tugas kwn ewi

27
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara mengenai perjalanan demokrasi di indonesia tidak dapat dilepaskan dari pelaksanaan pasang surut demokrasi itu sendiri. Bangsa indonesia pernah menerapkan tiga model demokrasi, yaitu demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin, dan demokrasi pancasila. Setiap fase tentunya memiliki karakteristik yang merupakan ciri khas dari pelaksanaan tiap-tiap tiap fase demokrasi. Menurut Robert Dahl pandanga tentang demokrasi, bahwa warga Negara adalah pribadi yang utuh yang baginya politik adalah aktivitas social yang alami dan tidak terpisah secara tegas dari bidang kehidupan lain. Nilai- nilai tidak terpecah tetapi terpadu karena itu mereka aktif dalam kegiatan politik. Namun dalam prakteknya pula demokrasi Yunani dalam hal kewarganegaraannya merupakan hal yang eksklusif, bukan inklusif. Persyaratan kewargaanegaraan adalah kedua orang tua harus warga Athena asli. Jika orang asing aktif dan memberikan sumbangan besar pada kehidupan ekonomi dan intelektual akan mendapat status tertentu. Demokrasi menurut asal katanya (semantik) yakni “demos” berarti rakyat dan “kratos” berarti kekuasaan atau berkuasa. Jadi demokrasi artinya kekuasaan atau kedaulatan rakyat. Dalam perkembangannya, terdapat dua aliran demokrasi, yaitu demokrasi konstitusional dan

Upload: heather-clemons

Post on 22-Nov-2015

44 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

A. Latar BelakangBerbicara mengenai perjalanan demokrasi di indonesia tidak dapat dilepaskan dari pelaksanaan pasang surut demokrasi itu sendiri. Bangsa indonesia pernah menerapkan tiga model demokrasi, yaitu demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin, dan demokrasi pancasila. Setiap fase tentunya memiliki karakteristik yang merupakan ciri khas dari pelaksanaan tiap-tiap tiap fase demokrasi. Menurut Robert Dahl pandanga tentang demokrasi, bahwa warga Negara adalah pribadi yang utuh yang baginya politik adalah aktivitas social yang alami dan tidak terpisah secara tegas dari bidang kehidupan lain. Nilai-nilai tidak terpecah tetapi terpadu karena itu mereka aktif dalam kegiatan politik. Namun dalam prakteknya pula demokrasi Yunani dalam hal kewarganegaraannya merupakan hal yang eksklusif, bukan inklusif. Persyaratan kewargaanegaraan adalah kedua orang tua harus warga Athena asli. Jika orang asing aktif dan memberikan sumbangan besar pada kehidupan ekonomi dan intelektual akan mendapat status tertentu.Demokrasi menurut asal katanya (semantik) yakni demos berarti rakyat dan kratos berarti kekuasaan atau berkuasa. Jadi demokrasi artinya kekuasaan atau kedaulatan rakyat. Dalam perkembangannya, terdapat dua aliran demokrasi, yaitu demokrasi konstitusional dan demokrasi yang mendasarkan diri pada pada komunisme. Kelompok pertama berkembang di negara-negara eropa dan amerika sedangkan kelompok kedua berkembang di negara-negara berpaham komunis. Perbedaan fundamental antara keduanya ialah bahwa demokrasi konstitusional mencita-citakan pemerintah tyang terbatas kekuasaannya, suatu negara hukum (Rechstaat) yang tunduk pada Rule of Low. Sebaliknya demokrasi yang mendasarkan dirinya atas komunisme mencita-citakan pemerintahan yang tidak dibatasi kekuasaannya (machstaat) dan lebih bersifat totaliter (Miriam Budiarjo, 1996 : 52).Demokrasi yang kita kenal sekarang ini dipelopori oleh organisasi-ohrganisasi modern pada masa pergerakan nasional sebagai wacana penyadaran. Diantara organisasi modern tersebut, misalnya Budi Utomo (BU), Sarekat Islam, dan Perserikatan Nasional Indonesia.Bangsa indonesia mengenal BU sebagai organiosasi modern pertama yang didirikan di Jakarta tanggal 20 Mei 1908. Anggota BU terdiri dari kaum priyayi ningrat atau aristokrasi dan kaum intelektual. Kelompok pertama bersifat konservatif, sedamgkan kelompok kedua bersifat progresif. Dari sini tampak bahwa BU masih bersifat elitis. Didalm organisasi BU anggotanya belajar berdemokrasi dengan mengenalkan dan menyalurkan ide, gagasan dan harapan adanya intregasi nasional. Organisasio BU dijadikan wahana pendidikan politik bagi kaum priyayi dan kaum intelektual antara lain memupuk kesadaran politik, berpatisipasi dalam aksi kolektif dan menghayati identitas diri mereka. (Sartono Kartodirdjo, 1992 : 105).Menjelang surutnya BU, muncul organisasi modern yang berwatak lebih egaliter, yaitu Sarekat Islam (SI). Organisasi yang didirikan tahun 1911 di Solo. Pada awalnya SI merupakan gerakan reaktif terhadap situasi kolonial, namun dalam perkembangannya organisasi ini melangkah ke arah rekontruksi kehidupan bangsa dan akhirnya beralih ke perjuangan politik guna menentukan nasib bangsanya sendiri.Gerakan nasionalis indonesia dengan cepat meningkat dalam tahun 1927 dengan didirikannya Perserikatan Nasional Indonesia (PNI). Para pemimpin PNI terdiri dari kaum muda yang memperoleh pendidikan di negeri belanda pada permulaan tahun 1920-an. Sewaktu di negeri belanda mereka menggabungkan diri dengan organisasi mahasiswa, yaitu perhimpunan indonesia (PI). Organisasi pemuda pada saat itu sangat terpengaruh oleh PNI. Salah satu peristiwa penting dalam gerakan nasional adalh konggres pemuda indonesia ke-II yang melahirkan sumpah pemuda. Dalam forum ini kaum muda yang berasal dari berbagi daerah menghilangkan semangat kedaerahan mereka dan menggantikan dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa serta bekerja sama untuk menciptakan suatu negara indionesia yang merdeka.

