makalah kwn politik

21
BAB I LATAR BELAKANG DKI Jakarta,sebagai Ibu kota dan pusat pemerintahan,sekaligus pusat ekonomi mejadi tonggak penting masyarakat Indonesia. Sejak ditetapkan secara resmi sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia,melalui UU Nomor 10 tahun 1964 pada tanggal 31 Agustus 1964,Jakarta telah menarik sebagian besar masyarakat Indonesia untuk menetap dan mencari penghidupan di kota tersebut. Peran ganda yang dijalankan oleh DKI Jakarta,membuat fungsinya nya sebagai Ibu Kota negara menjadi tergantikan. Tidak hanya itu,kepadatan penduduk di Jakarta menimbulkan serentetan masalah yang akhirnya menjadikan jakarta “kelebihan beban”,seperti kemacetan dan meningkatnya sektor informal serta timbulnya berbagai masalah alam dan wilayah. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya berbagai macam permasalahan yang kompleks di wilayah DKI Jakarta. Begitu banyaknya peran dan tanggungan yang harus dijalankan oleh Pemerintah Ibu kota,membuat perhatian pemerintah menjadi tidak terarah.Dalam permasalahan ini dibutuhkan lah pemimpin yang mampu membawa DKI Jakarta untuk dapat terarah dan membawa kondisi Jakarta menjadi 1

Upload: muthiah-hanifah

Post on 24-Jul-2015

350 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah kwn politik

BAB I

LATAR BELAKANG

DKI Jakarta,sebagai Ibu kota dan pusat pemerintahan,sekaligus pusat

ekonomi mejadi tonggak penting masyarakat Indonesia. Sejak ditetapkan secara resmi

sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia,melalui UU Nomor 10 tahun 1964 pada

tanggal 31 Agustus 1964,Jakarta telah menarik sebagian besar masyarakat Indonesia

untuk menetap dan mencari penghidupan di kota tersebut.

Peran ganda yang dijalankan oleh DKI Jakarta,membuat fungsinya nya

sebagai Ibu Kota negara menjadi tergantikan. Tidak hanya itu,kepadatan penduduk di

Jakarta menimbulkan serentetan masalah yang akhirnya menjadikan jakarta “kelebihan

beban”,seperti kemacetan dan meningkatnya sektor informal serta timbulnya berbagai

masalah alam dan wilayah. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya berbagai macam

permasalahan yang kompleks di wilayah DKI Jakarta.

Begitu banyaknya peran dan tanggungan yang harus dijalankan oleh

Pemerintah Ibu kota,membuat perhatian pemerintah menjadi tidak terarah.Dalam

permasalahan ini dibutuhkan lah pemimpin yang mampu membawa DKI Jakarta untuk

dapat terarah dan membawa kondisi Jakarta menjadi lebih baik,sebagai kota besar

metropolitan sekaligus menjadi Ibu Kota negara yang maju.

Menjadi seorang pemimpin kota besar seperti DKI Jakarta,bukanlah hal

yang mudah namun sangat menjanjikan dari segi materi.Bagaimana tidak,DKI Jakarta

merupakan kota dengan penghasilan terbesar di Indonesia,begitu banyak proyek yang

dapat dijadikan sebagai lahan mencari “tambahan”bagi para pemimpinnya.Karena hal-

hal tersebutlah,dibutuhkan seorang pemimpin yang tegas,dan loyal untuk kota se rumit

Jakarta.

Sekian banyak pemimpin hebat yang telah mempin Jakarta,ternyata tidak

membuat permasalahan yang ada terselesaikan satu persatu,namun permasalahan justru

timbul satu persatu melalui kebijakan-kebijakan yang tidak pernah jelas dan terealisasi.

1

Page 2: makalah kwn politik

Tentunya hal itu terjadi karena,tidak adanya komitmen yang tulus yang timbul dari para

pemimpin Jakarta untuk membawa Jakarta menjadi lebih baik.Ibu kota memerlukan

wajah baru yang tidak hanya ahli namun berani dan tegas untuk membangun kembali

“image” kota Jakarta.Dalam periode kali ini,Jakarta diberi kesempatan untuk

mendapatkan sosok pemimpin baru yang mampu membawanya kearah

perubahan.Lantas bagaimanakah sosok pemimpin yang pantas untuk menjadi Raja ibu

kota?

