ppt hasil kti uni insyirah 2
TRANSCRIPT
PROFIL TUMOR MATA DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR PERIODE 1 JANUARI- 31 DESEMBER 2012
PEMBIMBING :1. dr. Marliyanti N.R Akib,Sp.M,M.kes
2. dr. Nesyana Nurmadilla
OLEH :IKHSAN RAMADHAN S 1102100103
UNI INSYIRAH 1102100107
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR2014
BAB I PENDAHULUAN
Tumor mata merupakan benjolan atau pembengkakan abnormal pada daerah mata. Dan terdapat banyak sekali variasi jenis tumor mata.Penelitian di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada kurun waktu 2000-2003 :1. Karsinoma sel skuamosa 84 kasus2. Karsinoma sel basal 40 kasus3. Melanoma konjungtiva 11 kasus
Penelitian di RSUD Dr. Soetomo Airlangga Surabaya tahun tahun 2005-2009 didapatkan Retinoblastoma 63 persen, Hemangioma 50 persen, Kista dermoid 35 persen, Xantelasma pada wanita 32 persen dan 17,4 persen pada laki-laki.
Penanggulangan masalah tumor mata memerlukan suatu pola terpadu antara dokter spesialis mata, dokter umum dan peran serta masyarakat. Penelitian mengenai profil tumor mata Periode 1 Januari sampai 31 Desember 2012 BELUM ADA.
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
“Bagaimana Profil Tumor Mata di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar mata Periode 1 Januari sampai 31 Desember 2012?”.
TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan UmumMengetahui profil tumor mata di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar mata Periode 1 Januari sampai 31 Desember 2012.
2. Tujuan khusus a. Mengetahui profil tumor mata berdasarkan umur.b. Mengetahui profil tumor mata berdasarkan jenis kelamin. c. Mengetahui profil tumor mata berdasarkan jenis tumor mata
MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi penulis Sebagai penambahan wawasan khususnya mengenai tumor mata.
2. Bagi Masyarakat Membuka wawasan masyarakat tentang profil tumor mata di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar mata Periode 1 Januari sampai 31 Desember 2012, sehingga dapat meningkatkan kesadaran penderita tumor untuk memeriksakan matanya secara dini.
3. Manfaat ilmiahSebagai bahan referensi dalam menambah khasanah literatur studi tentang karakteristik tumor mata.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Tumor mata adalah benjolan atau pembengkakan abnormal pada
daerah mata, yang dapat menyerang rongga orbita (tempat bola mata)
sehingga merusak jaringan lunak mata, seperti otot mata, syaraf mata dan
kelenjar air mata.
B. EPIDEMIOLOGI
Penelitian di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM)
pada kurun waktu 2000-2003 ditemukan Karsinoma sel skuamosa 84
kasus, Karsinoma sel basal 40 kasus, dan Melanoma konjungtiva
11 kasus.
Adapun penelitian yang dilakukan di RSUD Dr.Soetomo Airlangga
Surabaya tahun 2005 sampai 2009 didapatkan persentasi kasus
Retinoblastoma 63%, Hemangioma 50%, Kista Dermoid 35 %, Xantelasma
pada wanita 32 % dan 17,4 % pada laki-laki.
C. ETIOLOGI
1. Faktor genetik
2. Sinar matahari
3. Virus Humanum Papilloma
4. Bahan-bahan karsinogenik
5. Dan sebagian lainnya belum diketahui pasti penyebabnya.
D. KLASIFIKASI TUMOR MATA
Klasifikasi tumor mata sangat bervariasi. Berdasarkan sifatnya
dikelompokkan menjadi :
1. Tumor primer palpebra
a. Karsinoma sel basal
Merupakan tumor ganas pada palpebra. Umumnya timbul lambat dan tanpa
nyeri, nodul yang bisa berulkus. Menyusup ke jaringan sekitar secara perlahan,
tetapi tidak bermetastasis. Biasanya timbul setelah usia lebih dari 40 tahun.
Penanganan berupa eksisi.