B. Ruang lingkup Masalah

Didalam kajian makalah ini tentunya penulis menyajikan masalah seputar Kewarganegaraan diantaranya :1. Demokrasi di Indonesia2. Perkembangan demokrasi di Indonesia

C. Tujuan

1. Tujuan umumMahasiswa mampu mengetahui tentang kewirausahaan2. Tujuan khususa) Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana Demokrasi di Indonesiab) Mahasiswa dapat mengetahui Perkembangan demokrasi di Indonesia

D. Metoda PenulisanPenulisan makalah ini dengan menggunakan metode studi kepustakaan yaitu dengan cara mencari dan membaca literatur yang ada di perpustakaan, jurnal, media internet

E. Sistematika PenulisanMakalah ini disusun secara teoritis dan sistematis yang tediri dari 3 bab yaitu : Bab I adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, ruang lingkup penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II adalah pembahasan dan Bab III adalah penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB IIPEMBAHASAN

A. HAKIKAT DEMOKRASI

1. Pengertian Etimologis DemokrasiDari sudut bahasa (etimologis), demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos berarti rakyat dan cratos berarti pemerintahan / kekuasaan. Jadi, secara bahasa, berarti pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat.Disebabkan ada perkembangan zaman dan juga jumalh penduduk yang terus bertambah maka keadaan seperti yang dicontohkan dalam demokrasi secara langsung diterapkan seperti di atas mulai dilaksanakan, dengan alasan sebagai berikut :a. Tidak ada tempat yang menampung seluruh warga yang jumlahnya cukup banyak.b. Untuk melaksanakan musyawarah dengan baik dengan jumlah banyak sulit dilakukan.c. Hasil persetujuan secara bulat mufakat sulit tercapai, karena sulitnya memungut suara di peserta yang hadir.d. Masalah yang dihadapi negara semakin komleks dan rumit sehingga membutuhkan orang-orang yang secara khusus berkecimpung dalam penyelesaian masalah tersebut.Demokrasi terbagi atas dua macam, yaitu :a. Demokrasi langsung, demokrasi yang mengikut sertakan warganya dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijakan umum dan undang-undang. b. Demokrasi tidak langsung, demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem perwakilan, dan biasanya dilaksanakan melalui pemilihan umum.

