lapkas bronkopneumonis

Upload: ilham-rianda

Post on 02-Apr-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 lapkas Bronkopneumonis

    1/17

    Laporan Kasus Bronkopneumonia

    Page 1

    STATUS PASIEN ANAK

    FK UNIVERSITAS MALAHAYATI

    No. Rekam Medik : 26695

    Tanggal Masuk RS : 24/10/2012

    A. IDENTITAS PASIEN :Nama Pasien : An. HZ

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Tempat Tanggal Lahir : Aceh, 9 April 2012

    Umur : 6 bulan

    Alamat : Batu Merah RT 01 RW 08

    Status : Anak Kandung

    Anak ke 4 dari 4 bersaudara

    Agama : Islam

    Suku Bangsa : Aceh

    Nama Orang Tua

    Ayah : Tn. U

    Umur : 41 tahun

    Pekerjaan : wiraswasta

    Ibu : Ny. A

    Umur : 39 tahun

    Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

    Tanggal Masuk Rumah Sakit : 24 Oktober 2012

    Jam Masuk : 13.00 WIB

    B. ANAMNESA (alloanamnesa) Keluhan utama : sesak

    Riwayat penyakit sekarang :Pasien datang melalui IGD RSUD. EF dengan keluhan sesak.

    Sesak yang dialami pasien sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit namun

  • 7/27/2019 lapkas Bronkopneumonis

    2/17

    Laporan Kasus Bronkopneumonia

    Page 2

    makin bertambah sesak saat ini. Sesak tidak tergantung aktivitas pasien.

    Sesak ini terjadi bukan yang pertama. 2 bulan yang lalu Os pernah

    mengalami penyakit yang sama dan pernah dirawat di rumah sakit selama

    1 bulan.Os juga mengalami batuk sejak 1 bulan yang lalu dengan dahak

    yang sulit untuk dikeluarkan.

    Os juga mengalami demam tinggi sejak 2 hari.Os tidak

    muntah,nafsu makan dan minum berkurang. BAB dan BAK dalam batas

    normal.

    Riwayat Penyakit Sebelumnya :Saat Os berumur 4 bulan, pasien pernah menderita penyakit yang

    sama yang diawali dengan batuk kemudian sesak dan pasien pernah

    dirawat di rumah sakit selama 1 bulan.

    Riwayat Pengobatan :Os berobat ke puskesmas, diberi puyer. Karena tidak sembuh, Os

    kembali berobat ke rumah sakit dan dirawat inap selama 1 bulan.

    Riwayat makanan :Os masih meminum ASI eksklusif.

    Riwayat Alergi :Os tidak ada alergi terhadap obat.

    Riwayat Penyakit Lainnya :Os tidak menderita penyakit lainnya.

    Riwayat keluarga :Ibu pasien mengaku menderita penyakit bronchitis sejak hamil

    anak ke II, sudah berobat, tetapi tidak pernah kontrol lagi setelah obat

    habis.

  • 7/27/2019 lapkas Bronkopneumonis

    3/17

    Laporan Kasus Bronkopneumonia

    Page 3

    Riwayat Habituasi : tidak ada

    Riwayat Antenatal :Lama kehamilan 9 bulan. HPHT lupa.Setiap bulan selalu

    memeriksakan kandungan ke bidan, kandungan selalu sehat dan normal.

    BB ibu sebelum hamil: 42 kg. BB ibu di trimester terakhir: 50 kg.

    Pasien lahir spontan ditolong bidan tanggal 9 April 2012.

    Langsung menangis ketika lahir. BBL: 3000 gr ; PB: 49 cm.

    Riwayat PersalinanAnak Ke- Jenis Kelamin BBL Umur sekarang Penolong Keadaan

    I Laki-laki 2700 gr 10 tahun Bidan Sehat

    II Perempuan 2600 gr 8 tahun Bidan Sehat

    III Laki-laki 2800 gr 6 tahun Bidan Sehat

    IV Perempuan 3000 gr 6 bulan Bidan Sehat

    Riwayat Imunisasi

    BCG : 1 x saat berumur 3 bulan

    Polio : 2 x saat berumur 7 hari dan 3 bulan

    DPT : belum dilakukan

    Campak : belum dilakukan

    Hepatitis : 1 x saat usia 6 bulan

    Riwayat Tumbuh Kembang :Tumbuh:

    - Berat badan: 5,7 kg- Panjang badan : 65 cm

    Kembang 0-3 bulan:

