kwn - ham

31
A.Istilah HAM. Dalam kepustakaan bahasa Inggris dikenal istilah seperti : a. Natural rights b.Human rights c. Fundamental rights Dalam bahasa Indonesia terdapat istilah-istilah : a. Hak-hak asasi manusia b.Hak-hak kodrat c.Hak-hak dasar Istilah natural rights berasal dari pemekiran natural law yang berperan pada abad ke-17. Menurut konsep ini yang dimaksudkan hak adalah apa yang diletakkan Allah terhadap setiap insan (manusia). Istilah human rights berkembang pada abad 18 merupakan perkembangan dari natural rights. Istilah Fundamental rights mencakup Moral rights dan legal rights. Dalam bahasa Indonesia istilah “hak kodrat” merupakan terjemahan dari kata natural rights. Sementara istilah “hak-hak dasar (asasi)” menurut Hadjon P menimbulkan pertanyaan apakah pararel dengan istilah “human rights” atau ”fundamental rights” Manusia dalam kata hak asasi manusia, jelas pararel dengan “Human” dalam kata “human rights”, Asasi/dasar pararel dengan “Fundamental” dalam fundamental rihgts. Dengan demikian kata “Hak Asasi Manusia” tercakup dua istilah sekaligus, yakni human rights dan fundamental rights. B.Hakikat HAM. Secara definitif “hak” merupakan unsur normatif yang berfungsi sebagai pedoman berprilaku, melindungi kebebasan, kekebalan serta

Upload: ridya-rdy

Post on 27-Oct-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: kwn - ham

A.Istilah HAM.

 

Dalam kepustakaan bahasa Inggris dikenal istilah seperti :

a. Natural rights

b.Human rights

c. Fundamental rights

 

Dalam bahasa Indonesia terdapat istilah-istilah :

a. Hak-hak asasi manusia

b.Hak-hak kodrat

 c.Hak-hak dasar

Istilah natural rights berasal dari pemekiran natural law yang berperan pada abad ke-17. Menurut konsep ini yang dimaksudkan hak adalah apa yang diletakkan Allah terhadap setiap insan (manusia). Istilah human rights berkembang pada abad 18 merupakan perkembangan dari natural rights. Istilah Fundamental rights mencakup Moral rights dan legal rights. Dalam bahasa Indonesia istilah “hak kodrat” merupakan terjemahan dari kata natural rights. Sementara istilah “hak-hak dasar (asasi)” menurut Hadjon P menimbulkan pertanyaan apakah pararel dengan istilah “human rights” atau ”fundamental rights” Manusia dalam kata hak asasi manusia, jelas pararel dengan “Human” dalam kata “human rights”, Asasi/dasar pararel dengan “Fundamental” dalam fundamental rihgts. Dengan demikian kata “Hak Asasi Manusia” tercakup dua istilah sekaligus, yakni human rights dan fundamental rights.

B.Hakikat HAM. 

Secara definitif “hak” merupakan unsur normatif yang berfungsi sebagai pedoman berprilaku, melindungi kebebasan, kekebalan serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat dan martabatnya.

Hak mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:

a.       Pemilik hak.

b.      Ruang lingkup penerapan hak.

c.       Pihak yang bersedia dalam penerapan hak.

Page 2: kwn - ham

Dengan demikian, hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi.hak merupakan sesuatu yang harus diperoleh.

            Dalam teori McCloskey dinyatakan bahwa pemberian hak adalah untuk dilakukan, dimiliki, dinikmati atau sudah dilakukan. Sedangkan dalam teori Joel Feinberg dinyatakan bahwa pemberian hak penuh merupakan kesatuan dari klaim yang absah (keuntungan yang didapat dari pelaksanaan hak yang disertai pelaksanaan kewajiban).

            Istilah yang dikenal di barat mengenai Hak-hak Asasi Manusia ialah “right of man”, yang menggantikan istilah “natural right”. Istilah “right of man” ternyata tidak secara otomatis mengakomodasi pengertiaan yang mencangkup “right of women”. Karena itu istilah “right of man” diganti dengan istilah “human right” oleh Eleanor Rooseveli karena dipandang lebih netral dan universal. Sementara itu HAM dalam islam dikenal dengan istilah huquq al-insan ad-dhoruriyyah dan huquq Allah.

            Menurut pendapat Jan Materson (dari Komisi HAM PBB), dalam Teaching Human Right, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddir Lopa menegaskan bahwa “human right could be generally defined as those right which are inherent in our nature and without which can not live as human being” (hak asasi manusia adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia). John Locke menyatakan bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh tuhan yang maha pencipta sebagai hak yang kodrati.

HAM adalah hak sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa yang melekat pada diri manusia, bersifat kodrati, universal dan kodrati, berkait dengan harkat dan martabat manusia (TAP MPR NO. XVIII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia).

HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YMS dan merupakan anugerah yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (UU No. 39/1999 ttg HAM).

Meriam Budiardjo, mengemukakan bahwa : “Hak asasi manusia adalah hak yang dimilikimanusia yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahirannya di dalamkehidupan masyarakat. Dianggap bahwa beberapa hak itu dimilikinya tanpa perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama, kelamin dank arena itu bersifat universal. Dasar dari semua hak asasi ialah bahwa manusia memperoleh kesempatan berkembang sesuai dengan harkat dan cita-citanya.

Secara umum Hak Asasi Manusia adalah hak dasar yang secara kodrat melekat pada diri manusia, bersifat universal dan harus dilindungi secara hukum. Oleh karena itu tidak dapat dikurangi, dirampas dan karenanya harus dipertahankan.

Page 3: kwn - ham

Leach Levin seorang aktivis Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa mengemukakan bahwa konsep Hak Asasi Manusia ada dua pengertian dasar, yaitu : Pertama, ialah bahwa hak asasi manusia tidak bias dipisahkan dan dicabut adalah hak manusia karena ia seorang manusia. Hak adalah hak-hak moral yang berasal dari kemanusiaan setiap insan dan hak-hak itu bertujuan untuk menjamin matabat setiap manusia (Natural Rights). Kedua, hak asasi manusia adalah hak-hak menurut hukum, yang dibuat melalui proses pembentukan hukum dari masyarakat itu sendiri, baik secara nasional maupun secara internasional. Dasar dari hak-hak ini adalah persetujuan dari yang diperintah, yaitu persetujuan dari para warga negara, yang tunduk kepada hak-hak itu dan tidak hanya tata tertib alamiah yang merupakan dasar dari arti yang pertama.(Levin, Leach; terjemahan Ny.Nartomo;1987 :3)

Berdasarkan beberapa rumusan pengertian HAM di atas, diperoleh suatu kesimpulan bahwa HAM merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugrah Allah yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau negara. Dengan demikian hakikat penghormatan perlindungan terhadap HAM ialah menjaga keselamatan eksistensi menusia secara utuh melalui aksi keseimbangan yaitu keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum.

