acara 3.doc
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT TERPADU
ACARA IIIPENGENALAN DAN PENGAMATAN GEJALA SERANGAN
PATOGEN PADA TANAMAN HORTIKULTURA
Disusun Oleh :
Nama : Trian ApriliantiNIM : A1L010145Kelompok : 4 (Empat)Rombongan : 1 (Satu)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIANPROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2012
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada umumnya, tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan
adalah jenis tanaman yang dinilai baik bagi para petani untuk dibudidayakan.
Selain karena sesuai dengan lahan pertanian dan menjadi komoditas yang
banyak tersebar diberbagai wilayah, pergiliran tanaman-tanaman hortikultura
dapat dilakukan setiap tahunnya, sesuai permintaan pasar yang seringkali
berubah-ubah
Dalam dunia pertanian, organisme pengganggu tanaman adalah
semua organisme yang dapat menyebabkan penurunan potensi hasil yang
secara langsung karena menimbulkan kerusakan fisik, gangguan fisiologi dan
biokimia, atau kompetisi hara terhadap tanaman budidaya.
Istilah ini dipakai sebagai superordinan bagi hama (sumber utama
hewan), penyakit tumbuhan (sumber utama mikroorganisme, tungau, dan
nematoda), dan gulma (sumber utama tumbuhan lain yang tidak dikehendaki
keberadaannya).
Hama dan penyakit pada tanaman merupakan momok dalam
budidaya tanaman meningkatkan hasil produksi. Penanggulangan hama dan
penyakit yang tepat dan meminimalkan dampak negative terhadap organisme-
organisme biotik sebagai musuh alami menadi prioritas penting dalam
pengendalian.
Penyakit tanaman dapat disebabkan oleh organisme, keadaan
genetik tanaman maupun kondisi lingkungan. Penyakit yang disebabkan oleh
organisme ditularkan melalui inang yang berupa hama. Penyakit berdasarkan
sifat genetic tanaman merupakan sifat yang dibawa oleh tanaman yang berasal
dari induknya sedangkan yang dipengaruhi lingkungan karena kondisi
lingkungan yang tidak sesuai dengan syarat hidup tanaman tersebut.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pathogen utama pada tanaman hortikultura
2. Untuk mengenal gejala serangan pathogen utama pada tanaman
hortikultura di lapangan
3. Untuk membuat analisis agroekosistem berdasarkan hasil pengamatan
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pertanian di masa mendatang diarahkan untuk menjadi sektor
ekonomi modern, efisien, berdaya saing dan tangguh (Hardjowigeno, 2003:47).
Untuk mencapai tujuan tersebut maka upaya yang harus dilakukan adalah dengan
memanfaatkan sumberdaya pertanian secara optimal dan mempertahankan
kelestarian lingkungan hidup. Selain itu, perlu juga dilakukan rekayasa paket
teknologi maju dan spesifik lokasi agar upaya peningkatan efisiensi usaha dalam
memproduksi komoditas yang berdaya saing dapat dilakukan dengan baik.
Teknologi maju yang dimanfaatkan harus secara teknis dapat diterapkan, secara
ekonomis menguntungkan, secara sosial budaya dapat diterima dan ramah
lingkungan. Peningkatan efisiensi disini diperlukan agar mampu menghasilkan
produk pertanian yang mampu memberikan peningkatan kesejahteraan petani dan
masyarakat.
Walaupun dianggap tidak memiliki sistem kekebalan sebagaimana
halnya hewan, tumbuhan telah berevolusi untuk melengkapi diri dengan
mekanisme pertahanan lain yang juga efektif dan berspektrum has (Dangl &
Holub, 1997). Tumbuhan berbunga pada umumnya tahan terbadap sebagian besar
patogen. Hanya sedikit saja interaksi tumbuhan - mikroba terjadi, yaitu tumbuhan
merupakan inang yang rentan dan mikrobanya sebagai patogen yang virulen,
sehingga proses infeksi yang diikuti oleh patogenesis dapat berlangsung (Ebel &
Scheel, 1997; Lebeda dkk., 1999). Karena itu, bila tumbuhan dan mikroba
bertemu di habitat alam, penyakit lebih merupakan perkecualian daripada
kelaziman (Dangl & Holub, 1997).
