rama kp koreksi 3 fix

49
1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Peningkatan kebutuhan bahan bakar setiap tahun menjadi fokus utama dalam permasalahan krisis energi diindonesia Krisis energi terjadi karena mulai menipisnya cadangan bahan bakar fosil. konsumsi berlebih manusia terhadap bahan bakar fosil menyebabkan cadangan bahan bakar tersebut menjadi semakin menipis, sedangkan untuk pembaharuannya diperlukan waktu ribuan bahkan jutaan tahu (Silvia 2010). penanggulangan krisis energi dapat dilakukan dengan pemanfaatan sumber energy berbasis nabati, salah satu contohnya adalah bioetanol. Bioetanol merupakan etanol hasil fermentasi biomassa. Alasan penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar yang dapat menggantikan premium, karena bioetanol bersifat ramah lingkungan dan dapat diperbaharui. Penggunaan bioetanol dapat menghemat penggunaan premium. Selain itu, bioetanol dapat

Upload: irawan-sugoro

Post on 26-Dec-2015

263 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

klljj

TRANSCRIPT

Page 1: RAMA KP Koreksi 3 Fix

1

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peningkatan kebutuhan bahan bakar setiap tahun menjadi fokus utama

dalam permasalahan krisis energi diindonesia Krisis energi terjadi karena mulai

menipisnya cadangan bahan bakar fosil. konsumsi berlebih manusia terhadap

bahan bakar fosil menyebabkan cadangan bahan bakar tersebut menjadi semakin

menipis, sedangkan untuk pembaharuannya diperlukan waktu ribuan bahkan

jutaan tahu (Silvia 2010).

penanggulangan krisis energi dapat dilakukan dengan pemanfaatan sumber

energy berbasis nabati, salah satu contohnya adalah bioetanol. Bioetanol

merupakan etanol hasil fermentasi biomassa. Alasan penggunaan bioetanol

sebagai bahan bakar yang dapat menggantikan premium, karena bioetanol bersifat

ramah lingkungan dan dapat diperbaharui. Penggunaan bioetanol dapat

menghemat penggunaan premium. Selain itu, bioetanol dapat menurunkan kadar

emisi gas rumah kaca hingga 80% dari hasil pembakarannya sehingga dapat

mengurai efek rumah kaca. Bahan baku untuk memproduksi bioetanol dapat

berasal dari bahan yang mengandung glukosa, berpati, dan bahan yang berselulosa

(Suryaningsih dan Irhas 2014).

Salah satu biomassa yang berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi bioetanol

adalah sorgum. Sorghum memiliki banyak manfaat diantaranya biji sorghum di

gunakan sebagai bahan makanan, batang dan daun untuk pakan ternak, sedangkan

Page 2: RAMA KP Koreksi 3 Fix

2

nira sorgum (sorghum swee) dapat diolah menjadi etanol (bioethanol)

(Suryaningsih R dan Irhas 2014).

Sebagai bahan bakar alternative dapat digunakan dalam berbagai

keperluan, seperti dicampur dengan bensin (Premium) untuk kendaraan bermotor

atau lebih dikenal sebagai gashol, di india bioethanol ini juga di gunakan sebagai

bahan bakar untuk penerangan lampu (lampu bertekanan etanol) disebut ‘noorie’

yang menghasilkan 1250 – 1300 lumens (setara dengan lampu 100 W) dan

digunakan sebagai bahan bakar kompor untuk memasak karena menghasilkan

panas capac (Suryaningsih dan Irhas 2014).

Tujuan dan Manfaat Kerja Praktik

Tujuan khusus dari kerja praktik ini adalah memepelajari proses pembuatan

bioetanol berbasis tanaman sorgum Manfaat dari kerja praktek ini adalah dapat

mengetahui proses pembuatan bioethanol dengan teknologi fermentasi dan dapat

memberikan informasi pembuatan bioethanol berbasis sorgum.

Page 3: RAMA KP Koreksi 3 Fix

3

BAB II

GAMBARAN UMUM

PUSAT APLIKASI ISOTOP DAN RADIASI (PAIR) – BATAN

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) merupakan lembaga pemerintah

non kementerian Indonesia yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan tenaga nuklir. Lembaga ini terdiri

dari Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR), Pusat Teknologi Keselamatan dan

Metrologi Radiasi (PTKMR), Pusat Pengembangan Geologi Nuklir (PPGN),

Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), dan Pusat Diseminasi Iptek Nuklir

(PDIN). Lembaga tersebut merupakan wujud pengembangan dari Pusat Penelitian

Pasar Jumat yang dibentuk pada tanggal 20 Desember 1966 sebagai implementasi

dari Keputusan Presiden No. 306 Tahun 1965, dan dikukuhkan melalui Keputusan

Presiden RI No. 299 Tahun 1968.

Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat berubah menjadi PAIR pada

tanggal 20 Februari 1980 melalui Keputusan Presiden RI No. 14 Tahun 1980.

Berdasarkan Keputusan Presiden RI No.197 tahun 1998 tanggal 7 Desember

1998, Kepala BATAN menerbitkan Surat Keputusan No. 329/KA/VII/2000 yang

mengubah PAIR menjadi P3TIR (Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi

Isotop dan Radiasi). Selanjutnya P3TIR berubah menjadi Pusat Aplikasi

Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR), dan mengalami perubahan kembali

menjadi PAIR pada tahun 2014. PAIR-BATAN terletak di Jalan Lebak Bulus

Raya No. 49, Pasar Jumat-Jakarta Selatan (Gambar 1).

Page 4: RAMA KP Koreksi 3 Fix

4

Berdasarkan Peraturan Kepala BATAN No. 392/KA/XI/2005 tanggal 24

November 2005, Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi mempunyai tugas untuk

melaksanakan pengembangan dan aplikasi teknologi isotop dan radiasi. Fungsi

PAIR–BATAN terdiri dari pelaksanaan pengembangan dan aplikasi teknologi

isotop dan radiasi di bidang kebumian dan lingkungan; pelaksanaan

pengembangan dan aplikasi teknologi isotop dan radiasi di bidang proses radiasi;

pelaksanaan pengembangan dan aplikasi teknologi isotop dan radiasi di bidang

pertanian; pelaksanaan pengendalian keselamatan kerja dan pengelolaan limbah;

pelaksanaan urusan tata usaha; dan pelaksanaan pengamanan nuklir kawasan.

Bidang Pertanian

Kegiatan pokok bidang ini adalah melakukan aplikasi teknologi isotop dan

radiasi dalam riset serta pengembangan di bidang pertanian. Bidang ini terdiri dari

5 kelompok, yaitu pemuliaan tanaman, pemupukan dan nutrisi tanaman,

pengendalian hama penyakit tanaman, nutrisi ternak, serta kesehatan dan

reproduksi ternak. Pemuliaan tanaman berperan dalam menginduksi mutasi pada

materi genetik melalui iptek nuklir karena memiliki energi cukup tinggi untuk

patir, 08/29/14,
Ganti judul gambar
Page 5: RAMA KP Koreksi 3 Fix

5

dapat menimbulkan perubahan pada struktur atau komposisi materi genetik

tanaman (genom, kromosom, gen atau DNA). Pemuliaan tanaman biasanya

diawali dengan upaya peningkatan ragam genetik tanaman, dilanjutkan dengan

seleksi, pemurnian benih, pengujian, hingga pelepasan varietas unggul. Fokus

kelompok pemuliaan tanaman adalah tanaman pangan, tanaman industri serta

hortikultura.

Kelompok pemupukan dan nutrisi tanaman melakukan penelitian yang

berhubungan dengan tanah dan tanaman menggunakan teknik nuklir, yaitu dengan

aplikasi isotop dan radiasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Isotop

digunakan sebagai alat (tool) untuk merunut (trace) dalam mempelajari perilaku

(behaviour) dan dinamika unsur hara dalam tanah dan tanaman. Radiasi

digunakan untuk sterilisasi bahan-bahan yang digunakan sebagai media

pengembangan mikroba untuk pupuk hayati. Kelompok pengendalian hama dan

penyakit menggunakan teknik nuklir berupa teknik radiasi dan isotop radioaktif.

Iradiasi memberikan dampak yang bervariasi bagi makhluk hidup, diantaranya

pengaruh letal dan pengaruh mandul atau steril.

Kelompok nutrisi ternak berperan dalam menunjang program swasembada

daging nasional dengan memanfaatkan sumberdaya pakan lokal untuk

pengembangan pakan ternak ruminansia. Pakan lokal diharapkan mampu

menggantikan dan meningkatkan mutu pakan, serta meningkatkan populasi ternak

sehingga mudah diperoleh dan lebih murah. Kelompok kesehatan dan reproduksi

ternak berperan dalam pengembangan sistem pencegahan penyakit dan efisiensi

reproduksi pada ternak dengan memanfaatkan teknik nuklir dan teknik terkait.