    Mengangkat kepala + Mengikuti objek dengan matanya +

  • 7/27/2019 lapkas Bronkopneumonis

    4/17

    Laporan Kasus Bronkopneumonia

    Page 4

    Melihat muka orang dan tersenyum + Bereaksi terhadap suara/bunyi + Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan

    kontak +

    Mengoceh spontan -

    C. PEMERIKSAAN FISIKKeadaan Umum : tampak sakit sedang

    Kesadaran : composmentis

    Vital sign

    Tekanan Darah : -

    Nadi : 136 x/menit

    Suhu : 38 0C

    Pernapasan : 68 x/menit

    SpO2 : 98 %

    Data Antropometrik

    Berat Badan saat ini : 5,7 kg

    Panjang Badan saat ini : 64 cm

    Lingkar Kepala saat ini : 40 cm

    Lingkar Dada saat ini : 38 cm

    BB/PB sesuai z score : -2SD ( 80% median)

    Status Gizi : gizi kurang

    Kepala

    Kepala : normocephali, ubun-ubun besar tidak cekung.

    Rambut : warna hitam, dan tidak mudah dicabut.

    Mata : konjungtiva tidak anemis pada mata kanan dan

    kiri.

    sclera tidak ikterik pada mata kanan dan kiri.

  • 7/27/2019 lapkas Bronkopneumonis

    5/17

    Laporan Kasus Bronkopneumonia

    Page 5

    pupil isokor pada mata kanan dan kiri.

    Telinga : aurikula normal pada telinga kanan dan kiri.

    tidak ada nyeri tekan tragus pada telinga kanan dan

    kiri.

    Hidung : tidak ada deviasi septum.

    ada pernafasan cuping hidung.

    tidak ada sekret pada lubang hidung kanan dan

    kiri.

    tidak ada polip pada lubang hidung kanan dan kiri.

    Mulut : bibir tidak sianosis.

    Leher

    KGB : tidak ada pembesaran KGB.

    Thyroid: tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.

    JPV : tidak ada peningkatan JVP.

    Toraks

    Paru (depan)

    I : simetris kanan dan kiri, terlihat retraksi intercostal

    P : vokal fremitus kanan dan kiri normal.

    P : sonor di kedua lapang paru.

    A : cracles di seluruh lapang paru kanan dan kiri,

    Paru (belakang)

    I : simetris kanan dan kiriP : vokal fremitus kanan dan kiri normal.

    P : sonor di kedua lapang paru.

    A : cracles di seluruh lapang paru kanan dan kiri.

    Jantung

    I : iktus kordis kuat angkat tidak terlihat.

    P : iktus kordis kuat angkat tidak teraba dan tidak ditemukan thrill.

  • 7/27/2019 lapkas Bronkopneumonis

    6/17

    Laporan Kasus Bronkopneumonia

    Page 6

    P : redup, batas jantung tidak melebar.

    A : bunyi jantung murni I dan II, tidak ditemukan gallop atau murmur.

    Abdomen

    I : tidak ada distensi.

    tidak terlihat massa.

    A : bising usus normal pada seluruh lapang abdomen.

    P : tympani pada seluruh lapang abdomen.

    P : Hepar : teraba 1 jari dibawah arcus costae, konsistensi kenyal,

    permukaan rata, tepi tajam.

    Lien : tidak teraba masa, tidak ada nyeri tekan.

    Ginjal: tidak teraba, tidak ada nyeri tekan pada CVA.

    Genitalia : perempuan tidak terlihat adanya kelainan.

    Ekstremitas : akral hangat

    CRT < 2 detik

    D. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Darah Rutin

    Hemoglobin : 10.4 g/dL (9-14 g/dL)

    Leukosit : 11300 /L (5000-19000 /L)

    Hematokrit : 35 % ( 37-48 %)

    Eritrosit : 4,1 juta/ L (3,1 - 4,5 juta/ L)

    Trombosit : 528000 / L ( 150000-450000 /L)

    2. Kimia DarahGDS sewaktu 98 mg/dL

  • 7/27/2019 lapkas Bronkopneumonis

    7/17

    Laporan Kasus Bronkopneumonia

    Page 7

    3. Radiologi

    Ekspertisi Thorax AP:

    Inspirasi cukup

    Cor : besar dan bentuk tampak normal

    Ukuran CTR < 50%

    Pulmo:

    Tampak patchy infiltrate di kedua suprahillar, parahillar danparacardial.

    Tampak pula infiltrate tebal di suprahillar kanan disertai gambaranopasitas dengan tepi irregular di paramediastinal kanan.

    Ke dua hilus tak tampak menebal. Sinus phenicocostalis kanan dan kiri tajam Hemithorax kanan dan kiri tampak normal Hemidiafragma kanan dan kiri tampak normal Tulang dan jaringan lunak tampak baik

    Kesan:

    o Ukuran cor tampak normalo Bronkopneumonia bilateralo Opasitas di paramediastinal kanan dapat merupakan DD/ mediastinal

    lymphadenopati/ segmental atelektasis/ thymus.

