperawatan KeluargaI. Data Umum

1. Nama Kepala Keluarga (KK) :Tn. A

2. Usia:66 tahun

3. Pendidikan:SR

4. Pekerjaan :Pensiunan

5. Alamat:RT 4 RW 8 Dusun Krajan Desa Sumberjambe Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember

6. Komposisi Anggota Keluarga:

Tabel 1. Komposisi Anggota Keluarga Tn. A

NoNamaJenis KelaminHub dgn KKUmur (tahun)PendidikanPekerjaan

1.Tn. ALKK66SDPensiunan

2.Ny. PIstri63SDIbu rumah tangga

3.Ny. InPAnak43SMAGuru PAUD

4.Ny. IndPAnak27SIGuru SD

Genogram Keluarga Tn. A:

Gambar2.2. Genogram keluarga

Keterangan: Berdasarkan gambar genogram keluarga Tn. A dapat diketahui bahwa yang tinggal dalam rumah keluarga Tn. A yaitu istrinya Ny. T. Keterangan Gambar Genogram :

7. Tipe keluarga: keluarga usila dimana keluarga hanya terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan diri

8. Suku bangsa: Tn. A berasal dari Sumberjambe Jember dengan suku Madura. Ny. T berasal dari Bandung dengan suku Sunda. Keluarga Tn. A tinggal di lingkungan yang secara etnis penduduknya bersuku Madura. Bahasa yang digunakan sehari-hari yaitu bahasa Madura (homogeny etnik). Ny. T menyusuaikan masakan yang disukai oleh keluarga dimana keluarga lebih suka makanan yang asin dan gurih seperti masyarakat madura. Namun Ny.T sendiri lebih menyukai sayur mayur seperti masyarakat sunda di daerah asalnya dulu. Mengunjungi keluarga besar dan mengikuti kegiatan keagamaan merupakan kegiatan yang sering dilakukan keluarga. System dukungan keluarga berasal dari keluarga besar dimana lingkungan disekitar rumah Ny.T dan Tn.A masih satu saudara. Pakaian yang digunakan oleh Tn.A dan Ny.T tidak menggunakan pakaian tradisional.

9. Agama: Kepercayaan yang dianut oleh seluruh anggota keluarga Tn. A adalah Islam. Tn. A dan Ny. T tidak aktif di kegiatan pengajian yang diadakan di lingkungan rumahnya karena menurut Ny,T dan Tn. A usianya sudah tua.

10. Status sosial ekonomi keluarga: Tn. A merupakan seorang pensiunan karyawan sekolah dan mengisi waktu luangnya dengan bekerja sebagai petani. Kebutuhan keluarga Tn. A dipenuhi oleh Tn. A dari gaji pensiun. Gaji Tn.A setiap bulan yaitu Rp. 1.600.000,-. Menurut Ny. T penghasilan yang didapat oleh Tn. A dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, hingga saat ini Tn.A masih aktif bekerja mengelola lahan pertaniannya. Keluarga Tn.A termasuk dalam keluarga sejahtera III. Kebutuhan dasar secara minimal sudah terpenuhi seperti makan keluarga dua kali dalam sehari atau lebih. Menggunakan pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan dan melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan yang dianut oleh setiap anggota keluarga. Tn.A juga mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga ke jenjang SMA dan SI. Tn.A dan Ny.S masih dapat berpergian menggunakan sepeda motor secara mandiri. Biasanya keluarga Tn.A mendapatkan informasi dari televisi atau radio.

11. Aktivitas rekreasi keluarga: Aktivitas rekreasi pada keluarga Tn. A sering dilakukan, diantara menonton tv bersama, mendengarkan radio, dan berkunjung ke rumah saudara sekaligus menghabiskan waktu bersama anak cucu.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini: Berdasarkan tahap perkembangannya, tahap perkembangan yang saat ini dilewati oleh keluarga Tn. A adalah tahap perkembangan keluarga tahap ke-8 yaitu keluarga lansia dan pensiunan. Adapun tugas perkembangan keluarga lansia adalah:

a. Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan

b. Menyesuaikan terhadap penghasilan yang kurang

c. Mempertahankan hubungan pernikahan

d. Menyesuaikan terhadap kehilangan pasangane. Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasif. Melanjutkan untuk merasionalisasi kehilangan keberadaan anggota keluargaTugas perkembangan dari keluarga Tn. A sebagian besar telah terpenuhi. Tn. A dan Ny. T dapat memenuhi kebutuhan anggota keluarga dengan terdapatnya rumah, privasi dan keamanan bagi anggota keluarganya. Tn. A dan Ny. T juga dapat mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga baik hubungan antara suami-itri, orangtua-anak, maupun keluarga-sanak famili. Hubungan antara keluarga Tn. A dan sanak saudara terjalin dengan harmonis, sering kali saling mengunjungi satu sama lain. Hubungan Ny.T dan Tn.A terjalin baik dengan keluarga anaknya. Anaknya sering megunjungi orant tuanya yang rumahnya bersebelahan.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:

Tugas perkembangan keluarga Tn. A berdasarkan keterangan keluarga, sampai saat ini cukup terpenuhi. Meski diantara pasangan belum ada yang meninggal dunia, mereka menyadari bahwa usianya sudah tidak muda lagi dan hanya bisa meningkatkan ibadah di usia tuanya. 3. Riwayat keluarga inti:Tn. A dan Ny. T menikah pada tahun 1970. Tn.A adalah penduduk asli sumber jambe sedangkan Ny.T adalah pendatang dari Jawa Barat.Tn. A dan Ny. T dikaruniai 2 orang anak yaitu Ny. In dan Ny. Ind. Saat menikah, Ny.T merupakan seorang guru SD di desa sebelah. Setelah menikah, keluarga Tn.A menempati rumah yang dibangun oleh orang tua Tn.A. Setelah anak pertama lahir, Ny.T dilarang bekerja oleh suami agar dapat berfokus merawat anaknya. Awalnya keluarga Ny.T keberatan. Namun Ny.T menerima saran suaminya dan berhenti dari pekerjaannya. Menurut Ny.T dan Tn.A kedua anaknya termasuk anak yang cerdas sehingga saat sekolah dulu kedua anaknya berprestasi dan mendapat bantuan biaya untuk sekolahnya sehingga anaknya dapat bersekolah ke jenjang yang cukup tinggi. Saat ini Ny.T dan Tn.A memiliki 3 orang cucu dan semua cucunya perempuan. Ny.T jarang memeriksakan ke pelayanan kesehatan karena keluhan yang dialami ringan sedangkan Tn.A sering memeriksakan kondisinya karena sering sakit. Jika ada anggota keluarga yang sakit, maka hal pertama yang dilakukan adalah membeli obat di warung atau apotik4. Riwayat keluarga sebelumnya:Orang tua Tn.A adalah penduduk asli sumber jambe sedangkan orang tua Ny.T berasal dari jawa barat. Kedua orang tua Tn.A bekerja sebagai petani. Keluarga Ny.T sering berpindah-pindah tempat bergantung dengan tugas dinas yang didapat. Tn.A dan Ny.T bertemu ketika keluarga Ny.T dipindahtugaskan ke Desa Sumberjambe.

III. Lingkungan

1. Karakteristik rumah

a. Denah rumah

Gambar 2.3. Denah rumah keluarga Tn. A

Keterangan:

: Jendela

: lemari

W : tempat cuci piring dan masak

: pohon jeruk

: jemuran

b. Keadaan dalam rumah

Lantai rumah Tn.A terbuat dari semen. Dinding rumah terbuat dari tembok dan sebagian menggunakan kayu. Atap rumah genteng dan dilapisi oleh plavon. Luas rumah Tn. A 30 m2 Kamar tidur digunakan tidur oleh Ny.T dan Tn.A. Selain itu di ruang keluarga terdapat meja, dan beberapa kursi. Ruang keluarga biasanya digunakan untuk tempat makan. Ny. T mengaku selalu membersihkan rumahnya setiap hari. Ruang tamu terlihat rapi dan bersih namun di ujung ruangan terdapat barang-barang yang mengganggu kebersihan rumah (gudang), lantai ruang tamu terlihat bersih tetapi masih terasa kotor ketika diinjak tanpa alas kaki. Pencahayaan pada siang hari cukup terang. Meskipun jendela hanya sedikit namun keluarga sudah memasang genting kaca di bagian ruang keluarga dan dapur. Namun, pada bagian kamar masih gelap karena tidak ada jendela maupun genting kaca. Pencahayaan di malam hari menggunakan lampu listrik, sehingga terlihat terang. Tipe rumah permanen dengan lantai plester namun tetap menggunakan sandal di dalam rumah. Setiap hari pintu dan jendela dibuka. Ventilasi rumah 1x1m. Rumah yang ditinggali oleh keluarga Tn.A adalah rumah Tn.A sendiri yang diwariskan oleh orang tuanya. Rumah Tn.A cukup luas mengingat hanya Tn.A dan Ny.T yang tinggal di rumah tersebut. Rumah Tn.A tidak memiliki teras maupun pagar rumah. Di dalam kamar mandi terdapat peralatan mandi yang lengkap namun Ny.T dan Tn.A menggunakan handuk yang sama secara bergantian. Tn.A. Ny.T biasa menyimpan makanan di meja dapur dimana terkadang bau dari kandang sapi masuk ke dapur.

c. Keadaan lingkungan di luar rumah

1) Pemanfaatan halaman

Keluarga Tn. A memiliki halaman didepan rumah yang tidak begitu luas. Halaman didepan rumah ditanami pohon jeruk dan digunakan sebagai tempat jemuran. Halaman depan menyatu dengan halaman depan tetangganya.

