kuliah dr kurnia+foto

123
PEDIATRIC OPHTHALMOLOGY Mempelajari penyakit-penyakit mata pada anak (usia < 18 tahun). Diagnosis biasanya sulit karena tidak kooperatif pada saat diperiksa. Terapinya pada penyakit tertentu kurang memuaskan.

Upload: sheilla-elfira

Post on 30-Nov-2015

120 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

mata

TRANSCRIPT

Page 1: KULIAH Dr Kurnia+Foto

PEDIATRIC OPHTHALMOLOGY

Mempelajari penyakit-penyakit mata pada anak (usia < 18 tahun).

Diagnosis biasanya sulit karena tidak kooperatif pada saat diperiksa.

Terapinya pada penyakit tertentu kurang memuaskan.

Page 2: KULIAH Dr Kurnia+Foto

OFTALMOLOGI PEDIATRI

Pada anak 0-6 tahun visus sangat tergantung pada :

- perkembangan uvea dan fovea sentralis

- lintasan saraf

Gangguan penglihatan pada anak harus dikoreksi sebelum usia 6 tahun. Jika tidak dikoreksi, akan timbul gangguan memetap.

Page 3: KULIAH Dr Kurnia+Foto

PEMERIKSAAN VISUS

Kelainan refraksi dapat dicurigai berdasarkan :

- kebiasaan cara menonton TV

- posisi duduk saat belajar di kelas

- membaca/menggambar terlalu dekat

Pemeriksaan refraksi secara pasti menggunakan streak retinoscopy.

Page 4: KULIAH Dr Kurnia+Foto

PEMERIKSAAN VISUS

Bila bayi atau anak strabismus akan sulit diperiksa. Sebaiknya dilakukan anestesi umum sehingga pemeriksaan fundus, retinoskopi serta tonometri dapat dilakukan.

Page 5: KULIAH Dr Kurnia+Foto

PEMERIKSAAN VISUS

Metode kuantitatif untuk menguji ketajaman visual mencakup :– - pengukuran ketajaman deteksi : mendeteksi

adanya stimulus terhadap latar belakang standar (uji Bock Candy Bead)

– - ketajaman resolusi : mengukur kemampuan membedakan pola stimulus kisi hitam-putih secara tipikal

– - ketajaman pengenalan

Page 6: KULIAH Dr Kurnia+Foto

CARA PEMERIKSAANCARA PEMERIKSAAN

Bayi baru lahir :Bayi baru lahir :

membedakan gelap dan terangmembedakan gelap dan terang

diperiksa dengan lampu senter, bila diperiksa dengan lampu senter, bila refleks pupil (+) dan mata bayi refleks pupil (+) dan mata bayi

memejam → bayi dapat melihatmemejam → bayi dapat melihat

Page 7: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Bayi 2-3 mingguBayi 2-3 minggu

Menggerakkan mata pada obyek yang Menggerakkan mata pada obyek yang dilihatnya.dilihatnya.

Diperiksa dengan gerakan, bila mata bayi Diperiksa dengan gerakan, bila mata bayi tampak mengikuti arah gerakan tampak mengikuti arah gerakan → bayi → bayi dapat melihat.dapat melihat.

Bayi 4-5 mingguBayi 4-5 minggu

Melihat dengan perhatian pada benda-Melihat dengan perhatian pada benda-benda besar di sekitarnyabenda besar di sekitarnya

Page 8: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Bayi 3 bulan :Bayi 3 bulan :

Melihat dengan 2 mata secara Melihat dengan 2 mata secara bersamaan. Diperiksa dengan bersamaan. Diperiksa dengan menggunakan mainan berwarna mencolok menggunakan mainan berwarna mencolok dan bersuara nyaring. dan bersuara nyaring.

Bayi 6 bulan :Bayi 6 bulan :

Diperiksa dengan drum bergaris hitam-Diperiksa dengan drum bergaris hitam-putih dengan lebar bervariasi, drum putih dengan lebar bervariasi, drum diputar akan terjadi diputar akan terjadi jerk nystagmusjerk nystagmus

Page 9: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Bila bayi sulit diperiksa, pemeriksaan Bila bayi sulit diperiksa, pemeriksaan dengan cara :dengan cara :

Salah satu mata ditutupSalah satu mata ditutup

bila bayi tenang bila bayi tenang → visus mata yang → visus mata yang dibuka baikdibuka baik

bila bayi rewel → visus mata yang dibuka bila bayi rewel → visus mata yang dibuka jelekjelek

Page 10: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Anak umur 2,5- 3 tahunAnak umur 2,5- 3 tahun

Anak memegang huruf T,H,V lalu anak Anak memegang huruf T,H,V lalu anak membandingkan dengan huruf yang membandingkan dengan huruf yang ditunjukditunjuk

Menggunakan Lea chartMenggunakan Lea chart

Anak 3-4 tahunAnak 3-4 tahun

Diperiksa dengan E chart (optotip Snellen)Diperiksa dengan E chart (optotip Snellen)

Page 11: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Anak usia 5 tahun :Anak usia 5 tahun :

Diperiksa dangan Optotip Snellen dengan Diperiksa dangan Optotip Snellen dengan gambar, angka atau huruf.gambar, angka atau huruf.

Page 12: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Visus bayi dan anak

4 bulan : ½ /60

6 bulan : 1/60

9 bulan : 1.5/60

3 tahun : 6/9

5 tahun : 6/6

Page 13: KULIAH Dr Kurnia+Foto

PENGLIHATAN BURUK PADA BAYI & PENGLIHATAN BURUK PADA BAYI & ANAK TANPA KELAINAN MEDIA ANAK TANPA KELAINAN MEDIA

REFRAKSIREFRAKSI

Diagnosis banding terdiri dari :Diagnosis banding terdiri dari :

1.1. Leber’s Kongenital AmaurosisLeber’s Kongenital Amaurosis

□ □ visus sangat buruk sampai kebutaanvisus sangat buruk sampai kebutaan

□ □ autosom resesifautosom resesif

□ □ degenerasi dan distrofi dari degenerasi dan distrofi dari neurosensori retina RPE dan koroidneurosensori retina RPE dan koroid

□ □ gambaran fundus bervariasi normal--RPgambaran fundus bervariasi normal--RP

Page 14: KULIAH Dr Kurnia+Foto
Page 15: KULIAH Dr Kurnia+Foto

2. Achromoatopsia (rod monochromatism)2. Achromoatopsia (rod monochromatism)

Kelainan buta warna akibat tidak ada atau Kelainan buta warna akibat tidak ada atau abnormalitas sel kerucut.abnormalitas sel kerucut.