Pemenuhan, perlindungan dan penghormatan terhadap HAM harus diikuti dengan pemenuhan terhadap KAM (kewajiban asasi manusia) dan TAM (tanggung jawab asasi manusia) dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara. Jadi, hakikat dari HAM adalah keterpaduan antara HAM, KAM dan TAM yang berlangsung secara sinergis dan seimbang.

Dari pengerian tentang Ham dapat dikatakan ciri pokok hakikat HAM adalah :

A.     HAM tidak perlu diberikan, dibeli atau atau diwarisi. HAM adalah bagian dari manusia secara otomatis.

B.     HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.

C.   HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindunggi atau melanggar HAM. 

C.Bentuk-bentuk HAM.

Prof. Bagir Manan menyatakan bentuk-bentuk HAM yaitu:

1.      Hak Sipil.

Hak sipil terdiri dari hak diperlakukan sama di muka hukum, hak bebas dari kekerasan, hak khusus bagi kelompok anggota masyarakat tertentu, dan hak hidup dan kehidupan.

2.      Hak Politik.

Page 4: kwn - ham

Hak politik terdiri dari hak kebebasan berserikat dan berkumpul, hak kemerdekaan mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan, dan hak menyampaikan pendapat di muka umum.

3.      Hak Ekonomi.

Hak ekonomi terdiri dari hak jaminan sosial, hak perlindungan kerja, hak perdagangan, dan hak pembanggunan berkelanjutan.

4.      Hak Sosial Budaya.

Hak sosial budaya terdiri dari hak memperoleh pendidikan, hak kekayaan intelektual, hak kesehatan, dan hak memperoleh perumahan dan pemukiman.

Prof. Baharuddin Lopa, membagi Ham dalam beberapa jenis. Yaitu:

1.      Hak persamaan dan kebebasan.

2.      Hak hidup.

3.      Hak memperoleh perlindungan.

4.      Hak penghormatan pribadi.

5.      Hak menikah dan berkeluarga.

6.      Hak wanita sederajat dengan pria.

7.      Hak anak dari orang tua.

8.      Hak memperoleh pendidikan.

9.      Hak kebebasan memilih agama.

10.  Hak kebebasan bertindak dan mencari suaka.

11.  Hak untuk berkerja.

12.  Hak memperoleh kesempatan yang sama.

13.  Hak milik pribadi.

14.  Hak menikmati hasil/produk ilmu.

15.  Hak tahanan dan narapidana.

Page 5: kwn - ham

Dalam Deklarasi Universal tentang HAM (Universal Declaration of Human Rights) atau yang dengan istilah DUHAM, Hak Asasi Manusia terbagi kedalam beberapa jenis, yaitu:

1.      Hak personal (hak jaminan kebutuhan pribadi).

2.      Hak legal (hak jaminan perlindungan hukum).

3.      Hak sipil dan politik.

4.      Hak subsistensi (hak jaminan adanya sumber daya untuk menunjang kehidupan).

5.      Hak ekonomi.

6.      Hak sosial dan budaya.

Hak personal, hak legal, hak sipil dan politik yang terdapat dalam pasal 3-21 dalam DUHAM tersebut memuat:

1.      Hak untuk hidup, kebebasan dan keamanan pribadi.

2.      Hak bebas dari perbudakan dan penghambaan.

3.      Hak untuk pengampunan hukum secara efektif.

4.      Hak untuk peradilan yang independen dan tidak memihak.

5.      Hak memperoleh suaka.

6.      Hak atas satu kebangsaan.

7.      Hak untuk mempunyai hak milik.

8.      Hak untuk berhimpun dan berserikat.

9.      Hak bebas berfikir dan menyatakan pendapat.

Adapun hak ekonomi, sosial, dan budaya meliputi:

1.      Hak atas jaminan sosial.

2.      Hak untuk bekerja.

3.      Hak atas upah yang sama untuk pekerjaan yang sama.

4.      Hak untuk bergabung kedalam serikat-serikat buruh.

Page 6: kwn - ham

5.      Hak atas istirahat dan waktu senggang.

6.      Hak atas standar hidup yang pantas di bidang kesehatan dan kesejahteraan.

7.      Hak atas pendidikan.

Dalam islam, sebagaimana yang nyatakan oleh Abu A’La al-maudedi HAM adalah hak kodrat yang dianugrahkan Allah SWT, kepada setiap manusia dan tidak dapat di cabut atau di kurangi oleh kekuasaannya.

Terdapat tiga bentuk HAM dalam islam, yaitu:

1.Hak dasar.

Hak untuk hidup, hak atas keamanan, dan hak untuk memiliki harta benda, jika ini semua dilanggar tidak hanya membuat manusia sengsara bahkan hilang eksistensinya.

2.Hak sekunder.

Hak yang apabila tidak dipenuhi akan berakibat hilangnya hak dasarnya sebagai manusia. Contohnya seseorang kehilangan haknya untuk memperoleh sandang pangan yang layak, maka akan berakibat hilangnya hak hidup.

3.Hak tersier.

Hak untuk memiliki sesuatu selain hak dasar dan hak sekunder.

D.Pemikiran HAM.

Pemahaman HAM di Indonesia sebagai tatanan nilai, norma, konsep yang hidup di masyarakat dan acuan bertindak pada dasarnya telah berlangsung cukup lama. Secara garis besar Prof. Bagir Manan dalam bukunya Perkembangan Pemikiran dan Pengaturan HAM di Indonesia (2001) membagi perkembangan pemikiran HAM di Indonesia dalam dua periode, yaitu:

1.      Periode sebelum Kemerdekaan (1908-1945).

2.      Periode setelah Kemerdekaan (1945-sekarang). Dibagi dalam beberapa periode, yaitu:

a.       Periode 1945-1950.

b.      Periode 1950-1959.

c.       Periode 1959-1966.

d.      Periode 1966-1998.

Page 7: kwn - ham

e.       Periode 1998-sekarang.

1.Periode sebelum kemerdekaan (1908-1945).

Pemikiran HAM dalam periode sebelum kemerdekaan dapat dijumpai dalam sejarah kemunculan organisasi pergerakan nasional, seperti Boedi Oetomo (1908), Sarekat Islam (1911), Indische Partij (1912), Partai Komunis Indonesia (1920), Perhimpunan Indonesia (1935), dan Partai Nasional Indonesia (1927).