Page 6: RAMA KP Koreksi 3 Fix

6

Teknik nuklir (iradiasi) digunakan untuk melemahkan virulensi agen penyakit,

akan tetapi masih mampu menginduksi kekebalan penyakit. Kegiatan litbang juga

mencakup peningkatan kinerja reproduksi ternak.

Laboratorium Mikrobiologi Kelompok Nutrisi Ternak PAIR – BATAN

Laboratorium ini berfungsi dalam melakukan pengujian mikroorganisme

dari sampel untuk analisis pakan ternak. Fasilitas yang terdapat pada laboratorium

ini terbagi menjadi 2, yaitu dengan teknik nuklir dan tanpa teknik nuklir. Fasilitas

yang digunakan dalam tenik nuklir adalah ternak yang difistula, kandang,

waterbath, centrifuge, liquid scintillation counter (LSC), analisis pengaktifan

neutron (APN), multi chanel analysis (MCA), ruang asam, film badge, dan

detektor. Pakan, ternak, dan kandang ternak merupakan fasilitas pendukung yang

tidak langsung menggunakan teknik nuklir.

Alat dan bahan yang mendukung kegiatan nutrisi ternak tanpa teknik

nuklir adalah alat pengukur kandungan protein, ammonia, serat kasar, produksi

gas, pH, asam lemak mudah menguap (VFA), oven, timbangan analitik, dan tanur.

Fasilitas yang mendukung untuk penelitian dan analisis pakan ikan dengan teknik

nuklir dan non nuklir adalah gamma counter, aquarium, kolam percobaan, mesin

pelet, aerator, dan oven.

Sumber : http://www.batan.go.id/patir/

Page 7: RAMA KP Koreksi 3 Fix

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sorghum bicolor L. Moench

Sorgum merupakan tanaman asli yang berasal dari wilayah - wilayah tropis

dan subtropis di bagian Pasifik tenggara dan Australia, wilayah yang terdiri dari

Australia, Selandia Baru dan Papua. Sorgum merupakan tanaman dari keluarga

Poaceae dan marga Sorghum. Sorgum sendiri memiliki 32 spesies. Diantara

spesies - spesies tersebut, yang paling banyak dibudidayakan adalah spesies

Sorghum bicolor (japonicum). Tanaman ini sekeluarga dengan tanaman serealia

lainnya seperti padi, jagung dan gandum serta tanaman lain seperti bambu dan

tebu. Dalam taksonomi, tanaman - tanaman tersebut tergolong dalam satu famili

besar Poaceae yang juga sering disebut sebagai Gramineae atau rumput -

rumputan (Humam S 2010).

Sorghum bicolor L. Moench memiliki potensi penting sebagai sumber

karbohidrat bahan pangan, pakan, dan komoditi ekspor. tanaman sorgum juga

memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan tanaman palawija lainnya yaitu

tanaman sorghum lebih tahan terhadap cekaman lingkungan, misalnya pada lahan

kering, Tanaman sorgum memiliki ketahanan terhadap kondisi kering karena

adanya lapisan lilin pada batang dan daunnya yang dapat mengurangi kehilangan

air karena penguapan. Potensi yang dimiliki tanaman sorgum dapat digunakan

sebagai suatu upaya pemberdayaan lahan kering dan lahan kritis. (Suryaningsih R

dan Irhas 2014).

Page 8: RAMA KP Koreksi 3 Fix

8

Gambar 1 Tanaman Sorghum

Salah satu cara pengembangan teknologi budidaya tanaman sorgum yang

dapat diterapkan yaitu upaya untuk mengatur kerapatan atau populasi tanaman

sorgum, sehingga peningkatan produktivitas sorgum masih dapat dilakukan

dengan mengatur jarak tanam optimalnya. Dengan adanya ketersediaan air

terutama di musim kemarau yang cenderung kurang dapat memenuhi kebutuhan

tanaman, maka hal ini membuka peluang bagi pengembangan tanaman sorgum

yang lebih tahan terhadap kondisi lingkungan yang kering (Suryaningsih R dan

Irhas 2014).

patir, 08/29/14,
Pohon sorghum masih berdiri di ladang
Page 9: RAMA KP Koreksi 3 Fix

9

Bioetanol

Etanol merupakan cairan yang secara luas digunakan untuk berbagai

keperluan yang didasarkan pada konsentrasi, sifat kimia etanol tidak beracun,

dapat digunakan sebagai campuran bensin, kosmetik, obat-obatan pelarut dalam

kimia dan industri fermertasi (Suryaningsih dan Irhas 2014).