A. TUMOR PRIMER
b. Karsinoma sel skuamosa
Merupakan tumor ganas pada palpebra, dapat bermetastasis. Penyebabnya
belum diketahui pasti, diduga akibat paparan zat aktinik atau kimia, serta virus
yang akhir-akhir ini diduga sebagai penyebabnya, yaitu Virus Humanum
Papilloma. Bentuk lesi dapat berupa nodul, ulkus. Penanganan berupa eksisi
luas diikuti tindakan rekontruksi.
c. Xantelasma
Kelainan umum terjadi pada permukaan anterior palpebra, biasanya bilateral di
dekat sudut medial mata. Lesi tampak berupa plak-plak kuning di dalam kulit
palpebra dan paling sering terlihat pada orang tua. Penyebabnya dihubungkan
dengan kadar plasma lipid yang tinggi.
Penanganan berupa eksisi, dikauter atau diatasi dengan bedah laser.
Xantelasma
2. Tumor primer konjungtiva
a. Granuloma
Merupakan tumor jinak pada konjungtiva, namun dapat juga terjadi pada
palpebra. Terjadi akibat peradangan. Fokus peradangan bisa membentuk plak-
plak atau noduli yang menonjol di kulit atau konjungtiva palpbera. Penanganan
berupa eksisi dan kuretase
sb. Kista Dermoid
Suatu kista yang berisi cairan kenta. Bentuknya bulat kekuningan, lunak, dengan
ada rambut dan ukurannya dapat membesar. dapat bersifat kongenital atau
timbul akibat trauma. Penangannya berupa eksisi.
c. Melanoma Konjungtiva
Melanoma maligna konjungtiva merupakan keganasan pada palpebra yang
jarang ditemukan. Sebagian besar didiagnosis pada usia 50 tahunan. Tumbuh
sebagai nodul berwarna hitam atau abu-abu dengan pembuluh darah yang
melebar dan dapat melekat pada episklera. Dapat bermetastasis.
Melanoma Konjungtiva
3. Tumor primer intraokuler
a. Retinoblastoma
Tumor intraokuler tersering pada anak, umumnya terjadi pada anak usia 3 tahun
ke bawah. Retinoblastoma dapat terjadi oleh karena adanya mutasi genetik
(gen RB1). Tanda Retinoblastoma paling sering adalah leukokoria (white
pupillary reflex) yang digambarkan sebagai mata yang bercahaya, berkilat, atau
cat’s-eye appearance.Terapi Retinoblastoma ditentukan berdasarkan lingkup
invasi tumor dan ada tidaknya metastasis jauh.
Retinoblastoma pada mata kiri
4. Tumor primer orbita
a. Hemangioma
Proliferasi abnormal dari pembuluh darah. Ada dua bentuk yaitu Hemangioma
kavernosa & Hemangioma kapiler. Hemangioma kavernosa bersifat jinak,
tumbuh lambat, dan biasanya menjadi simptomatik pada usia pertengahan.
Sedangkan Hemangioma kapiler berupa lesi superficial, tampak kemerahan
(nevus strawberry), dan lesi yang terletak lebih dalam kebiruan. Lebih dari 90%
kasus menjadi jelas sebelum usia 6 bulan.
Hemangioma pada mata kanan
b. Rabdomiosarkoma
Tumor ganas primer orbita yang paling sering terjadi pada anak-anak. Muncul
sebelum usia 10 tahun. Tumor dapat menghancurkan tulang orbita didekatnya
dan menyebar ke otak. Gejala kliniknya berupa proptosis yang sifatnya tiba-tiba
dan progresif, bersifat unilateral.
Rabdomiosarkoma pada mata kiri
c. Glioma Saraf Optik
Glioma pada saraf optik dapat menyebabkan gangguan visus, gangguan
gerakan bola mata, gangguan lapangan pandang, dan proptosis. Sekitar 75%
glioma nervus optik yang simptomatik telah tampak sebelum usia 10 tahun.
B. TUMOR SEKUNDER
Berasal dari jaringan-jaringan sekitar orbita misalnya tumor ganas
nasofaring dan sinus-sinus. Paling sering Karsinoma nasofaring.
B. TUMOR METASTASIS
Tumor-tumor metastasis mencapai orbita melalui penyebaran hematogen
karena orbita tidak memiliki saluran limfe. Metastasis biasanya berasal dari
payudara pada wanita dan paru pada pria.
E. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasinya tergantung dari jenis tumornya. Namun, umumnya dapat berupa :
1. Nyeri peri okular dan nyeri orbita2. Proptosis3. Pembengkakan kelopak mata4. Penglihatan ganda5. Adanya inflamasi sehingga mata nampak merah6. Gerak mata yang terbatas7. Ketajaman penglihatan yang dapat terganggu 8. Massa tumor yang nampak jelas.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN DIAGNOSTIK
1. FOTO POLOS KEPALA
Untuk melihat ukuran rongga orbita, terjadinya kerusakan tulang,
terdapat perkapuran pada tumor dan kelainan foramen optik.
