landasan psikologi pendidikan_kelompok v.doc

62
LANDASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN Disusun Oleh: Kelompok V Rudi Iyal Hendrawan 201512500287 Aulia Rachmayanti 201512500204 Jenny Lubis 201512500340 Dea Chairunisa 201512500518 Mata Kuliah: PENGANTAR PENDIDIKAN Dosen: BAPAK SELAMET NAPITUPULU, M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

Upload: rudi-iyal-hendrawan

Post on 03-Dec-2015

253 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

LANDASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Disusun Oleh:

Kelompok V

Rudi Iyal Hendrawan 201512500287

Aulia Rachmayanti 201512500204

Jenny Lubis 201512500340

Dea Chairunisa 201512500518

Mata Kuliah:

PENGANTAR PENDIDIKAN

Dosen:

BAPAK SELAMET NAPITUPULU, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI JAKARTA

2015/2016

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

Page 2: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………..…….1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.……………….....………………….…….……….2

1.2. Tujuan………….………………………........………………….......2

1.3. Rumusan Masalah…………………………………….……............3

BAB II PEMBAHASAN

2.1. LANDASAN PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN………..….4

A. Pengertian Psikologis dan Peranannya Dalam Pendidikan…….4

B. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan…………………..6

1. Perkembangan Struktual………………………………………7

2. Perkembangan Fungsional…………………………………….7

C. Fase-Fase Perkembangan Menurut Para Ahli…………………..8

D. Kematangan, Readiness, Masa Peka, dan Hubungannya Dengan

Pertumbuhan dan Perkembangannya………………………….15

E. Pengertian dan Tugas-Tugas Perkembangan…………….........19

F. Hukum Dasar Pengembangan…………………………………..24

G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak….34

H. Implikasi Perbedaan Individual Terhadap Penyelenggaraan

Pendidikan……………………………………………………….34

BAB III PENUTUPMata Kuliah: Pengantar Pendidikan

Page 3: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

3.1. Kesimpulan………………………………………………..…….36

3.2. Saran……………………………………………………………. 36

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..37

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

Page 4: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyusun makalah tentang

“LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN” ini, kami juga mengucapkan

terima kasih kepada Bapak Selamet Hasibuan Napitupulu, M.Pd selaku Dosen

mata kuliah PENGANTAR PENDIDIKAN yang telah memberikan kesempatan

kepada kami untuk menyusun makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik

aspek kualitas maupun aspek kuantitas dan materi penelitian yang disajikan.

Semua ini didasarkan dari keterbatasan yang dimiliki oleh kelompok kami.

Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah

wawasan pengetahuan dan pemikiran kita tentang “LANDASAN PSIKOLOGIS

PENDIDIKAN” itu sendiri.

Jakarta, 17 Oktober 2015

Kelompok V

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

1

Page 5: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Makalah ini kami susun sebagai salah satu syarat dalam pelaksanaan tugas

mata kuliah Landasan Pendidikan dengan pokok bahasan Landasan Psikologis

dalam Pendidikan. Sehubungan dengan pentingnya mengetahui tentang landasan

psikologis dalam pendidikan maka pembahasan yang kami lakukan sangat perlu

untuk dibincangkan. Pendidikan selalu melibatkan kejiwaan manusia, sehingga

landasan psikologi merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang

pendidikan. Sementara itu keberhasilan pendidik dalam melaksanakan berbagai

peranannya akan dipengaruhi oleh pemahamannya tentang seluk beluk landasan

pendidikan termasuk landasan psikologis dalam pendidikan.Perbedaan individual

terjadi karena adanya perbedaan berbagai aspek kejiwaan antar peserta didik,

bukan hanya yang berkaitan dengan kecerdasan dan bakat tetapi juga perbedaan

pengalaman dan tingkat perkembangan, perbedaan aspirasi dan cita-cita bahkan

perbedaan kepribadian secara keseluruhan. Oleh sebab itu, pendidik perlu

memahami perkembangan individu peserta didiknya baik itu prinsip

perkembangannya maupun arah perkembangannya.

Tujuan

Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah agar pendidik dapat

memahami perkembangan peserta didiknya berdasarkan tahapan usia

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

2

Page 6: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

perkembangannya sehingga diharapkan tidak ada kekeliruan dalam mengenali dan

menyikapi peserta didiknya. Dengan demikian proses pendidikan pun akan

berjalan dengan lancar.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:

Bagaimanakah pengertian landasan psikologis dalam pendidikan? Bagaimanakah

implikasi landasan psikologi dalam pendidikan?

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

3

Page 7: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

BAB II

LANDASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

2.1 Pengertian Psikologi dan Peranannya dalam Pendidikan

Psikologi berasal dari kata psyche dan logos yang artinya yaitu ilmu

pengetahuan tentang jiwa, yakni ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-

peristiwa jiwa, perbuatan-perbuatan jiwa, gejala jiwa atau fungsi jiwa. Berikut

beberapa definisi psikologi dari para ahli:

Zahara Idris (1987) menyatakan psikologi ialah ilmu pengetahuan yang

mempelajari aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan

lingkungannya atau ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku, perbuatan

lahir batin manusia dalam hubungannya dengan lingkungan.

Pengertian Psikologi menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13

(1990), Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang

baik yang dapat dilihat  secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara

langsung.

 Muhibbin Syah (2001), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang

mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu

maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka

adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara,

duduk, berjalan dan lain sebagainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi

berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

4

Page 8: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

Ensiklopedia Pendidikan, Poerbakawatja dan Harahap (1981) Psikologi

sebagai cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas gejala-

gejala dan kegiatan–kegiatan jiwa.

Jadi dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian

psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik

sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah

laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah

laku yang disadari maupun yang tidak disadari.

Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Sumbangsih

psikologi terhadap pendidikan sangatlah besar. Kegiatan pendidikan, khususnya

pada pendidikan formal, seperti pengembangan kurikulum, proses belajar

mengajar, sistem evaluasi, dan layanan Bimbingan dan Konseling merupakan

beberapa kegiatan utama dalam pendidikan yang di dalamnya tidak bisa

dilepaskan dari psikologi.

Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan banyak

orang, diantaranya peserta didik, pendidik, adminsitrator, masyarakat dan orang

tua peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara

efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut

seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus dapat

menunjukkan perilakunya secara efektif.

Didalam dunia pendidikan seorang pendidik harus mengerti pertumbuhan

fisik dan perkembangan fisik peserta didik. Seorang pendidik juga harus dapat

memahami perbedaan tingkah laku, sikap, minat, perhatian, perasaan, dan

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

5

Page 9: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

keadaan, serta kemampuan peserta didik. Dengan demikian, psikologi pendidikan

dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji

perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk

menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan

dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka

pencapaian efektivitas proses pendidikan.