BAB II

Rumusan Masalah

1. Gejolak politik apakah yang timbul dalam pemilu Gubernur DKI Jakarta kali

ini ?

2. Bagaimanakah latar belakang para calon pemimpin Ibu kota mendatang?

3. Apa sajakah masalah-masalah yang timbul menjelang pemilu Gubernur DKI

Jakarta?

2

Page 3: makalah kwn politik

BAB III

Pembahasan

Hajat politik warga Jakarta berupa Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2012

sebentar lagi akan memasuki tahapan kritikal. Secara umum latar peserta berasal dari

jalur partai dan non partai. Sampai pendaftaran ditutup, pasangan peserta Pilgub

berjumlah enam pasangan. Pasangan dari jalur parpol adalah Fauzi Bowo (Foke)-

Nachrowi Ramli yang diusung Partai Demokrat, Partai Hanura, PAN, PKB, PBB, PMB,

dan PKDI. Sedangkan pasangan Alex Noerdin-Nono Sampono mendapat dukungan dari

Partai Golkar, PPP, dan PDS. Sementara pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Bambang

Tjahja Purnama (Ahok) didukung oleh PDIP dan Gerindra. Adapun pasangan Hidayat

Nur Wahid-Didik J. Rahbini mendapat dukungan dari PKS. Yang berangkat dari jalur

perseorangan terdiri dari dua pasangan. Yaitu Faisal Barie-Biem Benyamin dan

Hendarji Supandji-Ahmad Rizapatria.

Berbeda dengan Pilgub DKI sebelumnya, kali ini peta kekuatan calon

cagub-cawagub lebih beragam dan menarik dicermati. Setidaknya dari model koalisi,

hadirnya calon perseorangan, dan personifikasi figur yang diusung. Terkait peserta yang

berasal dari jalur parpol, diferensiasi dukungan politik relatif merata terkecuali Partai

Demokrat, PDIP, PKS, PKB, Partai Hanura dan Partai Gerindra.  Diferensiasi politik itu

dipicu oleh berbagai sebab. Misalnya dualisme dukungan, intervensi pimpinan partai,

konflik internal partai, atau memang bagian dari strategi/kepentingan politik parpol itu

sendiri.  PPP, PAN, PDS adalah contoh faktual perbedaan sikap politik antara pengurus

parpol di level pusat dengan wilayah belum akur.  Situasi ini membawa efek psikologis

tersendiri bagi pengurus parpol dan bisa saja menjadi bom waktu di kemudian hari.

3

Page 4: makalah kwn politik

I. Gejolak politik pencalonan gubernur dan wakil gubernur

Seperti yang telah kita ketahui,pemilihan umum calon gubernur dan

wakil gubernur DKI Jakarta tahun ini banyak mengalami warna baru. Hal tersebut dapat

dilihat dari jumlah calon yang maju dalam pemilu kali ini sangat banyak jika

dibandingkan dengan periode sebelumnya. Dilain pihak,pemilu kali ini para calon tidak

hanya datang dari elite partai politik,tapi juga datang dari para independen atau non

partai politik.

Nampaknya pencalonan pemimpin daerah selalu menjadi

permasalahan utama para elite parpol yang memprioritaskan kepentingan partai,tanpa

melihat kepentingan khalayak luas. Mereka sibuk mencari tokoh mana yang kiranya

tepat akan berhasil di pemilu nanti,tidak heran jika terkadang karena kepentingan

pribadi partai politik menciptakan perselisihan dikalangan partai itu sendiri,hingga

timbulnya perselisihan antar partai tidak jarang hal ini terjadi justru pada partai-partai

besar yang ada dalam pemerintahan.

