pertemuan 3(1).doc

22
PERTEMUAN 5 RETURN DAN RESIKO AKTIVA TUNGGAL KELOMPOK 2 ANGGOTA KELOMPOK : ZEYKISAN PERANGIN – ANGIN ( 18 ) I.G.A. RAMA SIDHIMANTRA ( 21 ) AJENG SARASWATI ( 22 ) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA REGULER

Upload: rama-sidhimantra

Post on 23-Dec-2015

259 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERTEMUAN 3(1).doc

PERTEMUAN 5

RETURN DAN RESIKO AKTIVA TUNGGAL

KELOMPOK 2

ANGGOTA KELOMPOK :

ZEYKISAN PERANGIN – ANGIN ( 18 )

I.G.A. RAMA SIDHIMANTRA ( 21 )

AJENG SARASWATI ( 22 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

REGULER

2015

Page 2: PERTEMUAN 3(1).doc

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................................................I

SKEMA / PETA KONSEP....................................................................................................................II

PEMBAHASAN..........................................................................................................................................1

1. JENIS SAHAM...............................................................................................................1

1.1 SAHAM PREFEREN................................................................................................1

1.1.1 Karakteristik Saham Preferen..............................................................................1

1.1.2 Macam Saham Preferen.......................................................................................1

1.2 SAHAM BIASA.........................................................................................................2

1.2.1 Hak Pemegang Saham Biasa................................................................................2

1.3 SAHAM TREASURI.................................................................................................3

2. NILAI SAHAM...................................................................................................................................4

2.1 NILAI BUKU DAN NILAI – NILAI LAIN YANG BERHUBUNGAN.......................4

2.1.1 Nilai Nominal.......................................................................................................4

2.1.2 Agio Saham..........................................................................................................4

2.1.3 Nilai Modal Disetor..............................................................................................4

2.1.4 Laba Ditahan........................................................................................................5

2.1.5 Nilai Buku............................................................................................................5

2.2 NILAI PASAR...........................................................................................................6

2.3 NILAI INTRINSIK....................................................................................................6

2.3.1 Pendekatan nilai sekarang (present value approach)...........................................6

2.3.1.1 Pembayaran Dividen Tidak Teratur..............................................................7

2.3.1.2 Dividen Konstan Tidak Bertumbuh..............................................................8

2.3.1.3 Pertumbuhan Dividen Yang Konstan...........................................................8

2.3.1.4 Harga Jual Akhir...........................................................................................9

2.3.2 Pendekatan PER...................................................................................................9

KESIMPULAN..........................................................................................................................................11

REFERENSI

i

Page 3: PERTEMUAN 3(1).doc

SKEMA / PETA KONSEP

( SAP PERTEMUAN KE-3 )

ii

Page 4: PERTEMUAN 3(1).doc

PEMBAHASAN

1. JENIS SAHAM

1.1 SAHAM PREFEREN

Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara

obligasi dan saham biasa.

1.1.1 Karakteristik Saham Preferen

1. Preferen terhadaap Dividen

a. Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen

terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa.

b. Saham preferen juga umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu

memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-

tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham saham

biasa menerima dividennya. Jika saham preferen disebutkan memberikan

hak dividen kumulatif , maka dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum

dibayarkan disebut dividends in arrears.

2. Preferen pada Waktu Likuidasi

Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan

dibandingkan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadinya likuidasi.

Besarnya hak atas aktiva pada saat likuidasi adalah sebesar nilai nominal saham

preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayar jika bersifat kumulatif.

Karena karakteristik ini, investor umumnya menganggap saham preferen lebih kecil

resikonya dibandingkan dengan saham biasa. Akan tetapi jika dibandingkan dengan

obligasi, saham preferen dianggap lebih beresiko, karena klaim dari pemegang

saham preferen dibawah klaim dari pemegang obligasi.

1.1.2 Macam Saham Preferen

1. Convertible Preferred Stock

Untuk menarik minat investor yang menyukai saham biasa, beberapa

saham preferen menambah bentuk di dalamnya yang memungkinkan pemegangnya

menukarkan saham ini dengan saham biasa dengan rasio penukaran yang sudah

ditentukan. Pertukaran dari saham preferen ke saham biasa tidak menimbulkan

keuntungan (gain) atau kerugian (loss) di perusahaan emiten, nilai yang dicatat

1

Page 5: PERTEMUAN 3(1).doc

untuk saham-saham ini adalah sebesar nilai nominalnya dan selisih yang diterima

berbeda dengan nilai nominalnya dicatat di rekening Agio Saham (Paid-in Capital in

Excess of Par Value). Juga di dalam catatan perusahaan emiten, nilai pasar saat

penukaran tidak diperhitungkan karena alasannya adalah pertukaran tersebut

dilakukan langsung dengan perusahaan.