2.2 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Didalam psikologi dikenal istilah pertumbuhan dan perkembangan.

Pertumbuhan ialah perubahan-perubahan yang terjadi pada jasmani, seperti

bertambah besar dan tingginya seseorang. Sedangkan perkembangan lebih luas

dari pertumbuhan, yang artinya perubahan-perubahan yang terjadi pada rohani

dan jasmani dengan kata lain, perkembangan merupakan suatu rentetan perubahan

yang bersifat menyeluruh dalam interaksi seseorang dengan lingkungannya. Yang

dimaksud dengan lingkungan disini yaitu semua pengaruh dari luar baik berupa

lingkungan fisik maupun sosial (non fisik).

Lingkungan memberikan pengaruh sangat besar terhadap pembentukan

kepribadian seseorang seperti sifat jujur, gembira dan lain-lain. Selain itu,

lingkungan memberikan pengaruh terhadap kepercayaan, nilai, dan sikap.

Supaya pertumbuhan dan perkembangan dapat berlangsung secara wajar

dan optimal maka pendidikan yang memegang peran utama. Oleh karena itu,

pendidik hendaklah mengetahui tugas-tugas, fase-fase perkembangan, dan

hukum-hukum dasar perkembangan kejiwaan peserta didik, agar pendidikan

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

6

Page 10: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

berhasil dan berdaya guna sehingga layanan pendidikan dapat diberikan secara

wajar dan tepat untuk masing-masing peserta didik. Perkembangan peserta didik

dibagi menjadi 2 yaitu perkembangan struktural dan perkembangan fungsional.

2.2.1 Perkembangan Struktural

Perkembangan struktural mempunyai 2 aspek yaitu pertumbuhan (growth)

dan kematangan (maturation). Pertumbuhan adalah perubahan quantitatif pada

tubuh karena bertambahnya umur sehingga seseorang bertambah besar, tinggi,

dan beratnya. Sedangkan yang dimaksud kematangan adalah proses perubahan

(perkembangan) yang terjadi secara genetis, yaitu bebas dari pengaruh luar yang

berlangsung seumur hidup.

Pertumbahan dan kematangan ialah 2 aspek perkembangan fisik yang

berbeda. Namun, antara keduanya tidak dapat dipisahkan.

2.2.2 Perkembangan Fungsional

Berfungsinya sesuatu orang dimulai pada waktu strukturnya cukup unutuk

berkembang dan berfungsi, perkembangan fungsional terjadi lewat proses belajar,

misalnya perkembangan intelegensinya, ketrampilannya berbicara, dan

mengadakan komunikasi dengan lingkungannya, proses belajar merupakan

perubahan berkat adanya pengalaman yang diperoleh seseorang, yaitu sebagai

hasil interaksinya dengan dunia sekitarnya.

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

7

Page 11: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

2.3. Fase-fase perkembangan menurut para ahli

Pembagian masa didasarkan pada timbulnya cirri-ciri yang berbeda dari

tiap-tiap fase atau masa perkembangan tertentu.

Menurut PH. Kohnstamin (simanjutak, 1986) mengemukakan fase-fase/periode

perkembangan sebagai berikut:

a) Masa bayi dan kanak-kanak 0,0 – 7,0

1) Masa bayi 0,0 – 1,0

2) Masa kanak-kanak A.masa vital 0,0 – 2,0

B. Masa estetis 2,0 – 7,0

b) Masa sekolah / intelektual 7,0 – 13,0

c) Masa sosial 1. Masa pueral 13,0 – 14,0

2. Masa prapubertas 14,0 – 15,0

3. Masa pubertas 15,0 – 18,0

4. Masa adolescence 18,0 – 21,0

Siti rahayu (1989) menjelaskan bahwa perkembangan kognitif menurut pigaet,

setiap makhluk hidup dilahirkan dengan 2 kecenderungan fundamental yaitu

kecenderungan organisme beradaptasi.

Adaptasi mempunyai 2 komponen yaitu: komponen asimilasi dan komponen

akomodasi.

Menurut pigaet perkembangan kognitif dapat dibagi menjadi beberapa stadium

yaitu:

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

8

Page 12: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

9

A. Stadium sensori motorik (0-18 atau 24 bulan)

Dibagi atas stadium seperti uraian dibawah ini:

Stadium Sensori Motorik

Perkembangan kognitif Permanensi objek

Stadium 1 (± 0-1 bulan). Skema-skema

reflek bawaan (gerakan-gerakan reflek),

seperti menghisap, meraih, memegang,

dan menemukan sesuatu. Stadium 2 (1-

4 bulan) modifikasi stadium 1. Skema-

skema karena pengaruh pengalaman

mengakibatkan koordinasi, antara lain,

koordinasi kematangan (reaksi-reaksi

sirkuler yang primer) tertuju pada

badan sendiri, misalnya mulai 3 bulan

monolog meraba, bermain-main dengan

jari-jari kaki sendiri.

Stadium 1 dan 2 (± 0-4 bulan). Bayi

mengikuti objek yang bergerak dengan

matanya sampai objek menghilang dan

memandang sebentar pada tempat

objek.

Stadium 3 (± 4-8 bulan). Perkembangan

skema-skema yang membawa akibat-

akibat yang menarik dalam lingkungan

orientasi ekstern, (reaksi-reaksi sirkuler

yang sekunder ditujukan pada

lingkungan, misalnya (membuka dan

Stadium 3 (± 0-4 bulan).bayi mengikuti

objek dengan matanya,fiksasi bila

gerakan objek berhenti, tahu

sebelumnya posisi yang berdasarkan

proses gerakan .mengikuti secara visual

sampai melampaui tempat

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

Page 13: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

menutup laci tempat tidur). Function

lush (k.buchler, 1991). Reaksi-reaksi

sirkuler yang sekunder (piaget, 1936).

Motivasi efektif (effectance motivation)

bergaul secara aktif dengan lingkungan

(whiate, 1959). Tiga macam nama

untuk gejala yang sama: tingkah laku

yang satu mengundang tingkah laku

yang lain.

menghilangnya objek (missal,

membungkuk dari kursi untuk dapat

melihat objek yang jatuh ).dapat

mengenal objek yang hanya Nampak

sebagian.tidak mencoba untuk

memegangnya bila menghilang

meskipun mampu. Tidak heran jika

objek menghilang

Stadium 4 (± 8 – 12 bulan). Koordinasi

respon-respon stadium 3

mengakibatkan tingkah laku

intensional, Nampak seperti

“inteligensi” (koordinasi reaksi

skunder).