Ada dua metode yang digunakan untuk menghasilkan etanol yaitu hidrasi

etilen dan fermentasi, namun dengan kenaikan harga minyak mentah, produk

etanol dibuat dari bahan baku yang mengandung pati, gula dan selulosa seperti

singkong, ubi jalar, gandum, sorghum dan jagung. etanol dihasilkan melalui

proses fermentasi dan penyulingan (Suryaningsih dan Irhas 2014).

satu molekul glukosa dalam proses fermentasi akan menghasilkan 2 molekul

etanol dan karbon dioksida. Berdasarkan berat 1 gram gula, secara teoritis akan

menghasilkan 0,51 gram etanol, karena sebagian besar sumber karbon digunakan

untuk pembentukkan biomassa, sehingga secara teori menghasilkan etanol

berkisaran antara 90-95% (Human 2010).

Bioetanol adalah salah satu jenis bahan bakar nabati yang sudah lama

dikembangkan untuk menggantikan bahan bakar minyak yang dibuat dari

biomassa tanaman (batang) melalui proses biologi (enzimatik dan fermentasi).

bioetanol dapat digunakan sebagai bahan bakar alternative yang terbarukan dan

sebagai bahan bakar pengganti fosil (Silvia 2010).

Bioetanol yang dihasilkan dari sorghum diproduksi oleh proses fermentasi

dan penyulingan, melalui lima fase, tahap pertama adalah proses penggilingan

batang sorgum untuk mendapatkan nira dari sorgum, tahap kedua terdiri dari pra

Page 10: RAMA KP Koreksi 3 Fix

10

proses fermentasi meliputi proses sterilisasi dan proses pembuatan starter dengan

menambahkan nutrisi dan saccaharomyces cerevisie (ragi tape), tahap ketiga

adalah proses fermentasi selama 48 jam dengan menambahkan stater inoculum

proses pembuatan dan menambahkan antifoam, tahap keempat adalah proses

penyulingan, tahap kelima adalah saringan molekul dehidrasi (Silvia 2010).

Produksi etanol dari nira sorghum tidak bisa mencapai 100% (sempurna),

ini karena tidak semua glukosa dapat diubah menjadi etanol, namun kebanyakan

dari glukosa akan diubah menjadi CO, bioetanol yang dihasilkan dari glukosa

adalah 51%, berdasarkan reaksi di bawah ini :

C6H12O62 2C2H5OH+2CO2 Saccharomyces cerevisiae

Hal ini terjadi karena pada saat proses fermentasi kemungkinan kontaminasi

mikroba lainnya, selain itu konversi juga tergantung pada panjang proses

fermentasi, jumlah stater yang digunakan dan kualitas nira sorgum yang

digunakan (Sari 2009).

patir, 08/29/14,
Kata tunjuk tempat … dipisah
Page 11: RAMA KP Koreksi 3 Fix

11

BAB IV

METODOLOGI

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik

Kegiatan kerja praktik dilaksanakan mulai pada tanggal 23 Juli 2014 - 23

Agustus 2014. Lokasi kegiatan di Laboratorium Kelompok Nutrisi Ternak PAIR-

BATAN, Jl. Lebak Bulus Raya, Jakarta Selatan

Objek Kerja Praktek

Objek kerja praktek adalah tanaman sorghum.

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah Erlenmeyer, gelas ukur, ember, gayung,

tabung sampel, alat peras sorghum, tabung gas CO2 dan portable refractometer

(alat ukur kadar gula), sedangkan bahan yang digunakan adalah tanaman sorgum,

nira sorgum, molases, NPK, saccaharomyces cerevisie (ragi tape), dan urea.

Metode Kegiatan Kerja Praktik

1. Persiapan

Tahapan awal kerja praktik dilakukan dengan proses pemanenan tanaman

sorgum kemudian memishkan antara batang sorghum dengan daun sorghum,

batang sorgum kemudian diperas dengan alat peras sorghum sehingga

menghasilkan nira sorghum.