Sebagai organisasi pergerakan, Boedi Oetomo telah menaruh perhatian terhadap masalah HAM. Dalam konteks pemikiran HAM, para pemimpin Boedi Oetomo telah memperlihatkan adanya kesadaran berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui petisi-petisi yang ditunjukan kepada pemerintah kolonial maupun dalam tulisan yang dimuat surat kabar Goeroe Desa. Bentuk pemikiran HAM Boedi Oetomo dalam bidang hak kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat. Selanjutnya, pemikiran HAM pada Perhimpunan Indonesia banyak dipengaruhi oleh para tokoh organisasi seperti Mohammad Hatta, Nazir Pamontjak, Ahmad Soebardjo,A.A. Maramis dan sebagainya. Pemikiran HAM para tokoh tersebut lebih menitikberatkan pada hak untuk menentukan nasib sendiri (the right of self determination).

            Selanjutnya, Serikat Islam-organisasi kaum santri yang dimotoi oleh H. Agus Salim dan Abdul Muis-menegakkan pada usah-usaha untuk memperoleh penghidupan yang layak dan bebas dari penintas dan deskriminasi rasial. Sedangkan pemikiran HAM dalam Partai Komunis Indonesia sebagai partai yang berlandaskan paham Marxisme lebih condong pada hak-hak yang bersifat sosial dan menyentuh isu-isu yang berkenaan dengan alat produksi. Konsen terhadap HAM juga ada pada Indische Partij. Pemikiran HAM yang paling menonjol pada Indische Partij adalah hak untuk mendapatkan kemerdekaan dan mendapatkan perlakuan yang sama. Sedangkan pemikiran HAM pada Partai Nasional Indonesia mengedepankan pada hak untuk memperoleh kemerdekaan (the right of self determination).

            Perdebatan pemikiran HAM yang terjadi dalam sidang BPUPKI berkaitan dengan masalah:

1.      Hak persamaan kedudukan dimuka hukum.

2.      Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.

3.      Hak untuk memeluk agama dan kepercayaan.

4.      Hak berserikat.

5.      Hak berkumpul.

6.      Hak mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.

Page 8: kwn - ham

Dengan demikian gagasan dan memikiran HAM di Indonesia telah menjadi perhatian besar dari para tokoh pergerakan bangsa dalam rangka penghormatan dan penegakan HAM, karena itu HAM di Indonesia mempunyai akar sejarah yang sangat kuat.

2.Periode setelah kemerdekaan (1945-sekarang)

a.Periode 1945-1950

            Pemikiran HAM pada periode awal kemerdekaan masih menekankan pada hak untuk merdeka (self determination), hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik yang didirikan serta hak kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama di parlemen.

Sepanjang periode ini, wacana HAM bisa dicirikan pada:

a.Bidang sipil dan politik, melalui:

1.      UUD 1945 (Pembukaan, pasal 26, pasal 27, pasal 28, pasal 29, 30 penjelasan pasal 24 dan 25).

2.      Maklumat Pemerintah 1 November 1945.

3.      Maklumat Pemerintah 3 November 1945.

4.      Maklumat Pemerintah 14 November 1945.

5.      KRIS, khususnya Bab V, Pasal 7-33.

6.      KUHP Pasal 99.

b.Bidang ekonomi, sosial, dan budaya melalui:

1.      UUD 1945 (Pasal 27, 31, 33, 34, Penjelasan Pasal 31-32).

2.      KRIS Pasal 36-40.

 Pemikiran HAM telah mendapat legitimasi secara formal karena telah memperoleh pengaturan dan masuk ke dalam hukum dasar negara (konstitusi) yaitu UUD 1945. Bersamaan dengan itu prinsip kedaulatan rakyat dan negara berdasarkan atas hukum di jadikan sebagai sendi bagi penyelenggaraan negara Indonesia merdeka komitmen terhadap HAM pada periode awal kemerdekaan.

            Sebagaimana tertera dalam maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945 yang antara lain menyatakan:

Page 9: kwn - ham

1.      Pemerintah menyukai timbulnya partai-partai politik, karena dengan adanya partai-partai politik itulah dapat dipimpin ke jalan yang teratur segala aliran paham yang ada dalam masyarakat.

2.      Pemerintah barharap partai-partai itu telah tersusun sebelum dilangsungkan pemilihan anggota badan perwakilan rakyat pada bulan Januari 1946.

Hal yang sangat penting dalam kaitan dengan HAM adalah adanya perubahan mendasar dan signifikan terhadap sistem parlementer, sebagaimana tertuang dalam maklumat pemerintah tanggal 14 November 1945.

b.Periode 1950-1959

            Periode 1950-1959 dalam perjalanan negara Indonesia dikenal dengan sebutan periode demokrasi parlementer. Pemikiran HAM pada periode ini mendapatkan momentum yang sangat membanggakan karena suasana kebebasan yang menjadi semangat demokrasi liberal atau demokrasi parlementer mendapatkan tempat dikalangan politik.

Menurut catatan Bagir Manan, masa gemilang sejarah HAM Indonesia pada masa ini tercermin pada lima indikator HAM, yaitu:

1.      Semakin banyak tumbuh partai-partai politik dengan berbagai ideologinya masing-masing.

2.      Kebebasan pers sebagai salah satu pilar demokrasi betul-betul menikmati kebebasannya.

3.      Pemilihan umum sebagai pilar lain dari demokrasi berlangsung dalam suasana kebebasan, fair (adil) dan demokrasi.

4.      Parlemen atau dewan perwakilan rakyat sebagai represen dari kedaulatan rakyat menunjukan kinerja dan kelasnya sebagai wakil rakyat dengan melakukan kontrol yang semakin efektif terhadap eksekutif.

5.      Wacana dan pemikiran tentang HAM mendapatkan iklim yang kondusif sejalan dengan tumbuhnya kekuasaan yang memberikan ruang kebebasaan.

Berbagai partai politik yang berbeda haluan dan ideologi sepakat tentang substansi HAM universal dan kepentingannya HAM masuk dalam UUD 1945. Bahkan diusulkan supaya keberadaan HAM mendahului bab-bab UUD.

Tercatat pada periode ini indonesia meratifikasi dua konvensi internasional HAM, yaitu:

1.      Konvensi Genewa tahun 1949 yang mencangkup perlindungan hak bagi korban perang, tawanan perang, dan perlindungan sipil di waktu perang.

2.      Konvensi tentang Hak Politik Perempuan yang mencangkup hak perempuan untuk memilih dan dipilih tanpa perlakuan diskriminasi, serta hak perempuan untuk menempati jabatan publik.  