Stadium 4 (± 8-12 bulan). Mencoba

memegang objek yang menghilang dari

pandangan mata. Mencari terus tempat

menemukan sebelumnya, meskipun

melihat kalau dipindahkan kebiasaan

motorik; carilah di tempat kau

menemukannya “pentingnya” di sini

pola aksi sensorik.

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

Page 14: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

10

Stadium 5 (± 12-18 bulan). Trial and

error yang aktif dorongan eksplorasi

tertuju pada penemuan skema-skema

alat tujuan yang baru (reaksi-reaksi

sirkuler yang tertier mulai sekarang

bukan kebetulan, melainkan dorongan

untuk mengadakan eksplorasi dan

manipulasi objek baru.

Stadium 5 (± 12-18 bulan). Mencari

objek yang untuk terakhir dilihatnya

menghilang misal di tangan, bukan di

bawah lap atau layar tempat objek

ditinggalkan.

Stadium 6 (± 18-24 bulan). Penemuan

skema-skema alat tujuan yang baru

memulai kombinasi mental internal dari

skema-skema yang direptasi secara

simbolik kognitif (permulaan berpikir).

Stadium 6 (± 18-24 bulan). Anak

menggunakan kecakapan simbolik yang

baru berkembang untuk

membayangkan kemungkinan

perpindahan yang tidak Nampak dari

objek yang tersembunyi, tidak khusus

berhubungan dengan perpindahan-

perpindahan yang Nampak.

B. Stadium pra-oprasional (± 18 bulan – 7 tahun).

Pada stadium ini dimulai dengan penguasa bahasa yang sistematis, permainan

simbolis, imitasi, dan adanya aktivitas-aktivitas internal berfikir yang masih

sangat egoisentris, belum mampu berfikir secara perceptual, emosional,

motivasional, dan konseptual.

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

Page 15: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

C. Stadium oprasional kongkret (7-11 tahun).

Pada stadium ini cara berfikir kurang egosentris, sudah mampu memperhatikan

lebih dari satu dimensi sekaligus dan menghubungkan dimensi tersebut anak

mampu melakukan aktivitas logis tertentu, tetapi dalam situasi yang kongkret.

D. Stadium oprasi formal (mulai 11 tahun).

Anak sudah mampu berfikir oprasional formal yang mempunyai sifat-sifat sebagai

berikut:

1. Deduktif hipotesis berfikir secara proporsional, yaitu berfikir secara

teoritis, menganalisis masalah dengan penyelesaian hipotesis yang

mungkin ada, membuat proposisi atau pendapat-pendapat, dan mencari

hubungannya.

2. Berfikir oprasional formal juga berfikir kombinatoris dan klasifikasi.

Pada masa ini seseorang sudah mampu memecahkan masalah (problem

solving) yang betul-betul ilmiah dan pengujian hipotesis dengan

variable-variabel tergantung.

2.3.1. 4 faktor yang mempengaruhi proses perkembangan kognitif, yaitu:

a. Kematangan (maturation) proses perubahan tubuhnya struktur-struktur

fisik (fisiologis anatomis) secara berangsur-angsur proses pertumbuhan

tubuh dan susunan otak pusat mempunyai perkembangan kognitif

anak .

b. Pengalaman atau kontak pada lingkungan

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

11

Page 16: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

1. Pengalaman fisik, yaitu aktivitas-aktivitas yang dapat mengabstraksikan

sifat-sifat objek tertentu; misalnya bunga mawar baunya harum.

2. Pengalaman logika matematik, yang diperoleh dari koordinasi internal

perbuatan-perbuatan individu. Misalnya anak bermain sejumlah balok

dihitung, lalu dikelompokannya, dan disusun.

c. Pengalaman sosial (social experience). Anak hidup dalam dunia sosial

dan melalui sekolah, media masa, dan sebagainya. Anak memperoleh

informasi yang berpengaruh terhadap perkembangan kognitifnya .

d. Equilibration (keseimbangan, yaitu proses yang mengatur dirinya

sendiri. Proses ini menyebabkan anak berpindah dari satu stadium ke

stadium lain. Setiap orang mengalami keempat macam stadium hanya

kecepatannya dapat berbeda-beda.

Fase perkembangan menurut Luella cole

1.

2.

3.

4.

5.

Fase bayi;

Permulaan masa anak-

anak;

Pra/remaja atau akhir

masa anak-anak;

Permulaan remaja;

Pertengahan remaja

Infancy

Early childhood

Pre-adolescence

Or later childhood

Early adolescence

Middle adolescence

Sejak lahir dua

tahun

6-11 tahun;wanita

6-13 tahun;pria

11-13 tahun;wanita

13-15 tahun;pria

13-18 tahun;wanita

15-17 tahun;pria

13-18 tahun;wanita

17-19 tahun;pria

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

12

Page 17: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

13

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Akhir masa remaja ;

Permulaan dewasa ;

Pertengahan masa

dewasa;

Akhir masa dewasa;

Permulaan masa tua;

Masa tua;

Later adolescence

Early adulthood

Middle adulthood

Later adulthood

Early senescence

Senescence

18-21 tahun;wanita

19-21 tahun ;pria

21-35 tahun

35-50 tahun

50-65 tahun

65-75 tahun

75 tahun ke atas

Fase perkembangan yang dikemukaan oleh Luella cole menunjukan perbedaan

perkembangan antara wanita dan pria yang dimulai sejak masa anak-anak, dengan

adanya perbedaan tersebut memberikan rambu-rambu kepada pendidik untuk

memilih strategi pendidikan dan pengajaran yang lebih tepat.

Fase perkembangan menurut Hurlock

1.

2.

3.

4.

5.

Infancy (neonate)

Babyhood

Early childhood

Later childhood

Puberty; pubertas laki-

laki

Bayi yang baru lahir

Masa bayi

Permulaan masa anak-

anak

Akhir masa anak-anak

Untuk anak-anak

Sekitar 280 hari

sesudah masa

konsepsi.

Dua minggu sampai

dua tahun.

2-6 tahun

6-12 tahun

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

Page 18: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

6.

7.

8.

9.

Early adolescence;

Later adolescence;

Adulthood;

Old age;

Permulaan remaja

Akhir masa remaja

Masa dewasa

Usia tua

13-16 tahun.

17-21 tahun

21-60 tahun

60 tahun ke atas

Para pendidik hendaklah memperhatikan perbedaan masa perkembangan itu,

terutama bagi pendidikan yang bersifat koedukasi sebab wanita lebih dulu

mencapai kematangan biologis dari pada pria.oleh karena itu, perkembangan fisik

dan kematangan seksual wanita lebih dulu dari pria. Wanita sudah mengalami

menarch (haid pertama) dan telah tertarik kepada lawan jenis kelamin lain,

sedangkan pria masih bersifat kekanak-kanakan.