2) Sumber air minum

Sumber air minum diambil dari sumur yaitu berada di belakang rumah. Kualitas air baik (tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa)3) Pembuangan air kotor

Pembuangan air limbah rumah tangga dialirkan melalui got yang akan disalurkan ke got belakang rumah. Saluran pembuangan dalam kondisi tertutup4) Pembuangan sampah

Sampah rumah dibuang di lahan samping yang kira-kira berjarak 5 meter dari rumah. Sampah biasanya dibakar karena tidak adanya petugas yang mengangkut sampah

5) Jamban

Keluarga Tn.A memiliki kamar mandi dan jamban yang ada di rumah yang menyatu dengan rumah anak pertamanya. Jamban tampak bersih dan jenis jambannya yaitu leher angsa. Jarak septic tank dengan sumber air tidak sampai 10 meter.

6) Sumber pencemaran

Terdapat sumber pencemaran di sekitar rumah Tn.A yaitu dari kandang sapi karena Tn.A memelihara hewan ternak. Namun kadang sapi Tn.A tampak bersih. Terdapat pintu kandang yang mengarah ke luar rumah sehingga bau dari kotoran ternak tidak seluruhnya masuk ke dalam rumah. Pencahayaan kadang juga cukup karena diatas kadang terpasang genting kaca.

7) Sanitasi rumah

Ruangan yang ditempati keluarga Tn. A rapi. Lingkungan sekitar rumah tampak bersih dari sampah. Namun di halaman depan terkadang terdapat kotoran ayam karena warga sekitar memelihara ayam.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas:

Tempat tinggal Tn. A berada di ujung lingkungan. Rumah-rumah yang ada disekitar rumah Tn.A masih dalam satu silsilah keluarga. Tipe tempat tinggal dari keluarga Tn. A adalah tipe rumah hunian. Tipe lingkungan/komunitas di wilayah Tn.A termasuk dalam lingkungan perdesaan. Kondisi jalan masih tanah dan terdapat jalan yang berlubang. Jalan akan sedikit licin jika hujan. Jalan di sekitar rumah Tn.A cukup bersih dari sampak anorganik namun terdapat sampah daun-daunan di jalan sekitar rumah Tn.A. Sebagian besar penduduk lingkungan ini memiliki pekerjaan sebagai petani, pedagang dan kuli bangunan Mayoritas tetangga adalah suku Madura dengan bahasa komunikasi sehari-hari menggunakan bahasa Madura. Karakteristik masyarakat di daerah tersebut termasuk menengah ke bawah. Kepadatan penduduk disana cukup tetapi antar rumah warga masih terdapat jarak sehingga antar rumah tidak menempel. Jarak antara rumah dengan pelayanan kesehatan terdekat (pustu dan praktik bidan) 2km dari rumah sedangkan jarak antara rumah dengan posyandu 10 meter. Tidak ada toko obat atau apotik di sekitar rumah Tn.A. obat-obatan umum biasanya di jual di toko sembako yang ada di belakang rumah Tn.A. masyarakat biasanya membeli kebutuhan sehari-hari di toko sembako. Jarak pasar cukup jauh 7 km. Namun ada pasar kamisan yang jaraknya 2 km namun hanya ada setiap 1 minggu sekali yaitu pada hari kamis. Tempat beribadah (masjid) cukup jauh dari rumah Tn.A. warga disana biasanya beribadah dirumah masing-masing atau membangun musholla kecil yang digunakan oleh bberapa keluarga saja. Di daerah tersebut terdapat satu PAUD. Untuk SD terdekat berjarak 2 km. Tidak terdapat sarana transportasi umum. Warga biasanya berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor. Tingkat kriminalitas di sekitar rumah Tn.A termasuk rendah.

3. Mobilitas geografis keluarga:

Keluarga Tn.A tinggal dilingkungan tersebut lebih dari 40 tahun. Selama Tn.A dan Ny.T menikah, mereka tidak pernah pindah ke daerah lain. 4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyakarat

Dalam keluarga Tn. A tidak mengikuti kegiatan pengajian yang diadakan oleh masyarakat di lingkungannya karena sudah tua dan kegiatan pengajian berpindah-pindah tempat sehingga menyulitkan Tn.A dan Ny.T mengikuti perpindahan tersebut. Tn. A aktif dalam mengikuti kegiatan perkumpulan masyarakat yang lain seperti dalam acara-acara peringatan hari besar (Maulid Nabi, Idul Adha, Idul Fitri, dll). Sebagai ketua RT, Tn.A sering bersosialisasi dengan warganya dan hadir pada kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya sebagai RT. Keluarga Tn. A juga menghadiri acara yasinan dan hajatan (aqiqoh, pernikahan). 5. Sistem pendukung keluarga

Keluarga Tn.A memiliki beberapa sumber dukungan, diantaranya sumber dukungan fisik berupa rumah permanen yang dapat menjadi tempat berlindung seluruh anggota keluarganya. Keluarga Tn.A juga memiliki sumber dukungan emosional berupa anak dan saudara yang tinggal di sekitar rumah. Tn.A dan Ny.T juga memiliki banyak kerabat yang sering berkunjung ke rumah memberikan dukungan ataupun bantuan kepada Tn.A jika membutuhkan.

Gambar 2.5. Ecomap keluarga Tn. A

Keterangan:

Hubungan/ interaksi sedang

Hubungan / interaksi kuat

Hubungan/ interaksi sangat kuat

IV. Struktur Keluarga

1. Pola komunikasi keluarga:

Komunikasi yang dilakukan dalam keluarga Tn.A dilakukan secara terbuka, dalam arti setiap ada permasalahan diselesaikan dengan cara musyawarah dan setiap anggota keluarga bebas untuk memberikan pendapat ataupun saran, serta antar anggota keluarga juga saling mengingatkan apabila melakukan hal-hal yang dianggap salah. Tn.A dan Ny.T mengungkapkan bahwa mereka sering membicarakan masalah yang ada baik di rumah maupun masalah diluar rumah secara jelas sehingga tidak terjadi kesalah pahaman dalam keluarga. Tn.A dan Ny.S juga meminta pendapat dari anak-anaknya dalam menghadapi permasalahan yang ada. Keluarga Tn.A tidak menunjukkan rasa kasih sayangnya secara verbal tetapi lebih kearah nonverbal seperti Tn.A mengajak Ny.T pergi berdua. Komunikasi antara orang tua dan anak tetap terjalin mengingat jarak rumah Tn.A dan anak-anaknya bersebelahan sehingga Tn.A dan Ny.T dapat berkomunikasi dengan anak-anaknya setiap hari. Jika kedua anaknya, Ny.T dan Tn.A jarang menampakkan kasih sayangnya karena anaknya sudah dewasa sehingga mereka menunjukkan kasih sayangnya dengan memberikan perhatian kepada anak dan cucunya.

2. Struktur kekuatan keluarga:

Pengambilan keputusan terakhir pada keluarga Tn.A dipegang oleh Tn.A. suami akan memutuskan segala sesuatu yang berdampak atau berfungsi besar bagi keluarganya (contoh: pemanfaatan ladang keluarga, pernikahan anaknya) sedangkan Ny.T ditugaskan untuk mengatur segala kebutuhan rumah tangga dan pengeluaran sehari-hari.

Proses pembuatan keputusan dalam keluarga Tn.A yaitu akomodasi dimana beberapa anggota keluarga membuat kesepakatan kemudian membuat kesepakatan meski tidak mencerminkan pilihan asli dari anggota namun memiliki elmen yang dapat diterima oleh mereka. Dasar-dasar kekuasaan yang ada di keluarga Tn.A yaitu kekuasaan legitimasi dimana suami memeiliki hak untuk mengendalikan anggota keluarga lainnya. Keseluruhan kekuasaan keluarga yaitu tradisional diamana kekuasaan berada di tangan suami yang merupakan kepala keluarga. 3. Struktur peran keluarga:

Struktur Peran Formal

Tn. A berperan sebagai kepala keluarga yang memimpin keluarga (suami), ayah, dan kakek. Ia bertindak sebagai pencari nafkah tunggal bagi keluarga

Ny.T berperan sebagai ibu rumah tangga dan mengurus rumah tangga termasuk memasak, berbelanja, membersihkan rumah. Selain itu, Ny.T berperan sebagai ibu dan nenek

Struktur Peran Informal

Tn.A dan Ny.T saling mendukung dan menjaga satu sama lain di usia tuanya. Ny.T juga sering menjadi pendorong bagi keluarga besar maupun dengan keluarga anaknya karena Ny.T merupakan orang yang sabar. Ny.T juga berperan sebagai pengasuh keluarga. Tn.A lebih berperan ke arah inisiator-kontributor dimana Tn.A sering memberikan saran atau perubahan-perubahan di dalam keluarganya.4. Nilai dan norma budaya:

Dalam keluarga Tn.A dan Ny.T memiliki budaya yang berbeda. Tn.A dengan latar budaya Madura sedangkan Ny.T dengan latar budaya Sunda. Ny.T mengatakan bahwa Ny.T sudah lama berada di sumberjambe, Ny.T mengikuti nilai dan norma budaya setempat sehingga nilai dan norma dapat dijalankan secara bersama tanpa ada kesenjangan. Mayoritas penduduk di daerah keluarga Tn.A memandang pendidikan bukan hal yang penting, namun keluarga Tn.A lebih berpikir maju dan mau menyekolahkan anaknya ke jenjang yang cukup tinggi meski kedua anaknya perempuan.jika ada tamu, keluarga selalu menyediakan makanan dan minuman. V. Fungsi Keluarga

1. Fungsi afeksi

1) Saling asuh, keakraban, dan identifikasi

Setiap kebutuhan dari anggota keluarga Tn.A dibicarakan secara terbuka dan respon dari anggota keluarga positif dan akan dipertimbangkan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Tn. A dan Ny.T saling mendukung segala sesuatu yang menurut mereka baik. Tn. A dan Ny. T sangat akrab karena sifat keterbukaan mereka berdua. Tn. A dan Ny. T tampak rukun dan harmoni.

