lap gemawan 2010-publish2

25
MEREBUT HAK, MEMPERKUAT AKSES DAN KONTROL SERTA KEBERLANJUTAN EKOLOGIS LAPORAN TAHUNAN LEMBAGA GEMAWAN 2010

Upload: mursyid-hidayat

Post on 13-Mar-2016

231 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

MEREBUT HAK, MEMPERKUAT AKSES DAN KONTROL SERTA KEBERLANJUTAN EKOLOGIS 2010

TRANSCRIPT

Page 1: Lap Gemawan 2010-publish2

MEREBUT HAK, MEMPERKUAT

AKSES DAN KONTROL SERTA

KEBERLANJUTAN EKOLOGIS

LAPORAN TAHUNAN LEMBAGA

GEMAWAN

2010

Page 2: Lap Gemawan 2010-publish2

DAFTAR ISI

PENGANTAR DAN KONTEKS ..................................................................................................................... 1

A. MEMPERKUAT AKSES DAN KONTROL PEREMPUAN DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI-POLITIK……….3

B. KEBERLANGSUNGAN HIDUP PEREMPUAN DAN MASYARAKAT SERTA KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN

SUMBER DAYA ALAM MELALUI HUTAN DESA.............................................................................................7

C. MEREBUT HAK KELOLA RAKYAT ATAS SUMBERDAYA ALAM…………………………………………………………………9

D. GOOD GOVERNANCE DAN ANTI KORUPSI………………………………………………………………………………………….15

E. PROGRAM KHUSUS : MEMBANGUN JARINGAN DAN KAMPANYE INTERNATIONAL……………………………18

F. SISTEM PENDUKUNG KELEMBAGAAN : INTERNAL CAPACITY BUILDING DAN WEBSITE………………………19

G.LAPORAN KEUANGAN………………………………………………………………………………………………………………………..20

Page 3: Lap Gemawan 2010-publish2

Pengantar

Laporan Tahunan Lembaga Gemawan

“Merebut Hak, Memperkuat Akses dan Partisipasi, serta

Menjamin Keberlanjutan Pengelolaan Sumber Daya Alam”

Kiprah sebuah lembaga dalam misi sosial dan kemanusiaannya sangat ditentukan pada

efektifitas strategi pencapaian visinya, serta sejauhmana tingkat legitimasi publik yang

merasakan dampaknya. Oleh karena itu, refleksi atas pekerjaan yang sudah dilaksanakan serta

modifikasi tools dan pendekatan menjadi sebuah keniscayaan guna menjaga eksistensi lembaga

agar tetap selalu ‘up to date’ seiring dinamika pergeseran ruang, waktu, persoalan dan

kebutuhan.

Lembaga Gemawan selama tahun 2010, merupakan tahun pertama dalam menjalankan

rekomendasi Strategic Planning yang telah merumuskan isu-isu strategis sebagai panduan

standart untuk merancang program dan kegiatan. Sebagai sebuah lembaga yang digerakkan oleh

semangat aktivis yang memiliki cita-cita besar untuk membangun perubahan, banyak sekali

persoalan yang harus disikapi sebagai konsekuensi dari dedikasi atas masalah kerakyatan. Akan

tetapi, tentu saja Lembaga Gemawan memiliki keterbatasan-keterbatasan yang tidak mampu

menjangkau masalah-masalah yang dihadapi rakyat secara keseluruhan. Untuk itu, program dan

kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2010 berpijak dari philosofi; ‘kerja kecil tapi

berdampak besar, atau bertindak lokal tapi berdampak global’.

Disamping kerja-kerja programatik yang melekat pada bidang kerja divisional Lembaga

Gemawan seperti pengorganisasian basis komunitas, pemberdayaan perempuan dan ekonomi,

local governance reform, selama tahun 2010 Lembaga Gemawan juga mendorong beberapa

program terobosan diantaranya; Hutan Desa di Kabupaten Kayong Utara, Pakta Integritas di

Kota Pontianak, serta memperkuat jaringan untuk kampanye internasional dalam kerangka

advokasi. Pengalaman mediasi penyelesaian sengketa lahan antara perusahaan perkebunan sawit

dengan masyarakat local di Kabupaten Sambas, misalnya sekarang menjadi referensi bagi

komunitas adat dan lokal di Indonesia bahkan Asia Tenggara, ketika sedang berhadapan dengan

perusahaan perkebunan sawit yang merupakan peminjam dana IFC-World Bank serta anggota

RSPO. Berangkat dari kerja-kerja advokasi internasional itu, Lembaga Gemawan sempat

Page 4: Lap Gemawan 2010-publish2

diundang untuk menyampaikan testimony terkait investasi IFC-World Bank dalam Global

Consultation framework strategy on palm oil sector di Frankfurt Jerman.

Sebagai sebuah lembaga yang terus belajar dan berbenah guna merapikan strategi,

mengkonsolidasikan kekuatan, membaca peluang serta momentum perubahan, tentu saja

Lembaga Gemawan tidak luput dari segala kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu,

Lembaga Gemawan sangat terbuka dengan segala kritik, saran serta masukan demi perbaikan

membangun guna mengoptimalkan daya dorong perubahan ke depan. Amin

Pontianak, 23 Juni 2010

Dewan Pengurus

Lembaga Gemawan

Page 5: Lap Gemawan 2010-publish2

PENGANTAR DAN KONTEKS

Laporan tahunan Lembaga Gemawan 2010 ini disatu sisi merupakan perjalanan awal

organisasi setelah melakukan Perencanaan Strategis di bulan Maret-April 2010, disisi lain

menutup secara formal perencanaan strategis 5 tahunan lembaga sebelumnya.

Mengevaluasi perjalanan panjang organisasi yang tidak terasa sudah memasuki usianya

yang ke 11 tahun. Ibarat perjalanan anak manusia boleh dikatakan masih usia anak, namun

organisasi tidak demikian ukurannya. Menurut ukuran perjalanan organisasi usia 11 tahun

merupakan usia pertumbuhan dengan semangat muda dan proses menuju perkembangan

yang lebih matang lagi. Dalam proses ini ide, kreativitas baru, pengalaman tahun-tahun

sebelumnya serta pembacaan terhadap masa depan menjadi acuan untuk merumuskan

strategi lembaga kedepan. Berdasarkan mandate organisasi yang diemban yakni

Menciptakan masyarakat pesisir yang kuat yang berdaulat secara politik, mandiri secara

ekonomi dan bermartabat secara budaya serta berkeadilan Gender, maka Perencanaan

Strategic (SP) Lembaga Gemawan di tahun 2010 memberikan arah baru dalam

menerapkan program dan mencapai cita-cita misi dalam lima tahun kedepan 2010-2015.

Perencanaan strategis lima tahun ke depan difokuskan pada pengembangan Training

Centre, menguatkan advokasi, menguatkan pendampingan, memberikan perhatian pada

program khusus, membesar dan memelihara jaringan dan selalu memperbaiki manajemen

untuk system pendukung yang akuntabel dan handal.