Membahas gejolak politik yang akan timbul dalam pemilu kali

ini,tentu tidak akan ada habisnya. Contohnya saja,kasus perselisihan mengenai

pencalonan cagub dan cawagub yang terjadi dalam kalangan parati golkar di pemilu

DKI Jakarta 2012 ini.

Meski secara legal-formil Golkar mendukung pasangan Alex-Nono,

latar politik Ahok tercatat sebagai kader Golkar asal Belitung Timur. Kendati sempat

kecewa lantaran tak mendapat dukungan dari Partai Golkar saat pencalonan dirinya

sebagai cagub pada Pilgub Bangka Belitung status Ahok tetaplah kader. Dukungan

politik Ahok menjadi bakal cawagub pada Pilgub DKI Jakarta didapat dari Partai

Gerindra dengan menggandeng Jokowi sebagai bakal cagub. Kasat mata interseksi

kepentingan politik begitu nyata terlihat. Hanya belum dapat dipastikan, apakah doktrin

e’sprit de corps Partai Golkar akan sepenuhnya mengalir untuk pasangan Alex-Nono

atau sebaliknya. Ataukah keputusan politik mengusung pasangan Alex-Nono bagian

4

Page 5: makalah kwn politik

dari strategi Partai Golkar untuk memainkan bandul politiknya?.

Jauh sebelum ada keputusan, sempat beredar sejumlah nama. Sebut

saja, Ketua DPD Golkar Jakarta, Priya Ramadhani, Tantowi Yahya dan Azis

Syamsuddin. Entah pertimbangan politik apa yang digunakan sehingga Golkar

mengusung Alex Noerdin. Mengingat dari sisi popularitas, akseptabilitas dan record

Alex di Jakarta terbilang baru. Apapun rasionalitas politiknya, Partai Golkar merupakan

partai kawakan yang mampu membidik segala peluang (opportunity) kemenangan.

Istilah ‘menang’ bagi Partai Golkar bisa berupa kedudukan, porsi atau posisi. Inilah

politik opportunity yang tengah diperankan Golkar untuk menjadi faktor dalam rangka

membidik potensi kemenangan.

Tidak hanya permasalahan mengenai perselisihan di dalam lingkup

partai poltik saja,melainkan timbul juga perdebatan terjadi akibat kabar mengenai RUU

pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang dipilih langsung oleh DPRD. Alasannya

kedudukan pemerintah provinsi adalah perwakilan dari pemerintah nasional, sehingga

fungsinya sebagai koordinator dan pengawas yang bertanggung jawab penuh terhadap

pemerintah di bawahnya yakni kabupaten dan kota madya, otonomi gubernur juga tidak

penuh sebagaimana pemerintah kabupaten dan kota madya.Jadi,revisinya (UU 32/2004)

ini harus diikuti PP No 19/2011 tentang penguatan peran fungsi gubernur. Kalau

gubernur tidak dimaksimalkan perannya, tidak ada tanggung jawab penuh di provinsi

terhadap kabupaten/ kotanya.Padahal, provinsi harus melakukan koordinasi dan

pengawasan karena provinsi sebagai wakil pemerintah nasional. Pemilihan gubernur

melalui DPRD sebagaimana rezim Orde Baru, tidak menyalahi Undang- Undang Dasar

(UUD). Dalam UUD pasal 18 disebutkan bahwa kepala daerah dipilih secara

demokratis. Menurut pihak DPRD, Pemilihan melalui DPRD juga demokratis. Yang

tidak boleh adalah penunjukan tandasnya. Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri

Djohermansyah Djohan mengatakan bahwa usulan pemerintah,wakil kepala daerah

(wakil gubernur,wakil bupati/ wali kota) tidak dipilih berpasangan atau satu paket

dengan kepala daerah. Dilain pihak,masyarakat luas sangat tidak menginginkan apabila

hal tersebut terjadi,sebab menurut masyarakat apabila pemilihan dilakukan oleh DPRD

rawan sekali terjadi permainan politik dan suap menyuap.

