kp bab 2 dan 3.doc

33
BAB II PELAKSANAAN PEKERJAAN II. 1. A. PEKERJAAN PERSIAPAN Sebelum proyek mulai dilaksanakan, dilakukan pekerjaan persiapan, yaitu : 1. Peninjauan lokasi proyek Peninjauan lokasi proyek ini dilakukan dengan berjalan kaki dari lokasi awal proyek sampai akhir (winangun-Maumbi). Ini di lakukan sambil meletakkan patok sebagai tanda trase jalan di setiap jarak 25 M, berdasarkan hasil perencanaan dan setiap jarak 500 M dipasang Beanch Mark yang nantinya akan di gunakan sebagai patokan penentuan trase jalan. 2. Pembersihan Lokasi Pembersihan lokasi ini dilakukan secara bertahap, tidak secara keseluruhan disesuaikan dengan lokasi-lokasi yang sudah bisa dilakukan pembersihan, mengingat ada lokasi yang bermasalah dalam hal pembebasan tanah. Pembersihan dilakukan sambil dibuat jalan akses tergantung kondisi lokasi yang mudah di capai. Untuk pembersihan lokasi pekerjaan di gunakan alat berat seperti Excavator dan Buldozer mengikuti arah patok yang ada. 3. Pengukuran Kembali

Upload: rio-bernandus-puahadi

Post on 04-Dec-2015

257 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kp Bab 2 dan 3.doc

BAB II

PELAKSANAAN PEKERJAAN

II. 1. A. PEKERJAAN PERSIAPAN

Sebelum proyek mulai dilaksanakan, dilakukan pekerjaan

persiapan, yaitu :

1. Peninjauan lokasi proyek

Peninjauan lokasi proyek ini dilakukan dengan berjalan kaki

dari lokasi awal proyek sampai akhir (winangun-Maumbi). Ini

di lakukan sambil meletakkan patok sebagai tanda trase jalan

di setiap jarak 25 M, berdasarkan hasil perencanaan dan

setiap jarak 500 M dipasang Beanch Mark yang nantinya akan

di gunakan sebagai patokan penentuan trase jalan.

2. Pembersihan Lokasi

Pembersihan lokasi ini dilakukan secara bertahap, tidak

secara keseluruhan disesuaikan dengan lokasi-lokasi yang

sudah bisa dilakukan pembersihan, mengingat ada lokasi

yang bermasalah dalam hal pembebasan tanah. Pembersihan

dilakukan sambil dibuat jalan akses tergantung kondisi lokasi

yang mudah di capai. Untuk pembersihan lokasi pekerjaan di

gunakan alat berat seperti Excavator dan Buldozer mengikuti

arah patok yang ada.

3. Pengukuran Kembali

Pengukuran kembali dilakukan untuk mendapatkan posisi

centerline jalan yang hilang akibat pembersihan lokasi

dengan menggunakan Beanch Mark sebagai patokan. Setelah

centerline jalan ditentukan maka langkah selanjutnya adalah

mengukur lebar perkerasan dan bahu jalan.

Page 2: Kp Bab 2 dan 3.doc

II. 1. B. PEKERJAAN PENGUKURAN DI JELASKAN DENGAN GAMBAR

Survey pengukuran dilakukan dengan tahap sebagai berikut:

Menentukan koordinat awal dan akhir juga elevasi

terhadap muka laut dengan menggunakan alat GPS

(Global Positioning System).

Pengukuran polygon yang dalam proyek ini adalah

polygon terikat sempurna berdasarkan letak patok yang

diletakkan pada waktu peninjauan lokasi.

Pengukuran situasi, dilakukan untuk mendapatkan

keadaan lokasi diambil 100 m kekiri dan 100 kekanan dari

trase yang telah ada.

Pengukuran waterpass, untuk mengukur beda tinggi dari setiap

permukaan tanah yang nantinya akan digunakan pada perhitungan

galian dan timbunan.

II. 2. CARA KONTRAKTOR MELAKSANAKAN PEKERJAAN.

Dalam pelaksanaan pekerjaan kontraktor melakukan berbagai

persiapan seperti :

II. 2. a. LOGISTIK.

Logistik atau yang istilah lain adalah tempat penyimpanan

bahan/material untuk keperluan pekerjaan. Pada proyek Manado By

Pass tidak ada tempat penyimpanan secara khusus atau gudang.

Untuk penyediaan bahan-bahan seperti MPP (Multi Plate Pipe), Besi,

dan Mal didatangkan pada waktu akan dilaksanakan pekerjaan dan

diletakkan pada lokasi dekat pekerjaan, sehingga pada waktu akan

melaksanakan pekerjaan langsung dapat digunakan. Sedangkan bahan

untuk pengecoran dipesan pada saat akan melaksanakan pekerjaan,

dari Perusahaan yang menyediakan bahan cor jadi, seperti Perusahaan

Page 3: Kp Bab 2 dan 3.doc

Trimix. Sedangkan untuk alat-alat berat di tempatkan pada dua lokasi

utama yaitu Maumbi dan Sawangan.