Dalam rentang tahun 2010, keberpihakan Lembaga Gemawan terhadap isu perempuan

merupakan perspektif yang integral dan sinergis dengan isu lainnya. Perempuan

merupakan salah satu kelompok yang paling rentan terhadap proses ketidakadilan,

pemiskinan dan kekerasan. Bentuk peminggiran yang ada didepan mata dan paling nyata

adalah peminggiran ekonomi perempuan yang wujudnya adalah lemahnya akses dan

kontrol perempuan terhadap sumber – sumber ekonomi seperti tanah, sumberdaya alam,

kredit dan pasar. Padahal dalam kehidupan sehari – hari banyak kita lihat perempuan

bekerja di kebun, sawah, dan berjualan dipasar di sektor informal sebagai pelaku usaha

mikro. Perempuan kurang diprioritaskan untuk diberi pengetahuan tambahan untuk

meningkatkan kehidupan ekonominya serta lemahnya dukungan penguasa daerah

terhadap pengembangan ekonomi perempuan. Sehingga apa yang sudah kelompok

perempuan ini usahakan sepertinya masih sulit untuk berkembang baik kerja-kerja politik

maupun ekonomi yang mereka kembangkan. Perempuan yang ada masih sekedar dijadikan

komoditas politik bagi penguasa daerah dan jauh dari harapan untuk menjadi komunitas

politik yang mandiri dan berdaulat.

Saat ini perhatian global sedang difokuskan pada isu dampak perubahan iklim yang sudah

memperlihatkan tanda-tandanya. Tidak bisa diprediksinya iklim sangat berpengaruh pada

kehidupan manusia dan bumi sangat mengkhawatirkan banyak pihak. Hal ini membuat

banyak pihak untuk memikirkan ulang cara manusia mengelola dan menata bumi ini

dengan semua sumberdaya alama yang ada di dalamnya. Harapannya agar sumberdaya

yang terbatas dapat digunakan oleh berbagai pihak dengan tetap memperhatikan

kemampuan daya dukung social, ekonomi dan lingkungan yang ada.

Page 6: Lap Gemawan 2010-publish2

Selama kurun waktu 2010 ini telah banyak terjadi dinamika ditengah masyarakat dalam

mempertahankan dan pengelolaan sumber daya alam yang dikelolanya saat ini, baik secara

langsung sebagai hak milik pribadi maupun kawasan komunal yang memang dijaga

bersama oleh masyarakat setempat. Dinamika ini merupakan respon masyarakat terhadap

perspektif negara dalam mengelola sumberdaya alam yang ada di Indonesia. Negara selalu

abai dalam hal pemeliharaan, pelestarian dan pengelolaan sumberdaya alam yang baik.

Negara yang direpresentasikan oleh aparat pemerintahannya sepertinya telah kehilangan

pijakan bagaimana mengutamakan prinsip pengelolaan sumberdaya alam yang bersih dan

baik untuk bangsa ini. Yang terjadi justru membabi buta mengeluarkan izin industri skala

besar bagi pihak ketiga untuk mengeksploitasi sumberdaya alam yang ada tanpa

mengindahkan prinsip social, ekonomi, lingkungan dan managemen yang baik bagi

kelangsungan hidup rakyat Indonesia kedepan.

Tata kelola yang buruk dan penuh dengan praktek korupsi, kolusi dan manipulasi ini tidak

hanya terjadi dalam hal pengelolaan sumberdaya alam namun juga terjadi dalam ranah

pengelolaan pelayanan public yang ada. Hal ini terbukti masih tidak maksimalnya

penggunaan anggaran negara/daerah yang ada untuk kepentingan public. Kita masih

melihat kebocoran anggaran yang terjadi terutama dalam hal pengadaan barang dan jasa,

tidak tepat sasaran program, pengelolaan projek pembangunan yang tidak transparan

sehingga selalu saja hak masyarakat untuk mendapatkan yang terbaik harus kalah dengan

“jatah illegal” para elit politik, birokrasi dan pengusaha yang ada. Melihat kondisi ini maka

program-program anti korupsi dan good governance menjadi salah satu prioritas lembaga

Gemawan dalam sejarah kelembagaannya.

Semua upaya ini akan dapat tercapai apabila semua kekuatan rakyat dapat terorganisir

dengan baik. Sehingga demokrasi yang muara dan ujungnya adalah kedaulatan rakyat

dapat terlaksana bukan seperti saat ini dimana demokrasi yang ditampilkan adalah

demokrasi procedural semata bukanlah demokrasi substansial seperti yang diharapkan.

Page 7: Lap Gemawan 2010-publish2

Memperkuat Akses perempuan dalam pemberdayaan

ekonomi-politik

- Pengorganisasian dan Capacity Building

Penguatan akses

perempuan sebagai

perpektif dalam

semua implementasi

program dan strategi

diperkuat dengan

pelaksanaan aktivitas

yang menyentuh

kelompok perempuan

dan anggotanya

secara langsung.

Serangkaian aktivitas

dimulai dari

pertemuan rutin yang

dilaksanakan sebulan

sekali di desa-desa

dan kelurahan di

Sambas dan

Singkawang sebagai

bagian dari pengorganisasian perempuan tingkat basis, selain itu aktivitas peningkatan

kapasitas perempuan melalui pelatihan tehnis dan strategis juga terus dilakukan sepanjang

tahun 2010 diantaranya adalah pelatihan kewirausahaan dan manajemen, strategi

pemasaran dan peningkatan kualitas produk untuk kelompok dampingan dan serangkaian

pameran yang diikuti kelompok perempuan yang berkontribusi langsung pada kelompok

dan anggotanya. Proses trnasformasi kesadaran juga mulai dilakukan oleh kader-kader

kelompok, hal ini dubktikan dengan pekerjaan yang membawa kabar gembira bagi proses

pemberdayaan, ibu kelompok dengan sendirinya telah membentuk dua kelompok baru

yaitu dengan dibentuknya satu kelompok Singkawang yaitu di Semelagi Hilir Kecil yang di

bentuk oleh kelompok Semelagi Kecil dan satu kelompok di Sambas yaitu kelompok

perempuan di desa Sebayan yang dibentuk oleh kelompok perempuan Asoka dari desa

Tanjung Mekar.

Upaya lebih lanjut memperkuat organisasi Serikat Perempuan Pantai Utara (Serumpun)

dilakukan dengan Rapat Kerja Serumpun untuk merefleksikan setahun berdirinya

Serumpun dan evaluasi program kerja. Konsolidasi ini diharapkan bisa Mengembangkan

dan memperkuat pengorganisasian Serumpun, Membangun komunikasi dan kerjasama

antar pengurus serumpun dan kelompok perempuan dalam mencapai visi dan misi

Serumpun serta Mengembangkan strategi untuk memperkuat Serumpuan, yang

diharapkan bisa memperjuangkan kepentingan perempuan, minimal anggota SERUMPUN

yang berjumlah sekitar 1000 orang menuju perdamaian, keadilan dan kesetaraan gender.