Salah satu langkah penting yang harus dilalui agar parasitisme
dapat berlangsung adalah penetrasi parasit ke dalam jaringan tumbuhan inang.
Pada infeksi oleh virus dan bakteri, proses ini bersifat pasif dan tidak diikuti oleh
pembentukan struktur infeksi khusus (Agrios, 1997).
Sebaliknya, jamur pathogen mengembangkan struktur infeksi
khusus untuk memasuki tumbuhan inang (Mendgen & Deising, 1993; Struck dkk.,
1998).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat yang akan digunakan pada praktikum kali ini yaitu kantong
plastik, gunting tanaman, kertas plano dan alat tulis. Bahan yang akan
digunakan pada praktikum kali ini yaitu pertanaman hortikltura mangga dan
jambu biji.
B. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut :
1. Praktikan dikelompokkan sesuai dengan rombongannya.
2. Setiap kelompok ditugaskan melakukan pengamatan gejala serangan
patogen di lapang sesuai dengan pembagian kelompok kerjanya.
3. Gejala serangannya dicatat, lalu nama penyakit dan pathogen penyebabnya
ditentukan.
4. Intensitas serangannya diprediksi.
5. Bagian tanaman yang diamati tersebut dibawa ke laboratorium sebagai
koleksi.
6. Hasil analisis agroekosistem ditulis pada kertas plano, yang meliputi
gambar, keadaan umum agroekosistem, data hasil pengamatan, serangga
netral, pembahasan, simpulan dan rencana tindak lanjut.
7.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Penyakit pada tanaman mangga
Hari/tanggal : Minggu, 4 november 2012
Lokasi : Desa Pegalongan
Luas : 200 m2
Waktu pengamatan: pukul 11.00 WIB
Metode sampling :
KOMPONEN KEBERADAAN/KETERANGAN
A. Faktor Biotik
a. Tanaman pokok
b. Tanaman lainnya
c. Penyakit
Gloeosporium mangiferae
Tanaman jambu biji dan tanaman
mangga
Singkong, pepaya, sereh, pisang, lidah
mertua
Bagian yang diserang berwarna coklat,
lambat laun berwarna hitam, kemudian
mati. Tanda buah mangga yang
diserang gloeosporium ini adalah
bintik-bintik warna coklat, kemudian
menjadi hitam dan daging buah
Cendawan jelaga
Penyakit karat merah
Benalu
d. Gulma
Rumput teki
B. Faktor Abiotik
a. Tanah
b. Cuaca
c. Air
d. Kelembaban
C. Sistem Pertanaman
membusuk. (+)
Daun mangga yang diserang berwarna
hitam seperti beledu, warna hitam
disebabkan oleh jamur yang hidup
dicairan manis. (++)
Permukaan daun yang diserang timbul
bintik-bintik. Bila serangan hebat akan
menyebabkan kulit ranting mengering.
(++)
Benalu tumbuh melekat pada cabang atau ranting tanaman mangga. (+)
+ (ringan)
Subur
Mendung
Tadah hujan
Lembab
Campuran
Bersih
D. Kondisi Lahan
a. Keadaan naungan
E. Pembahasan
Tidak ada
1. Gloeosporium Mangiferae
Bagian daun yang diserang : daun,
tunas, bunga dan buah
Gejala : daun yang diserang berwarna
coklat, lambat laun berwarna hitam,
kemudian mati
Penularan : disebabkan oleh sejenis
cendawan dengan perantara angin yang
menerbangkan spora-spora
Pengendalian : memangkas bagian daun
yang terkena penyakit
2. Penyakit karat merah
Gejala : daun yang diserang akan timbul
bintik-bintik, menyebabkan kulit
ranting mengering
Penularan : penyebab penyakit ini
adalah ganggang cephaleuros mycoidea
yang bersifat epifit
Pengendalian: dapat menggunakan
penyemprotan pestisida nabati dan
penyiangan secara teratur agar tanaman
menjadi subur karena ganggang ini
tidak senang hidup pada tanaman yang
subur dan sehat.