II. 2. b. PERALATAN YANG DI PAKAI.

Dalam pelaksanaan pekerjaan kontraktor menggunakan alat, seperti

yang terlampir dengan fungsi sebagai berikut:

Dump Truck

Berfungsi sebagai sarana angkutan dalam mebawa material dari

satu tempat ketempat yang lain juga untuk membantu dalam

setiap pekerjaan

Hydrolic Excavator

Digunakan untuk pekerjaan galian tanah. Selain untuk menggali

tanah juga di gunakan untuk mengangkat material proyek

Tendem Roller

Di gunakan sebagai penggilas agar diperoleh hasil akhir

permukaan yang rata, misalnya pada pekerjaan pemadatan dan

perkerasan aspal.

Tire Roller

Di gunakan pada pekerjaan pengaspalan jalan untuk menggilas

paasir atau bahan dengan butir yang kasar juga untuk

penggilasan lapisan-lapisan tanah yang tipis.

Sheep Foot Roller

Adalah alat pampat pada tanah yang banyak mengandung

lempung.

Vibro Roller

Adalah alat pampat pada tanah, hanya saja vibro menggunakan

efek getaran yang sering di gunakan pada kondisi tanah berpasir

atau krikil berpasir.

Loader

Di gunakan untuk memuat tanah dari lokasi ke atas dump truck

untuk di pindahkan selain itu untuk jarak dekat alat ini juga bisa

Page 4: Kp Bab 2 dan 3.doc

digunakan untuk pekerjaan tanah khususnya memindahkan

tanah tanpa bantuan DT.

Water Truck

Digunakan untuk mengangkut air dan menyiram tanah pada

saat pemadatan.

Motor Greder

Digunakan untuk penggusuran tanah, mencampur tanah dan

mengurug kembali sebelum di padatkan.

Crane (Derek)

Alat ini berfungsi untuk memindahkan girder jembatan keatas

pier dan abutmen yang digunakan adalah crane 80 ton.

Cargo Truck

Adalah alat yang digunakan untuk mengangkut bahan-bahan

yang di perlukan pada pekerjaan proyek ini.

Pompa adukan beton (Concrete Pump)

Untuk menyalurkan campuran beton dari alat molen ke tempat

pengecoran ini ditujukan untuk mempersingkat waktu dan

mempermudah pekerjaan.

Buldozer

Digunakan pada pekerjaan pembersihan dan pekerjaan tanah.

Pada proyek ini digunakan 3 jenis Buldozer yaitu :

Buldozer 21 Ton,Buldozer 36 Ton, Buldozer 36 Ton/ Piper

H/Crane

adalah alat yang digunakan untuk memindahkan atau

mengangkut bahan-bahan yang di perlukan proyek ini.

Alat Stressing

Di gunakan untuk menstressing jembatan dalam hal ini

jembatan yang di gunakan adalah jembatan pra tegang (Press

Stres)

Page 5: Kp Bab 2 dan 3.doc

Asphalt Finisher

Digunakan untuk menghamparkan aspal yang telah di campur

dengan permukaan ketebalan yang sama (rata).

Selain alat yang telah di sebutkan diatas masih ada lagi alat- alat

penunjang pekerjaan berupa alat-alat ringan.

II. 2. c. Macam Tenaga Manusia.

Selain menggunakan bantuan alat maka diperlukan tenaga manusia

yang nantinya akan menjadi factor utama pelaksanaan pekerjaan

diluar struktur kontraktor seperti:

Operator alat

Kepala mandor

Mandor

Kepala tukang

Tukang

Buruh lapangan

Dalam pelaksanaan mereka di awasi oleh pengawas lapangan yang di

tunjuk oleh kontraktor.

II. 2. d. Urutan pelaksanaan pekerjaan

Pekerjaan di mulai dari

1. Pengukuran,

a. perencanaan alignement horizontal dan vertikal

b. perencanaan geometric jalan.

(Telah Di Jelaskan Pada Bab II.1.B)

2. Pekerjaan tanah (timbunan)

adapun urutan pelaksanaan pekerjaan timbunan adalah :

a) Melakukan pemeriksaan tanah di beberapa titik dengan uji

laboratorium, untuk mengetahui kondisi tanah berupa data

CBR dan Compection. Adapun persyaratan yang harus di

penuhi adalah :

Untuk tanah timbunan CBR 6

Page 6: Kp Bab 2 dan 3.doc

Untuk tanah pilihan CBR 10, yang akan di gunakan sebagai

perbaikan tanah pada lokasi tanah yang jelek.

b) Penimbunan dilakukan dengan menghampar tanah dengan

tebal 20 cm, kemudian di padatkan dengan menggunakan

alat vibro sebanyak 3 lintasan dan not vibro 3 lintasan. Pada

sta. 6 + 100 – 6 + 300 ketebalan timbunan mencapai 8 m.

c) Setiap lapisan yang telah di padatkan, dilakukan uji

kepadatan tanah dengan menggunakan sandcone. Syarat

yang harus dicapai yaitu minimum 95% dari hasil percobaan

di laboratorium.