2. CT SCAN
Metode yang paling banyak dipakai. Kelainan mata umum yang
dapat diperlihatkan oleh CT-Scan yaitu neoplasma, massa yang meradang,
dan fraktur.
3. MRI
Banyak dipakai untuk diagnosis orbita dan intrakranial. Memberikan
informasi tambahan berupa perubahan-perubahan dalam jaringan lunak dan
nervus optik, tetapi teknik ini kurang bermanfaat untuk kelainan tulang.
Kontraindikasi bila ada benda asing intraorbita yang mengandung besi.
D. ULTRASONOGRAFI
Memakai prinsip sonar untuk meneliti struktur yang tidak terlihat
secara langsung. Alat ini dapat dipakai untuk menilai bola mata atau orbita.
E. ANGIOGRAFI
Kadang-kadang diperlukan untuk menegakkan diagnosis
sejumlah kelainan vaskular pada mata ataupun orbita.
F. PENATALAKSANAAN
Penanganannya bervariasi tergantung pada ukuran, lokasi dan tipe
tumor. Sebagian hanya membutuhkan terapi medis (obat-obatan) dan sebagian
membutuhkan tindakan yang lebih radikal yaitu mengangkat secara total massa
tumor. Umumnya bersifat operatif. Pada stadium lanjut, setelah pengangkatan
massa tumor kadang-kadang dibutukan terapi tambahan seperti radioterapi (sinar)
dan kemoterapi.
Operasi atau pengangkatan bola mata dapat berupa :
1. EVISERASI
Pengangkatan seluruh isi bola mata dengan mempertahankan sklera
dan semua jaringan retrobulbar.
Pengangkatan bola mata dengan terlebih dahulu melepaskannya
dari konjungtiva, otot-otot retrobulbar dan nervus optik sehingga yang
tersisa adalah seluruh jaringan retrobulbar dalam rongga orbita
2. ENUKLEASI
3. EKSENTERASI
Eksenterasi adalah pengangkatan seluruh isi rongga orbita, sehingga
yang tersisa tinggal tulang orbita.
Enukleasi
G. KOMPLIKASI
Komplikasi tumor mata tergantung dari jenis tumor mata.
Adapun beberapa komplikasi yakni :
1. Glaukoma
2. Keratitis
KERANGKA TEORI
PENANGANAN
Umumnya bersifat operatif
TUMOR MATA
DEFINISI:
Benjolan atau pembengkakan abnormal pada mata
EPIDEMIOLOGI:
Tergantung jenis tumor mata, umumnya pada semua kalangan umur.
ETIOLOGI :
Faktor genetik, paparan sinar matahari, Virus Humanum Papilloma, bahan karsinogenik, dan lainnya yang belum diketahui.
KLASIFIKASI
Berdasarkan sifatnya antara lain tumor primer, tumor sekunder, tumor metastasis.
MANIFESTASI KLINIK :
Nyeri peri okular, proptosis, penglihatan ganda, mata merah, gerak mata terbatas, penglihatan terganggu, massa tumor nampak jelas.
PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN DIAGNOSTIK
Foto polos kepala, CT-Scan, MRI, USG dan Angiografi.
KOMPLIKASI
Tergantung jenis tumor mata, dapa berupa glaukoma dan keratitis.
KERANGKA KONSEP
TUMOR MATA
Jenis Kelamin
Jenis tumor mata
Umur
Keterangan :
: Variabel dependen
: Variabel independen
DEFINISI OPERASIONAL DAN KRITERIA OBJEKTIF
1. Umur Umur adalah rentang kehidupan pasien tumor mata yang
diukur dengan tahun mulai saat dilahirkan.
Kriteria Objektif :a. 1-5 tahunb. 6-15 tahunc. 16-30 tahund. 31-44 tahune. > 45 tahun
2. Jenis kelaminJenis kelamin merupakan kategori dalam masyarakat yang didasarkan pada perbedaan seks atau jenis kelamin (perbedaan biologis).