3. Benalu
Benalu dapat tumbuh dan melekat pada
cabang atau ranting dan menghisap
makanan dari tanaman mangga
Penyebarannya melalui biji dan
disebarkan oleh burung
Pengendalian : secara mekanis, cabang
yang dihinggapi benalu dipotong jangan
sampai ketinggalan akarnya. Secara
chemis, menggunakan komposisi
emulsi dari minyak solar 30-40 % dari
air sabun disemprotkan ke benalu
4. Cendawan jelaga
Daun mangga yang diserang berwarna
hitam yang disebabkan oleh jamur yang
hidup dicairan manis
Penularan : melalui semut rangrang
karena semut menyukai cairan manis
Pengendalian : dengan cara membakar
semut rangrang
F. Simpulan
G. RTL (Rencana Tindak Lanjut)
Penyakit yang menyerang pada tanaman
mangga adalah Gloeosporium
Mangiferae, Cendawan Jelaga, penyakit
karat merah dan Benalu. Pengendalian
yang dilakukan menggunakan tknik
fisik-mekanik
Jangka pendek : pemberian pestisida
kimiawi secara berkala sesuai dengan
serangan penyakit
Jangka panjang: sanitasi lahan,
penggunaan varietas tahan dan sehat.
Penyakit pada tanaman jambu biji
Hari/tanggal : Minggu, 4 november 2012
Lokasi : Desa Pegalongan
Luas : 200 m2
Waktu pengamatan: pukul 11.00 WIB
Metode sampling :
KOMPONEN KEBERADAAN/KETERANGAN
A. Faktor Biotik
a. Tanaman pokok
b. Tanaman lainnya
c. penyakit
Bercak daun
Kapang jalaga
Tanaman jambu biji dan tanaman
mangga
Singkong, pepaya, sereh, pisang, lidah
mertua
Penyakit bercak daun pada tanaman
jambu biji disebabkan oleh beberapa
cendawan. Cendawan-cendawan yang
dijumpai menimbulkan bercak-bercak
pada tanaman jambu biji adalah
cercospora spp, pestalotiopsis sp, dan
gloeosporium sp. (++)
Penyakit kapang jalaga disebabkan oleh
cendawan atau kapang capnodium sp
bagian yuang terserang adalah daun,
tumbuh pada helaian daun akibat dari
cairan embun madu yang dihasilkan
(dikeluarkan) kutu-kutu daun yang
menyerang daun tersebut. Daun yang
terserang penyakit embun jalaga
permukaan daun bagian atas tertutup
d. Gulma
Rumput teki
B. Faktor Abiotik
a. Tanah
b. Cuaca
c. Air
d. Kelembaban
C. Sistem Pertanaman
D. Kondisi Lahan
a. Keadaan naungan
E. Pembahasan
lapisan berwarna hitam.
+ (ringan)
Subur
Mendung
Teknis
Lembab
Campuran
Bersih
Tidak ada
1. Bercak daun
Disebabkan oleh beberapa cendawan.
Cendawan-cendawan yang dijumpai
menimbulkan bercak-bercak pada
tanaman jambu biji adalah cercospora
spp, pestalotiopsis sp, dan
gloeosporium sp. Cendawan-cendawan
tersebut menimbulkan gejala bercak
yang khas
Cendawan cercospora psidii Rangel
menyebabkan bercak putih pada daun
Cendawan pestalotiopsis (pat) mordul,
menimbulkan bercak berwarna kelabu
pada daun-daun
Cendawan colletorichum
gloeosporioides penz.menyebabkan
daun-daun muda agak mengeriting dan
bercak-bercak nekrotik pada tepi atau
ujungnya.