3.1 Kematangan, Readiness, masa peka, dan Hubungannya dengan

pertumbuhan dan Perkembangan, dan Implikasinya terhadap Pendidikan

dan pengajaran.

1. Kematangan

Dalam bahasa inggris ada dua istilah, kematangan (maturaty) dan pematangan

(maturation).

Horace B dan Englis Ava (1958):

Kematangan ialah keadaan atau kondisi bentuk, struktur, dan fungsi yang lengkap

atau dewasa pada suatu organisme, baik terhadap satu sifat, bahkan sering kali

semua sifat.

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

14

Page 19: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

Maturation berarti pematangan, yang berupa perkembangan pencapaian,

atau proses pencapaian kematangan. Maturation mengandung makna sebagai

perkembangan yang terjadi melalui proses pertumbuhan biologis, dengan

demikian, maturation merupakan pertumbuhan jasmaniah yang bersifat fisiologis,

anatomis, dan neurologis, sebagaimana yang tampak pada perubahan dan

pertumbuhan sel-sel syaraf otot, tulang organ-organ tubuh dan dapat terjadi secara

ilmiah, intensitas, dan hasil dari pertumbuhan akan dipengaruhi oleh lingkungan

proses inilah yang disebut maturation. Seseorang dapat mencapai kematangan

yang berbeda walaupun umur atau jangka pertumbuhan dan perkembangan

perkembangannya berbeda.

3.1.1 Jenis-jenis Kematangan.

Kematangan ada 2 jenis, yaitu kematangan mental (intelektual) dan kematangan

emosional dan sosial.

1. Kematangan mental (intelektual)

Faktor pendidikan, bahasa, sosial, emosional, keadaan jasmaniah sangat

besar pengaruhnya terhadap kematangan mental.

2. Kematangan emosional dan sosial.

Faktor sosial ekonomi, orang tua, teman sebaya, guru. Sangat besar

pengaruhnya terhadap kematangan sosial.

Menurut Burton (1962) tingkah laku sosial terdiri dari:

Pengenalan tentang hak dan tanggung jawab terhadap diri sendiri maupun

orang lain

Hubungan dengan orang lain

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

15

Page 20: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

Sifat kepemimpinan

Kerjasama dalam suatu kelompok, termasuk hubungannya dengan anggota

dan pimpinan kelompok

Partisipasi dalam kegiatan-kegiatan bersama, tindakan dalam hubungan

dengan adat, sopan satun, dan lembaga-lembaga sosial tertentu;

Membuat pertimbangan yang bersifat sosial dan berinisiatif.

Untuk mengukur berbagai aspek kematangan dilakukan dengan beberapa teknik

dan alat, antara lain, dengan indeks dan unit berikut:

1. Umur kronologis

2. Umur mental

3. Umur pendidikan(educational age E.A)

4. Umur anatomis (anatomical age )

5. Umur fisiologis (physiological age)

6. Umur sosial (social age)

7. Umur moral (moral age)

8. Umur emosi (emotional age)

3.1.2 Pengertian Readiness (Kesiapan)

Kesiapan ialah sejumlah perkembangan intelektual, sensory motorik,

kebutuhan, dan berbagai kemampuan, serta cita-cita yang menyebabkan seseorang

lebih dapat menanggapi (merespons) sesuatu dari pada yang lain. READINESS

ialah kesiapan seseorang untuk berbuat sesuatu.

Menurut cronbac (1963) readiness adalah segenap sifat atau kekuatan yang

membuat seseorang bereaksi dengan cara tertentu.

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

16

Page 21: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

Faktor yang membentuk readiness yaitu:

a. Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologis yang menyangkut pertumbuhan

terhadap kelengkapan, perlengkapan pribadi seperti tubuh pada umumnya,

alat-alat indera dan kapasitas intelektual.

b. Motivasi yang menyangkut kebutuhan minat serta tujuan-tujuan seseorang

untuk mempertahankan serta mengembangkan diri.

Jadi, readiness seseorang merupakan sifat dan kekuatan pribadi yang berkembang.

Kematangan intelektual adalah kematangan berfikir seseorang, ditandai dengan

kemampuan pertimbangan rasiolan, dapat menghubungkan sesuatu dengan baik,

kritis dalam berfikir, dan bersifat terbuka.

ciri-ciri kematangan intelektual remaja, antara lain: dapat merencanakan masa

depan.

Kematangan emosional adalah kematangan jiwa seseorang dalam

menghadapi rintangan dan liku-liku hidup.

Cirri-ciri kematangan emosional remaja antara lain: mandiri dalam arti

emosiaonal.

Kematangan sosial adalah kematangan yang erat hubungannya dengan

interaksi seseorang dengan lingkungannya seperti dengan keluarga, tetangga dan

masyarakat serta interaksi seseorang dengan alam.

Ciri-ciri kematangan sosial remaja antara lain: punya toleransi yang baik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kematangannya antara lain:

Fator internal: adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu itu

sendiri.

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

17

Page 22: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

Faktor eksternal: adalah faktor yang berasal dari luar diri individu.

3.1.3 Masa Peka

Dikemukakan oleh Maria Monessori (1870-1952), seorang dokter

berkebangsaan Italia yang tertarik pada bidang pendidikan anak-anak umur 3-7

tahun dan 7-10 tahun, pangkal pendidikan dan pengajarannya pada anak itu

sendiri (puedocentrisch). Oleh sebab itu, anak hendaklah berkembang bebas.

Anak menerima pelajaran melalui indra dan pengajaran serta individual, pada

suatu ketika tiap-tiap anak memiliki kebutuhan di dalam jiwanya yang secara

spontan minta kepuasan yang mendorong timbulnya kebutuhan itu yakni salah

satu fungsi dari jiwa yang diminta berkembang. Kepuasan tersebut hanya terjadi

jika tepat pada waktu timbul kebutuhan jiwa itu ada cukup kesempatan dbahan

latihan yang dapat dipergunakan oleh sesuatu yang spontan mendesak untuk

berkembang. Pada suatu saat fungsi jiwa yang minta kesempatan berkembang itu

disebut masa kebangkitan atau masa peka .sebagai contoh: pada masa anak-anak

mereka butuh dan telah tertarik perhatian untuk belajar bergaul dengan teman

sebaya. Kalau kebutuhan dan perhatian ini tidak terpenuhi dengan baik maka

terganggu pulalah kebutuhan dan perhatian bergaul dengn teman yang berlawanan

jenis pada masa remaja.

