lap demam

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam adalah keadaan ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu tubuh normal. Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5 o -37,2 o C. Sehingga demam terjadi pada suhu tubuh di atas 37,2 o C. Suhu subnormal tubuh di bawah 36 o C. Hiperpireksia adalah suatu keadaan kenaikan suhu tubuh sampai setinggi 41,2 o C atau lebih, sedangkan hipotermia adalah keadaan suhu tubuh di bawah 35 o C. Suhu tubuh biasanya diukur dengan menggunakan thermometer air raksa dan tempat pengambilannya dapat di aksila, oral, atau rektum. Biasanya terdapat perbedaan antara pengukuran suhu di aksila dan oral maupun rektal. Dalam keadaan biasa perbedaan ini berkisar sekitar 0,5 o C, dan suhu rectal lebih tinggi daripada suhu oral. (Nelwan, 2006) Berdasarkan latar belakang ini penulis termotivasi untuk menulis laporan mengenai demam, dengan judul “Demam sebagai Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh.“ B. Rumusan Masalah

Upload: fitrianacahyani

Post on 01-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lap demam

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demam adalah keadaan ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu tubuh

normal. Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5o-37,2oC. Sehingga demam

terjadi pada suhu tubuh di atas 37,2oC. Suhu subnormal tubuh di bawah 36oC.

Hiperpireksia adalah suatu keadaan kenaikan suhu tubuh sampai setinggi

41,2oC atau lebih, sedangkan hipotermia adalah keadaan suhu tubuh di bawah

35oC.

Suhu tubuh biasanya diukur dengan menggunakan thermometer air raksa

dan tempat pengambilannya dapat di aksila, oral, atau rektum. Biasanya

terdapat perbedaan antara pengukuran suhu di aksila dan oral maupun rektal.

Dalam keadaan biasa perbedaan ini berkisar sekitar 0,5oC, dan suhu rectal

lebih tinggi daripada suhu oral. (Nelwan, 2006)

Berdasarkan latar belakang ini penulis termotivasi untuk menulis laporan

mengenai demam, dengan judul “Demam sebagai Mekanisme Pengaturan

Suhu Tubuh.“

B. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi demam?

2. Bagaimana patofisiologi demam?

3. Apakah penyebab dari demam?

4. Sebutkan macam-macam demam?

5. Bagaimana pemeriksaan fisik demam?

6. Dimana tempat pengukuran suhu atau panas serta kelebihan dan

kekurangannya?

7. Bagaimana tata laksana demam?

8. Apakah hubungan demam dengan patologi?

Page 2: Lap demam

9. Apakah dampak atau akibat demam?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan laporan tutorial pada Blok IV scenario III ini

agar mahasiswa mampu menjelaskan :

1. Definisi demam

2. Patofisiologi demam

3. Penyebab dari demam

4. Macam-macam demam

5. Pemeriksaan fisik demam

6. Tempat pengukuran suhu atau panas serta kelebihan dan kekurangannya

7. Penatalaksanaan demam

8. Hubungan demam dengan patologi

9. Dampak atau akibat demam

D. Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan laporan adalah agar mahasiswa mampu

menjelaskan :

1. Definisi demam

2. Patofisiologi demam

3. Penyebab dari demam

4. Macam-macam demam

5. Pemeriksaan fisik demam

6. Tempat pengukuran suhu atau panas serta kelebihan dan kekurangannya

7. Penatalaksaan demam

8. Hubungan demam dengan patologi

9. Dampak atau akibat demam

Page 3: Lap demam

BAB II

STUDI PUSTAKA

A. Definisi Demam

1. Demam adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus.

Dengan meningkatkan titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim

sinyal untuk meningkatkan suhu tubuh. Tubuh berespons dengan

menggigil dan meningkatkan metabolisme basal. (Corwin, 2000)

2. Demam adalah keadaan ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu tubuh

normal. Demam adalah istilah umum, dan beberapa istilah lain yang

sering digunakan adalah pireksia atau febris. (http://nursingbegin.com/)

B. Patofisiologi Demam

Proses peradangan diawali dengan masuknya mikroorganisme.

Mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki suatu zat

toksin/racun tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan

masuknya mikroorganisme tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan

mencegahnya yakni dengan memerintahkan “tentara pertahanan tubuh” antara

lain berupa leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya (fagositosis).

Dengan adanya proses fagositosis ini, tentara-tentara tubuh itu akan

mengeluarkan “senjata” berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen

endogen (khususnya interleukin 1/ IL-1) yang berfungsi sebagai anti infeksi.

Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang sel-sel endotel

hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk mengeluarkan suatu substansi

yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat bisa keluar dengan adanya

bantuan enzim fosfolipase A2.

Proses selanjutnya adalah, asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh

hipotalamus akan pemacu pengeluaran prostaglandin (PGE2). Pengeluaran

prostaglandin pun berkat bantuan dan campur tangan dari enzim

Page 4: Lap demam

siklooksigenase (COX). Pengeluaran prostaglandin ternyata akan

mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus. Sebagai kompensasinya,

hipotalamus selanjutnya akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas

suhu normal). Adanya peningkatan titik patokan ini dikarenakan mesin

tersebut merasa bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya

terjadilah respon dingin/menggigil. Adanya proses menggigil ini ditujukan

utuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak. Adanya perubahan suhu

tubuh di atas normal karena memang hipotalamus yang mengalami gangguan

oleh mekanisme di atas inilah yang disebut dengan demam atau febris.

Mekanisme demam dapat disederhanakan sebagai berikut :

mikroorganisme → pirogen eksogen → fagositosis → pirogen endogen →

merangsang hipotalamus → asam arakhidonat → prostaglandin → titik

patokan suhu tubuh meningkat → menggigil → demam.

(http://nursingbegin.com/)

C. Penyebab Demam

1. Adanya infeksi seperti infeksi saluran kemih (sering buang air kecil atau

buang air kecil disertai rasa pedih), infeksi streptokokus pada

tenggorokan (sering kali disertai dengan radang tenggorokan), infeksi

sinus (rasa sakit di atas atau di bawah kedua mata), dan abses gigi

(bengkak di bagian mulut).

2. Infeksi mononucleosis yang disertai rasa lelah.

3. Tertular suatu penyakit saat berada di luar negeri.

4. Kelelahan karena kepanasan atau terbakar sinar matahari hebat.

(http://www.depkes.go.id/)

Demam juga dapat disebabkan oleh :

1. Abses, pneumonia, infeksi saluran kencing atau malaria

2. Keadaan toksemia, karena keganasan atau reaksi terhadap obat

(Nelwan, 2006)

Page 5: Lap demam

D. Macam-macam Demam

1. 3 jenis demam berdasarkan sebabnya :

a. Demam infeksi yang suhunya bisa mencapai lebih dari 38°C.

Penyebabnya beragam, yakni infeksi virus dan bakteri.

b. Demam noninfeksi, seperti kanker, tumor, atau adanya penyakit

autoimun seseorang (rematik, lupus, dan lain-lain).

c. Demam fisiologis, seperti kekurangan cairan (dehidrasi), suhu udara

yang terlalu panas, dan lain-lain. (http://id.shvoong.com/)

2. Demam juga dibedakan sebagai berikut :

a. Demam septik : suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi

sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal

pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil, dan berkeringat.

Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal

dinamakan juga demam hektik.

b. Demam remiten : suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak

pernah mencapai suhu badan normal.

c. Demam intermiten : pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ke

tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila

demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan

bila terjadi dua hari bebas demam di antara dua serangan demam

disebut kuartana.

d. Demam kontinyu : pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang

hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang

terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

e. Demam siklik : pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan

selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk

beberapa hari yang kemuian diikuti oleh kenaikan suhu seperti

semula. (Nelwan, 2006)

Page 6: Lap demam

E. Pemeriksaan Fisik Demam

Suhu tubuh diukur dengan thermometer, dikatakan demam bila :

1. Suhu rectal : lebih dari 38oC

2. Suhu oral : lebih dari 37,5oC

3. Suhu axilla : lebih dari 37,2oC

(http://www.otsuka.co.id/)

F. Tempat Pengukuran Suhu

G. Penatalaksanaan Demam

1. Minum cairan lebih banyak (air putih, jus)

2. Istirahat yang cukup

3. Kompres dengan air hangat

4. Singkirkan baju atau selimut yang berlebihan. Lingkungan sebaiknya

sejuk dan nyaman

5. Minum obat.

a. Acetaminophen (paracetamol) dan ibuprofen dapat mengurangi

demam pada anak dan dewasa. Beberapa merek dagang

acetaminophen: Panadol, Tempra, Sanmol, Praxion, dan lain-lain.

Beberapa merek dagang ibuprofen: Proris, Rhelafen, Bufect, dan lain-

lain.

b. Minum acetaminophen setiap 4 – 6 jam. Obat ini bekerja cepat dengan

cara menurunkan thermostat otak.

c. Minum ibuprofen setiap 6 – jam. Seperti aspirin, ibuprofen membantu

melawan peradangan pada sumber demam. Ibuprofen tidak boleh

dipakai untuk bayi dengan usia kurang dari 6 bulan.

d. Aspirin sangat efektif untuk mengobati demam pada orang dewasa.

e. Obat anti inflamasi.

Obat penurun panas, bekerja menghambat enzim cyctooxygenase sehingga

pembentukan prostaglandin terganggu yang selanjutnya menyebabkan

terganggunya peningkatan suhu tubuh.

(http://www.refleksiteraphy.com/)

Page 7: Lap demam

H. Hubungan Demam dengan Patologi

Kita sakit karena ada zat-zat berbahaya yang memasuki tubuh kita, misalnya

bakteri berbahaya. Sel darah putih mengenali bakteri berbahaya ini dan

memulai usaha untuk melumpuhkan bakteri itu, dengan melepas berbagai

jenis protein bernama cytokine. Beberapa macam cytokine mengakibatkan

terbentuknya senyawa-senyawa prostaglandin. Hipotalamus di otak sangat

peka terhadap rangsang ini, sehingga mengirimkan sinyal ke seluruh tubuh

untuk menaikkan suhu. Ini dilakukan antara lain dengan mempercepat proses

metabolime, atau menggetarkan otot-otot (menggigil) untuk menimbulkan

panas yang berlebih. Naiknya suhu badan akan memperlambat laju bakteri

penyerang untuk berkembang biak, dan juga mempercepat reaksi pelumpuhan

bakteri. Cytokine juga menyebabkan efek-efek sakit lain, seperti kelelahan,

mengantuk, dan rasa nyeri di sendi. (http://www.refleksiteraphy.com/)

I. Dampak Demam

a. Dampak positif : dampaknya yaitu terhadap fungsi imunitas, dimana

fungsi imunitas menunjukkan fungsi pertahanan terhadap tubuh manusia

yang bekerja baik pada temperatur demam, dibandingkan suhu normal.

IL-1 dan pirogen endogen lainnya akan mengundang lebih banyak

leukosit dan meningkatkan aktivitasnya dalam menghambat pertumbuhan

mikro organisme. Demam juga memicu pertambahan jumlah leukosit

serta meningkatkan produksi serta fungsi interferon (zat yang membantu

leukosit memerangi mikro organisme).

b. Dampak negatif : pertama, kemungkinan dehidrasi (kekurangan cairan

tubuh). Ketika mengalami demam, terjadi peningkatan penguapan cairan

tubuh. Kedua, kekurangan oksigen. Saat demam, anak dengan penyakit

paru-paru atau penyakit jantung, pembuluh darahnya bisa mengalami

kekurangan oksigen. Ketiga, demam diatas 42°Celsius bisa menyebabkan

kerusakan neurologis (saraf), meskipun sangat jarang terjadi. Terakhir,

anak dibawah usia 5 tahun (balita), terutama pada umur diantara 6 bulan

dan 3 tahun, berada dalam risiko kejang demam (febrile convulsions),

Page 8: Lap demam

khususnya pada temperatur rektal di atas 40°Celsius. Kejang demam

biasanya hilang dengan sendirinya, dan tidak menyebabkan gangguan

neurologis (kerusakan saraf). (http://catatan.otodidak.net/)

