kti lengkap 2

58
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH METODE 3R di RT II RW IIKELURAHAN GUNUNG SARIK KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan ke Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang Oleh : AFRIENI YOLANDA Nim : 111110002 JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG TAHUN 2014

Upload: anggun-potter

Post on 27-Jan-2016

34 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

pemberdayaan masyarakat tentang pengelolaan sampah

TRANSCRIPT

Page 1: KTI Lengkap 2

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH METODE 3R di RT II RW IIKELURAHAN

GUNUNG SARIK KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan ke Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan

Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

Oleh :

AFRIENI YOLANDA Nim : 111110002

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

TAHUN 2014

Page 2: KTI Lengkap 2

POLYTECHNIC OF HEALTH KEMENKES PADANG

ENVIRONMENTAL HEALTH

Karya Tulis Ilmiah, May 2014

Afrieni Yolanda

In the Community Empowerment 3R Waste Management Methods in RW II RT II District of the Village of Mount Sarik Kuranji Padang 2014 vi + 47 page + 9 table + attachments

ABSTRACT

3R method of waste management is Reduce (R1) or volume reduction is an effort to reduce waste generation, one of the waste reduction efforts by changing consumer life styles, such aschanges inhabits of wasteful and produce a lot of waste intoeffective/efficientandless waste. Reuse (R2) or re-use materials or materials from becoming waste (without going through the process management), such as using bottles into other materials. Recycle (R3) or recycle Recycling is a material that is not useful (waste) into another material after processing, process the rest into a patchwork quilt, cloth, mat, etc.

This study was conducted in May 2014 aimed to determine differences innowledge and attitudes before and after the empowerment of the community in waste management and the 3Rs method implementation process, in which the study was conducted 3 times test before treatment is counseling and testing after counseling 3Rs of waste management methods and processes implementation of waste management.

Based on the research conducted and the knowledge obtained by the

percentage of unfavorable attitudes before empowerment is 70% and 72.5%. The percentage of knowledge and good attitude after empowerment was 75% and 67.5%.Differences in knowledge attitudes before and after the empowerment of the community in waste management 3R method with an average difference of 0,450 and 0,400 attitude and no significant differences due to the value of P<0.005, as well as the frequency of 3R methods of waste management process gained an empowerment is 72,5%.

To the public is expected to be more concerned about the 3Rs of waste

management methods, and expected that the empowerment of pikah cleanliness and landscaping services related to broaden mothers households and communities RW II RT II Sarik Mountain Village Kuranji Padang city.

Reading List: 10 (2001-2014) Keywords: Knowledge, attitudes, Counseling, 3R waste management methods.

Page 3: KTI Lengkap 2

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Karya Tulis Ilmiah, Mei 2014

Afrieni Yolanda

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang Tahun 2014

vi+ 47 halaman + 9 tabel + lampiran

ABSTRAK

Pengelolaan sampah metode 3R adalah Reduce (R1) atau pengurangan volume adalah upaya untuk mengurangi timbulan sampah, salah satu upaya reduksi sampah dengan cara merubah pola hidup konsumtif, seperti perubahan kebiasaan dari boros dan menghasilkan banyak sampah menjadi hemat/efisien dan sedikit sampah. Reuse (R2) atau menggunakan kembali bahan atau material agar tidak menjadi sampah (tanpa melalui proses pengelolaan),seperti menggunakan botol bekas menjadi bahan lain. Recycle (R3) atau Daur Ulang adalah mendaur ulang suatu bahan yang sudah tidak berguna (sampah) menjadi bahan lain setelah melalui proses pengolahan, mengolah sisa kain perca menjadi selimut, kain lap, keset kaki, dsb.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014 yang bertujuan untuk

mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R serta proses pelaksanaan, dimana penelitian ini dilakukan 3 kali perlakuan yaitu uji sebelum penyuluhan dan uji setelah penyuluhan pengelolaan sampah metode 3R serta proses pelaksanaan pengelolahan sampah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh persentase pengetahuan

serta sikap yang kurang baik sebelum pemberdayaan adalah 70% dan 72,5%. Persentase pengetahuan serta sikap yang baik setelah pemberdayaan adalah 75% dan 67,5%. Perbedaan pengetahuan sikap sebelum dan sesudah pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R dengan selisih rata-rata 0,450 dan sikap 0,400 dan ada perbedaan yang signifikan dikarenakan nilai P < 0,005, serta frekuensi proses pengelolaan sampah metode 3R diperoleh frekuensi 72,5%.

Untuk itu diharapkan kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap

pengelolaan sampah metode 3R, dan diharapkan adanya pemberdayaan masyarakat dari pihak terkait Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk menambah wawasan ibu-ibu rumah tangga dan masyarakat RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang.

Daftar Bacaan : 10 (2001-2014) Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, Penyuluhan, Pengelolaan sampah metode 3R.

Page 4: KTI Lengkap 2

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji

Kota Padang Tahun 2014

Oleh

Afrieni Yolanda NIM 111110002

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa, disetujui oleh Pebimbing KTI Program StudiD III Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang dan telah siap untuk

dipertahankan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

Padang, Juni 2014

Menyetujui,

Page 5: KTI Lengkap 2
Page 6: KTI Lengkap 2

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : AFRIENI YOLANDA

Tempat / Tanggal Lahir : Batusangkar / 05 desember 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Kawin

Nama Orang Tua

Ayah : Drs.Enofrijon Edi

Ibu : Dra. Nurhaida

Alamat : Rambatan, Batusangkar Kab.Tanah Datar

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri 03 Rambatan Tahun Lulus 2005

2. SMP Negeri 1 Rambatan Tahun Lulus 2008

3. SMA Negeri 1 Rambatan Tahun Lulus 2011

4. Poltekkes Kemenkes RI Padang Tahun Lulus 2014

Page 7: KTI Lengkap 2

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dengan berkat serta Rahmat

dan Karunia-Nya, penulisan penelitian Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan

oleh penulis walaupun menemui kesulitan serta rintangan.

Penyusunan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan satu

rangkaian dari proses pendidikan secara menyeluruh di Program Studi D III

Kesehatan Lingkungan pada masa akhir pendidikan.

Judul Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Pemberdayaan Masyarakat Dalam

Pengelolaan Sampah Metode 3R RW II RT II Kelurahan Gunung Sarik

Kecamatan Kuranji Kota Padang Tahun 2014.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari akan

keterbatasan kemampuan yang ada, sehingga penulis merasa masih ada belum

sempurna baik dalam isi maupun dalam penyajiannya. Untuk itu penulis selalu

terbuka atas kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan Karya Tulis

Ilmiah ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang

sebesar-besarnya atas segala bimbingan, pengarahan dari Bapak Mukhlis, MT

selaku pembimbing I dan Bapak Mahaza,SKM,MKM selaku pebimbing II Karya

Tulis Ilmiah dan berbagai pihak yang penulis terima, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 8: KTI Lengkap 2

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada :

1. Bapak H.Sunardi, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian

Kesehatan Padang.

2. Bapak Dr.Burhan Muslim, M.Si selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan.

3. Penguji yang telah memberikan masukan dan saran perbaikan dalam penulisan

ini.

Padang, Mei 2014

Penulis

Page 9: KTI Lengkap 2

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR .......................................................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Perumusan Masalah ...................................................................... 5 C. Tujuan ........................................................................................... 5

1.Tujuan Umum ........................................................................... 5 2.Tujuan Khusus........................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6 E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemukiman ....................................................................... 8 B. Pengertian Sampah .............................................................................. 9

1. Jenis-jenis sampah .......................................................................... 10 2. Komposisi sampah ........................................................................ 14 3. Dampak negatif sampah ................................................................ 16 4. Pengelolaan sampah ...................................................................... 19

C. Pengertian Pemberdayaan .................................................................. 22 D. Kerangka Teoritis ................................................................................ 28

1. Alur pikir ....................................................................................... 28 2. Defenisi operasional ...................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian ................................................................................... 30 B.Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 30 C.Populasi dan Sampel ............................................................................. 30 D.Teknik Pengumpulan data ..................................................................... 32 E.Teknik pengolahan data ......................................................................... 32 F.Analisis data .......................................................................................... 33 G.Langkah langkah penelitian ................................................................. 33

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum dan lokasi penelitian ............................................... 35 B. Hasil penelitian .................................................................................... 37 C. Pembahasan ......................................................................................... 42

Page 10: KTI Lengkap 2

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .......................................................................................... 47 B. Saran .................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 11: KTI Lengkap 2

BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sampah sudah menjadi masalah secara umum yang terjadi di kota-kota di

Indonesia. Mulai dari pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya,

permasalahan pengangkutan, hingga masalah di tempat pembuangan akhir (TPA).