Page 8: Lap Gemawan 2010-publish2

Advokasi yang partisipatif

Sepanjang tahun 2010,

Kelompok perempuan

dengan anggotanya

melalui pendampingan

berhasil mendorong 40

orang kader kelompok

yang sudah mampu

menjadi penggerak di

desa mereka masing-

masing dalam hal

advokasi kepentingan

perempuan dan

menduduki posisi

strategis institusi desa

masing-masing. Sinergi

antara kepemimpinan

dan aktivitas eknomi ini

juga sangat besar

berpeluang

meningkatkan pendapatan mereka dengan indikasi adanya peningkatan pendapatan

sekitar 10% dari usaha ibu-ibu kelompok yang didampingi lembaga Gemawan sebagai

dampak advokasi mereka terhadap peningkatan pendapatan anggota. Selain itu juga setiap

kelompok sudah mempunyai minimal 1 orang kader kesehatan yang berkaitan dengan

peningkatan akses kelompok perempuan terhadap akses kesehatan. Khusus bagi kelompok

perempuan sudah mampu mengadvokasi dirinya dalam hal mengakses dana dan bantuan

alat ke pemerintah. Dalam melakukan advokasi mereka sudah mampu bekerjasama

dengan pihak lain misalnya dengan Kelompok Pengelola Hasil Pertanian. Kelompok di

Singkawang sudah mampu mengadvokasi dirinya untuk mendapatkan hak-hak mereka

berkaitan dengan pengembangan usaha mereka untuk mendapatkan dukungan alat-alat

penunjang produk, dan satu kelompok sudah berhasil mendapat sertifikat Balai POM dan

satu kelompok lainnya sudah mendapat pelatihan tentang produk industri rumah tangga

dari Dinas Kesehatan Kota Singkawang.

Membangun networking dan akses pasar

Sebagai anggota Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASPPUK), Lebaga Gemawan

bersama anggota ASPPUK lainnya melakukan perluasan jaringan dengan mendampingi

Jaringan Perempuan Usaha Kecil (Jarpuk) Kalimantan Wilayah Sambas dengan melibatkan

perwakilan kelompok dampingan yang mempunyai usaha mengikuti kegiatan Konsolidasi

dan Rapat Tahunan Jarpuk yang diharapkan mampu mengungkit dan membangun

komitmen bersama sebagai komunitas PUK dalam membangun gerakan perempuan

melalui kegiatan ekonomi. Upaya untuk memperbaiki usaha kelompok perempuan juga

dilaksanakan kerjasama dengan Terminal Kemasan Pontianak (TKP) dalam petihan ini

dilakukan diskusi tentang produk, kemasan, dan pemasaran. Business Development

Page 9: Lap Gemawan 2010-publish2

Service (BDS) melalui

Jarpuk yang didukung

oleh disinergiskan

dengan program

pemberdayaan

perempuan lainnya yang

bekerjasama dengan

Cordaid dan Tsadik

Foundation. Kegiatan ini

merupakan kegiatan

pendampingan business

dan bantuan

pengembangan produk

usaha ibu-ibu.

Harapannya kedepan si

pendamping mampu

menjadi konsultan

professional bagi yang

didampinginya. Karena

dengan jasa si konsultan

ini ibu-ibu bisa benar-

benar dapat menjadi pengusaha perempuan.

Secara signifikan serangkaian aktivitas ini berhasil mendorong penambahan variasi produk

sebanyak lima macam produk makanan yang baru dan satu jenis untuk usaha tenun. Lebih

lanjut juga ada penambahan jumlah anggota kelompok yang memulai usaha baru, yakni

sebanyak 10 orang yang mulai melakukan usaha baru. Secara berkesinambungan ini

berdampak terhadap “Toko Perempuan” di Sambas yang sudah regular menjual produk

usaha ibu-ibu kelompok dan sudah memberi tabungan untuk kerja-kerja Gemawan dan

Serumpun yang disimpan dalam simpanan Ponjen CUSI khusus. Menarik bagaimana juga

meningkatnya promosi dan ajakan promosi tentang keberadaan kelompok usaha kecil

perempuan ini mulai dilakukan pihak lainnya, salah satunya oleh Ruai TV. Ini secara

signifikan berdampak terhadap promosi produk oleh jaringan lembaga. Beberapa pameran

yang diikuti untuk mempromosikan hasil produk kelompok dampingan di Sambas

sebanyak 10 kali yang dilakukan ibu-ibu kelompok secara mandiri dengan jaringan yang

mereka miliki dan 2 kali di Pontianak yang bekerjasama dengan Ruai TV dan selain itu hasil

produk kelompok dampingan juga di bawa untuk mengikuti pemeran – pameran yang ada

di wilayah lain termasuk melalui The 12th Jakarta International Handicraft Trade Fair 2010

(Inacraft).

Page 10: Lap Gemawan 2010-publish2

Mengumpul Modal Bersama lewat Credit Union Sari Intugin dan CU Gemawan

Cita-cita besar untuk

pemberdayaan perempuan

dan ekonomi kerakyatan

tidak terlepas dari

pengembangan dan

penguatan infrstruktur

ekonomi perempuan di

tingkat basis, desa dan

komunitas melalui

pemberdayaan Credit Union

Sari Intugin (CUSI) di

Sambas dan Singkawang.

Credit Union Sari Intugin

Pada akhir tahun 2010

sudah memiliki asset Rp

6.787.554.307 dengan

anggota sebanyak 1.873

orang. Dan pada tahun 2010

dalam rangka untuk

mendekatkan pelayanan

kepada anggota dan

Pengembangan CUSI

membuka Tempat Pelayanan (TP) di desa Satai. Untuk CU Gemawan yang mana kantor

pusatnya berada di Kota Pontianak sudah memiliki asset sebesar Rp 3.684.268.651

dengan jumlah anggota 876 orang, CU Gemawan merupakan pelepasan dari CU Muare

Pesisir yang sekarang tidak dibawah pendampingan Lembaga Gemawan lagi. Kesetiaan

pada cita-cita dasar, mekanisme baku, intergritas pengelola dan kreativitas dalam

pengembangan CU sebagai aktivitas kerjasama keuangan dan disinergiskan dengan semua

program Lembaga Gemawan baik, perempuan, hutan desa dan organisasi rakyat berbasis

komoditas yang sedang dibangun merupakan kekuatan sendiri bagi perkembangan

pemberdayaan yang dilakukan Lembaga Gemawan.

Page 11: Lap Gemawan 2010-publish2

KEBERLANGSUNGAN HIDUP PEREMPUAN DAN MASYARAKAT

DAN KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

MELALUI HUTAN DESA

- Upaya penyelamatan wilayah yang terancam

Program hutan desa yang digagas

Lembaga Gemawan bersama

Masyarakat di 5 desa di Kecamatan

Pulau Maya Karimata yang

disupport sepenuhnya oleh

Pemerintah Kayong Utara

merupakan bagian dari upaya

penyelamatan wilayah kelola

rakyat yang mulai terancam.