3. Pekerjaan struktur

salah satu pekerjaan struktur yang sedang berlangsung, adalah

pekerjaan pembuatan jembatan Sawangan berada di lokasi Sta

+ 5.025 yang terdiri dari 3 pier dan 2 abutment khusus

abutment 1 menggunakan pondasi langsung. dengan ukuran

masing-masing :

Abutment 1 : Tinggi = 4177 mm

Lebar = 11000 mm

Abutment 2 : Tinggi = 3680 mm

Lebar = 11000 mm

Poer 1 : Tinggi = 7500 mm

Lebar = 11000 mm

Poer 2 : Tinggi = 11000 mm

Lebar = 10000 mm

Poer 3 : Tinggi = 11000 mm

Lebar = 10000 mm

Pekerjaan bangunan Bawah

Pekerjaan Pondasi

a) Mengukur elevasi dilokasi pembuatan jembatan untuk

menentukan lokasi sebenarnya dari bangunan jembatan.

Page 7: Kp Bab 2 dan 3.doc

b) Melakukan pengujian sondir pada lokasi footing, untuk

mendapatkan kedalaman tanah keras. Dari hasil pengujian

tanah keras berada pada kedalaman 28-30 m.

c) Dari hasil penyondiran ditentukan juga jenis pondasi yang akan

dipakai. Pada pekerjaan ini dipakai pondasi steel pile (tiang

pancang baja), dengan panjang 6 – 12 m berjumlah 28 titik

setiap footing. Pada bagian tengah steel pile yang kosong di isi

dengan material pasir setinggi 2/3 panjang tiang dan sisanya

1/3 dibagian atas di cor dengan mutu beton K-250.

d) Pemancangan dilakukan menggunakan Diesel Hammer,

dengan jumlah rata-rata pemancangan adalah 3 tiang pancang

perhari. Daerah pemancangan tiang adalah 5x 11m

Sebelum pemancangan terlebih dahulu dilakukan tes pile

sebagai patokan kedalaman, untuk pemancangan tiang-tiang

berikutnya. Waktu pelaksanaan pemancangan dimonitor

dengan catatan calendering, untuk melihat jumlah pukulan dan

kedalaman yang dicapai.

e) Setelah tiang pancang masuk, tiang pancang berikut

disambung menggunakan las besi dengan jarak antar tiang 5-

8mm atau setebal kawat las.

f) Pada saat keseluruhan tiang pancang telah mencapai

kedalaman yang ditentukan, maka bagian atas ke 28 titik tiang

pancang tersebut di potong rata dengan menggunakan las.

g) Bagian paling atas tiang pancang di cor dan dibuat angker

untuk sambungan footing jembatan.

Pekerjaan Footing

a) Pembesian pada footing. (ukuran Terlampir)

b) Setelah semua besi terpasang maka dipasang mal untuk

selanjutnya di cor.

Pekerjaan Kolom

Page 8: Kp Bab 2 dan 3.doc

a) Setelah pengecoran footing, maka selanjutnya adalah

pekerjaan pembesian pada kolom (pier). Setelah pekejaan

pembesian selesai masuk ketahap pengecoran yaitu dipasang

mal setinggi 6m (bervariasi sesuai tinggi kolom) mengingat

tinggi pier adalah 11 m maka dicor sebanyak 2 tahap sampai

mencapai kepala jembatan.

Pekerjaan Bangunan Atas

Produksi Girder

a) Girder press stress dikerjakan ditempat yaitu untuk pembesian

sampai dengan pengecoran, khusus pengecoran dipakai beton

jadi seperti trimix yang pada saat pengecoran dibantu alat

Concrete Pump, sampai dengan umur 28 hari baru distressing.

b) Apabila poer telah selesai dikerjakan, girder press stress yang

telah ada diangkat dengan menggunakan crane 80 Ton dan

diletakkan pada haed jembatan, tapi pekerjaan yang

berlangsung sekarang masih dalam tahap pengecoran pier dan

produksi girder.

4. Pekerjaan drainase

Drainase yang dikerjakan ada 2 macam, yaitu :

1. Saluran pembuangan dari beton pada pinggiran bahu jalan.

2. Saluran menggunakan MPP (Multi Plate Pipe)

Tahap-tahap pemasangan MPP sebagai berikut :

a) Penggalian untuk pemasangan MPP pada galian berbentuk

parit, lebar galian adalah diameter MPP ditambah 120 cm (60

cm sisi kiri dan 60 cm sisi kanan MPP). Dan untuk pemasangan

Nevs Table lebar galian adalah diameter ditambah 2 x 40 cm.

apabila didapati kondisi tanah jelek maka diadakan perbaikan

tanah menggunakan sirtu dan dipadatkan dengan stamper.

b) Setelah dipadatkan diukur elevasi antara inlet dan outlet,

untuk mendapatkan elevasi minimal 2%.