Diturunkan secara autosomal resesif.Diturunkan secara autosomal resesif.

Tidak progresif, tanpa disertai kelainan Tidak progresif, tanpa disertai kelainan neurologis lainneurologis lain

Page 16: KULIAH Dr Kurnia+Foto
Page 17: KULIAH Dr Kurnia+Foto

3.Koloboma Koroid Retina3.Koloboma Koroid Retina

Kelainan kongenital unilateral / bilateralKelainan kongenital unilateral / bilateral

Kegagalan penutupan fetal fissureKegagalan penutupan fetal fissure

Diturunkan secara autosomal dominan Diturunkan secara autosomal dominan

4. Korioretinitis paska infeksi intrauterin 4. Korioretinitis paska infeksi intrauterin (TORCHS infection)(TORCHS infection)

Page 18: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Koloboma Koroid RetinaKoloboma Koroid Retina

Page 19: KULIAH Dr Kurnia+Foto

5. Hypoplasi N.5. Hypoplasi N. OptikusOptikus

Kelainan kongenital unilateral/ bilateralKelainan kongenital unilateral/ bilateral

Tanpa predileksi sexTanpa predileksi sex

Papil N II yang berukuran lebih kecil dari Papil N II yang berukuran lebih kecil dari normal, berwarna pucat dan dikelilingi normal, berwarna pucat dan dikelilingi cincin berwarna putih kekuningan (double cincin berwarna putih kekuningan (double ring sign) yang menurunkan tajam ring sign) yang menurunkan tajam penglihatan ringan sampai dengan buta penglihatan ringan sampai dengan buta total.total.

Page 20: KULIAH Dr Kurnia+Foto
Page 21: KULIAH Dr Kurnia+Foto

6. Atrofi N. Optikus6. Atrofi N. Optikus

Kelainan papil N II yang diameternya Kelainan papil N II yang diameternya mengecil karena berkurangnya axon dan mengecil karena berkurangnya axon dan selubung myelin.selubung myelin.

Kongenital atau aquiredKongenital atau aquired

Berdiri sendiri atau siatemikBerdiri sendiri atau siatemik

Page 22: KULIAH Dr Kurnia+Foto
Page 23: KULIAH Dr Kurnia+Foto

7. Delayed visual maturation7. Delayed visual maturation

Istilah yang digunakan pada bayi dengan Istilah yang digunakan pada bayi dengan respon penglihatan buruk atau tidak ada respon penglihatan buruk atau tidak ada respon penglihatan, keadaan mata normal respon penglihatan, keadaan mata normal dan status neurologis normal.dan status neurologis normal.

Kelainan pada extrageniculostriate visual Kelainan pada extrageniculostriate visual system yang oleh anak digunakan untuk system yang oleh anak digunakan untuk mendeteksi, mengetahui lokasi dan mendeteksi, mengetahui lokasi dan respon orientasi.respon orientasi.

Page 24: KULIAH Dr Kurnia+Foto

lanjutanlanjutan

Penglihatan akan meningkat bila Penglihatan akan meningkat bila genicuostriatae system ( fovea, optic genicuostriatae system ( fovea, optic tracts, radiation, occipital cortex) tracts, radiation, occipital cortex) berfungsi.berfungsi.

Page 25: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Cortical Visual ImpairmentCortical Visual Impairment

Hilangnya penglihatan yang terjadi Hilangnya penglihatan yang terjadi mendadak pada kedua mata.mendadak pada kedua mata.

Dapat berdiri sendiri, atau bagian kelainan Dapat berdiri sendiri, atau bagian kelainan neurologis lainnya.neurologis lainnya.

Kebutaan dapat permanen atau Kebutaan dapat permanen atau sementara (bbrp hari – bbrp bulan).sementara (bbrp hari – bbrp bulan).

Akibat lesi pada pusat visual di korteks Akibat lesi pada pusat visual di korteks lobus oksipital paska ensefalopati.lobus oksipital paska ensefalopati.

Page 26: KULIAH Dr Kurnia+Foto

PEMERIKSAAN PENUNJANGPEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan refleks pupilPemeriksaan refleks pupil

Pemeriksaan elektrofisiologiPemeriksaan elektrofisiologi

Test warna ishiharaTest warna ishihara

KampimetriKampimetri

CT-Scan orbito-cranial bila dicurigai tumor CT-Scan orbito-cranial bila dicurigai tumor atau kelainan SSP lainnyaatau kelainan SSP lainnya

Pemeriksaan darah TORCHS bila Pemeriksaan darah TORCHS bila dicurigai infeksi TORCHSdicurigai infeksi TORCHS

Page 27: KULIAH Dr Kurnia+Foto

PEMERIKSAAN PENUNJANGPEMERIKSAAN PENUNJANG

Konsultasi ke bagian Ilmu Kesehatan Konsultasi ke bagian Ilmu Kesehatan Anak, untuk evaluasi kelainan sistemis Anak, untuk evaluasi kelainan sistemis pada cerebral, kelainan endokrin dan pada cerebral, kelainan endokrin dan kelainan kongenital lainnya yang mungkin kelainan kongenital lainnya yang mungkin ada.ada.

Konsultasi ke bagian Biologi (genetika), Konsultasi ke bagian Biologi (genetika), tergantung kausa.tergantung kausa.

Page 28: KULIAH Dr Kurnia+Foto

LEUKOKORIALEUKOKORIA

White pupil White pupil = bayangan putih pada pupil= bayangan putih pada pupil

Diagnosis banding leukokoria :Diagnosis banding leukokoria :

1.1. RetinoblastomaRetinoblastoma Tumor ganas primer intraokulerTumor ganas primer intraokuler Berasal dari sel-sel germinal retinaBerasal dari sel-sel germinal retina Pada anak-anak < 5 tahunPada anak-anak < 5 tahun

Page 29: KULIAH Dr Kurnia+Foto
Page 30: KULIAH Dr Kurnia+Foto

2. Persiatent Hyperplastic Primary Vitreus 2. Persiatent Hyperplastic Primary Vitreus (PHPV)(PHPV)

Kelainan kongenital non herediterKelainan kongenital non herediter

Akibat kegagalan regressi badan kaca Akibat kegagalan regressi badan kaca primer primer → proliferasi → terdapat sisa-sisa → proliferasi → terdapat sisa-sisa system A. hyaloid.system A. hyaloid.