2) Pertalian hubungan (diagram kedekatan dalam keluarga)

Gambar 2.4. Diagram Pertalian Keluarga Tn. AKeterangan:

: hubungan lemah

: hubungan kuat

Gambar diatas menunjukkan keakraban dalam keluarga Tn.A. Tampak dalam gambar bahwa Tn. A dan Ny. T memiliki hubungan yang kuat.

3) Pola respon kebutuhan keluarga

Antar anggota keluarga saling menghormati satu sama lain. Ny.T dan Tn.A sangat memperhatikan keluarganya meski tidak ditunjukan secara verbal. Ny.T dan Tn.A mencurahkan kasih sayangnya kepada cucu perempuannya yang berusia 5 tahun. Komuikasi antar keluarga cukup terbuka sehingga antar keluarga mampu mengungkapkan kebutuhannya dan mengungkapkan maslah-masalah yang dialaminya.

2. Fungsi sosial

Keluarga Tn.A sangat terbuka dengan hubungan antar tetangga maupun dengan teman. Keluarga Tn.A menerima dengan baik semua kunjungan baik dari saudara, tetangga maupun teman. Menurut tetangga Tn.A, Tn.A merupakan orang yang baik pada orang lain maupun ke warga disekitarnya dan komunikasinya bagus terhadap warganya. Dalam membesarkan anaknya, Tn.A menerapkan cara tradisional dimana Tn.A meyakini tentang rasa hormat, kepatuhan, dan hukuman. Menurut Ny.T dan Tn.S kedua anaknya merupakan anak yang patuh dan menuruti keinginan dan arahan orang tua sehingga anak-anaknya tumbuh besar dan dapat bekerja seperti sekarang. Karena seluruh anaknya sudah dewasa dan lepas dari tanggung jawab Tn.A.Maka, Tn.A dan Ny.S mengarah pada fungsi sosial dirinya seperti bersosialisasi dengan generasi dibawahnya, tetangga, dan saudara yang sebaya terutama yang ada di sekitar rumahnya. 3. Fungsi ekonomi

Kebutuhan ekonomi di keluarga ini dipenuhi oleh Tn.A yang bekerja sebagai petani dan pensiunan pegawai SD. Menurut Ny.T gaji tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tn.A juga masih memiliki ladang yang ia tanami beberapa tanaman sehingga untuk kebutuhan sehari-hari masih bisa diambil dari hasil ladang tersebut. Ny.T yang mengatur segala kebutuhan keluarganya sehari-hari. Keluarga ini mampu memenuhi kebutuhan primer, sekunder, dan tersier berupa sandang, pangan, dan papan. Tn.A dan Ny.T jarang membeli pakaian karena menurut mereka pakaian yang dimiliki masih layak dan jumlahnya cukup untuk berganti pakaian setiap hari. Keluarga tidak memiliki TV maupun alat elektronik lainnya karena biasanya Tn.A dan Ny.T menonton TV dirumah anaknya yang bersebelahan. Tn.A lebih menyukai mendengarkan radio sehari-harinya. Tn.A merasa cukup memiliki sepeda motor dan tidak ingin mengganti motornya dengan yang baru. 4. Fungsi reproduksi

Ny.T yang saat ini berumur 63 tahun dan sudah mengalami menopouse sehingga sudah tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun. Keluarga Tn. A merupakan keluarga dengan 2 orang anak, dimana 2 anak sudah memiliki keluarga sendiri-sendiri. 5. Fungsi perawatan kesehatan

1) Status kesehatan dan kerentanan yang dirasakan oleh keluarga

Tn. A: Kondisi umum Tn. A baik. Tekanan darah 160/100 mmHg. Tn.A mengatakan saya mempunyai tekanan darah tinggi, linu-linu dan terkadang merasakan pusing dan berat pada tengkuk. Tn.A menjelaskan bahwa ada riwayat penyakit hipertensi pada keluarga. Tn.A postif memiliki asam urat dengan nilai asam urat 8,1. Ny. T: Kondisi umum Ny. T saat ini terlihat sehat dan mampu untuk melakukan aktivitas. Tekanan darah 120/70 mmHg. Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang dialami keluarga besar Ny.T. Namun Ny.T mengeluh kakinya sering linu-linu. Ny.T negatif memiliki asam urat dengan nilai asam urat 4,0. Pada tanggal 10 desember 2014 Tn.A mengalami kecelakaan lalu lintas. Tn.A ditabrak orang sehingga terdapat luka pada tumit kakinya dan memar pada paha atasnya. Tn.A megatakan saya mengalami kecelakaan gara-gara ditabrak orang yang mau menghindari jalan berlubang. Tn.A mengatakan setelah kecelakaan saya langsung ke dokter di kalisat buat priksa lukanya. Balutan luka tampak kotor. Tn.A mengatakan saya tidak memeriksakan lagi ke dokter karena jaraknya jauh

Keluarga merasa khawatir karena tekanan darah Tn.A yang tidak stabil dan keluarga tidak ingin Tn.A keluar masuk rumah sakit lagi seperti 2 tahun silam. Linu-linu yang dirasakan mulai mengganggu aktivitas keluarga sehari-hari. Terkadang Ny.T harus beristirahat hingga linu-linu yang dirasakn berkurang sehingga aktivitasnya terhambat.

2) Definisi dan tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat-sakit

Ny.T mengatakan saya tidak pernah tahu mengenai darah tinggi,penyebabnya, dan apa dapat dilakukan di rumah, Jika asam urat Tn.A kambuh biasanya Tn.A hanya minum obat yang dibeli di apotik. Tn.A tidak pernah memeriksakan kadar asam uratnya. Keluarga Tn. A mengenal tentang asam urat, namun tidak mengerti penyebab ataupun dampak dari asam urat. Ny.T mengatakan saya tidak tahu upaya apa saja yang dapat dilakukan sehingga keluarga tidak tahu harus merawat penyakit Tn.A dengan cara apa. Tn.A dan keluarga akan pergi ke pelayanan kesehatan jika merasa sakit. keluarga mendapatkan informasi kesehatan dari anaknya yang menjadi kader dan petugas kesehatan saat Tn.A memeriksakan kondisinya atau saat Tn.A masuk rumah sakit.

3) Praktik diet keluarga

Pola makan keluarga sehari 2-3 kali sehari. Menurut Ny.T Menu makanan yang sering disajikan terdiri dari makanan pokok yaitu nasi, sayur (sop, bayam, kacang panjang, petai) dan lauk (tahu, ikan, telur, ayam, pindang, tongkol). Tn.A dan Ny.T makan bersama-sama terutama saat pagi dan malam hari. Keluarga tidak mengetahui nutrisi seimbang. Tidak terdapat alergi makanan pada keluarga Tn. A. Tn. A tidak pernah menolak makanan apapun yang dimasakkan oleh Ny.T. Ny.T lah yang mengatur makanan yang disediakan setiap harinya mulai dari belanja hingga memasak. Keluarga tidak memiliki kulkas sehingga makanan hanya diletakkan diatas meja dan jika dingin akan dihangatkan kembali menggunakan kompor. Keluarga sering membuat cemilan-cemilan seperti pisang goreng, buah-buahan yang didapat dari ladangnya. Tn.A mengatakan bahwa ia tidak menyukai ayam potong, ia hanya mengkonsumsi ayam kampung sedangkan Ny.T tidak suka dengan ikan maupun daging. Ny.T lebih banyak mengkonsumsi sayur setiap harinya. Hanya saja Tn.A mengeluh perutnya kembung jika minum kopi dan pisang. Namun Tn.A tetap minum kopi tapi dengan porsi sedikit (porsi kecil).

4) Kebiasaan tidur dan beristirahat

Tn.A mengatakah bahwa ia jarang tidur siang karena bekerja di sawah. Ketika malam hari Tn.A akan tidur sekitar pukul 22.00 WIB atau sesuai dengan keadaan di rumah. Tn. A akan tidur 5-6 jam di malam hari. Jam istirahat Tn. A adalah di sore hari setelah semua kegiatan di sawah berakhir. Pola tidur Ny.T juga tidak menentu. Ketika ada waktu untuk istirahat Ny.T akan memanfaatkannya untuk tidur siang. Ny.T akan tidur sekitar pukul 21.00 WIB. Pada sore hari biasanya dimanfaatkan dengan mengobrol dengan keluarga terutama cucu. Ny.T dan Tn.A tidur di kamar.