Page 9: Kp Bab 2 dan 3.doc

c) MPP dirakit, untuk bagian bawah MPP dipasang mulai dari

outlet menuju inlet dan bagian atas dipasang dari inlet menuju

outlet. Saat perakitan pemasangan baut langsung

dikencangkan pada setiap sambungan.

d) Setelah selesai perakitan MPP ditimbun menggunakan tanah

pilihan searah MPP, karena tanah tidak boleh dibuang tegak

lurus MPP Ini untuk mencegah pergeseran MPP dan untuk

mengontrol posisi MPP dipasang unting-unting sebanyak 3

buah.

e) Pada saat penimbunan, untuk bagian samping MPP

penimbunan dilakukan dengan menggunakan stamper. Setiap

lapisan memiliki ketebalan 15 cm sampai penimbunan sejajar

bagian atas MPP. Selanjutnya tanah ditimbun setebal 60 cm

diatas MPP.

f) Dan setelah penimbunan dan pemadatan selesai maka

selanjuTnya dibuatkan perlindungan dari beton khusus pada

bagian inlet dan outlet.

II. 3. Penjelasan Dengan Foto

UNDER PASS MALENDENG

Page 10: Kp Bab 2 dan 3.doc

MPP STA 5 + 930 DIAMETER 3,6 M MALENDENG

II. 4. Time Schedule Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan suatu proyek yang terdiri dari bermacam-

macam pekerjaan yang saling berhubungan semuanya harus di

selesaikan pada waktu yang di tentukan. Yang paling tepat menjadi

pedoman dalam melaksanakan pekerjaan adalah Time schedule.

Setiap jenis pekerjaan di susun secara sistematis dan dengan

waktu yang sudah di tetapkan terlebih dahulu. Time schedule sangat

baik bagi kontraktor maupun bagi direksi sebagai pedoman dan

pengontrolan pekerjaan.

Menurut bentuknya time schedule dapat di buat dalam 2 cara

yaitu:

a) Berbentuk Diagram Panah (network diagram/critical path

method).

Dari time schedule berbentuk diagram panah ini dapat diketahui

dengan jelas kegiatan-kegiatan/aktivitas mana yang baru bisa

dimulai sesudah kegiatan pendahulunya selesai dilaksanakan.

Page 11: Kp Bab 2 dan 3.doc

Juga dapat dapat diketahui aktivitas mana yang berada dalam

lintasan kritis dalam pelaksanaan proyek. Kegiatan yang berada

dalam lingkaran kritis disebut kegiatan kritis, yaitu kegiatan-

kegiatan mana yang keterlambatannya akan mempengaruhi

keseluruhan waktu pelaksanaannya. Demikian juga dengan

kegiatan yang bersifat free float yaitu kegiatan-kegiatan yang

mempunyai waktu pelaksanaan yang dapat di perpanjang dan

tidak mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek keseluruhan.

b) Bentuk Diagram Balok (Bar Chart)

Dari time schedule berbentuk balok ini dapat terlihat pekerjaan

-pekerjaan yang sedang di lakukan yang telah selesai dan akan

dimulai. Selain itu juga dapat diketahui pekerjaan-pekerjaan

yang dilakukan secara simultan. Kelemahan time schedule

berbentuk bar chart ini di bandingkan dengan network diagram

adalah jika suatu jenis pekerjaan yang terlambat tidak sesuai

dengan rencana waktu yang ditetapkan, maka agak sulit untuk

menentukan kegiatan mana yang perlu di kejar pelaksanaannya,

sehingga untuk mengejar ketertinggalan ada kalanya terpaksa

dilakukan pekerjaan lembur untuk semua jenis pekerjaan.

Keuntungan dari time schedule yang berbentuk bar chart ini

ialah dapat di mengerti oleh para tukan dengan mudah, dan juga

dari bar chart ini dapat dibuat grafik bobot persen yang dikenal

sebagai S – Curve, yang menyatakan presentasi pekerjaan harus

dilakukan dengan waktu.

Cara Membuat Time Schedule

Karena dalam pembuatan time schedule ini tidak lepas dari

pekerjaan estimate, maka pengalaman-pengalaman pada waktu

lampau dalam mengerjakan proyek sangatlah diperlukan.

Page 12: Kp Bab 2 dan 3.doc

Pembuatan time schedule pada umumnya meliputi tahap-tahap

pekerjaan sebagai berikut:

A. Menetapkan/menggolong-golongkan serta menghitung

volume aktivitas, yaitu jenis dan macam pekerjaan

berdasarkan logika pelaksanaan pekerjaan mengikuti

tahapan-tahapan pekerjaan yang saling berhubungan dari

mulanya.

B. Memperkirakan waktu pelaksanaan/duration setiap aktivitas.

Waktu pelaksanaan ini sangat bergantung dari peralatan

serta potensi tenaga kerja yang akan digunakan dan

diperkirakan berdasarkan volume jenis pekerjaan tersebut.