Page 9: Lap demam

BAB III

PEMBAHASAN

Analisis Skenario

Pagi itu Dea, mahasiswi kedokteran semester satu, mengeluh demam dan

menggigil. Demamnya terus menerus, tidak turun walaupun sudah dikompres dan

minum obat. Oleh kakak tingkatnya diperiksa suhu tubuh menggunakan

termometer di Axilla, dan hasilnya 39˚ Celcius.

Dea bertanya “ Kenapa ya Kak saya bisa demam?”

“Demam itu bermacam-macam sebabnya, organ yang paling berperan

adalah hipothalamus...”

Berikut merupakan pembahasan dari scenario :

1. Demam adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus.

Dengan meningkatkan titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim

sinyal untuk meningkatkan suhu tubuh. Tubuh berespons dengan menggigil

dan meningkatkan metabolisme basal. (Corwin, 2000)

2. Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5o-37,2oC. Sehingga demam terjadi

pada suhu tubuh di atas 37,2oC. Suhu subnormal tubuh di bawah 36oC.

(Nelwan, 2006)

3. Demam timbul sebagai respons terhadap pembentukan interleukin-1, yang

disebut pirogen endogen. Interleukin-1 dibebaskan oleh neutrofilaktif,

makrofag dan sel-sel yang mengalami cedera. Interleukin-1 tampaknya

menyebabkan panas dengan menghasilkan prostaglandin, yang merangsang

hipotalamus. Apabila sumber interleukin dihilangkan maka kadarnya akan

turun. Hal ini akan mengembalikan titik patokan suhu ke normal. Untuk

jangka waktu yang singkat, suhu tubuh akan tertinggal dari pengembalian

titik patokan tersebut dan hipotalamus akan menganggap bahwa suhu tubuh

terlalu tinggi. Sebagai responsnya, hipotalamus akan merangsang berbagai

Page 10: Lap demam

respons dengan menggigil, maka panas aan bertambah lalu berkeringat untuk

mendinginkan tubuh. (Corwin, 2000)

4. Saat demam, sebaiknya dikompres dengan air hangat. Karena apabila diberi

air dingin, otak kita akan menyangka bahwa suhu diluar tubuh dingin

sehingga otak akan memerintahkan tubuh untuk menaikkan suhunya dengan

cara menggigil sehingga memproduksi panas. Akibatnya suhu tubuh

bertambah panas. Kompres dengan air hangat akan menurunkan suhu dalam

waktu 30 sampai 45 menit. (http://www.ayahbunda-online.com/)

5. Demam yang terus menerus dan tidak turun meskipun sudah dikompres dan

minum obat merupakan demam belum terdiagnosis. (Nelwan, 2006)

6. Pengukuran suhu tubuh dilakukan dengan menggunakan thermometer air

raksa, dapat dilakukan pada oral, aksila maupun rectal. Tetapi biasanya

pengukuran dilakukan di aksila. Pada aksila dinyatakan demam, apabila suhu

lebih dari 37,2oC. sehingga Dea dinyatakan demam. (Nelwan, 2006)

7. Demam dapat disebabkan karena adanya infeksi oleh bakteri, virus, jamur

maupun parasit. Demam juga dapat disebabkan karena kelelahan, abses,

pneumonia, malaria, keadaan toksemia, karena keganasan atau reaksi

terhadap obat. (Nelwan, 2006)