5

Page 6: makalah kwn politik

Permainan politik dalam pemilihan umum seperti ini sering terjadi dan melibatkan

banyak pihak,salah satunya para pengusaha-pengusaha besar yang ikut andil dalam

pemilihan umum DKI Jakarta kali ini. Mengapa pengusaha disebut dapat menjadi salah

satu oknum permainan politik?

Pegiat antikorupsi dari UGM Zainal Arifin Mochtar meminta agar masyarakat

waspada terhadap pengusaha-pengusaha selama pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta.

Sudah bukan rahasia lagi jika keberadaan pilkada selalu dimanfaatkan pengusaha untuk

mencari keuntungan dari para calon gubernur jika terpilih.

“Perlu waspadai para pengusaha yang bermain,” kata Zainal ketika dihubungi Tempo,

Kamis, 22 Maret 2012.

Pilkada di Ibu Kota akan selalu menjadi perhatian dan daya tarik luar biasa

bagi pengusaha-pengusaha untuk mendekati para calon. Para pengusaha itu mendekati

para kandidat gubernur untuk memberi bantuan dengan imbalan tertentu. Itu sudah

realitas dalam sebuah pilkada.

Salah satu penyebab maraknya peran pengusaha dalam politik adalah

buruknya tata kelola keungan yang ada di dalam partai politik. Keuangan partai yang

cenderung tidak sehat kemudian dimanfaatkan pengusaha. Padahal, “Hampir semua

partai kondisi keuangannya tidak sehat,” ujarnya. Masalah inilah yang perlu jadi

perhatian dalam pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta.

Permasalahan korupsi yang terjadi di berbagai daerah membuat banyak pihak

melihat rekam jejak calon Gubernur DKI Jakarta dalam soal pemberantasan korupsi.

6

Page 7: makalah kwn politik

II. Masalah-masalah dalam Pemilukada DKI Jakarta

Dalam prosesnya,setiap pemilihan umum pastilah memiliki beberapa masalah

yang setia selalu ada dalam proses pemilu. Tidak jarang masalah-masalah inilah yang

membuat wajah demokrasi pemilu menjadi tercoreng. Bagaimana tidak,hasil dari

pemilihan umum yang seharusnya berasal dari nurani masyarakat ditutupi dengan segala

tindak perilaku para oknum yang haus akan kekuasaan. Beberapa masalah utama yang

harus menjadi perhatian bagi masyarakat Jakarta serta fokus utama dalam pemilihan

umum DKI Jakarta kali ini adalah, Pertama, masalah politik uang yang selalu menjadi

masalah utama. Tampaknya, politik uang masih efektif untuk mempengaruhi pemilih.

Politik uang ini,dapat dikategorikan menjadi tiga cara menurut Peneliti

Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Veri Junaidi. Ketiga cara

praktik politik uang tersebut, yakni tunai, pascabayar dan melibatkan pemilih sebagai

relawan. Ketiga pola ini menggunakan uang atau barang sebagai imbalan untuk pemilih

atau masyarakat dari pasangan kandidat atau tim suksesnya.

Politik uang secara tunai dilakukan oleh pasangan calon dan tim sukses dengan

cara memberikan sejumlah uang atau benda bernilai uang kepada pemilih.  Praktik ini

biasanya lewat penyerahan uang tepat di saat hari pemilihan atau jamak disebut

'serangan fajar'.

Politik uang cara pascabayar, yaitu bentuk pemberian uang dari kandidat kepada

sekelompok orang setelah dilaksanakan hari pemungutan suara. Pasangan calon ini

membuat komitmen bersama beberapa masyarakat untuk menggerakan pemilih lain

agar pasangan calon tertentu mendapatkan jumlah suara sesuai target

Terakhir, Relawan itu digerakan secara sistematis, tapi tidak termasuk dalam

infrastruktur pemenangan kandidat secara resmi. Akan tetapi mereka bekerja hampir

sama dengan tim pemenangan. Kinerja relawan ini nantinya dihargai dengan bentuk

nominal uang.