    E.

    DIAGNOSIS BANDING- Bronkopneumonia- Asma

    F. DIAGNOSIS KERJA : Bronkopneumonia

    G. TERAPI IVFD D5% 12 gtt/mnt

  • 7/27/2019 lapkas Bronkopneumonis

    8/17

    Laporan Kasus Bronkopneumonia

    Page 8

    O2 2 L masker Ambroxol 3x0.4 cc Cefotaxime 2x150 mg/12 jam Dexamethason 3x ampul Salbutamol inhalasi (Ventolin) (0,1-0,15 mg/kgBB/x)

    H. PROGNOSAAd fungsionam : ad bonam

    Ad sanationam : ad bonam

    Ad vitam : ad bonam

    I. FOLLOW UP

    24-10-2012

    S: demam + , batuk +, sesak +,

    O: TTV: Suhu: 38 oC

    Nadi: 136 x/menit

    RR : 68x

    /menit

    Kepala : UUB tidak cekung

    Nafas cuping hidung +

    Bibir sianosis -

    Thorax : Paru : simetris, retraksi +/+, cracles +/+

    Cor : dbn

    Abdomen : dbn

    A : BronkopneumoniaP : IVFD D5% 12 gtt/menit (mikro)

    Inj Cefotaxime 150mg/12 jam

    Inj dexamethason 3 x ampul

    O2 2 L per masker

    Ambroxol drop 3x0,4 cc

    Diit : puasa

  • 7/27/2019 lapkas Bronkopneumonis

    9/17

    Laporan Kasus Bronkopneumonia

    Page 9

    25-10-2012

    S: demam - , batuk +, sesak +,

    O: TTV: Suhu: 37,7 oC

    Nadi: 134x/menit

    RR : 66x/menit

    Kepala : UUB tidak cekung

    Nafas cuping hidung +

    Bibir sianosis -

    Thorax : Paru : simetris, retraksi +/+, cracles +/+

    Cor : dbn

    Abdomen : dbn

    A : Bronkopneumonia

    P : terapi lanjut + salbutamol (ventolin) 3x1,25 mg +

    NaCl 1 cc

    Pasang OGT, Diit ASI 5-10 cc per OGT

    26-10-2012

    S: demam - , batuk +, sesak -,

    O: TTV: Suhu: 37,1 oC

    Nadi: 130 x/menit

    RR : 46 x/menit

    Kepala : UUB tidak cekung

    Nafas cuping hidung +

    Bibir sianosis -

    Thorax : Paru : simetris, retraksi -Cor : dbn

    Abdomen : dbn

    A : Bronkopneumonia

    P : terapi lanjut

    27-10-2012

    S: demam - , batuk +, sesak -,

  • 7/27/2019 lapkas Bronkopneumonis

    10/17

  • 7/27/2019 lapkas Bronkopneumonis

    11/17

    Laporan Kasus Bronkopneumonia

    Page 11

    Nafas cuping hidung -

    Bibir sianosis -

    Thorax : Paru : simetris, retraksi -/-, cracles -/-, retraksi substrenal -,

    intercostae -, subcostae -

    Cor : dbn

    Abdomen : dbn

    A : Bronkopneumonia

    P : boleh pulang

  • 7/27/2019 lapkas Bronkopneumonis

    12/17

    Laporan Kasus Bronkopneumonia

    Page 12

    TINJAUAN PUSTAKA

    DEFINISI

    Bronkopneumonia merupakan salah satu bagian dari penyakit pneumonia.

    Bronkopneumonia adalah suatu infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah dari

    parenkim paru yang melibatkan bronkus/bronkiolus yang berupa distribusi

    berbentuk bercak-bercak yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti

    bakteri, virus, jamur, dan benda asing.

    ETIOLOGI

    Etiologi menurut umur, dibagi menjadi :

    1. Bayi baru lahir (neonatus 2 bulan) Organisme saluran genital ibu :Streptokokus grup B, Escheria coli dan kuman Gram negatif lain,

    Listeria monocytogenes, Chlamydia trachomatis tersering , Sifilis

    congenital pneumonia alba. Sumber infeksi lain : Pasase transplasental,

    aspirasi mekonium, CAP .