Pada anak < 1 tahunPada anak < 1 tahun

Page 31: KULIAH Dr Kurnia+Foto
Page 32: KULIAH Dr Kurnia+Foto

3. Displasia Retina3. Displasia Retina

Kelainan kongenitalKelainan kongenital

Berupa malformasi retina, ditandai Berupa malformasi retina, ditandai RosetteRosette,lipatan retina dan ablasio retina yang biasanya menyebabkan mikrophthalmos.

Dapat disertai PHPV, koloboma, pembentukan kartilago.

Biasanya pada anak < 1 tahun

Page 33: KULIAH Dr Kurnia+Foto
Page 34: KULIAH Dr Kurnia+Foto

4. Coat’s disease (Retinal Teleangiectasis)4. Coat’s disease (Retinal Teleangiectasis)

Kelainan kongenital pembuluh darah Kelainan kongenital pembuluh darah retina.retina.

Unilateral, kebanyakan pada laki-lakiUnilateral, kebanyakan pada laki-laki

Usia dekade 1-2Usia dekade 1-2

Endotel vaskuler retina abnormal Endotel vaskuler retina abnormal → → degenerasi pembuluh darah retina, degenerasi pembuluh darah retina, aneurisma, teleangiektasi dan eksudasi aneurisma, teleangiektasi dan eksudasi retina.retina.

Page 35: KULIAH Dr Kurnia+Foto
Page 36: KULIAH Dr Kurnia+Foto

5. Retinopathy of Prematurity (ROP)5. Retinopathy of Prematurity (ROP)

BilateralBilateral

Proliferasi abnormal jaringan vaskuler Proliferasi abnormal jaringan vaskuler retinaretina

Pada bayi prematur Pada bayi prematur

Sistem retina perifer belum lengkapSistem retina perifer belum lengkap

Page 37: KULIAH Dr Kurnia+Foto
Page 38: KULIAH Dr Kurnia+Foto

6. Trauma6. Trauma

Trauma yang menyebabkan perdarahan Trauma yang menyebabkan perdarahan badan kaca badan kaca → ablasio retina → → ablasio retina → pembentukan jaringan glia yang pembentukan jaringan glia yang berlebihan.berlebihan.

7. Metastatic Endopthalmitis7. Metastatic EndopthalmitisAkibat emboli pembuluh darah retina pada Akibat emboli pembuluh darah retina pada anak yang mengalami septikemia → infark anak yang mengalami septikemia → infark luas retina → nekrosis → ablasio dan luas retina → nekrosis → ablasio dan organisasi sel radang di badan kaca.organisasi sel radang di badan kaca.

Page 39: KULIAH Dr Kurnia+Foto

TraumaTrauma

Page 40: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Metastatic Endopthalmitis

Page 41: KULIAH Dr Kurnia+Foto

8. Infeksi Toxocara Canis8. Infeksi Toxocara Canis

Sejenis endophthalmitisSejenis endophthalmitis

Akibat infeksi larva binatang anjing Akibat infeksi larva binatang anjing → → granuloma eosinofilik di badan kaca→ granuloma eosinofilik di badan kaca→ ablasio retina akibat traksi.ablasio retina akibat traksi.

Page 42: KULIAH Dr Kurnia+Foto
Page 43: KULIAH Dr Kurnia+Foto

9. Norrie Disease9. Norrie Disease

Kelainan pada mata dan telinga (tuli)Kelainan pada mata dan telinga (tuli)

Diturunkan secara sex linked resesifDiturunkan secara sex linked resesif

Pada laki-lakiPada laki-laki

BilateralBilateral

Anomali pembuluh darah retina, Anomali pembuluh darah retina, perdarahan, organisasi dan traksi yang perdarahan, organisasi dan traksi yang membentuk massa di belakang lensa.membentuk massa di belakang lensa.

Page 44: KULIAH Dr Kurnia+Foto
Page 45: KULIAH Dr Kurnia+Foto

10. Incontinentia Pigmenti10. Incontinentia Pigmenti

Kelainan pigmen menyeluruh, bilateral.Kelainan pigmen menyeluruh, bilateral.

Diturunkan secara sex linked dominan.Diturunkan secara sex linked dominan.

Lethal bagi anak laki-laki.Lethal bagi anak laki-laki.

Bullae dan pigmen yang timbul berkembang Bullae dan pigmen yang timbul berkembang menjadi bercak-bercak pigmen yang flat menjadi bercak-bercak pigmen yang flat menyerupai karangan bunga.menyerupai karangan bunga.

Perubahan vaskuler retina : ablasio retina, Perubahan vaskuler retina : ablasio retina, uveitis, proliferasi RPE dan massa retrolental.uveitis, proliferasi RPE dan massa retrolental.

Page 46: KULIAH Dr Kurnia+Foto
Page 47: KULIAH Dr Kurnia+Foto

11. Familial Exudative Vitreoretinopathy11. Familial Exudative Vitreoretinopathy

Kelainan vitreoretinal bilateral.Kelainan vitreoretinal bilateral.Diturunkan secara autosome dominan.Diturunkan secara autosome dominan.Akibat kegagalan vaskularisasi retina Akibat kegagalan vaskularisasi retina temporal.temporal.Riwayat kelahiran aterm dan status Riwayat kelahiran aterm dan status respiratorius normal.respiratorius normal.Terjadi proliferasi fibrovaskuler, ablasi Terjadi proliferasi fibrovaskuler, ablasi retina traksi (neonatus/dewasa) retina traksi (neonatus/dewasa) → ablasi → ablasi retina regmatogen.retina regmatogen.

Page 48: KULIAH Dr Kurnia+Foto
Page 49: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Pemeriksaan LeukokoriaPemeriksaan Leukokoria

1.1. Visus dengan koreksi bila Visus dengan koreksi bila memungkinkan (cara sesuai umur).memungkinkan (cara sesuai umur).