2. Callable Preferred Stock

Bentuk lain dari saham preferen adalah memberikan hak kepada

perusahaan yang mengeluarkan untuk membeli kembali saham ini dari pemegang

saham pada tanggal tertentu dimasa mendatang dengan nilai yang tertentu. Harga

tebusan ini biasanya lebih tinggi dari nilai nominal sahamnya.

3. Floating atau Adjustable-rate Preferred Stock (ARP)

Saham preferen ini merupakan saham inovasi baru di Amerika Serikat

yang dikenalkan pada tahun 1982. Saham preferen ini tidak membayar dividen

secara tetap tetapi tingkat dividen yang dibayarkan tergantung dari return dari

sekuritas t-bill (treasury bill). Saham preferen tipe baru ini cukup popular sebagai

investasi jangka pendek untuk investor yang mempunyai kelebihan kas.

1.2 SAHAM BIASA

Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini

biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock).

1.2.1 Hak Pemegang Saham Biasa

1. Hak Kontrol

Pemegang saham biasa memiliki hak untuk memilih dewan direksi. Ini

berarti pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa yang akan

memimpin perusahannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya untuk

memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau memveto

pada tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.

2. Hak Menerima Pembagian Keuntungan

Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapat

bagian keuntungan dari perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, sebagian laba

ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Laba yang ditahan ini (retained earnings)

merupakan sumber daya intern perusahaan. Laba yang tidak ditahan dibagikan

dalam bentuk dividen. Tidak semua perusahaan membayar dividen. Keputusan

2

Page 6: PERTEMUAN 3(1).doc

perusahaan membayar dividen atau tidak dicerminkan dalam bebijaksanaan

dividennya (dividend policy). Jika perusahaan memutuskan membagikan

keuntungan dalam bentuk dividen, semua pemegang saham bisa mendapatkan

haknya yang sama. Pembagian dividen saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan

sudah membayarkan dividen untuk saham preferen.

3. Hak Preemptif

Hak preemptif (preemptive right) merupakan hak untuk mendapatkan

presentasi pemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar

saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham, maka jumlah saham

yang beredar akan lebih banyak dan akibbatnya presentase kepemilikan pemegang

saham yang lama kan turun. Hak preemptif member prioritas kepada pemegang

saham lama untuk membeli tambahan saham yang baru, sehingga presentase

kepemilikannya tidak berubah. Hak ini mempunyai dua tujuan. Tujuan pertama

adalah untuk melindungi hak control dari pemegang saham lama. Tujuan kedua

adalah untuk melindungi pemegang saham lama dari nilai yang merosot.

1.3 SAHAM TREASURI

Saham Treasuri (treasury stock) adalah saham milik perusahaan yang sudah

pernah dikeluarkan dan beredar dan kemudia dibeli kembali oleh perusahaan untuk

dipensiunkan tetapi disimpan sebagai trasuri. Perusahaan emiten membeli kembali

saham yang beredar sebagai sahamtreasuri dengan alasan-alasan sebagai berikut:

1. Akan digunakan dan diberikan kepada manajer-manajer atau karyawan-karyawan

di dalam perusahaan sebagai bonus atau kompesasi dalam bentuk saham

2. Meningkatkan volume perdagangan di pasar modal dengan harapan

meningkatkan nilai pasarnya

3. Menambahkan jumlah lembar saham yang tersedia untuk digunakan menguasai

perusahaan lain

4. Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar untuk menaikan laba per

lembarnya

5. Alasan khusus lainnya yaitu dengan mengurangi jumlah saham yang beredar

sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan lain untuk menguasai

jumlah saham secara mayoritas dalam rangka pengambilan alih tidak bersahabat

(hostile takeover)

3

Page 7: PERTEMUAN 3(1).doc

2. NILAI SAHAM

2.1 NILAI BUKU DAN NILAI – NILAI LAIN YANG BERHUBUNGAN

Untuk menghitung nilai buku suatu saham, beberapa nilai yang berhubungan

dengannya perlu diketahui. Nilai-nilai ini yaitu:

2.1.1 Nilai Nominal

Nilai nominal (par value) dari suatu saham merupakan nilai kewajiban yang

ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham. Kepentingan dari nilai nominal adalah

untuk kaitanya dengan hukum. Nilai nominal ini merupakan modal per lembar yang

secara hukum harus ditahan di perusahaan untuk proteksi kepada kreditor yang tidak

dapat diambil oleh pemegang saham. Kadang kala suatu saham tidak mempunyai

nilai nominal (no-par value stock). Untuk saham yang tidak memiliki nilai nominal,

dewan direksi umumnya menetapkan nilai sendiri (stated value) perlembarnya. Jika

tidak ada nilai yang ditetapkan, maka yang dianggap sebagai modal secara hukum

adalah semua penerimaan bersih (proceed) yang diterima oleh emitmen pada waktu

mengeluarkan saham bersangkutan.