    2. Usia > 212 bulan Streptococcus aureus dan Streptokokus grup Atidak seringtetapi fatal. Pneumonia dapat ditemukan pada 20% anakdengan pertusis

    3. Usia 1 5 tahun Streptococcus pneumonia, H. influenzae, Stretococcusgrup A, S. aureuS tersering, Chlamydia pneumonia :banyak pada usia 5-

    14 th (disebut pneumonia atipikal)

    4. Usia sekolah dan remaja S. pneumonia, Streptokokus grup A,danMycoplasma pneumonia (pneumonia atipikal) terbanyak.

    PATOFISIOLOGI

    a. Kongesti (4 s/d 12 jam pertama)Eksudat serosa masuk ke dalam alveoli melalui pembuluh darah yang

    berdilatasi dan bocor.

    b. Hepatisasi merah (48 jam berikutnya)Paru-paru tampak merah dan bergranula karena sel-sel darah merah, fibrin

    dan lekosit polimorfonuklear mengisi alveoli.

    c. Hepatisasi kelabu (3 s/d 8 hari)Paru-paru tampak kelabu karena lekosit dan fibrin mengalami konsolidasi

    didalam alveoli yang terserang.

    d. Resolusi (7 s/d 11 hari)

  • 7/27/2019 lapkas Bronkopneumonis

    13/17

    Laporan Kasus Bronkopneumonia

    Page 13

    Eksudat mengalami lisis dan direabsorpsi oleh makrofag sehingga jaringan

    kembali pada strukturnya semula. Bercak-bercak infiltrat yang terbentuk

    adalah bercak-bercak yang difus, mengikuti pembagian dan penyebaran

    bronkus dan ditandai dengan adanya daerah-daerah konsolidasi terbatas

    yang mengelilingi saluran-saluran nafas yang lebih kecil.

    MANIFESTASI KLINIS

    Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian

    atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak sampai 390-40 0C

    dan mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah,

    dispnu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan

    sianosis di sekitar hidung dan mulut. Batuk biasanya tidak dijumpai pada awal

    penyakit,anak akan mendapat batuksetelah beberapa hari, di mana pada awalnya

    berupa batuk kering kemudian menjadiproduktif.

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan :

    Inspeksi : pernafasan cuping hidung(+), sianosis sekitar hidung dan mulut,retraksi sela iga.

    Palpasi : Stem fremitus yang meningkat pada sisi yang sakit. Perkusi : Sonor memendek sampai beda Auskultasi : Suara pernafasan mengeras (vesikuler mengeras) disertai ronki

    basah gelembung halus sampai sedang.

    Pada bronkopneumonia, hasil pemeriksaan fisik tergantung pada luasnya

    daerah yang terkena.Pada perkusi toraks sering tidak dijumpai adanya

    kelainan.Pada auskultasimungkin hanya terdengar ronki basah gelembung

    halus sampai sedang. Pada stadium resolusi ronki dapat terdengar lagi.

    Tanpa pengobatan biasanya proses penyembuhandapat terjadi antara 2-3

    minggu.

  • 7/27/2019 lapkas Bronkopneumonis

    14/17

    Laporan Kasus Bronkopneumonia

    Page 14

    DIAGNOSIS

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan :

    1. Anamnesis Nonrespiratorik

    Demam, sakit kepala, kuduk kaku terutama bila lobus kanan atas

    yang terkena, anoreksia, letargi, muntah, diare, sakit perut, dan distensi

    abdomen terutama padabayi.

    RespiratorikBatuk, sakit dada

    2. Pemeriksaan fisikPemeriksaan Fisik : Dalam pemeriksaan fisik penderita

    bronkhopneumoni ditemukan hal-hal sebagai berikut :

    Pada setiap nafas terdapat retraksi otot epigastrik, interkostal,suprasternal, dan pernapasan cuping hidung

    Pada palpasi ditemukan vokal fremitus yang simetris. Pada perkusi tidak terdapat kelainan Pada auskultasi ditemukan cracles sedang nyaring

    3. Pemeriksaan radiologisBronkopneumonia, ditandai dengan gambaran difus merata pada

    kedua paru;berupa bercak-bercak infiltrate yang dapat meluas hingga

    daerah perifer paru,disertai dengan peningkatan corakan peribronkial.