2. Pengertian Terminologis DemokrasiBerikut ini beberapa pengertian tentang demokrasi, yaitu :a. Harris Soche, demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat karena itu kekuasaan pemerintahan itu melekat pada diri rakyat, diri orang banyak dan merupakan hak bagi rakyat atau orang banyak untuk mengatur, mempertahankan, dan melindungi dirinya dari paksaan dan pemerkosaan orang lain atau badan yang diserahi untuk memerintah.b. Hendri B. Mayo, sistem politik demokratis adalah sistem yang menunjukkan bahwa kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.c. International Commission for Jurist, demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik diselenggarkan oleh warga negara melalui wakil-wakil yang dipilih oleh mereka dan bertenggung jawab kepada mereka melalui suatu proses pemilihan yang bebas.d. C. F. Strong, suatu sistem pemerintahan dalam mana mayoritas anggota dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang menjamin bahwa pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakan kepada mayoritas itu.e. Samuel Huntington, sistem politik sebagai demokratis sejauh para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam sistem itu dipilih melalui pemilu yang adil, jujur, dan berkala dan di dalam sistem itu para calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan hampir semua penduduk dewasa berhak memberikan suara.Pemerintahan oleh rakyat bererti pemerintahan negara itu dijalankan oleh rakyat.Selain itu, pemerintahan oleh rakyat berarti pemerintahan negara itu diawasi oleh rakyat.Karena itu dalam demokrasi pemerintah harus berusaha sebaik mungkin agar kebijakan yang dikeluarkan adalah berasal dari aspirasi rakyat dan untuk kepentingan rakyat.Secara substantif, prinsip utama demokrasi adalah :a. Kebebasan dan persamaan, yaitu sebagai fondasi demokrasi. Kebebasan sebagi sarana untuk tujuan kemajuan dan mendapatkan hasil maksimal dari usaha tanpa adanya pembatas. Persamaan merupakan sarana penting untuk kemajuan setiap orang. Demokrasi berasumsi bahwa setiap orang itu sama derajat dan hak-haknya. b. Kedaulatan rakyat, disebut juga pengawasan rakyat. Pengawasan yang dilakukan karena demokrasi tidak mempercayai kebaikan penguasa.

3. Demokrasi Sebagai Bentuk PemerintahanDemokrasi adalah salah satu bentuk pemerintahan. Menurut Plato, pembagian bentuk pemerintahan adalah :a. Monarki, pemerintah dipegang tinggi oleh seseorang sebagai pemimpin.b. Tirani, untuk menjalankan kepentingan pribadi.c. Aristokrasi, dipegang oleh kelompok untuk kepentingan rakyat.d. Oligarki, dipegang oleh kelompok dijalankan untuk kepentingan kelompok itu sendiri.e. Demokrasi, dipegang oleh rakyat, dijalankan untuk kepentingan rakyat.f. Mobokrasi, dipegang oleh rakyat dijalankan untuk kepntingan rakyat banyak tetapi itu tidak berhasil dilakukan.

Bentuk pemerintah monarki, aristokrasi, dan demokrasi dikatakan bentuk pemerintahan yang baik, sedangkan bentuk tirani, oligarki, dan mobokrasi adalah bentuk yang buruk dari pemerintahan.Bentuk pemerintahan yang dianut dan diterima adalah bentuk pemerintahan menurut Nicollo Machiavelli,yaitu :a. Monarki, adalah bentuk pemerintahan yang bersifat kerajaan. Pemimpin negara bergelar raja, sultan, kaisar, dan ratu.b. Republik adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seseorang presiden atau perdana menteri.

4. Demokrasi Sebagai Sistem PolitikBeberapa ahli menyatak bahwa demokrasi sebagai sistem politik, yaitu :a. Hendri B. Mayo, demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oelh rakyat dalam pemilihan yang berkala yang didasarkan atas perinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.b. Samuel Huntington, menyatakan bahwa sistem politik sebagai demokratis sejauh para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam sistem itu dipilih melalui pemilu yang adil, jujur, dan berkala dan didalam sistem itu para calaon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan hampir semua penduduk dewasa berhak memberikan suara.Sistem politik dewasa ini dibedakan menjadi dua (Huntington, 2001), yaitu : sistem politik demokrasi dan sistem politik non demokrasi. Termasuk sisitem politik non demokrasi adalah sistem politik otoriter, totaliter, sistem doktator, rezim militer, rezim satu partai, monarki absolut dan sistem komunis.Sistem politik atau (pemerintahan) demokrasi adalah sistem pemerintahan dalam suatu negara dalam menjalankan prinsip-prinsip demokrasi.Sistem politik kediktatoran adalah sistem pemerintahan dalam suatu negara yang menjalankan prinsip-prinsip kediktatoran / otoritarian.Sukarma dalam buku Demokrasi Vs Kediktatoran (1981), mengemukakan adanya beberapa prinsip dari demokrasi dan prinsip-prinsip dari otoritarian atau kediktatoran. Adapun prinsip-prinsip dari sistem politik demokrasi sebagai berikut :a. Pembagian kekuasaan ; kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif berada pada badan yang berbeda.b. Pemerintahan konstitusionalc. Pemerintahan berdasarkan hukum (rule of low)d. Pemerintahan mayoritase. Pemerintahan dengan diskusif. Pemilihan umu yang bebasg. Dsb.Kebalikan dari prinsip demokrasi adalah prinsip kediktatoran yang berlaku pada sistem politik otoriter / totaliter. Prinsip-prinsip ini bisa disebut sebagai prinsip nondemokrasi, yaitu sebagai berikut :a. Pemusatan kekuasaan, yaitu kekuasaan legislatif, eksekutif, yudikatif menjadi satu.b. Pemerintahan tidak berdasarkan konstitusi yang sifatnya konstitusional, tetapi pemerintahan dijalankan berdasarkan kekuasaan.c. Rule of Power atau prinsip negara kekuasaan yang ditandai dengan supermasi kekuasaan dan ketidak samaan didepan hukum.d. Pembentukan pemerintahan tidak berdasarkan musyawarah, tetapi melalui dekrit.e. Pemilihan umum yang tidak demokratis.f. Terdapat satu pertai politik.g. Majemen kepemimpinan yang tertutup dan tidak bertanggungjawab.h. Menekan dan tidak mengakui hak-hak minoritas warga negara.i. Tidak adanya kebebasan berpendapat, berbicara, dan kebebasan pers.j. Dsb