Pengendalian : Sanitasi kebun,
Memangkas daun-daun dan ranting
yang sakit dikumpulkan lalu dibakar,
perawatan tanaman yang baik agar
tanaman tumbuh kuat, penyemprotan
fungisida berbahan aktif tembaga
hidroksida (copper hydroxide)
2. Penyakit kapang jalaga
Disebabkan oleh cendawan atau kapang
capnodium sp. Bagian yuang terserang
adalah daun, tumbuh pada helaian daun
akibat dari cairan embun madu yang
F. Simpulan
G. RTL
dihasilkan (dikeluarkan) kutu-kutu daun
yang menyerang daun tersebut.
Pada serangan yang berat hampir
seluruh daun permukaannya berwarna
hitam.
Pencegahan dan pengendalian :
- Memberantas kutu-kutu daun
dengan penyemprotan insektisida
berbahan aktif triazofos
- Membunuh koloni kutu-kutu daun
yang berada pada tunas muda dan
daun muda
- Memangkas daun-daun yang
terserang berat
- Penyemprotan dengan fungisida
berbahan aktif mankozeb
Penyakit yang menyerang pada tanaman
jambu biji adalah bercak daun dan
kapang jalaga, pengendaliannya secara
fisik-mekanik
Jangka pendek : pemberian pestisida
kimiawi secara berkala sesuai dengan
serangan penyakit
Jangka panjang :sanitasi lahan,
penggunaan varietas tahan dan sehat.
B. Pembahasan
Patogen adalah agen biologis yang menyebabkan penyakit pada
inangnya. Sebutan lain dari penyakit adalah mikroorganisme parasit. Umunya
istilah ini diberikan untuk agen yang mengacaukan fisiologi normal hewan atau
tumbuhan multiselular. Namun, pathogen dapat pula menginfeksi organisme
uniselular dari semua kerajaan biologi.
Dalam penjelasan lainnya, pathogen adalah organisme yang
mempunyai yang mempunyai kemampuan menyebabkan penyakit dan
biasanya pathogen dalam bentuk organisme yang masih hidup oleh karena itu
disebut pula penyebab dari faktor biotik. Penyebab penyakit yang tergolong ke
dalam pathogen adalah organisme hidup yang mayoritas bersifat mikro dan
mampu untuk menimbulkan penyakit pada tanaman atau tumbuhan. Organisme
yang tergolong pathogen adalah jamur, bakteri, virus, mikoplasma, dan
riketsia.
Parasit adalah hewan renik yang dapat menurunkan produktivitas
hewan yang ditumpanginya, sedangkan tumbuhan parasit adalah tumbuhan
yang untuk kelangsungan hidupnya menggantungkan sebagian atau seluruh
sumber energinya pada tumbuhan lain (disebut tumbuhan inang) dan
mengakibatnya inangnya mengalami kekurangan energi.
Pathogen menyerang inang dengan berbagai cara guna
memperoleh zat makanan yang dibutuhkan oleh pathogen yang ada pada inang.
Untuk dapat masuk ke dalam inang pathogen mampu mematahkan reaksi
pertahankan tumbuhan inang. Dalam menyerang tumbuhan, pathogen
mengeluarkan zat kimia yang akan berpengaruh terhadap komponen tertentu
dari tumbuhan dan juga berpengaruh terhadap aktivitas metabolisme tumbuhan
inang. Beberapa cara pathogen untuk dapat masuk ke dalam inang diantaranya
dengan cara mekanis dan cara kimia.
Cara mekanis yang dilakukan pathogen yaitu dengan cara penetrasi
langsung ke tumbuhan inang. Dalam proses penetrasi ini seringkali dibantu
oleh enzim yang dikeluarkan pathogen untuk melunakkan dinding sel. Pada
jamur dan tumbuhan tingkat tinggi parasit, dalam melakukan penetrasi
sebelumnya diameter sebagian hifa atau radikel yang kontak dengan iang
tersebut membesar dan membentuk semacam gelembung pipih yang biasa
disebut dengan appresorium yang akhirnya dapat masuk ke dalam lapisan
kutikula dan dinding sel.