Sampah selalu identik dengan barang sisa atau hasil buangan tak berharga. Meski

setiap hari manusia selalu menghasilkan sampah, manusia pula yang paling

menghindari sampah.1

Sampah merupakan bahan padat yang tidak dipakai lagi dari hasil kegiatan

rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah, penginapan, hotel, rumah makan, dan

kegiatan lainnya. Selain itu, sampah juga berasal dari puing-puing sisa bangunan

dan bekas kendaraan bermotor. Sampah saat ini dianggap sebagai sesuatu yang

tidak bermanfaat dan merugikan. Bau yang ditimbulkan oleh sampah ini sangat

mengganggu aktivitas manusia. Menumpuknya masalah sampah menimbulkan

dampak negatif dan salah satunya akan menurunkan kualitas lingkungan tempat

tinggal.2

Tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia yang tinggi mengakibatkan

bertambahnya volume sampah yang dihasilkan dari tahun ke tahun. Aktifitas dan

pola konsumsi masyarakat perkotaan juga mempengaruhi jumlah sampah yang

dihasilkan. Apabila tidak dikelola dengan baik maka timbul masalah seperti

pencemaran sumber air, tanah, udara dan bau, dan lebih jauh menimbulkan rasa

tidak nyaman dan gangguan kesehatan.3

1

Page 12: KTI Lengkap 2

Sampah perkotaan adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia yang

bersumber dari rumah tangga, komersial, industri, dan aktifitas lainnya. Selama

ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai barang sisa

yang tidak berguna, bukan sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan.3

Langkah-langkah untuk pengurangan sampah meliputi, pembatasan

timbulnya sampah, daur ulang sampah, pemanfaaatan kembali sampah. Dalam

pengolahan sampah perlu didasarkan atas berbagai pertimbangan : Untuk

mencegah terjadinya penyakit, konservasi sumber daya alam, mencegah gangguan

estetika.

Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi kepada individu,

keluarga atau kelompok (sasaran) secara terus – menerus dan berkesinambungan

mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran, agar sasaran

tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar, dari tahu menjadi mau,

dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan.

Sasaran pemberdayaan : individu, keluarga,kelompok / masyarakat.

Jenis – jenis kegiatan pemberdayaan masyarakat itu dapat berupa

pelatihan, pendampingan,dan kegiatan – kegiatan lain dalam menanamkan nilai

kehidupan, meningkatkan kapasitas skills, meningkatkan kapasitas tata kelola

masyarakat serta kegiatan pembangunan yang mampu menjawab kebutuhan

masyarakat.4

Salah satu dari kegiatan pemberdayaan masyarakat bisa berupa sebuah

program yang di fokuskan pada suatu kegiatan. Dapat berupa pemanfaatan sumber

daya alam atau pengelolaan sampah.

Page 13: KTI Lengkap 2

Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah adalah

suatu usaha awal untuk membangkitkan kesadaran masyarakat, membuka

wawasan, mengubah cara pikir masyarakat dan mengembangkan potensi

masyarakat untuk mengelola sampah yang dihasilkan agar berdaya guna.

Pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti :

menerapkan teknik landfill, yaitu membuang dan menumpuk sampah ditanah

yang rendah pada areal terbuka. Menerapkan teknik santary landfill, yaitu mirip

dengan teknik landfill, hanya saja sampah ditutup atau diuruk dengan tanah.

Menerapkan teknik inceneration, yaitu dengan cara membakar sampah baik

dengan cara sederhana maupun cara modern. Menerapkan teknik metode 3R,

yaitu reduce (mengurangi volume sampah), reuse (penggunaan kembali), recycle

(daur ulang).5

Menurut UU No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, pengolahan

sampah adalah kegiatan yang sistematis menyeluruh, dan berkesinambungan

yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Dalam pengurangan sampah

skala rumah tangga itu ada beberapa cara, yaitu pembatasan timbulan sampah,

pendaur ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah yang dikenal dengan

3R.

Konsep pengelolaan sampah 3R meliputi, (a) reduce atau reduksi sampah,

merupakan upaya untuk mengurangi timbulan sampah, salah satu upaya reduksi

sampah dengan cara merubah pola hidup konsumtif, seperti perubahan kebiasaan

dari boros dan menghasilkan banyak sampah menjadi hemat/efisien dan sedikit

sampah.(b) Reuse, yaitu menggunakan kembali bahan atau material agar tidak

menjadi sampah (tanpa melalui proses pengelolaan),seperti menggunakan botol

Page 14: KTI Lengkap 2

bekas menjadi bahan lain.(c) Recycle, berarti mendaur ulang suatu bahan yang

sudah tidak berguna (sampah) menjadi bahan lain setelah melalui proses

pengolahan, mengolah sisa kain perca menjadi selimut, kain lap, keset kaki, dsb.5

Berdasarkan survey awal, terdapat pengelolaan sampah yang kurang baik

dari masyarakat, karena kebanyakan sampah pada umumnya dibuang begitu saja

ke jalan, atau dibakar maupun di buang ke sungai. Berdasarkan data yang telah di

dapat dari kantor kelurahan Gunung Sarik, dimana wilayah ini merupakan salah

satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Kuranji yang luas wilayahnya 11,08

km2 dengan jumlah penduduk 16.189 orang, dengan jumlah KK di RW II adalah

400 KK. RW II terdiri dari 4 RT, dimana RT I berjumlah 100 KK, RT II ada 67

KK, RT III ada 45 KK, dan RT IV ada 80 KK. Mata pencaharian penduduk

diwilayah Gunung Sarik meliputi : PNS, TNI/POLRI, wiraswasta, namun

kebanyakan masyarakat RW II bermata pencarian petani. Setelah dilakukan

survey awal dan bertanya kepada masyarakat RW II kelurahan Gunung Sarik

khususnya RT II, masyarakat dapat lebih menerima apabila diadakan pengelolaan

sampah yang bisa berdaya guna nantinya.

Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengelolaan

sampah dengan metode 3R sebagai alternatif lain, melalui pemberdayaan. Dan

apabila masyarakat bisa melaksanakan konsep 3R ini, dapat merubah kebiasaan

masyarakat yang mengelola sampah kurang baik menjadi lebih baik, dan

didukung dengan nilai ekonomis atau dimanfaatkan kembali.

Melihat keadaan yang demikian penulis tertarik untuk melakukan

“Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Metode 3R di RW

Page 15: KTI Lengkap 2

II RT II kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang Tahun

2014.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan

adalah bagaimana hasil dari pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Dalam

Pengelolaan Sampah Metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik

Kecamatan Kuranji Kota Padang Tahun 2014.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam

pengelolaan sampah metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik

Kecamatan Kuranji Kota Padang Tahun 2014.

2. Tujuan khusus

2.1. Untuk mengetahui gambaran pengelolaan sampah di RT II RW II

Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang.

2.2. Untuk melihat pengetahuan masyarakat sebelum pemberdayaan dalam

pengelolaan sampah metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik

Kecamatan Kuranji Kota Padang.

2.3. Untuk melihat sikap masyarakat sebelum pemberdayaan dalam

pengelolaan sampah metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik

Kecamatan Kuranji Kota Padang.

Page 16: KTI Lengkap 2

2.4. Untuk melihat pengetahuan masyarakat setelah pemberdayaan dalam

pengelolaan sampah metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik

Kecamatan Kuranji Kota Padang.