7

Page 8: makalah kwn politik

Masalah kedua, yakni penyalahgunaan wewenang dan penggunaan fasilitas

negara. Hampir semua Pemilu Kada yang diulang karena pelanggaran tersebut.

Sedangkan masalah ketiga, soal netralitas PNS dan TNI-Polri, dimana Jakarta sangat

berpotensi. Pasalnya, ada dua PNS yang ada di Jakarta, yakni PNS Pusat dan PNS

Pemprov DKI.

Netralitas Penyelenggara Pemilu, menjadi peringkat keempat masalah yang

terjadi dalam setiap Pemilu Kada. Oleh karena itu, partisipasi masyarakat menjadi salah

satu pengawasan yang efektif untuk menjaga kenetralan Panwaslu dan Komisi

Pemilihan Umum (KPU).

Masalah terakhir yang selalu hadir dalam pemilihan umum adalah masalah

kampanye hita. Masalah ini selalu saja menjadi “momok” buruknya persaingan para

calon. Bagamana tidak,kampanye hitam ini tidak hanya dilakukan oleh para calon

sendiri untuk kepentingan sendiri,namun juga dilakukan oleh oknum-oknum yang ingin

menjatuhkan salah satu calon.

Tidak seharusnya perilaku seperti ini dilakukan oleh para oknum yang tidak lain

mereka merupakan pejabat pemerintah ataupun orang-orang berpendidikan tinggi yang

notabene adalah teladan masyarakat. Perilaku seperti kampanye hitam menunjukkan

rendahnya mutu dari para oknum yang melakukan,serta menunjukkan rendahnya minat

melakukan persaingan secara jujur.

Beberapa masalah kampanye hitam ini sudah mulai menyerang para calon

pemimpin DKI Jakarta,diantaranya, Menurut pemantauan, sejak kemarin, pasangan

Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli diserang dengan cara pembagian kupon sembako gratis

palsu oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Kupon sembako gratis palsu diterima

oleh puluhan warga dari sejumlah wilayah di IbuKota.

Puluhan warga terlihat mendatangi rumah pribadi Fauzi Bowo di Jalan Teuku

Umar Nomor 24, Menteng, Jakarta Pusat. Kehadiran warga di kediaman Fauzi Bowo itu

setelah mereka  menerima kupon seukuran kartu nama berwarna biru yang diberikan

8

Page 9: makalah kwn politik

secara cuma-cuma oleh seseorang yang tidak dikenal.

Kupon sembako gratis itu bergambar foto Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli itu

dilengkapi logo Forum Bersama Jakarta (FBJ) serta slogan Foke Peduli Rakyat.  Di

dalam kupon juga tercantum tanggal pembagian Selasa 8 Mei 2012 pukul 12.00 WIB.

Ketua FBJ, Irwan Setiawan mengatakan, pihaknya merasa dirugikan dengan

adanya peredaran kupon gratis palsu tersebut. Masyarakat menilai pembagian sembako

gratis ini dilakukan oleh FBJ. Sehingga FBJ dianggap harus bertanggung jawab.

Tidak hanya pasangan Fauzi Bowo-Nara yang dirugikan oleh kampanye hitam

seperti ini,calon lain seperti Calon Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo juga

mendapatkan selebaran gelap yang menyudutkan pencalonan dirinya sebagai Jakarta 1

merupakan salah satu praktek kampanye hitam yang umum terjadi. Selebaran “Tolak

Jokowi” tersebut beredar di wilayah Jakarta sejak akhir pekan lalu. Isinya menunding

Jokowi sebagai pemimpin yang haus kekuasaan dan tidak amanah.

Nampaknya,selebaran hitam yang ditujukan pada pasangan Jokowi-Ahok

berhubungan dengan perselisihan yang timbul antara Fauzi bowo-Nara dengan

pasangan Jokowi-Ahok. Adu perkataan dan sindiran mengawali timbulnya perselisihan

tersebut. Tidak hanya adanya selebaran gelap yang menyerang pasangan Jokowi-

Ahok,namun kabar mengenai kerusuhan yang terjadi di Solo dikait-kaitkan dengan

salah satu upaya penjatuhan citra Jokowi yang saat ini masih menjabat sebagai Walikota

Solo.