C. Setelah aktivitas dan duration diperoleh maka time schedule

dapat disusun. Berdasarkan waktu yang diperkirakan dan

logika ketergantungan setiap aktivitas saat awal dan akhir

dapat ditentukan, kemudian aktivitas pekerjaan disusun

dalam lajur vertical dan panjang garis horizontal menunjukkan

lama waktu pelaksanaan setiap aktivitas.

D. Sehubungan dengan keperluan membuat grafik bobot persen

yang menyatakan pebandingan harga, maka biaya setiap

aktivitas harus di hitung. Perhitungan biaya ini berdasarkan

perhitungan material, tenaga kerja, pajak dan keuntungan.

Grafik Bobot Persen ( S – Curve )

A. Grafik bobot persen adalah grafik yang menyatakan

hubungan antara komulatif nilai bobot pekerjaan dengan

waktu.

B. Bobot pekerjaan adalah prosentasi perbandingan harga tiap-

tiap macam pekerjaan denganharga total keseluruhan

pekerjaan.

C. Bobotpekerjaan =

Page 13: Kp Bab 2 dan 3.doc

BAB IIISUPERVISI/PENGAWASAN PEKERJAAN/DIREKSI

III. 1. Tugas dan tanggung jawab supervisor dalam pekerjaan

baik secara teknis maupun administrasi dengan contoh –

contoh kenyataan di lapangan

Tugas supervisor dalam pelaksanaan proyek Manado By pass

adalah sebagai pengawas, dan bertanggung jawab terhadap

semua pekerjaan baik secara teknis maupun administrasi agar

supaya pekerjaan oleh kontraktor Ssangyong – Teguh J.O dapat

terlaksana dengan baik dan sesuai dengan syarat-syarat yang

telah di tentukan. Hal-hal yang termasuk dalam pengawasan

meliputi segala segi kualitas serta kuantitas pekerjaan dengan

memperhitungkan waktu pelaksanaan pekerjaan yang telah

ditetapkan.

Adapun tugas dan tanggung jawab supervisor adalah :

Bidang Teknis

A. Memeriksa tiap jenis pekerjaan serta jalannya pekerjaan

apakah sesuai dengan bestek dan tidak terjadi kekeliruan.

B. Mengadakan rapat lapangan apabila timbul masalah yang

harus secepatnya diselesaikan.

C. Jika dibutuhkan perubahan-perubahan dalam konstruksi

diusulkan pada pimpinan proyek.

D. Memeriksa serta memberikan saran kepada kontraktor

terutama mengenai gamabar-gambar detail dan lain-lain.

Page 14: Kp Bab 2 dan 3.doc

E. Memeriksa mutu material serta peralatan yang digunakan

apakah sesuai atau tidak memenuhi syarat.

F. Menegur kontraktor pelaksana apabila terjadi

keterlambatan atau kesalahan-kesalahan dalam

pelaksanaan.

Bidang Administrasi

A. Membuat laporan secara periodik tentang hasil

pengawasan pekerjaan kepada pemberi tugas berupa

laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.

B. Menjadi penghubung antara pihak kontraktor dan pemberi

tugas menyangkut administrasi, teknis dan pelaksanaan

pekerjaan.

C. Melaporkan secara periodik tentang hasil serta volume

pekerjaan kepada yangtelah dilaksanakan kepada pemberi

tugas secara terperinci, selanjutnya berdasarkan laporan ini

direksi dapat memberikan pembayaran angsuran biaya

pekerjaan.

Laporan-laporan ini berisi antara lain :

Uraian pekerjaan.

Prosentasi pekerjaan yang telah diselesaikan.

Catatan direksi mengenai kegiatan dilapangan.

Bahan-bahan / material yang digunakan.

Membuat laporan apabila ada kesalahan maupun revisi

pekerjaan di lapangan yang kepada pemberi tugas.

Pengawasharus memberikan volume pekerjaan yang

telah di selesaikan pada saat pemborong mengajukan

pembayaran terjmin.

III. 2. Prosedur Pembayaran Terjmin Pekerjaan.

A. Pada Proyek Manado By Pass, pengajuan pembayaran

Terjmin pekerjaan dibuat dalam bentuk Sertifikat

Page 15: Kp Bab 2 dan 3.doc

Bulanan/Monthly Certificate (MC) menurut formulir yang

ditetapkan oleh direksi pekerjaan dalam hal ini Pemimpin

Proyek.

B. Sertifikat Bulanan dihitung sesuai dengan progress fisik

yang dicapai / dikerjakan oleh kontraktor sampai dengan

tanggal 25 pada periode bulan yang bersangkutan dan

harus dilengkapi dengan data-data pendukung antara lain

a) Perhitungan volume pekerjaan yang telah dikerjakan

(Back Up Data)

b) Hasil tes kepadatan tanah (Density Test).

c) Hasil kuat tekan beton (Concrete Compressive Strength

Test).

d) Hasil test kuat tarik baja.

e) Hasil test material Nef, Mpp dan Mpss.

f) Foto-foto pelaksanaan pekerjaan.

g) Laporan harian, Mingguan, Bulanan

h) Data pendukung lainnya.