Page 12: RAMA KP Koreksi 3 Fix

12

2. Pembuatan media Fermentasi

Sebanyak 1,85 l nira sorghum dipindahkan ke dalam erlenmeyer ukuran 2 l

dan dicampurkan dengan molasses 1,85 ml, NPK 1,87 g, urea 9,25 g dan 10 g

saccaharomyces cerevisie (ragi tape) kemudian di aduk dan di tambahkan gas

CO2 selama 3 menit kemudian fermentasi alkohol diamati dalam beberapa waktu

diantaranya hari ke 0, hari ke 3, hari ke 13 dan hari ke 21.

3. Analisis parameter

Beberapa parameter yang diamati diantaranya pH media, kadar gula Brix,

Kadar Volatile fatty acids (VFA), Kadar Etanol dan Foto Mikroba.

Pengamatan kadar pH menggunakan alat pH meter, dengan mengambil

sampel dari setiap media fermentasi, pengamamatan foto mikroba untuk

mengetahui aktivitas fermentasi oleh ragi tape, pengaman kadar gula (brix) dan

pengamatan kadar alkohol menggunakan alat portable refratometer untuk

mengetahui kadar alkohol yang terbentuk.

Page 13: RAMA KP Koreksi 3 Fix

13

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembuatan Media Produksi Alkohol

Batang Sorgum yang Diperas menghasilkan 3,7 liter nira sorgum,

kemudian nira sorgum yang didapat dipindahkan ke dalam 2 buah Erlenmeyer

berukuran 2 liter, Gambar 1 menunjukkan nira sorgum yang masih segar dan

belum ditambahkan berbagai nutrient untuk proses fermentasi alkohol, sedangkan

pada gambar 2 terlihat warna media lebih keruh akibat dari penambahan molasses,

ragi, NPK dan urea sebagai sumber nutrisi bagi mikroba dalam proses fermentasi

alkohol.

(A) (B)

Gambar 2. (A) Nira Sorgum Dalam Erlenmeyer, (B) Nira sorgum dalam media fermentasi

Page 14: RAMA KP Koreksi 3 Fix

14

Tabel 1. Data Pengamatan

Parameter A B

0 3 13 21 0 3 13 21

pH 5,14 3,68 3,55 3,47 5,17 3,66 3,66 3,44

VFA 1,7307 4,6152 17,307 5,769 3,4614 7,4997 17.307 10,3842

Gula 12 11 7,5 7,5 12 11 8 7,5

Alkohol 5,5 4,5 3,3 5,5 4,3 3,4

Berdasarkan data pada tabel 1 terlihat waktu optimum fermentasi alkohol

ada pada hari ke 3, dengan indikasi kadar alkohol 5,5% dan waktu optimum

terbentuknya senyawa antara atau hasil sekunder ada pada hari ke 13, hal itu di

buktikan pada kadar VFA tinggi di hari ke 13.

Page 15: RAMA KP Koreksi 3 Fix

15

Kadar pH

Fermentasi nira sorgum dengan inokulum ragi tape mengakibatkan

perubahan pada tingkat keasaman di tiap waktu pengamatan (Gambar 1).

Perubahan pH menunjukkan adanya aktivitas mikroba (Gambar 2). pH awal

media nira sorgum berkisar antara 5,14 – 5,17, pada pengamatan hari ke 3, hari ke

13 dan hari ke 21 pH mengalami penurunan menjadi lebih asam sejumlah 3,47.

Penurunan ini terjadi akibat adanya aktivitas mikroba dalam medium,

perubahan pH dalam fermentasi disebabkan karena dalam aktivitasnya sel khamir

selain menghasilkan etanol sebagai metabolit primer juga menghasilkan asam

asam organic seperti asam malat, asam tartarat, asam sitrat, asam laktat, asam

asetat, asam butirat dan asam propionate sebagai hasil samping (Nurhayati S dan

Apriliana D 2013).

Grafik 1. Data Pengukuran pH

Page 16: RAMA KP Koreksi 3 Fix

16

Kadar Volatile fatty acids (VFA)

Pada uji pengukuran Volatile fatty acids (VFA), nilai VFA awal berkisar

antara 1,7307 - 3,4614, namun pada pengamatan hari ke 13 nilai VFA meningkat

hingga 17,307 ditunjukan pada tabel 2, peningkatan ini terjadi karena saat proses

fermentasi aktivitas mikroba dalam medium menghasilkan produk samping

berupa asam organic seperti asam malat, asam tartarat, asam sitrat, asam laktat,

asam asetat, asam butirat dan asam propionate.