Kampanye hitam ini nampaknya merupakan salah satu bentuk dari upaya

peningkatan elektabilitas dalam pemilihan umum DKI Jakarta kali ini. Perang

elektabilitas dibutuhkan agar meningkatkan pencitraaan serta menarik pemilih untuk

memilih pada salah satu calon. Terkadang perang elektabilitas terjadi pada calon calon

yang haus akan kekuasaan dan HANYA DEMI SEBUAH ELEKTABILITAS, Kadang

Kita Perlu Kasihan Pada Politisi.

9

Page 10: makalah kwn politik

III. Kriteria Calon Pemimpin Ibu kota Mendatang

Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala daerah (Pemilukada) DKI Jakarta

kian dekat. Suasana politik semakin hiruk pikuk, karena tampak para pasangan calon

gubernur dan wakil gubernur (Cagub/Cawagub) Jakarta berusaha mengeluarkan jurus-

jurus terbaiknya. Tapi adakah diantara mereka telah berhasil merebut hati rakyat ?

Tampaknya, belum. Sebab Jakarta sebagai kota yang penuh masalah, jurus

terbaik untuk memenangkan hati rakyat adalah terutama warga pemilih penegasan

komitmen dan serta tawaran gagasan pemecahan atas masalah agar bedan rakyat

menjadi lebih enteng. Bukan sebaliknya memproduksi berbagai masalah baru yang

dapat mengundang kekisruhan.

Hal ini tampak masih diabaikan oleh para pasangan Cagub/Cawagub serta tim

suksesnya masing-masing. Akibatnya yang terjadi hanyalah hiruk pikuk yang tanpa

makna, gersang dari ide-ide baru dan tentu ini menggelikan hati publik. Lihat saja,

dalam seminggu terakhir yang ramai hanya polemik Baju Koko versus Baju Kotak-

Kotak. Pada hal yang diharap publik adalah ide tentang Tata Kelola Pemerintahan yang

baik dan benar bukan soal Tata Busana.

Lantas apakah yang dibutuhkan Jakarta dan masyarakatnya dalam kriteria

pemimpin mereka nanti? Bagaimanakah calon pemimpin yang berani mengendalikan

Jakarta saat ini? Apakah Jakarta butuh pemimpin yang AHLI atau yang BERANI?

10

Page 11: makalah kwn politik

Seperti yang kita ketahui,para calon pemimpin yang telah maju dan bersaing

dalam pemilihan umum kali ini bukanlah orang sembarangan,mereka adalah orang-

orang hebat dengan pendidikan tinggi. Namun apakah semua itu akan menjamin bahwa

calon tersebut dapat membawa Jakarta kearah perubahan yang lebih baik?

Fauzi bowo-Nachrowi Ramli contohnya,mereka bukan merupakan orang

sembarangan,Fauzi bowo merupakan seorang arsitektur lulusan Jerman yang

notabenenya ahli dalam tata ruang kota. Namun apakah dia mampu untuk menata kota

Jakarta yang sudah semrawut ini menjadi kota impian banyak pihak? Lalu,Nachrowi

merupakan seorang Panglima tinggi Angkatan darat yang notabene mampu

mengedalikan keamanan dan stabilitas daerah.

Dalam sejarah kepemimpinan Fauzi bowo kemarin,kita telah melihat kenyataan

bahwa Jakarta yang dipimpin oleh seorang “ahli” tata kota pun tidak mampu

mewujudkan penataan kota yang baik.

Calon berikutnya adalah Alex Noerdin dan Nono Sampono. Seperti yang

diketahui,Alex Noerdin adalah Gubernur aktif Sumatra Selatan saat ini, beliau

merupakan seorang politisi dengan jam terbang yang tinggi. Namun,Alex Noerdin saat

ini sedang tersandung kasus korupsi dan sedang ditangani poleh KPK. Melihat

pasangan calon ini,tentulah mereka berdua bukanlah warga Jakarta asli tentu hal ini

yang membuat warga Jakarta gerah dan ingin pasangan ini lebih baik kembali ke

kampung halaman mereka,karena mereka dianggap tidak mengetahui kondisi Jakarta

sepenuhnya.