5) Praktik penggunaan obat terapeutik dan alkohol serta tembakau di keluarga

Keluarga Tn.A tidak memiliki ketergantungan mengkonsumsi obat. Ny.T menjelaskan bahwa Ny.T dan Tn.A kadang-kadang membeli obat di warung apabila merasa pusing atau linu-linu. Bila dirasakan sakitnya tidak kunjung sembuh, baru akan diperiksakan ke petugas kesehatan atau membeli obat asam urat di apotek. Tn. A dulu merupakan seorang perokok namun saat ini sudah berhenti merokok mengingat usianya sudah tidak muda lagi.6) Peran keluarga dalam praktik perawatan diri

Tn.A biasanya berjalan kaki selama 1 jam setiap minggunya untuk menjaga kesehatannya.keluarga tidak mengetahui bagaimana mencegah kekambuhan penyakit Tn.A. keluarga juga tidak tahu bagaimana mengurangi neyri yang sering muncul. Jika linu-linu, pusing muncul, Ny.T dan Tn.A akan beristirahat di rumah. Ny.T mengatakan saya tidak pernah tahu mengenai darah tinggi,penyebabnya, dan apa dapat dilakukan di rumah7) Tindakan pencegahan secara medis

Keluarga Tn.A tidak melakukan pemeriksaan secara rutin ke pelayanan kesehatan meski tahu jika hasil tekanan darahnya berubah-ubah (tidak stabil). Tn.A dan Ny.T menyikat giginya2x sehari menggunakan odol, Tn.A dan Ny.T tidak pernah memeriksakan kesehatan mata maupun gigi ke pelayanan kesehatan

8) Riwayat kesehatan keluarga

Terdapat penyakit keturunan berasal dari keluarga Tn. A yaitu hipertensi. Seluruh saudaranya memiliki penyakit hipertensi dan 1 saudaranya telah meninggal akibat hipertensi. Sedangkan pada keluarga Ny.T sejauh ini tidak ada penyakit turunan yang ditemukan. 9) Layanan perawatan kesehatan yang diterima

Tn.A pernah masuk rumah sakit karena hipertensinya 2 tahun yang lalu beberapa kali. Sedangkan Ny.T pernah mengikuti posyandu lansia yan diadakan oleh mahasiwa keperawatan.

10) Perasaan dan persepsi mengenai pelayanan kesehatan

Keluarga Tn.A dulu sering kontrol ke tempat praktik dokter di kalisat. Namun setelah darah tingginya tidak separah dulu, Tn.A jarang mengontrol kesehatannya lagi. Jarak rumah dari puskesmas yang jauh menyebabkan Tn.A dan Ny.T jarang pergi kepelayanan kesehatan kecuali keluhan yang dialami sangat mengganggu. Pelayanan yang dekat dengan rumah Tn.A adalah pustu yang banyak dikunjungi oleh ibu dan balita sehingga keluarga Tn.A lebih memilih ke puskesmas.

11) Pelayanan kesehatan darurat

Keluarga akan pergi ke puskesmas jika ada permasalahan yang darurat dengan diatar oleh keluarga atau orang terdekat. Keluarga tidak tahu bangaimana menghubungi pelayanan darurat seperti ambulan. Tenaga kesehatan terdekat yang dapat dihubungi jika kedarratan terjadi yaitu bidan desa.

12) Sumber pembayaran

Keluarga tidak memiliki asuransi kesehatan. Keluarga membayar pelayanan kesehatan menggunakan uangpribadi.

13) Logistik untuk mendapatkan perawatan

Keluarga hanya memiliki sepeda motor sehingga jika Tn.A atau Ny.S ingin memeriksakan kondisinya, mereka akan menggunakan sepeda motor atau diantar keluarganya menggunakan mobil. Jarak rumah ke pelayanan kesehatan cukup jauh 7 km.

VI. Stress dan Koping Keluarga

1. Stressor jangka pendek dan jangka panjangNy.T menjelaskan bahwa yang menjadi stressor adalah memikirkan bagaimana jika darah tinggi yang dimilikinya terlalu tinggi dan harus kembali opname ke puskesmas atau mungkin akan menyebabkan stroke.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalahNy.T menjelaskan bahwa ia sering mengingatkan Tn.A untuk menjaga pola makan dan aktivitasnya. Tn.A dan Ny.T saling mengingatkan dan menjaga satu sama lain. Ny.T dan Tn.A berharap untuk mampu mempertahankan kesehatannya di usia tuanya. 3. Strategi koping yang digunakanKoping fungsional yang digunakan oleh Ny.T adalah dengan menceritakan setiap masalah dan pikiran kepada Tn.A atau ke anaknya. Ny.T dan Tn.A juga mendapat perhatian dari kerabat yang berada di dekat rumah dengan mengobrol atau sekedar bertamu di rumah Tn.A. Ny.T juga sering berkunjung ke rumah saudaranya.

4. Strategi adaptasi disfungsionalKeluarga Tn.A tidak menggunakan strategi koping disfungsional dalam menyelesaikan masalah seperti penggunaan kekuatan dan menyerang (memukul, membentak, melempar benda, dll) anggota keluarga yang lainnya dalam menyelesaikan suatu masalah.

5. Pemeriksaan Fisik

Tabel 2. Pemeriksaan Fisik Keluarga Tn. A

Pemeriksaan FisikTn. ANy. T

UMUM

1. Penampilan UmumSehat dan tegapSehat dan bugar

KesadaranComposmentisComposmentis

Cara berpakaianBersih rapiBersih rapi

Kebersihan personalBersihBersih

Postur dan cara berjalanPosturtegap namun sedikit pincang jika berjalanSeimbang

Bentuk dan ukuran tubuhTegap dan tinggiTinggi dan gemuk

Tanda-tanda vitalTD: 160/100 mmHgTD: 120/80 mmHg

Nadi: 84 x/ iNadi: 79 x/ i

RR: 20x/ i

Kadar asam urat 8,1RR: 18x/ i

Kadar asam urat 4,1

2. Status mental dan cara berbicara:Jawaban sesuai dengan pertanyaan, orientasi waktu, tempat dang orang baik. Bicara dengan jelas.Jawaban sesuai dengan pertanyaan, orientasi waktu, tempat dang orang baik.Bicara dengan jelas.

Status emosiStabil, dan jika ada masalah segera diselesaikanStabil, dan jika ada masalah segera diselesaikan

Proses berfikirPembicaraan terarah, dan mampu menangkap pesan dengan baik.Pembicaraan terarah, dan mampu menangkap pesan dengan baik.

Gaya bicaraSuara jelas dengan bahasa Indonesia dan logat MaduraSuara jelas dengan bahasa Indonesia dan logat Madura

PEMERIKSAAN KULITWarna kuning langsat dan sama dengan bagian lain, turgor kulit baik, tidak terdapat pruritus lesi dan edema.Warna kulit kuning langsat dan sama dengan bagian lain, turgor kulit baik, tidak terdapat pruritus lesi dan edema.

KukuKuku panjang, bersih, CRT< 2 detikKuku pendek, bersih, CRT< 2 detik

PEMERIKSAAN KEPALABentuk simetris, kepala bersih tidak berketombe dan tidak berkutu. Tidak terdapat rabas atau luka.Bentuk simetris, kepala bersih tidak berketombe dan tidak berkutu. Tidak terdapat rabas atau luka.

RambutLurus, pendek, berwarna putih (uban), bersihLurus, panjang, berwarna hitam beruban, bersih

MataSimetris,konjungtiva merah muda, sclera putih, iris hitamTidak simetris, mata kiri tidak membuka penuh, sclera putih, iris hitam

HidungSeptum nasal paten, tidak terdapat lesi atau luka, fungsi penciuman normal, pernafasan cuping hidung (-)Septum nasal paten, tidak terdapat lesi atau luka, fungsi penciuman normal, pernafasan cuping hidung (-)

TelingaSimetris, tidak ada benjolan atau luka, tidak ada cairan yang keluar, fungsi pendengaran menurunSimetris, tidak ada benjolan atau luka, tidak ada cairan yang keluar, fungsi pendengaran masih normal dan baik.

MulutSimetris, tidak ada luka, warna bibir normal gigi rataSimetris, tidak ada luka, warna bibir normal, gigi rata

LeherWarna sesuai dengan tubuh lain, tidak ada pembengkakan, tidak ada distensi vena jugularisWarna sesuai dengan tubuh lain, tidak ada pembengkakan, tidak ada distensi vena jugularis

Dada (Pernafasan)Pengembangan simetris dada kanan dan kiri, tidak menggunakan otot bantu pernapasan, tidak ada ronkhi, tidak ada whezing, sonor pada lapang paruPengembangan simetris dada kanan dan kiri, tidak menggunakan otot bantu pernapasan, tidak ada ronkhi, tidak ada whezing, sonor pada lapang paru

Dada (Cardiovaskuler)Bunyi jantung S1 S2 murni, tidak ada suara tambahanBunyi jantung S1 S2 murni, tidak ada suara tambahan

PERUTTidak terdapat nyeri tekan dan lepas, simentris, perut cembungTidak terdapat nyeri tekan dan lepas, simentris, perut cembung

GENETALIA DAN ANUSFrekuensi BAB 1 hari 1 kali, tidak ada konstipasi atau diare, tidak ada masalah berkemih. Berkemih > 3 kali sehariFrekuensi BAB 1 hari 1 kali, tidak ada konstipasi atau diare, tidak ada masalah berkemih. Berkemih > 3 kali sehari

EKSTREMITAS

Ekstremitas Atas dan BawahTidak ada gangguan gerak, rentang gerak normal, kekuatan otot normal, reflex tendon positif, achiles positif, bisep trisep positif. Klien merasa nyeri dan kaku pada area lutut dengan skala nyeri 5.Tidak ada gangguan gerak, rentang gerak terbatas, kekuatan otot normal, reflex tendon positif, achiles positif, bisep trisep positif