Cara kimia yang dilakukan pathogen untuk menginfeksi tanaman
inang, pengaruh pathogen terhadap tumbuhan inang hampir seluruhnya karena
proses biokimia akibat dari senyawa kimia dikeluarkan pathogen atau karena
adanya senyawa kimia yang diproduksi tumbuhan akibat adanya serangan
pathogen. Substansi kimia yang dikeluarkan pathogen di antaranya enzim,
toksin, zat tumbuh dan polisakarida. Dari keempat substansi kimia tersebut
memiliki peranan yang berbeda-beda terhadap kerusakan inang. Misalnya saja,
enzim sangat berperan terhadap timbulnya gejala busuk basah. Sedang zat
tumbuh sangat berperan pada terjadinya bengkak akar atau batang. Selain itu
toksin berpengaruh terhadap terjadinya hawar.
Padi
Saat kita menemukan tanaman padi yang muda pada saat fase awal
pertumbuhan tiba-tiba layu dan akhirnya mati, begitu juga saat menemukan
tanaman padi yang telah dewasa tapi daunnya berwarna keabu-abuan dan
akhirnya mongering, kemungkinan besar tanaman padi tersebut terserang
penyakit hawar daun. Penyakit hawar daun disebabkan oleh bakteri
Xanthomonas spp. Nama lain dari penyakit ini yang populer di kalangan petani
Indonesia adalah penyakit kresek. Klasifikasi Xanthomonas campetris pv.
Oryzae Dye adalah sebagai berikut :
Filum : Prokaryota
Kelas : Scizomycetes
Ordo : Pseudomonadales
Famili : Pseudomonadaceae
Genus : Xanthomonas
Spesies : Xanthomonas campetris pv. Oryzae
Bakteri Xanthomonas campetris pv. Oryzae berbentuk batang
pendek, di ujungnya mempunyai satu flagel dan berfungsi sebagai alat gerak.
Bakteri ini berukuran 6-8 mm, bersifat aerob, gram negative dan tidak
membentuk spora. Di atas media PDA bekteri ini membentuk koloni bulat
cembung yang berwarna kuning keputihan sampai kuning kecoklatan dan
mempunyai yang licin. Serangan penyakit hawar daun bakteri ini menyerang
tanaman padi mulai dari persemaian sampai tanaman padi menjelang panen.
Infeksi dimulai dari bagian daun melalui luka seperti bekas potongan bibit padi
atau lubang alami daun seperti stomata (lubang daun) dan merusak klorofil
daun, sehingga kemampuan daun untuk melakukan fotosintesis menjadi
menurun dan pertumbuhan terhambat.
Penyakit hawar daun bakteri (HDB) ini biasanya menyerang
tanaman padi pada saat musim hujan. Kondisi pertanaman dengan kelembaban
yang tinggi dan pemupukan yang tinggi dan pemupukan yang tidak berimbang
dengan dosis nitrogen yang tinggi. Pengendalian penyakit HDB dilakukan
secara terpadu dengan menggunakan teknik budidaya. Beberapa teknik
budidaya yang disarankan antara lain dengan perlakuan bibit dan pergiliran
varietas, menanam dengan jarak yang tidak terlalau rapat, irigasi / pengairan
secara berselang (intermeten), pemupukan sesuai kebutuhan tanaman dan
menanam varietas tahan.
Serangan hawar daun pada komoditas padi di desa Langentirto,
berada dalam batas kewajaran karena serangan terdapat pada beberapa tanaman
saja dan masih dalam batas toleran. Namun, bila hal ini dibiarkan saja terus
menerus tanpa ada tindakan pengendalian yang tepat, maka kemungkinan
serangan akan semakin meluas dalam waktu singkat.