Kriteria objektif :a. Laki-lakib. Perempuan
3. Jenis tumor mataJenis tumor mata adalah sel-sel yang diperiksa secara fisik maupun pemeriksaan penunjang seperti patologi anatomi yang menyerang jaringan sehat pada mata, sekitar mata bahkan ke organ lain.
a. Karsinoma sel basal Karsinoma sel basal adalah tumor yang berasal dari sel basal epitel kulit yang sering mengenai kelopak mata bawah, kantus medial, kelopak mata atas dan kantus lateral dan timbul pada usia lebih dari 40 tahun.
b. Karsinoma sel skuamosa Karsinoma sel skuamosa adalah tumor ganas yang berasal dari sel skuamosa epidermis yang sering mengenai palpebra superior dan timbul pada usia lebih dari 40 tahun.
c. Xantelasma Xantelasma adalah jenis tumor pada palpebra yang ditandai dengan adanya lesi berupa bercak kekuningan mengkerut (deposit lipid) pada palpebra.
d. Granuloma Granuloma adalah tumor jinak pada konjugtiva akibat peradangan pada konjungtiva.
e. Kista Dermoid Kista dermoid adalah suatu kista yang berupa kistik dan terisi oleh suatu cairan berminyak yang dapat mencetuskan reaksi peradangan apabila masuk ke dalam orbita
f. Melanoma konjungtivaMelanoma konjugtiva merupakan suatu tumor pada konjungtiva yang
berkembang dari sel-sel melanosit konjugtiva yang sering terjadi pada kulit putih dan terjadi pada usia pertengahan.
g. RetinoblastomaRetinoblastoma adalah suatu tumor ganas intraokuler primer paling sering ditemukan pada anak oleh karena adanya mutasi genetik (gen RB1).
Kriteria objektif :g. Stadium leukokoria, pada stadium ini pasien tidak meraskan gejala apapun
hanya penglihatan yang menurun sampai visus nol (0).h. Stadium glaukomatosa, pada stadium ini massa tumor sudah memenuhi
seluruh isi bola mata, sehingga gejala yang nampak adalah gejala glaukoma, strabismus, uveitis, dan hifema. Stadium ini berlangsung beberapa bulan, sehingga jika terlamnta ditangani akan masuk ke stadium berikutnya.
i. Stadium ekstraokuler, pada stadium ini bola mata sudah menonjol (proptosis), akibat desakan massa tumor yang sudah keluar ke ekstra okuler. Segmen anterior bola mata sudah rusak dan keadaan pasien nampak lemah dan kurus. Prognosis pada stadium ini kurang baik dan tindakan yang dilakukan hanyalah mempertahankan hidup pasien.
j. Stadium metastase, stadium ini sangat burukoleh karena, tumor sudah masuk ke kelenjar lymfe pre aurikuler atau submandibula. Penanganan pada stadium ini hanyalah bersifat paliatif saja
h. Hemangioma Hemangioma dalah tumor jinak akibat proliferasi abnormal dari pembuluh darah, dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah dan bersifat kongenital.
i. Rabdomiosarkoma Rabdomiosarkoma adalah tumor ganas primer orbita yang berasal dari jaringan mesenkim pada jaringan lunak orbita dan paling sering terjadi pada anak-anak dengan gejala berupa proptosis yang sifatnya tiba-tiba dan progresif.
j. Glioma Nervus Optik Glioma Nervus Optik adalah tumor yang mengenai saraf optik mata yang terjadi pada anak-anak.
BAB IIIMETODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif dengan
pengambilan data secara retrospektif dari rekam medik.
Jenis Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Poliklinik mata Rumah Sakit Ibnu Sina
Makassar Periode 1 Januari sampai 31 Desember 2012. Penelitian ini
dimulai pada Januari sampai Februari 2013.
Populasi dan Sampel
A. Populasi
Semua pasien penderita tumor mata di Poliklinik Mata Rumah
Sakit Ibnu Sina Makassar Periode 1 Januari sampai 31 Desember 2012
dan tercatat pada buku rekam medik.
B. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah semua penderita tumor mata
di Poliklinik Mata Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode
1 Januari sampai 31 Desember 2011. Teknik pengambilan sampel adalah
dengan cara total sampling dengan mengambil seluruh sampel yang
masuk kriteria inklusi.
1. Kriteria Inklusi :
Seluruh pasien tumor mata di Poliklinik Mata Rumah Sakit Ibnu Sina
Makassar Periode 1 Januari sampai 31 Desember 2012 yang tercatat dalam
rekam medik, meliputi semua variabel (umur, jenis kelamin, dan jenis tumor
mata).