Kabupaten Kayong Utara

merupakan kabupaten baru hasil

pemekaran dari Ketapang sejak

tahun 2007. Melihat kecendrungan

ekspansi konversi hutan dan lahan

yang dilakukan di Kabupaten

Ketapang, maka upaya

memberikan pemahaman yang sama akan pentingnya penyelamatan kawasan kepada

masyarakat dan pemerintah daerah merupakan hal yang mendesak dilakukan. Pemilihan

bentuk usulan system hutan kerakyatan yang diambil sudah melalui proses analisis yang

panjang melihat situasi social, ekonomi, peluang undang-undang dan dampaknya pada hak

kelola masyarakat. Apabila dikaitkan dengan perspektif keberlangsungan hidup

perempuan untuk mendapat peluang mengelola sumber daya alam hutan yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari perspektif keperbipakan terhadap perempuan program

Hutan Desa dijadikan pilihan.

Melalui kegiatan advokasi baik berupa lobby, hearing, komunikasi intensif dan pertemuan

baik formal dan informal dengan para pihak yang terlibat dalam usulan ini. Program Hutan

Desa ini dimulai tahun 2009 dan telah memasuki tahap terakhir tahun pertama program

dan memasuki tahap awal tahun kedua program telah sangat didukung Dirjen RLPS,

Kementerian Kehutanan dengan diterimanya usulan 52.000 ha usulan hutan desa Bupati

Kayong Utara 2010 untuk dipresentasikan di Kementrian kehuatanan pada bulan

November 2010. Dukungan ini juga terlaksana melalui pertemuan-pertemuan yang

dilakukan secara resmi ataupun melalui surat elektronik dengan memberikan masukan-

masukan bagaimana suatu wilayah desa yang masih memiliki kawasan hutan dijadikan

areal Hutan Desa. Pihak Pemerintah Kabupaten mendukung sepenuhnya upaya ini untuk

mendiskusikan wilayah yang dapat dijadikan areal kerja Hutan Desa. Hutan desa yang akan

diterapkan di desa-desa yang berada di Pulau Maya, Kabupaten Kayong Utara akan

memberikan peluang yang cukup besar bagi perempuan di desa-desa tersebut untuk

memanfaatkan hasil hutannya.

Page 12: Lap Gemawan 2010-publish2

Pemetaan partisipatif dilakukan untuk wilayah yang menjadi usulan wilayah Hutan Desa.

Metode pemetaan partisipatif dalam perencanaan hutan desa dimaksudkan untuk

melibatkan masyarakat secara langsung dalam melakukan pemetaan potensi yang ada di

wilayah desa mereka karena sudah sepantasnya mereka yang melakukannya karena

mereka yang memiliki dan mengelola wilayah tersebut. Selain data yang diperoleh dari

masyarakat, data-data sekunder yang mendukung untuk pemetaan juga didapat dari

pemerintah dalam hal ini merupakan data-data kawasan yang dapat di jadikan Hutan Desa.

Untuk melengkapi aktifitas-aktifitas yang telah di sempurnakan oleh tim kerja dalam

bentuk dokumen lengkap usulan hutan desa, untuk diteruskan untuk urusan administrasi

pengajuan, lobi stakeholder, negosiasi, presentasi usulan, kampanye media dan pertemuan-

pertemuan informal untuk memuluskan proses mempercepat pengajuan usulan hutan

desa. Memasuki tahun ke dua program di jalankan, pencapaian signifikan adalah adanya

kepastian untuk dilakukan verifikasi usulan oleh tim yang bentuk menteri kehutanan.

Proses pembelajaran untuk mendorong proses verifikasi juga dilakukan dengan mengikuti

proses verifikasi hutan desa di kabupaten Merangin, Jambi. Aktivitas berhasil mendukung

pembelajaran proses untuk melakukan tata cara proses verifikasi usulan Hutan Desa

dilakukan. Hal-hal yang dilakukan oleh tim verifikasi dengan mengadakan pertemuan

dengan pihak-pihak terkait di Pemda setempat terutama dengan Dinas Kehutanan.

Pertemuan juga dilakukan di Pemkab, dilakukan di Dinas Kehutanan Kabupaten Merangin,

membahas tentang peta wilayah yang diusulkan dan membagi tim kerja untuk desa-desa

yang akan di verifikasi. Pertemuan juga dilakukan di kecamatan dengan kepala-kepala desa

yang wilayahnya diusulkan menjadi areal Hutan Desa. Pertemuan ini membahas maksud

dan tujuan desa-desa tersebut membuat Hutan Desa. Setelah itu pengambilan titik

koordinat di lapangan yang menjadi wilayah areal kerja Hutan Desa. Hanya beberapa titik

koordinat yang diambil, dari proses ini titik koordinat yang diambil apakah sesuai dengan

status kawasan hutan sesuai dengan Undang-Undang Hutan Lindung dan Hutan Produksi.

Informasi yang seimbang di tingkat masyarakat menjadi sangat penting untuk melakukan

tindakan-tindakan untuk mempertahankan sumber daya alam yang ada di wilayah tempat

tinggal mereka. Peta 5 desa yang didukung oleh informasi sosial ekonomi dari masyarakat

menjadi data yang terkini di wilayah Pulau Maya. Atas inisiasi dari masyarakat dan

pemerintah desa dan difasilitasi oleh Lembaga Gemawan maka inisiasi ini menunggu

ketetapan Mentri Kehutanan. Namun proses ini harus melalui perjuangan yang panjang

terutama tarik menarik kepentingan ditingkat nasional akan keberadaan Hutan di

Indonesia termasuk di Pulau Maya-Karimata

Page 13: Lap Gemawan 2010-publish2

MEREBUT HAK KELOLA RAKYAT ATAS SUMBERDAYA ALAM

Advokasi tata ruang kabupaten

Posisi advokasi strategis

tentang hak kelola

masyarakat ujung-

ujungnya pasti bicara

tentang tata ruang.

Advokasi tata ruang juga

seharusnya sinergis

antara tingkat

kabupaten, provinsi,

region dan tingkat

nasional. Karena

detailnya pekerjaan yang

harus dilakukan

membuat advokasi tata

ruang ini tidak maksimal

ditambah lagi minimnya

partisipasi

multistakeholder yang

dilakukan oleh negara.

Dalam hal ini Lembaga Gemawan hanya bekerja pada tingkat kabupaten, dengan terlibat

aktif mengawal pemerintah kabupaten Kayong Utara untuk memasukkan usulan hutan

desa dalam RTRK yang mereka buat. Serta bersama masyarakat di kecamatan sejangkung

dan Sajingan besar melakukan pemetaan partisipatif dan perencanaan wilayah yang

diusulkan kepada Bappeda Kaputaen Sambas. Namun untuk tingkat provinsi Lembaga

Gemawan berusaha terlibat mewarnai diskusi yang terjadi di tingkat provinsi pada Forum

advokasi tata ruang nasional dan pulau pada bulan januari 2010 dilaksanakan dengan

Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP) dan Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional

(BKPRN) Departemen Pekerjaan Umum yang diikuti oleh jaringan Organisasi Non-

Pemerintah se-pulau Kalimantan, Sumatera, Jawa dan perwakilan Papua melakukan

pembahasan mengenai data dan potensi wilayah. Aktifitas yang dilakukan juga melakukan

pertemuan jaringan LSM yang berperan memantau proses penyusunan tataruang, bekerja

sama dengan beberapa LSM yang peduli dengan prubahan tataruang provinsi Kalimantan

Barat, seperti Walhi Kalbar, Titian, Sawit Watch, Diantama, WWF Kalbar, AMAN Kalbar dan

beberapa LSM lainnya.