KesimpulanTn. A saat ini dalam keadaan sehat meski tekanan darahnya tergolong tinggiNy. T saat ini dalam keadaan sehat

VII. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Persepsi terhadap masalahKeluarga berpendapat bahwa masalah kesehatan yang dialami Tn.A cukup mengganggu aktivitas kelaurga untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

2. Harapan terhadap masalahNy.T dan Tn.A berharap darah tinggi yang dimiliki Tn.A bisa stabil dan normal kembali

B. ANALISIS DATATabel 3. Analisa Data

NoData PenunjangDiagnosa Keperawatan

1.Data Subyektif:

a. Ny.T dan Tn.A mengatakan saya ingin hidup sehat diusia saya dan bapak

b. Ny.T mengatakan saya tidak tahu upaya apa saja yang dapat dilakukan sehingga keluarga tidak tahu harus merawat penyakit Tn.A dengan cara apac. Tn.A mengatakan 2 tahun yang lalu ia sering opname di puskesmas karena hipertensinyad. Tn.A mengatakan tengkuk saya ini terasa beratData Obyektif:

1. TD : 160/100 mmHg

2. RR : 20 x/menit

3. Nadi : 84 x/menit

4. Kadar asam urat: 8,1

Penjajakan tahap 2:

a. Mengenal: keluarga Tn. A mengenal hipertensi, namun tidak mengerti penyebab ataupun dampak dari hipertensinyab. Memutuskan: keluarga tidak mampu memutuskan untuk merawat anggota keluarganya yang terkena masalah kesehatan dan kurang pengetahuan mengenai macam-macam solusi terkait masalah kesehatan yang dialami

e. Merawat: tidak mengetahui keadaan penyakitnya, kurang pengetahuan dan keterampilan dalam merawat anggota keluarga yang sakitf. Modifikasi lingkungan: ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakitg. Menggunakan layanan kesehatan: keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan jika sangat dibutuhkan (parah) dan tidak melakukan pemeriksaan secara rutin/Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga untuk merawat Ny. A yang memiliki masalah kesehatan (hipertensi pada Tn.A)

2.Data Subjektif:

a. Tn. A dan Ny.T linu-linu saya dan bapak di bagian lutut b. Ny.T mengatakan Jika asam urat Tn.A kambuh biasanya Tn.A hanya minum obat yang dibeli di apotik

Data obyektif:

c. Kadar asam urat :8,1

d. Skala nyeri yang dialami yaitu 5

Penjajakan tahap 2

a. Mengenal: keluarga Tn. A mengenal tentang nyeri yang dialami karena asam urat, namun tidak mengerti upaya apa yang bisa dilakukanb. Memutuskan keluarga tidak mampu memutuskan untuk merawat anggota keluarganya yang terkena masalah kesehatan dan kurang pengetahuan mengenai macam-macam solusi terkait masalah kesehatan yang dialami

c. Merawat: keluarga kurang mampu merawat anggota keluarganya yang terkena asam urat terutama jika nyeri yang dialami muncul

d. Modifikasi lingkungan: ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakite. Menggunakan layanan kesehatan: keluarga kurang mampu menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan. Keluarga hanya merasakan linu-linu yang dipersepsikan akibat asam urat namun tidak pernah mengecek kadar asam uratNyeri berhubungan dengan ketidakmampuan untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan (linu-linu pada Tn.A dan Ny.T)

3.Data Subyektif:

a. Tn.A megatakan saya mengalami kecelakaan gara-gara ditabrak orang yang mau menghindari jalan berlubang.

b. Tn.A mengatakan setelah kecelakaan saya langsung ke dokter di kalisat buat priksa lukanya. Balutan luka tampak kotor.

c. Tn.A mengatakan saya tidak memeriksakan lagi ke dokter karena jaraknya jauh

Data Obyektif:a. TD : 160/100 mmHg

b. Terdapat luka di tumit kaki dengan diameter 1,5cm, luka tampak bersih, tidak ada pus, kedalaman 0,2 cm. Tidak bengkak

c. Balutan luka tampak kotor

d. RR : 20 x/menit

e. Nadi : 84 x/menit

f. Kadar asam urat: 8,1

Penjajakan tahap 2:

a. Mengenal: keluarga Tn. A tahu luka tersebut harus dirawat tetapi tidak tahu jika harus dirawat secara kontinyu

b. Memutuskan: keluarga tidak mampu memutuskan untuk merawat anggota keluarganya yang terkena masalah kesehatan dan kurang pengetahuan mengenai macam-macam solusi terkait masalah kesehatan yang dialami

b. Merawat: tidak mengetahui kbagaimana cara merawat lukac. Modifikasi lingkungan: ketidaktahuan tentang usaha pencegahan agar luka tidak infeksid. Menggunakan layanan kesehatan: keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan hanya pada awal kecelakaan, setelah itu tidak dilakukan tindakan apapunKerusakan integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawatanggota yang sakit (luka kecelakaan)

C. PRIORITAS MASALAH

1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga untuk merawat Ny. A yang memiliki masalah kesehatan (hipertensi pada Tn.A)

KriteriaBobotPerhitungan(skor/angka tertinggi * bobot)Pembenaran

Sifat Masalah : aktual = 313/3*1=1Tn.A beberapa tahun yang lalu sering opname karena darah tinggi,

Kemungkinan masalah dapat diubah : mudah = 222/2*2= 2Sumber daya keluarga berupa waktu dan tenaga cukup, adanya dukungan masyarakat melalui posyandu lansia

Potensial masalah dapat dicegah :Cukup = 212/3*1= 0,6Masalah ini dirasakan cukup lama dan keluarga ingin kondisi Tn.A stabil

Menonjolnya masalah : Masalah dirasakan dan harus segera ditangani = 2 12/2*1= 1Keluarga menyadari masalah kesehatan yang dialami T.A dan ingin segera di selesaikan

Total4,6

2. Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan

KriteriaBobotPerhitunganPembenaran

Sifat Masalah :Actual=313/3*1= 1Bila keadaan tersebut tidak segera ditangani akan mengganggu aktivitas klien sehari-hari

Kemungkinan masalah dapat diubah

sebagian = 121/2*2= 1Keluarga Tn. A memiliki banyak waktu untuk mendapatkan informasi kesehatan mengenai masalah anggota keluarganya yang sakit

Potensial masalah dapat dicegahCukup = 2

12/3*1= 0,67Tn. A antusias untuk mengetahui cara-cara untuk mengurangi rasa nyeri ketika kambuh

Menonjolnya masalah : Masalah dirasakan dan harus segera ditangani=212/2*1= 1Tn. A mengatakan bahwa dirinya tidak pernah memeriksakan asam uratnya ke puskesmas karena dirasa masalah tersebut tidak terlalu serius.

Total3,67

3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit (luka kecelakaan)Kriteria

bobotPerhitunganPembenaran

Sifat Masalah : aktual=313/3*1= 1Tn. A mengatakan ia baru mengalami kecelakaan dan terdapat luka pada daerah tumit kaki

Kemungkinan masalah dapat diubah Mudah=2

22/2*2= 1Luka sudah cukup bersih dan tidak terlalu dalam.

Potensial masalah dapat dicegah tinggi=3

13/3*1= 1Keluarga sangat ingin menjaga agar luka tidak bertambah parah

Menonjolnya masalah : Masalah dirasakan dan harus segera ditangani=212/2*1= 1Keluarga merasa keadaan tersebut mengkhawatrirkan karena ada luka terbuka

Totalbobot4

Dari skoring di atas diagnosa keperawatan pada keluarga Tn.A adalah sebagai berikut:

1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga untuk merawat Tn. A yang memiliki masalah kesehatan (hipertensi)

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit (luka kecelakaan)

3. Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan (linu-linu pada Tn.A dan Ny.T)

D. RENCANA KEPERAWATAN

NoDiagnosa Keperawatan KeluargaTujuanEvaluasiIntervensi

UmumKhususKriteriaStandar

1Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat Tn.A sebagai anggota keluarga yang sakit hipertensi

Setelah intervensi selama 4 minggu, keluarga mampu merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi dengan benar

1. Setelah 1x 45 menit kunjungan rumah, keluarga mampu: mengenal masalah hipertensi

1.1 Menyebutkan pengertian hipertensi

Tekanan darah tinggi yaitu tekanan darah sistolik (batas atas darah) diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya (batas bawah darah) diatas 90 mmHg.KIE:

1.1.1 kaji kemampuan tentang pengertian hipertensi

1.1.2 Jelaskan tentang pengertian hipertensi

1.1.3 Perhatikan respon verbal maupun non verbal

1.1.4 Kaji ulang kemampuan keluarga tentang hipertensi

1.1.5 Beri reinforcement positif atas kemampuannya

1.2 Menyebutkan 3 dari penyebab dari 4 penyebab hipertesi

penyebab dari hipertesi:a. Usia

b. Faktor genetic (keturunan)

c. Kelamin

d. Pola hidup

KIE:

1.2.1 Kaji kemampuan tentang penyebab hipertensi

1.2.2 Jelaskan tentang penyebab hipertensi

1.2.3 Perhatikan respon verbal maupun non verbal

1.2.4 Kaji ulang kemampuan keluarga tentang penyebab hipertensi

1.2.5 Beri reinforcement positif atas kemampuannya

1.3 Menyebutkan 3 dari tanda dan gejala darah tinggi yang sering muncul tanda dan gejala darah tinggi yang sering muncul yaitu rasa berat pada tengkuk, pusing, telinga berdenging, mata kabur, nokturia (kencing di malam hari), ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan syaraf pusat, sulit tidurKIE:

1.3.1 Jelaskan tentang tanda dan gejala hipertensi

1.3.2 Perhatikan respon verbal maupun non verbal

1.3.3 Kaji ulang kemampuan keluarga tentang tanda dan gejala hipertensi

1.3.4 Beri reinforcement positif atas kemampuannya

1.4 Menyebutkan 3 dari 5 pencegahan hipertensi

Pencegahan hipertensi:

a. Kurangi dan batasi penggunaan garam secara berlebih. Ukuran garam per orang yaitu 1 sendok teh per hari. Jenis garam: garam dapur, micin, bumbu masak instan, dan penyedap rasa

b. Hindari merokok dan asap rokok

c. Kurangi stress

d. Olah raga secara teratur seperti jalan-jalan, lari-lari ringan, senam dan bersepeda

e. Cek tekanan darah secara teratur

KIE:

1.4.1 Jelaskan dan Diskusikan dengan keluarga tentang cara pencegahan hipertensi

1.4.2 Beri kesempatan keluarga untuk bertanya

1.4.3 Tanyakan kembali hal-hal yang telah dijelaskan

1.4.4 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali cara-cara pencegahan hipertensi

1.4.5 Beri reinforcement atas jawaban yang benar

1.5 Menjelaskan tentang penatalaksanaan atau terapi terkait hipertensi

Penatalaksanaan hipertensi yang dapat dilakukan di rumah yaitu:

a. Pola makan

b. Senam anti hipertensi

c. Senam wajah

d. Masase kakiKIE:

1.5.1 Kaji kemampuan keluarga tentang penatalaksanaan hipertensi1.5.2 Jelaskan tentang pengertian, tujuan, dan manfaat penatalaksanaan hipertensi.1.5.3 Perhatikan respon verbal dan nonverbal.

1.5.4 Kaji ulang kemampuan keluarga terkait intervensi yang telah diajarkan.1.5.5 Beri reinforcemet positif atas kemampuannya

2. Setelah 1x 45 menit kunjungan rumah, keluarga mampu mengambil keputusan dengan keluarga

2.1 Menyebutkan 8 dari 10 dampak hipertensi

dampak hipertensi:

a. Sakit kepalab. Gagal jantungc. Stroke

d. Lumpuhe. matinya sebagian sel otot jantungf. gagal ginjalg. butah. Diabetes mellitus hiperfungsi kelenjar tiroid (hyperthyroid)i. Rematikj. meningkatnya kadar lemak (hyperlipidemia)

KIE:

2.1.1 Jelaskan pada keluarga akibat lanjut apabila hipertensi tidak diobati

2.1.2 Beri kesempatan keluarga bertanya

2.1.3 Tanyakan kembali hal sudah dijelaskan

2.1.4 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali hipertensi bila tidak segera diatasi

2.1.5 Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar

2.2 Mengambil keputusan untuk memilih dan melakukan penatalaksanaan yang dapat dilakukanPenatalaksanaan yang dilakukan harus sesuai dengan kemampuan klien dan keluarga2.2.1 Kaji kemampuan pengetahuan tentang penatalaksanaan yang dapat dilakukan.2.2.2 Jelaskan tentang indikasi dan kontraindikasi penatalaksanaan.2.2.3 Dukung keluarga dalam mengambil keputusan.2.2.4 Beri reinforcemet positif atas kemampuannya

3. Setelah 3 x 45 menit kunjungan rumah keluarga mampu merawat anggota keluarga yang hipertensi

3.1 mengetahui tanda dan gejala hipertensi jika muncul

Menjelaskan penatalaksanaan yang dapat dilakukan di rumah dengan memeriksa nadi dan tanda gejala lainnya yang dapat mucul

KIE:

3.1.1 Diskusikan dengan keluarga tentang cara perawatan penderita hipertensi dengan memeriksa nadi dan tanda gejala lainnya yang dapat mucul

3.1.2 Beri kesempatan keluarga untuk bertanya

3.1.3 Tanyakan kembali hal-hal yang telah dijelaskan

3.1.4 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali cara perawatan hipertensi

3.1.5 Beri reinforcement atas jawaban yang benar

3.2 mempraktikan terapi herbal untuk hipertensi Obat herbal adalah obat yang diramu dari tanaman-tanaman tradisonal berkhasiat yang digunakan untuk pengobatan penyakit-penyakit tertentu 3.3.1 Simulasi dan demonstrasi:

3.3.2 Demonstrasikan pada keluarga tentang terapi herbal

3.3.3 Berikan kesempatan pada keluarga untuk mencopbatan obat herbal

3.3.4 Beri reinforcement positif atas usaha keluarga

3.3.5 Pastikan keluarga akan melakukan tindakan yang diajarkan jika diperlukan

3.3 Menjelaskan pola makan yang tepat untuk hipertensi Pola makan yang tepat bertujuan untuk Menurunkan menurunkan tekanan darah Memperlancar aliran darah, serta Mencapai berat badan normal

3.4.3 Jelaskan pada keluarga tentang pola makan yang sesuai untuk penderita hipertensi

3.4.4 Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya

3.4.5 Beri reinforcement positif atas usaha keluarga

3.4.6 Pastikan keluarga akan melakukan tindakan yang diajarkan dengan evaluasi menu makanan keluarga

3.5 mempraktikan senam hipertensiSenam pencegahan dan penanggualangan stroke merupakan latihan atau gerakan pada tonus otot, gerak motorik, sensorik dan keseimbangan3.5.1 Demonstrasikan pada keluarga tentang senam hipertensi

3.5.2 Berikan kesempatan pada keluarga untuk mencoba mempraktikkan senam hipertensi

3.5.3 Beri reinforcement positif atas usaha keluarga

3.5.4 Pastikan keluarga akan melakukan tindakan yang diajarkan jika diperlukan

3.6 mempraktikan senam wajahSenam wajah merupakan salah satu jenis latih gerak yang menggunakan otot-otot wajah untuk menciptakan bentuk gerakan yang bertujuan untuk memperlancar aliran darah di wajah, menghilangkan kerutan, dan memberikan sensasi rileks3.6.1 Demonstrasikan pada keluarga tentang senam wajah

3.6.2 Berikan kesempatan pada keluarga untuk mencoba mempraktikkan senam wajah

3.6.3 Beri reinforcement positif atas usaha keluarga

3.6.4 Pastikan keluarga akan melakukan tindakan yang diajarkan jika diperlukan

3.7 mempraktikan masase kakiMasase kaki adalah sentuhan yang dilakukan pada kaki dengan sadar dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan3.7.2 Demonstrasikan pada keluarga masase kaki

3.7.3 Berikan kesempatan pada keluarga untuk mencoba mempraktikkan masase kaki

3.7.4 Beri reinforcement positif atas usaha keluarga

3.7.5 Pastikan keluarga akan melakukan tindakan yang diajarkan jika diperlukan

1. Setelah 1x 45 menit kunjungan rumah Memodifikasi dan memelihara lingkungan dengan keluarga4.1 memodifikasi lingkungan yang aman bagi keluarga Memodifikasi lingkungan sekitar rumah berkaitan dengan upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan status kesehatan anggota keluarga.KIE:

4.1.1 Identifikasi bersama keluarga lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan anggota keluarga.

4.1.2 Atur lingkungan bersama keluarga untuk menciptakan lingkungan yang dapat menghindarkan masalah kesehatan hipertensi.

4.1.3 Partisipasikan tetangga terdekat untuk mendukung aktivitas keluarga yang mendukung kesehatannya

4.1.4 Anjurkan keluarga untuk menanam tanaman yang boleh dikonsumsi untun hipertensi di ladangnya

4.1.5 Beri reinforcement positif atas kemampuannya.

4.2 keluarga mampu: memodifikasi lingkungan yang aman bagi Tn. A

Memodifikasi lingkungan sekitar rumah berkaitan dengan upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan status kesehatan anggota keluarga.4.2.1 Identifikasi bersama keluarga lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan anggota keluarga.

4.2.2 Identifikasi tanaman disekitar rumah yang dapat menurunkan hipertensi

4.2.3 Beri reinforcement positif atas kemampuannya.

5. Setelah 1x 45 menit kunjungan rumah keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan mampu : 5.1 Menyebutkan pelayanan kesehatan untuk memantau keadaan kesehatannyaTempat pemeriksaan dan hipertensi:

a. Puskesmas

b. Posyandu lansia

c. Praktik dokter

5.1.1 Diskusikan dengan keluarga tentang tempat-tempat pelayanan kesehatan untuk memantau kondisi penderita hipertensi

5.1.2 Beri kesempatan keluarga untuk bertanya

5.1.3 Tanyakan kembali hal yang telah dijelaskan

5.1.4 Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar

3.

Nyeri pada Tn. A dan Ny.T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit (asam urat)

Setelah dilakukan kunjungan rumah selama 4 minggu, terjadi penurunan nyeri pada Tn. A dan Ny.T

1. Setelah 2x45 menit dilakukan kunjungan rumah diharapkan keluarga mampu Mengenal masalah kesehatan dengan keluarga

1.1 Mengetahui dan menjelaskan penyebab nyeri dan penatalaksanaan nyeri

Mengetahui waktu, skala, frekuensi, dan lokasi nyeri yang dialami dan mengetahui penatalaksanaan yang dapat mengurangi nyeri. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi nyeri:

a. Melakukan nafas dalam saat gejala nyeri dirasakan.

b. Melakukan mandi air hangat atau rendam dan kompres air hangat pada daerah sendi yang sakit.