2.2. Inspeksi :Inspeksi :

a. Kedudukan bola mata simetris atau a. Kedudukan bola mata simetris atau tidak : Hirschberg atau Alternate cover tidak : Hirschberg atau Alternate cover test test

b. Pergerakan bola mata : nistagmusb. Pergerakan bola mata : nistagmus

c. Tanda-tanda kelainan matac. Tanda-tanda kelainan mata

Page 50: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Pemeriksaan leukokoriaPemeriksaan leukokoria

3. Pemeriksaan dengan loupe.3. Pemeriksaan dengan loupe.

4. Pemeriksaan dengan lampu celah.4. Pemeriksaan dengan lampu celah.

5. Funduskopi5. Funduskopi

Page 51: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Penunjang

USGUSG

Pemeriksaan ELISA bila dicurigai Pemeriksaan ELISA bila dicurigai toksokariasistoksokariasis

Bila dicurigai tumor sudah meluas ke Bila dicurigai tumor sudah meluas ke ekstraokuler : BMP, LP, CT Scanekstraokuler : BMP, LP, CT Scan

Pemeriksaan FFA bila diduga Pemeriksaan FFA bila diduga teleangiektasisteleangiektasis

Page 52: KULIAH Dr Kurnia+Foto

PenatalaksanaanPenatalaksanaan

Tergantung penyebab :Tergantung penyebab :

1.1. Retinoblastoma (lihat hal Rb)Retinoblastoma (lihat hal Rb)

2.2. PHPV : tergantung letak lesi dan derajat PHPV : tergantung letak lesi dan derajat keparahan akibat komplikasi :keparahan akibat komplikasi :

a. PHPV anterior tanpa komplikasi:a. PHPV anterior tanpa komplikasi:

- segera operasi lensektomi dan - segera operasi lensektomi dan pengangkatan jaringan pengangkatan jaringan

vibrovaskuler vibrovaskuler retrolental retrolental

Page 53: KULIAH Dr Kurnia+Foto

PenatalaksanaanPenatalaksanaan

- Paska operasi diberikan kacamata - Paska operasi diberikan kacamata afakia / lensa kontak sesuai hasil afakia / lensa kontak sesuai hasil streak/ addisi + 3D bila anak sudah streak/ addisi + 3D bila anak sudah dapat berjalan. dapat berjalan. - Terapi ambliopia- Terapi ambliopia

b. PHPV posterior (isolated)b. PHPV posterior (isolated) - Tak perlu pengobatan.- Tak perlu pengobatan. - Kontrol teratur u/ kemungkinan - Kontrol teratur u/ kemungkinan komplikasi & kelainan refraksi. komplikasi & kelainan refraksi.

Page 54: KULIAH Dr Kurnia+Foto

PenatalaksanaanPenatalaksanaan

3. Displasia Retina : terapi konservatif3. Displasia Retina : terapi konservatif

4. Coat’s disease4. Coat’s disease

Tx non bedah : fotokoagulasi laser/terapi Tx non bedah : fotokoagulasi laser/terapi cryo u/ obliterasi teleangiektasis. cryo u/ obliterasi teleangiektasis.

Tx bedah : Scleral buckling bila ablasio Tx bedah : Scleral buckling bila ablasio retina.retina.

5. ROP (lihat ROP)5. ROP (lihat ROP)

6. Trauma : Tx bedah vitrectomi & SB6. Trauma : Tx bedah vitrectomi & SB

Page 55: KULIAH Dr Kurnia+Foto

PenatalaksanaanPenatalaksanaan

7. Metastatic Endopthalmitis : Tx konservatif7. Metastatic Endopthalmitis : Tx konservatif

8. Infeksi toxocara canis8. Infeksi toxocara canis

Tx non bedah :Tx non bedah :

steroid topikal, priokuler atau sistemik steroid topikal, priokuler atau sistemik u/ mengatasi inflamasiu/ mengatasi inflamasi

ThiabendazoleThiabendazole

Page 56: KULIAH Dr Kurnia+Foto

PenatalaksanaanPenatalaksanaan

9. Norrie Disease :9. Norrie Disease :- Terapi konservatif- Terapi konservatif- Konsultasi ke bagian IKA- Konsultasi ke bagian IKA- Konsultasi ke bagian biologi - Konsultasi ke bagian biologi

(genetik).(genetik).10. Incontinentia Pigmenti :10. Incontinentia Pigmenti :

- Non bedah : fotokoagulasi / cryo- Non bedah : fotokoagulasi / cryo- Konsultasi ke bagian IKA- Konsultasi ke bagian IKA- Konsultasi ke bagian Biologi/ genetik- Konsultasi ke bagian Biologi/ genetik

Page 57: KULIAH Dr Kurnia+Foto

PenatalaksanaanPenatalaksanaan

11. Familial Exudative Vitreoretinopathy11. Familial Exudative Vitreoretinopathy

Non bedah : fotokoagulasi / cryoNon bedah : fotokoagulasi / cryo

Bedah : Operasi katarak jika katarakBedah : Operasi katarak jika katarak

SB dan vitrektomi bila SB dan vitrektomi bila ablasioablasio

Konsultasi ke Bagian BiologiKonsultasi ke Bagian Biologi

Page 58: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Edukasi :Edukasi :

Berbagai penyakit dapat menyebabkan Berbagai penyakit dapat menyebabkan lekokoria.lekokoria.

Diperlukan rangkaian pemeriksaan untuk Diperlukan rangkaian pemeriksaan untuk mencari penyebab. Kelainan leukokoria ini dapat mencari penyebab. Kelainan leukokoria ini dapat menyebabkan kebutaan.menyebabkan kebutaan.

Dapat menyebabkan kematian bila disebabkan Dapat menyebabkan kematian bila disebabkan Rb dan tidak diterapi dalam stadium dini.Rb dan tidak diterapi dalam stadium dini.

Tidak ada obat untuk menyembuhkan kelainan Tidak ada obat untuk menyembuhkan kelainan genetikdan diperlukan konsultasi genetik,genetikdan diperlukan konsultasi genetik,

Page 59: KULIAH Dr Kurnia+Foto

KATARAK KONGENITALKATARAK KONGENITAL

Kekeruhan lensa pada saat lensa Kekeruhan lensa pada saat lensa terbentukterbentuk

Bisa sejak lahir atau sebelum bayi Bisa sejak lahir atau sebelum bayi berumur 3 bulanberumur 3 bulan

Lensa belum pernah mencapai keadaan Lensa belum pernah mencapai keadaan normalnormal

Page 60: KULIAH Dr Kurnia+Foto
Page 61: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Penyebab :Penyebab :

IdiopatiIdiopati

Infeksi intra uterine : toxoplasma, rubella Infeksi intra uterine : toxoplasma, rubella dlldll

Genetik / kromosom : Sindrom Down, Genetik / kromosom : Sindrom Down, Marfan, sindrom Lowe.Marfan, sindrom Lowe.

