lap 5 mikorpang

Upload: lia-choirunnisa

Post on 05-Apr-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 Lap 5 Mikorpang

    1/12

    Lia Choirunnisa

    240210100010

    VI. PEMBAHASAN

    Praktikum kali ini melakukan analisis kuantitatif mikroorganisme pada

    bahan pangan. Analisis kuantitatif pada bahan pangan penting dilakukan untuk

    mengetahui mutu dari bahan pangan yang diuji dan sangat diperlukan untuk

    berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Ada beberapa cara perhitungan jumlah

    mikroorganisme.

    Praktikum kali ini dilakukan dua metode analisi kuantitatif terhadap

    mikroorganisme yaitu perhitungan dengan metode Petroff Hauserdan perhitungan

    jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode). Sampel yang digunakan adalah Mr.

    Jussie jambu, tekita, ABC jambu, dan teh gelas.

    6.1 Metode Petroff Hauser

    Gambar 1. Petroff Hauser

    (Sumber : google_image, 2011)

    Penghitungan secara langsung dapat dilakukan secara mikroskopis yaitu

    dengan menghitung jumlah bakteri dalam satuan isi kotak-kotak yang sangat kecil.

    Alat yang digunakan adalah Petroff-Hauser Chamber atau Haemocytometer.

    Jumlah cairan yang terdapat antara coverglass dan alat ini mempunyai volume

    tertentu sehingga satuan isi yang terdapat dalam satu bujur sangkar juga memiliki

    jumlah tertentu. (Pradikha, 2011)

  • 7/31/2019 Lap 5 Mikorpang

    2/12

    Lia Choirunnisa

    240210100010

    Gambar 2. Penampang Kotak Petroff-Hauser

    (Sumber : Pradhika, 2011)

    Ruang hitung terdiri dari 9 kotak besar dengan luas 1 mm. Satu kotak besar

    di tengah, dibagi menjadi 25 kotak sedang dengan panjang 0,2 mm. Satu kotak

    sedang dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil. Dengan demikian satu kotak besartersebut berisi 400 kotak kecil. Tebal dari ruang hitung ini adalah 0,1 mm. Sel

    bakteri yang tersuspensi akan memenuhi volume ruang hitung tersebut sehingga

    jumlah bakteri per satuan volume dapat diketahui. (Pradhika, 2011)

    Prinsip dari perhitungan Petroff-Hauser yaitu melakukan perhitungan

    dengan pertolongan kotak-kotak skala. Alat haemocytometer digunakan di bawah

    mikroskop, sisinya mempunyai ukuran 0,05 mm. Oleh karena itu, luas dari kotak

    sedang adalah 4 x 10-2 mm2. Maka volume Haemocytometer dapat dihitung dengan

    rumus volume balok dimana tingginya adalah 0,1 cm. Jadi, volumenya adalah 4 x

    10-3 mm3 sama dengan 4 x 10-6 cm3 atau 4 x 10-6 ml. (Pradhika, 2011)

    Hal pertama yang dilakukan dalam percobaan ini, menutup

    Haemocytometer dengan menggunakan cover glass. Setelah itu, tetesi sampel di

    satu sisinya, kemudian lihat di bawah mikroskop. Sampel yang digunakan adalah

    sampel yang disediakan.

    Tabel 1. Analisis Jumlah Bakteri dengan Metode Petroff Hauser

    Jumlah Bakteri/ KotakJumlah

    bakteri /mlKuadran

    1(a)

    Kuadran 2

    (b)

    Kuadran 3

    (c)

    Kuadran 4

    (d)

    Kuadran 5

    (e)

    4 3 2 1 2 1,25 x 106

    Rata-rata = 2,4 bakteri/ kotak

    (Sumber : Dokumen Pribadi, 2011)

    Untuk menghitung jumlah bakteri permililiter digunakan rumus :

  • 7/31/2019 Lap 5 Mikorpang

    3/12

    Lia Choirunnisa

    240210100010

    sel KS : Volume KS

    Percobaan ini merupakan percobaan yang paling sulit dilakukan pada saat

    praktikum. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti intensitas kesabaran

    praktikan yang kurang serta ditunjang pula oleh alat mikroskop yang daya

    fungsionalnya sudah tidak optimal, sehingga memerlukan waktu yang relatif lama

    atau bahkan hasil pengamatan hamper tidak ditemukan.