1.1.1 Kaji kemampuan keluarga tentang nyeri kronis akibat penyakit yang diderita.

1.1.2 Jelaskan tentang penyebab munculnya rasa nyeri yang dalami klien

1.1.3 Perhatikan respon verbal maupun non verbal

1.1.4 Kaji ulang kemampuan keluarga dalam memahami konsep terjadinya nyeri yang dialami

1.1.5 Beri reinforcement positif atas kemampuan keluarga

2. Setelah 1x45 menit dilakukan kunjungan rumah diharapkan keluarga mampu Mengambil keputusan

2.2 Keluarga mampu Menentukan upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi nyeri yang dideritaTn. AKeluarga dapat memutuskan memilih upaya yang akan dilakukan untuk mengurangi nyeri. 2.1.1 jelaskan pada keluarga tentang upaya yang dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri.

2.1.2 Perhatikan respon verbal dan nonverbal.

2.1.3 Kaji ulang kemampuan keluarga tentang keputusan yang telah diambil.2.1.4 Beri reinforcemet positif atas kemampuannya

3. Setelah 3x45 menit dilakukan kunjungan rumah diharapkan keluarga mampu Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

3.1 Mengetahui dan mempraktikan cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri (ROP)Latihan ini dapat membantu mengurangi ketegangan otot dan stress, menurunkan tekanan darah, meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari, meningkatkan imunitas, sehingga status fungsional dan kualitas hidup meningkat.

3.1.1 Ajarkan cara melakukan ROP untuk mengurangi nyeri.

3.1.2 Demonstrasikan langkah-langkah ROP

3.1.3 Minta keluarga untuk redemonstrasi

3.1.4 Beri reinforcement positif pada keluarga

3.2 mendemonstrasikan Melakukan kompres air hangat pada daerah sendi yang sakitKompres panas adalah tindakan memberikan rasa hangat pada klien dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian tubuh tertentu yang memerlukannya untu Memperlancar sirkulasi darah, Mengurangi rasa sakit3.2.1 Ajarkan cara kompres air hangat untuk mengurangi nyeri.

3.2.2 Demonstrasikan langkah-langkah kompres air hangat

3.2.3 Minta keluarga untuk redemonstrasi

3.2.4 Beri reinforcement positif pada keluarga

3.8 mempraktikan senam asam uratSenam wajah merupakan salah satu jenis latih gerak yang menggunakan otot-otot wajah untuk menciptakan bentuk gerakan yang bertujuan untuk memperlancar aliran darah di wajah, menghilangkan kerutan, dan memberikan sensasi rileks dan menurunkan rasa nyeri3.8.1 Demonstrasikan pada keluarga tentang senam asam urat

3.8.2 Berikan kesempatan pada keluarga untuk mencoba mempraktikkan senam asam urat

3.8.3 Beri reinforcement positif atas usaha keluarga

3.8.4 Pastikan keluarga akan melakukan tindakan yang diajarkan jika diperlukan

4. Setelah 1x 45 menit kunjungan rumah Memodifikasi dan memelihara lingkungan4.1 keluarga mampu: memodifikasi lingkungan yang aman bagi Tn. A

Memodifikasi lingkungan sekitar rumah berkaitan dengan upaya penurunan nyeri Tn.A4.1.1 Identifikasi bersama keluarga lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan anggota keluarga.

4.1.2 Jelaskan pada keluarga untuk menciptakan lingkungan jika nyeri kambuh: lingkungan nyaman dan tenang, privasi klien terlindungi, fasilitas untuk mengurangi nyeri tersedia

4.1.3 Beri reinforcement positif atas kemampuannya.

5. Setelah 1x 45 menit kunjungan rumah Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan5.2 keluarga mampu: menyebutkan manfaat fasilitas pelayanan kesehatanManfaatnya adalah dapat melakukan pemeriksaan kesehatan jika nyeri yang dialami >7 atau klien sudah tidak tahan

5.2.1 Identifikasi bersama keluarga tentang manfaat tempat pelayanan yang ada sebagai tempat rujukan keluarga bila ada yang sakit

5.2.2 Anjurkan keluarga memeriksakan kesehatan ke pelayanan kesehatan

5.2.3 Beri reinforcement positif atas kemampuannya.

3Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawatanggota yang sakit (luka kecelakaan)Setelah dilakukan kunjungan rumah selama 4 minggu, luka Tn.A dapat sembuh

1. Setelah 2x45 menit dilakukan kunjungan rumah diharapkan keluarga mampu Mengenal masalah kesehatan dengan keluarga

1.1 Keluarga mampu menjelaskan kondisi luka dan tanda-tanda luka yang bagus (tidak infeksi)Luka adalah terputusnya kontinuitas kulit dan jaringan yang ada di bawahnya. Luka dapat disebabkan oleh banyak hal seperti trauma mekanis (tergesek, terpotong, tertusuk, terpukul). Ciri luka infeksi yaitu neyri saat ditekan, terasa hangat disekitar luka, kemerahan, bengkak, adanya pus. 1.1.1 jelaskan tentang ciri luka infeksi

1.1.2 jelaskan tentang perawatan luka

1.1.3 jelaskan tentang nutrisi yang dapat diberikan untuk mendukung kesembuhan luka

1.1.4 Beri reinforcement positif atas kemampuannya

2. Setelah 3x45 menit dilakukan kunjungan rumah diharapkan keluarga mampu Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

2.1 Keluarga mampu mempraktikkan perawatan luka secara mandiriPerawatan luka dilakukan agar luka tetap bersih dan mempercepat proses kesembuhan sesuai dengan tahapnya2.1.1 Kaji kondisi luka klien

2.1.2 Lakukan perawatan luka kepada klien

2.1.3 Ajarkan teknik perawatan luka kepada keluarga

2.1.4 Beri reinforcement positif atas kemampuannya

3. Setelah 1x 45 menit kunjungan rumah Memodifikasi dan memelihara lingkungan3.1 Keluarga mampu menjelaskan tentang menjaga lingkungan agar tidak mengkontaminasi lukaKontaminasi pada luka akan menyebabkan luka menjadi infeksi dan tidak lekas sembuh3.1.1 Identifikasi bersama keluarga lingkungan dapat mengkontaminasi luka

3.1.2 Ajarkan cara menjaga agar luka tidak kotor dan tidak basah

3.1.3 Beri reinforcement positif atas kemampuannya.

4. Setelah 1x 45 menit kunjungan rumah Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan4.1 Keluarga mampu mengakses pelayanan kesehatan jika kondisi luka tidak membaikTempat pemeriksaan:

a. Puskesmas

b. Praktik dokter

c. Praktik bidan atau perawat

4.1.1 Identifikasi bersama keluarga tentang manfaat tempat pelayanan yang ada sebagai tempat rujukan keluarga bila ada yang sakit

4.1.2 Anjurkan keluarga memeriksakan kesehatan ke pelayanan kesehatan

4.1.3 Beri reinforcement positif atas kemampuannya.

E. CATATAN PERKEMBANGAN

Nama klien:Penanggung Jawab:

Umur/ Jenis Kelamin: Manajer kasus:

Diagnosa Medis: Tanda-tangan

Tanggal Mulai dirawat:

No. Hari/

TanggalDiagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi TTD

1. Jumat 5 desember 2014Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga untuk merawat Tn. A yang memiliki masalah kesehatan

Melakukan pendidikan kesehatan terkait konsep dasar hipertensi1.1.6 mengkaji kemampuan tentang pengertian hipertensi

1.1.7 menjelaskan tentang pengertian hipertensi

1.4.1 menjelaskan tentang penyebab hipertensi

1.3.5 menjelaskan tentang tanda dan gejala hipertensi

2.2.2 Menjelaskan cara pencegahan hipertensi

2.2.3 Menjelaskan pada keluarga tentang dampak hipertensi jika tidak segera ditangani

2.2.4 Mengkaji kemampuan keluarga tentang pengambilan keputusan yang harus dilakukan keluarga pada saat anggota keluarga memiliki masalah kesehatan

S:

Tn.A mengatakan memang tanda gejala yang telah dijelaskan sama dengan yang saya alami

Ny.T mengatakan ngeri saya kalo dampak darah tinggi kayak gitu mbak

O:

Klien terlihat antusias dalam kegiatan diskusi dan penyuluhan

Klien menunjukkan bagian tengkuk yang sering terasa berat

TD Tn.A: 160/90 mmHg

A: masalah terkait keluarga mampu mengenal masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi (menjelaskan pola makan yang tepat untuk hipertensi)

3.1.1 Mengajarkan keluarga untuk mengenali tanda dan hipertesi dan cara mengukur nadi,RR dan suhu tubuh

4.1.3 Mengajak keponakan yang tinggal di depan rumah klien untuk bersama-sama mendukung aktivitas yang meningkatkan kesehatan

4.1.4 menganjurkan keluarga untuk menanam tanaman mentimun, seladri, beimbing wuluh

5.1.1 Diskusikan dengan keluarga tentang tempat-tempat pelayanan kesehatan untuk memantau kondisi penderita hipertensiS:

Tn.A mengatakan memang kalau darah tingginya kumat saya merasa deg-degan dan pusing