5. Demokrasi Sebagai Sikap HidupDemokrasi membutuhkan usaha yang nyata dari setiap warganya, sehingga mendukung pemerintahan / sistem politik demokrasi. Prilaku yang senantiasa bersandar pada nilai-nilai demokrasi akan membentuk budaya atau kultur demokrasi. Pemerintah demokratis membutuhkan kultur demokrasi untuk membuatnya performed (eksis dan tegak). Prilaku demokrasi ada dalam manusia itu sendiri, baik selaku warga negara maupun pejabat negara.

B. DEMOKRATISASI

Demokratisasi adalah penerapan kaidah / prinsip demokrasi pada setiap kegiatan politik negara.Tujuannya adalah terbentuknya kehidupan politik menuju pada sistem pemerintahan yang lebih demokratis. Demokratisasi melalui beberapa tahapan :a. Pergantian dari penguasaan nondemokrasi ke penguasa demokrasi.b. Pembentukan lembaga-lembaga dan tertib demokrasi.c. Konsolidasi demokrasi.d. Praktik demokrasi sebagai buadaya politik bernegara.Samuel huntington 2001, menyatakan bahwa proses demokrasi melalui tiga (3) tahapan yaitu : rezim nondemokratis, pengukuhan rezim demokratis, dan pengkosolidasian sistem yang demokratis.

1. Nilai (Kultur) DemokrasiMenurut Hendri B. Mayo dalam Miriam Budiardjo (1990) menyebutkan adanya delapan nilai demokrasi, adalah :a. Menyelesaikan pertikaian secara damai dan sukarela,b. Menjamin terjadinya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang selalu berubah-ubah,c. Pergantian penguasa dengan teratur,d. Penggunaan paksaan sedikit mungkin,e. Pengakuan dan penghormatan terhadap nilai keanekaragaman,f. Menegakkan keadilan,g. Memajukan ilmu pengetahuan,h. Pengakuan dan penghormatan terhadap kebebasan.Menurut Zamroni (2001) menyebutkan adanya kultur / nilai demokrasi antara lain :1) Toleransi,2) Kebebasan mengemukakan pendapat,3) Menghormati perbedaan pendapat,4) Memahami keanekaragaman dalam bermasyarakat,5) Terbuka dan komunikasi,6) Menjunjung nilai martabat kemanusiaan,7) Percaya diri,8) Tidak menggantung pada orang lain,9) Saling menghargai,10) Mampu menenangkan diri,11) Kebersamaan,12) Kesimbangan.Nilai-nilai tersebut antara lain : kebebasan (berpendapat, berkelompok, berpatisipasi), menghormati orang / kelompok lain, kesetaraan, kerja sama, persaingan, dan kepercayaan.

Rusli Karim (1991) menyebutkan perlunya kepribadian yang demokratis meliputi : inisiatif, disposisi resiprositas, toleransi, kecintaan terhadap keterbukaan, komitmen dan tanggung jawab dan kerja sama.