2.1.2 Agio Saham

Agio saham (additional paid-in capital atauin excess of par value) merupakan

selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan dengan nilai nominal

sahamnya. Misalnya nilai nominal saham biasa per lembar adalah Rp 5.000 dan

saham ini dijual sebesar Rp 8.000 per lembar, maka agio saham per lembar adalah

sebesar Rp 3.000,. Agio saham ditampilkan di neraca dalam nilai totalnya yaitu agio

per lembar dikalikan dengan jumlah lembar yang dijual.

2.1.3 Nilai Modal Disetor

Nilai modal disetor (paid in capital) merupakan total yang dibayar oleh

pemegang saham kepada perusahaan emitmen untuk ditukarkan dengan saham

preferen atau dengan saham biasa. Nilai modal disetor merupakan penjumlahan total

nilai nominal ditambah dengan agio saham. Jika perusahaan mengeluarkan dua kelas

saham, yaitu saham preferen dan saham biasa, saham preferen disajikan terlebih

dahulu diikuti oleh saham biasa di neraca untuk menunjukkan urutan haknya.

4

Page 8: PERTEMUAN 3(1).doc

2.1.4 Laba Ditahan

Laba ditahan (retained earnings) merupakan laba yang tidak dibagikan kepada

pemegang saham. Laba yang tidak dibagi ini diinvestasikan kembali ke perusahaan

sebagai sumber data internal. Laba ditahan dalam penyajiannya di neraca menambah

total laba yang disetor. Karena laba ditahan ini milik pemegang saham yang berupa

keuntungan tidak dibagikan, maka nilai ini juga akan menambah ekuitas pemilik

saham di neraca.

2.1.5 Nilai Buku

Nilai buku (book value) per lembar saham menunjukkan aktiva bersih (net

assets) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham.

Karena aktiva bersih adalah sama dengan total ekuitas pemegang saham, maka nilai

buku per lembar saham adalah total ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang

beredar.

Jika perusahaan mempunyai dua macam kelas saham, yaitu saham preferen

dan saham biasa, maka perhitungan nilai buku per lembar untuk masing-masing

kelas saham ini lebih rumit dibandingkan ji,a hanya mempunyai saham biasa saja.

Perhitungan nilai buku per lembar saham untuk dua macam kelas saham adalah

sebagai berikut.

1. Hitung nilai ekuitas saham preferen

Nilai ekuitas dihitung dengan mengalikan nilai tebus (cail price) ditambah

dengan dividen yang di arrears dengan lembar saham preferen yang beredar.jika

nilai tebus tidak digunakan, maka nilai nominal yang digunakan. Di dalam

perhitungan ini,agio saham untuk saham preferen tidak di masukkan, karena

pemegang saham preferen tidak mempunyai hak untuk agio ini walaupun berasal

dari saham preferen, sehingga nilai agio ini di masukkan sebagai tambahan nilai

ekuitas saham.

2. Hitung nilai ekuitas saham biasa.

Nilai ekuitas saham biasa dihitung dengan mengurangi nilai total ekuitas

dengan nilai ekuitas saham preferen.

3. Nilai buku saham biasa dihitung dengan membagi nilai ekuitas saham biasa

dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar.

5

Page 9: PERTEMUAN 3(1).doc

2.2 NILAI PASAR

Nilai pasar (market value) berbeda dengan nilai buku. Jika nilai buku

merupakan nilai yang dicatat pada saat saham dijual oleh perusahaan, maka nilai pasar

adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh

pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham

bersangkutan di pasar bursa.