Grafik 2. Data Pengukuran VFA

Page 17: RAMA KP Koreksi 3 Fix

17

Kadar Gula

Pengujian kadar Gula menggunakan alat Portable Refractometer,

tujuannya adalah untuk mengetahui penyerapan nutrient selama proses fermentasi,

berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 4, besar kadar gula nira sorgum

setelah diperas adalah 12%, setelah ditambahkan berbagai perlakuan kadar gula

nira berkurang menjadi berkisar antara 8% - 10%, hal itu diperkirakan karena

masih adanya aktivitas mikroba pada masa penyimpanan nira sebelum digunakan

karena suhu penyimpanan yang masih dapat ditolerir sehingga terdapat beberapa

mikroba yang dapat hidup.

Penurunan kadar gula setelah nira sorgum di tambah urea molasses dan

NPK pada pengamatan hari ke 0, hari ke 3, hari ke 13 dan hari ke 21, penurunan

kadar gula disebabkan adanya penyerapan glukosa oleh mikroba dalam kultur

selama proses fermentasi, glukosa merupakan sumber karbon utama bagi mikroba

yang diserap melalui transfer aktif yang kemudian di metabolisme untuk

menghasilkan energy dan mensintesis bahan pembentuk sel, serta sintesis

metabolit (Priest dan Campbell 1996).

Page 18: RAMA KP Koreksi 3 Fix

18

Grafik 3. Uji Kadar Gula

Foto Mikroba

Adanya aktivitas mikroba yang menyebabkan penurunan pH medium

dapat di deteksi menggunakan mikroskop dan dapat dilihat pada gambar 1.

Terlihat beberapa jenis mikroba yang di dominasi oleh khamir dan beberapa

bakteri yang berbentuk basil, khamir ini diduga berasal dari ragi tape yang

ditambahkan ke dalam medium, menurut kavanagh (2005) ragi yang digunakan

dalam pangan umumnya adalah jenis mikroba khamir, khususnya saccharomyces

cerevisiae, karena dapat tumbuh dengan baik dan mempunyai toleransi yang

tinggi terhadap alkohol serta mampu menghasilkan alkohol dalam jumlah yang

banyak.

Page 19: RAMA KP Koreksi 3 Fix

19

Saccharomyces cerevisiae memiliki sel berbentuk ellipsoid atau silindris,

ukuran sel Saccharomyces cerevisiae antara 5-20 mikron, biasanya 5-10 kali lebih

besar dari ukuran bakteri dan merupakan khamir uniseluler (Buckle et al 2007).

Gambar 3. Foto Mikroba media fermentasi hari ke 3

Page 20: RAMA KP Koreksi 3 Fix

20

Kadar Alkahol

Pengujian kadar alkohol menggunakan alat Portable Refractometer,

Pembentukkan alkohol dilakukan dalam kondisi anaerob oleh saccharomyces

cerevisiae (ragi tape), yang merupakan jenis mikroba fakultatif anaerob, tenaga

yang diperoleh melalui respirasi anaerob sebagian digunakan untuk

pembentukkan alkohol (Nurhayati S dan Apriliana D 2013).

Alkohol terbentuk akibat regenerasi NAD+ sehingga enzim mengubah

piruvat menjadi asetaldehid yang berperan sebagai penerima hydrogen dan CO2,

NADH kemudian membawa electron dan ion H+ ke dua molekul asetaldehid

sehingga dihasilkan produk akhir berupa alcohol.

Berdasarkan data pengamatan pada tabel 3, kadar alkohol tertinggi ada

pada pengamatan hari ke 3 dengan kadar alkohol sejumlah 5,5%, hal itu

menandakan bahwa proses fermentasi alkohol berlangsung paling optimum di hari

ke 3, hal ini disebabkan produksi alkohol dalam fermentasi di pengaruhi oleh

tersedianya urea, urea berperan sebagai sumber nitrogen bagi mikroba,

tersedianya sumber nitrogen dengan konsentrasi yang tepat dalam media

fermentasi mampu meningkatkan pertumbuhan mikroba sehingga dapat diperoleh

kadar etanol maksimum.

Selain pengaruh urea, lama fermentasi juga mempengaruhi terhadap kadar

alkohol yang dihasilkan, lama fermentasi alkohol yang paling optimal untuk

proses pembuatan bioethanol adalah 3 hari (sari etal 2008), jika fermentasi

Page 21: RAMA KP Koreksi 3 Fix

21

dilakukan lebih dari 3 hari, justru kadar alkohol nya dapat berkurang, karena

alkohol telah dikonversi menjadi senyawa lain, misalnya ester.