Beberapa pendapat mengenai demokrasi, yaitu :a. John Devey dalam Zamzori, demokrasi adalah sebagai pendangan hidup yang dicerminkan dari perlunya partisipasi dari warga negara dalam membentuk nilai-nilai untuk mengatur kehidupan.b. Padmo Wahyono dalam Alfian dan Oetojo Usman (1990), demokrasi adalah pola kehidupan berkelompok yang sesuai dengan keinginan dan pandanan hidup orang-orang yang berkelompok tersebut.c. Tim ICCE UIN Jakarta (2003), demokrasi sebagai way of life (pandangan hidup) dalam kehidupan bernegara, baik oleh rakyat (masyarakat) maupun pemerintaha.

2. Lembaga (Struktur) DemokrasiMenurut Milliam Budiardjo (1997), lembaga-lembaga yang diselenggarakan antara lain :a. Pemerintah yang bertanggung jawab.b. Dewan perwakilan rakyat yang mewakili golongan dan kepentingan dalam masyrakat yang dipilih melalui pemilhan umum yang bebas dan rahasia.c. Suatu organisasi pilitk yang mencakup lebih dari satu partai.d. Pers dan media massa bebas untuk menyatakan pendapat.e. Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak asasi menusia dan mempertahankan keadilan.

Dengan demikian untuk berhasilnya demokrasi dalam suatu negara, terdapat dua hal penting : Tumbuh dan berkembangnya nilai-nilai demokrasi yang menjadi sikap dan pola hidup masyarakat dan penyelenggara negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Terbentuk dan berjalannya lembaga-lembaga demokrasi dalam sistem politik dan pemerintah.Jadi, negara yang demokrasi adalah negara yang memiliki kriteria sebagai berikut : Pemerintahan demokrasi yang berwujud pada adanya institusi (struktur) demokrasi. Masyarakat demokratis yang berwujud pada adanya budaya (kultur) demokrasi.

3. Ciri-ciri DemokratisasiCiri-ciri demokratisasi adalah sebagai berikut :a. Berlangsung secara evolusioner.Demokrasi berlangsung dalam waktu yang lama, mengembangan nilai demokrasi dan membentuk lembaga-lembaga yang tidak dapat dilakukan secara cepat.b. Proses perubahan secara persuasif dan koersif.Demokratisasi dilakukan bukan dengan paksaan, kekrasan dan tekanan. Proses menujunya dengan melibatkan musyawarah setiap negara.c. Proses yang tidak pernah selesai.Dalam proses ini terjadi proses yang terus-menerus, demokrasi ialah suatu yang ideal yang tidak dapat tercapai.

C. DEMOKRASI DI INDONESIA

1. Demokrasi DesaDemokrasi desa memilik 5 unsur / anasir, yaitu :a. Rapat,b. Mufakat,c. Gotong-royong,d. Hak mengadakan protes bersama,e. Hak menyingkir dari kekuasaan raja absolut.

Demokrasi desa tidak bisa dijadikan demokrasi untuk negara indonesia modern. Namun kelima unsur tersebut dapat dikembangkan dalam demokrasi Indonesia.Demokrasi Indonesia yang modern menurut Moh. Hatta yaitu :a. Demokrasi di bidang politik.b. Demokrasi di bidang ekonomi.c. Demokrasi di bidang social..

2. Demokrasi PancasilaDemokrasi yang berkembang di Indonesia adalah demokrasi Pancasila. Pancasila adalah ideologi nasional,yaitu seperangkat nilai yang dianggap baik, sesuai, adil, dan menguntungkan bangsa. Fungsi Pancasila sebagai berikut :a. Cita-cita masyarakat yang selanjutanya menjadi pedoman dalam membuat dan menilai keputusan politik.b. Alat pemersatu masyarakat yang mempu menjadi sumber nilai bagi proses penyelesaian konflik yang terjadi.

Nilai-nilai demokrasi yang terjabar dalam Pnacasila, yaitu :a. Kedaulatan rakyatb. Republikc. Negara berdasarkan atas hukumd. Pemerintahan yang konstitusionale. Sistem perwakilan f. Prinsip musyawarahg. Prinsip ketuhanan

B. PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIAPerkembangan demokrasi PraOrde BaruSemenjak dikeluarkannya maklumat wakil presiden No. X 3 november 1945, yang menganjurkan pembentukan partai-partai politik, perkembangan demokrasi dalam masa revolusi dan demokrasi pearlementer dicirikan oleh distribusi kekuasaan yang khas. Presiden Soekarno ditempatkan sebagai pemilik kekuasaan simbolik dan ceremonial, sementara kekuasaan pemerintah yang riil dimiliki oleh Perdana Menteri, Kabinet dan, Parlemen. Partai politik memainkan peranan sentral dalam kehidupan politik dan proses pemerintahan. Kompetisi antar kekuatan dan kepentingan politik mengalami masa keleluasaan yang terbesar sepanjang sejarah Indonesia merdeka. Pergulatan politik ditandai oleh tarik menarik antara partai di dalam lingkaran kekuasaan dengan kekuatan politik di luar lingkungan kekuasaan, pihak kedua mncoba menarik pihak pertama ke luar dari lingkungan kekuasaan.Kegiatan partisipasi politik di masa ini berjalan dengan hingar bingar, terutama melalui saluran partai politik yang mengakomodasikan ideologi dan nilai primordialisme yang tumbuh di tengah masyarakat, namun hanya melibatkan segelintir elit politik. Dalam masa ini yang dikecewakan dari Soekarno adalah masalah presiden yang hanya sebagai simbolik semata begitu juga peran militer.Akhirnya massa ini mengalami kehancuran setelah mengalami perpecahan antar elit dan antar partai politik di satu sisi, serta di sisi lain akibat adanya sikap Soekarno dan militer mengenai demokrasi yang dijalankan. Perpecahan antar elit politik ini diperparah dengan konflik tersembunyi antar kekuatan parpol dengan Soekarno dan militer, serta adanya ketidakmampuan setiap kabinet dalam merealisasikan programnya dan mengatasi potensi perpecahan regional ini mengindikasikan krisis integral dan stabilitas yang parah. Keadaan ini dimanfaatkan oleh Soekarno untuk merealisasikan nasionalis ekonomi, dan diberlakukanya UU Darurat pada tahun 1957, maka sebuah masa demokrasi terpimpin kini telah mulai. demokrasi terpimpin ini secara dini dimulai dengan terbentuknya Zaken Kabinet pimpinan Ir. Juanda pada 9 April 1957, dan menjadi tegas setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Kekuasaan menjadi tersentral di tangan presiden, dan secra signifikan diimbangi dengan peran PKI dan Angkatan Darat. Kekuatan-kekuatan Suprastruktur dan infrastruktur politik dikendalikan secara hampir penuh oleh presiden. Dengan ambisi yang besar PKI mulai menmperluas kekuatannya sehingga terjadi kudeta oleh PKI yang akhirnya gagal di penghujung September 1965, kemudian mulailah pada massa orde baru.Dari uraian diatas dapat di simpulkan, antara lain:1. Stabilitas pemerintah dalam 20 tahun bereda dalam kedaan memprihatinkan. Mengalami 25 pergantian kabinet, 20 kali pergantian kekuasaan eksekutif dengan rata-rata satu kali pergantian setiap tahun.2. Stabilitas politik sevara umum memprihatinkan. Ditandai dengan kuantitas konflik politik yang amat tinggi. Konflik yang bersifat ideologis dan primordial dalam masa 20 tahun pasca merdeka.3. Krisis ekonomi. Dalam masa demokrasi parlementer krisis dikarenakan karena kabinet tidak sempat untuk merealisasika program ekonomi karena pergantian kekuasaan yang sering terjadi. Masa demokrasi terpimpin mengalami krisis ekonomi karena kegandrungannya terhadap revolusi serta urusan internasional sehingga kurangnya perhatian disektor ekonomi.4. Perangkat kelembagaan yang memprihatinkan. Ketidaksiapan aparatur pemerintah dalam proses politik menjaadikan birokrasi tidak terurus.1. Perkembangan Demokrasi Masa Revolusi Kemerdekaan.Implementasi demokrasi pada masa pemerintahan revolusi kemerdekaan baru terbatas pada interaksi politik diparlemen dan berfungsinya pers yang mendukung revolusi kemerdekaan. Meskipun tidak banyak catatan sejarah yang menyangkut perkembangan demokrasi pada periode ini, akan tetapi pada periode tersebut telah diletakkan hal-hal mendasar. Pertama, pemberian hak-hak politik secara menyeluruh. Kedua, presiden yang secara konstitusional ada kemungkinan untuk menjadi dictator. Ketiga, dengan maklumat Wakil Presiden, maka dimungkinkan terbentuknya sejumlah partai politik yang kemudian menjadi peletak dasar bagi system kepartaian di Indonesia untuk masa-masa selanjutnya dalam sejarah kehidupan politik kita.2. Perkembangan demokrasi parlementer (1945-1959)Periode kedua pemerintahan negara Indonesia adalah tahun 1950 sampai 1959, dengan menggunakan UUD Sementara (UUDS) sebagai landasan konstitusionalnya. Pada masa ini adalah masa kejayaan demokrasi di Indonesia, karena hampir semua elemen demokrasi dapat ditemukan dalam perwujudan kehidupan politik di Indonesia. Lembaga perwakilan rakyat atau parlemen memainkan peranan yang sangat tinggi dalam proses politik yang berjalan. Perwujudan kekuasaan parlemen ini diperlihatkan dengan adanya sejumlah mosi tidak percaya kepad pihak pemerintah yang mengakibatkan kabinet harus meletakkan jabatannya. Sejumlah kasus jatuhnya kabinet dalam periode ini merupakan contoh konkret dari tingginya akuntabilitas pemegang jabatan dan politisi. Ada hampir 40 partai yang terbentuk dengan tingkat otonomi yang tinggi dalam proses rekruitmen baik pengurus, atau pimpinan partainya maupun para pendukungnya.Demokrasi parlementer gagal karena (1) dominannya politik aliran, sehingga membawa konsekuensi terhadap pengelolaan konflik; (2) basis sosial ekonomi yang masih sangat lemah;(3) persamaan kepentingan antara presiden Soekarno dengan kalangan Angkatan Darat, yang sama-sama tidak senang dengan proses politik yang berjalan.3. Perkembangan Demokrasi Terpimpin (1959-1965)Sejak berakhirnya pemillihan umum 1955, presiden Soekarno sudah menunjukkan gejala ketidaksenangannya kepada partai-partai politik. Hal itu terjadi karena partai politik sangat orientasi pada kepentingan ideologinya sendiri dan dan kurang memperhatikan