Monessori juga mengemukakan tentang masa peka sebagai berikut:

a. Tidak dapat dipastikan kapan timbulnya masa peka itu sebab timbulnya

secara spontan dan tidak dapat dipaksa

b. Tiap anak mempunyai masa peka sendiri-sendiri

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

18

Page 23: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

c. Tidak dipergunakan mas apeka itu oleh guru berarti tidak akan ada lagi

kesempatan yang lebih baik untuk melatih dan mengembangkan fungsi

jiwa dengan hasil yang setinggi–tingginya

d. Guru dapat mengetahui timbulnya suatu masa peka dari alat-alat dan

perbuatan yang menarik perhatian anak pada suatu waktu

E. Pengertian Dan Tugas-Tugas Perkembangan

1. Pengertian Tugas-Tugas Perkembangan

Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu

pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya

mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan

dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan

mengalami kesulitan.

Sedangkan menurut Achdiyat pada tahun 1981 tugas perkembangan adalah suatu

atau sejumlah tugas yang timbul pada suatu periode tertentu dalam kehidupan

individu.

Pengertian Tugas-Tugas Perkembangan Menurut Para Ahli

Elizabeth B. Hurlock (1978) tugas perkembangan yaitu belajar menyesuaikan diri

terhadap pola - pola hidup baru, belajar untuk memiliki cita-cita yang tinggi,

mencari identitas diri dan pada usia kematangannya mulai belajar memantapkan

identitas diri.

1. Teori dorongan (motivasi) dikemukakan Morgan, bahwa segenap tingkah

laku distimulir dari dalam. Bahwa motivasi adalah merupakan dorongan

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

19

Page 24: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

keinginan sekaligus sebagai sumberdaya penggerak melakukan sesuatu

yang berasal dari dalam dirinya.

2. Teori dinamisme mengatakan bahwa di dalam organisme yang hidup itu

selalu ada usaha yang positif ia akan selalu mencari pengalaman-

pengalaman baru.

3. Kartono berpendapat bahwa ekstensi anak dipastikan oleh adanya: a)

Segenap kualitas hereditas; b) Pengalaman masa lampau dan masa

sekarang, dalam suatu lingkungan sosial tertentu dan sebagai produk

proses belajar secara kontinyu.

4. Havighurst (1953), mengemukakan bahwa perjalanan hidup seseorang

ditandai oleh adanya tugas-tugas yang harus dipenuhi. Secara garis besar

Havighurst menengaskan bahwa tugas-tugas perkembangan yang

dilakukan seseorang pada masa kehidupan tertentu adalah disesuaikan

dengan norma-norma sosial serta norma-norma kebudayaan.

Menurut Havighurts tugas-tugas perkembangan terdiri dari:

A. Pada Periode bayi dan awal masa kanak-kanak (0,0-6,0 tahun)

1. Belajar berjalan pada usia 9 – 15 bulan

2. Belajar memakan makanan padat

3. Belajar berjalan

4. Belajar berbicara

5. Mencapai kestabilan jasmaniah

6. Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam

7. Mempersiapkan diri untuk membaca

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

20

Page 25: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

8. Belajar membedakan benar dan salah, dan mulai mengembangkan hati

nurani

B. Pada Periode Anak-Anak (6 – 12 usia SD/ S ederajat)

1. Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-

permainan yang umum.

2. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk

yang sedang tumbuh

3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya

4. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca,

menulis, dan berhitung

5. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan

sehari-hari

6. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata dan tingkatan

nilai.

7. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan

lembaga

8. Mencapai kebebasan pribadi

C. P ada Periode Remaja

1. Menerima keadaan jasmaninya dan menerima serta menjalankan peranannya

sebagai peria atau wanita

2. Mengadakan hubungan hubungan baru dengan teman sebaya dari kedua jenis

kelamin, terutama dengan anak lawan jenis

3. Mencapai kebebasan emosional dari orang tua dan orang orang dewasa lainnya,

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

21

Page 26: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

agar supaya jangan terlalu terikat

4. Mendapat kepastian mengenai kebebasan ekonomik

5. Memilih dan mempersiapkan diri bagi suatu jabatan

6. Memperkembangkan keterampilan-keterampilan dan konsep konsep intelek-

tual yang perlu untuk hidup menjadi warga negara yang baik

7. Menginginkan dan dapat bertingkah laku yang dapat di terima oleh masyarakat

8. Mempersiapkan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga

9. Menentukan dengan penuh kesadaran nilai nilai yang sesuai dengan suatu

gambaran mengenai keadaan di dunia

D . P ada periode dewasa awal

1. Memilih calon suami atau istri

2. Belajar hidup bersama suami atau istri

3. Memulai hidup bersama keluarga

4. Mengasuh anak anak

5. Menyelanggarakan rumah tangga

6. Mulai berkerja

7. Mulai bertanggung jawab sebagai seorang warga negara

8. Mendapat kan kelompok sosial yang sesuai baginya

E . P ada Periode S etengah B aya

1. Mendapatkan tanggung jawab sebagai orang dewsa yang menjadi warga negara

dan hidup bermasyarakat

2. Menentukan dan hidup sesuai setandart hidup yang berhubungan dengan

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

22

Page 27: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

ekonomi

3. Membantu anak anak remaja menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab

dan berbahagia

4. Memperkembangkan keaktifan keaktifan dalam masa senggang yang sesuai

bagi oran dewasa

5. Menerima dan menyesuaikan diri kepada perubahan perubahan pisikologi pada

masa setengah umur

6. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang sudah usia lanjut

E . P ada Periode M asa Tua

1. Menyesuaikan diri ada berkurangnya kekuatan phisik dan kesehatan

2. Menyesuaikan diri pada masa pensiun dan penghasilan yang berkurang

3. Menyesuaikan diri pada meninggalnya suami atau istri

4. Mengadakan hubungan yang erat pada orang orang yang seumur

5. Memenuhi kewajiban sebagai warga negara dan dalam hidup bermasyarakat

6. Menatur keadaan hidup yang memuaskan dari segi phisis

F. HUKUM DASAR PERKEMBANGAN

Macam-Macam Hukum Perkembangan

Hukum perkembangan itu banyak sekali, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Hukum Kesatuan Organis

Menurut hukum ini anak terdiri dari organ-organ (anggota) tubuh yang

merupakan satu kesatuan organis, bukan suatu penjumlahan atau suatu kumpulan

unsur yang berdiri sendiri. Di antara organ-organ tersebut antara fungsi dan

bentuknya tidak dapat dipisahkan. Pernyataan-pernyataan psikis satu sama lain

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

23

Page 28: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

saling bersangkut-paut, pengaruh-mempengaruhi dan merupakan suatu

keseluruhan.

2. Hukum Tempo Perkembangan

Sesuai dengan istilahnya, tempo berarti waktu atau masa. Menurut hukum

ini, setiap anak mempunyai tempo kecepatan perkembangan sendiri-sendiri.