2.5. Untuk melihat sikap masyarakat setelah pemberdayaan dalam

pengelolaan sampah metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik

Kecamatan Kuranji Kota Padang.

2.6. Untuk melihat hasil dari pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam

pengelolaan sampah metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik

Kecamatan Kuranji Kota Padang.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Penulis

Untuk menambah pengalaman, wawasan tentang kajian pengelolaan

sampah dengan metode 3R skala rumah tangga di RT II RW II Kelurahan Gunung

Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang Tahun 2014.

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian diharapkan berguna bagi penulis dan masyarakat dalam

rangka pengembangan wawasan ilmu pengetahuan tentang Pengelolaan Sampah

Metode 3R skala rumah tangga di Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji

Kota Padang.

Page 17: KTI Lengkap 2

E. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup penelitian ini adalah melakukan pemberdayaan masyarakat

terhadap pengelolaan sampah metode 3R di daerah RT II RW II Kelurahan

Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang. Adapun pemberdayaan

masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R dibuat untuk lingkungan yang

tidak terlalu besar dalam pertimbangan :

1. Lingkup masyarakat yang tidak terlalu besar akan lebih mudah di

koordinir atau lebih mudah untuk diberikan bimbingan.

2. Lingkup yang kecil akan memaksimalkan peran / partisipasi masyarakat

untuk melakukan kegiatan secara langsung.

Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R dibatasi

hanya sampai bagaimana hasil dari kegiatan / penelitian, dimana salah satu dari

pengelolaan sampah metode 3R ini dilaksanakan, dan lebih diarahkan kepada

teknik recycle (daur ulang) khususnya pada sampah an organik (plastik).

Page 18: KTI Lengkap 2

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A.Pengertian Pemukiman

Pengertian dasar permukiman dalam Undang-Undang No.1 tahun 2001

adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan

perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai

penunjang kegiatan fungsi lain dikawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.

Menurut Koestoer batasan permukiman adalah terkait erat dengan konsep

lingkungan hidup dan penataan ruang. Permukiman adalah area tanah yang

digunakan sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat

kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan merupakan bagian dari lingkungan

hidup di luar kawasaan lindung baik yang berupa kawasan perkotaan maupun

perdesaan. Parwata menyatakan bahwa permukiman adalah suatu tempat

bermukim manusia yang telah disiapkan secara matang dan menunjukkan suatu

tujuan yang jelas, sehingga memberikan kenyamanan kepada penghuninya.

Permukiman (Settlement) merupakan suatu proses seseorang mencapai dan

menetap pada suatu daerah.6

Kegunaan dari sebuah permukiman adalah tidak hanya untuk

menyediakan tempat tinggal dan melindungi tempat bekerja tetapi juga

menyediakan fasilitas untuk pelayanan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi.

Menurut Parwata permukiman terdiri dari: (1) isi, yaitu manusia sendiri maupun

masyarakat; dan (2) wadah, yaitu fisik hunian yang terdiri dari alam dan elemen

elemen buatan manusia. Dua elemen permukiman tersebut, selanjutnya dapat

8

Page 19: KTI Lengkap 2

dibagi ke dalam lima elemen yaitu: (1) alam yang meliputi: topografi, geologi,

tanah, air, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan iklim; (2) manusia yang meliputi:

kebutuhan biologi (ruang,udara, temperatur, dsb), perasaan dan persepsi,

kebutuhan emosional, dan nilai moral; (3) masyarakat yang meliputi: kepadatan

dan komposisi penduduk, kelompok sosial, kebudayaan, pengembangan ekonomi,

pendidikan, hukum dan administrasi; (4) fisik bangunan yang meliputi: rumah,

pelayanan masyarakat (sekolah, rumah sakit, dsb), fasilitas rekreasi, pusat

perbelanjaan dan pemerintahan, industri, kesehatan, hukum dan administrasi; dan

(5) jaringan (network) yang meliputi: sistem jaringan air bersih, sistem jaringan

listrik, sistem transportasi, sistem komunikasi, sistem manajemen kepemilikan,

drainase dan air kotor, dan tata letak fisik.6

Sedangkan perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai

lingkungan tempat tinggal atau hunian plus prasarana lingkungan. Permukiman

adalah perumahan dengan segala isi dan kegiatan yang ada di dalamnya.

Perumahan merupakan wadah fisik sedangkan permukiman merupakan paduan

antara wadah dengan isinya yaitu manusia yang hidup bermasyarakat dan

berbudaya didalamnya. Bagian permukiman yang disebut sebagai wadah tersebut,

merupakan perpaduan tiga unsur yaitu, alam (tanah,air,udara), lingkungan

(bangunan rumah, pelayanan sosial, perkotaan, pasar, industri, transportasi),

jaringan (sitem air bersih, listrik, komunikasi saluran air kotor, saluran air hujan,

tata letak fisik) sedang isinya adalah manusia dan masyarakat.4

B. Pengertian Sampah

Ada beberapa defenisi mengenai sampah, hal ini perlu kita ketahui terlebih

dahulu sebelum mengenal sampah lebih dekat.7

Page 20: KTI Lengkap 2

a. Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak beharga

untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian

barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi

berkelebihan atau ditolak atau buangan. (Kamus lingkungan,1994).

b. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau di buang dari sumber hasil

aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai

ekonomis. (istilah lingkungan untuk Menajmen, Ecolink, 1996).

Dari beberapa defenisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa sampah

merupakan barang yang tidak berharga, tidak memiliki nilai ekonomis, tidak

berguna, dan barang yang sudah tidak diinginkan lagi.7

1. Jenis-jenis Sampah

1.1 berdasarkan sumbernya sampah dibagi menjadi :

a. Sampah Alam

Sampah yang diproduksi di kehidupan liar di integrasikan melalui proses

daur ulang alami, seperti daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah.

Diluar kehidupan liar, smapah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalya daun-

daun kering di lingkungan pemukiman.

b. Sampah Manusia

Sampah manusia adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil

dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi

bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana

perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu

perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan

penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis bdan sanitasi.

Page 21: KTI Lengkap 2

Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing).

Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem

urinoir tanpa air.

c. Sampah Rumah Tangga

Sampah rumah tangga merupakan sampah yang dihasilkan dari kegiatan di

dalam rumah tangga, sampah yang dihasilkan dari kegiatan di dalam rumah

tangga, sampah yang dihasilkan oleh kebanyakan rumah tangga adalah, kertas dan

plastik. Karakteristik dari sampah rumah tangga ini,sebagian besar adalah sampah

organik yang mempunyai sifat lekas membusuk akumulasi dari limbah oleh

rumah tangga adalah pengeluaran dalam tong sampah didepan setiap rumah atau

dalam kantong plastik, dalam keadaan bercampur.

d. Sampah Konsumsi

Merupakan sampah yang dihasilkan oleh manusia dari proses penggunaan

barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ketempat sampah

ini, sebagai contoh sampah konsumsi adalah tangakai/daun singkong, papaya,

kangkung, bayam, kulit terong, wortel, labu siam, ubi, singkong, kulit buah-

buahan, nanas, pisang, nagka, daun pisang, semangka, dan sampah dari kebun.

e. Sampah perkantoran

Sampah yang berasal dari lingkungan perkantoran dan pusat perbelanjaan

yang sebagian besar sampah yang dihasilkan adalah sampah organik, kertas,

tekstil, plastik, dan logam.

f. Sampah daerah industri

Sampah industri dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sampah umum

dan limbah berbahaya cair atau padat. Sampah umum, biasanya diletakkan

Page 22: KTI Lengkap 2

ditempat sampah. Pensortiran sederhana biasanya dilakukan oleh industri, seperti

plastik, kertas, dan bagian dari kulit biasanya disimpan dalam kontainer yang

berbeda untuk dijual. Sedangkan limbah yang di anggap tidak berharga dibuang

ditempat tersendiri.

g. Sampah nuklir

Merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir menghasilkan uranium dan

thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia. Oleh

karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi

untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang

garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).