Kelainan metabolik : galaktosemia, Kelainan metabolik : galaktosemia, hipoglikemia, anoksiahipoglikemia, anoksia

Page 62: KULIAH Dr Kurnia+Foto

KATARAK KONGENITALKATARAK KONGENITAL

Menurut Menurut Bentuk kataraknya :Bentuk kataraknya :

Katarak polaris anteriorKatarak polaris anterior : :

- Kekeruhan di bagian depan lensa- Kekeruhan di bagian depan lensa

persis di tengah-tengah.persis di tengah-tengah.

- Terjadi karena tidak sempurnanya - Terjadi karena tidak sempurnanya pelepasan kornea terhadap lensa. pelepasan kornea terhadap lensa.

- Bentuk kekeruhan seperti piramid - Bentuk kekeruhan seperti piramid dengan tepi masih jernih.dengan tepi masih jernih.

Page 63: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Bila pupilnya midriasis maka visus akan lebih baik.

Tipe ini umumnya tidak progresif.

Katarak Polaris Posterior– Kekeruhan di bagian belakang lensa– Karena selubung vaskiler tak teresorbsi

dengan sempurna

Page 64: KULIAH Dr Kurnia+Foto

- Diturunkan autosom dominan- Tidak progresif- Visus membaik dengan penetesan midriatika.

Page 65: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Katarak polaris anterior Katarak polaris anterior

Katarak Polaris Posterior

Page 66: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Katarak Zonularis- Kekeruhan pada zona atau area tertentu۞Kekeruhan pada nukleus = kat nuklearis

- Pada umumnya visus buruk

- Diturunkan secara autosomal dominan/ resesif atau terangkai genosom

Page 67: KULIAH Dr Kurnia+Foto
Page 68: KULIAH Dr Kurnia+Foto

۞ Kekeruhan pada lamela mengelilingi area calon nukleus yang masih jernih = Kat lamelaris.

- Gambaran seperti cakram dengan jari-jari radial.

- Faktor herediter, autosomal dominan

- Mungkin juga terkait rubella,hipoglikemia, hipokalsemia, dan paparan radiasi

۞Kekeruhan pada sutura Y = Kat Stelata

Page 69: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Katarak Lamelaris

Katarak stelataKatarak stelata

Page 70: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Katarak Membranasea– Lensa yang keruh menjadi sangat tipis

seperti membran– Sering berisi jaringan ikat– Biasanya disertai bermacam kelainan

lainnya

Katarak Totalis- Seluruh lensa keruh, sering terdapat pada galaktosemia

Page 71: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Katarak membranaceaKatarak membranacea

Katarak totalKatarak total

Page 72: KULIAH Dr Kurnia+Foto

KATARAK KONGENITALKATARAK KONGENITAL

KomplikasiKomplikasi

- Ambliopia- Ambliopia

- Strabismus- Strabismus

Page 73: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Katarak KongenitalKatarak Kongenital

PenatalaksanaanPenatalaksanaan

- Cari Penyebab- Cari Penyebab

Konsul bagian Konsul bagian →→Anak, THT, SarafAnak, THT, Saraf

- Pemeriksaan lab : darah (gula darah, - Pemeriksaan lab : darah (gula darah, kalsium kalsium dan kadar fosfor) urine dan kadar fosfor) urine (jumlah as. (jumlah as. amino/Lowe).amino/Lowe).

--Pemeriksaan mata : Visus, anatomi mata, Pemeriksaan mata : Visus, anatomi mata, USG.USG.

Page 74: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Terapi non operatif : midriatikumTerapi non operatif : midriatikum

Terapi operatif :Terapi operatif :

Ekstraksi Katarak dengan pertimbangan : Ekstraksi Katarak dengan pertimbangan :

- Kepadatan katarak dan visus- Kepadatan katarak dan visus

- Pengaruh midriatikum pada visus- Pengaruh midriatikum pada visus

Page 75: KULIAH Dr Kurnia+Foto

KATARAK KONGENITALKATARAK KONGENITAL

– Katarak tidak padat Katarak tidak padat →→ bila diberi bila diberi midriatikum visus membaik, cukup untuk midriatikum visus membaik, cukup untuk penglihatannya penglihatannya →→operasi ditunda duluoperasi ditunda dulu

– Bila katarak totalis bilateral, maka Bila katarak totalis bilateral, maka dioperasi 1 mata dulu, mata sebelahnya dioperasi 1 mata dulu, mata sebelahnya ditunda setelah usia 3 tahun ditunda setelah usia 3 tahun

– Bila penyebabnya rubella, operasi dapat Bila penyebabnya rubella, operasi dapat ditunda hingga usia 3 th karena dapat ditunda hingga usia 3 th karena dapat terjadi reaktivasi virus rubella.terjadi reaktivasi virus rubella.

Page 76: KULIAH Dr Kurnia+Foto

KATARAK KONGENITALKATARAK KONGENITAL

Bila kataraka total --- operasiBila kataraka total --- operasi

Bila nistagmus (+) --- operasiBila nistagmus (+) --- operasi

Teknik operasinya : Teknik operasinya :

- Disisi aspirasi- Disisi aspirasi

- Linear ekstraksi- Linear ekstraksi

Page 77: KULIAH Dr Kurnia+Foto

KATARAK KONGENITALKATARAK KONGENITAL

Perawatan paska operasi :Perawatan paska operasi :

Midriatikum selama 6 bulan (atropin 0,5% Midriatikum selama 6 bulan (atropin 0,5% 1x sehari) untuk mencegah sinekia 1x sehari) untuk mencegah sinekia posterior dan fibrosis dengan posterior dan fibrosis dengan mengistirahatkan iris.mengistirahatkan iris.