Page 14: Lap Gemawan 2010-publish2

Perubahan aktifitas menunjukkan perkembangan sosial yang terjadi dimasyarakat yang

dinamis, sehingga strategi lapangan yang diterapkan juga berkembang sesuai dengan

dinamisasi kondisi sosial dimasyarakat. Peningkatan kapasitas masyrakat berdampak pada

kebutuhan strategi yang berbeda sesuai dengan identifikasi stakeholder yang terkait,

sehingga peningkatan kapasitas staf menjadi hal yang perlu dilakukan terus menerus,

sehingga dapat dengan segera menyesuaikan kondisi sosial dan kebutuhan perubahan

strategi yang akan dilakukan secara cepat dan tepat

Penguatan wilayah yang sudah terancam ekspansi perkebunan skala besar

Perkebunan kelapa sawit jelas

merupakan sektor andalan di

Kalimantan Barat jika dilihat

dari perkembangan perijinan

yang diberikan pemerintah

daerah kepada perusahaan

perkebunan, khususnya paska

kenaikan harga crude palm oil

(CPO) dipasar dunia pada tahun

2005. Sampai tahun 2010,

tercatat lebih dari 4,9 juta

hektar lahan diberikan kepada

326 perkebunan kelapa sawit.

Dibanding dengan luas

penguasan lahan oleh

perkebunan kelapa sawit pada

tahun 2004, dapat disimpulkan bahwa tingkat ekspansi perkebunan kelapa sawit di

Kalimantan Barat mencapai 400,000

hektar per tahun.

Dengan sistem perkebunan kelapa

sawit yang monokultur,

“menghalalkan” clear cut serta

berpotensi menguasai lahan lebih

dari 160 tahun, maka tidak heran

jika sejak awal tahun 2005, muncul

kekhawatiran besar dari kelompok

masyarakat sipil atas dampak

negatif ekspansi perkebunan kelapa

sawit terhadap keberlangsungan

hidup hutan dan masyarakat lokal di

Kalimantan Barat. Kekhawatiran itu

kemudian terbukti dengan

munculnya 120 konflik baru antara

masyarakat lokal dengan

Page 15: Lap Gemawan 2010-publish2

perkebunan kelapa sawit di 8 Kabupaten di Kalimantan Barat. Sementara organisasi

internasional seperti WWF-Sarvision mencatat “anomali” deforestasi di Kalimantan Barat

sebesar 916,492 hektar periode 2004-2008 dengan perkebunan kelapa sawit sebagai

penyumbang utama.

Beberapa penelitian oleh Organisasi Non Pemerintah seperti; Greenpeace dalam kasus

Golden Agri Resource/Sinar Mas di Ketapang dan Kapuas Hulu, serta penelitian VMD,

Lembaga Gemawan dan KRB terhadap Wilmar International di Sambas serta penelitian

VMD dan Walhi Kalbar terhadap IOI di Ketapang kembali menegaskan bahwa

ketidakpatuhan perusahaan perkebunan terhadap aturan perundang-undangan seakan

puncak gunung es dari aktivitas illegal yang dilakoni perusahaan dengan persetujuan

pemerintah daerah dan ketidakpedulian pemerintah pusat.

Bentuk ketidakpatuhan tersebut mulai dari pembalakan liar dalam proses pembersihan

lahan, pendudukan ilegal kawasan hutan, aktivitas tanpa persetujuan AMDAL sampai pada

pencurian lahan dari masyarakat lokal.

Pada masyarakat localnya sendiri banyak menimbulkan dampak akibat pengembangan

perkebunan kelapa sawit, antara lain :

1. pola pengembangan perkebunan kelapa sawit telah menghancurkan sumber-

sumber ekonomi masyarakat yang telah ada.

2. Memunculkan ketergantungan dan penguasaan masyarakat oleh pengusaha, yang

secara nyata juga telah menyebabkan hancurnya tatanan kehidupan dan pranata

social budaya komunitas-komunitas masyarakat local.

3. Proses pelepasan lahan kerap kali menimbulkan konflik yang berkepanjangan, baik

secara vertikal maupun konflik horizontal.

Legal Assistance

Sebagai akibat dari ekspansi

perkebunan sawit yang melanggar

aturan, tidak menghargai hak

masyarakat dan lingkungan.

Lembaga Gemawan telah banyak

menerima keluhan masyarakat di

berbagai Kabupaten mulai dari

Sintang, Sambas, Bengkayang dan

Singkawang. Yang mengemuka di

tahun 2010 diantaranya adalah

kasus pada PT. PATIWARE I

dimana advokasi dilaksanakan

bersama masyarakat desa

Semayong dan sekitarnya

berdasarkan atas permintaan

Page 16: Lap Gemawan 2010-publish2

masyarakat atas adanya investasi dilokasi lahan perkebunan dan pertanian masyarakat.

Masyarakat sudah berupaya melakukan pertahanan atas lahan mereka dengan bebebrapa

kali mendatangi kantor Bupati Sambas untuk mengajukan tuntutan mereka. Atas desakan

masyarakat pada bulan Mei 2010, Bupati telah mengeluarkan SK no 582/016/BPMPPT-

4/210 kepada PT. Patiware I untuk penghentian sementara aktivitas perusahaan. Namun

perusahaan tidak mengindahkan SK tersebut dan terus membuka lahan masyarakat. Carut

marut ini membawa pada terjadinya aksi protes masyarakat Semayong yang berujung pada

proses peradilan yang dialami 2 orang masyarakat yakni saudara Sarimi dan Ramadi.

Gemawan mendampingi proses pengadilan ini dengan menyiapkan pengacara untuk

membela masyarakat.

Selain itu pada tahun 2010, pendidikan hukum yang berkaitan dengan hak-hak masyarakat

dalam isu hak atas lahan juga menjadi aktivitas yang dilakukan dari satu kampung ke

kampung lainnya. Karena selama ini masyarakat tidak mengetahui hak-haknya sehingga

ketika ada persoalan konflik lahan yang terjadi masyarakat dihadapkan pada pilihan

pasrah atau melawan dengan cara kekerasan. Dengan pengetahuan hukum yang mereka

miliki maka ada alternatif cara-cara yang diakui oleh hukum yang bisa mereka pergunakan.

Disamping itu bersama

masyarakat terus

berorganisasi untuk mencapai

hak atas lahan dengan terus

mendampingi masyarakat

dalam penyusunan draf MOU

plasma antara masyarakat

desa Sajingan Kecil melalui

Koperasi Cempaka Biru

dengan PT ANI (Wilmar

Group) yang mana proses

penyelesaian konfliknya sudah

dilakukan sejak tahun 2008

yang difasilitasi oleh

Compliance, Advisor and

Ombudsman- International

Finance Corporation (CAO-IFC). Kasus terbaru yang ditangani bersama organisasi rakyat

dan mahasiswa adalah penylesaian konflik lahan antara masyarakat desa Mekar Jaya

dengan PT Agrowiratama (Musimas Group). Dimana masyarakat menolak masuknya

perkebunan kelapa sawit di wilayah mereka karena mereka punya keyakinan perkebunan

karet, tanaman buah dan hutan sudah cukup untuk menghidupi mereka dan meyakini

bahwa dengan pengelolaan yang sudah mereka miliki sumberdaya alam tersebut akan

tetap lestari.