    Namun kendala tersebut dapat sedikit teratasi dengan adanya bantuan

    pengkajian ulang menggunakan mikroskop yang lebih baik, sehingga pengamatan

    membuahkan hasil bahwa terdapat koloni bakteri pada 5 kuadran yang dalam kotak

    Petroff Hauser. Oleh karena itu berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui

    bahwa terdapat 0,6 x 10 6 sel/ml pada sampel bakteri tersebut .

    Keuntungan menggunakan Petroff Hauser adalah murah dan cepat.

    (Sumanti, 2009)

    Sumanti (2009) menyatakan bahwa kelemahan penggunaan Petroff Hauser

    diantaranya :

    Sel mati tidak dapat dibedakan dengan sel hidup ( terhitung semuanya)

    Sel-sel berukuran sangat kecil sukar dilihat dibawah mikroskop sehingga

    kadang-kadang tidak terhitung.

    Untuk mempertinggi ketelitian maka jumlah sel dalam suspense harus

    tinggi, misalkan bakteri = 106 sel/ml

    Tidak boleh digunakan untuk menghitung mikroorganisme di dalam

    makanan, banyak mengandung ekstrak makanan.

    6.2.1 MetodeMost Probable Number(MPN)

    Pendekatan lain untuk enumerasi bakteri hidup adalah dengan metode MPN.

    MPN merupakan metode penentuan jumlah bakteri yang tumbuh pada pengenceran

    beberapa seri tabung dengan tabel MPN coliform. Metode MPN ini lebih baik bila

    dibandingkan dengan metode hitung cawan, karena lebih sensitif dan dapat

    mendeteksi coliform dalam jumlah yang sangat rendah di dalam sampel yang

    digunakan pada praktikum kali ini diantaranya Mr. Jussie, Tehkita, jus ABC jambu,

    dan Teh gelas.

  • 7/31/2019 Lap 5 Mikorpang

    4/12

    Lia Choirunnisa

    240210100010

    Metode MPN ini menggunakan medium cair di dalam tabung reaksi, yang

    perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif setelah

    diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung positif dapat dilihat

    dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas pada tabung

    Durham untuk mikroba pembentuk gas, seperti Escherichia coli. Metode MPN ini

    biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam sampel cair, dapat

    pula dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba untuk sampel yang bentuknya

    padat, dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari sampel tersebut.

    Media yang digunakan dalam metode MPN ini adalah Nutrient Broth yang

    ditambah tabung durham. Indikator PH yang digunakan adalah Neutral Redyang

    membuat media NB menjadi berwarna merah. Fungsinya untuk mengidentifikasi

    bakteri pembentuk asam atau basa, namun dalam praktikum kali ini tidak dilakukan.

    Nutrient Broth yang digunakan dibagi menjadi tiga seri, yaitu NBDS

    (Nutrient Broth Double Stegth) untuk sampel 10 ml, NBSS (Nutrient Broth Single

    Stegth) untuk sampel 1 ml, dan NBSS 0,1 ml. Masing-masing seri terdiri dari tiga

    tabung.

    Sebanyak 10 ml, 1 ml, dan 0,1 ml sampel dipipet kedalam masing-masing

    tabung dari ketiga seri NB. Apabila semua tabung telah siap, kemudian dilanjutkan

    inkubasi semua tabung pada suhu 300C selama dua hari. Setelah diinkubasi

    kemudian amati perubahan warna yang terjadi dalam tabung, adanya kekeruhan,

    terbentuknya gas dalam tabung durham yang menentukan hasil positif atau negatif.

    Kemudian hitung jumlah tabung yang positif dari masing-masing seri. Lalu

    cocokkan dengan tabel yang menunjukkan nilai MPN, dan tentukan nilai MPN

    sampel. Brikut ini adalah contoh gambar yang menunjukkan prosedur analisis

    kuantitatif dengan metode MPN.