1.2 Berdasarkan jenisnya sampah dibagi menjadi :

a. Sampah organik

Sampah organik yaitu buangan sisa makanan misalnya daging, buah,

sayuran dan sebagainya.

b. Sampah anorganik

Sampah anorganik yaitu sisa material sintetis misalnya plastik, kertas,

logam, kaca, keramik, dan sebagainya.

1.3 Berdasarkan bentuknya sampah dibagi menjadi :

a. Sampah padat

Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine

dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga; sampah dapur, sampah

kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Berdasarkan kemampuan diurai oleh

alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi :

Page 23: KTI Lengkap 2

a) Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna

oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur,

sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.

b) Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh

proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi :

� Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali

karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas,

pakaian dan lain-lain.

� Non-recyclabe: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan

tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs,

carbon paper, thermo coal dan lain-lain.

b. Sampah Cair

Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan yang tidak

diperlukan kembali dan dibuang ketempat pembuangan sampah.

a) Limbah hitam sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini

mengandung patogen yang berbahaya.

b) Limbah rumah tangga sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi

dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

2. Komposisi dan Karakterisrik Sampah

2.1 Komposisi sampah dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

a. Komposisi fisik merupakan besarnya jumlah rata-rata komponen

pembentukan sampah yang dihasilkan.

Page 24: KTI Lengkap 2

Tabel 1: komposisi fisik sampah

No. Komponen sampah Persentase (%)

1. Bahan Organik ± 75 %

2. Kertas ± 8%

3. Kaca ± 1%

4. Plastik ± 7%

5. Kaleng/logam ± 2%

6. Lain-lain ± 7%

b. Komposisi kimia, adalah besarnya kandungan zat kimia yang terdapat

dalam sampah. Komposisi kimia berhubungan dengan alternatif

pemrosesan atau pengolahan dan pilihan pemulihan. Komposisi kimia

ini dapat dimanfaatkan untuk mengetahui tingkat pencemaran yang

ditimbulkan. Umumnya komposisi kimia sampah terdiri dari zat

karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, dan fosfor serta unsur

lainnya yang terdapat dalam protein, karbohidrat dan lemak.

2.2 Karakteristik sampah, ditinjau dari kualifikasinya ada tiga macam,

yaitu :

a. Garbage, yaitusampah yang terdiri dari bahan-bahan organik yang

mempunyai sifat lekas membusuk. Sampah jenis ini rata-rata hanya

membutuhkan waktu sekitar 18 jam dalam proses pembusukannya.

Page 25: KTI Lengkap 2

Contoh dari sampah jenis ini antara lain : Sampah dapur, sampah alam,

dll.

b. Rubbish. Yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan organik atau

anorganik yang tidak/tahan berubah sifatnya atau tidak membusuk.

Contoh dari sampah ini adalah sampah plastik, logam, kertas,kaca, dll.

c. Ashes atau dust. Yaitusampah-sampah yang berasal dari sisa

pembakaran dan dari bahan-bahan partikel kecil yang mempunyai sifat

mudah berterbangan. Kadar abu sampah dipengaruhi oleh banyak

sedikitnya kandungan bahan yang mudah terbakar yang terdapat di

dalam sampah.

2.3 Densitas atau Kepadatan Sampah

Kepadatan sampah menyatakan bobot sampah persatuan volume. Pada

sistem sanitary landfill, kepadatan sampah diperlukan untuk menentukan

ketebalan lapisan sampah yang akan dibuang pada sistem tersebut, komposisi

bahan organiknya di kota-kota di indonesia, antara 80 hingga 90% dari total

sampah organik dan anorganik. Jumlah komposisi sampah organik yang cukup

besar tersebut akan bermanfaat bila kita mengerti bagaimana cara mengelola

dengan baik.

3. Dampak Negatif Sampah

3.1 Dampak bagi kesehatan

a) Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air

minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga

Page 26: KTI Lengkap 2

meningkat dengan cepat didaerah yang pengelolaan sampahnya kurang

memadai.

b) Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).

c) Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu

contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia).

Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang ternak melalui

makanan berupa sisa makanan/sampah.

d) Sampah beracun: telah dilaporkan bahwa jepang kira-kira 40.000 orang

meninggal akibat menkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa

(Hg). Raksa ini dikenal dari sampah yang dibuang kelaut oleh pabrik yang

memproduksi baterai dan akumulator.

3.2 Dampak bagi lingkungan

Sampah yang berasal dari berbagai sumber berpotensi mencemari

lingkungan, baik lingkungan darat, udara, maupun air.

a. Pencemaran lingkungan darat

Pencemaran sebagai dampak langsung dari timbunan sampah di

lingkungan tempat pembuangan sampah, pencemaran lingkungan darat

berdampak pada segi kesehatan, hal ini disebabkan karena timbunan sampah

merupakan tempat bersarang dan menyebarnya bibit penyakit, sedangkan

ditinjau dari segi keindahan, timbunan sampah tidak sedap dipandang mata.

b. Macam pencemaran udara

Pencemaran udara sebagai dampak dari sampah adalah

ditimbulkannya bau tidak sedap, debu gas-gas beracun. Pembakaran sampah

dapat meningkatkan karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2)

Page 27: KTI Lengkap 2

nitrigen-monoksida (NO), gas belerang, amoniak dan asap di udara. Asap di

udara ditimbulkan dari proses pembakaran sampah berbahan plastik ada

yang bersifat karsinogen, artinya dapat menimbulkan kanker.

c. Macam pencemaran perairan

Pencemaran air yang ditimbulkan oleh sampah misalnya terjadi

perubahan warna dan bau pada air sungai, penyebaran bahan kimia dan

mikroorganisme yang terbawa air hujan dan meresapnya bahan-bahan

berbahaya sehingga mencemari sumur dan sumber air. Bahan-bahan

pencemar yang masuk kedalam air tanah dapat muncul ke permukaan tanah

melalui air sumur penduduk dan mata air.

3.3 Dampak terhadap keadaan sosial dan ekonomi

a. Dampak sosial

� mempengaruhi keharmonisan atau kerukunan masyarakat sekitar,

warga yang sering membuang sampah disekitar tempat tinggalnya

dan mencemari lingkungan dapat menimbulkan ketidaksenangan

antar tetangga.

� bau yang tidak sedap berpotensi menimbulkan suasana kurang

nyaman bagi warga yang tinggal di sekitar tempat pembuangan

sampah, suasana kurang nayman akan cenderung meningkatkan

rasa emosionalyang tinggi terhadap kehidupan bermasyarakat.

� pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir

dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum

seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.

Page 28: KTI Lengkap 2

b. Dampak ekonomi

� pemandangan sampah yang menggunung dan berserakan pasti

tidak sedap dipandang mata, apalagi bila ini terjadi pada

lingkungan parawisata, dampak negatif terhadap keparawisataan

akan langsung terasa.

� pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya

tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah

meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati

orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk

kerja, rendahnya produktivitas).

� infrastruktur lain dapat juga di pengaruhi oleh pengelolaan sampah

yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk

pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau

tidak efesien, orang akan cenderung membuang sampahnya dijalan.

Hal ini mengakibatakan jalan perlu lebih sering di bersihkan dan

diperbaiki sehingga mengganggu jalannya roda perekonomian di

lingkungan tersebut.

4. Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah biasanya mengacu pada material sampah yang

dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi

dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah

juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa

melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian

khusus untuk masing-masing jenis zat.

Page 29: KTI Lengkap 2

Pengelolaan sampah dimulai dari sumber timbulan sampah, sistem

penampungan sampah sementara, transportasi sampah dan pengolahan akhir

sampah. Umumnya di indonesia dewasa ini, masing-masing titik pengelolaan

sampah tersebut tidak memenuhi kriteria standar pengelolaan sampah

4.1 Sistem pengelolaan sampah

Menurut UU No.18 tahun 2008 pengelolaan sampah adalah yang

sitematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan

penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi, pembatasan timbulan

sampah, pendaur ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah.