Page 17: Lap Gemawan 2010-publish2

Berorganisasi untuk merebut hak

Lembaga Gemawan

bekerja di akar rumput dan

membangun bersama

organisasi akar rumput

melalui organisasi rakyat.

Selama tahun 2010 melihat

jatuh bangunnya organisasi

rakyat dan sekaligus

melihat kompleksitas

dalam membangun

bersama organisasi rakyat

melalui tantangan-

tantangan dan

keberhasilannya sekaligus,

maka mulai terbentuk

kelompok tani dan komite

persiapan organisasi tani.

Advokasi yang dilakukan

juga aktif terlibat

mengenai pelanggaran –

pelanggaran yang menyangkut aspek lingkungan. Kerja-kerja advokasi dan pendampingan

terhadap rakyat yang di lakuan kini menjadi bagian yang di butuhkan oleh masyarakat

terutama daerah site kerja di Sambas, Kabupaten Kayong Utara (KKU), Kabupaten Kubu

Raya (KKR), Ketapang, Kota Singkawang dan Kota Pontianak. Isu yang masih mengemuka

adalah semakin maraknya izin perkebunan yang sangat merugikan masyarakat karena

masuknya perkebunan yang selalu mengatasnamakan investasi untuk pembangunan

ternyata menjadi bomerang bagi masyarakat karena masyarakat yang punya tanah menjadi

buruh di tanahnya sendiri.

Kesadaran berjuang ini tidak terlepas dari

upaya yang telah dilakukan dalam

peningkatan-peningkatan kapasitas di

tingkat desa, karena desa merupakan

pelaku utama dalam melakukan

perubahan-perubahan, di desa juga

semua sumber daya alam yang ada

terletak di wilayah desa. Perubahan-

perubahan yang terjadi dalam

pengelolaan sumber daya alam di wilayah

desa mempengaruhi bidang ekonomi dan

politik dalam pemerintahan di tingkat

desa.

Pengorganisasian sangat penting untuk

menguatkan masyarakat dalam memberikan pemahaman terhadap masyarakat apa yang

Page 18: Lap Gemawan 2010-publish2

menjadi kewajiban dan apa yang menjadi hak. Melalui pengorganisasi dengan Serikat Tani

Serumpun Damai (STSD) dalam melakukan advokasi STSD sangat intens membantu

masyarakat yang tanahnya di ambil oleh perusahaan, salah satu contoh yang terjadi di Desa

Semayong Kecamatan Teluk Keramat dimana dengan masuknya PT. PATIWARE I tersebut

mengambil lahan masyatakat dengan alasan investasi untuk pembangunan tetapi yang

terjadi lahan masyarakat yang ada kebun diatasnya seperti karet dan padi terkena alat

berat perusahaan yang membuka lahan tersebut, sehingga masyarakat menjadi marah dan

masyaraka tetap mempertahankan tanah yang diambil perusahaan, masyarakat juga sudah

melaporkan kejadian tersebtu kepada Pemda dan Polsek tetai tidak di tanggapi oleh Pemda

dan polsek, hingga mengarusan masyarakat malakukan aksi di kantor bupati meminta

bupati mencabut izin PT. PATIWARE I.

Serangkaian kegiatan yg di lakukan, pendidikan, FGD, seminar, workshop, pelatihan dan

aksi-aksi politik , sedikit banyak telah memberikan perubahan cara pandang masyarakat

melihat persoalan dan peyelesaian persoalan yang mereka hadapi. Masyarakat mulai

mampu melakukan loby dan hearing terhadap kebijakan yang menurut mereka tidak

sesuai atau merugikan mereka, dan mulai memahami bahwa dampak dari kerusakan

lingkungan, ruginya melakukan sesuatu tuntutan dengan kekerasan, perlunya membangun

jaringan yang luas dan melibatkan aktif kaum perempuan di setiap kegiatan. Baik itu dalam

kelompok kecil (kelompok tani ) ataupun yang di lakukan oleh organisasi seperti Serikat

Tani Serumpun Damai (STSD

Kampanye mencari dukungan

publik

Kampanye dilakukan dengan

beberapa media, sesuai dengan

pilhan strategis atas sebuah

aktipitas yang dilakukan. Media

massa menjadi salah satu

alternatif yang sering digunakan

sebagai kampanye yang murah

serta dapat berdampak pada

stakeholder. Kampanye media

bertujuan untuk melakukan

penyebaran isu, tekanan tidak

langsung atas isu yang diangkat

serta propaganda kepada kalayak

umum terkait dengan aktifitas

yang dilakukan. Selain

menggunakan media massa,

kampanye dilaksanakan dengan aksi massa karena memang upaya tekanan pada

Page 19: Lap Gemawan 2010-publish2

pemerintah daerah untuk memberikan perhatian lebih besar. Aksi massa dilakukan pada

tanggal 20 mei 2010 yang merupakan aksi bersama dengan beberapa elemen mahasiswa

serta NGO yang terlibat juga memberikan dampak yang signifikan terhadap keberlanjutan

advokasi dan pendampingan kasus-kasus tersebut.

Pertemuan jaringan dilaksanakan berdasarkan perkembangan strategis dalam berjaringan,

beberapa aktifitas yang dilakukan dalam pertemuan jaringan sesuai dengan isu yang ada,

seperti advokasi tataruang, kasus kriminalisasi masyarakat, serta pertemuan lain.

Pertemuan jaringan baik yang dilaksanakan langsung oleh Lembaga Gemawan maupun

mitra kerja lokal maupun nasional. Pertemuan jaringan dilaksanakan untuk memperkuat

jaringan aksi sesuai dengan isu kekinian yang ada serta perencanaan bersama dalam

aktifitas yang dilakukan

Pengawalan kebijakan strategis dalam ijin lingkungan yang dikeluarkan dalam investasi

skala besar baik berupa perkebunan,tambanga,HTI serta investasi lainnya dilakukan

dengan masuknya Lembaga gemawan dalam komisi amdal Provinsi Kalimantan Barat yang

dilaksanakan di Badal Lingkungan Hidup daerah provinsi kalimantan Barat. Untuk

pembahasan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) selama ini hanya beberapa

kabupaten karena beberapa kabupaten telah memiliki komisi amdal sendiri ditingkat

kabupaten, selama ini lebih banyak hanya membahas kabupaten Ketapang, Sintang,

Landak, dan beberapa daerah lainya yang pembahasannya memang menjadi kewenagan

komisi amdal provinsi. Investasi yang dibahas meliputi perkebunan sawit dan pabrik,

pertambangan, dan investasi skala besar lainya yang akan masuk dalam wilayah tertentu.

Good Governance dan Anti Korupsi

Pakta Integritas

Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya bahwa isu mendorong tata kelola yang baik

dan anti korupsi merupakan salah satu perhatian lembaga Gemawan sejak berdirinya.