Artinya, ada anak yang mengalami perkembangan cepat, sedang, dan ada pula

yang lambat. Di antara jenis kelamin yang berbeda pun terdapat tempo

perkembangan yang berbeda.

Kalau kita memperhatikan proses-proses perkembangan dan pertumbuhan

pada berbagai anak, akan terdapatlah anak-anak tumbuhnya kelihatan lancar dan

cepat. Misalnya, ada anak-anak yang lekas besar badannya, gemuk dan sehat.

Perkembangan kemampuannya seperti tengkurab, duduk, berdiri, berjalan,

berbicara, dan seterusnya kelihatan lancar dan cepat. Akan tetapi sebaliknya, ada

anak-anak yang pertumbuhan fisiknya kelihatan lambat, demikian pula mengenai

kemampuan-kemampuan fisiknya dan rohaninya. Pada umumnya bila

kemampuan-kemampuan fisik lambat berkembang, maka kemampuan-

kemampuan psikisnya akan tertunda. Ada pula anak-anak yang berkembang

secara biasa, tidak lambat dan tidak pula cepat.

3. Hukum Irama (Ritme) Perkembangan

Di samping memiliki tempo, perkembangan juga berlangsung sesuai dengan

iramanya. Sangat erat hubungannya dengan tempo perkembangan, yaitu adanya

irama atau ritme di dalam perkembangan. Irama berarti variasi atau fluktuasi naik

turunnya kecepatan perkembangan individu. Hukum irama berlaku untuk setiap

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

24

Page 29: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

manusia. Ritme atau irama perkembangan akan semakin jelas tampak pada saat

kematangan fungsi-fungsi atau abilitas-abilitas pada seorang anak.

Sehubungan dengan perkembangan cepat atau lambat ini, anak dapat

dibedakan atas tiga golongan, yaitu :

a. Anak yang tidak menunjukkan perkembangan yang cepat ataupun terhambat,

melainkan perkembangannya berlangsung mendatar dan maju secara berangsur-

angsur. Semuanya berlangsung dengan tenang, masa yang satu disambung oleh

masa berikutnya dengan tidak menunjukkan peralihan yang nyata.

b. Anak yang cepat sekali berkembang pada waktu kecilnya, tetapi sesudah besar

kecepatan perkembangannya semakin berkurang sehingga akhirnya berhenti sama

sekali.

c. Anak yang lambat laju perkembangannya pada waktu kecil, tetapi semakin

besar (lama) semakin bertambah cepat kemajuannya.

4 . Hukum Rekapitulasi

Rekapitulasi berasal dari bahasa latin yaitu re+capitulum artinya

mengulang secara cepat. Hukum rekapitulasi berpendapat bahwa perkembangan

psikis individu akan pengulangan urutan tingkah laku dari perkembangan nenek

moyang suatu bangsa. Perkembangan jiwa anak adalah ulangan kembali secara

singkat dari perkembangan manusia di dunia.Hukum rekapituasi pertama-tama

dikemukakan oleh Hackel, seorang sarjana biologi Jerman, yang disebutnya

“hukum biogenetis”. Dalam hukum tersebut perkembangan jasmani individu

merupakan ulangan dari perkembangan jenisnya.

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

25

Page 30: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

Menurut Hackel ontogenese adalah rekapitulasi dari phylogenese. Otogenese

adalah perkembangan individu. Sedangkan phylogenese adalah kehidupan nenek

moyang suatu bangsa.

Stanley Hall membagi kehidupan anak sebagai berikut yaitu:

a. Masa berburu dan menyamun

Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 8 tahun yang ditandai dengan

kesenangan anak untuk menangkap binatang (berburu), bermain panah, bermain

untuk saling mengintai, bermain kejar-kejaran, dan perang-perangan. Dalam

antropologi memang ada masa kehidupan manusia untuk berburu, yaitu ketika

manusia masih hidup nomaden.

b. Masa berternak (menggembala)

Masa ini dialami anak sekitar usia 8 sampai 10 tahun, yang ditunjukkan

dengan kesenangan anak memelihara binatang, seperti ayam, burung merpati,

kucing, kelinci, dan lain-lain. Periode ini mirip dengan kehidupan manusia

setelah sedentair yaitu mulai menetap.

c. Masa bercocok tanam (bertani)

Masa ini dialami anak ketika berusia sekitar 10 sampai 12 tahun. Pada masa

ini terlihat kegemaran anak untuk bercocok tanam, seperti senang menanam

tanam-tanaman, memeliharanya, menyiramnya, dan sebagainya. Hal ini mirip

dengan kelanjutan masa sedentair, yaitu manusia mulai mengenal menanam

tanaman yang buah dan daunnya enak dimakan.

d. Masa berdagang

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

26

Page 31: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

Masa ini dialami anak ketika ia berusia sekitar 12 sampai 14 tahun. Pada

masa ini terlihat kesenangan anak untuk beraktivitas yang mirip dengan

perdagangan, seperti kesukaan anak untuk jual beli dengan uang dari

kertas atau daun, tukar-menukar barang (perangko bekas, gambar, dan

lain-lain), berkirim-kirim foto dengan sahabat pena, dan sebagainya.

e. Masa industri

Masa ini timbul di usia sekitar 15 tahun ke atas. Pada masa ini terlihat

kesenangan anak membuat permainannya sendiri dengan bahan-bahan yang ada di

sekelilingnya dan keasyikan anak mengerjakan pekerjaan tangan, seperti

menyulam, membuat layang-layang, membuat seruling bambu, ketapel, gasing,

dan sebagainya.

Fakta lain yang turut mendukung teori rekapitulasi ialah pada anak-anak ada

persamaan-persamaannya dengan bangsa yang belum maju, yaitu misalnya

pikiran yang bersifat animistis, takhayul, takut hantu, gemar pada warna-warna

yang tajam, lagu-lagu yang bersemangat, dan lain-lain.

.

5 . Hukum Mempertahankan dan Mengembangkan Diri

Dalam diri anak terdapat hasrat dasar untuk mempertahankan dan

mengembangkan diri. Hasrat mempertahankan diri terlihat dalam bentuk-bentuk

nafsu makan dan minum, menjaga keselamatan diri. Pertahanan yang

dimaksudkan adalah suatu respons dalam bentuk sikap atau perilaku individu

yang dimunculkan ketika dirinya merasa mendapatkan stimulus yang tidak sesuai

atau tidak menyenangkan. Pertahanan diri tersebut ada pada setiap individu.

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

27

Page 32: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

Bentuk pertahanan diri ini berbeda-beda antara individu satu dengan yang lain.

Contoh bentuk pertahanan diri yang sederhana adalah pada saat anak merasa

lapar, haus, takut, sakit, dan sebagainya kemudian anak akan menangis. Dengan

menangis, sebenarnya terkandung maksud agar orang lain segera datang untuk

memenuhi kebutuhannya.