WASTE GENERATION

STORAGE

COLLECTION

TRANSFER AND PROCESSING AND

TRANSPORT RECOVERY

DISPOSAL

4.2 Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah

Pengetahuan adalah hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak

tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat. Dalam proses mencari tahu ini

Page 30: KTI Lengkap 2

mencakup berbagai metode dan konsep-konsep, baik melalui proses pendidikan

maupun melalui pengalaman.8

Sikap adalah sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan

antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara

sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan.9

Pengelolaan sampah adalah yang sitematis, menyeluruh, dan

berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

Pengurangan sampah meliputi, pembatasan timbulan sampah, pendaur ulang

sampah, dan pemanfaatan kembali sampah.

4.3 Konsep Pengelolaan Sampah 3R

Konsep pengelolaan 3R meliputi reduce, reuse, dan recycle .

a. Reduce (R1) atau Pengurangan Volume

Reduce ataureduksi sampah merupakan upaya untuk

mengurangi timbulan sampah, salah satu upaya reduksi sampah

dengan cara merubah pola hidup konsumtif, seperti perubahan

kebiasaan dari boros dan menghasilkan banyak sampah menjadi

hemat/efisien dan sedikit sampah. Contohnya sebelum limbah kertas

digunakan kembali, biasanya dikemas untuk mengurangi biaya

pembongkaran di tempat pembuangan.

b. Reuse (R2) atau Penggunaan Kembali

Reuse, yaitu menggunakan kembali bahan atau material agar

tidak menjadi sampah (tanpa melalui proses pengelolaan),seperti

menggunakan botol bekas menjadi bahan lain.

Page 31: KTI Lengkap 2

c. Recycle (R3) atau Daur Ulang

Recycle, berarti mendaur ulang suatu bahan yang sudah tidak

berguna (sampah) menjadi bahan lain setelah melalui proses

pengolahan, mengolah sisa kain perca menjadi selimut, kain lap, keset

kaki, dsb.5

C. Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah upaya peningkatan kemampuan masyarakat untuk

berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi dan mengendalikan kelembagaan

masyarakatnya secara bertanggung jawab demi perbaikan kehidupannya.

Permendagri RI Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan

Masyarakat, dinyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah suatu strategi

yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk

mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara (Pasal 1 , ayat (8) ).9

Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu

pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi

masyarakat berkembang (enabling). Disini titik tolaknya adalah pengenalan

bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat

dikembangkan. Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat

(empowering). Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota

masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai budaya

modern, seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan kebertanggungjawaban

adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan. Demikian pula pembaharuan

institusi-institusi sosial dan pengintegrasiannya ke dalam kegiatan serta peranan

Page 32: KTI Lengkap 2

masyarakat di dalamnya. Yang terpenting disini adalah peningkatan partisipasi

masyarakat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan

masyarakat. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya

dengan pemantapan, pembudayaan, pengamalan demokrasi.

Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses

pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena

kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan

dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep

pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi

dari interaksi, karena hal itu justru akan mengerdilkan yang kecil dan

melunglaikan yang lemah.

Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya

persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah.

Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin tergantung

pada berbagai program pemberian (charity). Karena, pada dasarnya setiap apa

yang dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya dapat

dipertukarkan dengan pihak lain). Dengan demikian tujuan akhirnya adalah

memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun kemampuan untuk

memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara berkesinambungan.9

1. Langkah – langkah Pemberdayaan

Pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu

sebagai proses dalam sebagai hasil. Sebagai hasil pemberdayaan masyarakat

adalah suatu perubahan yang signifikan dalam aspek sosial politik yang

Page 33: KTI Lengkap 2

dialami oleh individu dan masyarakat, yang seringkali berlangsung dalam

waktu yang cukup panjang, bahkan seringkali lebih dari 7 tahun.

Sebagai suatu proses, jaksin dkk mengatakan, pemberdayaan

masyarakat melibatkan beberapa komponen berikut, yaitu :

1. Pemberdayaan personal

2. Pengembangan kelompok kecil

3. Perorganisasian masyarakat

4. Kemitraan

5. Aksi sosial dan politik

Dengan demikian, pemberdayaan masyarakat mempunyai

spectrum yang cukup luas, meliputi jenjang sasaran yang diberdayakan

(level of objects), kegiatan internal masyarakat komunitas maupun

eksternal berbentuk kemitraan (partnership) dan jejaring (networking)

serta dukungan dari atas berbentuk kebijakan politik yang mendukung

kelestarian pemberdayaan.

Untuk itu pemberdayaan masyarakat dapat dilaksanakan dengan

mengikuti langkah-langkah :

1. Merancang keseluruhan program, termasuk di dalamnya kerangka

waktu kegiatan, ukuran program, serta memberikan perhatian kepada

kelompok masyarakat setempat.

2. Menetapkan tujuan. Tujuan pemberdayaan biasanya terpusat pada

bagaimana masyarakat dapat mengontrol keputusannya yang

berpengaruh pada kesehatan dan kehidupan masyarakat.

3. Memilih strategi pemberdayaan.

Page 34: KTI Lengkap 2

4. Implementasi strategi dan menajemen program pemberdayaan

dilakukan dengan cara :

a. Meningkatkan peran serta pemercaya (stakeholder).

b. Menumbuhkan kemampuan pengenalan masalah

c. Mengembangkan kepemimpinan lokal

d. Membangun keberdayaan struktur organisasi

e. Meningkatkan mobilitas sumber daya

f. Memperkuat kemampuan stakeholder untuk ‘bertanya mengapa’?

5. Evaluasi program. Pemberdayaan masyarakat dapat berlagsung lambat

dan lama, bahkan boleh dikatakan tidak pernah berhenti dengan

sempurna. Sering terjadi, hal-hal tertentu menjadi bagian dari

pemberdayaan baru tercapai beberapa tahun sesudah kegiatan selesai.

Oleh karenanya, akan lebih tepat jika evaluasi di arahkan pada proses

pemberdayaan daripada hasilnya. Hal-hal yang dapat dievaluasi dalam

pemberdayaan, diantaranya :

1. Jumlah anggota masyarakat yang berpatisipasi dalam kegiatan

2. Jumlah kegiatan yang bersifat pendekatan dari bawah (battom up)

3. Jumlah pelaku kegiatan yang merasa melakukan belajar sambil

bekerja (lerning by doing).

Pemberdayaan adalah suatu proses aktif, dimana masyarakat yang

diberdayakan harus berperan serta aktif(berpartisipasi) dalam berbagai kegiatan.

Dengan demikian masyarakat mempunyai pengalaman aktual, yang sangat

bermanfaat untuk mengembangkan program sejenis dimasa mendatang.

Page 35: KTI Lengkap 2

Partisipasi adalah peran aktif anggota masyarakat dalam berbagai jenjang

kegiatan. Dilihat dari konteks pembangunan kesehatan, partisipasi adalah

keterlibatan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk menjalin kemitraan

diantara masyarakat dan pemerintah dalam perencanaan, implementasi dan

berbagai aktivitas program kesehatan, mulai dari pendidikan sampai dengan

mengontrol perilaku masyarakat dalam menanggapi teknologi dan infrastruktur

kesehatan.

Dalam strategi pemberdayaan, dilakukanlah metode penyuluhan.

Penggunaan kombinasi dari berbagai metode penyuluhan akan banyak membantu

mempercepat proses perubahan, lebih banyak metode penyuluhan yang akan

digunakan, akan lebih banyak perubahan yang terjadi dalam diri individu.

Dimana metode adalah cara yang sistematis untuk mencapai suatu tujuan

yang telah direncanakan. Setiap orang “belajar” lebih banyak melalui cara yang

berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dalam menangkap pesan yang

diterimanya, ada yang cukup dengan mendengar saja, atau melihat dan juga ada

yang harus mempraktikkan dan kemudian mendistribusikannya.

Berdasarkan teknik komunikasi, metode penyuluhan dibagi menjadi 2

golongan yaitu :

1. Metode penyuluhan langsung. Artinya para petugas penyuluhan, langsung

bertatap muka dengan sasaran. Misalnya kontak personal, demonstrasi, dll.