Lembaga Gemawan sejak bulan Oktober 2010 melaksanakan program Pakta Integritas

yaitu pendampingan pelaksanaan Pakta integritas dilingkungan pemerintah Kota

Pontianak. Program ini dilaksanakan sebagai upaya menekan terjadinya kasus-kasus

korupsi dalam hal Pengadaan Barang dan Jasa ( PBJ ).

Program Pakta Integritas ( Good Governance and Anti Corruption ) adalah sebuah

program kekerjasama antara Transparency International Indoesia ( TI-I) dengan

Lembaga Gemawan Pontianak, dalam perjalanannya, lembaga Gemawan Pontianak

menggandeng 3 (tiga) lembaga / NGO lainya yaitu LPS-AIR, UP-LINK dan JARI Birneo Barat

untuk bergabung dalam satu tim inti.

Page 20: Lap Gemawan 2010-publish2

Kegiatan yang sudah

dilaksanakan selama

periode Bulan

Oktober hingga

Desember 2010

adalah lokakarya

untuk

mempersiapkan

rencana kerja untuk

pelaksanaan Pakta

Integritas. Workshop

ini diselenggarakan

pada tanggal 3 dan 4

November 2010

bertempat di Hotel

Santika Pontianak.

Peserta terdiri dari

pemerintah Kota

Pontianak,

perwakilan pelaku

usaha, masyarakat

dan Organisasi Non Pemerintah. Kegiatan lain yang dilakukan untuk mendukung

terpublikasikannya program Pakta Integritas ini adalah Roadshow ke media lokal untuk

sosialisasi pelaksanaan Program Pakta Integritas . Ada enam ( 6 ) media Lokal yang

dikunjungi yaitu Harian Pontianak Post, Harian Equator Pontianak, Borneo Tribun

Pontianak, Tribun Pontianak, RRI Pontianak dan Mujahidin FM Pontianak. Topik dan atau

hal-hal yang dibicarakan dalam kunjungan ke Media Lokal adalah mengenalkan sekilas

tentang Program pendampingan Pakta Integritas dilingkungan Pemkot Pontianak,

membangun komitmen bersama dengan media untuk mengkampanyekan Program kepada

masyarakat lewat pemberitaan media .

Kegiatan dengan media ini ditindaklanjuti dengan Workshop Jurnalistik untuk Investigasi

Isu Korupsi yang dilaksanakan pada tanggal 28-29 Desember 2010 bertempat di Hotel

Santika Pontianak. Tentang Refereshment kerja jurnalistik, refleksi pengalaman peserta

dalam meliput isu korupsi, pendalaman wawasan dan teknik investigasi kasus korupsi

serta perlindungan dan keselamatan meliput kasus korupsi.

Teridentifikasinya sejumlah persoalan yang dihadapi dalam upaya pencegahan terjadinya

praktek korupsi dalam pengadaan barang dan jasa dilingkungan pemerintah Kota

Pontianak. Para pihak yang teribat dalam kegiatan workshop dan roadshow media

memahami tentang pentingnya pelaksanaan pakta Integritas sebagai sebuah Instrumen

pencegahan terjadinya praktek korupsi dalam Pengadaan Barang dan Jasa.

Dipublikasikannyan kegiatan/program pendampingan pakta integritas di lingkungan

pemkot Pontianak oleh Harian Pontianak Post dan Harian Equator Pontianak. Harapan

kedepan semakin meningkatnya kemauan dan /atau komitmen dari pemerintah Kota

Pontianak dan Pelaku usaha untuk melaksanakan pakta Integritas di lingkungan

Page 21: Lap Gemawan 2010-publish2

pemerintah Kota Pontianak khususnya dibidang Pengadaan Barang dan Jasa publik.

Meningkatnya upaya Media Lokal untuk mengkampanyekan pelaksanaan Pakta integritas

kepada masyarakat lewat media masing-masing. Terbentuknya Lembaga pemantau

Independen yang diharapkan dapat memonitoring pelaksanaan pakta Integritas.

Terlaksananya e-procurement yang dilaksanakan oleh LPSE Pemkot Pontianak sesuai

dengan Peraturan perundangan yang berlaku khususnya Perpres Nomor 54 tahun 2010.

Komunikasi Strategis dengan Pengambil Kebijakan di KKU

Lembaga Gemawan selalu berusaha menjadi mitra strategis pemerintah Kayong Utara

untuk isu strategis kebijakan yang

mereka lakukan. Hal ini

dikarenakan sejak awal

pemerintah Kayong Utara sudah

mendeklarasikan diri untuk

membangun tata kelola

pemerintahan yang baik dan

menggunakan alokasi anggaran

kabupaten untuk pemenuhan hak

masyarakat khususnya hak dasar.

Selain kerjasama untuk program

Hutan Desa, kemitraan lain yang

dibangun adalah adalah

kerjasama Gemawan dengan

Pemkab Kayong Utara dalam hal

Alokasi Dana Desa, dimana

Gemawan mencetak buku yang

berjudul “ Tanya Jawab Seputar

ADD” untuk memberikan pemahaman pada aparat pemerintahan tentang ADD yang

menjadi program pemkab Kayong Utara. Hal ini penting untuk memastikan bahwa desa

adalah ujung tombak pemberdayaan bagi masyarakat secara langsung, sehingga aparat

pemerintahan desa memahami benar fungsi pengelolaan dana yang mereka miliki

dipergunakan sepenuhnya untuk kepentingan masyarakat desa. Kayong Utara merupakan

satu-satunya Kabupaten di Kalbar yang menggratiskan biaya keseahatan dan pendidikan

bagi masyarakatnya. Kebijakan populis Bupati ini menjadi inspirasi bagi Kabupaten

lainnya. Selain itu Bupati juga mempunyai komitmen pemberantasan korupsi meskipun

masih bertahap. Hal ini dikarenakan sumberdaya pemerintahan yang ada.

Selain itu, untuk mengantisipasi birokrasi yang lamban dalam pemerintahannya Bupati

Kayong Utara, Hildi Hamid mempersiapkan tenaga pendamping desa, yang kerjanya

memback up kerja Kepala Desa dan Camat dalam merespon hal-hal yang membutuhkan

komunikasi cepat antara Kabupaten , kecamatan dan desa. Dan Lembaga Gemawan yang

memberikan asistensi dan peningkatan kapasitas untuk para pendamping desa ini.

Page 22: Lap Gemawan 2010-publish2

Program Khusus : Membangun Jaringan dan Kampanye

Internasional

Lembaga Gemawan mempercayai bahwa

kerja pemberdayaan dan advokasi yang

dilakukan punya terkaitan dengan

perjuangan global akan keadilan dan

perdamaian dunia. Sehingga kerja yang

dilakukan di suatu desa di Kalimantan Barat

akan berkontribusi pada perjuangan akan

perubahan yang lebih baik di seluruh dunia.

Keyakinan ini pula yang membuat Lembaga

Gemawan mencoba selalu terhubung dengan

perjuangan masyarakat sipil lainnya di

belahan dunia ini.