Page 10: kwn - ham

c.Periode 1959-1966

            Pada periode ini sistem pemerintahan yang berlaku adalah sistem demokrasi terpimpin sebagai reaksi penolakan soekarno terhadap sistem demokrasi parlementer. Pada sistem ini (demokrasi terpimpin), kekuasaan terpusat dan berada di tangan presiden. Akibat dari sistem demokrasi terpimpin presiden melakukan tindakan inkonstitusional baik pada tataran suprastruktur politik maupun dalam tataran infrastruktur politik. Dalam kaitan dengan HAM, telah terjadi pemasungan hak asasi masyarakat yaitu hak sipil dan hak politik seperti hak untuk berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pikiran dengan tulisan. Dengan kata lain telah terjadi sikap restriktif (pembatasan yang ketat oleh kekuasaan) terhadap hak sipil dan hak politik warga negara.

d.Periode 1966-1998

            Setelah terjadi peralihan pemerintahan dari Soekarno ke Soeharto, ada semangat untuk menegakkan HAM. Pada masa awal periode ini telah diadakan berbagai seminar tentang HAM. Salah satu seminar tentang HAM dilaksanakan pada tahun 1967 yang merekomendasikan gagasan tentang perlunya pembentukan pengadilan HAM, pembentukan komisi dan pengadilan HAM untuk wilayah asia. Selanjutnya pada tahun 1968 diadakan seminar Nasional Hukum II yang merekomendasi gagasan tentang perlunya hak uji materil (judicial review) untuk dilakukan guna melindungi HAM. Seperti yang dikemukakan oleh Archibald Cox bahwa hak uji materil tidak lain diadakan dalam rangka melindunggi kebebasan dasar manusia. Begitu pula dalam rangka pelaksanaan TAP MPRS No.XIV/MPRS1966, MPRS melalui panitia Ad Hoc IV telah menyiapkan rumusan yang akan dituangkan dalam piagam tentang Hak-hak Asasi Manusia dan Hak-hak serta Kewajiban Warganegara.

            Sementara itu, pada sekitar awal tahun 1970-an sampai periode akhir 1980-an persoalan HAM di Indonesia mengalami kemunduran karena HAM tidak lagi dihormati, dilindungi dan ditegakkan. Pemikiran elit penguasa pada masa ini sangat di warnai oleh sikap penolakkannya terhadap HAM sebagai produk barat dan individualistik serta bertentangan dengan paham kekeluargaan yang dianut bangsa Indonesia. Pemerintah pada periode ini bersifat defensif dan represif yang dicerminkan dari produk hukum yang umumnya restriktif terhadap HAM. Sikap defensif pemerintah tercermin dalam ungkapan bahwa HAM adalah produk pemikiran barat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam pancasila serta bangsa Indonesia sudah terlebih dahulu menggenak HAM sebagainama tertuang dalam rumusan UUD 1945 yang lahir lebih dahulu dibandingkan dengan Deklarasi Universal HAM. Selain itu, sikap depensif pemerintah berdasarkan pada angapan bahwa isu HAM seringkali digunakan oleh negara-negara barat untuk memojokkan negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.

            Dampak dari sikap akomodatif pemerintah dan dibentuknya KOMNAS HAM sebagai lembaga independen adalah bergesernya paradigma pemerintah terhadap HAM dari partikularistik ke universalistik serta semakin kooperatifnya pemerintah terhadap upaya penegakkan HAM di Indonesia.

Sama halnya dengan orde lama, orde baru memandang HAM dan demokrasi sebagai produk barat yang individualistik dan bertentangan dengan prinsip gotong royong dan kekeluargaan

Page 11: kwn - ham

yang dianut oleh bangsa indonesia. Di antara butir penolakan pemerintah orde baru terhadap konsep universal HAM adalah:

1.      HAM adalah produk pemikiran barat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tercermin pada pancasila.

2.      Bansa Indonesia sudah terlebih dahulu mengenal HAM sebagaimana tertuang dalam rumusan UUD 1945 yang lahir lebih dahulu dibandingkan dengan Deklarasi Universal HAM.

3.      Isu HAM sering kali digunakan oleh negara-negara barat untuk memojokkan negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.

e.Periode 1998-sekarang  

            Pergantian rezim pemerintahan pada tahun 1998 memberikan dampak yang sangat besar pada pemajuan dan perlindungan HAM di Indonesia. Pada saat ini mulai dilakukan pengkajian terhadap beberapa kebijakan pemerintah orde baru yang berlawanan dengan pemajuan dan perlindungan HAM. Selanjutnya dilakukan penyusunan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pemberlakuan HAM dalam kehidupan ketatanegaraan dan kemasyarakatan di Indonesia.

            Strategi penegakkan HAM pada periode ini dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap status penentuan (prescriptive status) dan tahap penataan aturan secara konsisten (rule consistent behaviour). Pada tahap status penentuan (prescriptive status) telah ditetapkannya beberapa ketentuan perundang-undangan tentang HAM seperti amandemen konstitusi negara (undang-undang dasar 1945), ketetapan MPR (TAP MPR), undang-undang (UU), peraturan pemerintah dan ketentuan perundang-undangan lainnya. Pada masa pemerintahan Habibie (Suparman Marzuki,2002), penghormatan dan pemajuan HAM mengalami perkembangan yang sangat signifikan yang ditandai oleh adanya TAP MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM dan disahkannya (diratifikasi) sejumlah konvensi HAM yaitu: konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan kejam lainnya dengan UU No. 5/1999, konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial dengan UU No. 29/1999, konvensi ILO No. 87 tentang kebebasan dan perlindungan hak untuk berorganisasi dengan keppres No. 83/1998, konvensi ILO No. 105 tentang penghapusan kerja paksa dengan UU No. 19/1999, konvensi ILO No. 111 tentang diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan dengan UU No. 21/1999, konvensi ILO No. 138 tentang usia minimum untuk diperbolehkan berkerja dengan UU No. 20/1999. Selain itu juga direncanakan program “Rencana Aksi Nasional HAM” pada 15 Agustus 1998 yang didasarkan pada enpat pilar yaitu:

1.      Persiapan pengesahan perangkat internasional di bidang HAM.

2.      Desiminasi informasi dan pendidikan bidang HAM.

3.      Penentuan skala prioritas pelaksanaan HAM.

Page 12: kwn - ham

4.      Pelaksanaan isi perangkat internasional di bidang HAM yang telah diratifikasi melalui perundang-undangan nasional.

PEMBAHASAN 

 

2.1 Pengertian HAM dan Nilai-nilai yang termasuk HAM (Hak Asasi Manusia)

Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Tuhan yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi. Sedangkan hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu, pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer), dan negara.

Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :

1. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari manusia secara otomatis.

2. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.

3. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM.