2. Kriteria Ekslusi :
Data rekam medik tidak jelas, ada salah satu variabel (umur, jenis kelamin,
dan jenis tumor mata) tidak tercantum pada rekam medik.
Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data
A. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ini dengan menggunakan data sekunder yang
diperoleh dari rekam medik di Poliklinik Mata Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar.
B. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian ini dengan melihat data dari rekam medik untuk
mengetahui profil tumor mata di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar periode 1 Januari
sampai 31 Desember 2012.
Teknik pengelolaan dan penyajian Data
A. Pengolahan Data Data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan Microsoft Excel dan program Statistical Program for the Social Sciences (SPSS) versi 18 dengan proses sebagai berikut:1. Editing : memeriksa ketepatan dan kelengkapan data pada kuisoner.2. Coding : pemberian kode dan penomoran.3. Entry : memasukkan data kedalam komputer.4. Cleaning : memeriksa semua data yang telah dimasukkan kedalam
komputer untuk menghindari kesalahan dala pemasukan data.5. Saving : penyimpanan data.6. Analisis data : menggunakan uji statistik chi square.
B. Penyajian Data Data yang telah diolah selanjutnya disusun dan disajikan dalam bentuk
tabel secara deskriptif dan dikelompokkan berdasarkan tujuan penelitian.
BAB IVGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar
BAB VHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan pada tanggal 13 Februari sampai 17
Februari 2014 di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar mengenai profil
tumor mata di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar periode 1 Januari
sampai 31 Desember 2012.
Karakteristik yang diteliti meliputi usia, jenis kelamin, dan jenis
tumor mata. Maka , diperoleh sampel sebanyak 26 orang.
A. Hasil Penelitian
Tabel 5.1. Profil tumor mata di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar periode 1 Januari sampai 31 Desember 2012 berdasarkan umur
Kategori usia(tahun)
Frekuensi Persentase (%)
1 - 5 6- 1516-3031-45
> 45
216611
7,73,8
23,123,142,3
Total 26 100
Sumber: Rekam medik Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar
Dari tabel 5.1 memperlihatkan bahwa penderita tumor mata paling banyak pada kategori usia > 45 tahun yaitu sebanyak 11 orang (42,3%) dan terendah pada kategori usia 6 - 15 tahun sebanyak 1 orang (3,8%). Sedangkan persentasi yang sama dijumpai pada umur 16 – 30 tahun dan 31 – 44 tahun terdapat 6 orang (23,1 %) dan pada kategori umur 1- 5 tahun terdapat 2 orang (16,7%).
Grafik 5.1 Profil tumor mata berdasarkan umur di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar periode 1 Januari – 31 Desember 2012
1 -5 tahun 6-15 tahun 16-30 tahun 31-45 tahun > 45 tahun0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
Tabel 5.2 Profil tumor mata di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar periode 1 Januari sampai 31 Desember 2012 berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-lakiPerempuan
1214
46,253,8
Total 26 100
Sumber: Rekam medik Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar
Dari tabel 5.2 memperlihatkan bahwa penderita tumor mata paling banyak pada jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 14 kasus (53,8%) dibandingkan dengan laki – laki yang jumlahnya 12 kasus (46,2%).
Grafik 5.2 Profil tumor mata berdasarkan jenis kelamin di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar periode 1 Januari – 31 Desember 2012
Laki-laki Perempuan42%
44%
46%
48%
50%
52%
54%
Tabel 5.3 Profil tumor mata di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar periode 1 Januari sampai 31 Desember 2012 berdasarkan jenis tumor mata.
Jenis tumor mata Frekuensi Persentase (%)
Karsinoma sel basalKarsinoma sel skuamosaXantelasmaGranuloma konjungtivaKista dermoid Melanoma ckonjungtivaRetinoblastomaHemangiomaRabdomiosarkoma Glioma saraf optik
21132013400
7,742,311,57,70
3,811,515,4
00
Total 26 100Sumber: Rekam medik Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar
Dari tabel 5.3 memperlihatkan bahwa jenis tumor mata
terbanyak di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar periode 1 januari
sampai 31 desember 2012 adalah Karsinoma sel skuamosa yaitu
sebanyak 11 kasus (42,3%). Sedangkan pada Kista dermoid,
Rabdomiosarkoma serta Glioma saraf optik sama sekali tidak
dijumpai kasus yaitu 0%. Hemangioma sebanyak 4 kasus (15,4%),
Xantelasma dan Retinoblastoma sama yakni sebanyak 3 kasus
(11,5%). Karsinoma sel basal dan Granuloma konjugtiva juga sama
yakni sebanyak 2 kasus (7,7%), dan Melanoma konjungtiva sebanyak
1 kasus (3,8%).