2.3 NILAI INTRINSIK

Nilai fundamental (fundamental value) atau nilai intrinsik (intrinsic value)

yaitu nilai seharusnya dari suatu saham. Sering diajukan pertanyaan berapa nilai

sebenarnya dari harga saham yang diperdagangkan di pasar, nilai sebenarnya itulah yang

disebut nilai intrinsik. Terdapat dua macam analisis yang sering dipergunakan untuk

menentukan nilai intrinsik suatu saham, yaitu:

- Analisis sekuritas fundamental (fundamental security analysis)

Pada analisis fundamental, digunakan data fundamental atau data yang berasal

dari keuangan perusahaan (laba, dividen yang dibayarkan, penjualan, dan sebagainya)

dan biasa digunakan oleh akademisi. Analisis fundamental terbagi lagi menjadi dua

pendekatan, yaitu:

o Pendekatan nilai sekarang (present value approach)

o Pendekatan PER (P/E ratio approach)

- Analisis teknis (technical analysis)

Pada analisis teknis, menggunakan data pasar dari saham (harga dan volume

transaksi saham) dan biasa digunakan oleh para praktisi untuk menentukan harga

saham.

Dalam kesempatan ini, akan dibahas mengenai dua jenis pendekatan yang

dilakukan untuk menentukan nilai intrinsik saham menggunakan analisis sekuritas

fundamental (fundamental secutity analysis).

2.3.1 Pendekatan nilai sekarang (present value approach)

Present value approach sering kali disebut dengan metode kapitalisasi laba

(capitalization of income method), hal ini dikarenakan dalam pendekatan ini meliputi

proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan suatu saham yang didiskontokan menjadi nilai

6

Page 10: PERTEMUAN 3(1).doc

sekarang. Karena nilai perusahaan ditentukan oleh prospek perusahaan, dan prospek

perusahaan itu sendiri merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan aliran kas di

masa mendatang, maka nilai perusahaan dapat ditentukan dengan mendiskontokan

nilai-nilai cash flow.

Gambar 1.1 Model diskonto arus kas

Po* = nilai sekarang dari perusahaan (value of the firm)

t = periode waktu ke t dari t=1 sampai dengan

k = suku bunga diskonto (discount rate) atau tingkat pengembalian yang diinginkan

(required rate of return).

Sebagai alternatif dari arus kas, laba perusahaan (earnings) juga dapat

digunakan dalam menghitung nilai suatu perusahaan karena earnings yang diperoleh

oleh perusahaan dapat ditahan sebagai sumber dana internal (retained earnings) atau

dibagikan dalam bentuk dividen. Dengan alasan bahwa dividen merupakan arus

pendapatan yang diterima oleh investor, maka arus dividen dapat dianggap sebagai arus

kas yang diterima oleh investor, sehingga dapat pula digunakan untuk menghitung nilai

intrinsik saham dengan mendiskontokan arus dividen masa depan ke nilai sekarang.

Gambar 1.2 Model diskonto dividen (dividend discount model)

Dt = dividen yang dibayarkan untuk periode ke-t

2.3.1.1 Pembayaran Dividen Tidak Teratur

Dividen setiap periode tidak memiliki pola yang jelas, bahkan pada periode

tertentu perusahaan tidak membayar dividen sama sekali, misalnya pada saat periode

kerugian atau periode kesulitan likuiditas). Untuk menentukan nilai instrinsik saham

pada kondisi seperti ini, maka:

Gambar 1.3 Model pembayaran dividen tidak teratur

7

Page 11: PERTEMUAN 3(1).doc

2.3.1.2 Dividen Konstan Tidak Bertumbuh

Banyak ditemui kejadian suatu perusahaan membayar dividen yang konstan dari

waktu ke waktu untuk menunjukkan bahwa likuiditas perusahaan berada dalam

keadaan stabil. Untuk menentukan nilai intrinsik saham pada kondisi seperti ini, maka:

Gambar 1.4 Model pertumbuhan nol (zero-growth model)

D = dividen yang dibayarkan

k = bunga diskonto

2.3.1.3 Pertumbuhan Dividen Yang Konstan

Pada kasus dividen yang bertumbuh secara konstan sebesar g dan periode awal

yaitu D0, maka dividen pertama yaitu D0 (1+g) dan periode kedua yaitu D0 (1+g) (1+g)

atau D0 (1+g)2 dan seterusnya. Untuk menentukan nilai intrinsik saham pada kondisi

seperti ini, maka:

Gambar 1.4 Model pertumbuhan dividen yang konstan (Model Gordon)

D1 = dividen per lembar

g = tingkat pertumbuhan dividen

k = bunga diskonto

Asumsi dalam kasus pertumbuhan dividen yang konstan yaitu k (suku bunga

diskonto) harus lebih besar dari g (tingkat pertumbuhan dividen). Model Gordon

tersebut menunjukkan bahwa:

- Hubungan antara harga saham seharusnya (nilai intrinsik) dengan dividen per

lembar adalah positif, yaitu semakin besar dividen yang dibayarkan maka semakin

besar harga dari saham tersebut.