6 . Hukum Predistinasi

Predistinasi berarti nasib atau takdir. Pada setiap umat beragama ada

kepercayaan terhadap nasib atau takdir yang telah ditetapkan Tuhan baginya.

Meskipun mungkin saja terdapat perbedaan penafsiran mengenai hukum takdir ini

sesuai dengan paham agama dan kepercayaan masing-masing, tetapi pada

umumnya semua umat beragama mengakui bahwa segala yang terjadi atas diri

manusia, baik secara kelompok maupun perseorangan. Dengan kata lain, segala

sesuatu terjadi atas takdir Tuhan, yang harus diterima manusia sebagai nasib

baginya.

7 . Hukum Trotzalter (Masa Menentang)

Hukum trotzalter berpandangan bahwa perkembangan individu tidak selalu

berlangsung dengan tenang dan teratur, tetapi pada masa-masa tertentu terjadi

data guncangan yang membawa perubahan secara radikal.

Hal demikian dapat ditemui misalnya pada individu yang berusia sekitar 3

sampai 7 tahun. Wujud nyata perilaku yang seringkali ditunjukkan adalah anak-

anak kelihatan nakal, keras kepala, kuat kemauan dan keinginannya, tak mau

menurut orang lain, adanya sikap mampu berdiri sendiri, mampu mengerjakan

sesuatu secara sendiri, dan merasa tidak terlalu perlu bantuan orang lain sehingga

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

28

Page 33: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

seringkali timbul sikap menentang ketika ada stimulus dari orang lain yang dirasa

kurang sesuai. Masa itu tadi disebut juga masa menentang yang pertama, masa

storm and stress pertama dalam masa perkembangan anak. Dengan bimbingan

yang baik, sifat-sifat negatif tadi akan lewat dengan sendirinya tanpa bekas.

Masa menentang yang kedua datang pada kira-kira umur 14-17 yaitu pada

masa remaja awal. Mereka merasa tidak puas terhadap lingkungannya, tetapi

belum tahu yang harus diperbuat. Mereka sering kali merasa kesulitan, ingin

menutup diri, tetapi ada pula yang tak mau tinggal diam di rumah, agresif, keras

kepala.

8. Hukum Masa Eksploratif dan Penemuan

Sesuai dengan istilahnya, yaitu eksploratif yang berarti penjelajahan, hukum

masa eksploratif yang dipelopori oleh seorang sarjana psikologi dan pendidikan

dari Belanda yang bernama M.J. Langeveld berpandangan bahwa perkembangan

individu merupakan suatu proses yang berlangsung sebagai suatu penjelajahan

dan penemuan pada individu yang bersangkutan.

9 . Hukum Cephalocoundal

Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa

pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki. Bagian-bagian pada kepala

tumbuh lebih dahulu daripada bagian-bagian lain. Hal ini sudah terlihat pada

pertumbuhan pranatal, yaitu pada janin. Seorang bayi yang baru dilahirkan

mempunyai bagian-bagian dan alat-alat pada kepala yang lebih “matang” daripada

bagian-bagian tubuh lainnya. Bayi bisa menggunakan mulut dan matanya lebih

cepat daripada anggota badan lainnya.

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

29

Page 34: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

1 0 . Hukum Proximodistal

Hukum Proximodistal adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik,

dan menurut hukum ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke

tepi. Alat-alat tubuh yang terdapat di pusat, seperti jantung, hati dan alat-alat

pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di tepi. Hal

ini tentu saja karena alat-alat tubuh yang terdapat pada daerah pusat itu lebih vital

daripada misalnya anggota gerak seperti tangan dan kaki.

1 1 . Perkembangan Terjadi dari Umum ke Khusus

Pada setiap aspek terjadi proses perkembangan yang dimulai dari hal-hal

yang umum, kemudian secara sedikit demi sedikit meningkatkan ke hal-hal yang

khusus. Terjadi proses diferensiasi seperti dikemukakan oleh Werner. Anak lebih

dahulu mampu menggerakkan lengan atas, lengan bawah, tepuk tangan terlebih

dahulu daripada menggerakkan jari-jari tangannya. Anak akan mampu lebih

dahulu menggerakkan tubuhnya sebelum ia bisa mempergunakan kedua

tungkainya untuk menyangga batang tubuhnya, melangkahkan kaki dan berjalan.

1 2 . Perkembangan Berlangsung dalam Tahapan-Tahapan

Perkembangan

Dalam perkembangan terjadi penahapan yang terbagi-bagi ke dalam masa-

perkembangan. Pada setiap masa perkembangan terdapat ciri-ciri perkembangan

yang berbeda antara ciri-ciri yang ada pada suatu masa perkembangan dengan

ciri-ciri yang ada pada masa perkembangan yang lain. Sebenarnya, ciri-ciri yang

ada pada masa perkembangan terdahulu dapat diperlihatkan pada masa-masa

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

30

Page 35: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

perkembangan berikutnya, hanya dalam hal ini terjadi dominasi pada ciri-ciri

yang baru.

1 3 . Hukum Konvergensi Perkembangan

Pandangan pendidikan tradisional di masa lalu berpendapat bahwa hasil

pendidikan yang dicapai anak selalu dihubung-hubungkan dengan status

pendidikan orang tuanya. Menurut kenyataan yang ada sekarang ternyata bahwa

pendapat lama itu tidak sesuai lagi dengan keadaan. Pandangan lama itu

dikuasai oleh aliran nativisme yang dipelopori Schopen Hauer yang

berpendapat bahwa “manusia adalah hasil bentukan dari pembawaannya”.

Sejak anak lahir ia membawa bakat, kesanggupan (potensi) untuk dikembangkan,

dan sifat bawaan tertentu. Pembawaan itu akan berkembang sendiri, dalam hal ini

pendidikan tidak mampu untuk mengubahnya. Aliran dalam pendidikan yang

menganut paham nativisme ini disebut aliran yang pesimis.

Paham nativisme tidak lama menguasai dunia pendidikan, sebab pada abad

ke-19 lahir paham empirisme yang berasal dari John Locke. Ia memperkenalkan

teori tabularasa yang mengatakan bahwa child born like a sheet of white paper a

void of all characters. Ketika anak lahir, ia diumpamakan sebagai kertas yang

putih belum ada ditulisi atau digoresi dengan bakat apapun. Jiwanya masih bersih

dari pengaruh keturunan sehingga pendidik dapat membentuknya menurut

kehendaknya. Aliran dalam pendidikan yang menganut paham empirisme ini

disebut aliran yang optimis.