Grafik 5.3 Profil tumor mata berdasarkan jenis tumor mata di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar periode 1 Januari – 31 Desember 2012
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
B. Pembahasan
1. Profil tumor mata di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Periode 1 Januari sampai 31 Desember 2012 menurut umur.
Pada tabel 5.1 memperlihatkan bahwa penderita tumor mata paling banyak pada kategori usia > 45 tahun sebanyak 42,3% dan terendah pada kategori usia 6 - 15 tahun sebanyak 3,8%. Kategori umur > 45 tahun merupakan kategori umur yang rentang untuk terjadinya tumor mata. Selain itu, adanya faktor lain yaitu keterlambatan penderita tumor mata untuk datang memeriksa atau kurangnya kesadaraan penderita tumor mata terhadap kasus tumor mata itu sendiri. Sehingga, pada kategori umur tersebut banyak di dapatkan kasus.
Pada kasus tumor mata, kategori umur tergantung dari jenis tumor mata itu sendiri. Untuk insidensi nyata secara menyeluruh berdasarkan kategori umur belum didapatkan.
Berikut beberapa penelitian mengenai kasus tumor mata berdasarkan
umur.
1. Penelitian di bagian Mata Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo
(RSCM) bahwa frekuensi terbanyak penderita tumor mata pada kasus
Karsinoma sel Skuamosa adalah usia tua yakni pada dekade keempat.(3)
2. Penelitian di bagian Mata Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo
(RSCM) bahwa frekuensi terbanyak penderita tumor mata pada kasus
Karsinoma sel Basal pada umur 40 tahun ke atas.
2. Profil tumor mata di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Periode 1 Januari sampai 31 Desember 2012 menurut jenis kelamin
Pada tabel 5.2. memperlihatkan bahwa penderita tumor mata paling banyak pada jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 53,8% dibandingkan dengan laki – laki yang jumlahnya 46,2%.
Pada kasus tumor mata, kategori jenis kelamin tergantung dari jenis tumor mata itu sendiri. Untuk insidensi nyata tingkat kejadian perempuan dan laki-laki mengenai kasus tumor mata secara menyeluruh belum didapatkan.
Berikut beberapa penelitian mengenai insidensi jenis kelamin pada tunor mata antara lain :1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada kurun waktu 2000-2003 pada kasus Karsinoma sel basal menemukan perempuan 58,2% lebih tinggi frekuensinya di banding pria 41,8%.
2. Berdasarkan penelitian deskriptif dengan metode pengumpulan data rekam medik di Laboratorium Hematologi/Onkologi Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr Soetomo Surabaya selama lima tahun pada kasus Retinoblastoma didapatkan laki-laki 51% dan perempuan 49 %.
3. Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menyebutkan Xantelasma lebih sering dijumpai pada wanita yaitu 32% di banding laki-laki 17,4 %.
Didapatkan Karsinoma sel skuamosa terbanyak karena
kurangnya kesadaran penderita tumor mata untuk datang
memeriksa pada stadium dini, akibat kurangnya kewaspadaan
terhadap tanda-tanda dini dari penderita tumor mata, sehingga
banyak yang datang pada saat stadium lanjut.
3. Profil tumor mata di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Periode 1 Januari sampai 31 Desember 2012 menurut jenis tumor mata.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di
Bagian Mata Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit
Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) bahwa sekitar 77,5% penderita
tumor mata datang saat telah stadium lanjut, terbukti dengan
banyaknya penderita tumor mata yang datang dengan kebutaan. Dan
dalam penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa kasus tumor mata
terbanyak adalah Karsinoma sel skuamosa sebanyak 84 kasus,
Karsinoma sel basal 40 kasus dan melanoma konjugtiva 11 kasus
BAB VIPENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian tentang Profil tumor mata di Rumah
Sakit Ibnu Sina Makassar Periode 1 Januari sampai 31 Desember 2012,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Profil tumor mata menurut umur paling banyak pada kategori umur > 45
tahun dan terendah pada kategori umur 6 - 15 tahun.