 

Secara umum, di dunia internasional pembidangan hak asasi manusia mencakup hak-hak sipil dan hak politik, hak bidang ekonomi, sosial, dan budaya, serta hak-hak atas pembangunan. Hak-hak tersebut bersifat individual dan kolektif, adapun bagiannya adalah sebagai berikut;

1. Hak-hak sipil dan politik:

Hak-hak bidang sipil mencakup, antara lain:

1. Hak untuk menentukan nasib sendiri2. Hak untuk hidup3. Hak untuk tidak dihukum mati4. Hak untuk tidak disiksa5. Hak untuk tidak ditahan sewenang-wenang6. Hak atas peradilan yang adil

 

Page 13: kwn - ham

Hak-hak bidang poltik antara lain:

1. Hak untuk menyampaikan pendapat2. Hak untuk berkumpul dan berserikat3. Hak untuk mendapat persamaan perlakuan di depan hukum4. Hak untuk memilih dan dipilih

 

1. Hak-hak Ekonomi, Sosial dan budaya:

Hak-hak bidang sosial dan ekonomi, antara lain:

1. Hak untuk bekerja2. Hak untuk mendapat upah yang sama3. Hak untuk tidak dipaksa bekerja4. Hak untuk cuti5. Hak atas makanan6. Hak atas perumahan7. Hak atas kesehatan8. Hak atas pendidikan

 

Hak-hak bidang budaya antara lain:

1. Hak untuk berpartisi dalam kegiatan kebudayaan2. Hak untuk menikmati kemajuan ilmu pengetahuan3. Hak untuk memperoleh perlindungan atas hasil karya cipta (Hak Cipta)

 

1. Hak Pembangunan1. Hak untuk memperoleh lingkungan hidup yang sehat2. Hak untuk memperoleh perumahan yang layak3. Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai.

 

Menurut Philipe Nonet dan Philip Selznick terdapat empat kelompok pandangan mengenai HAM:

1. Kelompok yang berpandangan Universal Absolut.

Kelompok ini memandang HAM sebagai nilai-nilai universal sebagaimana dirumuskan dalam The International Bill of Right. Mereka sama sekali tidak menghargai profil sosial budaya yang

Page 14: kwn - ham

melekat pada masing-masing bangsa. Penganut pandangan ini ialah negara-negara maju, yang oleh negara-negara berkembang dianggap sebagai eksploitatif, karena menganggap persoalan HAM sebagai alat penekan.

1. Kelompok yang berpandangan Universal Relatif.

Mereka melihat persoalan HAM sebagai masalah universal dan melihat dokumen-dokumen internasional tentang HAM sebagai acuan yang penting. Namun demikian, adanya pengecualian (exceptions) yang didasarkan atas asas human internasional tetap diakui. Pandangan ini tetap menghargai perbedaan pandangan HAM di setiap negara. Miriam Budiardjo mengemukakan bahwa setiap hak, termasuk HAM perlu dibatasi, yaitu dengan dua hal:

1. Undang-undang Nasional yang berlaku di negara masing-masing2. Pertimbangan bahwa ketertiban dan keamanan nasional di masing-masing negara perlu

dipertahankan.

 

1. Kelompok yang berpandangan Partikularistik Absolut

Penganut pandangan ini melihat HAM sebagai persoalan masing-masing bangsa, tanpa memberikan alasan yang kuat dalam penolakan terhadap berlakunya dokumen-dokumen internasional. Pandangan ini bersifat egois, defensif, dan pasif tentang HAM.

 

1. Kelompok yang berpandangan Partikularistik Relatif

Kelompok ini melihat persoalan HAM selain sebagai masalah universal juga merupakan masalah nasional bangsa. Berlakunya dokumen internasional yang mengenai HAM harus diselaraskan, memperoleh dukungan dan tertanam serta melembaga dalam masyarakat bangsa tersebut. Pandangan ini tidak sekadar defensif terhadap dokumen internasional tentang HAM, akan tetapi juga berusaha aktif mencari perumusan dan pembenaran tentang karakteristik HAM yang dianutnya, sesuai dengan tahap pembangunan negaranya. Negara Indonesia termasuk dalam kelompok ini karena Indonesia termasuk negara yang penegakan dan pelaksanaan HAMnya mempunyai ideolgi yang berbeda dengan negara yang lain yaitu dengan ideologi Pancasila. Nilai-nilai HAM harus sesuai dengan ideologi Pancasila tersebut dan dokumen-dokumen Internasional tentang HAM adalah sumber komplementer dari pelaksanaan HAM di Indonesia itu sendiri.  

 

2.2  Nilai-nilai HAM harus diaktualisasi dalam kehidupan ideologi negara Indonesia

Permasalahan tentang hak asasi manusia adalah permasalahan yang sangat kompleks. Hak Asasi Manusia memiliki cakupan yang sangat luas karena berdasar atas hak-hak kemanusiaan

Page 15: kwn - ham

seseorang. Permasalahan tentang HAM ini pasti akan terjadi di setiap negara. Bagi yang merasa tertindas dan terzalimi, HAM pasti dijadikan dasar untuk melakukan balasan kepada lawannya yang menindas sebelumnya. Padahal belum tentu yang merasa ditindas tadi adalah orang yang ditindas Hak Asasi Manusianya.

 

Hal demikian bisa terjadi karena pengakuan terhadap HAM di Indonesia mempunyai akar yang sangat kuat. Khususnya dalam kehidupan ideologi negara Indonesia. Di Undang-undang no 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi manusia dinyatakan beberapa hal yang berkaitan dengan alasan nilai-nilai HAM harus diaktualisasi dalam kehidupan Ideologi Negara Indonesia. Adapun diantaranya:

1. Negara Indonesia mengakui bahwa manusia, sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang mengemban tugas mengelola dan memelihara alam semesta dengan penuh ketaqwaan dan penuh tanggung jawab untuk kesejahteraan umat manusia, oleh pencipta-Nya dianugerahi hak asasi untuk menjamin keberadaan harkat dan mertabat kemuliaan dirinya serta keharmonisan lingkungannya

2. Negara Indonesia mengakui bahwa hak asasi manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh siapa pun

3. Negara Indonesia mengakui bahwa selain hak asasi, manusia juga mempunyai kewajiban dasar antara manusia yang satu terhadap yang lain dan terhadap masyarakat secara keseluruhan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

4. Negara Indonesia sebagai anggota Perserikatan bangsa-bangsa mengemban tanggung jawab moral dan hukum untuk menjunjung tinggi dan melaksanakan Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta berbagai instrumen Internasional lainnya mengenai Hak Asasi Manusia yang telah diterima oleh Negara Republik Indonesia

 

Pandangan dan kepribadian bangsa Indonesia yang merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, telah menempatkan manusia pada keluhuran harkat dan martabat makhluk Tuhan Yang Maha Esa dengan kesadaran mengemban kodratnya sebagai makhluk pribadi dan juga makhluk sosial, tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan yang utuh dan bulat itulah yang dirumuskan menjadi dasar negara.