  • 7/31/2019 Lap 5 Mikorpang

    5/12

    Lia Choirunnisa

    240210100010

    Gambar 3. Prosedur Metode MPN

    ( Sumber: Sumanti, 2010 )

    Dari hasil pengamatan didapat hasil sebagai berikut :

    Tabel 2. Analisis Kuantitatif dengan Metode MPN

    Kelompok Sampel Hasil pengamatan Nilai

    MPNSeri A Seri B Seri C

    IA

    Mr.

    Juice

    Warna keruh,

    terdapat

    endapan

    berwarna

    orange

    Warna tidak

    berubah

    (kuning

    bening),

    terdapat

    endapan

    berwarna

    orange

    Warna tidak

    berubah

    (kuning

    bening), tidak

    terdapat

    endapan

    24 x

    =

    24 x 102

    3 3 3

    IIA

    Tehkita

    Warna

    kekuningan (+

    ++) agak

    kecoklatan,

    sedikit bening

    Ada keruhan

    (+++)

    Warna

    kekuningan (+

    +) agak

    kecoklatan,

    sedikit bening

    Ada keruhan

    (++)

    Warna

    kekuningan

    (+) agak

    kecoklatan,

    sedikit bening

    Ada keruhan

    (o)

    24 x

    =

    24 x 102

    3 3 3

    IIIA

    Jus

    ABC

    Jambu

    Fase 1:

    Kuning

    Fase 2:

    Orange

    Terdapat

    endapan

    Warna keruh,terdapat

    endapan

    kemerahan

    Warnabening,

    sedikit

    endapan

    7

    1 0 1

    IVA Teh Warna putih

    keruh, keruh (

    Warna putih

    keruh, keruh

    Warna

    coklat , keruh

    29

  • 7/31/2019 Lap 5 Mikorpang

    6/12

    Lia Choirunnisa

    240210100010

    gelas

    + ) , dan

    bergelembung

    ( + )

    ( ++ ) , dan

    bergelembung

    ( + )

    ( ++ ) , dan

    bergelembung

    ( + )

    1 3 3

    (Sumebr : dokumen pribadi, 2011)

    Dari hasil pengamatan tersebut, semua sampel menunjukkan hasil positif

    terhadap adanya bakteri, karena dapat dibuktikan dengan terbentuknya gas pada

    tabung durham.

    Prinsip utama metode ini adalah mengencerkan sampel sampai tingkat

    tertentu sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang pas/sesuai dan jika

    ditanam dalam tabung menghasilkaan frekensi pertumbuhan tabung positif namun

    terkadang tidak selalu tepat. Semakin besar jumlah sampel yang dimasukkan

    (semakin rendah pengenceran yang dilakukan) maka semakin sering tabung positif

    yang muncul. Semakin kecil jumlah sampel yang dimasukkan (semakin tinggi

    pengenceran yang dilakukan) maka semakin jarang tabung positif yang muncul.

    Jumlah sampel/pengenceran yang baik adalah yang menghasilkan tabung positif,

    tetapi terkadang tidak selalu deemikian. Semua tabung positif yang dihasilkan

    sangat tergantung dengan probabilitas sel yang terambil oleh pipet saat

    memasukkannya ke dalam media. Oleh karena itu homogenisasi sangat

    mempengaruhi metode ini. Frekuensi positif atau negatif ini menggambarkan

    konsentrasi mikroorganisme pada sampel sebelum diencerkan.

    Dengan demikian seperti yang terpaparkan dalam tabel hasil pengamatan di

    atas, sample yang berbeda menghasilkan nilai MPN yang berbeda pula, seperti

    sample pertama Mr. Jusie dan Tehkita menghasilkan nilai MPN penuh atau

    maksimal, sedangkan jus ABC jambu dan Teh gelas menghasilkan nilai MPN yang

    tidak penuh. Nilai MPN keempat sample diatas berturut-turut adalah 24 x 102 untuk

    sampel Mr. Jusie dan Tehkita, nilai MPN 7 untuk sampel jus ABC jambu serta nilai

    MPN 29 untuk sampel Teh gelas. Nilai MPN jus ABC jambu memiliki nilai MPN

    paling kecil.