    4. Pemeriksaan laba) Peningkatan jumlah leukosit. Hitung leukosit dapat membantu membedakan

    pneumoni viral dan bakterial. Infeksi virus leukosit normal atau meningkat

    (tidak melebihi 20.000/mm3 dengan limfosit predominan) dan bakteri leukosit

    meningkat 15.000-40.000 /mm3 dengan neutrofil yang predominan. Pada

    hitung jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta peningkatan LED.

    b) C- Reactive Protein (CRP)C-Reactive protein adalah suatu protein fase akut yang disintesis

    olehhepatosit. Sebagai respons infeksi atau inflamasi jaringan, produksi

    CRPsecara cepat distimulasi oleh sitokin, terutama interleukin (IL)-6,

    IL-1, dantumor necrosis factor (TNF). Meskipun fungsi pastinya belum

  • 7/27/2019 lapkas Bronkopneumonis

    15/17

    Laporan Kasus Bronkopneumonia

    Page 15

    diketahui, CRP sangat mungkin berperan dalam opsonisasi

    mikroorganisme atau selyang rusak.

    c) Uji SerologisUji serologik untuk mendeteksi antigen dan antibody pada

    infeksi bakteri tipik mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang

    rendah. Akan tetapi, diagnosis infeksi Streptokokus grup A dapat

    dikonfirmasi dengan peningkatan titer antibody seperti antistreptolisin

    O, streptozim, atau antiDnase B. Peningkatan titer dapat juga berarti

    adanya infeksi terdahulu. Untuk konfirmasi diperlukanserum fase akut

    dan serum fase konvalesen (paired sera).

    Secara umum, uji serologis tidak terlalu bermanfaat dalam

    mendiagnosis infeksibakteri tipik. Akan tetapi, untuk deteksi infeksi

    bakteri atipik seperti Mikoplasma dan Klamidia, serta beberapa virus

    seperti RSV , Sitomegalo, campak, Parainfluenza 1,2,3, Influenza A

    dan B , dan Adeno , Peningkatan antibody IgM dan IgG dapat

    mengkonfirmasi diagnosis.

    d) Isolasi mikroorganisme dari paru, cairan pleura atau darah bersifat invasivesehingga tidak rutin dilakukan.

    DIAGNOSIS

    Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 dari 5 gejala berikut :

    a. Sesak nafas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dadab. Panas badanc. Ronkhi basah sedang nyaring (crackles)d. Foto thorax menunjukkan gambaran infiltrat difuse. Leukositosis (pada infeksi virus tidak melebihi 20.000/mm3 dengan limfosit

    predominan, dan bakteri 15.000-40.000/mm3 neutrofil yangpredominan)

    DIAGNOSIS BANDING

    1. Bronchiolitis2. TBC Paru3. Atelektasis4.

    Abses Paru

  • 7/27/2019 lapkas Bronkopneumonis

    16/17

    Laporan Kasus Bronkopneumonia

    Page 16

    KOMPLIKASI

    1. EmpisemaSuatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura

    terdapat disatu tempat atau seluruh rongga pleura.

    2. AtelektasisPengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru

    merupakanakibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.

    3. Perikarditis / EndokarditisPeradangan pada setiap katup endokardial

    4. Abses paruPengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang

    5. Pleuritis6. Otitis Media Akut (OMA)7. Infeksi sistemik8. Meningitis

    PENATALAKSANAAN

    Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tetapi hal

    ini tidak dapat selalu dilakukan dan memakan waktu yang cukup lama, maka

    dalam praktek diberikan pengobatan polifragmasi seperti penisilin diambah

    dengan kloramfenikol atau diberi antibiotik yang mempunyai spektrum luas

    seperti ampicillin. Pengobatan diteruskan sampai anak bebas demam selama 4 5

    hari.

    Pengobatan dan penatalaksaannya meliputi :

    Bed rest Anak dengan sesak nafas memerlukan cairan inta vena dan oksigen (1 2

    l/mnt). Jenis cairan yang digunakan adalah campuran Glukosa 5% dan

    NaCl 0,9% ditambah larutan KCl 10 mEq/500 ml botol infus.

    Jumlah cairan disesuaikan dengan berat badan dan kenaikan suhu. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit Pemberian antibiotik sesuai biakan atau berikan : Untuk kasus pneumonia community base :

  • 7/27/2019 lapkas Bronkopneumonis

    17/17

    Laporan Kasus Bronkopneumonia

    Page 17

    - Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian

    - Kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian

    Untuk kasus pneumonia hospital base :- Sefotaksim 100 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian

    - Amikasin 10-15 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian

    Antipiretik : paracetamol 10-15 mg/kgBB/x beri Mukolitik : Ambroxol 1,2-1,6 mg/kgBB/2 dosis/oral Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makanan enteral bertahap

    melalui selang nasogastrik dengan feeding drip. Jika sesaknya berat makapasien harus dipuasakan.

    PROGNOSIS

    Dengan pemberian antibiotika yang tepat dan adekuat maka mortalitas dapat

    diturunkan sampai kurang dari 1%. Mortalitas bisa lebih tinggi didapatkan pada

    anak-anak dengan keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat

    untuk pengobatan.