 

Dalam penerapan hak asasi manusia pada kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara, bangsa Indonesia menghormati setiap bangsa dan negara untuk menjabarkan dan mengaturnya sesuai dengan kepentingan dan pandangan hidup bangsa masing-masing. Bangsa Indonesia

Page 16: kwn - ham

menjunjung tinggi dan menerapkan hak-hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.

 

Sejarah dunia mencatat berbagai penderitaan, kesengsaraan umat manusia dan kesenjangan yang disebabkan oleh perilaku tidak adil dan diskriminatif didsarkan atas kebangsaan, buday, bahasa, warna kulit, agama, kedudukan, jenis kelamin dan status lain. Menyadari bahwa perdamain dunia dan kesejahteraan merupakan dambaan umat manusia, maka hal-hal yang menimbulkan penderitaan, kesengsaraan dan kesenjangan serta yang dapat menurunkan harkat dan martabat manusia harus ditanggulangi oleh setiap bangsa.

 

Bangsa Indonesia dalam sejarah perkembangannya juga mengalami kesengsaraan dan penderitaan yang disebabkan oleh penjajahan. Oleh sebab itu pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Bangsa Indonesia bertekad ikut melaksanakan ketertiban dunia, berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial yang pada hakikatnya merupakan kewajiban setiap bangsa, sehingga bangsa Indonesia berpandangan bahwa hak-hak asasi manusia tidak terpisahkan dengan kewajibannya. 

 

2.3. Rumusan HAM dalam Islam

Apa yang disebut dengan hak asasi manusia dalam aturan buatan manusia adalah keharusan (dharurat) yang mana masyarakat tidak dapat hidup tanpa dengannya. Para ulama muslim mendefinisikan masalah-masalah dalam kitab Fiqh yang disebut sebagai Ad-Dharurat Al-Khams, dimana ditetapkan bahwa tujuan akhir syari’ah Islam adalah menjaga akal, agama, jiwa, kehormatan dan harta benda manusia.

Nabi saw telah menegaskan hak-hak ini dalam suatu pertemuan besar internasional, yaitu pada haji wada’. Dari Abu Umamah bin Tsa’labah, nabi saw bersabda: "Barangsiapa merampas hak seorang muslim, maka dia telah berhak masuk neraka dan haram masuk surga." Seorang lelaki bertanya: "Walaupun itu sesuatu yang kecil, wahay rasulullah ?" Beliau menjawab: "Walaupun hanya sebatang kayu arak." (HR. Muslim).

Islam berbeda dengan sistem lain dalam hal bahwa hak-hak manusia sebagai hamba Allah tidak boleh diserahkan dan bergantung kepada penguasa dan undang-undangnya. Tetapi semua harus mengacu pada hukum Allah. Sampai kepada soal shadaqah tetap dipandang sebagaimana hal-hal besar lain. Misalnya Allah melarang bershadaqah (berbuat baik) dengan hal-hal yang buruk. "Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya..." (QS. 2: 267).

1. Hak-hak Alamiah

Page 17: kwn - ham

Hak-hak alamiah manusia telah diberikan kepada seluruh ummat manusia sebagai makhluk yang diciptakan dari unsur yang sama dan dari sumber yang sama pula (lihat QS. 4: 1, QS. 3: 195).

a. Hak Hidup

Allah menjamin kehidupan, diantaranya dengan melarang pembunuhan dan meng-qishas pembunuh (lihat QS. 5: 32, QS. 2: 179). Bahkan hak mayit pun dijaga oleh Allah. Misalnya hadist nabi: "Apabila seseorang mengkafani mayat saudaranya, hendaklah ia mengkafani dengan baik." Atau "Janganlah kamu mencaci-maki orang yang sudah mati. Sebab mereka telah melewati apa yang mereka kerjakan." (Keduanya HR. Bukhari).

b. Hak Kebebasan Beragama dan Kebebasan Pribadi

Kebebasan pribadi adalah hak paling asasi bagi manusia, dan kebebasan paling suci adalah kebebasan beragama dan menjalankan agamanya, selama tidak mengganggu hak-hak orang lain. Firman Allah: "Dan seandainya Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman orang di muka bumi seluruhnya. Apakah kamu memaksa manusia supaya mereka menjadi orang beriman semuanya?" (QS. 10: 99).

Untuk menjamin kebebasan kelompok, masyarakat dan antara negara, Allah memerintahkan memerangi kelompok yang berbuat aniaya terhadap kelompok lain (QS. 49: 9). Begitu pula hak beribadah kalangan non-muslim. Khalifah Abu Bakar menasehati Yazid ketika akan memimpin pasukan: "Kamu akan menemukan kaum yang mempunyai keyakinan bahwa mereka tenggelam dalam kesendirian beribadah kepada Allah di biara-biara, maka biarkanlah mereka." Khalid bin Walid melakukan kesepakatan dengan penduduk Hirah untuk tidak mengganggu tempat peribadahan (gereja dan sinagog) mereka serta tidak melarang upacara-upacaranya.

Kerukunan hidup beragama bagi golongan minoritas diatur oleh prinsip umum ayat "Tidak ada paksaan dalam beragama." (QS. 2: 256).

Sedangkan dalam masalah sipil dan kehidupan pribadi (ahwal syakhsiyah) bagi mereka diatur syari’at Islam dengan syarat mereka bersedia menerimanya sebagai undang-undang. Firman Allah: "Apabila mereka (orang Yahudi) datang kepadamu minta keputusan, berilah putusan antara mereka atau biarkanlah mereka. Jika engkau biarkan mereka, maka tidak akan mendatangkan mudharat bagimu. Jika engkau menjatuhkan putusan hukum, hendaklah engkau putuskan dengan adil. Sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang adil." (QS. 5: 42). Jika mereka tidak mengikuti aturan hukum yang berlaku di negara Islam, maka mereka boleh mengikuti aturan agamanya - selama mereka berpegang pada ajaran yang asli. Firman Allah: "Dan bagaimana mereka mengangkat kamu sebagai hakim, sedangkan ada pada mereka Taurat yang di dalamnya ada hukum Allah? Kemudian mereka tidak mengindahkan keputusanmu. Sesungguhnya mereka bukan orang-orang yang beriman ." (QS.5: 7).

c. Hak Bekerja

Islam tidak hanya menempatkan bekerja sebagai hak tetapi juga kewajiban. Bekerja merupakan kehormatan yang perlu dijamin. Nabi saw bersabda: "Tidak ada makanan yang lebih baik yang

Page 18: kwn - ham

dimakan seseorang daripada makanan yang dihasilkan dari usaha tangannya sendiri." (HR. Bukhari). Dan Islam juga menjamin hak pekerja, seperti terlihat dalam hadist: "Berilah pekerja itu upahnya sebelum kering keringatnya." (HR. Ibnu Majah).