Pada bulan Maret- April 2010, Lembaga Gemawan terlibat aktif dalam pertemuan Asian

Women Human Right Defender Meeting yang dilaksanakan di Nepal. Kegiatan ini

merupakan kegiatan sharing pengalaman para perempuan pejuang HAM di Asia. Kegiatan

ini dihadiri oleh mitra Cordaid yang ada di Asia. Program Linking and Learning ini menjadi

wadah sharing pengalaman dan membangun strategi bersama dalam perjuangan keadilan

dan perdamaian yang

dilakukan perempuan di

Asia. Banyak pengalaman

sukses yang dibagikan oleh

perwakilan dari Indonesia

termasuk pengalaman

lapangan Lembaga

Gemawan dalam kerja-

kerja advokasi dan

pemberdayaan yang

dilakukan kepada peserta

dari negara lain khususnya

negara Asia Pacific.

Page 23: Lap Gemawan 2010-publish2

Selain isu perempuan diatas,

Lembaga Gemawan juga terlibat

aktif bersama jaringan lainnya

seperti Forest People Program

dan Sawit Watch dalam upaya

memberikan masukan terhadap

perubahan Performance dan

Strandart IFC dalam Strategi

investasi mereka di sector

perkebunan kelapa sawit

melalui Konsultasi Publik yang

di lakukan dibebrapa tempat,

Pontianak dan Frankfurt, Jerman

tahun 2010. IFC melakukan

rangkaian konsultasi public

dalam rangka menerima

masukan atas draft yang mereka susun. Perubahan Strategi Investasi dalam sector

perkebunan sawit ini berawal dari kasus investasi IFC kepada Wilmar International yang

dalam prakteknya kedapatan melakukan beberapa pelanggaran hukum, social dan

lingkungan di beberapa daerah termasuk di Kabupaten Sambas. Atas complain yang

dikirimkan masyarakat dan berbagai macam NGO kepada IFC memaksa IFC melakukan

perubahan strategi mereka agar sesuai dengan tujuan IFC-WB.

Selain menggunakan mekanisme Hukum di Indonesia, kami juga mencoba mencari jalan

penyelesaian konflik yang dihadapi masyarakat dengan perusahaan perkebunan sawit

melalui jalur Grievance Panel RSPO bagi perusahaan maupun Lembaga Keuangan

Internasional anggota RSPO. Beberapa kasus yang coba kami cari penyelesaiannya lewat

GP ini adalah kasus : Masyarakat Sajingan kecil – Senujuh dengan Wilmar, Masyarakat di

beberapa desa di Sajingan Besar – Semunying dengan Duta Palma. Selain itu juga kasus

masyarakat Kuayan (Mekar Jaya) dengan PT. Agroinvestama- Musim Mas juga dilakukan

melalui prosedur New Planting Procedure RSPO. Beberapa kasus ini sudah menemukan

titik penyelesaian dengan dikembalikannya lahan masyarakat yang memang tidak mau

menerima perkebunan sawit dan bagi mereka yang tidak punya pilihan menerima karena

lahan sudah tertanami sawit maka penyeleasiannya adalah masyarakat mendapat yang

terbaik dari praktek petani plasma.

SISTEM PENDUKUNG KELEMBAGAAN : INTERNAL CAPACITY BUILDING DAN WEBSITE

Sebagai sebuah lembaga yang bergerak dinamis, lembaga Gemawan sangat menyadari

bahwa peningkatan kapasitas bagi penggeraknya sangatlah diperlukan. Hal ini dikarenakan

pekerjaan yang semakin besar dan tantangan dunia luar juga semakin rumit, sehingga

membutuhkan aktivis yang mempunyai kapasitas memadai dalam menjalankan kerja-kerja

pemberdayaan, advokasi dan aktivitas kelembagaannya. Untuk itu Lembaga Gemawan

mempunyai program khusus peningkatan kapasitas bagi para aktivisnya. Baik program

berupa training, kursus, magang atau bahkan belajar otodidak terhadap suatu isu yang

Page 24: Lap Gemawan 2010-publish2

menjadi bidang pekerjaannya

masing-masing. Disamping program

untuk aktivis, Gemawan juga

mempunyai program pelatihan dan

diskusi bagi volunteer yang dimilki.

Program ini bisa melalui workshop

maupun terjun langsung kelapangan

dalam mempraktekkan

pengetahuan dan ilmu yang

didapatkan.

Secara internal Lembaga Gemawan

mencoba membangun system

komunikasi internal dan eksternal

dengan basis database aktivitas

yang dilakukan. Program Database

berguna untuk memudahkan

mengakses dan mempublish

informasi, karena ini semua sangat

berdampak pada program kerja kedepan dan pencapaian-pencapaian apa saja yang sudah

dilakukan dan apa saja yang belum dilakukan. Dalam membangun database sangat

diperlukan kerjasama semua elemen Lembaga karena semua output yang didapat sebagai

bahan kajian kedepan. Secara prinsip dalam suatu database tercakup dua komponen

penting yaitu data dan informasi.

Lembaga Gemawan menerapkkan bahwa aktivitas yang dilakukan diharapkan mampu

memberikan dampak yang lebih luas tidak hanya sebatas pada para penerima manfaat

program yang dilakukan, namun harapannya bisa menjadi bola salju yang bisa

menggelinding kepada pihak lain. Untuk itu Lembaga Gemawan selalu berusaha

menyampaikan informasi aktivitas yang dilakukan melalui media website. Media ini juga

menjadi media komunikasi dengan public yang bertanya, complain dan mendukung

pekerjaan yang dilakukan. Link kami bisa diakses di www.gemawan.org

Laporan Keuangan

Siapa saja yang berkontribusi?

Lembaga Gemawan pada tahun 2010 ini mendapat dukungan dari berbagai pihak baik

berupa bantuan financial, informasi, jaringan dan hal lain yang bersifat in natura. Lembaga

Gemawan pada tahun 2010 ini mendapat dukungan financial dari beberapa Lembaga

Donor dan NGO yang memang punya perhatian pada kerja-kerja yang sudah dilakukan

Lembaga Gemawan dalam memperjuangkan keadilan dan perubahan yang lebih baik bagi

dunia ini. Dukungan tersebut datang dari : Cordaid, TI-Indonesia-Danida, Tsadik

Foundation, Forest People Program, Aidenvironment, ASPPUK dan Demos. Kami sangat

Page 25: Lap Gemawan 2010-publish2

berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh para pendonor kami. Selain

organisasi tersebut kami juga mengharapkan dukungan public baik pribadi-pribadi

maupun kelompok yang mau membantu kerja-kerja kami kedepan.

Pada tahun 2010, Lembaga Gemawan mendapat support pendanaan dari pihak-pihak

tersebut diatas sebesar Rp 2.214.633.190 yang kami pergunakan untuk pendanaan

program dan operasional yang ada di Lembaga Gemawan. Angka tersebut kami sarikan

dari hasil Audit Financial Statement Lembaga Gemawan oleh Kantor Akuntan Publik Angka

Widjaya, Jakarta. Bagi pihak yang ingin melihat laporan audit keuangan lengkap silakan

menghubungi alamat kantor Lembaga Gemawan.