Ny.T mengatakan jadi kalau nadinya terlalu cepet brati ada masalah ya mbak

O:

Klien terlihat antusias dalam kegiatan diskusi dan penyuluhan

Ny.T dan Tn.A mempraktikkan cara mengukur nadi

TD Tn.A: 160/90 mmHg

A: masalah terkait keluarga mampu mengenal masalah teratasi sebagian (mengenal masalah, mengambil keputusan, modifikasi lingkungan, memanfaat kan pelayanan kesehatan)

P: Lanjutkan intervensi (menjelaskan pola makan yang tepat untuk hipertensi)

2.senin, 8 desember 2014

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga untuk merawat Tn. A yang memiliki masalah kesehatan

3.3.1 menjelaskan pada keluarga tentang pola makan yang sesuai untuk penderita hipertensi

3.3.2 memberikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya

3.3.3 memberi reinforcement positif atas usaha keluarga

S: Tn.A mengatakan saya memang suka makanan yang gurih-gurih dan asin. Kalau kurang asin itu kurang enak

Ny.T mengatakan saya memang sering masak ikan pindang dan ikan asin

O: Tn.A dan Ny.T banyak berkonsultasi terkait makanan yang boleh dimakan dan yang harus dibatasi

A: masalah teratasi sebagian (mengenal masalah dan pengambilan keputusan)

P: lanjutkan intervensi (senam wajah)

3. Selasa, 9 desemberNyeri pada Tn. A dan Ny.T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit (asam urat)1.1.1 Mengkaji kemampuan keluarga tentang cara perawatan yang telah diberikan kepada Tn. A1.1.2 menjelaskan tentang pengertian, tujuan, dan manfaat penatalaksanaan nyeri pada area kaki3.1.1 Mengajarkan kepada keluarga senam asam urat

3.1.2 Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mempraktikkanS: Tn.A mengatakan bahwa langkah yang diajarkan cukup mudah dan tidak terlalu ribet

O: Klien mampu mengikuti semua gerakan yang diintruksikan

Ny.T mengikuti senam yang diajarkan kepada Tn.A

A: masalah teratasi sebagian (mengenal masalah, mengambil keputusan)

P: lanjutkan intervensi

Kompres hangat

4. Jumat, 12 desember 2014

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawatanggota yang sakit (luka kecelakaan)1.1.5 Menjelaskan tentang ciri luka infeksi

1.1.6 Menjelaskan tentang perawatan luka

1.1.7 Menjelaskan tentang nutrisi yang dapat diberikan untuk mendukung kesembuhan luka

1.1.8 memberi reinforcement positif atas kemampuannyaS:

-Tn.A mengatakan nyeri pada luka masih terasa jika berjalan

- Tn.A mengatakan daerah paha masih terasa nyeri jika di sentuh

-Ny.T mengatakan bararti justru boleh ya makan telur dan ikan jika ada luka

O: Luka Tn.A tampak bersih. D: 1,5 cm. Tidak ada pus. Tidak ada bengkak,

Skala nyeri yang dialami Tn.A yaitu 5

A: masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi perawatan luka

5. Sabtu, 13 desember 2014Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat Tn.A sebagai anggota keluarga yang sakit hipertensi

3.6.5 mendemonstrasikan pada keluarga tentang senam wajah

3.6.6 memberikan kesempatan pada keluarga untuk mencoba mempraktikkan senam wajah

3.6.7 memberi reinforcement positif atas usaha keluarga

3.6.8 Pastikan keluarga akan melakukan tindakan yang diajarkan jika diperlukanS: Tn.A mengatakan saya tidak bisa mengangkat kedua alis saya mbak

Ny.T mengatakan jadi kalau mau nyoba di kaca ya mbak biar tau bener salahnya

O:

Klien terlihat antusias dalam kegiatan diskusi

Ada beberapa gerakan yang tidak mampu dilakukan Tn.A seperti mengangkat kedua alis secara bergantian

A: masalah teratasi sebagian (mengenal masalah, mengambil keputusan)

P: Lanjutkan intervensi terapi herbal

6Sabtu, 13 desember 2014Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawatanggota yang sakit (luka kecelakaan)3.7.2 melakukan rawat luka pada Tn.AS:

- Tn.A mengatakan nyeri pada luka masih terasa jika berjalan

- Tn.A mengatakan daerah paha masih terasa nyeri jika di sentuhO: Luka Tn.A tampak bersih. Tidak ada pus

Diameter luka masih 1,5 cm. tidak ada bengkak, di tepi luka mulai tampak kemerahan (luka mongering)

Skala nyeri yang dialami Tn.A yaitu 4

A: masalah teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi perawatan luka dan kompres hangat

7.Senin, 15 desember 2014

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawatanggota yang sakit (luka kecelakaan)3.7.2 mempraktikkan cara perawatan luka

3.7.3 memberikan kesempatan pada keluarga untuk mencoba mempraktikkan

3.7.4 memberi reinforcement positif atas usaha keluarga

3.7.5 memastikan keluarga akan melakukan tindakan yang diajarkan jika diperlukanS:

- nyeri pada luka masih terasa jika berjalan

- daerah paha masih terasa nyeri jika di sentuhO: Luka Tn.A tampak bersih. Tidak ada pus

Skala nyeri yang dialami Tn.A yaitu 3

Ny.T mampu mempraktikkan perawatan luka yang diajarkan

A: masalah teratasi sebagian (mengenal masalah )

P: lanjutkan intervensi

mengajarkan keluarga tentang perawatan luka

8Selasa, 16 desember 2014

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawatanggota yang sakit (luka kecelakaan)3.7.6 mendampingi keluarga untuk merawat luka Tn.A

3.7.7 memberi reinforcement positif atas usaha keluarga

3.1.1 mengidentifikasi bersama keluarga lingkungan dapat mengkontaminasi luka

3.1.2 mengajarkan cara menjaga agar luka tidak kotor dan tidak basah

3.1.3 memberi reinforcement positif atas kemampuannya.S:

- Ny.T mengatakan jadi jiak membersihkan kandang lebih baik menggunakan sepatu bot ya mbakO: Luka Tn.A tampak bersih. Tidak ada pus. Diameter luka 1,3 cm. Tepi luka mulai mengering.

Skala nyeri yang dialami Tn.A yaitu 3

Ny.T mampu mempraktikkan perawatan luka yang diajarkan

A: masalah teratasi sebagian (mengenal masalah , merawat keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan)

P: lanjutkan intervensi

mengajarkan keluarga tentang perawatan luka

9Selasa, 16 desember 2014

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat Tn.A sebagai anggota keluarga yang sakit hipertensi

3.3.6 mendemonstrasikan pada keluarga tentang terapi herbal

3.3.7 Berikan kesempatan pada keluarga untuk mencoba membuat obat herbal

3.3.8 Beri reinforcement positif atas usaha keluarga

3.3.9 Pastikan keluarga akan melakukan tindakan yang diajarkan jika diperlukanS:

Ny.T mengatakan bahwa ia telah memberikan terapi herbal sebelumnya tapi belum tepat

O: TD Tn.A 160/90 mmHg

Ny.T mampu mempraktikkan terapi herbal yang telah dijelaskan

A: masalah teratasi sebagian (mengenal masalah, pengambilan keputusan)

P: lanjutkan intervensi masase kaki

10.Rabu, 17 desember 2014Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan

3.2.5 mengajarkan cara kompres air hangat untuk mengurangi nyeri.

3.2.6 mendemonstrasikan langkah-langkah kompres air hangat

3.2.7 mendampingi keluarga untuk redemonstrasi

4.1.4 mengidentifikasi bersama keluarga lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan anggota keluarga.

4.1.5 menjelaskan pada keluarga untuk menciptakan lingkungan jika nyeri kambuh: lingkungan nyaman dan tenang, privasi klien terlindungi, fasilitas untuk mengurangi nyeri tersedia

S: Ny.T mengatakan bahwa ia akan mempraktikkan kompres hangat yang telah diajarkan

Tn.A mengatakan bahawa daerah yang mengalami nyeri terasa nyaman saat di kompres

O: A : masalah teratasi sebagian (mengenal masalah dan memutuskan masalah)

P: ajarkan kepada keluarga untuk melanjutkan kompres hangat pada Tn.A

9.Kamis, 18 desember 2014Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan

3.1.5 mengajarkan cara melakukan ROP untuk mengurangi nyeri.

3.1.6 mendemonstrasikan langkah-langkah ROP

3.1.7 meminta keluarga untuk redemonstrasi

3.1.8 memberi reinforcement positif pada keluargaS: Tn.A mengatakan bahwa langkah yang di ajarkan tidak terlalu sulitO:

Tn.A mampu mengikuti seluruh langkah meski belum menghafal urutan gerakannya

Ny.T mampu mengikuti langkah meski terkadang malu-malu

A:masalah teratasi sebagian (mengenal masalah dan pengambilan keputusan)P:lanjutkan intervesi ROP kepada Tn.A dan Ny.T

10.Jumat, 19 desember 2014Nyeri kronis berhubungan dengan ketidakmampuan untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan

3.1.1 mengajarkan cara melakukan ROP untuk mengurangi nyeri.

3.1.2 mendemonstrasikan langkah-langkah ROP

3.1.3 meminta keluarga untuk redemonstrasi

3.1.4 memberi reinforcement positif pada keluarga

3.7.5 memastikan keluarga akan melakukan ti