    Namun ada yang perlu diperhatikan dalam percobaan ini, dimana praktikan

    tidak melakukan proses pengenceran sampel terlebih dahulu melainkan sampel

  • 7/31/2019 Lap 5 Mikorpang

    7/12

    Lia Choirunnisa

    240210100010

    dimasukkan dengan takaran yang ditentukan langsung terhadap tabung reaksi yang

    berisi medium, sehingga pada saat perhitungan MPN hasil yang di dapat pada setiap

    seri tabung tidak harus dikalikan dengan nilai pengenceran pada tabung yang berada

    di tengah. Oleh karena itu, nilai MPN dari setiap seri tabung itulah yang dianggap

    sebagai nilai MPN yang dicari.

    Perbedaan hasil dari nilai MPN disebabkan oleh beberapa faktor yang erat

    kaitannya dengan asumsi yang diterapkan dalam metode MPN, menurut Pradhika

    (2010) diantaranya :

    bakteri terdistribusi sempurna dalam sampel

    sel bakteri terpisah-pisah secara individual, tidak dalam bentuk rantai atau

    kumpulan (bakteri coliform termasuk E. coli terpisah sempurna tiap selnya dan

    tidak membentuk rantai).

    media yang dipilih telah sesuai untuk pertumbuhan bakteri target dalam

    suhu dan waktu inkubasi tertentu sehingga minimal satu sel hidup mampu

    menghasilkan tabung positif selama masa inkubasi tersebut.

    jumlah yang didapatkan menggambarkan bakteri yang hidup (viable) saja.

    Sel yang terluka dan tidak mampu menghasilkan tabung positif tidak akan

    terdeteksi.

    Selain itu, mikroorganisme dalam suatu bahan cair dapat dideteksi

    berdasarkan kekeruhannya. Pertumbuhan sel bakteri didalam suatu medium cair

    akan meningkatkan kekeruhan media, yang akan mempengaruhi jumlah sinar yang

    dapat ditransmisikan menembus medium (Rukmi, MG.I., A.T.Lunggani, A.

    Suprihadi, 2008).

    Menurut Rukmi, MG.I., A.T.Lunggani, A. Suprihadi, (2008) nilai MPN ini

    diperoleh dengan anggapan sebagai berikut :

    a. Bakteri dalam contoh menyebar secara random

    b. Bakteri dalam contoh tidak berkelompok atau cluster, tetapi saling terpisah

    c. Organisma yang terdapat dalam contoh dapat tumbuh dalam medium selama

    inkubasi

    d. Kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan, seperti media dan waktu inkubasi.

    MPN dinilai dari perkiraan unit tumbuh (GrowthUnit / GU) seperti CFU,

    bukan dari sel individu. Meskipun begitu baik nilai CFU atau MPN dapat

  • 7/31/2019 Lap 5 Mikorpang

    8/12

    Lia Choirunnisa

    240210100010

    menggambarkan seberapa banyak sel individu yang tersebar dalam sampel. Metode

    MPN dirancang dan lebih cocok untuk diterapkan pada sampel yang memiliki

    konsentrasi

  • 7/31/2019 Lap 5 Mikorpang

    9/12

    Lia Choirunnisa

    240210100010

    Terakhir, 0,1 ml sampel pada medium NBSS menunjukkan warna kuning

    kecoklatan (+), lebih bening dengan kekeruhan yang dihasilkan sangat sedikit.

    Intensitas warnanya pun tentu semkin berkurang dari sebelumnya.