Tidak hanya Alex Noerdin yang menuai banyak protes,namun pasangan calon

JokoWidodo dan Ahok pun banyak menuai kritikan dan pandangan negatif. Bukan

karena mereka tersandung kasus seperti Alex Noerdin,namun lebih karena mereka

bukanlah warga Jakarta asli. Joko Widodo adalah seorang Walikota aktif Solo,sdangkan

Ahok merupakn Bupati Belitung Timur. Status mereka yang bukan warga Jakarta asli

banyak menuai protes karena dianggap mereka tidak mengetahui sepenuhnya Jakarta

hingga ke akar.

11

Page 12: makalah kwn politik

Keputusan yang diambul oleh Joko Widodo dan Alex Noerdin memang

keputusan berani. Hal ini dikarenakan mereka berani meninggalkan amanah yang di

berikan pada mereka yaitu memipin wilayah masing-masing. Tentunya tindakan ini

menyalahi etika dalam berpolitik. Dimana,seorang yang diberikan tanggung jawab

untuk mempin wilayah harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab hingga masa

kerjanya berakhir.

Inikah karakter-karakter pemimpin yang akan memimpin Jakarta nantinya?

Seorang pemimpin yang tidak amanah dan hanya memberikan janji-janji belaka?

Jakarta tidak butuh seorang ahli ataupun profesor sekalipun,Jakarta butuh pemimpin

yang berani,tegas dan sigap dalam menghadapi masalah-masalah Ibu Kota.

12

Page 13: makalah kwn politik

BAB IV

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Persaingan untuk menjadi seorang pemimpin Ibu kota memang tidaklah

mudah,sebab Ibu kota memerlukan pemimpin yang tangguh dan berani menghadapi

masalah-masalah yang ada. Prmilihan umum yang diwarnai dengan berbagai macam

permainan politik dan kecurangan bukanlah suatu hal yang tabu,melainkan disetiap

pemilu pun terjadi hal yang sama. Namun,karena Jakarta merupakan wilayah yg

potensial tentunya mengundang banyak orang untuk berniat memimpin kota

ini,dikarenakan banyak hal menjanjikan kedepannya.

Namun apakah cara-cara curang dan melakukan permainan politik pantas untuk

seorang pemimpin kota yang besar seperti Jakarta? Tentunya pasti karena Jakarta

merupakan kota potensial dan memberikan jaminan pendapatan tinggi. Hal itulah

mengapa banyak timbul masalah-masalah yang menghantui para pasangan calon dalam

bersaing mendapatkan kursi pemimpin ibu kota.

6.2 Saran

Sukseskan lah pemilihan umum Ibu kota kita ini,karena Ibukota butuh sosok

pemimpin yang benar-benar mampu dan ikhlas untuk membawa kearah perubahan yang

lebih baik. Hindari perilaku curang dalam persaingan pemilihan umum ini. Diharapkan

warga Jakarta waspada dan paham akan trik dan janji-janji yang diucapkan dan

diberikan oleh para pasangan calon,agar Jakarta ridak mendapatkan sosok pemimpin

yang salah.

13

Page 14: makalah kwn politik

DAFTAR PUSTAKA

- www.pilkadadki.com - http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/482904/

- http://www.tempo.co/read/news/2012/03/23/228392061/Awas-Pengusaha-

Bermain- dalam-Pilkada-DKI

- http://www.merdeka.com/jakarta/

- http://forum.kompas.com/megapolitan/34814-pilih-yang-ahli-atau-berani-

seputar-pemilukada-dki-jakarta-2012-a.html

- http://www.bawaslu.go.id/berita/39/tahun/2012/bulan/03/tanggal/30/id/3117/

- http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/

2012/05/11/186102/16/Mengedukasi-Etika-Politik-dan-Pemerintahan-di-Kampus

14