2. Metode penyuluhan tidak langsung. Dalam hal ini pesan yang disampaikan

tidak secara langsung dilakukan oleh penyuluh tetapi melalui perantara atau

media. Misalnya pertunjukkan film atau slide, siaran melalui radio atau televisi

dan penyebaran bahan tercetak.

Page 36: KTI Lengkap 2

Adapun penggolongan metode berdasarkan indra penerima dibagi menjadi

tiga golongan yaitu :

1. Metode yang dilaksanakan dengan jalan memperhatikan. Pesan yang diterima

melalui indra penglihatan. Misalnya penempelan poster, pemutaran film dan

pemutaran slide.

2. Metode yang disampaikan melalui indra pendengaran. Misalnya siaran

pertanian melalui radio dan hubungan telepon serta alat-alat audiotif lainnya.

3. Metode yang disampaikan, diterima oleh sasaran melalui beberapa macam

indra secara kombinasi. Misalnya :

1.Demonstrasi hasil (dilihat, didengar, dan diraba)

2. Demonstrasi cara ( dilihat, didengar, dan diraba)

3. Siaran melalui televisi (didengar dan dilihat)10

Page 37: KTI Lengkap 2

D. Kerangka Teoritis

1. Alur pikir

Pre – Test ` Post - Test

Gambaran pengetahuanserta sikap sebelum melakukan

pemberdayaan dalam pengelolaan sampah metode

3R

Proses pemberdayaan masyarakat dalam

pengelolaan sampah metode 3R

Gambaran pengetahuanserta sikap

setelah melakukan pemberdayaan dalam pengelolaan sampah

metode 3R

Penyuluhan dan pelaksanaan salah satu pengelolaan

sampah metode 3R

Page 38: KTI Lengkap 2

2. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi operasional

Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala

1 Pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah dilakukannya pemberdayaan pengelolaan sampah metode 3R

Hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat. Dalam proses mencari tahu ini mencakup berbagai metode dan konsep-konsep, salah satunya pengarahan terhadap pengelolaan sampah metode 3R

Kuesioner Wawancara Baik

Jika skor ≥ (60%) 10

Kurang baik

Jika skor < (60%) 10

Ordinal

2 Sikap masyarakat sebelum dan sesudah dilakukannya pemberdayaan pengelolaan sampah metode 3R

Sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan tentang pengelolaan sampah metode 3R

Cekhlist Observasi Baik

Jika skor ≥(60%) 36

Kurang baik

Jika skor <(60%) 36

Ordinal

3 Proses pemberdayaan masyarakat dalam pebgelolaan sampah metode 3R

Tahap – tahap pelaksanaan yang dimulai dari penyuluhan kepada masyarakat, dan pelaksanaan salah satu pengelolaan sampah metode 3R yang lebih di arahkan pada recycle pada sampah plastik.

Kuesioner Wawancara Baik

Jika skor ≥ (60%)7 Kurang baik

Jika skor < (60%) 7

Ordinal

Page 39: KTI Lengkap 2

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptifanalitik

(univariat) dengan pendekatan cross sectional serta menggunakan uji T-Test untuk

mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah pemberdayaan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalahRW II RT II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan

Kuranji dilaksanakan bulan Mei 2014.

C. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga setiap

keluarga yang ada di RW II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji

berjumlah 400 KK. Namun, karna peneliti ingin memperkecil populasi agar tujuan

dari penelitian terlaksana dengan baik dan tidak memakan waktu lama, maka RT

II menjadi perhitungan populasi. Dimana RT II terdiri dari 67 KK. Dalam

perhitungan sampel digunakan rumus sebagai berikut:

d2 p.q (N – n)

ZC2 n (N – 1)

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

30

Page 40: KTI Lengkap 2

Zc2 = derajat kepercayaan yang di inginkan (95%=1,96)

p = harga proporsi dipopulasi

d = presisi mutlak (10%)

Jadi, 0.1 2 0.5. 0.5 (67 - n ) 1. 962 n ( 67 – 1 ) 0,01 0,25 ( 67 – n )

1.84 66 n

0,01 16.75 – 0,25 n 3.84 66 n

0,01 ( 66 n ) = 3,84 (16.75 – 0,25 n ) 0.66 n = 64.32 – 0.96 n n = 64.32 1.62 n = 39.70 = 40 KK

Setelah dilakukan perhitungan sampel didapatkan sampel sebanyak KK

dimana jumlah RT 2 terdiri dari 67 KK, sampel dilanjutkan dengan teknik Simple

Random Sampling atau pengambilan sampel secara acak sederhana yaitu

pengambilan sampel dimana anggota dari populasi mempunyai kesempatan yang

sama untuk diseleksi sebagai sampel dalam teknik undian dengan cara mengundi

semua anggota kemudian diambil sebanyak 40 KK sebagai responden. Sampel

yang di kehendaki peneliti dalam penelitian ini yaitu sebagian ibu rumah tangga di

RT II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang.

Page 41: KTI Lengkap 2

D. Teknik pengumpulan Data

1. Data Primer

Data diperoleh dengan pengambilan data berupa wawancara dan observasi

dengan responden dari kuisoner serta ceklis.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari :

1. Kantor Kesbangpol Kota Padang

2. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang

3. Kelurahan Gunung Sarik Kota Padang

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Editing

Melakukan pemeriksaan data yang telah terkumpul agar diperiksa

kelengkapan dan kesinambungannya.

2. Coding

Melakukan penyederhanaan data dengan menggunakan kode-kode

tertentu.

3. Processing

Memasukkan kode ke dalam master tabel (manual) dan program

komputer.

4. Cleaning

Mencek kembali apakah data yang di masukkan sudah benar.

Page 42: KTI Lengkap 2

F. Analisis Data

` Data yang telah dikumpulkan diolah dengan sistem komputerisasi

kemudian disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dengan analisis univariat,

selanjutnya dapat menjelaskan pelaksanaan sampah dengan konsep 3R.

G. Langkah – langkah Penelitian

Penelitian dilakukan 6 tahapan kegiatan :

Tahapan pertama : menentukan waktu yang tepat, dimana warga bias

berkumpul bersama sebelum dilaksanakan penyuluhan.

Tahapan kedua : setelah ditentukan waktu dan tempat, melaksanakan test awal

dengan mengisi kuisoner untuk pengetahuan dan sikap masyrakat sebelum

pemberdayaan tentang pengelolaan sampah metode 3R.

Tahapan ketiga : setelah mengisi kuisoner, ibu-ibu langsung diberikan

penyuluhan tentang Pengelolaan sampah metode 3R.

Tahapan keempat : setelah diberikan penyuluhan, dimusyawarahkan langsung

kapan dan dimana dilaksankan perlakuan dalam pengelolaan sampah metode 3R.

Tahapan kelima : pelaksanaan perlakuan terhadap salah satu pengelolaan

sampah metode 3R.

Tahapan keenam ; setelah dilakukan perlakmuan, memberikan kuioner yang

sama setelah dilaksanakan pengelolaan sampah metode 3R kepada ibu-ibu.

Dengan tujuan untuk mngetahui perbedaan prilaku dan sikap masyarakat sebelum

dan sesudah pemberdayaan.

Page 43: KTI Lengkap 2

Responden dalam kegiatan ini adalah ibu-ibu rumah tangga RT II RW II

Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang sebanyak 40 KK dari

67 KK yang ada.

Page 44: KTI Lengkap 2

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum Lokasi Penelitian

1. Geografis

a. Luas Wilayah

Kelurahan Gunung Sarik merupakan kelurahan salah satu diantara 9

Kelurahan yang termasuk dalam Kecamatan KuranjiKelurahan Gunung Sarik

ini mempunyai luas wilayah + 1.108 Ha. Dari 1.108 Ha tersebut terbagi dalam:

1) Sawah : 315 Ha

2) Perkarangan : 11 Ha

3) Tegalan : 234 Ha

4) Kolam : 2 Ha

5) Hutan : 325 Ha

6) Perkantoran : 2 Ha

7) Dan lain – lain : 219 Ha

b. Batas Wilayah

Kelurahan Gunung Sarik berbatasan dengan empat Kelurahan yang ada

di Kecamatan Kuranji, denganmempunyai batas wilayah :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sungai Lareh

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Kalumbuak

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Kuranji

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sungai Sapih

Page 45: KTI Lengkap 2

Kelurahan Gunung Sarik terdiri 13 Rukun Warga (RW). RW II terdiri

atas 4 RT dengan jumlah penduduk sebagai berikut :

1. RT I dengan jumlah penduduk sebanyak 100 KK

2. RT II dengan jumlah penduduk sebanyak 67 KK

3. RT III dengan jumlah penduduk sebanyak 45 KK

4. RT IV dengan jumlah penduduk sebanyak 80 KK

2. Demografi

a. Jumlah penduduk

Jumlah penduduk Kelurahan Gunung Sarik tahun 2014 adalah ±

15.446 jiwa.

Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Responden di RW II RT II

Kelurahan Gunug Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang Tahun 2014

No. Jenis Kelamin Jumlah %

1. Laki – laki 2 5,0

2. Perempuan 38 95,0

Jumlah 40 100%

Page 46: KTI Lengkap 2

b. Data Tingkat Pendidikan Responden

Tabel 4.2 Distribusi Pendidikan Berdasarkan Responden di RW II RT II Kelurahan

Gunung Sarik Tahun 2014

No. Pendidikan Jumlah %

1. Tamat SD 5 12,5

2. Tamat SMP 13 32,5

3. Tamat SMA 18 45,0

4. Perguruan Tinggi 4 10

TOTAL 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat tingkat pendidikan penduduk

terbanyak di RW II RT II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji adalah

tamat SMA sebesar 18 orang.

B. Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi

pengetahuan dan sikap masyarakat dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat

dalam pengelolaan sampah metode 3R.

Page 47: KTI Lengkap 2

Tabel 4.3 Ditribusi Frekuensi Variabel Pengetahuan Masyarakat RW II RT II

Kelurahan Gunung Sarik sebelum Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Metode 3R

Variabel Frekuensi %

Kurang baik 28 70,0

Baik 12 30,0

TOTAL 40 100,0

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan frekuensi pengetahuan masyarakat

sebelum pemberdayaan dengan pengetahuan kurang baik sebanyak 28 orang dan

pengetahuan yang baik sebanyak 12 orang dari 40 responden. Hal ini

membuktikan bahwa masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang

pengelolaan sampah metode 3R sebelum pemberdayaan dengan persentase 70 %.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Pengetahuan Masyarakat RW II RT II Kelurahan Gunung Sarik Sesudah Pemberdayaan Masyarakat Dalam

Pengelolaan Sampah Metode 3R

Variabel Frekuensi %

Kurang baik 10 25,0

Baik 30 75,0

TOTAL 40 100,0

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan frekuensi pengetahuan masyarakat

sesudah pemberdayaan dengan pengetahuan kurang baik sebanyak 10 orang dan

pengetahuan yang baik sebanyak 30 orang dari 40 responden. Hal ini

membuktikan bahwa sudah adanya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang

pengelolaan sampah metode 3R sesudah pemberdayaan dengan persentase 75,0%.

Page 48: KTI Lengkap 2

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Sikap Masyarakat RW II RT II Kelurahan Gunung Sarik Sebelum Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan

Sampah Metode 3R

Variabel Frekuensi %

Kurang baik 29 72,5

Baik 11 27,5

TOTAL 40 100,0

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan frekuensi sikap masyarakat sebelum

pemberdayaan dengan sikap kurang baik sebanyak 29 orang dan sikap yang baik

sebanyak 11 orang dari 40 responden. Hal ini membuktikan bahwa masih

rendahnya sikap masyarakat tentang pengelolaan sampah metode 3R sebelum

pemberdayaan masyarakat dengan persentase 72,5%.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Variabel Sikap Masyarakat RW II RT II Kelurahan

Gunung Sarik sesudah Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Metode 3R

Variabel Frekuensi %

Kurang baik 13 32,5

Baik 27 67,5

TOTAL 40 100,0

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan frekuensi sikap masyarakat sesudah

pemberdayaan dengan sikap kurang baik sebanyak 13 orang dan sikap yang baik

sebanyak 27 orang dari 40 responden. Hal ini membuktikan bahwa sudah adanya

Page 49: KTI Lengkap 2

peningkatan sikap masyarakat tentang pengelolaan sampah metode 3R sebelum

pemberdayaan masyarakat dengan persentase 67,5%.

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Variabel Proses Pelaksanaan Pemberdayaan

Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Metode 3R di RW II RT II Kelurahan Gunung Sarik

Variabel Frekuensi %

Kurang baik 13 32,5

Baik 27 67,5

TOTAL 40 100,0

2. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat dilakukan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan

sikap masyarakat tentang Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah

metode 3R ( reduce, reuse, recycle).

Tabel 4.8 Perbedaan Pengetahuan sebelum dan sesudah Pemberdayaan Masyarakat

Dalam Pengelolaan Sampah Metode 3R di RW II RT II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang

Variabel Mean P value N

Perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R

0,450 0,0001 40

Page 50: KTI Lengkap 2

Terlihat perbedaan nilai mean antara pengetahuan sebelum dan

pengetahuan sesudah adalah 0,450. Hasil uji T-test statistik didapatkan nilai P

value adalah 0,0001, maka dapat disimpulkan ada perbedaan antara pengetahuan

sebelum dan sesudah pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah

metode 3R ( reduce, reuse, recycle).

Tabel 4.9 Perbedaan Sikap sebelum dan sesudah Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Metode 3R di RW II RT II Kelurahan Gunung Sarik

Kecamatan Kuranji Kota Padang

Variabel Mean P value N

Perbedaan sikap sebelum dan sesudah pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R

0,400 0,0001 40

Terlihat perbedaan nilai mean antara sikap sebelum dan pengetahuan

sesudah adalah 0,400. Hasil uji T-test statistik didapatkan nilai P value adalah

0,0001, maka dapat disimpulkan ada perbedaan antara pengetahuan sebelum dan

sesudah pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R (reuse,

reduce, recycle).

Page 51: KTI Lengkap 2

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada bulan Mei

tahun 2014 di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik, terdapat 40 responden, yang

mana ruang lingkup sampel tersebut terdapat 38 perempuan dengan persentase

95% dan 2 laki – laki dengan persentase 5,0%.

1. Pengetahuan sebelum pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan

sampah metode 3R

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pada pengetahuan

sebelum pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R

(reuse, reduce, recycle), memiliki nilai frekuensi pengetahuan kurang baik 70 %.

Menurut pendapat Notoadmojo,S (2005) pengetahuan adalah hasil dari proses

mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi

dapat. Dalam proses mencari tahu ini mencakup berbagai metode dan konsep-

konsep, baik melalui proses pendidikan maupun melalui pengalaman.

Hal ini terbukti selama penelitian yaitu dengan tanya jawab terhadap

responden yang memiliki pengetahuan rendah, ternyata responden tidak memiliki

ataupun mendapatkan pengetahuan tentang pengelolaan sampah metode 3R

(reuse, reduce, recycle) dari pihak – pihak luar ataupun dari masyarakat lainnya,

sehingga pengetahuan terhadap pengelolaan sampah metode 3R (reuse, reduce,

recycle) tidak diketahui. Namun, setelah di berikan penyuluhan, responden sudah

mengetahui bagaimana mengolah sampah dengan metode 3R(reuse, reduce,

recycle).

Page 52: KTI Lengkap 2

2. Pengetahuan setelah pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan

sampah metode 3R

Dari hasil penellitian yang telah dilakukan, pengetahuan sesudah

pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R di RW II RT II

Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji memiliki rata- ratafrekuensi

pengetahuan yang baik 75%.

Pendapat Notoadmojo,S (2005) dimana pengetahuan adalah hasil dari

proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat

menjadi dapat. Dalam proses mencari tahu ini mencakup berbagai metode dan

konsep-konsep, baik melalui proses pendidikan maupun melalui pengalaman.