kepentingan politik nasional secara menyeluruh.disamping itu Soekarno melontarkan gagasan bahwa demokrasi parlementer tidak sesuai dengan kepribadian bangsa indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan dan gotong royong.Politik pada masa ini diwarnai oleh tolak ukur yang sangat kuat antara ketiga kekuatan politik yang utama pada waktu itu, yaitu: presiden Soekarno, Partai Komunis Indonesia, dan Angkatan Darat. Karakteristik yang utama dari demokrasi terpimpin adalah: menggabungkan sistem kepartaian, dengan terbentuknya DPR-GR peranan lembaga legislatif dalam sistem politik nasionall menjadi sedemikian lemah, Basic Human Right menjadi sangat lemah, masa demokrasi terpimpin adalah masa puncak dari semnagt anti kebebasan pers, sentralisasi kekuasaan semakin dominan dalam proses hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.Pandangan A. Syafii Maarif, demokrasi terpimpin sebenarnya ingin menempatkan Soekarno seagai Ayah dalam famili besar yang bernama Indonesia dengan kekuasaan terpusat berada di tangannya. Dengan demikian, kekeliruan yang besar dalam Demokrasi Terpimpin Soekarno adalah adanya pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi yaitu absolutisme dan terpusatnya kekuasaan hanya pada diri pemimpin. Selain itu, tidak ada ruang kontrol sosial dan check and balance dari legislatif terhadap eksekutif. (Sunarso, dkk. 2008:132-136)Perkembangan Demokrasi dalam Pemerintahan Orde BaruWajah demokrasi mengalami pasang surut sejalan dengan perkembangan tingkat ekonomi, poltik dan, ideologi sesaat atau temporer. Tahun-tahun awal pemerintahan Orde Baru ditandai oleh adanya kebebasan politik yang besar. Presiden Soeharto yang menggantikan Ir. Soekarno sebagai Presiden ke-2 RI dan menerapkan model Demokrasi yang berbeda lagi, yaitu dinamakan Demokrasi Pancasila (Orba), untuk menegaskan klaim bahwasanya model demokrasi inilah yang sesungguhnya sesuai dengan ideologi negara Pancasila. Dalam masa yang tidak lebih dari tiga tahun ini, kekuasaan seolah-olah akan didistribusikan kepada kekuatan masyarakatan. Oleh karena itu pada kalangan elit perkotaan dan organisasi sosial politik yang siap menyambut pemilu 1971, tumbuh gairah besar untuk berpartisipasi mendukung program-program pembaruan pemerintahan baru.Perkembangan yang terlihat adalah semakin lebarnya kesenjangan antara kekuasaan negara dengan masyarakat. Negara Orde Baru mewujudkan dirinya sebagai kekuatan yang kuat dan relatif otonom, dan sementara masyarakat semakin teralienasi dari lingkungan kekuasaan danproses formulasi kebijakan. Kedaan ini adalah dampak dari (1) kemenangan mutlak dari kemenangan Golkar dalam pemilu yang memberi legitimasi politik yangkuat kepada negara; (2) dijalankannya regulasi-regulasi politik semacam birokratisasai, depolitisasai, dan institusionalisasi; (3) dipakai pendekatan keamanan; (4) intervensi negara terhadap perekonomian dan pasar yang memberikan keleluasaan kepda negara untuk mengakumulasikan modal dan kekuatan ekonomi; (5) tersedianya sumber biaya pembangunan, baik dari eksploitasi minyak bumi dan gas serta dari komoditas nonmigas dan pajak domestik, mauppun yang berasal dari bantuan luar negeri, dan akhirnya (6) sukses negara orde baru dalam menjalankan kebijakan pemenuhan kebutuhan pokok rakya sehingga menyumbat gejolak masyarakat yang potensinya muncul karena sebab struktural.Pemberontakan G-30-S/PKI merupaka titik kulminasi dari pertarungan atau tarik tambang politik antara Soekarno, Angkatan Darat, dan Partai Komunisme Indonesia. Ciri-ciri demokrasi pada periode Orde Lama antara lain presiden sangat mendominasi pemerintahan, terbatasnya peran partai politik, berkembangnya pengaruh komunis, dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial politik. Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde Baru ditandai oleh; dominannya peranan ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, pembatasan peran dan fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam persoalan partai politik dan publik, masa mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan inkorporasi lembaga nonpemerintah. Beberapa karakteristik pada masa orde baru antara lain: Pertama, rotasi kekuasaan eksekutif boleh dikatakan hamper ridak pernah terjadi. Kedua, rekruitmen politik bersifat tertutup. Ketiga, PemilihanUmum. Keempat, pelaksanaan hak dasar waega Negara. (Rukiyati, dkk. 2008:114-117)Perkembangan Demokrasi Pada Masa Reformasi (1998 Sampai Dengan Sekarang).Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden Soeharto, maka NKRI memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan negara yang berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya UUD 1945 (bagian Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.Amandemen UUD 1945, terutama yang berkaitan dengan kelembagaan negara, khususnya laginya perubahan terhadap aspek pembagian kekuasaan dan aspek sifat hubungan antar lembaga-lembaga negaranya, dengan sendirinya mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap model demokrasi yang dilaksana-kan dibandingkan dengan model Demokrasi Pancasila di era Orde Baru. Dalam masa pemerintahan Habibie inilah muncul beberapa indicator kedemokrasian di Indonesia. Pertama, diberikannya ruang kebebasan pers sebagai ruang publik untuk berpartisipasi dalam kebangsaan dan kenegaraan. Kedua, diberlakunya system multi partai dalam pemilu tahun 1999.Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokresi Pancasila, tentu saja dengan karakteristik tang berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi perlementer tahun 1950-1959. Pertama, Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya. Kedua, ritasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampi pada tingkat desa. Ketiga, pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka. Keempat, sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat

BAB IIIPENUTUP

A. kesimpulanPada intinya demokrasi adalah persamaan hak dan kedudukan dari setiap warga negara di dalam sebuah negara yang demokratis. Demokrasi harus ditegakkan dalam berbagai bidang, yakni demokrasi politik, demokrasi ekonomi, demokrasi hukum dan demokrasi pjendidikan. Sedang inti demokrasi itu sendiri adalah keadilan. Demokrasi yang sesungguhnya adalah demokrasi tanpa embel-embel dibelakangnya, karena tiga macam denokrasi yang diterapkan di indonesia ternyata gagal. Dengan demikian, demokrasi dalam arti universal dan komprehensif dapat diciptakan melalui tegaknya keadilan politik, keadilan ekonomi, keadilan sosial dan keadilan hukum.

B. SARANDisarankan mahasiswa yang mempelajari tentang ilmu kewirausahaan mampu memiliki sifat-sifat seperti yang dikemukakan di atas, agar menjadi seorang wirausawan yang handal di bidang usaha, seperti yang diharapkan dan dalam berusaha hendaklah mempunyai tujuan yang jelas serta ikhlas dalam melakukan usahanya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulgani, Rasulan, 1998, Pancasila dan Reformasi, Makalah Seminar Nasional KAGAMA, Juli 1998 di Yogyakarta. http://underground-paper.blogspot.com/2013/05/makalah-birokrasi-pada-era-reformasi.htmlhttp://candra.blog.fisip.uns.ac.id/2010/10/18/sejarah-perkembangan-demokrasi-di-indonesia