Grafik 2. Data Pengukuran Alkohol

Page 22: RAMA KP Koreksi 3 Fix

22

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa nira sorgum dapat dijadikan

bahan baku pembuatan bioetanol, produksi bioetanol paling maksimum terjadi

pada hari ke 3 sebesar 5,3%.

Saran

Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menghasilkan bioetanol

yang maksimal, mulai dari mengganti sumber

Page 23: RAMA KP Koreksi 3 Fix

23

LAMPIRAN

Lampiran 1. Visi dan Misi PAIR-BATAN

Visi

Visi PATIR adalah terwujudnya teknologi isotop dan radiasi yang handal,

mempunyai daya saing dan keselamatan tinggi serta berperan nyata dalam

pembangunan pertanian, industri, pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan

secara berkelanjutan

.

Misi

1. Melaksanakan penelitian pengembangan untuk meningkatkan penguasaan dan

pemanfatan iptek nuklir sehingga menjadi pusat acuan dalam penerapan teknologi

isotop dan radiasi di bidang pertanian, proses radiasi, kebumian dan lingkungan.

2. Meningkatkan pengembangan pemanfaatan teknologi isotop dan radiasi untuk

menghasilkan produk inovasi yang memiliki daya saing, menyentuh kepentingan

masyarakat luas serta diserap dan dimanfaatkan oleh pengguna akhir.

3. Menumbuhkan jejaring kerjasama dan sinergi antar lembaga penelitian baik di

dalam maupun luar negeri serta membangun kemitraan dengan pelaku usaha

untuk menguatkan ketahanan pangan, meningkatkan kemampuan industri nasional

serta pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan secara optimal.

Page 24: RAMA KP Koreksi 3 Fix

24

4. Menerapkan sistem mutu dalam manajemen penelitian dan pengembangan

untuk mewujudkan budaya keselamatan yang tinggi pada setiap aspek kegiatan

serta meningkatkan transparansi dalam pengelolaan administrasi menuju ke arah

diversifikasi sumber pembiayaan penelitian.