Berdasarkan kegiatan penelitian yang dilakukan dan dibandingkan dengan

teori yang ada, ternyata dapat disimpulkan perubahan pengetahuan yang dilihat

dari mean variabel pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan tentang

pengelolaan sampah metode 3R(reuse, reduce, recycle).

3. Sikap sebelum Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah

Metode 3R

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pada sikap sebelum

pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R(reuse, reduce,

recycle), memilki frekuensi sikap kurang baik 72,5%.

Hal ini sejalan dengan pengetahuan yang dimiliki masyarakat sebelum dan

sesudah pemberdayaan dalam pengelolaan sampah metode 3R(reuse, reduce,

recycle) melalui penuyuluhan. Karena, dalam pengetahuan akan selalu berkaitan

dengan sikap dan berlanjut dengan suatu tindakan sesuai pengetahuan yang

dimiliki.

Page 53: KTI Lengkap 2

4. Sikap Sesudah Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah

Metode 3R

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, sikap sesudah

dilakukan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R

memiliki frekuensi sikap yang baik 67,5%.

Peningkatan perubahan sikap ini sejalan dengan peningkatan pengetahuan

sesudah pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R(reuse,

reduce, recycle). Hal ini didukung juga dengan pendapat La Pierre (Azwar,2003)

dimana sikap adalah sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan

antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara

sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan.

5. Proses Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan

Sampah Metode 3R

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil frekuensi

selama proses pelaksanaan yang baik

Pengelolaan sampah itu sendiri adalah yang sitematis, menyeluruh, dan

berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

Pengurangan sampah meliputi, pembatasan timbulan sampah, pendaur ulang

sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. Selama proses pelaksanaan, banyak

masyarakat yang tertarik akan bagaimana sampah bisa menjadi barang yang

berdaya guna.

Page 54: KTI Lengkap 2

6. Perbedaan pengetahuan dan sikap pemberdayaan masyarakat dalam

pengelolaan sampah metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik

Kcamatan Kuranji Kota Padang

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil rata-rata

pengetahuan sebelum (pretest) pemberdayaan msayarakat dalam pengelolaan

sampahmetode 3R(reuse, reduce, recycle) 3,15 sedangkan perlakuan sesudah

(postest) 6,50. Terlihat nilai rata-rata perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah

pemberdayaan 3,350. Hasil uji statistik didapatkan P value adalah 0,0001 maka

dapat disimpulkan ada perbedaan antara pengetahuan sebelum dan sesudah

pemberdayaan mssyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R(reuse, reduce,

recycle).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil rata-rata

sikap sebelum pemberdayaan (pretest) adalah 5,08, sedangkan rata-rata setelah

pemberdayaan (postest) adalah 14,55. Terlihat nilai rata-rata perbedaan antara

sikap sebelum dan sesudah pemberdayaan adalah 9,475. Hasil uji statistik

didapatkan nilai P value adalah 0,0001 maka dapat disimpulkan ada perbedaan

antara sikap dan sesudah pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah

metode 3R(reuse, reduce, recycle).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil rata-rata

selama proses pemberdayaan adalah 7,30. Dengan nilai tengah 7,00 serta modus

8. Dan standar deviasi sebesar 2,729 dengan nilai minimum 3 dan nilai maksimal

19 dari 40 responden.

Perubahan perilaku dapat di pengaruhi beberapa faktor seperti yang

dikemukakan oleh para ahli tentang teori perubahan perilaku seperti Notoadmojo

Page 55: KTI Lengkap 2

yang berpendapat bahwa perubahan perilaku dapat dilakukan dengan pemberian

stimulus atau tindakan pada suatu individu atau kelompok. Teori di atas

mendukung terjadinya perubahan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah

metode 3R(reuse, reduce, recycle). Sementara beberapa kegiatan seperti

pelaksanaan yang dilakukan kepada warga dapat diartikan sebagai stimulasi

tindakan.

Page 56: KTI Lengkap 2

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada bulan Mei tahun 2014

terhadap masyarakat di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji

dalam pengelolaan sampah metode 3R (reuse, reduce, recycle) mengenai

pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah pemberdayaan serta proses

pelaksanaan pengelolaan sampah metode 3R (reuse, reduce, recycle) yaitu :

1. Pengetahuan sebelum pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah

metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota

Padang memiliki frekuensi pengetahuan kurang baik (70 %).

2. Pengetahuan sesudah pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah

metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota

Padang memiliki frekuensi pengetahuan baik dengan persentase (70%).

3. Sikap sebelum pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode

3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang

memiliki frekuensi sikap kurang baik dengan (72,5%).

4. Sikap sesudah pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode

3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang

memiliki frekuensi sikap baik dengan persentase (67,5 %).

5. Selama proses pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan

sampah metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan

Kuranji Kota Padang memiliki frekuensi pelaksanaan yang baik (72,5%).

Page 57: KTI Lengkap 2

6. Rata-rata perbedaan pengetahuan serta sikap sebelum dan sesudah

pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R di di RT II

RW II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang adalah 0,450

dan 0,400 dengan nilai P value 0,0001. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan

antara pengetahuan sebelum dan sesudah pemberdayaan masyarakat dalam

pengelolaan sampah metode 3R dikarenakan nilai P < 0,05.

B. Saran

1. Diharapkan kepada masyarakat RW II RT II Kelurahan Gunung Sarik

Kecamatan Kuranji untuk lebih meningkatkan peran serta aktif dalam

pengelolaan sampah agar dapat mengurangi timbulan sampah di lingkungan

sekitar.

2. Diharapkan kepada masyarakat RW II RT II Kelurahan Gunung Sarik

Kecamatan Kuranji untuk lebih meningkatkan kepedulian yang tinggi dalam

pengelolaan sampah dengan konsep 3R Pemukiman agar mengurangi timbulan

sampah.

3. Diharapkan adanya pemberdayaan berupa penyuluhan dan pelatihan begi ibu-

ibu rumah tangga dan masyarakat RW II RT II Kelurahan Gunung Sarik dari

instansi terkait Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang agar

meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan

konsep 3R. .

Page 58: KTI Lengkap 2

DAFTAR PUSTAKA

1. Siti khoriyah. Faktor – faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah 3R di RW II, III, dan V Kelurahan Sampangan Kota Semarang [KTI] Universitas Diponegoro,2012.

2. Balitbang Kementrian Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Harmonisasi

sampah perkotaan sebagai upaya perbaikan kesehatan masyarakat, kualitas air, lingkungan dan ekonomi 6 Oktober 2012.

3. Yenni Ruslinda, Indah Pasimura. Laboratorium Buangan Padat Jurusan Teknik

Lingkungan Universitas Andalas. Juli 2012. 4. Pedoman Umum 3R Pemukiman [sumber online] 28 Februari 2012 [di akses

20 maret 2014]. Tersedia dari: URL: Konsep 3R (http;//www. slideshare.net/ infosanitasi/pedomaan-umum-3r-permukiman).

5. Rosi Yuliana. Gambaran Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Metode 3R

Permukiman di RW VIII Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji kota Padang Tahun 2013 [KTI] Poltekkes Padang, 2010.

6. Wikipedia Indonesia. Pengertian pemukiman. [Akses 13 Maret 2014]. 7. Alex s, sukses mengolah sampah organik menjadi pupuk organik. 8. [Diakses tanggal 13 Februari 2013]. Tersedia dari: URL: http://digilib.

unimed.ac.id/public/UNIMED-Nondegree-22823-10%20BAB%2011.pdf. 9. Ania Maharani,SKM. Pemberdayaan Masyarakat [sumber online] 25 April

2012. [Diakses tanggal 12 Maret 2014]. Tersedia dari : URL: http:// dkijakarta. bkkbn.go.id/ List/Artikel/DispForm.aspx/ ID=21.

10. Burhanuddin. Metode dan teknik peyuluhan [sumber online] 28 juni 2012

[diakses 24 juli 2014]. Tersedia dari : URL : http://burhand182.wordpress. com/2012/06/28/metode-dan-teknik-penyuluhan/