2. Hak Hidup

Islam melindungi segala hak yang diperoleh manusia yang disyari’atkan oleh Allah. Diantara hak-hak ini adalah :

a. Hak Pemilikan

Islam menjamin hak pemilikan yang sah dan mengharamkan penggunaan cara apapun untuk mendapatkan harta orang lain yang bukan haknya, sebagaimana firman Allah: "Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain diantara kamu dengan jalan bathil dan janganlah kamu bawa urusan harta itu kepada hakim agar kamu dapat memakan sebagian harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa padahal kamu mengetahuinya." (QS. 2: 188). Oleh karena itulah Islam melarang riba dan setiap upaya yang merugikan hajat manusia. Islam juga melarang penipuan dalam perniagaan. Sabda nabi saw: "Jual beli itu dengan pilihan selama antara penjual dan pembeli belum berpisah. Jika keduanya jujur dalam jual-beli, maka mereka diberkahi. Tetapi jika berdusta dan menipu berkah jual-bei mereka dihapus." (HR. Al-Khamsah)

Islam juga melarang pencabutan hak milik yang didapatkan dari usaha yang halal, kecuali untuk kemashlahatan umum dan mewajibkan pembayaran ganti yang setimpal bagi pemiliknya. Sabda nabi saw: "Barangsiapa mengambil hak tanah orang lain secara tidak sah, maka dia dibenamkan ke dalam bumi lapis tujuh pada hari kiamat." Pelanggaran terhadap hak umum lebih besar dan sanksinya akan lebih berat, karena itu berarti pelanggaran tehadap masyarakat secara keseluruhan.

b. Hak Berkeluarga

Allah menjadikan perkawinan sebagai sarana mendapatkan ketentraman. Bahkan Allah memerintahkan para wali mengawinkan orang-orang yang bujangan di bawah perwaliannya (QS. 24: 32). Aallah menentukan hak dan kewajiban sesuai dengan fithrah yang telah diberikan pada diri manusia dan sesuai dengan beban yang dipikul individu.

Pada tingkat negara dan keluarga menjadi kepemimpinan pada kepala keluarga yaitu kaum laki-laki. Inilah yang dimaksudkan sebagai kelebihan laki-laki atas wanita (QS. 4: 34). Tetapi dalam hak dan kewajiban masing-masing memiliki beban yang sama. "Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf, akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan dari istrinya." (QS. 2: 228)

c. Hak Keamanan

Dalam Islam, keamanan tercermin dalam jaminan keamanan mata pencaharian dan jaminan keamanan jiwa serta harta benda. Firman Allah: "Allah yang telah memberi makanan kepada

Page 19: kwn - ham

mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan." (QS. Quraisy: 3-4).

Diantara jenis keamanan adalah dilarangnya memasuki rumah tanpa izin (QS. 24: 27). Jika warga negara tidak memiliki tempat tinggal, negara berkewajiban menyediakan baginya. Termasuk keamanan dalam Islam adalah memberi tunjangan kepada fakir miskin, anak yatim dan yang membutuhkannya. Oleh karena itulah, Umar bin Khattab menerapkan tunjangan sosial kepada setiap bayi yang lahir dalam Islam baik miskin ataupun kaya. Dia berkata: "Demi Allah yang tidak ada sembahan selain Dia, setiap orang mempunyai hak dalam harta negara ini, aku beri atau tidak aku beri." (Abu Yusuf dalam Al-Kharaj). Umar jugalah yang membawa seorang Yahudi tua miskin ke petugas Baitul-Maal untuk diberikan shadaqah dan dibebaskan dari jizyah.

Bagi para terpidana atau tertuduh mempunyai jaminan keamanan untuk tidak disiksa atau diperlakukan semena-mena. Peringatan rasulullah saw: "Sesungguhnya Allah menyiksa orang-orang yang menyiksa manusia di dunia." (HR. Al-Khamsah). Islam memandang gugur terhadap keputusan yang diambil dari pengakuan kejahatan yang tidak dilakukan. Sabda nabi saw: "Sesungguhnya Allah menghapus dari ummatku kesalahan dan lupa serta perbuatan yang dilakukan paksaan" (HR. Ibnu Majah).

Diantara jaminan keamanan adalah hak mendpat suaka politik. Ketika ada warga tertindas yang mencari suaka ke negeri yang masuk wilayah Darul Islam. Dan masyarakat muslim wajib memberi suaka dan jaminan keamanan kepada mereka bila mereka meminta. Firman Allah: "Dan jika seorang dari kaum musyrikin minta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ke tempat yang aman baginya." (QS. 9: 6).

d. Hak Keadilan

Diantara hak setiap orang adalah hak mengikuti aturan syari’ah dan diberi putusan hukum sesuai dengan syari’ah (QS. 4: 79). Dalam hal ini juga hak setiap orang untuk membela diri dari tindakan tidak adil yang dia terima. Firman Allah swt: "Allah tidak menyukai ucapan yang diucapkan terus-terang kecuali oleh orang yang dianiaya." (QS. 4: 148).

Merupakan hak setiap orang untuk meminta perlindungan kepada penguasa yang sah yang dapat memberikan perlindungan dan membelanya dari bahaya atau kesewenang-wenangan. Bagi penguasa muslim wajib menegakkan keadilan dan memberikan jaminan keamanan yang cukup. Sabda nabi saw: "Pemimpin itu sebuah tameng, berperang dibaliknya dan berlindung dengannya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Termasuk hak setiap orang untuk mendapatkan pembelaan dan juga mempunyai kewajiban membela hak orang lain dengan kesadarannya. Rasulullah saw bersabda: "Maukah kamu aku beri tahu saksi yang palng baik? Dialah yang memberi kesaksian sebelum diminta kesaksiannya." (HR. Muslim, Abu Daud, Nasa’i dan Tirmidzi). Tidak dibenarkan mengambil hak orang lain untuk membela dirinya atas nama apapun. Sebab rasulullah menegaskan: "Sesungguhnya pihak yang benar memiliki pembelaan." (HR. Al-Khamsah). Seorang muslim juga berhak menolak aturan yang bertentangan dengan syari’ah, dan secara kolektif

Page 20: kwn - ham

diperintahkan untuk mengambil sikap sebagai solidaritas terhadap sesama muslim yang mempertahankan hak.