Struktur Organisasi

Page 25: RAMA KP Koreksi 3 Fix

25

Lampiran 2. Jadwal Kegiatan Kerja Praktik

No

.Hari, Tanggal Kegiatan

1. Rabu, 23 Juli 2014

Menyiapkan alat dan bahan

Pemanenan tanaman sorgum dari kebun

Pemisahan daun sorghum dari batang sorgum

Pemerasan batang sorghum dengan alat peras

sorghum

Mendapatkan nira sorghum

Pembuatan media fermentasi

Pengamatan hari ke 0

2. Kamis, 24 Juli 2014

Pengamatan media fermentasi hari ke 1

Pengujian kadar ph

Pengujian kadar brix

Pengujian VFA

3. Jumat, 25 Juli 2014

Pengamatan media fermentasi Hari ke 2

Pengujian kadar ph

Pengujian kadar brix

Pengujian VFA

4. Sabtu, 26 Juli 2014 Pengamatan media fermentasi Hari ke 3

Pengujian kadar ph

Page 26: RAMA KP Koreksi 3 Fix

26

Pengujian kadar brix

Pengujian VFA

Penyaringan reduksi hasil media fermentasi

5. Minggu, 27 Juli 2014

6. Senin, 28 Juli 2014

7. Selasa, 29 Juli 2014

8. Rabu, 30 Juli 2014

9. Kamis, 31 Juli 2014

10. Jumat, 1 Agustus 2014

11. Sabtu, 2 Agustus 2014

12. Minggu, 3 Agustus 2014

13. Senin, 4 Agustus 2014 Pengamatan Hari Ke 12

14. Selasa, 5 Agustus 2014

Pengamatan Hari Ke 13

Pemisahan Residu pada media fermentasi

Mengeringkan Residu didalam oven

15. Rabu, 6 Agustus 2014 Pengamatan proses pengeringan residu di oven

Pengkoreksian data-data hasil kerja praktek

16. Kamis, 7 Agustus 2014 Pengamatan proses pengeringan residu di oven

17. Jumat, 8 Agustus 2014 Pengamatan proses pengeringan residu di oven

18. Sabtu, 9 Agustus 2014

19. Minggu,10 Agustus2014

20. Senin, 11 Agustus 2014 Mengeluarkan haasil pengeringan residu yang

Page 27: RAMA KP Koreksi 3 Fix

27

sudah kering

Residu kering di simpan dalam wadah

21. Selasa, 12 Agustus 2014

Melakukan proses penggerusan residu kering

dengan cara di blender sehingga menghasilkan

serbuk

22. Rabu, 13 Agustus 2014

Memisahkan residu yang ada di media

fermentasi B

Memasukkan hasil pemisahan ke dalam kulkas

23. Kamis, 14 Agustus 2014 Memasukkan Residu Ke dalam oven

24. Jumat, 15 Agustus 2014 Kontol pengeringan Residu dalam oven

25. Sabtu, 16 Agustus 2014

26.Minggu, 17 Agustus

2014

27. Senin, 18 Agustus 2014 Mengeluarkan Residu yang sudah kering dari

oven

28. Selasa, 19 Agustus 2014 Menggerus residu kering hingga menjadi bubuk

29. Rabu, 20 Agustus 2014 Persiapan panen benih

30. Kamis, 21 Agustus 2014

Pemanenan benih

Menghitung benih dan pencatatan

Pemindahan benih pada kolam pemeliharaan

benih

Page 28: RAMA KP Koreksi 3 Fix

28

Lampiran 3. Alat Dan Bahan

Alat Keterangan

Erlenmeyer 2000 ml

Gelas Ukur

Page 29: RAMA KP Koreksi 3 Fix

29

Tabung Reaksi

Tabung CO2

Page 30: RAMA KP Koreksi 3 Fix

30

pH Meter

Refractomater Portable

Alat Timbang

Peralatan Uji VFA

Page 31: RAMA KP Koreksi 3 Fix

31

Alat Penggilingan Sorgum

Alat Keterangan

Batang Sorgum

NPK

Page 32: RAMA KP Koreksi 3 Fix

32

Urea

Molases

Page 33: RAMA KP Koreksi 3 Fix

33

Nira Sorgum

Ragi Tape

Page 34: RAMA KP Koreksi 3 Fix

34

Lampiran 4. Hasil Pengujian

Parameter A B

0 3 13 21 0 3 13 21

pH 5,14 3,68 3,55 3,47 5,17 3,66 3,66 3,44

VFA 1,7307 4,6152 17,307 5,769 3,4614 7,4997 17.307 10,3842

Gula 12 11 7,5 7,5 12 11 8 7,5

Alkohol 5,5 4,5 3,3 5,5 4,3 3,4

Page 35: RAMA KP Koreksi 3 Fix

35

DAFTAR PUSTAKA

Suryaningsih R, Irhas. 2014. Bioenergy Plants in Indonesia: Sorghum for

Producing Bioethanol as an Alternative Energy Substitute of Fossil Fuels.

Departemen Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, D.I

Yogyakarta.

[BATAN] Badan Tenaga Nuklir Nasional. Denah Lokasi.

http://www.batan.go.id/patir/denah.html. [26 Agustus 2014]

Humam S, etal. 2010. Perbaikan Kualitas Sorgum Manis Melalui Teknik Mutasi

untuk Bioetanol Jakarta: Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)

Silvia. 2010. Produksi Etanol Dari Sorgum (Sorghum bicolour L. Moench) diikuti

oleh hidrolisis enzimatik melalui fermentasi menggunakan Saccharomices

cerevisiae. s.l. Biochemical Technology Laboratory;

Sari RPP. 2009. Pembuatan Etanol Dari Nira Sorgum Dengan Proses Fermentasi.

Jurusan Teknik Kimia. Fakultas Teknik. Universitas Diponogoro. Semarang

Fatimah S. 2007. Analisis Volatile Fatty Acids (VFA) Probiotik R1 Dan R2

Dalam Ekstrak Singkong (Manihot esculenta Crantz). [Skripsi]. Jakarta:

Page 36: RAMA KP Koreksi 3 Fix

36

Fakultas Ilmu Matematika Dan Pengetahuan Alam, Institut Sains Dan

Teknologi Nasional

Nurhayati S dan Apriliana D. 2013. Pengaruh Pemberian Urea Sebagai Sumber

Nitrogen Terhadap Produksi Bioetanol Berbahan Baku Nira Sorgum.

Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Biologi, Jakarta: Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah.

Priest FG, Campbell i. 1996. Brewing Microbiology. Ed ke-2. London: Chapman

& Hall

Kavanagh, kevin, 2005, Fungi Biology and Application, John Willey & Sons Ltd.

England