Steroid tetes mata selama 1,5 bulan –Steroid tetes mata selama 1,5 bulan –untuk menekan fibrosis dan inflamasiuntuk menekan fibrosis dan inflamasi

Page 78: KULIAH Dr Kurnia+Foto

GLAUKOMA KONGENITALGLAUKOMA KONGENITAL

Definisi : Definisi : – Glaukoma yang terjadi pada bayi akibat Glaukoma yang terjadi pada bayi akibat

kondisi primer berupa kelainan pada kondisi primer berupa kelainan pada pertumbuhan/ pembentukan sudut bilik pertumbuhan/ pembentukan sudut bilik mata depanmata depan

Jarang terjadiJarang terjadiBersifat bilateral Bersifat bilateral ±±75%75%Insiden tertinggi pada laki-laki Insiden tertinggi pada laki-laki ±±65%65%

Page 79: KULIAH Dr Kurnia+Foto
Page 80: KULIAH Dr Kurnia+Foto

GLAUKOMA KONGENITALGLAUKOMA KONGENITAL

Muncul > 80% pada usia sebelum 1 tahunMuncul > 80% pada usia sebelum 1 tahun

Autosomal resesif Autosomal resesif ±± 10 % 10 %

Patofisiologi:Patofisiologi:

– Sudut bilik mata depan tidak terbentukSudut bilik mata depan tidak terbentuk

– Sudut bilik mata depan terbentuk tetapi Sudut bilik mata depan terbentuk tetapi permukaan trabekulum tertutup permukaan trabekulum tertutup membran membran

Page 81: KULIAH Dr Kurnia+Foto

GLAUKOMA KONGENITALGLAUKOMA KONGENITAL

A. TIO tinggi pada bayiA. TIO tinggi pada bayi

Dinding bola mata masih sangat Dinding bola mata masih sangat elastis elastis →→ TIO meningkat TIO meningkat →→ dinding dinding bola mata mengembanbola mata mengembang. g.

B. KorneaB. Kornea

1. 1. Epitel kornea meregangEpitel kornea meregang

Page 82: KULIAH Dr Kurnia+Foto

GLAUKOMA KONGENITALGLAUKOMA KONGENITAL

- Trias tanda dini :- Trias tanda dini :

- epifora- epifora

- fotofobia- fotofobia

- blefarospasme- blefarospasme

2. Edema kornea 2. Edema kornea →→ kornea tampak suram kornea tampak suram

3. Membrana Descemet robek 3. Membrana Descemet robek →→ kornea kornea jadi sangat suramjadi sangat suram→→ bilik mata bilik mata

depan depan sulit dievaluasisulit dievaluasi

Page 83: KULIAH Dr Kurnia+Foto

GLAUKOMA KONGENITALGLAUKOMA KONGENITAL

4. Kornea membesar 4. Kornea membesar →→dimeter > 12 mmdimeter > 12 mm

Normal pada bayi : 10-10,5 mmNormal pada bayi : 10-10,5 mm

> 1 th> 1 th : 11-12 m: 11-12 m

C. SC. Skleraklera

TIO yang terus meninggi TIO yang terus meninggi →→ sklera sklera mengembangmengembang →→ bola mata membesar bola mata membesar seperti mata sapi seperti mata sapi →→BUFTALMOSBUFTALMOS

Page 84: KULIAH Dr Kurnia+Foto

GLAUKOMA KONGENITALGLAUKOMA KONGENITAL

Diagnosis : Diagnosis :

– Stadium dini : Trias (+), TIO > 21mmHgStadium dini : Trias (+), TIO > 21mmHg

– Stadium lanjut : Trias (+), kornea suram Stadium lanjut : Trias (+), kornea suram dan membesar, TIO > 21 mmHgdan membesar, TIO > 21 mmHg

– Stadium sangat lanjut : BUFTALMOSStadium sangat lanjut : BUFTALMOS

Page 85: KULIAH Dr Kurnia+Foto

GLUKOMA KONGENITALGLUKOMA KONGENITAL

Diagnosis Banding :Diagnosis Banding :

- Untuk Trias- Untuk Trias

1. Erosi kornea karena trauma lahir1. Erosi kornea karena trauma lahir

2. Konjungtivitis karena Ag Nitrat2. Konjungtivitis karena Ag Nitrat

3. Obstruksi duktus nasolakrimalis 3. Obstruksi duktus nasolakrimalis

- Untuk kekeruhan kornea :- Untuk kekeruhan kornea :

Erosi karena trauma lahirErosi karena trauma lahir

Radang korneaRadang kornea

Page 86: KULIAH Dr Kurnia+Foto

GLAUKOMA KONGENITALGLAUKOMA KONGENITAL

Diagnosis bandig :Diagnosis bandig :

- Untuk kornea yang membesar : - Untuk kornea yang membesar :

1. Megalokornea – kornea jernih1. Megalokornea – kornea jernih

2. Myopia axial tinggi, TIO normal 2. Myopia axial tinggi, TIO normal

Page 87: KULIAH Dr Kurnia+Foto

GLAUKOMA KONGENITALGLAUKOMA KONGENITAL

TERAPITERAPI

Bedah Bedah - Goniotomi bila kornea masih jernih - Goniotomi bila kornea masih jernih (stadium dini)(stadium dini)

- Trabekulotomi bila kornea sudah suram - Trabekulotomi bila kornea sudah suram (stadium lanjut)(stadium lanjut)

- - Bila TIO tetap tinggi Bila TIO tetap tinggi →→ trabekulektomi trabekulektomi

Page 88: KULIAH Dr Kurnia+Foto

GLUKOMA KONGENITALGLUKOMA KONGENITAL

Medikamentosa : hanya boleh diberikan Medikamentosa : hanya boleh diberikan sementara sebagai persiapan operasi sementara sebagai persiapan operasi

1. Timolol Maleat 0,25% tetes mata 1. Timolol Maleat 0,25% tetes mata tiap tiap 12 jam12 jam

2. Acetazolamide 5-10 mg/Kg BB tiap 2. Acetazolamide 5-10 mg/Kg BB tiap 8 8 jamjam

3. Pilocarpine 1%-2% tiap 6 jam3. Pilocarpine 1%-2% tiap 6 jam

Page 89: KULIAH Dr Kurnia+Foto

OPHTHALMIA NEONATORUMOPHTHALMIA NEONATORUM

Inflamasi konjungtiva yang terjadi pada Inflamasi konjungtiva yang terjadi pada bulan pertama kelahiranbulan pertama kelahiran