Jagung
Para petani jagung sering dibuat gelisah oleh adanya serangan
penyakit bulai pada tanamannya. Beberapa cara pengendalian telah dilakukan
namun sepertinya tidak membuahkan hasil yang maksimal. Gejala penyakit
bulai di tanaman jagung diantaranya :
1. Ada bercak berwarna klorotik memanjang searah tulang daun dengan
batas yang jelas.
2. Adanya tepung berwarna putih pada bercak tersebut (terlihat lebih jelas
pada pagi hari).
3. Daun yang terkena bercak menjadi sempit dan kaku.
4. Tanaman menjadi terhambat pertumbuhannya bahkan bisa tak
bertongkol.
5. Tanaman muda yang terserang biasanya akan mati (umur tanaman di
bawah 1 bulan).
6. Kadang-kadang terbentuk anakan yang banyak, dau n menggulung dan
terpuntir.
Penyakit bulai pada tanaman jagung bisa disebabkan oleh beberapa
jamur diantaranya Peronosclerospora maydis, P. philippinensis, P. miscanthi,
P. heteropogoni, P. scleophthora macrospora, dan Sclerospora graminicola.
Penularan jamur dapat melalui udara atau melalui benih. Serangan yang
terdapat pada komoditas berada dalam batas kewajaran karena serangan
terdapat pada beberapa tanaman saja dan masih dalam batas toleran. Namun,
bila hal ini dibiarkan saja terus menerus tanpa ada tindakan pengendalian yang
tepat, maka kemungkinan serangan akan semakin meluas dalam waktu singkat.
Jika keadaan lingkungan memungkinkan untuk perkembangan
penyakit, maka kerugian akan lebih besar lagi sehingga dapat menggagalkan
panen. Banyaknya kerugian karena penyakit ini disebabkan antara lain, karena
kemungkinan penggunaan benih yang kurang baik, pemeliharaan tanaman
yang tidak memadai, cara penyimpanan dan pengangkutan yang kurang
sempurna, serta kurangnya usaha penanggulangan penyakit.
Akibat dari kerugian penyakit tumbuhan tersebut tidak saja
mempengaruhi bidang ekonomi, tapi jika menyangkut kepentingan masyarakat
luas akan mengakibatkan ketenteraman hidupnya terganggu. Dengan demikian
perlu selalu diperhatikan terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dibidang
produksi pertanian termasuk gangguan yang disebabkan oleh penyakit
tumbuhan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Patogen adalah agen biologis yang menyebabkan penyakit pada
inangnya.
2. Tumbuhan parasit adalah tumbuhan yang untuk kelangsungan hidupnya
menggantungkan sebagian atau seluruh sumber energinya pada
tumbuhan lain (disebut tumbuhan inang) dan mengakibatnya inangnya
mengalami kekurangan energi.
3. Penyakit hawar daun disebabkan oleh bakteri Xanthomonas spp.
4. Penyakit bulai pada tanaman jagung bisa disebabkan oleh beberapa
jamur diantaranya Peronosclerospora maydis, P. philippinensis, P.
miscanthi, P. heteropogoni, P. scleophthora macrospora, dan
Sclerospora graminicola.
B. Saran
1. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam pengamatan gejala dan serangan
pathogen pada tanaman pangan.
DAFTAR PUSTAKA
Agrios, J. 1997. Plant Pathology. 4th ed. Academic Press. San Diego & Londonsi
kimia tersebut n.
Dangl, J. & E, Holub. 1997. La Dolce Vita. A molecular feast in plant – pathogen
interactions. Cell 91 : 17-24.
Hardjowigeno, S., 2003. Ilmu Tanah, Jakarta, CV. Akademika
Pressindo.
Mendgen, K. & H. Desing. 1993. Infection Structure of Fungal Plant
Pathogen – a Cytologycal and Physiologycal Evaluation. New
Phytol. 124 : 193-213.
LAMPIRAN