e. Hak Saling Membela dan Mendukung

Kesempurnaan iman diantaranya ditunjukkan dengan menyampaikan hak kepada pemiliknya sebaik mungkin, dan saling tolong-menolong dalam membela hak dan mencegah kedzaliman. Bahkan rasul melarang sikap mendiamkan sesama muslim, memutus hubungan relasi dan saling berpaling muka. Sabda nabi saw: "Hak muslim terhadap muslim ada lima: menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengantar ke kubur, memenuhi undangan dan mendoakan bila bersin." (HR. Bukhari).

f. Hak Keadilan dan Persamaan

Allah mengutus rasulullah untuk melakukan perubahan sosial dengan mendeklarasikan persamaan dan keadilan bagi seluruh umat manusia (lihat QS. Al-Hadid: 25, Al-A’raf: 157 dan An-Nisa: 5). Manusia seluruhnya sama di mata hukum. Sabda nabi saw: "Seandainya Fathimah anak Muhammad mencuri, pasti aku potong tangannya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Pada masa rasulullah banyak kisah tentang kesamaan dan keadilan hukum ini. Misalnya kasus putri bangsawan dari suku Makhzum yang mencuri lalu dimintai keringanan hukum oleh Usamah bin Zaid, sampai kemudian rasul menegur dengan: "... Apabila orang yang berkedudukan di antara kalian melakukan pencurian, dia dibiarkan. Akan tetapi bila orang lemah yang melakukan pencurian, mereka memberlakukan hukum kriminal..." Juga kisah raja Jabalah Al-Ghassani masuk Islam dan melakukan penganiayaan saat haji, Umar tetap memberlakukan hukum meskipun ia seorang raja. Atau kisah Ali yang mengadukan seorang Yahudi mengenai tameng perangnya, dimana Yahudi akhirnya memenangkan perkara.

Umar pernah berpesan kepada Abu Musa Al-Asy’ari ketika mengangkatnya sebagai Qadli: "Perbaikilah manusia di hadapanmu, dalam majlismu, dan dalam pengadilanmu. Sehingga seseorang yang berkedudukan tidak mengharap kedzalimanmu dan seorang yang lemah tidak putus asa atas keadilanmu.

2.4  Peranan HAM dalam Islam

                Para ahli Islam mengatakan wacana HAM dalam Islam jauh lebih awal dibandingkan dengan konsep HAM yang muncul di Barat. Menurut mereka, Islam datang dengan membawa pesan universal HAM. Tonggak sejarah peradaban Islam sebagai HAM adalah lahirnya deklarasi Nabi Muhammad di Madinah yang biasa dikenal dengan Piagam Madinah. Terdapat dua prinsip pokok HAM, yaitu :

1. Semua pemeluk Islam adalah satu umat meskipun mereka berbeda suku bangsa.2. Hubungan antara komunitas muslim dan nonmuslim didasarkan pada prinsip-prinsip,

yaitu :

rukun dengan tetangga

Page 21: kwn - ham

saling membantu dalam menghadapi musuh bersama membela mereka yang teraniaya saling menasehati menghormati kebebasan beragama

Terdapat tiga bentuk HAM dalam Islam, diantaranya :

1. Hak Dasar (hak daruri), yaitu  suatu hak yang apabila dilanggar maka bukan hanya membuat manusia sengsara, tetapi juga hilang eksistensinya. Contohnya : hak untuk hidup,  hak atas keamanan, hak untuk memiliki harta benda.

2. Hak Sekunder, yaitu hak-hak yang apabila tidak terpenuhi akan mengakibatkan hilangnya hak-hak dasar sebagai manusia. Contohnya : apabila seseorang tidak memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan, maka ia akan kehilangan hak dasarnyan yaitu hak hidup.

3. Hak Tersier, yaitu hak yang tingkatanya lebih rendah dari hak primer dan sekunder.

 

2.4 Bentuk Pelanggaran dan peradilan HAM

Pelanggaran HAM

Pelanggaran HAM adalah tindakan pelanggaran kemanusiaan baik dilakukan oleh individu maupun institusi negara atau institusi lainnya terhadap hak individu lain tanpa ada dasar atau alasan yuridis dan alasan rasional yang menjadi pijakannya.

Pelanggaran HAM di kelompokan menjadi dua, yaitu :

1. 1.       Pelanggaran HAM berat

Meliputi  :

- Kejahatan genoisida, yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis dan kelompok agama. contohnya :

membunuh anggota kelompok mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-anggota

kelompok. Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain. kejahatan kemanusiaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan serangan yang

luas dan sistemanis. Contohnya :

1. Pengusiran atau pemindahan2.  Perbudakan;

Page 22: kwn - ham

3. Pemusnahan; 4. Pembunuhan;5. Perampasan kemerdekaan atau perampasan penduduk secara paksa;  6. kebebasan fisik lain secara sewenang- wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan

pokok hukum internasional;7. perbudakan seksual 8. Penyiksaan;   9. Kejahatan Apartheid

 

1. 2.       Pelanggaran HAM ringan

Pelanggaran HAM bermotif rasialisme, merupakan bentuk perlakuan dengan memberi pembedaan hak-hak terhadap rasa atau etnis tertentu. Pelanggaran HAM bermotif diskriminasi apartheid, adalah pembedaan hak-hak terhadap etnis tertentu berdasarkan warna kulit .

Contoh dari pelanggaran ringan:

1. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap mahasiswa.

2. Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan. Para pedagang tradisioanal yang berdagang di pinggir jalan merupakan pelanggaran HAM ringan terhadap pengguna jalan sehingga para pengguna jalan tidak bisa menikmati arus kendaraan yang tertib dan lancar.

3. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

4. Pelanggaran HAM dapat dilakukan baik oleh aparatur negara maupun warga negara. Untuk menjaga pelaksanaan HAM,penindakan terhadap pelanggaran HAM dlakukan melalui proses peradilan HAM melalui tahap penyelidikan,penyidikan,dan penuntutan. Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan pengadilan umum.

 

Sebagai salah satu upaya untuk memenuhi rasa keadilan,maka pengadilan atas pelanggaran HAM dalam kategori berat (genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan) diberlakukan asas retrokatif. Dan pelanggaran HAM berat dapat diadili dengan membentuk pengadilan HAM ad hoc.  Pengadilan ini dibentuk atas usul DPR dengan keputusan presiden.

 

Menurut pasal 43 ayat 1 UU No.26 tahun 2000, Pengadilan HAM Ad Hoc adalah pengadilan yang memeriksa, mengadili , dan memutus pelanggaran HAM yang berat yang terjadi sebelum

Page 23: kwn - ham

berlakunya UU No. 26 tahun 2000. pengadilan HAM berkedudukan di daerah tingkat 1 (provinsi) dan daerah tingkat II (kabupaten/kota). Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran HAM oleh WNI yang berada dan dilakukan diluar batasan teritorial wilayah Negara Republik Indonesia.