C. Diajukan oleh kontraktor kepada Direksi Pekerjaan untuk

memperoleh persetujuan dan pengesahan. Akan tetapi

sebelum disetujui oleh Direksi Pekerjaan, sertifikat bulanan

harus diperiksa oleh Wakil Direksi dalam hal ini Konsultan.

D. Konsultan akan melakukan pemeriksaan dan evaluasi setiap

sertifikat bulanan untuk memastikan apakah volume

pekerjaan yang diajukan sesuai dengan spesifikasi serta

memeriksa apakah Material On Site (MOS) yang diajukan

sesuai dengan yang tersedia.

E. Selanjutnya apabila progress yang diusulkan telah sesuai

dengan realisasi dan spesifikasi serta data-data pendukung

dapat dipertanggung jawabkan maka Pemimpin Proyek

(Pimpro) akan mengesahkan persetujuan untuk dibayar.

Page 16: Kp Bab 2 dan 3.doc

F. Berdasarkan Sertifikat Bulanan yang telah disahkan oleh

Pimpro, Bendaharawan Proyek membuat Surat Permintaan

Pembayaran (SPP) ke Kantor Perbendaharawan Kas Negara

(KPKN) manado untuk Porsi GOI sebesar 20% dan KPKN

Khusus VI Jakarta untuk dilanjutkan ke Bank EXIM Korea

(EDCF) untuk Porsi Loan sebesar 80%. Pihak KPKN manado

dan Bank EXIM Korea akan membayar langsung ke rekening

kontraktor.

Data Pembayaran Terjmin Setiap Bulan Berjalan

No MCPembayaran

Terjmin Bulan

Presentasi

Besarnya

Angsuran Dari

Harga Borongan

Progres Fisik

Yang Dicapai

1 Mei ‘02 0 % 0%

2 Juni 0 % 0 %

3 Juli 0 % 0 %

4 Agustus 9.17 % 9.17 %

5 September 9.17 % 0 %

6 Oktober 9.17 % 0 %

7 November 9.17 % 0 %

8 Desember’02 9.67 % 0.5 %

9 January’03 11.79 % 2.12 %

10 February 11.85 % 0.06 %

11 Maret 12.01 % 0.16 %

12 April 12.73 % 0.72 %

13 Mei 13.4 % 0.67 %

14 Juni 16.58 % 3.18 %

15 Juli 17.59 % 1.01 %

Page 17: Kp Bab 2 dan 3.doc

16 Agustus 18.67 % 1.08 %

17 September 30.8 % 12.13 %

18 Oktober 37.57 % 6.77 %

19 November 46.85 % 9.28 %

20 Desember

’03

49.70 % 2.85 %

21 Januari ’04 50.18 % 0.48 %

22 Februari 51.02 % 0.84 %

23 Maret 53.45 % 2.43 %

24 April 56.43 % 2.98 %

25 Mei 58.79 % 2.36 %

26 Juni 63.24 % 4.45 %

27 Juli 66.92 % 3.65 %

28 Agustus 72.34 % 5.42 %

29 September’0

4

79.04 % 6.7 %

III. 3. Form - Form

III. 3.1 Laporan Kemajuan Fisik.

Laporan Kemajuan Fisik dibuat berdasarkan realisasi pekerjaan

dan digunakan sebagai bahan evaluasi. Pada Proyek Manado By

Pass Laporan Kemajuan Fisik Meliputi :

1. Laporan Harian

Merupakan laporan pelaksanaan pekerjaan setiap hari,

mencakup hal-hal berikut :

Nama Proyek, Kontraktor, Konsultan

Hari dan tanggal pekerjaan tersebut di laksanakan.

Kondisi cuaca

Page 18: Kp Bab 2 dan 3.doc

Jenis Pekerjaan yang dikerjakan dan volume yang

dihasilkan.

Peralatan yang digunakan meliputi jenis pekerjaan,

kapasitas dan jumlah.

Tenaga Kerja yang digunakan meliputi jumlah dan

kualifikasi yakni mandor, buruh, tukang, dll

Kolom pengajuan yang ditanda tangani oleh Pengawas

Kontraktor.

Kolom Pemeriksa yang ditanda tangani oleh konsultan

pengawas.

Kolom pengesahan/persetujuan yang ditanda tangani oleh

pihak proyek dalam hal ini pengawas proyek.

2. Laporan Mingguan

Merupakan laporan pelaksanaan pekerjaan minguan yang

didasarkan atas kumulatif laporan harian dalam satu minggu,

mencakup hal-hal berikut :

Nama Proyek, Kontraktor, Konsultan

Uraian Pekerjaan setiap divisi.

Volume dan Harga Satuan Pekerjaan sesuai kontrak.

Volume, total harga dan presentase yang dicapai pada

minggu tersebut, minggu yang lalu dan komulatif dari

setiap minggu sampai dengan minggu tersebut.

Lembar Pengajuan oleh Kontraktor, Pemeriksaan oleh

Konsultan dan Pengesahan oleh Proyek.