Penyebabnya :Penyebabnya :

– ChlamydialChlamydial

– GonococcalGonococcal

– Chemical. Staphylococcus aureus, Chemical. Staphylococcus aureus, herpes simplexherpes simplex

Page 90: KULIAH Dr Kurnia+Foto

CHLAMYDIAL CONJUNGTIVITISCHLAMYDIAL CONJUNGTIVITIS

Penyebab neonatal konjungtivitis yang Penyebab neonatal konjungtivitis yang paling seringpaling sering

Inkubasi 4-15 hari setelah bayi lahirInkubasi 4-15 hari setelah bayi lahir

Ditularkan lewat jalan lahirDitularkan lewat jalan lahir

Konjungtivitis akut Konjungtivitis akut → mukopurulen→ mukopurulen

Komplikasi → pannus kornea superior, Komplikasi → pannus kornea superior, sikatrik konjungtiva, kekeruhan korneasikatrik konjungtiva, kekeruhan kornea

Page 91: KULIAH Dr Kurnia+Foto

CHLAMYDIAL CONJUNCTIVITISCHLAMYDIAL CONJUNCTIVITIS

Komplikasi sistemik Komplikasi sistemik → otitis, rhinitis, → otitis, rhinitis, pneumoniapneumonia

TerapiTerapi

– Topikal : tetracycline zalf mataTopikal : tetracycline zalf mata

– Sistemik : Eritromisisn 25 mg/Kg BB, 2x Sistemik : Eritromisisn 25 mg/Kg BB, 2x sehari selama 14 harisehari selama 14 hari

– Konsultasi kedua orang tua ke bag Kulit Konsultasi kedua orang tua ke bag Kulit KelaminKelamin

Page 92: KULIAH Dr Kurnia+Foto
Page 93: KULIAH Dr Kurnia+Foto

GONOCOCCAL CONJUNCTIVITISGONOCOCCAL CONJUNCTIVITIS

Ditularkan lewat jalan lahirDitularkan lewat jalan lahir

InkubInkubaasi 1-3 hari setelah bayi lahirsi 1-3 hari setelah bayi lahir

Konjuntivitis hiperakut Konjuntivitis hiperakut → sekret purulent → sekret purulent masif, khemosis konjungtiva, kadang masif, khemosis konjungtiva, kadang terbentuk membran atau pseudomembranterbentuk membran atau pseudomembran

Laboratorium : sekret mata → pengecatan Laboratorium : sekret mata → pengecatan gram→ coccus gram negatif yang gram→ coccus gram negatif yang berpasangan seperti biji kopi,berpasangan seperti biji kopi,

Page 94: KULIAH Dr Kurnia+Foto

GONOCOCCAL CONJUNCTIVITISGONOCOCCAL CONJUNCTIVITIS

Intra / ekstra sel adalah kuman Neisseria Intra / ekstra sel adalah kuman Neisseria GonorrhoikaGonorrhoika

Komplikasi : Komplikasi :

– Ulkus korneaUlkus kornea

– Perforasi korneaPerforasi kornea

– endofthalmitisendofthalmitis

Page 95: KULIAH Dr Kurnia+Foto

GONOCOCCAL CONJUNCTIVITISGONOCOCCAL CONJUNCTIVITIS

Terapi :Terapi :

– Topikal : bersihkan sekret mata sesering Topikal : bersihkan sekret mata sesering mungkin, tetesi penisilin topikal 10.000 – mungkin, tetesi penisilin topikal 10.000 – 20.000 IU sesering mungkin20.000 IU sesering mungkin

– Sistemik : Penicillin 50.000 U/Kg BB, 2 x Sistemik : Penicillin 50.000 U/Kg BB, 2 x sehari selama 7 hari atau Cefotaxime sehari selama 7 hari atau Cefotaxime 100 mg/ Kg BB i.m single dose100 mg/ Kg BB i.m single dose

Page 96: KULIAH Dr Kurnia+Foto
Page 97: KULIAH Dr Kurnia+Foto

XEROPHTHALMIAXEROPHTHALMIA

Penyakit mata karena defisiensi Vit. APenyakit mata karena defisiensi Vit. A

Menyerang balitaMenyerang balita

Penyebab kebutaan terbanyak pada anak-Penyebab kebutaan terbanyak pada anak-anak anak → kelainan kornea→ kelainan kornea

Gejala pada mata : Gejala pada mata :

– Rabun senja → gejala awalRabun senja → gejala awal

– Xerosis konjungtiva / bercak bitotXerosis konjungtiva / bercak bitot

– Xerosis kornea / keratomalasiaXerosis kornea / keratomalasia

Page 98: KULIAH Dr Kurnia+Foto

XEROPHTHALMIAXEROPHTHALMIA

Klasifikasi WHOKlasifikasi WHO

– Primer : X 1 a : Xerosis konjungtivaPrimer : X 1 a : Xerosis konjungtiva

1 b : Xerosis konjungtiva + 1 b : Xerosis konjungtiva + bercak bitotbercak bitot

X 2X 2 : Xerosis kornea: Xerosis kornea

− − Sekunder : X n : Night BlindnessSekunder : X n : Night Blindness

Xs : Scarr/ sikatrikXs : Scarr/ sikatrik

Xf : Fundus xeroftalmiaXf : Fundus xeroftalmia

Page 99: KULIAH Dr Kurnia+Foto

XEROPHTHALMIAXEROPHTHALMIA

– Terapi :Terapi :

Kuratif :Kuratif :

hari I hari I → 200.000 IU Vit A per oral atau → 200.000 IU Vit A per oral atau 100.000 IU Vit A i.m.100.000 IU Vit A i.m.

hari berikutnya → 200.000 IU Vit A hari berikutnya → 200.000 IU Vit A per oralper oral

1-2 minggu berikutnya →200.000 IU 1-2 minggu berikutnya →200.000 IU Vit A per oralVit A per oral

Page 100: KULIAH Dr Kurnia+Foto

XEROPHTHALMIAXEROPHTHALMIA

– Preventif : Preventif :

Pemberian Vit A 200.000 IU per Pemberian Vit A 200.000 IU per oral oral pada anak balita tiap 6 bulan.pada anak balita tiap 6 bulan.