William Stern menggabungkan kedua pendapat di atas ke dalam

hukum konvergensi yang mengatakan bahwa pertumbuhan dan

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

31

Page 36: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

perkembangan yang dialami anak adalah pengaruh dari unsur lingkungan

dan pembawaan.

1 4 . Hukum Hierarki Perkembangan

Bahwa perkembangan anak tidak mungkin akan mencapai suatu fase

tertentu dengan cara spontan atau sekaligus, akan tetapi harus melalui tingkat-

tingkat atau tahapan tertentu yang telah tersusun sedemikian rupa. Sehingga

perkembangan diri seseorang menyerupai derat perkembangan.

HUKUM-HUKUM PERKEMBANGAN DALAM DALAM PSIKOLOGI

Para pakar psikologi juga telah memeberikan pengertian tentang

perkembangan di antaranya yang telah dikemukakan oleh para pakar psikologi

berikut ini:

1. Lois Hoffman mengungkapkan bahwa perkembangan adalah proses yang

terjadi dalam diri individu sepanjang kehidupan.

2. Lerner berpendapat bahwa perkembangan menunjukkan perubahan yang

sistematik atau terorganisir dalam diri individu.

3. Mussen cs mengungkapkan bahwa perkembangan adalah perubahan yang

terjadi pada fisik, struktur neurologis, perilaku, traits, yang terjadi secara

teratur dan masuk akal, dan menghasilkan yang baru, yang lebih baik,

lebih sehat, lebih terorganisir, lebih stabil, lebih kompleks, lebih

kompeten, dan lebih efisien.

4. E. Hurlock menjelaskan perkembangan sebagai seri perubahan yang

progresif yang terjadi sebagai hasil dari kematangan dan pengalaman

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

32

Page 37: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

dengan tujuan memampukan individu untuk beradaptasi dengan

lingkungan.

5. Prof. Dr. F.J. Monks, Prof. Dr. A.M.P. Knoers perkembangan yang terjadi

dalam diri pribadi seseorang menitik beratkan pada relasi antara

kepribadian dan perkembangan.

6. secara umum dapat dikatakan bahwa perkembangan adalah perubahan

yang teratur, sistematis, dan terorganisir yang mempunyai tujuan tertentu.

G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak

Dalam perkembangan manusia menuju eksistensinya sebagai makhluk

pribadi (individu), makhluk sosial, makhluk susila, dan makhluk beragama

terdapat tiga hal yang aktif berinteraksi satu sama lain, yaitu:

a. Pembawaan (yang merupakan potensi-potensi tertentu), seperti

bakat, minat, kecerdasan, dan perasaan

b. Lingkungan, yaitu lingkungan fisik, seperti iklim, makanan,

pakaian, rumah, lingkungan belajar, dan lingkungan sosial

c. Kemauan dan partisipasi aktif peserta didik dalam proses interaksi

yang berlangsung

Sedangkan menurut A. Muri Yusuf (1985) tiap individu dipengaruhi oleh:

a. Kematangan atau kesiapan merupakan motivasi dalam diri peserta didik untuk

berperan serta dalam suatu aktivitas.

b. Belajar dan latihan akan membantu perkembangan peserta didik dalam

menunjukkan kesiapan/kematangannya

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

33

Page 38: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

c. Peranan/belajar/latihan, kemudia akan diikuti oleh pengalaman, akhirnya

mengembangkan kematangan dalam membentuk anak didik.

H. Implikasi Perbedaan Individual Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan

Menurut A. Terman tingkat inteligensi (intelligence quotient atau IQ) ditinjau dari

segi iteligensi/kecerdasan dapat dilihat seperti di bawah ini:

Skala Skor Menurut A. Terman

Genius ---------------------------------------------------------------- IQ ± 140 – 180 Mendekati genius --------------------------------------------------- IQ ± 130 – 140 Sangat superior ------------------------------------------------------ IQ ± 120 – 140Superior -------------------------------------------------------------- IQ ± 110 – 120 Normal --------------------------------------------------------------- IQ ± 86 – 115 (90 – 110)Dull – normal ------------------------------------------------------- IQ ± 80 – 85 Borderline ----------------------------------------------------------- IQ ± 70 – 80 Maron ---------------------------------------------------------------- IQ ± 56 – 70Imbecile -------------------------------------------------------------- IQ ± 26 – 55 Idiot ------------------------------------------------------------------- IQ ± 20 – 25

Anak mempunyai intelegensi (IQ) 100 ke atas dikelompokkan kepada anak cerdas

setelah mengikuti pengajaran klasikal harus diberi pengayaan.

Ada dua macam pengayaan, yaitu:

1. Pengayaan horisontal ialah dengan cara memperdalam materi yang sama

dengan contoh yang berbeda-beda lebih banyak menuntut kecerdasan intelegensi,

seperti belajar menambah dari nol sampai dengan sepuluh.

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

34

Page 39: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

2. Pengayaan vertikal ialah dengan cara memberikan materi tambahan yang lebih

tinggi dari contoh yang diberikan, seperti belajar menambah dari nol hingga

sepuluh. Kemudian bagi anak yang berbakat atau cerdas dalam berhitung dapat

dikembangkan menjadi 0 – 15. Sebaliknya, bagi anak yang slow learner atau

lambat belajar yang mempunyai inteligensi antara 86 – 90 dan sedikit di bawah

normal diberikan pengajaran remedial (remedial teaching).

PENUTUP

Kesimpulan

Landasan psikologis pendidikan merupakan salah satu landasan yang

penting dalam pelaksanan pendidikan karena keberhasilan pendidik dalam

menjalankan tugasna sangat dipengaruhi oleh pemahamannya tentang peserta

didik. Oleh karena itu pendidik harus mengetahui apa yang harus dilakukan

kepada peserta didik dalam setiap tahap perkembangan yang berbeda mulai dari

banyi hingga dewasa.

Saran

Karena begitu pentingnya landasan psikologis dalam pendidikan maka

seluruh calon pendidik dan para pendidik diharapkan mampu mempelajari serta

mengaplikasikan landasan psikologis dalam pendidikan agar proses pendidikan

berjalan dengan baik.

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

35

Page 40: Landasan Psikologi Pendidikan_Kelompok V.doc

DAFTAR PUSTAKA

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/02/psikologi-pendidikan-dan-

guru/

http://syamsuljosh.blogspot.co.id/2013/05/pertumbuhan-dan-perkembangan-

dalam.html

http://ahmadroihan8.blogspot.co.id/2013/09/30-definisi-psikologi-menurut-para-

ahli.html

H. Zahra Idris, H. Lisna Jamal, Pengantar Pendidikan 1&2, Penerbit: PT

Gramedia Wdiasarana Indonesia, Jakarta, 1992

Mata Kuliah: Pengantar Pendidikan

36

37