3. Laporan Bulanan

Merupakan Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Bulanan yang

didasarkan atas kumulatif laporan mingguan dlam satu bulan,

mencakup hal-hal sebagai berikut :

Nama Proyek, Kontraktor dan Konsultan

Page 19: Kp Bab 2 dan 3.doc

Uraian Pekerjaan setiap divisi.

Volume dan Harga Satuan Pekerjaan sesuai kontrak.

Volume, total harga dan presentase yang dicapai pada

bulan tersebut, bulan yang lalu dan kumulatif dari setiap

bulan sampai dengan bulan tersebut.

Lembar Pengajuan oleh Kontraktor, Pemeriksaan oleh

Konsultan dan Pengesahan oleh Proyek.

III. 3.2 Berita Acara Untuk Pembayaran Terjmin dan Serah

Terima Pekerjaan.

Berita Acara untuk Pembayaran Terjmin

Dalam hal ini berupa Sertifikat Bulanan / Monthly Certificate

(MC), dibuat oleh kontraktor menurut formulir yang

ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan dalam hal ini pemimpin

proyek.

Adapun dalam formulir MC mencakup hal-hal berikut :

a) Ringkasan nilai semua jenis pekerjaan yang telah

diselesaikan menurut masing-masing divisi terhitung sejak

awal kontrak dan juga menunjukkan presentase pekerjaan-

pekerjaan yang telah diselesaikan dari setiap divisi sebagai

nilai pekerjaan yang telah diselesaikan dibanding terhadap

jumlah harga kontrak dari masing-masing harga kontrak

yang bersangkutan. Jumlah kotor (gross sum) sertifikat

bulanan diperoleh dari jumlah nilai total nilai pekerjaan

yang telah diselesaikan dari masing-masing divisi

termasuk nilai materian on site (MOS) yang telah disetujui

untuk dibayar.

MOS pada Proyek Manado By Pass yakni baja tulangan

(reinforcing steel), tiang pancang besi (steel pile), dan

material Nef, MPP/MPSS.

Page 20: Kp Bab 2 dan 3.doc

b) Berita Acara pengukuran kuantitas dan Harga Satuan Mata

Pembayaran menurut kontrak yang dimasukkan dalam

Daftar Kuantitas dan Harga / Bill of Quantities (BoQ)

c) Potongan – Potongan meliputi :

1. Potongan Pengembalian Uang Muka sebesar 25 %

Uang muka diberikan kepada kontrak saat awal proyek

sebesar 20% dari harga kontrak.

2. Potongan Retensi sebesar 10%

Potongan Retensi 10% selama pekerjaan belum

diselesaikan 100% sebagai jaminan pelaksanaan.

Potongan Retensi 5% apabila pekerjaan sudah

mencapai 100% sebagai jaminan Pemeliharaan

Pekerjaan.

d) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%

e) Perhitungan Pembagian Porsi Loan sebesar 80 % dan Porsi

GOI sebesar 20%.

f) Lembar Pengajuan oleh Kontraktor, Pemeriksaan oleh

Konsultan dan Pengesahan oleh Proyek.

Berita Acara Serah Terima Pekerjaan

Pada Proyek Manado By Pass belum dibuat Berita Serah

Terima Pekerjaan sebab realisasi pekerjaan belum mencapai

100% akan tetapi akan dibuat Berita Acara Pemeriksaan Fisik

Lapangan berdasarkan realisasi fisik setiap bulan dan sebagai

data pendukung pada MC.

Namun demikian nantinya apabila Proyek telah selesai 100%

akan dibuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan berdasarkan

rekomendasi Panitia PHO dan FHO. Panitia tersebut dibentuk

oleh Pemimpin Proyek guna melakukan pemeriksaan dan

evaluasi pelaksanaan pekerjaan kontraktor.

Page 21: Kp Bab 2 dan 3.doc

a) Berita Acara Serah Terima Sementara Pekerjaan /

Provisional Head Over dalam hal ini sering disebut PHO.

Apabila kontraktor telah menyelesaikan 100 % pekerjaan

fisik.

b) Berita Acara Serah Terima Terakhir Pekerjaan / Final Head

Over dalam hal ini sering disebut FHO.

Apabila KOntraktor telah menyelesaikan Pemeliharaan

Pekerjaan selama 1 tahun.

III. 4. Menentukan Memenuhi Syarat Tidaknya Pekerjaan

Dalam pembahasan ini adalah cara penentuan memenuhi syarat

atau tidaknya pekerjaan konstruksi yaitu meliputi :

Mutu beton

Mutu baja

Mutu pemadatan tanah

III. 4. 1 Pemeriksaan Mutu Beton

Untuk mendapatkan kekuatan konstruksi sesuai dengan yang

direncanakan maka selain mutu dan cara pelaksanaan maka

dibutuhkan pengawasan yang ketat. Pemeriksaan mutu beton

dalam proyek ini menggunakan PBI – 71 yang meliputi :

Pemeriksaan kekentalan adukan dengan melakukan

pengujian slump. Kekentalan adukan tergantung pada jumlah

dan jenis semen yang dipakai, nilai faktor air semen (FAS),

dan gradasi agregat.