2. Penderita tumor mata menurut jenis kelamin paling banyak pada jenis
kelamin perempuan.
3. Penderita tumor mata menurut jenis tumor mata terbanyak Karsinoma
sel skuamosa. Sedangkan pada Kista dermoid, Rabdomiosarkoma
serta Glioma saraf optik tidak dijumpai kasus
Kesimpulan
1. Sebaiknya dilakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
pentingnya dalam meningkatkan kewaspadaan akan tanda-tanda dini
kasus tumor mata. Sehingga, dengan harapan kasus-kasus tumor mata
dapat berkurang.
2. Kepada petugas medis lebih cepat dalam mendiagnosis dini kasus-
kasus tumor mata.
3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian
yang lebih mendalam tentang semua variabel yang telah diteliti diatas
dengan mengambil periode waktu yang lebih panjang agar data
sekunder yang didapatkan lebih banyak sehingga semakin menambah
wawasan kita tentang profil tumor mata.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. Rahman,dr.Ariza.Tumor Orbita.http://www.angelfire.com/neurosurgery/Orbita.
Diakses pada 8 September 2012.
2. Lions Eye Institute. Tumor Mata. www.klinikmatanusantara.com/file/859.pdf.
Diakses pada 10 Desember 2012.
Unit RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
3. Epidemiologi Tumor Mata. http://www.scribd.com/doc/188860688.
Diakses pada 9 Oktober 2012.
4. Dwijayanti, Ellisa. 2011. Prevalensi Retinoblastoma Di RSUD Dr. Soetomo. .
http://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/44512815464_abs.pdf. Diakses pada 9
Oktober 2012.
5. Ilyas,Sidarta.2005. Kedaruratan dalam Ilmu Penyakit Mata. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia:Jakarta. Halaman 179-180.
Cont…6. Riordan-Eva,Whitcher, John P.2010.Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum Edisi
17.Jakarta:EGC. Halaman 85-89, 121-124, 251-261.
7. Roy Sr, MD Hampton Associate Clinical Professor Departement of Ophthalmology
University of Arkansas, American Academy of Opthalmology. 2013.Xanthelasma.
www.emedicine.medscape.cm/article/1213423overview#showall. Diakses 10 Februari
2013.
8. Evans H. Periorbital Cyst Dermoid.2012.http://www.education/surgery-info/
periorbital-external-angular-dermoid-cyst. Diakses 10 Februari 2013.
9. Roque, Manolette MD, MBA, FPAO, Section Chief, Ocular Immunology and Uveitis,
Departement of Ophthalmology. 2013. Melanoma Konjugtiva.
www.emedicine.medscape/article/1191840-overview#Melanoma. Diakses pada 10
Februari 2013.
10. Paduppai, Suliati Departement of Ophtalmology, Medical Faculty, Hasanuddin
University.2010.Retinoblastoma.http://med.unhas.ac.id/jurnal/2011_vol2_no1/1-AA.pdf
. Diakses Diakses pada 10 Februari 2013.
11. Desen, W.2011. Buku Ajar Onkologi Klinik Edisi 2.Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Halaman 647-654. 12. American Cancer Society. 2013. Rhabdomyosarcoma. www.cancer.org/acs/0031136-pdf.Rhabdomyosarcoma. Diakses pada 5 Maret 2013. 13. Kliegman, Benherman dan Arvin. 2000. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Volume 3. Jakarta:EGC Halaman 1919.14. Kartika. 2010. Karsinoma Nasofaring. www..unsri.ac.id/journal/files//KNF.pdfDiakses pada 5 Maret 2013.15. Ilyas, Sidarta.2002.Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran Edisi ke-2.Jakarta: Agung Seto.16. Gruendemann, Barbara J. 2006. Buku Ajar Keperawatan Perioperatif Volume 2 Praktik. Jakarta:EGC. Halaman 33.17. Kanski JJ, Bowling B. 2011. Clinical Ophthalmology A. Systemic Approach (Ebook) 7th ed.USA : Saunders Elsevier.18. Universitas Muslim Indonesia. 2013. Rumah Sakit Ibnu Sina. (online), (http://www.umi.ac.id/sarana-kampus-universitas-muslim-indonesia /rumah-sakit-ibnu-sina/. Diakses pada 14 Februari 2014.
Cont…