- Hubungan antara harga saham seharusnya (nilai intrinsik) dengan pertumbuhan

dividen (g) adalah positif, yaitu semakin besar pertumbuhan dividen maka

semakin besar harga dari saham tersebut.

8

Page 12: PERTEMUAN 3(1).doc

- Hubungan antara harga saham seharusnya (nilai intrinsik) dengan tingkat bunga

diskonto (k) adalah negatif, yaitu semakin besar tingkat bunga diskonto maka

semakin kecil harga dari saham tersebut.

2.3.1.4 Harga Jual Akhir

Tidak semua investor menyukai dividen dan berpikiran untuk memegang saham

selamanya. Investor seperti ini pada umumnya mementingkan capital gain

dibandingkan dengan dividen. Capital gain itu sendiri merupakan selisih antara harga

jual saham dengan harga beli nya, jadi dapat dikatakan bahwa capital gain merupakan

keuntungan penjualan saham. Jika investor menjual sahamnya pada periode ke-n

sebesar Pn maka untuk menghitung nilai instrinsik sahamnya yaitu:

Gambar 1.5 Model harga jual akhir

Pn = nilai harga jual dari saham (nilai terminal = nilai akhir yang diterima

investor)

2.3.2 Pendekatan PER

Selain menggunakan arus kas ataupun arus dividen dalam menentukan nilai

fundamental atau nilai intrinsik suatu saham, alternatif lain yang dapat digunakan yaitu

dengan menggunakan nilai laba perusahaan (earnings). Untuk menentukan nilai

instrinsik menggunakan nilai earnings, cara yang populer digunakan yaitu pendekatan

PER (price earnings ratio) atau pendekatan earnings multiplier. Pendekatan PER ini

menunjukkan rasio harga saham terhadap earnings, sehingga menyatakan seberapa

besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings.

Gambar 1.6 Rumus PER (price earnings ratio)

Gambar 1.7 Rumus PER (price earnings ratio)

P0* = nilai intrisik saham

= PER

9

Page 13: PERTEMUAN 3(1).doc

= Laba bersih per lembar saham yang diestimasi untuk periode selanjutnya

Gambar 1.8 Hasil derivasi rumus PER

D1 = pembayaran dividen

E1 = earnings

k = tingkat pengembalian yang diinginkan

g = tingkat pertumbuhan dividen

Pada persamaan hasil derivasi rumus PER tersebut dapat diketahui faktor-

faktor yang menentukan besarnya PER, yaitu:

- PER berhubungan positif dengan rasio pembayaran dividen terhadap earnings (D1/E1)

- PER berhubungan negatif dengan tingkat pengembalian yang diinginkan (k)

- PER berhubungan positif dengan tingkat pertumbuhan dividen (g)

10

Page 14: PERTEMUAN 3(1).doc

KESIMPULAN

Saham terbagi menjadi tiga jenis yaitu saham preferen, saham biasa, dan saham

treasuri. Saham preferen merupakan saham yang memiliki sifat gabungan antara obligasi dan

saham biasa. Saham yang pada umumnya dikeluarkan oleh suatu perusahaan yaitu saham

biasa. Sedangkan saham treasuri adalah saham yang dibeli kembali oleh perusahaan yang

mengeluarkannya yang kemudian disimpan sebagai treasuri perusahaan dan dapat dijual

kembali oleh perusahaan.

Nilai saham terbagi pula menjadi tiga, yaitu nilai buku dan nilai-nilai lain yang

berhubungan, nilai pasar, dan nilai intrinsik. Untuk menghitung nilai buku suatu saham,

diperlukan juga beberapa nilai yang berhubungan yang perlu diketahui yaitu nilai nominal,

agio saham, nilai modal disetor, laba ditahan, dan nilai buku itu sendiri. Nilai pasar

merupakan harga saham di pasar bursa yang besarannya ditentukan oleh para pelaku pasar.

Dan nilai intrinsik merupakan nilai seharusnya dari suatu saham. Untuk menentukan nilai

intrinsik suatu saham dapat dilakukan dengan dua analisis, yaitu analisis fundamental dan

analisis teknis. Dalam analisis fundamental digunakan dua pendekatan, antara lain

pendekatan nilai sekarang dan pendekatan price earnings ratio.

11

Page 15: PERTEMUAN 3(1).doc

REFERENSI

Hartono, Jogiyanto. 2014. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kesembilan.

Yogyakarta: BPFE