Pemeriksaan Kekuatan Tekan Beton.

Dalam pelaksanaan proyek ini 30 hari sebelum pengecoran

beton dilokasi kontraktor mengirimkan rancangan campuran

untuk masing-masing mutu beton. Rancangan campuran ini

diperiksa oleh direksi apakah sesuai dengan persyaratan yang

telah ditentukan. Untuk contoh pengujian dibuat kubus

Page 22: Kp Bab 2 dan 3.doc

berukuran 15 x 15 x 15 cm. untuk sample yang diuji adalah

beton yang berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari

setelah tanggal pencampuran.

Kuat Tekan Karakteristik Beton ( ) diperoleh dengan rumus :

= - K

n

i

av = adalah kuat tekan rata-rata

= ( ) standar devisiasi

= hasil pengujian masing-masing benda uji

n = jumlah benda uji

k =koefisien yang besarnya ditunjukkan dalam tabel berikut

ini :

N 4 6 8 10 12 14 16

K1.1

7

0.8

3

0.6

7

0.5

8

0.5

2

0.4

8

0.4

4

Umur beton yang menjadi dasar pengujian adalah pada umur 28

hari. Apabila dari hasil pengujian mutu beton tidak memenuhi

syarat maka sesuai dengan perjanjian maka kontraktor harus

membuat pengujian kembali dengan meningkatkan mutu beton

sesuai dengan persyaratan yang ada.

Page 23: Kp Bab 2 dan 3.doc

Contoh hasil pegujian

Mutu Beton Rencana : K – 250 (Footing P1) Tondano Bridge

No

urut

Jenis benda uji Umur Berat

Teg.

Tekan

(kg/cm2)

KekuatanTekan

Rata-rata ( )2

Kubus Kode Hari gram Saat diuji

280.44

1 15 x15 SS_TB01 28 7.500 272.00 71.196

2 15 x15 SS_TB02 28 7.550 281.97 2.347

3 15 x15 SS_TB03 28 7.600 271.09 87.3

4 15 x15 SS_TB04 28 7.600 265.65 218.67

5 15 x15 SS_TB05 28 7.500 244.80 1270.05

6 15 x15 SS_TB06 28 7.550 299.90 378.78

7 15 x15 SS_TB07 28 7.550 317.33 1361.03

8 15 x15 SS_TB08 28 7.600 276.53 15.27

9 15 x 15 SS_TB09 28 7.650 294.67 202.44

N N

Page 24: Kp Bab 2 dan 3.doc

N = 9 = 2523,94 ( )2=

3607.28

1 1

= 20.02

=

= 280.44 – 0.625.20

=267.93 Kg/cm2

III. 4. 1 Pemeriksaan Mutu Baja

Mutu baja yang dipakai, baik baja tulangan maupun untuk MPP

(Multi Plate Pipe) dan MPSS (Multi Plate Super Span) tidak perlu

diperiksa lagi, karena baja yang akan dipakai adalah baja yang

banyak beredar dipasaran dan telah melewati pengujian

tersendiri dari pabrik. jadi baja yang dipakai telah memenuhi

standard mutu.

III. 4. 1 Pemeriksaan Pemadatan Tanah

Pemadatan Tanah disini adalah sebagian besar untuk badan

jalan dan beberapa titik untuk tanah sebagai landasan MPP.

Tanah yang dipadatkan adalah tanah timbunan yang diambil dari

gunung yang dicutting untuk timbunan lembah.

Tanah dipadatkan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapisan

adalah 20 cm dan disyaratkan sampai mencapai kepadatan

minimal 95%.

Pemeriksaan kepadatan tanah dilakukan dengan “Sand Cone

Method”

Page 25: Kp Bab 2 dan 3.doc

Tahap-tahap pemeriksaan adalah sebagai berikut :

A

Tabung pasir

Kran pembuka dan penutup

Corong

Angker Pelat / landasanpenahanpelat Tanah Padat

lobang galian

Letakkan pelat alas yang berlobang ditengahnya diatas tanah

yang akan diperiksa kepadatannya.

Letakkan alat “sand cone” diatas pelat tersebut.

Buka kran agar pasir bersih memenuhi corong, kemudian

baca penurunan pasir (misalnya A)

Alat sand cone diangkat lagi kemudian digali lobang ditempat

yang akan dilakukan pengujian lalu tanah yang digalai

beratnya ditimbang (W gram), juga diukur kadar airnya (W)

Setelah selesai digali alat sand cone diletakkan kembali diatas

pelat dan kran dibuka lagi agar supaya pasir turun memenuhi

lobang galian tersebut. Baca penurunan pasir (B)

B – A = Volume Tanah (V)

Page 26: Kp Bab 2 dan 3.doc

Dengan data W (berat tanah), w (Kadar air) dan V (volume)

diperoleh “density” dapat dihitung

menurut rumus :

Hasil yang diperoleh disesuaikan dengan spesifikasi yang

disyaratkan.

Page 27: Kp Bab 2 dan 3.doc