Pemberian Vit A 200.000 IU per Pemberian Vit A 200.000 IU per oral oral pada ibu melahirkan / masa nifaspada ibu melahirkan / masa nifas

Page 101: KULIAH Dr Kurnia+Foto
Page 102: KULIAH Dr Kurnia+Foto

RUBRUBEELLA KONGENITALLLA KONGENITAL

Infeksi terjadi pada trimester I kehamilanInfeksi terjadi pada trimester I kehamilan

Gejala pada ibu tidak khas Gejala pada ibu tidak khas → ruam kulit → ruam kulit dan limfadenitisdan limfadenitis

Infeksi ditularkan ke bayi secara Infeksi ditularkan ke bayi secara transplasentatransplasenta

Gejala khas sindroma rubella kongenital Gejala khas sindroma rubella kongenital pada mata : pada mata :

Page 103: KULIAH Dr Kurnia+Foto

RUBELLA KONGENITALRUBELLA KONGENITAL

Katarak uni/bilateral (tersering bilateral)Katarak uni/bilateral (tersering bilateral)

Glaukoma kongenitalGlaukoma kongenital

MikrofthalmusMikrofthalmus

Retinopati gambaran khas Retinopati gambaran khas salt and peppersalt and pepper

Strabismus dan nystagmusStrabismus dan nystagmus

Atrofi saraf optikAtrofi saraf optik

Page 104: KULIAH Dr Kurnia+Foto
Page 105: KULIAH Dr Kurnia+Foto

AMBLIOPIA

Turunnya visus walaupun dengan koreksi terbaik, tanpa kelainan struktur yang tampak pada mata atau lintasan visus bagian belakang.

Akibat angguan perangsangan terhadap perkembangan fungsi visual pada tahap awal kehidupan.

Page 106: KULIAH Dr Kurnia+Foto

AMBLIOPIA

Gangguan utama pada visus sentral sedangkan penglihatan perifer normal.1-2,5 %dari populasiBerdasar penyebabnya digolongkan menjadi :– ambliopia strabismik– ambliopia anisometropik– ambliopia ametropik– ambliopia ex-anopsik

Page 107: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Ambliopia Strabismik

Akibat diplopia dan confusion yang diikuti supresi fovea.

50 % karena esotropia

Hasil interaksi binokuler abnormal yang berlanjut dengan supresi monokuler mata yang mengalami deviasi.

Page 108: KULIAH Dr Kurnia+Foto
Page 109: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Ambliopia Anisometropik

Gangguan fusi akibat perbedaan refraksi antara mata kanan dan kiri.

Bayangan di fovea kedua mata berlainan bentuk dan ukurannya.

Anisometropia miopik baru akan menimbulkan ambliopia yang bermakna bila perbedaannya > 5 D

Page 110: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Ambliopia Anisometropik

Hyperopia menimbulkan ambliopia berat.

Anisometropia hiperopik 1,5 D dapat menimbulkan ambliopia bermakna.

Hiperopik > 3 D akan menimbulkan ambliopia berat dengan visus 6/60.

Page 111: KULIAH Dr Kurnia+Foto
Page 112: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Ambliopia Ametropik

Visus turun bilateral walaupun sudah koreksi maksimal.

Akibat kelainan refraksi bilateral tinggi pada anak yang tidak dikoreksi (hiperopia > 5 D atau miopia > 10 D).

Penanganan untuk amliopia hiperopik adalah koreksi maksimal.

Page 113: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Ambliopia Ex-anopsia

Hilangnya penglihatan bentuk karena kekeruhan media refrakta atau ptosis.

Anak-anak rentan sejak lahir – 8 tahun.

Periode perkembangan visual terjadi antara minggu I – bulan ke II kehidupan.

Ambliopia pada anak < 5 thn sering irreversibel.

Page 114: KULIAH Dr Kurnia+Foto
Page 115: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Diagnosis Ambliopia

Diagnosis beradasar :

- visus turun

- kelainan fisik mata (-)

- crowding phenomenon

- defek pupil aferen

Page 116: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Pencegahan Ambliopia

Orang tua harus peka

Pemeriksaan rutin

Pemeriksaan refraksi dengan sikloplegik

Mengeliminasi kondisi-kondisi yang menyebabkan ambliopia dengan tindakan medis.

Menkompensani anisometropia yang sudah timbul

Page 117: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Penanganan Ambliopia

Oklusi mata yang baik. Makin muda pasien makin cepat perbaikannya.

Selama oklusi mata harus distimulasi misalnya membaca.

Visus kedua mata harus selalu dimonitor

Hentikan oklusi bila 6 bulan tidak ada perbaikan.

Page 118: KULIAH Dr Kurnia+Foto

Penanganan Ambliopia

Penalisasi (mata yang normal dibuat kabur dengan atropin).

Mata ambliop dirangsang untuk melihat dekat saja atau jauh saja dengan kacamata.

Efektif untuk mild ambliopia (visus > 6/24).

Ambliopia karena strabismus dioklusi dulu setelah membaik operasi strabismus.

Page 119: KULIAH Dr Kurnia+Foto

UVEITIS PADA ANAK

2-8 % dari total kasus uveitis.

Sulit diketahui secara awal karena tidak mengeluh.

Pemberian steroid berisiko terjadi katarak dan glaukoma.

Berisiko terjadi ambliopia dan band keratopathy.

Page 120: KULIAH Dr Kurnia+Foto

UVEITIS PADA ANAK

Pembagian uveitis sama dengan orang dewasa.

Penyebab infeksi paling sering :– toksoplasmosis– JRA (juvenile rheumatoid arthritis) ± 40%

Page 121: KULIAH Dr Kurnia+Foto

JRA pada anak

Gambaran klinis subyektif

- Akut : sakit, silau, visus kabur (uveitis anterior)

- Kronis : hampir tanpa gejala

Cell dan flare di COA, sinekia posterior berakhir dengan katarak, band keratopathy, glaukoma, hipotoni.

Page 122: KULIAH Dr Kurnia+Foto

JRA pada anak

Dapat terjadi vitritis dan edema makula.

Terapi standar : steroid, sulfas atropin dan anti inflamasi.

Karakteristik didapatkan sinovitis kronis

Gold standart : Pemeriksaan HLA B27

Page 123: KULIAH Dr Kurnia+Foto