    Gambar 4. 0,1 ml Sampel Pada NBSS

    (Sumber : Dokumen Pribadi, 2011)

    Berdasarkan data hasil pengamatan dari percobaan yang telah dilakukan,

    bakteri hampir selalu terdapat dalam sampel yang digunakan serta merupakan

    bahan pangan dalam bentuk minuman. Data hasil pengamatan dengan metode

    Petroff Hauser menunjukkan bahwa terdapat 0,6 x 10 6 / ml dari sampel yang

    diamati. Namun menurut literature, disebutkan bahwa setiap sediaan produk

    mensyaratkan batas angka bakteri dan kapang/khamir tertentu yang masih dianggap

    aman untuk dikonsumsi, yaitu < 104 koloni per ml untuk kapang/khamir dan < 106

    koloni per ml untuk bakteri (Anonimb, 1992). Dengan demikian, sampel yang telah

    diamati masih dikatakan dalam batas aman untuk dikonsumsi masyarakat.

    Dari serangkaian percobaan yang telah diamati menegenai analisis

    kuantitatif, metode Petroff Hauser dan Metode MPN memiliki keunggulan dan

    fungsi masing-masing. Metode Petroff Hauser dapat digunakan sebagai metode

    dalam analisis kuantitatif perhitungan jumlah mikroorganisme dalam suatu sampel,sedangkan metode MPN dapat mengindikasi adanya mikroorganisme dalam suatu

    sampel.

  • 7/31/2019 Lap 5 Mikorpang

    10/12

    Lia Choirunnisa

    240210100010

    VII. KESIMPULAN

    Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan

    sebagai berikut : Semua sampel pada metode MPN menunjukkan hasil positif terhadap

    bakteri pembentuk gas.

    Metode MPN lebih sensitif dan dapat mendeteksi coliform dalam jumlah

    yang sangat rendah di dalam sampel air.

    Rata-rata nilai MPN semua sampel sebesar 2,4 x 105.

    Sampel yang dilakukan analisis kuantitatif dengan menggunakan metode

    Petroff Hausermengandung mikroorganisme sebanyak 0,6 x 106 sel/ml.

  • 7/31/2019 Lap 5 Mikorpang

    11/12

    Lia Choirunnisa

    240210100010

    DAFTAR PUSTAKA

    Ackerman E., Lynda B. M. Ellis, Lawrence E. Williams.1988. Mikrobiologi Pangan

    Hewani-Nabati. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

    Debby, M. Sumanti, dkk. 2009. Buku Ajar Kuliah Mikrobiologi Pangan. Fakultas

    Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung.

    Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

    Pelczar, Michael J. dan E.C.S. Chan. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 1. UI-

    Press, Jakarta.

  • 7/31/2019 Lap 5 Mikorpang

    12/12

    Lia Choirunnisa

    240210100010

    Pradhika, Indra. 2011.Mikrobiologi Dasar. Available at http://ekmon-

    saurus.blogspot.com/2011/03/metode-mpn-most-probable-number-

    atau.html. [diakses tanggal 21 Maret 2011]

    Rukmi, MG.I., A.T. Lunggani, A. Suprihadi, 2008. Available athttp://journal.discoveryindonesia.com/PDFInterstitial,perhitungan+jumlah+

    mikroba.id). [diakses tanggal 21 Maret 2011]

    http://ekmon-saurus.blogspot.com/2011/03/metode-mpn-most-probable-number-atau.htmlhttp://ekmon-saurus.blogspot.com/2011/03/metode-mpn-most-probable-number-atau.htmlhttp://ekmon-saurus.blogspot.com/2011/03/metode-mpn-most-probable-number-atau.htmlhttp://journal.discoveryindonesia.com/PDFInterstitial,perhitungan+jumlah+mikroba.idhttp://journal.discoveryindonesia.com/PDFInterstitial,perhitungan+jumlah+mikroba.idhttp://ekmon-saurus.blogspot.com/2011/03/metode-mpn-most-probable-number-atau.htmlhttp://ekmon-saurus.blogspot.com/2011/03/metode-mpn-most-probable-number-atau.htmlhttp://ekmon-saurus.blogspot.com/2011/03/metode-mpn-most-probable-number-atau.htmlhttp://journal.discoveryindonesia.com/PDFInterstitial,perhitungan+jumlah+mikroba.idhttp://journal.discoveryindonesia.com/PDFInterstitial,perhitungan+jumlah+mikroba.id