8. Hipotalamus berusaha agar suhu tubuh tetap hangat meskipun suhu

lingkungan luar tubuh berubah-ubah. Hipotalamus mengatur suhu tubuh

dengan cara menyeimbangakan produksi panas pada otot dan hati dengan

pengeluaran panas pada kulit dan paru-paru. Ketika ada infeksi, sistem

kekebalan tubuh meresponnya dengan melepaskan zat kimia dalam aliran

darah. Zat kimia tersebut akan merangsang hipotalamus untuk menaikkan

suhu tubuh dan akhirnya akan menambah jumlah sel darah putih yang

berguna dalam melawan kuman. Hipotalamus bagian belakang menerima

informasi suhu luar lebih rendah dari suhu tubuh, maka pembentukan panas

ditambah dengan meningkatkan metabolisme dan aktivitas otot dengan cara

menggigil dan pengeluaran panas dengan pembuluh darah kulit mengecil dan

pengurangan produksi keringat. Hal ini menyebabkan suhu tubuh tetap

dipertahankan normal. Namun sebaliknya, hipotalamus bagian depan

Page 11: Lap demam

merupakan pusat pengatur suhu tubuh yang bertugas mengeluarkan panas.

Bila hipotalamus bagian depan menerima informasi suhu lebih tinggi dari

suhu tubuh, maka pengeluaran panas ditingkatkan dengan pelebaran

pembuluh darah kulit dan menambah produksi keringat. Hal ini untuk

mempertahankan suhu tubuh. (http://www.ayahbunda-online.com/)

Page 12: Lap demam

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Demam adalah suatu kondisi dimana suhu badan seseorang terlalu tinggi.

Fungsi demam dilihat dari mekanismenya adalah sebagai pertahanan tubuh

untuk melawan infeksi dengan cara mengaktifkan sistem kekebalan tubuh

untuk membuat lebih banyak sel darah putih, membuat lebih banyak

antibodi dan membuat lebih banyak zat-zat lain.

2. Dalam penatalaksanaan demam, digunakan Acetaminophen (paracetamol)

dan ibuprofen yang dapat mengurangi demam pada anak dan dewasa serta

Aspirin yang sangat efektif untuk mengobati demam pada orang dewasa.

3. Demam disebabkan karena adanya infeksi, kelelahan, abses, pneumonia,

keadaan toksemia, dan reaksi terhadap pemakaian obat.

4. Demam dibedakan menjadi 5, yaitu demam septic, demam remiten,

demam intermiten, demam kontinyu dan emam siklik.

B. Saran

1. Sebaiknya apabila panas dikompres dengan air hangat bukan dengan air

dingin.

2. Sebaiknya apabila demam, jangan mandi dengan air dingin.

3. Sebaiknya konsumsi obat demam yang sesuai dengan usia.

4. Segeralah ke dokter untuk mengetahui penyakit yang diderita.

Page 13: Lap demam

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J., 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.

Nelwan, R. H. H., 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC.

(http://catatan.otodidak.net/2008/07/14/penyakit-langganan-anak-demam/) (3

Januari 2010)

(http://id.shvoong.com/medicine-ang-health/epidemiology-public-health/

1840968-tiga-jenis-demam-pada-anak/) (3 Januari 2010)

(http://www.ayahbunda-online.com/) (3 Januari 2010)

(http://www.depkes.go.id/index.php?

option=article&task=reviewarticle&artid=39&Itemid=3/) (3 Januari 2010)

(http://www.nursingbegin.com/tag/demam/) (3 Januari 2010)

(http://www.otsuka.co.id/?content=article_detail&id=107&lang=id/) (3 Januari

2010)

(http://www.refleksiteraphy.com/?m=artikel&page=detail&no=20/) (3 Januari

2010)

Page 14: Lap demam

LAPORAN TUTORIAL BLOK IV

SKENARIO 3

DEMAM SEBAGAI MEKANISME PENGATURAN SUHU

TUBUH

Oleh

Fitriana Cahyani

J 5000 900 89

KELOMPOK TUTORIAL 8

Tutor : dr. Ganda Anang S. A.

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2009